Light Novel SAO Bahasa Indonesia
Volume 011 - Alicization Running
Bab 5: Segel Dalam Mata Kanan (Bulan Ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)
Bagian 1
«Underworld».
Itu
adalah nama dari dunia ini. Itu bukanlah Pengucapan Umum, tapi
Pengucapan Suci, jadi banyak mahluk hidup yang tinggal tanpa mengetahui
asal nama itu.
«Dunia manusia» mengacu pada lingkaran yang
sempurna dengan diameter satu dan seluas setengah dari seribu kilolu
tepat di tengah Underworld.
Dan itu dikelilingi oleh «Puncak Barisan Pegunungan» dan lebih dari
itu, ada sebuah daerah dimana yang bukan manusia tinggal seperti goblins
dan orcs, «Dark Territory», jangan menjangkaunya— adalah suatu hal yang
umum, tapi sebenarnya tidak ada manusia yang dapat melihatnya dengan
mata mereka sendiri.
Dunia Manusia dibagi menjadi empat kerajaan
dan satu yang memerintah di utara adalah «Kerajaan Norlangarth Utara»,
dengan tanah yang subur, hutan yang dalam dan banyak danau. Di ujung
selatan kerajaan itu dan berbentuk seperti kipas, di bagian ujungnya.
ada ibu kota kerajaan, «Centoria Utara». Kerajaan lainnya memiliki
struktur yang sama, jadi empat ibu kota kerajaan bersatu menjadi satu
bagian, sebuah lingkaran kecil di Dunia Manusia, banyak orang
menyebutnya «Centoria Pusat».
Sekali lagi, di pusat Centoria ada
sebuah menara suci yang disebut «Pusat Dunia Gereja Axiom» yang
memegang kekuasaan empat kerajaan, memerintah dunia manusia dengan hukum
yang pasti yakni, «Taboo Index», dan kekuatan militer yang pasti yang
disebut, «Integrity Knights». Struktur dari sebuah kemegahan hampir
mencapai Solus di langit yang dapat dikatakan sebagai pusat dari Dunia
Manusia, di setiap perkataan. Dengan kata lain, itu mungkin bisa disebut
sebagai pusat dari Underworld.
Itu adalah tentang dunia ini, yang dimengerti oleh Eugeo.
Sudah
dua tahun sejak dia memulai petualangannya menuju selatan bersama
patnernya Kirito, dari desa kecil Rulid di ujung utara kerajaan utara
hingga musim semi tahun ini.
Dan mereka diberi pengangkatan
menjadi penjaga regu di kota terbesar di bagian utara, lalu melanjutkan
ke pusat kerajaan dengan surat rekomendasi yang ditulis oleh komandan
mereka di musim semi tahun lalu. Melalui ujian masuk untuk semua
swordsman terkemuka di institut pelatihan kerajaan, «Akademi Master
Pedang Centoria Utara», dan dengan rajin melatih diri mereka sendiri dan
selama satu tahun mengabdi menjadi novice trainees, mereka bahkan masuk
dalam rangking dua belas besar ujian promosi di akhir tahun.
Kedua
belas dari mereka tidak diberi pengangkatan sebagai advanced trainees,
tapi sebagai siswa teladan yang disebut «elite swordsmen-in-training».
Mereka disediakan asrama dengan arena pelatihan yang sangat luas hanya
untuk digunakan oleh mereka dan boleh digunakan sebanyak apapun tanpa
terikat oleh peraturan akademi, menghabiskan satu tahun untuk latihan
agar berpartisipasi di «Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang», adalah tujuan
utama oleh semua siswa akademi.
Mendengar berbagai macam
pelajaran dan petunjuk ilmu pedang, dengan latihan sendiri setelahnya
yang sangat susah, tapi hari itu seperti mimpi bagi Eugeo. Jika dia
tidak bertemu dengan pemuda asing bernama Kirito dua tahun lalu, dia
mungkin hidup dengan setiap hari mengayun kapak untuk memotong kayu dari
pagi sampai malam, melanjutkan «sacred task» sampai mundur karena usia
tua. Dia dapat melanjutkan untuk tujuannya, bersosialisasi dengan
bangsawan muda di pusat kerajaan, belajar ilmu pedang dan sacred arts,
meskipun hanya memiliki waktu yang sedikit.
Tidak seperti murid
lainnya, tujuan Eugeo bukanlah menjadi juara di «Turnamen Persatuan
Empat Kerajaan» dan diangkat sebagai Integrity Knight yang terhormat.
Tapi
menjadi knight dan melewati pintu Katedral Pusat Gereja Axiom dimana
bahkan bangsawan kelas satu tidak bisa melewatinya, dan itu untuk dapat
bertemu lagi dengan, Alice Schuberg, seorang gadis yang menjadi teman
masa kecilnya yang telah dibawa menuju Katedral pada saat itu.
Dia
pernah sekali untuk menyerah, orang yang menunjukkan untuk mengejar
tujuannya sejauh apapun adalah patnernya, Kirito. Mereka dapat melalui
berbagai rintangan yang menghadang mereka dengan kombinasi kekuatan
mereka selama dua tahun. Dengan Eugeo mengajarkan berbagai aturan pada
Kirito yang telah kehilangan ingatannya, dimulai dari Hukum Dasar
Kerajaan, dan Kirito mengajarkan Eugeo tentang ilmu pedangnya yang unik,
«Aincrad-style», mereka bertahan sampai hari ini dengan sikap yang
santai, seperti mereka adalah saudara... bukan, saudara kembar.
Sampai
sekarang, sebagai elite swordsmen-in-training, Eugeo dan Kirito masih
tinggal di kamar yang sama tepat di asrama. Katanya, mereka hanya
berbagi kamar dengan kasur yang terpisah. Eugeo masih memiliki perasaan
bersalah karena meninggalkan kasur empuk yang dia tinggalkan di rumahnya
di Rulid yang bahkan tidak dapat menahan lilin, sebuah pemandian mewah
dimana dia dapat menggunakan air panas sebanyak dia mau dan makanan
berlimpah yang disediakan di ruang makan yang dapat dipesan sesuai
keinginan mereka, tapi sepertinya Kirito dapat terbiasa dengan cepat.
Tapi yang menjadi masalah yang harus dihadapi Eugeo adalah.
Yaitu
keistimewaan yang diberikan kepada dua belas orang elite
swordsmen-in-training akademi tidak hanya asrama yang eksklusif.
Seorang, sebagai contoh novice trainee akan menjaga mereka sebagai
«valet» mereka. Eugeo yang pernah menjadi seperti ini, dan membantu
senior swordsman di tahun sebelumnya, dan itu bukan masalah… atau
mungkin, dia pikir itu sangat menyenangkan, tapi itu menjadi cerita lain
bila keadaan itu diputar.
Untuk trainee yang menjadi valetnya
tahun ini adalah Tizei Shtolienen, lahir sebagai bangsawan kelas enam,
dia seperti gadis pada umumnya yang baru memasuki umur enam belas tahun.
Untuk Kirito orang yang menjadi valetnya adalah Ronie Arabel, gadis
yang berumur enam belas tahun yang juga lahir sebagai bangsawan kelas
enam, mereka membuat keadaan mereka yang sukar karena berasal dari desa.
Dia bahkan tidak memiliki keluhan terhadap Tizei. Gadis yang
memiliki rambut merah seperti api dan matanya memiliki warna yang sama
yang jarang ada di utara, yang bersemangat, antusias dan rajin serta
membuat banyak kejadian dimana gurunya yakni Eugeo, justru berakhir
mempelajari sesuatu darinya. Tetapi—menjadi orang yang ditunggu oleh
seseorang yang lebih muda tiga tahun, yang tak perlu dibilang berasal
dari kelas bangsawan dan juga perempuan, tidak seperti situasi yang dia
biasa hadapi di waktu itu. Setiap hari dihabiskan dengan pemikiran "Aku
akan mengatasi hal itu, jadi jangan khawatir" dan Tizei menjawab "Tidak,
ini seharusnya dikerjakan oleh valet!"
Situasi Kirito
sepertinya hampir sama, sehingga dia membuat kebiasaan untuk segera
menghilang ketika Ronie datang untuk merapikan kamar, itu terjadi selama
satu bulan—tetapi.
Hari ini— tanggal 17 bulan 5 Kalender Dunia
Manusia 380, Kirito akhirnya kembali tanpa alasan tertentu tepat saat
Tizei dan Ronie selesai membersihkan kamar mereka, memegang sebuah tas
besar yang ada di tangannya. Di dalamnya ada pie madu dari sebuah
restoran di Jalan Selatan ketiga dan di Distrik keenam di Centoria
Utara, «The Deer Leap», yang sangat terkenal bagi mereka, dan Kirito
mengambil dua untuk Eugeo dan dirinya sendiri sebelum menyerahkan
sisanya ke Ronie dan Tizie sambil berkata "Pergilah dan bagikan ini
untuk teman-temanmu yang ada di kamarmu".
Novice trainees tidak
pernah keluar kecuali saat istirahat, dan tentu saja mereka tidak dapat
membeli makanan di luar. Kedua gadis itu tentu saja langsung senang
karena diberi makanan, membuat Eugeo melihat mereka berlari ke asrama
novice trainees untuk pertama kalinya.
Membuat hubungan dengan
valet trainees dan memberikan mereka saran umum untuk meningkatkan
kemampuan ilmu pedang mereka juga bagian dari tugas
swordsmen-in-training, jadi pie madu itu juga bagian dari tugas
Kirito—tapi mesti begitu, pikiran Eugeo sedang memandang patner berambut
hitamnya yang ada disampingnya, juga sedang memakan pie itu dengan
ekspresi tenang sebelum berbicara.
"Baiklah sekarang, Eugeo-kun, bagaimana kalau kita melakukan latihan ringan sebelum makan malam?"
"Aku
sama sekali tidak keberatan tentang hal itu. Tapi besok adalah ujian
sacred arts tingkat lanjut. Dan meskipun kau tidak pelu memikirkan
tentang ujian tertulis, ada sebuah ujian praktik «Elemen es» yang kau
tidak kuasai."
"Ugh......"
Tangan Kirito, pada saat
hendak memegang pedang kayu yang digunakan untuk latihan, langsung
terdiam setelah mengatakan hal itu. Sepertinya dia masih bimbang
perkataannya, ingin melanjutkannya, tapi dengan cepat Kirito menurunkan
tangannya sambil menghela nafas, sebelum bersuara dengan nada yang
dalam.
"Huuh, kenapa aku harus belajar untuk ujian setelah berjuang sejauh ini..."
Apa
yang dikatakan Kirito betul, dia bahkan tidak menyangka bahwa dia harus
belajar sacred arts di pusat kerajaan setelah dia mengayun kapak untuk
memotong kayu di desa Rulid. Di betul-betul setuju tentang latihan
pedang jauh lebih menyenangkan dibanding menghapal sihir yang rumit,
tapi dengan terus gagal di ujian akademi, maka kualifikasi untuk
mendapat rekomendasi masuk turnamen akan hilang meskipun sebagus apapun
ilmu pedang mereka.
—Dan patner Eugeo yang sudah mengerti semua
meskipun tanpa dia menjelaskan itu, sambil menyisir rambutnya, dia
mengenakan jaket hitam sebagai seragam sekolahnya sebelum berbicara
dengan nada rendah.
"Eugeo-kun. Aku akan berusaha belajar dengan
segenap kemampuanku dari malam hingga lampu dimatikan, jadi bisakah kau
membantuku untuk mengambil makananku di ruang makan?"
"Baiklah. ...Kau seharusnya mengatakan itu dengan suara normal."
"Aku tidak bisa apa-apa selain setuju tentang masalah ini. Tetapi, ada beberapa orang yang dapat melakukan itu, kau tahu..."
Setelah
berkata seperti suatu filosofi, Kirito segera keluar dari ruang tamu
dan menghilang menuju kamarnya melalui pintu utara.
Tidak
seperti asrama novice trainee yang mereka pernah tinggali satu tahun dan
satu bulan yang lalu, asrama elite swordsmen-in-training berbentuk
lingkaran sempurna. Itu adalah bangunan tingkat tiga dengan atrium di
tengah, sebuah koridor yang membentuk cincin yang mengelilingi bagian
luar, dan ruangan dimana dua belas orang swordsmen-in-training tinggal
yang berjejer dari ujung selatan.
Lantai pertama terdiri dari
ruang makan dan pemandian, sementara lantai dua dan tiga hanya memiliki
enam kamar di setiap lantainya untuk muridnya. Itu tergabung dengan
ruang tamu di setiap antara dua kamar dan kamar Eugeo dan Kirito tepat
di lantai tiga.
Ruangan itu sudah diatur sesuai dengan nomor
rangking di ujian sekolah tahun pertama, dengan ruangan pertama yakni
301, dan disebelah baratnya di lantai tiga ada ruangan ketiga yakni
302... dan itu berlanjut seperti itu, untuk murid yang kedua belas
berada di kamar 206, di lantai dua. Untuk Eugeo yakni kamar 305 dan
Kirito kamar 306, itu berarti Eugeo rangking 5 dari 120 novice trainees,
sementara Kirito rangking 6 dengan nilainya.
Keduanya sukses
untuk mendapat ruangan yang tersambung dengan kemampuan, tapi
setengahnya sepertinya cukup beruntung. Tentu saja, mereka bermaksud
dari awal untuk mendapat rangking 1 dan 2 untuk mereka— tapi mereka
tidak punya pilihan lain untuk melanjutkan, meskipun mereka berusaha
sekuat apapun—Kirito mendapat rangking 4 dengan pertandingan resmi
dengan instruktur, ketika Eugeo hanya mendapat rangking 5, yang membuat
mereka berakhir dengan mendapat kamar terpisah, tapi Kirito kehilangan
nilai di perfoma style dan ujian sacred arts, membuatnya mendapat
rangking 6.
Hasilnya, tujuan untuk mendapat kamar yang terhubung telah tercapai, tapi mengkhawatirkan pelajaran lain akan tertinggal.
Setelah
itu, dalam waktu satu tahun...tidak, hanya tersisa sepuluh bulan
sebelum upacara kelulusan mereka harus mendapat rangking 1 dan 2, supaya
dapat berpartisipasi dalam Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang. Kirito
memiliki rangking 7 dan Eugeo rangking 8, ketika mereka masuk, jadi
mereka meningkat, tapi memikirkan empat orang lagi yang harus dilewati,
itu membuat mereka tidak dapat berpikir optimis.
Tapi ditempat
lain, Kirito masih tenang, terlihat seolah menjadi elite
swordsman-in-training baginya seperti sudah menang, Itu tidak terlihat
alasan seperti percaya diri, apa yang dapat menentukan rangking untuk
swordsmen-in-training bukan melalui ujian yang memiliki nilai, melainkan
«pertandingan resmi» yang diadakan empat kali dalam satu tahun.
Pertandingan ini tidak menghadapi instruktur namun justru melawan murid,
jadi kriteria seperti itu dan tidak diperhatikan, membuat kemenangan
dengan mengalahkan lawan.
Dan semua aspek yang tidak normal itu
yang berasal dari patnernya yang membuat dirinya menang di pertandingan
pertama, ketika mereka masih novice trainees dua bulan lalu, melawan
pemimpin elite swordsman-in-training pada saat itu. Sebenarnya, itu
ditetapkan seri oleh juri, tapi tanpa diragukan lagi itu adalah
kemenangan Kirito. Tidak perlu dibilang bahwa lawannya adalah instruktur
dari Imperial Knight Order selama beberapa generasi, dan pengguna
Mighty Sword yang tidak dapat dipercaya.
Dia yang mengajarkan
ilmu pedang Aincrad-style yang hanya diketahui oleh Kirito selama dua
tahun sampai sekarang, membuat Eugeo tidak percaya pada kemampuanya
dalam ilmu pedang. Tetapi, akan jadi lain ceritanya jika kau bertanya
padanya jika dia dianggap sebangai patnernya. Hingga sekarang sebelum
ujian tertulis, dia tidak ada niat untuk melewatkan latihan hariannya.
Dia
biasanya latihan dengan patnernya di ruangannya untuk mengasah
kemampuannya selama setiap malam, jadi Eugeo tidak tertarik dengan
apapun di ruangan itu, selain pedang kayunya.
Di sisi lain
koridor dalam membentuk suatu lingkaran besar dengan atrium yang meluas
dari lantai satu sampai lantai tiga, dengan matahari terbenanam yang
indah yang dapat dilihat dari ruangan itu. Tidak ada bangunan yang
seindah ini di kota Zakkaria, membiarkan desa Rulid dimana dia berasal.
Bahkan tiang kayunya dipoles, kayu berkualitas tinggi dan seni yang
tidak bisa diukur yang terukir di tiang itu, dengan sejarah kerajaannya
yang terukir.
—Tidak peduli bagaimana aku memberitahu mereka
bahwa aku tinggal di bangunan mewah, bahkan memiliki seseorang yang
terus membantuku, bahkan teman-temanku tidak akan percaya padaku, huh.
Eugeo berpikir seperti itu saat dia berjalan di koridor panjang.
Kami
mungkin elite swordsmen-in-training, tapi level kemewahan ini sudah
jauh dari pemikiran seorang siswa. Jika aku adalah swordsman
berpengalaman, dan memberikan hasil bagus di Turnamen Persatuan— atau
lebih dari itu, satu dari Integrity Knights di Gereja Axiom, yang
memiliki kuasa penuh yang bahkan melebihi empat raja, jadi cukup
bayangkan saja kehidupan mewah yang harus aku jalani?
"...Ooh, tidak bagus."
Eugeo mengetuk kepalanya sendiri dengan pedang kayunya yang dia taruh dibahunya.
Setahun
telah berlalu sejak dia mendaftar dan mungkin dia telah terbiasa dengan
hidup di akademi, ada sebuah waktu dimana dia hampir kehilangan
perasaan itu ketika dia mulai berpetualang meninggalkan desanya. Dia
disini bukan untuk mendapat reputasi dan kehormatan sebagai swordsman.
"...Alice..."
Saat dia menasihati dirinya sendiri, dia mengatakan nama orang yang sangat penting baginya.
Tinggal
disini, memenangkan pertandingan resmi, dan bahkan dia ingin menjadi
Integrity Knight, tidak ada yang tahu hasil akhirnya, tapi dengan proses
itu. Untuk mengambil kembali teman masa kecilnya yang berambut pirang,
yang seharusnya masih ada di Katedral Gereja Axiom Pusat—
Setelah
turun ke lantai satu melalui tangga yang dibangun di bagian utara
bangunan tersebut, Eugeo segera menuju arena pelatihan disamping asrama
tersebut. Ini juga, hanya boleh digunakan untuk elite
swordsmen-in-training. Dia mengayun pedang kayunya di tempat besar itu,
di tempat pelatihan itu ada sebuah tempat terbuka dimana dia
menggunakannya ketika dia masih menjadi novice trainee, tapi sekarang
dia bisa latihan di arena pelatihan yang terang dan luas, selama yang
dia mau.
Membuka pintu di tempat masuk, aroma yang menyegarkan
dari lantai yang diperbarui setiap tahun menyambut Eugeo. Sementara
berdiri, dia mengambil nafas sebelum dia berhenti bernafas. Dia dapat
merasakan pusing, bercampur dengan sensasi yang tercampur di udara.
Ketika
dia keluar dari ruangan kecil yang digunakan untuk berganti pakaian,
menuju ke arena, perasaan pusing itu menjadi kenyataan.
Dua
orang murid yang tepat ada di tengah arena pelatihan yang memiliki
lantai kayu itu menyadari keberadaan Eugeo dan mengarahkan pandangannya
dengan pandangan marah. Mungkin mereka masih dalam latihan style, salah
satu dari mereka masih memegang pedang kayu, sementara yang lain masih
dalam posisi siaga, tapi keduanya langsung menurunkan kedua tangannya
dengan lambat.
Kau tidak perlu curiga, aku tidak akan mencuri
tehnikmu, memiliki pemikiran yang seperti itu dipikirannya, Eugeo dengan
cepat mengerti dan segerea menuju ujung arena. Dia berpikir mereka akan
menghiraukannya, tapi karena suatu alasan, salah satunya datang dengan
cepat dan segera membuka mulut mereka untuk berbicara.
"Oh, Swordsman-in-training Eugeo...apa kau sendirian malam ini?"
Orang
yang memanggilnya adalah orang yang memegang pedang, dia mengenakan
seragam warna merah yang menutupi badannya dan tubuh yang tinggi dengan
rambut panjang dan bergelombang yang terlihat turun. Sebuah senyuman
muncul di wajahnya tanpa paksaan, tapi perkataannya terhenti setelah
kata «Eugeo» yang memang tidak mempunyai nama keluarga karena lahir di
keluarga petani.
Menjawab pertanyaan dengan gangguan itu hanya
akan mengurangi waktunya untuk berlatih, jadi Eugeo membalas salam
dengan ekspresi yang dibuat-buat.
"Selamat sore, Swordsman-in-training Antinous. Ya, sebetulnya, teman sekamarku masih..."
Tetapi, kata-kata itu langsung dipotong oleh siswa yang lain dengan suara yang keras.
"Berani sekali! Ketika memanggil Raios-dono dengan nama, pastikan gunakan juga kata «Head Swordsman-in-training»!"
Mengalihkan
pandangan kepada orang yang memakai seragam kuning dengan rambut
abu-abunya yang memakai minyak, dia hanya sedikit mengeluh meskipun dia
sudah tahu.
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya, Swordsman-in-training Zizek."
Pada saat itu, orang itu kehilangan kendalinya dan berteriak setelah mengambil langkah.
"Dan
kau masih mengulang perkataan itu! Ketika memanggilku, kau juga harus
menggunakan «second-ranked»! Atau kau tidak memiliki hormat terhadap
sejarah dan tradisi akademi ilmu pedang yang terhormat..."
"Ayolah, tidak perlu bersikap formal, Humbert."
Bahunya yang ditepuk dari belakang, membuat dia diam dan kembali.
Mengindikasi
dari kata-kata tadi, orang yang berambut abu-abu ini Humbert Zizek yang
mendapat rangking dua di antara dua belas orang swordsman-in-training
di asrama ini. Dan orang yang berambut pirang itu, Raios Antinous, yang
menjadi head elite swordsman-in-training, dan memiliki rangking satu.
Dengan kata lain, bulan lalu, Raios mengambil posisi pemimpin dari
pemimpin sebelumnya yang pernah bertanding dengan Kirito, Uolo
Levanteinn.
Memikirkan tentang Uolo yang memiliki kepribadian
militer seperti Raios, seorang yang tidak dapat dikatakan sebagai contoh
pemimpin dari keluarga terpandang yang tinggi juga dengan
kesombongannya, ilmu pedang mereka cenderung sama. Mungkin itu normal,
mempertimbangkan mereka menggunakan, «High Norkia Style», meskipun itu
tidak menyenangkan untuk diketahui berpengalaman, jika berbicara tentang
dia secara positif, atau lebih tepat, secara negatif, Raios dilatih
dengan ilmu pedang Mighty Sword untuk mengalahkan dalam satu serangan,
seperti Uolo.
Kirito memberitahu di diskusi sebelumnya tentang
masalah itu. Setengah dari itu mungkin dibalik pedang itu siswa yang
lahir di keluarga bangsawan kelas atas pasti memiliki harga diri yang
tinggi yang mereka tanamkan sejak kecil. Raios dengan kemampuan
pedangnya serta latihannya mungkin tidak dapat mencapai Uolo, namun
harga dirinya justru lebih tinggi. Meskipun beban yang ada di pedang
Raios justru lebih besar.
—Tetapi, apa yang disebut dengan harga
diri, mungkin bisa dibilang tingkatan? Jika mereka mempunyai harga diri
yang tinggi, kenapa mereka hanya memperlihatkan sesuatu yang hanya
sedikit menggangu?
Ketika Eugeo bertanya seperti itu, Kirito sedikit tidak yakin menjawab setelah terdiam beberapa saat.
—Harga
diri adalah suatu beban yang berkelanjutan untuk diri sendiri. Tapi
harga diri tidak terbatas itu saja. Raios dan lainnya pasti memiliki
harga diri yang tinggi yang membandingkan dengan yang lain. Karena itu,
mereka menunjukkan pada kita yang tidak terlahir sebagai bangsawan atau
bahkan tidak lahir di ibu kota. Atau jika memikirkan terbalik, mereka
akan menunjukkan harga diri mereka tanpa melakukan itu.
Kata-kata
dari Kirito mungkin terlalu rumit bagi Eugeo, tapi dia mengerti sesuatu
jika dia menyinggung harga diri Raios and Humbert dengan bersikap tidak
sopan, maka kekuatan pedang mereka semakin kuat.
Pemikirannya
itu juga datang bersama dengan jawabannya tentang provokasi dan
kesombongan di pikirannya, tapi tidak seperti patnernya, Eugeo selalu
memikirkan dimana batas dari kekerasan yang terbentang di peraturan
akademi, meskipun terjadi di pertarungan resmi dari awal.
Lalu,
meskipun Eugeo sedikit menyesal dengan kehidupannya sebelumnya, dia
masih memiliki keberanian untuk menunjukkan rasa terima kasihnya sebelum
dia menuju ujung tempat latihan itu sekali lagi.
Ketika
melangkah melewati lantai yang terbuat dari kayu yang baru saja dibuat
dengan memotong pohon yang ada di hutan dekat ibu kota dengan banyak
nyawa yang tersisa, perasaan aneh itu dengan cepat menghilang. Di ibu
kota dimana bangunannya rata-rata terbuar dari batu, sebuah tempat untuk
menikmati aroma dari kayu sangatlah menyenangkan.
—Raios dan Humbert mungkin mempelajari ilmu pedang dari private tutor
sejak muda, tapi meski aku mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar
sebanyak 2000 kali setiap hari selama tujuh tahun di hutan Rulid.
Mungkin aku tidak memiliki harga diri yang cukup tinggi, tapi aku pasti
memiliki harga diri. ... Hmm, meskipun aku tidak mengayun pedang
melainkan kapak.
Dengan pemikiran seperti itu, dia berhenti di
depan sebuah tiang bermaksud untuk latihan sendiri, berdiri di samping
dinding di sebelah barat.Tempat pengganti ini cukup bagus juga, pada
saat yang sama di lantai, dengan tidak ada lekukan pada permukaan lantai
itu.
Memegang pedang kayu yang terbuat dari oak dengan kedua
tangannya, dia segera menggunakan posisi dasar pertarungan dan mengatur
nafasnya.
"Tsh!"
Dia mengayun pedang kayu itu dari atas
kepala dengan sedikit menghela nafas. Efek berat dari ayunan yang
mengenai tiang itu dengan diameter 30cm sedikit bergetar menandakan itu
mengenai tempat yang benar.
Merasakan perasaan yang tidak nyaman
dari tangannya, dia mengambil langkah mundur dan kali ini mengayun dari
sisi kiri. Lalu, di sisi kanan, dan kiri lagi. Setelah mengayun
sebanyak sepuluh kali, semuanya menghilang dari pikirannya kecuali tubuh
dan pedangnya, juga tiang yang diserang itu.
Latihan yang
dilakukan oleh Eugeo setiap malam hari adalah melakukan ayunan dari kiri
maupun kanan selama empat ratus kali. Dia tidak memiliki pemikiran
tentang stylenya pada saat latihan, seperti yang tadi dilakukan oleh
Raios dan temannya. Orang yang menjadi patnernya, dan pengajarnya dulu,
Kirito berkata tidak perlu memerlukannya.
—Di dunia ini, apa yang penting adalah menaruh sesuatu di pedangmu.
Ketika dia mengajar Eugeo tentang ilmu pedang, dia berkata seperti itu.
—
«Secret moves » dari Norkia-style, Valtio-style, Aincrad-style kita
sangat kuat. Setelahnya, kau hanya perlu untuk mengerti bagaimana cara
untuk mengaktifkan metode dan pedang itu akan mengikutinya. Tetapi
masalahnya terbentang sebelum itu. Jumlah pertandingan yang dimana
secret moves akan menahan secret moves, seperti ketika aku melawan Uolo,
mungkin seperti itu. Jika seperti itu, maka yang akan menentukan
sisanya adalah beban dari pedang itu.
Beban.
Meskipun Eugeo mengerti maksudnya tetapi kata itu tidak menggambarkan beban dari pedang itu.
Kirito
yang pernah melawan, Uolo Levanteinn, yang menaruh harga diri dan
tanggung jawab yang berat karena lahir sebagai bangsawan yang memimpin
ilmu pedang Knight Order pada pedangnya. Senior Eugeo yang pernah
membuat dia menjadi valetnya yakni, Gorgolosso Baltoh, menggunakan
kepercayaan diri dari tubuh yang dia latih. Siswa yang membimbing
Kirito, yakni Solterina Serlut, menaruh pengalamannya di tehnik yang dia
pelajari. Dan yang terakhir, , Raios dan Humbert mengubah harga diri
mereka sebagai bangsawan kelas atas menjadi beban di pedang mereka.
Lalu, apa yang harus aku taruh pada pedangku?
Eugeo
bertanya seperti itu tanpa berpikir dan Kirito membalas dengan
senyuman. Kau harus menemukan itu sendiri, itu yang dia katakan. Tapi
mungkin berpikir sendiri tidak akan mendapat jawabannya, dia
melanjutkan, kau tidak akan menemukannya meskipun kau berlatih style
setiap hari.
Itu adalah alasan kenapa Eugeo selalu berlatih
menyerang setiap hari ketika memulai perjalanan di Centoria, dan bahkan
setelah mendaftar di Akademi Turnamen Pedang. Karena sebenarnya Eugeo,
bukanlah seorang bangsawan ataupun swordsman, tapi yang dia memiliki
pengalaman bertahun-tahun, semenjak dia mengayun kapak di hutan selatan
Rulid.
Tidak, sebenarnya ada satu hal.
Keinginan untuk
mengembalikan Alice yang diambil oleh Gereja Axiom. Meskipun dia
mengayun pedang kayu sekarang, teman masa kecilnya yang berambut pirang
tidak akan menghilang dari pikirannya. Dia percaya itu juga terjadi
ketika dia mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar di hutan kampung
halamannya.
Itu mungkin sudah delapan tahun berlalu, semenjak musim panas itu.
Ketika
Integrity Knight yang memperkenalkan diri sebagai Deusolbert Synthesis
Seven mengambil Alice, itu semua yang ada dalam pikirannya. Meskipun dia
memegang «Dragon Bone Axe» yang mungkin dapat memotong besi pada waktu
itu, dia tidak dapat mengangkatnya. Meskipun seseorang tepat
disampingnya...seorang anak laki-laki seumur dengannya berteriak penuh
penyesalan, Bertanya jika dia betul-betul menerima itu.
Ah
benar...siapa orang itu? Tidak ada seorang teman yang lain yang pernah
memanggil namanya di setiap waktu kecuali Alice. Meski begitu, dia masih
dapat mengingat ingatan itu jauh dalam pikirannya.
Dengan sendirinya dia menghitung jumlah serangan yang dia buat di pikirannya, Eugeo memikirkan dalam-dalam tentang ingatan itu.
"Oh, Eugeo-dono selalu berlatih secara misterius, betulkan?"
Suara
menggangu itu berasal dari belakangnya dan membuat kosentrasi Eugeo
menjadi buyar. Tekanan dari pedang itu langsung berkurang dan membuat
perasaan tidak nyaman di tangannya seperti ketika dia membuat kesalahan
besar ketika mengayun kapak di hari pertamanya.
Memikirkan
bagaimana jarak yang cukup jauh di antara Eugeo yang ada di ujung arena
pelatihan dan kelompok Raios ada di tengah arena, faktanya itu sangat
jelas untuk di dengar sebab mereka bermaksud memperbesar suara mereka
agar membuat dia mendengar. Dia seharusnya berhenti dan mendengarkan
perkataan mereka sekarang, tapi dia hanya merasa perasaan tersakiti,
bahkan sampai sekarang. Hiraukan mereka, hiraukan mereka, Eugeo mencoba
untuk meyakinkan dirinya tentang hal itu dan pada saat dia hendak
mengayun pedang—
"Apa kau tidak merasa aneh tentang arti dari
apa yang Eugeo-dono lakukan dari malam ke malam, mengayun kayu itu tanpa
style, Humbert?"
"Saya setuju, Raios-dono."
Percakapan
mereka mencapai telinganya lagi seperti yang mereka mau, dan mereka
segera pergi jauh sambil tertawa, jadi meskipun dia tidak menunjukkan
kekuatannya, dia masih memberikan jawaban di hatinya.
—Dan kau masih menyebalkan seperti biasanya, meski hanya saat Kirito tidak ada, Raios-kun.
Semenjak
bulan lalu, mereka berhenti memprovokasi Kirito dan Eugeo bila mereka
bersama-sama untuk suatu alasan. Sebagai gantinya, Eugeo selalu menerima
hinaan ketika sendirian semakin meningkat, tapi sepertinya itu bukan
karena Eugeo gampang dihina, tapi mungkin karena mereka pernah
dipermalukan oleh Kirito.
Mungkin, sesuatu telah terjadi antara
Kirito dengan mereka ketika akhir periode novice trainee mereka, tapi
patnernya hanya berkata "Cuma sedikit bertengkar" ketika dia bertanya,
dan tentu saja dia tidak dapat bertanya langsung kepada Raios. Apa yang
mungkin berhubungan adalah, adalah bagaimana Raios dan Humbert memiliki
wajah pucat ketika mereka melihat Kirito memberikan bunga potted biru
kepada Solterina-senpai setelah upacara kelulusan bulan lalu, tapi dia
sama sekali tidak mengerti dari maksud tersebut.
Bagaimanapun
juga, dia sama sekali tidak dihina oleh mereka jika dia bersama Kirito,
yang berarti dia tidak memiliki rasa cemas. Tetapi, dia tidak bisa terus
sembunyi di balik bayangan patnernya selamanya, sekarang dia harus
menjadi seorang elite swordsman-in-training.
Pertandingan resmi
tahun pertama akan dimulai satu bulan lagi, di tengah-tengah bulan
keenam. Penentuan rangking untuk terakhir kalinya akan ditentukan
sebelum upacara kelulusan, tapi kalah dengan Raios dan temannya akan
membuat masa depannya hancur. Sebuah ketetepan seperti
Swordswoman-in-training Solterina yang selalu rangking dua yang tidak
dapat menandingi , Uolo Levanteinn, adalah sesuatu yang umum—atau
seperti, Gorgolosso katakan dengan semangat, seperti dirinya yang
biasanya.
Pemimpin tahun ini, Raios, dan rangking dua, Humbert,
adalah bangsawan yang menerima latihan khusus High Norkia-style sejak
kecil, seperti Uolo. Kepribadian mereka jauh dari latar seorang
pemimpin, tapi ilmu pedang mereka mungkin diatas dari semua siswa
bangsawan. Sangat disayangkan, bahkan hanya tersisa satu bulan, dia
masih belum tahu untuk menaruh apa pada pedangnya yang dapat mengimbangi
Mighty Sword mereka.
—Tapi setidaknya, aku tidak akan kalah dalam jumlah ayunan pedang dibanding mereka.
Mengakhiri pemikiran pesimisnya dan pada saat bersamaan dia mengayun pedang ke empat ratus, Eugeo perlahan meluruskan tubuhnya.
Dia
mengambil handuk di sabuknya dan segera mengelap pedang kayu itu. Lalu,
mengelap keringat yang keluar dari dahinya ke lehernya sambil melihat
ke arah belakang. Raios dan temannya yang berlatih di tengah arena, lalu
mengulang kembali style masing-masing.
Pada saat dia berbalik
ke arah belakang dan mengambil nafas, «Bell Penunjuk Waktu» berbunyi di
Menara Auditorium Utama Akademi dan mengeluarkan melodi 6 P.M., sama
dengan bell yang menunjukkan waktu di gereja kampung halamannya. Asrama
swordsmen-in-training hanya memiliki sedikit siswa, tidak seperti asrama
trainee yang penuh dengan peraturan, jadi makan malam dapat diambil
kapan saja asal dari jam enam sampai delapan. Meskipun, sedikit latihan
lagi itu bagus, tapi dia ada janji untuk membawakan makanan untuk
patnernya yang ada di kamar yang sedang berusaha belajar untuk ujian
besok.
—Kalau dipikir lagi, Kirito tidak memberitahu tentang
makanan yang dia pesan. Jika ada menu hari ini yang ada acar yang aku
tidak suka. Aku akan memberi dia lebih banyak.
Ketika dia
menggantung handuk dan pedang kayunya di sabuknya sambil berpikir
seperti itu dan mulai berjalan menuju pintu masuk, Raios menyarungkan
pedang kayunya, dan berbicara dengan volume yang dapat dia dengar.
"Oh, sepertinya Swordsman-in-training Eugeo bermaksud menebas tiang itu, tanpa menggunakan style apapun."
Tanpa jeda, Humbert segera melanjutkan.
"Raios-dono,
dari yang pernah saya dengar, sepertinya Eugeo-dono adalah tukang kayu
dari suatu desa. Mungkin dia tidak tahu tentang menghadapi sesuatu
kecuali kayu sebagai lawannya?"
"Aku bahkan tidak tahu. Jika dia
belajar seperti itu, mungkin lebih baik jika kita memberikan arahan
selama beberapa menit, sebagai pemimpin asrama?"
"Oh, sungguh kau sangat baik, Raios-dono,kau adalah panutan dari bangsawan!"
Eugeo
hanya bisa menghela nafas sebagai gantinya mungkin itu sudah
direncanakan dan mencoba melanjutkannya dengan caranya. Tetapi, Humbert
menantangnya secara langsung, jadi dia tidak punya pilihan lain selain
menghentikan langkahnya.
"Bagaimana, Eugeo-dono. Seperti kata
Raios-dono bilang, bagaimana tentang arahannya? Kau takkan diberikan
kesempatan langka ini lagi."
Dengan masalah yang sudah sejauh
ini, dia tidak diberikan pilihan untuk menolak dan mencoba untuk
berjalan lebih juah. Menghiraukannya percakapan yang ditunjukkannya sama
saja dengan tidak sopan. Di tempat itu, kekuasaan untuk menghukum yang
dilakukan oleh elite swordsmen-in-training hanya bisa digunakan untuk
novice dan advanced trainees, jadi Humbert tidak dapat memberikan
hukuman kepada Eugeo, namun masih ada kemungkinan untuk memberikan
keluhan kepada management akademi.
Mungkin, Eugeo hanya berpikir
untuk meninggalkan tempat itu sambil berkata, "Jangan pedulikan aku"
tapi suatu ide muncul di pikirannya.
Raios dan Humbert adalah
pemimpin dan rangkin dua elite swordsmen-in-training—dengan kata lain,
mereka adalah yang terkuat dan terkuat kedua di antara semua murid di
akademi. Bahkan Kirito berkata, "Jangan bersikap lunak pada mereka"
setiap saat dan sekarang, jadi dia sama sekali tidak memiliki keinginan
untuk mundur dari keinginan kuatnya.
Tapi di saat bersamaan,
Eugeo mengetahui Raios dan temannya menggunakan «harga diri sebagai
bangsawan» yang tidak dapat dimengerti. Meningkatkan status sosial,
meremehkan siswa yang lahir di kelas bangsawan yang ada dibawah mereka
atau orang biasa, seperti mereka... akankah itu akan membuat kekuatan
pada pedang mereka? Jika di menyetujui hal itu, bukankah itu
bertentangan dengan «perasaan menghargai dan saling membantu» yang
diajarkan kepadanya oleh orangtuanya, Suster Azariya dari gereja, kepala
desa Gasupht, dan terakhir oleh, teman masa kecilnya, Alice, ketika dia
masih muda?
Sampai sekarang, ketika Eugeo sepertinya dihina,
dia tidak pernah menanggapinya bahkan yang merendahkan hingga
kepercayaan menjadi rendah—perhatian mungkin sedikit mustahil
bahkan—bagi Raios dan Humbert. Tetapi, sikap itu digunakan untuk
meningkatkan harga diri mereka, jika ini hanya digunakan untuk
meningkatkan kekuatan pedang mereka, itu mungkin akan sia-sia bagi
mereka.
Seperti tujuannya, dia sama sekali tidak tertarik untuk
memilih hidup yang sama dengan keduanya dan bangsawan lainnya...ini
adalah hal yang dia ingin tahu sebelum pertandingan resmi satu bulan
nanti. Apa yang membuat kekuatan lahir dari harga diri? Memiliki
kesempatan untuk melihat arahan mereka mungkin akan menjadi kesempatan.
Eugeo
dengan cepat memikirkan itu di pikirannya dan berkata "Sepertinya
Kirito telah memikirkan itu jauh ke depan, huh" dalam hatinya, sebelum
dia membuka mulut untuk berbicara.
"...Mungkin ini adalah kesempatan untuk mempelajari ini. Lalu bolehkah aku menerima permintaanmu dan mendapat arahanmu, ya?"
Pada
saat itu, Raios dan Humbert menaikkan alisnya. Sepertinya reaksi dari
Eugeo tidak mereka duga, tapi dengan cepat mereka membuat ekspresi
mengejek.
Pertama, Humbert membuka lebar kakinya dan memprovokasi dengan suara keras.
"Haha,
Tentu saja itu bukan masalah! Sekarang, cepatlah dan tunjukkan pada
kami kemampuanmu. Ah benar, ayo kita mulai dari dasar, coba sesuatu
seperti «Fierce Blaze Style, Bentuk Ketiga»..."
"Tidak, Second-ranked Swordsman-in-training Zizek-dono."
Perlahan mengangkat tangan kanannya, Eugeo berbicara dengan memilih kata secara hati-hati.
"Diberikan
kesempatan yang langka, Saya harap dapat mendapat pengalaman
Second-ranked Zizek-dono mengayun pedang dengan merasakan melalui tubuh
sendiri , dibandingkan dengan penjelasan."
"......Apa yang baru saja kau katakan?"
Sebuah
ejekan terlihat menghilang dari wajah Humbert. Sebagai gantinya,
ekspresi curiga karena keinginan Eugeo membuat perasaan binatang buas
yang sedang menyiksa mangsanya, yang mereka perlihatkan.
"Merasakan,
dengan tubuhmu... kau bilang? Dengan kata lain...apa kau memiliki
keinginan untuk terkena pedangku, Swordsman-in-training Eugeo?"
"Tentu
saja, Saya akan meminta kau untuk berhenti sebelum melakukannya, tapi
saya adalah orang yang meminta untuk arahan, sebenarnya. Meminta untuk
lebih untuk menjadi bagianmu akan sangat tidak sopan untukku."
"Oh sekarang, Aku mengerti . Jadi, kau menyarankan bahwa kita tidak akan mengakhirinya dengan satu serangan?"
Dengan
menyisir rambut abu-abunya dengan rapi saat mereka sedikit geram. Mata
itu, menyipit bahkan di bawah suasana normal, menyipit bahkan lebih jauh
lagi, dengan lirikan fokus yang dalam di mata mereka. Sepertinya Eugeo
memiliki cara bicara yang terlalu sopan membuat keadaan antisipasi
menjadi susah.
"Benar, ini hanya tugasku sebagai second-ranked
swordsman-in-training dan juga sebagai bangsawan kelas empat, untuk
menjawab permohonan arahanmu. Baiklah, Aku akan tunjukkan ilmu pedangku,
Eugeo-dono."
Setelah dia berkata seperti itu, dia menarik
pedang kayunya di sisinya, tepat di sabuknya, dengan gerakkan lambat.
Itu juga terbuat dari oak sama seperti pedang kayu Eugeo, tapi memiliki
corak indah yang terukir di sisi pedangnya.
Dengan Humbert yang
berbuat seperti itu, Raios berpikir untuk mengatakan sesuatu padanya,
tapi lebih baik menyimpannya dalam pikirannya, jadi dia menutup
mulutnya. Mengambil langkah pendek hingga dia sejauh tiga meter, dia
mengangguk dengan senyuman yang samar-samar ketika Humbert melihatnya.
Mendapat
pengakuan lebih dari kemampuannya, Humbert melonggarkan tangannya,
menunjuk pedangnya menuju Eugeo yang sedang berdiri dan berteriak.
"Sekarang, aku akan mulai! Ini adalah kemampuan dari High Norkia-style...belajarlah melalui tubuhmu!"
Melebarkan
kakinya ke depan dan ke belakang, dia memegang pedang di atas dan
memegang di atas bahunya. Posisi ini adalah gerakan rahasia dari
Norkia-style, «Lightning Flash Slash». Terbalik dari apa yang baru dia
katakan, dia tidak menggunakan serangan terkuat dari High Norkia-style
«Heavenly Mountain Rending Wave» yang mungkin tidak dapat Eugeo
tahan—tidak, mungkin dia tidak ingin menggunakannya.
Katanya,
Lightning Flash Slash bukanlah tehnik yang bisa dianggap remeh. Bahkan
dengan pedang kayu yang tumpul, itu dapat mengurangi Life orang lain
hingga setengah jika terkena di kepala dan menyebabkan orang itu
kehilangan kesadaran untuk sementara waktu. Tentu saja, «mengurangi Life
orang lain» adalah kekerasan yang melanggar Taboo Index, tapi jika
kedua belah pihak setuju, maka serangan maksimum dari satu serangan
diperbolehkan. Dan tentu saja tujuan Humbert bukan untuk berhenti
sebelum menyentuh, tapi memberikan serangan penuh.
Hasil dari
pengrajin yakni pedang kayu yang dimiliki second-rank
swordsman-in-training mengeluarkan cahaya biru. Kecepatan dia
mengaktifkan secret move, setelah dia mengambil posisi sesuai yang dia
mau. Tetapi, Eugeo dapat memprediksi dimana pedang itu menebas.
Sebenarnya, Lightning Flash Slash sangat identik dengan salah satu dari
tehnik ilmu pedang Aincrad-style, «Vertical».
"...Shrya!!"
Dengan teriakan keras, pedang Humbert menyerang.
Tepat
di saat itu, Eugeo menggerakkan tangan kanannya juga. Menarik pedang
kayunya dari pinggang kirinya, dia mengaktifkan secret move dengan
kosentrasi. Dia menyerang melawan pedang musuh yang menyerang di tengah
dengan tebasan bawah menuju atas.
Banyak secret moves yang
diajarkan oleh Kirito yang tidak menggunakan Pengucapan Umum, tapi
justru Pengucapan Suci, untuk suatu alasan. Sepertinya bahkan Kirito
sendiri tidak tahu kenapa. Dia memang lupa karena kehilangan ingatan
ketika dia muncul di desa Rulid sebagai seorang «Anak hilang Vector»,
tapi dalam hal itu, betul-betul beruntung bahwa dia tidak melupakan ilmu
pedangnya juga.
Slant adalah tehnik satu serangan seperti
Lightning Flash Slash, tapi memiliki kemampuan untuk menyerang dari dua
arah, dari atas kanan ke kiri bawah, atau dari kiri bawah ke kanan atas,
adalah yang terbaik. Terutama ketika sekarang, dengan posisi yang sama
saat menarik pedang dari pinggangnya, itu membuat mengurangi waktu untuk
mengaktifkannya.
Normalnya, jika musuh berduel dengan
menggunakan sebuah secret move, maka tidak aka nada waktu untuk
menerimanya, jadi dia tidak memiliki pilihan selain melompat menghindar
atau ke samping dengan segenap kekuatan untuk menghindar—meskipun itu
jika beruntung. Tapi Slant dari Eugeo mengeluarkan cahaya biru muda saat
itu terkena Lightning Flash Slash oleh Humbert di udara, menyebabkan
suara dan bunyi yang tidak dapat dipikirkan ketika kedua pedang kayu itu
saling menyerang.
"Nuoo...!"
Humbert mengeluarkan
teriakan, tapi terkejut yang dapat terlihat dari wajahnya tapi langsung
berubah menjadi kemarahan dan dia berusaha menekan pedangnya dengan
segenap kemampuannya. Cahaya biru dan biru muda yang diciptakan dari
hantaman pedang kayu itu belum menghilang. Jika salah seorang dari
mereka terdorong beberapa cm saja, secret move akan berakhir dan orang
itu terlempar. Eugeo menaruh kekuatan ke kakinya, mendorong pedang itu
dengan tangan kanan sekuat tenaga.
Dengan suara keras, pedang
Humbert terdorong 2 cm ke belakang. Cahaya biru dari Lightning Flash
Slash bergetar, menandakan skill itu akan berhenti.
—Seperti yang aku duga, aku lebih baik di kekuatan sebenarnya.
Itu
mungkin jauh dari pemikiran, tapi mendapat kesempatan untuk membuktikan
arti dari kekuatan sebenarnya bagi Eugeo. Dia tidak berharap untuk
bertanding dengan bangsawan, bahkan mencoba memperluas perhatiannya ke
sudut tangannya berada, tapi hanya dengan satu hal, kemampuan fisik yang
ditempa dengan mengayun kapak berat selama dua ribu kali setiap hari di
hutan kampong halamannya, bukanlah sesuatu yang dapat dikalahkan.
Bahkan bagi Gorgolosso, yang melatih tubuhnya menjadi sekuat besi,
memuji tubuh Eugeo dengan perkataan "kurus, tapi sangat terlatih".
Ada
beberapa siswa bangsawan yang berlatih High Norkia-style yang juga
menghina Valtio-style dari Gorgolosso, yang terlahir sebagai orang
biasa, sebagai «ilmu pedang rendahan», tapi di samping dengan perfomanya
yang sangat indah, kekuatan yang brutal sebagai senjata untuk duel. Dan
dengan Aincrad-style yang dia adaptasikan dari Kirito, dia dapat
mengubah situasi dengan satu tebasan pedang.
—Bahkan jika dia
belum menemukan «sesuatu untuk ditaruh di pedangnya», dengan tehnik dan
kekuatan yang diasah oleh kedua orang itu, dia tidak akan kalah meskipun
melawan bangsawan setinggi apapun kelasnya!
Meyakinkan hal itu di hatinya, Eugeo menaruh seluruh kekuatannya di pedangnya.
Tetapi,
itu terjadi. Wajah Humbert, yang terlihat melalui celah dari pedang
itu, menjadi sangat mengerikan yang dapat dideskripsikan sebagai orang
kejam.
"Jangan... merasa sudah menang!"
Mata dan alisnya
terangkat dari posisi sipit dan lebih jauh lagi, sebuah erangan keluar
dari antara giginya. Di saat yang sama, cahaya biru yang hampir
menghilang kembali, bercampur dengan bayangan hitam.
Creak. Kali
ini pedang kayu Eugeo terdorong karena tekanan. Tekanan dari tangan
kanannya membuat rasa sakit yang menjalar melalui pinggang dan bahunya.
Dua cm itu telah terdorong kembali dengan cepat dan getaran dari kedua
pedang kayu itu kembali dari yang mereka mulai.
—Kekuatan apa ini!?
Baru
saja itu terhenti, Eugeo membuka lebar matnya. Humbert yang tidak
terlalu berkeringat dan menghabiskan banyak waktu untuk melatih style,
bahkan ketika dia ada di arena pelatihan, tidak mungkin memiliki
kekuatan seperti ini. Jika ini bukan kekuatan fisik ... apa ini«harga
diri yang sebagai sumber kekuatan» yang Kirito pernah bilang? Memuji
dirinya sendiri dan merendahkan orang lain, memberikan kekuatan pada
pedangnya dengan sifat seperti itu, dibanding dengan harga diri Eugeo,
cukup untuk melebihi hasil latihannya setiap hari?
Aku tidak dapat percaya. Aku betul-betul tidak percaya bahwa Dewi Pencipta Stacia yang dapat memaafkan cara hidup seperti itu.
Pada
saat dimana dia ingin menolak kejadian yang terjadi di depan matanya,
Humbert menyibak rambutnya dengan ekspresi kejam dan berkata.
"Kau pikir dapat mengalahkan pedangku dengan serangan diam-diam yang pengecut?"
"Pe... ngecut...?
"Betul.
Apa yang dapat kau katakan dengan mencoba menebas tanpa mengeluarkan
sesuatu seperti skill tanpa style atau apapun itu, tapi pengecut?"
"Ka... Kau salah! Ini kemampuan sekolahku...ini yang disebut «Aincrad-style» itu!"
Eugeo
dengan cepat berkata seperti itu. Jika High Norkia-style adalah sekolah
dimana difokuskan di kekuatan dan membuat tehnik, Aincrad-style adalah
sekolah yang memfokuskan pada dasar untuk membuat tebasan dibandingkan
dengan ilmu pedang lain. Seperti, berusaha mempercepat pengaktifan
secret moves, bahkan memiliki «skill tebasan beruntun» yang sekolah lain
tidak punya.
Dengan kata lain, ide dibalik Aincrad-style adalah
bagaimana cara hidup hanya satu dan muridnya hanya satu, Kirito
sendiri, tidak menarik, tidak indah, hanya mencoba sampai ke tujuan.
Tidak menyerah bahkan setelah berlari menabrak tembok, menghadapinya
untuk kedua kali, ketiga kali. Jika dia tidak bersamanya, Eugeo mungkin
tidak mencapai kota Zakkaria, dan membiarkan Centoria.
Karena itu kenapa Eugeo marah kepada Humbert yang menganggap Aincrad-style adalah pengecut.
Tetapi,
getaran yang ada di hatinya bersama dengan pedangnya juga, terdorong
lebih jauh lagi. Itu Eugeo yang cahaya biru muda yang mengelilingi
pedang kayunya yang mulai terhuyung-huyung. Dia membuka lebar kakinya
dan membungkukkan tubuhnya, berusaha mencoba untuk menahan posisinya.
Humbert menyeringai dan mengatakan sesuatu dengan suara seperti paku yang menggores kaca.
"Kemampuan
dari sekolahmu itu mengalir dari penampilannu yang buruk. Kau pasti
berpikir untuk mengalahkan antara Raios-dono atau aku di pertandingan
resmi berikutnya...tapi itu mustahil. Aku akan hancurkan bahu kananmu
dan memastikan bahwa kau tidak dapat mengayun pedang untuk beberapa
waktu."
"Kuh...!"
Dia menggeretakkan giginya untuk
menahan, tapi tekanan dari pedang Humbert terus bertambah. Sebuah secret
move dari pedang akan terus berlanjut selama hanya di doronhg ke
belakang saja, selama itu kembali ke posisi yang sama, tapi pedang Eugeo
yang diserang oleh Lightning Flash Slash milik Humbert dari atas dan
telah meninggalkan posisi yang sebenarnya. Jika itu di dorong satu cm,
tidak, bahkan lima mili lagi, maka Slant akan batal dan sebagai
gantinya, bahu kanannya akan mengalami rasa sakit yang luar biasa.
Tentu saja, ada kantor pengobatan di Akademi Master Pedang, dengan berbagai macam obat yang tersimpan di sana dan healer
yang terlatih dengan Sacred Arts juga ada di sana. Tetapi, ada batas
dari efek obat tersebut dan Sacred Arts dan juga luka dari patah tulang
tidak dapat sembuh secara cepat, bahkan meskipun Sacred Arts berbahaya
yang mentransfer Life ke orang yang ingin di sembuhkan. Jika dia
mendapat luka seperti itu sekarang, maka dia tidak mungkin untuk
menunjukkan kemampuannya di pertandingan resmi bulan depan—...
—Apa aku, bodoh?! Bagaimana mungkin seorang swordsman takut terluka!!
Eugeo langsung menghilangkan rasa takutnya dalam hatinya dengan cepat dan mengkosentrasikan pikirannya ke pedangnya.
Meskipun
memiliki kesempatan untuk pergi, orang yang termakan provokasi Humbert
dan memutuskan untuk duel adalah dirinya sendiri. Dia merasa bersalah
pada dirinya, menjadi tergoyah dengan perkataan musuh dan menjadi takut
gagal karena itu. Jika dia menarik pedang, dia akan menentukannya dengan
semua skill dan kekuatannya dan membiarkan hasilnya menjadi seharusnya.
Itu adalah inti dari Aincrad-style.
—Dan, aku masih belum menggunakan seluruh kekuatan yang aku miliki.
Fokus
bukan pada Humbert, yang memiliki wajah sadis, tapi justru tertuju pada
pedang kayu yang dia pegang di tangan kanannya. Keras dan bebannya,
terbungkus di pedang kayu oak itu yang dibuat oleh mereka terbungkus di
tangan kanannya dan dia merasa kekuatan di balik Slant, yang hampir
menghilang, dengan geteran halus.
Buatlah dirimu menjadi satu dengan pedang. Itu adalah perkataan dari teman dekatnya serta gurunya, Kirito, selalu bilang.
Dia
masih tidak mengerti hal itu, tapi berkat dia berlatih setiap hari
mengayun pedang, dia merasa sesuatu yang sama dan terdengar suara pedang
sekarang dan terus. Bukan begitu, kau seharusnya bergerak seperti ini,
yang dia katakan.
Dan sekarang juga, Eugeo mendengar bisikan pedangnya—atau seperti, itu yang dia pikirkan.
Itu
akan menjadi normal bila dia terkena serangan karena dia yang menerima
serangan itu dari atas. Dia seharusnya mengganti skillnya.
"——Uooh!"
Disaat
itu, Eugeo bergerak sambil berteriak yang jarang terdengar. Memutar
pinggang kanannya, dia menerima serangan pedang Humbert dengan sisi
kanan pedangnya. Slant telah dibatalkan dengan Tebasan Kecepatan Cahaya
milik musuh yang hendak menebas bahu kanannya dengan cahaya biru gelap.
Eugeo
tidak melawan kekuatan itu, mengarahkan pedangnya di atas bahunya.
Tanpa terjadi delay, dia mengaktifkan Aincrad-style secret move,
«Vertical»—
Pedang Humbert telah menyentuh bahu kanannya dan menggores baju latihannya beberapa cm di kain biru muda.
Tapi pedang Eugeo langsung menyerang pedang musuh ketika ditutupi oleh cahaya biru.
"Nuah!"
Humbert
terkejut karena terkena serangan balik yang tidak diduga. Keduanya baik
Humbert maupun patnernya hati-hati terhadap «skill tebasan beruntun»,
tapi menyambung satu secret move ke lainnya jauh dari perkiraan mereka.
Bahkan Eugeo tidak dapat memperkirakannya. Di hanya membiarkan tubuhnya
bergerak sendiri di pertarungan.
Pedang kayu Humbert langsung
terdorong lima cm dan cahaya dari Tebasan Kecepatan Cahaya itu dengan
cepat menghilang. Posturnya juga goyah, dengan kedua kakinya terdorong
ke belakang.
Tetapi, itu yang terbaik—Bahu kirinya terkena
tebasan dari pedang Eugeo saat dia mencoba berdiri tegak, kekuatan dari
secret move, Vertical, terkena di seluruh tubuhnya dan, membuat dia
terlempar ke belakang sejauh tiga meter.
Jika dia terjatuh ke
lantai, maka pertandingan itu akan dimenangkan oleh Eugeo, tapi dia
bersikeras untuk tidak jatuh seperti yang dia inginkan dan mengambil
langkah mundur. Dia membungkukkan tubuhnya sebisa mungkin, untuk
menyeimbangkan tubuhnya.
Aku
pasti akan menang jika aku melanjutkannya, pikir Eugeo, tapi sebelum
dia dapat membuat gerakan dari postur tubuhnya dengan mengayun pedang ke
bawah, sebuah suara keras dapat terdengar dari arena pelatihan.
"Itu cukup. Duel ini sepertinya seri."
Pemilik
suara tegas itu adalah tentu saja, Raios Antinous, dengan mulutnya
membuat senyum lemah. Setelah dapat memperbaiki posisinya, Humbert
berteriak yang tidak terlihat puas.
"Ra-Raios-dono! Untukku yang seri dengan orang de-tidak, dengan swordsman rendahan ini...!"
"Humbert."
Head
swordsman-in-training hanya memanggil namanya dengan tenang, tapi
second-ranked langsung menundukkan kepalanya. Memindahkan pedangnya ke
tangan kirinya dan menaruhnya dipinggangnya, dia dengan sembarangan
menaruh tangan kanannya dengan sikap hormat seperti kesatria dan segera
membalikkan badanya di hadapan Eugeo tanpa menunggu ekspresinya.
Dengan
Humbert mengikutinya dari belakang di sisi kirinya, Raios tersenyum
saat berhadapan dengan Eugeo dan membuat kedua tangannya bertepuk tangan
saat dia berbicara.
"Aku sangat menikmati pertunjukan tehnikmu,
Swordsman-in-training, Eugeo. Apa kau memiliki keinginan untuk bekerja
di Imperial Acrobatics Troupe setelah lulus?"
"...Aku sangat berterima kasih karena kau telah mengakuiku, Swordsman-in-training Antinous."
Dia
mencoba memasukkan kata «Head» dan «-dono» saat kalimat terakhirnya,
tapi sepertinya Raios tidak terlalu memikirkannya dan segera kembali
dengan tenang dan mulai berjalan menuju pintu masuk. Humbert segera
mengikutinya setelah melihat Eugeo dengan ujung matanya yang terangkat
yang dia bisa.
Dengan sepatu praktik yang dia gunakan berbunyi
saat dia melangkah, Raios berhenti ketika dia melewati Eugeo yang masih
berdiri di tengah arena dan bergumam dengan suara dalam.
"Aku akan tunjukkan kekuatan bangsawan yang sebenarnya di pertemuan berikutnya."
"...Aku tidak keberatan jika itu sekarang."
Dia
sangat kelelahan karena latihan mengayun pedang empat ratus kali dan
duel yang tak terduga, tapi Eugeo masih dapat berkata seperti itu.
Tetapi, Raios hanya memperlihatkan senyuman masam sebelum berjalan lagi
dan segera berbicara dengan suara yang lebih dalam.
"Hanya mengayun pedang kurasa bukanlah seperti pertarungan, orang tanpa nama keluarga."
Di
belakang head swordsman-in-training, yang bersuara parau, diikuti oleh
Humbert dengan ekspresi menggertak. Tapi dia hanya melewatinya tanpa
mengatakan apapun dan suara pintu terbuka dan tertutup dapat di dengar
dari belakang.
Di tengah suasana sepi itu yang akhirnya datang, Eugeo hanya mengambil nafas dalam dan merenung.
Kekuatan
dari «harga diri seorang bangsawan». Yang, telah dialaminya dengan
pertarungan pedang untuk pertama kalinya, mempunyai tekanan yang jauh
dari perkiraannya. Jika dia tetap melanjutkannya dengan Slant, dia
mungkin akan terdorong ke belakang dan mendapati dirinya terluka di bahu
kanannya. Seperti apa yang diajarkan oleh pedangnya padanya, ada
kerugian bila menerima serangan dari bawah, tapi bukan hanya itu.
Pembawaan Humbert yang selalu menghina dan menganggap Eugeo sebagai
orang kelas bawah yang terus terikat di pedang dan tubuhnya seperti
kutukan.
Dia selamat karena kemampuan dari Aincrad-style yang
dapat membuat secret moves dari berbagai posisi kali ini, tapi duel di
pertandingan resmi akan terus berlanjut hingga tahun depan, dia tidak
dapat bergantung dengan serangan mendadak. Pasti ada situasi dimana dia
harus lebih kuat dibanding orang lain dengan kekuatan.
Sampai
saat itu, Eugeo harus menemukan. «Sesuatu yang harus ditaruh di
pedangnya » yang dapat mengalahkan kekuatan harga diri Raios dan
Humbert.
Ketika sedang memegang pedang kayu itu dengan tangan kanannya dan dengan lembut mengusap dengan tangan kirinya, Eugeo berkata.
"...Terima kasih. Tolong bantu aku lagi suatu saat nanti."
Menyarungkan
pedangnya di sabuk pinggangnya, terdengar suara bel yang menunjukkan
waktu menunjuk waktu setengah tujuh pada saat dia hendak berjalan.
Sepertinya sudah waktunya bagi Kirito, menderita kram yang serius di
kamarnya, karena lapar. Menaruh pedang kayu itu di lantai dengan
tergesa-gesa, Eugeo segera meninggalkan arena latihan yang kosong dan
segera berlari menuju ruang makan.
Melewati jalan pintas, dia
segera memasuki asrama elite swordsmen-in-training. Disana tidak ada
kamar di lantai pertama dan hanya memiliki, sebuah pemandian besar,
ruang makan dan ruang tamu tersusun.
Waktu makan di asrama
novice trainee sudah pasti dan menunya harus dipilih, tapi sedikit
kemudahan di berikan kepada asrama swordsmen-in-training. Itu buka dari
jam enam sampai jam delapan dan semua orang dapat menyuruh juru masak
untuk memasak makanan apa saja dari semua menu sehari-hari. Jadi jangan
herna bila tidak ada seorangpun yang makan di ruang makan dan justru
membawanya ke kamar mereka.
Untunglah Raios dan Humbert memilih
untuk mandi terlebih dahulu dan tidak ada tanda-tanda dari
swordsmen-in-training yang lain di ruang makan. Saat dia menuju tempat
memesan, dia mengecek menu hari ini di papan pemberitahuan. Itu tertulis
dagging panggang, tumis ikan putih atau rebusan bakso ayam yang dapat
dipilih menjadi makanan utama.
...Baiklah, jika aku adalah dia,
dia akan memilih rebusan dengan sayur segar dengan keju dan asinan
goreng, tapi aku tidak yakin jika dia mau air siral dingin untuk
diminum.
Dia dengan cepat dapat berpikir seperti itu dan memilki
perasaan sedikit sedih bahwa dia menjadi sedikit tahu rasa masakan
patnernya tanpa dia sadari, Eugeo mendekati tempat memesan dan
berteriak.
"Selamat malam! Tolong pesan untuk dua orang, erm, makanan utama..."
Bagian 2
Dia
telah bersiap jika ada masalah yang akan datang, tapi setelah beberapa
hari telah berlalu sejak duel itu, dia tidak mendengar apapun dari Raios
dan temannya.
Humbert memberikan ekspresi pandangan membenci
ketika berpapasan dengannya di asrama swordsmen-in-training dan di pusat
sekolah, tanpa kata yang terlewat satupun. Dia memberitahu Kirito
tentang yang terjadi di arena latihan dan memperingatinya untuk
berhati-hati, tapi sepertinya pasti tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
"Ini
terasa aneh... Aku tidak berpikir mereka adalah orang yang bertipe diam
bahkan setelah duelnya seri. Raios bahkan mengatakan sesuatu seperti
itu..."
Bersandar pada sofa tua, Eugeo menyandarkan kepalanya di
satu sisi dan Kirito, yang sedang duduk di posisi sebaliknnya, mulai
berbicara sambil mengangkat cangkir keramik.
"Aku tidak percaya
bila ada kesempatan bahwa mereka mengganti kepribadiaan mereka. Tapi
seperti yang kita tahu, sangat sulit untuk melakukan perbuatan buruk di
asrama swordsmen-in-training."
Dia mengambil teh kohiru tanpa susu dan mendekatkannya ke mulut dan langsung meminumnya.
Itu
jam 9:30 P.M., setelah satu minggu berlatih dan akhirnya hari istirahat
telah datang. Hari itu adalah dimana mereka dapat tidur pulas di kamar
mereka masing-masing di hari itu, segera menyelesaikan latihan
sehari-hari mereka, makan dan mandi, tapi di malam ini setiap minggu
mereka berbincang tentang berbagai masalah sambil minum teh.
Eugeo
mengambil cangkirnya sendiri dan menyeruput teh yang berwarna hitam
itu, wajahnya berubah menjadi berkerut. Patnernya yang menemukan teh
bubuk hanya tersedia di kerajaan selatan dan langsung segera membuatnya
menjadi teh, tapi bagi Eugeo itu sedikit pahit. Dia menuangkan susu dari
teko kecil dan mengaduknya dengan sendok teh sementara kembali ke topik
yang hendak dia katakan sebelum Kirito mengajukan pertanyaan yang tak
terduga.
"Ah benar...sebagai contoh, apa kejahilan yang pernah dilakukan pada saat kecil di Rulid?"
Setelah
meminum seteguk teh kohiru yang sudah tidak pahit, yang hanya mempunyai
aroma aneh, Eugeo langsung melonggarkan tegangan di bahunya dan
menjawab.
"Aku yang selalu diganggu oleh mereka, itu yang
sebenarnya. Dengar, apa kau ingat tentang pemimpin regu yang dipanggil
Jink yang pernah menantangku duel di saat festival sebelum memulai
perjalanan. Dia sedikit menggangguku...Menyembunyikan sepatuku di suatu
tempat, menaruh serangga yang mengganggu di makan siangku atau
mengejekku ketika bersama Alice."
"Hahaha, sepertinya semua anak
kecil selalu nakal di dunia mana saja....Tapi dia tidak memulai untuk
mengalahkanmu atau sesuatu. Kan?
"Tentu saja."
Eugeo menjawab dengan mata terbuka.
"Tidak mungkin dia melakukan itu. Dan lagi..."
"—Itu
dilarang oleh Taboo Index. «Kecuali diizinkan orang lain, kau tidak
boleh mengurangi Life orang lain»....Tapi tunggu, apa tidak masalah jika
menyembunyikan sepatumu? Mencuri juga melanggar taboo, kan?"
"Mencuri
adalah mengambil sesuatu yang punya orang lain menjadi milikmu. Kata
suci di «Stacia Window» yang membuktikan pemiliknya akan
mengembalikannya dalam waktu dua puluh empat jam. Karena itu meskipun
suatu item dikirim tanpa izin pemiliknya, itu dapat kembali kapan saja
setelah satu hari dan itu hanya berlaku jika mengambilnya tanpa izin ,
bukti dari kepemilikan itu takkan hilang meskipun itu ditinggalkan
selain di rumah, jadi itu tidak dapat dicuri... —Jangan bilang bahwa kau
telah melupakan hukum dasar seperti ini, benarkan?"
Eugeo
langsung melihat wajah Kirito yang disebut «Anak hilang Vector» dan
patnernya langsung tertawa malu ketika menggaruk rambutnya.
"Ii-Itu
benar, jadi seperti itu. Tentu saja aku tidak lupa tentang itu,
kemungkinan... tunggu, huh? Lalu bagaimana dengan itu? Bukankah itu
membuat Bercouli melanggar hukum ketika dia mencoba untuk mencuri Blue
Rose Sword dari sarang naga putih di cerita legenda itu?"
"Hei, naga bukanlah manusia."
"O-Oh begitu..."
"Kembali
ke topik, kejahilan seperti menyembunyikan item bukanlah pelanggaran,
tapi meninggalkan itu diluar yang bukan item miliknya akan mulai
kehilangan Life mereka setelah beberapa saat, jadi jika itu tidak
dikembalikan dan hal itu terjadi, maka itu menjadi «merusak barang orang
lain». Berkat itu, sepatuku pasti kembali saat sore hari, tidak peduli
apapun yang terjadi, meski begitu... tapi bagaimana ini berhubungan
dengan Raios dan temannya akan lakukan?"
Setelah Eugeo
membaringkan kepalanya di satu sisi, Kirito yang baru mengedipkan
matanya yang sepertinya dia lupa bahwa dia yang memulai pembicaraan, dan
berkata.
"It-Itu betul. Erm, akademi ini memiliki banyak sekali
peraturan dan itu juga ditambah Taboo Index, kau tahu. Dan bersama itu ,
ada sebuah peraturan tertulis«Kau tidak boleh memasuki kamar siswa lain
atau guru tanpa izin». Dengan kata lain, Raios dan Humbert tidak dapat
memasuki kamar ini dan semua barang akan aman bila ditaruh disini. Akan
jadi cerita lain bila meninggalkan sesuatu penting tanpa dijaga di
tempat umum..."
Dia berhenti sebentar karena suatu alasan, tapi sepertinya Kirito langsung melanjutkan dengan penjelasan.
"...Dan
tentu saja, kita belum pernah melakukannya. Baik, Raios dan temannya
tidak dapat melakukan apa-apa dengan benda kita, seperti Jink-kun yang
menggangu anak tidak berdaya, Eugeo, di desa Rulid."
"Kau tidak
perlu berkata tidak berdaya juga. Hmm... Aku mengerti. Aku tidak pernah
berpikir seperti itu sampai sekarang, tapi betul tidak mungkin ada cara
untuk mengganggu orang lain selain di asrama swordsmen-in-training ini,
huh."
"Dan perbuatan mengganggu itu menjadi sebuah aksi tidak menghormati dari tuntutan «Hak Menghukum» jika mereka melewati batas."
Menambahkan itu, Kirito hanya tersenyum.
Hak
Menghukum adalah suatu hak yang diberikan kepada elite
swordsmen-in-training yang juga tertulis di peraturan akademi yang
mengizinkan mereka untuk bersikap di akademi sebagai instruktur. Ada
kasus dimana tidak menghormati atau kenekatan dalam melanggar aturan
atau kabur dari hukuman, swordsmen-in-training dapat memberikan hukuman
mereka sendiri untuk mereka yang melakukan pelanggaran sesuai peraturan.
Lalu Kirito, yamg tidak sengaja melanggar aturan, yakni membuat kotor
baju seorang head swordsman-in-training sebelumnya, Uolo Levanteinn, dan
dia disuruh melakukan first strike duel dengannya sebagai hukumannya
masih teringat dipikirannya.
Hak Menghukum yang dimiliki oleh
swordsmen-in-training memiliki tujuan untuk mengarahkan novice dan
advanced trainees, tapi tidak ada yang berkata bahwa trainees mengeluh
terhadap peraturan akademi. Dengan kata lain, seorang
swordsman-in-training menjatuhkan hukuman kepada orang lain juga bisa
dan itu mungkin alasan kenapa gangguan dari Raios dan Humbert menurun
dibanding dengan tahun lalu.
Kirito mengkosongkan cangkirnya,
jadi Eugeo menuangkan minuman itu lagi dan patnernya menuangkan susu
sebelum mengaduknya. Sepertinya dia masih memikirkan sesuatu sebelum
mengaduk the itu dengan jarinya secara terampil, tapi dia mengangguk
sebelum berbicara.
"Jika mereka tidak dapat macam-macam dengan
barang kita, mereka hanya akan mendatangi kita. Jika seperti itu, cara
tercepat dan mudah adalah menantang kita untuk first strike match dan
melukai kita dengan tebasan, tapi mereka telah mencobanya denganmu,
Eugeo, dan berakhir seri. Cara lainnya, oh benar, jika aku berpikir
seperti itu...mereka hanya akan memberikanku uang agar menjauhkanku dari
Eugeo, Kurasa."
"Eh..."
Eugeo langsung mengeluarkan
suara serak, mencoba untuk menutup mulutnya, tapi sepertinya Kirito
tersenyum dan berkata dengan antusias.
"Jangan khawatir, teman. Aku pasti tidak akan meninggalkanmu."
"A-Aku bukan khawatir soal itu! ...Tapi disamping uang, bagaimana jika mereka menaruh roti daging special dari toko Gottlo?"
"Pasti itu jebakan."
Setelah menjawab pertanyaan Eugeo tanyakan dengan ekspresi dalam, dia langsung tertawa keras.
"Hmm,
itu hanya lelucon, aku tidak terlalu khawatir terhadap apapun kecuali
mereka merusak barang-barang kita atau menghadapi kita secara langsung."
Tapi, ekspresi Kirito menjadi tegang dan bersuara tajam.
"Tapi
jika kau pikir lebih jauh lagi, itu tidak akan menjadi aneh bila mereka
melakukan apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan
akademi. Mereka tidak memiliki niat sedikitpun untuk menyerahkan posisi
mereka sebagai head and second-ranked, pada akhirnya... Eugeo, cobalah
berpikir apapun yang telah kita lewatkan."
"Ya, aku mengerti.
Bahkan tidak sampai satu bulan untuk pertandingan resmi. Kita harus
menjaga tubuh kita agar dapat melawan mereka dengan kondisi terbaik."
"Ya
...Sepertinya, itu mungkin rencana untuk mengkhawatirkan tubuh ita bila
terluka, huh. Jadi jangan lupa sikap kita dan stay cool."
Kata aneh yang terucap dari Kirito saat dia mengkosongkan cangkirnya, membuat Eugeo terkejut.
"Apa kau bilang? S... st...?"
Ketika hendak menanyakannya kembali, patnernya hanya melihat sekelilingnya untuk suatu alasan sebelum terbatuk dan berbicara.
"Itu,
hm, bagian pertama yang penting dari Aincrad-style. Mungkin seperti
itu, jadi kita harus tenang dan melanjutkannya. Itu juga bisa digunakan
sebagai perpisahan... mungkin seperti kita akan bertemu lagi, sesuatu
seperti itu."
"Heh. Aku mengerti, Aku akan mengingatnya. St... stay cool."
Kata
itu yang dia dengar juga Pengucapan Suci seperti tentu saja secret
moves, yang baru didengar, tapi mereka merasa sering mendengarnya ketika
dia mengatakannya. Lalu dia mengulanginya dengan suara pelan, Kirito
menepuk kedua tangannya dengan ekspresi malu karena suatu alasan.
"Sekarang,
sebentar lagi bel jam sepuluh segera berbunyi, jadi kita segera tidur.
Juga, kemungkinan besok, Eugeo-kun, ada sebuah masalah yang ingin
kuselesaikan jadi..."
"Tidak boleh, Kirito. Aku takkan membiarkanmu kabur lagi, apalagi kali ini."
Ketika membereskan perkakas teh dari meja, dia segera mengerutkan dahinya dengan cepat.
Sebenarnya
ada rencana di hari libur besok untuk pergi keluar termasuk
meningkatkan hubungan mereka—seperti yang sudah diketahui, tempatnya
adalah hutan di akademi, meskipun—bersama dengan valet trainees, Tizei
dan Ronie. Karena Kirito telah memprediksikan hal itu maka dia mencoba
untuk membuat alasan untuk lari seperti sikapnya ketika dia diundang,
Eugeo memberitahu dia sambil menghela nafas.
"Kau tahu, sebulan
telah berlalu semenjak kita menjadi guru dari Tizei dan Ronie. Kau telah
diberi perlakuan baik oleh Solterina-senpai yang kau layani sebagai
valet pada saat tahun lalu juga, kan?"
"Di samping dengan waktu latihan pedang, pada saat itu....Itu membuatku mengingatnya lagi. Aku harap dia baik-baik saja.."
"Jangan
mengalihkan pembicaraan. Aku bermaksud mengatakan bahwa ini giliranmu
menjadi senior yang baik. Ingatlah ini mereka berdua akan datang jam
sembilan besok pagi, jadi segera bersiap sebelum itu!"
Ketika
Eugeo menunjuk lurus padanya, Kirito hanya menjawab dengan suara
terpaksa "Ya" dan bangkit dari sofa. Keduanya membawa perkakas teh
menuju wastafel di sudut ruang tamu dan Kirito mencucinya sementara
mengelapnya setelah itu. Dia pernah menggunakan sumur air di Rulid and
Zakkaria, tapi pipa besi yang mengalirkan air bersih dengan memutarnya
penyumbatnya adalah hal umum di bangunan di Centoria. Dia berpikir kalau
itu adalah benda sacral, seperti «Bel Penunjuk Waktu», pada saat
pertama kali melihatnya, tapi itu sebenarnya hanya ditekan menggunakan
sacred arts elemen angin dari sumur yang banyak di setiap distrik,
mendorong air melewati pipa yang tak terhitung.
Hasilnya, air
mengalir dari wastafel itu selalu bersih, tanpa perlu mengkhawatirkan
bahwa Lifenya akan berkurang, seperti air mengalir. Sangat beruntung
bila anak yang mengambil air di desa Rulid jika pengaturannya juga
seperti ini—selesai mencuci ketika berpikir seperti itu, dia menyusun
cangkir bersih itu di rak.
Menelan air langsung dari wastafel, Kirito mengelap mulutnya sebelum dia menguap.
"Jadi baiklah, tolong bangunkan aku besok jam delapan. Selamat malam, Eugeo."
"Jam delapan itu sudah terlalu telat, jam setengah tujuh! Selamat malam, Kirito."
Menjawab dengan langsung, dia langsung memikirkan sesuatu yang muncul di pikirannya.
"...Stay cool."
Saat memikirkan itu, patnernya yang menuju kamarnya sendiri mengangkat bahunya dan berbicara dengan senyum masam.
"Itu
mungkin bisa digunakan sebagai perpisahan, tapi itu bukan sesuatu yang
kau harus pikirkan setiap malam sebelum tidur. Gunakan jika kau hanya
memiliki itu sebagai pilihan terakhir."
"Hmm, itu rumit, bukan. Baiklah...jadi, sampai jumpa besok."
"Ya, sampai jumpa besok."
Perlahan
melambaikan tangan kanannya, Kirito memasuki kamarnya di utara, sebelum
Eugeo mematikan lampu dan membuka pintu dari arah yang lain. Kamar
tidur itu memiliki luas hampir setengah dari sepuluh kamar di asrama
novice trainee dan itu selalu dibersihkan oleh valetnya, Tizei, jadi
tidak terlihat setitikpun debu. Mengganti pakaian rumahnya dengan
piyama, dia membaringkan tubuhnya di kasur.
Bersamaan dengan
suara berdecit saat dia berbaring, tanpa sadar, dia dapat mendengar satu
bagian dari percakapan sebelumnya di telinganya.
— Tapi jika
kau pikir lebih jauh lagi, itu tidak akan menjadi aneh bila mereka
melakukan apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan
akademi.
Perkataan dari Kirito untuk berhati-hati terhadap Raios
dan Humbert. Sebelumnya dia mengangguk, tapi itu masih sulit untuk
dipikirkan oleh Eugeo untuk langsung dipahami.
Selama proses
untuk datang ke sini dari sejak dia kecil, sebenarnya telah berulang
kali ketika Eugeo mencari pelanggar aturan, baik itu peraturan desa
Rulid, peraturan Zakkaria Guard Squadron atau peraturan Akademi Master
Pedang. Tetapi, dia berpikir peraturan yang paling menantang untuk
dilanggar di Dunia Manusia, Taboo Index, hanya nol—tidak, hanya sekali.
Sekali
itu hanya terjadi delapan tahun lalu, ketika Integrity Knight dari
Gereja Axiom datang di desa untuk mengambil Alice. Eugeo berpikir untuk
menebas Knight dengan Dragon Bone Axe yang dia pegang dengan kedua
tangannya, tapi nyatanya, dia tidak mengambil langkah. Sampai sekarang,
jika dia mengingat itu, ada sesuatu yang sakit di mata kanannya untuk
suatu alasan.
Tentu saja, dia tidak memiliki bagian dari
bantahan untuk Integrity Knights atau gereja sekarang. Knight itu
mengambil Alice sesuai dengan hukum yang berlaku, jadi dia harus
mendapat izin untuk melewati pintu gereja dengan baik dan bertemu
kembali dengan Alice. Itu adalah alasan Eugeo meninggalkan desa dan
melalui berbagai rintangan untuk menjadi elite swordsman-in-training di
akademi.
Tetapi seperti yang Kirito katakan, jika Raios dan
Humbert berpikir " apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau
peraturan akademi "...Pada akhirnya, apakah mereka akan melanggar hukum
yang pasti yang menstabilkan dunia dari awal oleh Gereja Axiom? Apakah
mereka merasa Taboo Index sebagai rintangan di pikiran mereka...?
Meskipun
itu adalah Raios dan patnernya, itu tidak mungkin terjadi. Bahkan
melanggar Taboo Index tidak dapat dimaafkan, itu adalah keyakinan tak
terbantahkan yang bahkan raja harus mematuhinya, itu adalah hukum yang
mutlak.
Eugeo melihat langit-langit yang berwarna biru muda
karena diterangi dengan cahaya malam. Jika pikiran itu diperbolehkan,
dia bertanya apa yang dia ingin lindungi dan kenapa dia ingin
melindunginya, hanya melihat tanpa mengambil langkah ketika Integrity
Knight mengambil Alice, dan hanya memotong Gigas Cedar selama enam tahun
sesuai dengan hukum.
Pupil matanya langsung sakit dengan
sensasi bergetar. Eugeo berusaha menahan rasa sakit itu dengan menutup
matanya, membuang pikirannya menjauh dan membaringkan tubuhnya dan
segera tertidur.
Pagar tinggi yang mengelilingi Akademi Master
Pedang dan sebuah hutan yang dibuat hingga menutupi tiga puluh persen
dari itu. Dengan pohon yang besar, juga dengan lumut yang berwarna
keemasan tumbuh disekitarnya, dan sinar matahari yang terlihat dari
celah pohon, suasana hijau itu mengingatkannya hutan di dekat rumahnya,
tapi Centoria Pusat jauh di selatan Rulid, ada berbagai macam hewan yang
hidup di sini. Beberapa bahkan belum pernah dia lihat di daerah utara,
seperti rubah kecil dan ular yang ramping dngan motif turquoise, yang sedang berjemur di matahari di mana saja dan dia melihat sekeliling meskipun sudah satu tahun sejak dia datang.
"Eugeo-senpai, apa kau mendengarku?"
Mendengar suara dari sampingnya, Eugeo segera membalikkan kepalanya dengan bingung.
"Maaf, maaf, aku mendengarkan....Jadi ada apa?"
"Kau tidak mendengar, kan!"
Gadis
yang sedang menyibak rambutnya, warnanya seperti kulit apel, yang
sedang memprotes adalah orang yang melayani Eugeo sebagai valet trainee,
Tizei Shtolienen. Menghindari tatapan matanya yang memiliki warna yang
sama dengan rambutnya, dia mencoba menghindarinya sambil berkata.
"Em-Emm, hutannya sangat indah aku hanya merasa...Ada hewan langka di sekitarnya juga..."
"Langka?"
Tizei mengetahui elakkan Eugeo dan mengangkat bahunya menunjukkan tidak tertarik.
"Eeh, di sini hanya ada rubah kintobi, kan? Ada lebih banyak mereka di pohon yang tumbuh di sekitar distrik."
"Heh...Itu mengingatkanku, kau lahir di pusat, huh, Tizei. Apa rumahmu dekat?"
"Rumahku di distrik kedelapan, jadi sedikit jauh dari distrik kelima dimana akademi itu berada."
"Aku mengerti...nn, eh?"
Eugeo
langsung melihat ke arah Tizei yang ada di sampingnya. Bahkan seragam
novice trainee yang pernah dia pakai dan dipikir sedikit tidak berwarna
padanya tahun lalu terlihat cocok jika dipakai perempuan. Itu sudah
sewajarnya, jika Tizei bukan siswa dari akademi yang sama, dia bukanlah
seseorang yang Eugeo harapkan untuk dapat berbicara, karena dia anak
petani.
"Hmm, Tizei kau lahir sebagai bangsawan, kan? Aku
berpikir bahwa aku pernah mendengar bahwa rumah bangsawan terkumpul di
distrik ketiga dan keempat, seperti itu..."
Ketika dia bertanya
dengan rendah hati, Tizei menunduk karena dia malu dan segera mengangguk
sebelum menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Ayahku adalah
bangsawan kelas enam setidaknya...tapi menjadi bangsawan kelas rendah
juga bagus. Tinggal di rumah yang dekat dengan Administrasi Kerajaan
hanyalah untuk bangsawan kelas empat atau di atasnya dan beberapa
bangswan kelas lima dan enam yang tertentu. Ayahku memiliki kebiasaan
berkata, 'Ini jauh lebih menyenangkan menjadi orang biasa, dapat
berbicara dengan mereka tanpa takut terhadap bangsawan kelas atas dengan
Hak Untuk Menghukum'... ah, Aku minta maaf, aku hanya..."
Menyadari
bahwa dia berbicara materi yang sulit dimengerti oleh Eugeo, yang hidup
sebagai orang biasa, Tizei hanya menghela nafas sambil berjalan.
"Jangan khawatir dengan hal itu. Tentang hal itu...tentang Hak Menghukum, apakah semua bangsawan memilikinya?"
Ketika
mengingat kembali isi dari Hukum Dasar Kerajaan yang dia pelajari satu
tahun yang lalu, Eugeo bertanya dan dia hanya berkata dengan suara keras
"Tentu saja tidak!" sebagai balasannya.
"Hak Menghukum hanya
diberikan untuk bangsawan kelas empat dan di atasnya, dengan bangsawan
kelas lima dan dibawahnya sebagai orang yang menerima hukuman dari
bangsawan kelas atas. Ayahku hanya bekerja sebagai sekertaris di
Administrasi, tapi sepertinya banyak bangsawan kelas lima dan enam yang
bekerja di Istana Kerajaan atau kantor umum untuk melayani bangsawan
kelas atas....Sepertinya, itu adalah masalah antara orang dewasa, jadi
itu kebanyakan bukan hukuman fisik, tapi mengurangi gaji dan lainnya,
sepertinya."
"A-aku mengerti...Itu sangat rumit juga, huh, dunia bangsawan..."
Melihat
ke arah Eugeo yang matanya terbuka, novice trainee yang berambut merah
itu berbicara terus dengan sedikit warna merah di pipinya karena suatu
alasan.
"Se-seperti yang aku bilang...seseorang sepertiku yang
lahir sebagai bangsawan kelas enam hanya terlihat dari namanya, cara
hidup kita hampir tidak jauh berbeda dengan orang biasa.
"H-Hmm..."
Dengan mengeluarkan balasan yang tidak jelas antara setuju atau tidak, Eugeo merenungkan kembali struktur kerajaan sekali lagi.
«Hukum
Dasar Kerajaan» yang dibuat oleh Administrasi Kerajaan yang distabilkan
dalam sistem sosial oleh Kerajaan Norlangarth Utara. Sepertinya, setiap
kriminal dan hukuman untuk mereka di dasari oleh suatu hukum yang
pasti, Taboo Index, sementara Hukum Dasar Kerajaan dibuat untuk
perjanjian untuk membagi menjadi sistem kelas. Dengan kata lain yang
menjadi bangsawan dan orang biasa.
Ketika dia masih menjadi
novice trainee, ada suatu ketika dimana seorang guru mengajar tentang
Hukum (Meskipun kelas lainnya hanyalah «Sacred Arts» dan «Sejarah») ada
seorang siswa yang berambut hitam menanyakan suatu pertanyaan. Guru,
kenapa ada bangsawan dan orang biasa di Kerajaan ini, dia tanya.
Guru itu yang hanyalah bangsawan kelas rendah kehilangan kata-katanya untuk sesaat, sebelum dia menjawab dengan suara lemah.
—Menurut
ramalan yang berasal dari Gereja Axiom sejak dahulu kala, tentara
kegelapan akan menginvasi dengan kekuatan dari empat jalan di Puncak
Barisan Pegunungan yakni... «North Cave», «West Gorge», «South Corridor»
dan «East Gate». Untuk membasmi demi-humans, semua yang memiliki sacred
tasks imperial knights atau imperial guards dari empat kerajaan akan
bertarung sebagai «Tentara Dunia Manusia». Untuk menjadi kepala dari
Tentara Dunia Manusia yakni sebagai komandannya ketika waktunya tiba,
bangsawan meningkatkan ilmu pedang mereka, belajar sacred arts dan
melatih fisik dan mental mereka.
Mendengar itu, Eugeo jujur merasa kagum, meskipun merasakan perasaan tidak enak.
Dua
tahun lalu, bersama Kirito, Eugeo melawan grup goblin yang menginvansi
dari Dark Territory yang hendak melewati «North Cave» yang guru tadi
sebutkan. Sayangnya, dia langsung tidak sadar dari serangan pemimpin
goblin di tengah pertarungan, tapi kekuatan dan penampilan menakutkan
dari demi-humans, serta suaranya terus membekas di ingatannya. Setelah
berdiskusi dengan Kirito, mereka memilih untuk tidak membicarakan
pertarungan itu di akademi, tapi jika pertarungan itu diceritakan dengan
lengkap, itu mungkin membuat setengah siswa perempuan jatuh hati.
Tentu
saja, bahkan Eugeo tidak ingin mengalaminya lagi. Jadi, dia kagum
terhadap bangsawan yang bertarung dengan goblin menakutkan itu, juga
dengan orcs dan ogre yang jauh lebih besar dan menakutkan dari mereka,
di garis depan.
Tapi di sisi lain. Dari waktu Dewi Pencipta
Stacia membuat hidup dan Dunia Manusia, sudah tiga ratus delapan puluh
tahun berlalu. Sampai sekarang, tentara kegelapan belum pernah berhasil
menginvansi dengan jumlah besar bahkan sekali. Dengan kata lain, di
empat kerajaan, terutama bagi bangsawan kelas atas, telah terbiasa
dengan kehidupan sehari-hari mereka, hidup di rumah mewah dan menerapkan
Hak Menghukum bagi bangsawan kelas rendah, dan mempersiapkan untuk
menghadapi musuh yang bahkan mereka tidak pernah melihatnya
sendiri—tanpa mengetahui kapan mereka akan datang...
Dia seperti
dapat melihat apa yang ada di hati Eugeo, Tizei memperlihatkan senyuman
sambil berjalan di sampingnya dan berbicara.
"...Karena itu,
ayahku ingin anak tertua mereka untuk menjadi bangsawan kelas empat,
setidaknya supaya tidak menghadapi hukuman, sebelum mensukseskan
keluarganya, karena itu aku mendaftar di akademi ini. Jika aku dipilih
sebagai perwakilan dari akademi dan mendapat posisi bagus di Turnamen
Kerajaan Ilmu Pedang, itu menjadi tujuan yang mustahil...Hmm, untukku
yang hanya mendapat sebelas di ujian pendaftaran, itu mungkin menjadi
mustahil seberapa kuat aku mencoba, huh."
Eugeo merasa gadis ini
sedang mendecak lidahnya dengan cepat dan tersenyum yang mungkin
terlalu terang dan segera menutup matanya.
Dibanding dengan
dirinya sendiri, yang memasuki akademi untuk alasan pribadi yaitu
bertemu kembali dengan teman masa kecilnya yang dibawa ke Gereja di masa
lalu, di berpikir tujuan Tizei yang terus belajar ilmu pedang untuk
demi meningkatkan kehormatan keluarga untuk menjadi bangsawan kelas
atas.
"Tidak...Tizei, kau hebat. Demi ayahmu, kau bekerja keras dan menjadi dua belas besar sebagai siswa baru."
"Bu-bukan
seperti itu!...aku hanya beruntung karena tema dari perfoma style
adalah style yang aku kuasai. Aku hanya bisa sampai segini setelah
belajar dari ayahku sejak umur tiga tahun, kau lebih hebat,
Eugeo-senpai. Memikirkan bagaimana sulitnya mendapat rekomendasi dari
penjaga regu, dengan mudah kau mendapatkannya dan bahkan menjadi tempat
kelima diantara elite swordsmen-in-training. Aku percaya bahwa ini
menjadi suatu kehormatan untuk melayanimu sebagai valetmu,
Eugeo-senpai."
"Bu-bukan, itu..."
Eugeo menyadari
sikapnya untuk menundukkan kepala dan mengusap kepalanya dengan tangan
kanannya hampir sama dengan Kirito, yang sedang mengikutinya di
belakang, dan segera menurunkan tangannya dengan cepat.
Tizei
mengatakan bahwan itu adalah "kehormatan", tapi kenyataannya, alasan
kenapa gadis itu menjadi valet Eugeo dan Ronie menjadi valet Kirito,
dapat dikatakan sebagai bimbingan dari Dewi, Stacia atau dapat
dikatakan, sebuah kebetulan.
Pemilihan valet menggunakan sistem
dimana dua belas orang yang akan menjadi elite swordsmen-in-training
berikutnya, mereka memilih sesuai dengan rangking mereka, diantara dua
belas besar murid baru. Dengan kata lain, tahun ini, yang pertama adalah
Raios, memilih satu orang, lalu second-ranked Humbert memilih yang
lain, sementara Eugeo dan Kirito mendapat giliran kelima dan keenam
untuk memilih. Tetapi, setelah berdiskusi dengan patnernya, keduanya
memutuskan untuk menukar giliran untuk memilih menjadi yang terakhir.
Untuk membuat murid baru tidak diambil oleh sepuluh orang yang lain
sebagai valet mereka.
Hasilnya, dua papan kayu yang diberikan
kepada Eugeo dan Kirito memiliki nama Tizei dan Ronie. Mereka sedikit
kehilangan kata saat mereka mengetahui bahwa mereka berdua adalah siswa
perempuan—Kirito bahkan memiliki ekspresi rumit—tapi akhirnya, Eugeo
berpikir itu adalah hal yang bagus. Bahkan, alasan tidak adil kenapa
sepuluh orang yang lain memilih mereka Tizei dan Ronie adalah hanya
gadis itu yang lahir sebagai bangsawan kelas enam diantara dua belas
orang.
Tentu saja Tizei dan Ronie tidak tahu fakta dibalik
pertemuan untuk memilih dan tidak ada alasan untuk memberitahu mereka.
Eugeo berpikir bagus bila mereka menjadi valet mereka dan Kirito
mungkin...juga sama.
Begitulah, setelah dia terbatuk sekali, Eugeo segera mengganti topik dengan pengalamannya.
"...Ujian
pendaftaran bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan bahkan untuk diriku,
bahkan aku sangat gugup. Aku bisa melewatinya dan menjadi
swordsman-in-training tahun ini, semuanya berkat Kirito yang mengajariku
banyak hal..."
Setelah berkata itu, mata Tizei terbuka lebar,
menunjukkan matanya yang berwarna merah seperti daun di musim gugur, dan
berteriak.
"Eeh!? Jadi Kirito-senpai jauh lebih kuat dibandingkan dengan Eugeo-senpai?"
"......Itu sangat menyakitkan jika kau bertanya tentang hal itu..."
Ketika
Tizei tertawa riang, dia melihat ke belakang. Dia juga hanya dapat
memperhatikan bagaimana patnernya mengurus valetnya. Tapi dia dapat
mendengar sedikit dan bagian dari perkataan Kirito yang berkata dengan
suara lembut.
"...Jadi, aku percaya bahwa hanya ada dua cara
untuk bersiap melawan tebasan dari postur upper-level di High
Norkia-style sebelum itu terjadi. Entah itu dari atas atau diagonal dari
kanan atas...untuk gerakan yang lain maka akan membutuhkan langkah,
jadi kau memiliki waktu untuk menangkisnya bahkan setelah melihatnya.
Sejauh ini hanya antara tebasan dari atas atau diagonal kanan atas..."
—Baik, karena menaruh materi, Ronie sepertinya sangat antusias untuk mendengarkan juga.
Membalikkan badan ke depan dengan senyuman, sebuah pemikiran muncul di kepala Eugeo.
Tujuan
Eugeo belajar tentang pedang adalah untuk bertemu kembali dengan Alice,
sementara Tizei dan Ronie untuk menaikkan kehormatan keluarga mereka.
Dan Kirito mengatakan bahwa tujuannya sama dengan Eugeo bagaimanapun dia
bertanya.
Tentu saja. Dia tidak memiliki keinginan untuk
meragukan persahabatan mereka, tapi ada suatu prasangka yang dia tahu.
Kirito tidak belajar ilmu pedang untuk demi mendapatkan sesuatu, tapi
untuk menjadi master dari ilmu pedang itu sendiri. Itu sedikit
berhubungan dengan manusia, Kirito, dan jenis ilmu pedang itu,
Aincrad-style. Dia hanya percaya bahwa keduanya menjadi kesatuan yang
sama.
Sampai sekarang, Eugeo hanya dapat berpikir bahwa Raios
dan Humbert akan menjadi lawannya di pertandingan resmi bulan depan.
Tetapi, berpikir tentang itu, bagaimana pertandingan itu berjalan, itu
akan sangat mungkin jika lawannya bukan mereka berdua, tapi patnernya
dan gurunya juga, Kirito.
Tentu saja, dia tidak yakin bahwa dia
akan menang. Tapi sebelum itu, dia tidak dapat membayangkan situasi
dimana dia harus serius mengayunkan pedang melawan Kirito. Cukup
bayangkan hasilnya jika dia memegang pedang dan mengeluarkan seluruh
kemampuannya.
"Ah, bukankah itu kolam bebek?"
Tizei
menunjuk dengan tangan kanannya kearah depan, membuat Eugeo sadar dari
pikirannya. Mencari dimana tangan putih itu menunjuk arahnya, dia
melihat kolam yang indah, dengan tanag yang tebal, dengan semak-semak
yang pendek, itu sangat tepat menjadi tempat untuk makan.
"Ya, tempat itu bagus. —Hei, Kirito, Ronie! Ayo kita makan siang di kolam bebek itu!"
Ketika Eugeo berbalik dan berteriak, sebuah senyum yang biasa muncul di muka temannya yang sedang menaikkan tangan kanannya.
Membuka kotak besar yang mereka terus bawa di rumput, keenpatnya duduk membentuk lingkaran.
"Aah...Aku lapar..."
Kirito
membuat sikap yang berlebihan yakni menekan di sekitar perutnya dan
kedua gadis itu tertawa ketika membuka keranjang makanan yang mereka
bawa, dengan cepat mengatur posisi makanan itu.
"Erm, kami yang membuat itu, jadi tidak tahu apakah itu sesuai dengan selera kalian atau tidak..."
Dengan
sikapnya yang biasa dapat dirasakan bahwa novice trainee Ronie Arabel
sedikit malu ketika dia mengatur posisi piring itu. Jika gadis itu
sepertinya mengerti elite swordsman-in-training yang berambut hitam
tanpa cemberut saat dia pergi keluar pada hari ini, itu tidak perlu
waktu yang lama untuk terbiasa dengan guru pembimbingnya.
Sebuah
menu mewah yang ditaruh di keranjang itu, termasuk potongan daging dan
ikan dan juga keju yang dioles di roti putih, ayam goreng pedas dan kue
yang dipenuhi dengan buah kering dan berry.
Tizei mengecek Life
dari makanan itu sementara Ronie mengtakan doa sebelum makan dan
semuanya mengikutinya dengan kata, "Avi Admina"—dengan Kirito yang
mengambil makanan terlebih dahulu setelah berdoa. Menaruh bagian dari
ayam goreng di mulutnya, dia mengunyahnya dengan mata tertutup sebelum
berbicara dengan sopan.
"Ini, sangat lezat. Rasanya tidak terlalu sama dengan makanan dari Deer Leap, Ronie-kun, Tizei-kun."
"Wah, benarkah?!"
Dua
gadis itu berteriak dengan wajah mereka berseri-seri, mengganti
pandangannya dan tertawa senang. Eugeo perlahan mengambil juga dan
menggigit ikan asap itu dan menaruhnya diantara potongan roti.
Tidak
seperti bekal dari Alice yang diantar padanya setiap hari, pada waktu
lalu ketika dia masih mengayun kapak sendirian di hutan, rotinya
memiliki rasa dari kota dengan mentega putih dioleskan. Dia tidak
terbiasa dengan makanan kelas atas ketika sampai di pusat, tapi dia
dapat mempertimbangkan kelezatannya sekarang. Ketika mempertimbangkan
apakah dia dapat terbiasa, Eugeo mengangguk pada Tizei juga.
"Ya, ini sangat enak. Tapi bukankah sulit untuk mendapat banyak bahannya?"
"Ah...hmm, sebenarnya..."
Tizei manghadap dia sekali lagi dan Ronie menjawab dengan rendah hati.
"Seperti
yang kalian tahu, novice trainees tidak dapat pergi kecuali hari
istirahat, jadi kami meminta Kirito-senpai dan dia membantu kami untuk
membeli bahannya di bazaar pusat kemarin setelah sekolah. Eugeo-senpai
selalu di perpustakaan, jadi..."
"Eh, a...aku mengerti, jadi itu yang terjadi."
Tercegang, dia menatap Kirito yang sedang menghabiskan waktunya untuk menelan makanannya.
"Aku
akan menemanimu untuk membeli jika kau memintanya...Tidak, sejak awal,
jika kau telah akur dengan mereka, tidak ada alasan untuk kau bila lari
sekarang! Apa yang membuat semua masalah berasal..."
Tenaganya terkuras ketika hanya sedikit marah, Eugeo mengambil bagian terbesar dari kue buah dan menguyahnya.
"Aah,
dan aku telah membuka mataku untuk hal itu...Juga, hal yang kukatakan.
Aku berpikir bahwa aku yang terlalu khawatir untuk kasusmu,
Swordsman-in-training Eugeo-dono."
"Tidak ada kebutuhan yang kau tidak lakukan, huh..."
Setelah
melihat Kirito yang menyegir dari sebelahnya, dia berbalik kearah Tizei
dan Ronie yang terkejut dan berbicara dengan mengeluh.
"Orang
ini selalu saja bersikap seperti ini sejak dulu. Itu juga sama sebelum
kita mendaftar menjadi Zakkaria Guard Squadron dan perjalanan menuju
Centoria, dia bertindak mencurigakan dan menakutkan saat pertama, tapi
sebelum aku mengetahuinya, istri dan anak di pertanian dan penginapan
menyayanginya. Jadi lebih baik kau berhati-hati dan tidak berakhir
seperti itu, Ronie."
Tetapi, sepertinya itu sudah terlambat saat
novice trainee yang berambut coklat tua itu menundukkan kepalanya
dengan pipi yang sedikit kemerahan.
"Tidak, berakhir seperti
itu, kau katakan...Kirito-senpai terlihat menakutkan, tapi aku menemukan
bahwa dia adalah orang yang baik dan terbuka, jadi..."
"Ah, tentu saja, kau juga, Eugeo-senpai."
Mengembalikan dengan senyuman tanpa energi kepada Tizei yang juga tersenyum, Eugeo memakan sesuap kue lainnya.
Meski
melakukan itu, dia terus melihat patnernya yang ada disisinya yang
dengan tenang mengunyah makanan, berpikir bahwa apakah ada cara untuk
menurunkan sikap pemuda itu—Itu ketika saat Tizei dan Ronie langsung
berdiri dan membuka mulut mereka sambil berbicara dengan sopan.
"Erm... Eugeo-senpai, Kirito-senpai. Sebenarnya kami memiliki permintaan yang ingin kami tanya pada kalian berdua.
"Y-Ya? ...Apa itu?"
Ketika Eugeo menggerakkan kepalanya ke sisi lain. Tizei menyibak rambutnya dan berbicara dengan dalam.
"Kami
meminta maaf karena bertanya hal ini, tapi juga...ini tentang
permintaan untuk mengganti guru pembimbing yang kau bilang waktu lalu,
Swordsman-in-training Eugeo-dono, kami ingin kau untuk berbicara dengan
managemen akademi untuk kepentingan kami..."
"Ap-Apa maksudnya?"
Kehilangan
kata sekali lagi, dia mencoba mengingat lagi jika dia pernah berkata
seperti itu dan akhirnya mengingatnya. Itu benar, dia sepertinya
mengingat berkata pada Ronie, "Aku pikir tidak apa-apa jika kau ingin
aku berbicara dengan guru untukmu dan mengganti guru pembimbingmu",
ketika Kirito membuatnya menunggu beberapa hari yang lalu.
Jadi,
apakah makanan mewah ini adalah hadiah perpisahan? Eugeo mencoba untuk
mengkonfirmasinya tentang hal ini ketika membantah dengan kecemasan.
"Baiklah...apakah ini berarti kau keluar sebagai valetku...? Atau Kirito... atau bahkan keduanya...?"
Saat
mengatakan hal itu, Tizei dan Ronie mengangkat wajah mereka,
memperlihatkan ekspresi bingung dengan cepat dan segera menggelengkan
kepala mereka di waktu yang bersamaan. Tizei yang duduk di samping kiri
Eugeo yang mulai berbicara pertama kali dab dia melakukan itu dengan
panik.
"Itu tidak mungkin! Ini bukan untuk kami, itu sangat
tidak masuk akal. Bahkan sebaliknya, ada banyak yang ingin bertukar agar
bisa melayani sebagai valet kalian berdua... tidak, bukan itu yang aku
inginkan, yang ingin mengganti adalah seorang gadis dari kamar kami di
asrama. Namanya Frenica dan dia adalah gadis yang baik juga serius,
serta berusaha keras dan menguasai ilmu pedang serta rendah hati
tapi..."
Tizei menurunkan bahunya dan Ronie melanjutkan berbicara.
"...Sebenarnya,
elite swordsman-in-training yang memilih Frenica sebagai valet
sepertinya menjadi orang yang keras...Terutama beberapa hari ini, dia
dihukum untuk periode waktu yang sangat lama dari kesalahan kecil dan
disuruh untuk menyediakan layanan yang seharusnya dipertimbangkan yang
agak tidak pantas dengan akademi, terlihat seperti sangat menderita..."
Novice trainees memegang tangan kecil mereka di depan dada mereka, mata merah dan coklat itu menjadi gelap.
Mengembalikan
setengah dari ayam goreng itu ke piring, Eugeo bergantian melihat di
antara mereka, tidak sepenuhnya ingin mempercayai itu.
"T-tapi...meskipun
jika seorang elite swordsman-in-training, menyuruh seorang valet
trainee untuk melakukan tugas yang ditentukan oleh akademi tapi diluar
dari itu juga seharusnya tidak harus..."
"Ya, itu...tentu saja,
dia tidak dapat dikatakan melanggar peraturan sekolah, tapi peraturan
itu tidak menuliskan tentang setiap perbuatan...seperti berbagai
perintah yang tidak melanggar aturan dan juga, sesuatu yang berat untuk
siswa perempuan untuk melaksanakannya.."
Dengan Tizei
terhuyung-huyung dengan wajahnya yang memerah, Eugeo perlahan dapat
menebak apa yang diperintahkan kepada siswa valet novice, Frenica, dari
swordsman-in-training tersebut.
"Tidak, aku mengerti situasi
dari gadis itu, Frenica, meskipun kau tidak perlu berbicara lebih jauh
lagi. Aku harap dapat memberikan bantuan padanya secepat yang aku bisa,
tapi jika aku tidak salah..."
Dia melanjutkan ketika mengingat kembali bagian yang cocok dari peraturan akademi yang dia ingat.
"Erm...
'Untuk memastikan jumlah maksimum bantuan yang diberikan kepada elite
swordsman-in-training, seorang valet dipilih untuk menerima tugas dari
elite swordsman-in-training. Tugas menjadi seorang valet itu diberikan
dengan memilih dua belas novice trainees yang mendaftar tahun ini dan
nilai tertinggi, tapi dengan izin dari elite swordsman-in-training dan
instruktur yang bertugas seorang valet dikeluarkan dan pilihan lain
jatuh kepada novice trainees lainnya...seperti itu, aku yakin. Dengan
kata lain, untuk mengeluarkan pengangkatan Frenica, tidak hanya izin
dari instruktur yang dibutuhkan, tapi juga swordsman-in-training, huh.
Sebenarnya, aku dapat mencoba meyakinkannya lebih dulu...siapa nama dari
elite swordsman-in-training itu?"
Saat bertanya itu, Eugeo
mengerutkan keningnya, merasakan suatu pertanda yang tidak baik. Tizei
ragu-ragu untuk sesaat sebelum perlahan mengatakan suatu nama dari
mulutnya yang kelihatan sulit baginya.
"Sebenarnya... dia Second-ranked Elite Swordsman-in-training Humbert Zizek-dono."
Sesaat setelah dia mendengar itu, Kirito yang mendengar itu tanpa kata langsung menggeram, sepertinya kesal.
"Memikirkan
bagaimana dia berakhir ketika dia yang memulai pertandingan itu, orang
itu masih memiliki sikap buruk, huh. Aku pasti akan mengalahkannya lain
kali."
"Aku tidak melakukan sesuatu padanya atau sesuatu. —Tapi itu mungkin bisa menjadi alasannya..."
Eugeo perlahan menggigit mulutnya sebelum dia menjelaskan keadaan kepada Tizei dan Ronie.
"Sebenarnya,
kau tahu, aku pernah berduel dengan Swordsman-in-training Humbert di
ruangan praktik beberapa hari yang lalu. Hasilnya adalah seri, tapi
Humbert sepertinya tidak puas dengan itu...Jadi alasan kenapa dia
menjadi keras terhadap Frenica akhir-akhir ini mungkin karena duel
itu..."
"Huuh, menggangu valetnya sendiri karena tidak dapat
menang dari Eugeo, orang itu bukanlah seseorang yang pantas menjadi
swordsman."
Memikirkan kata-kata pedas yang keluar dari Kirito,
dua gadis itu masih belum mengerti situasinya. Dengan alisnya yang
terangkat, Tizei berkata dengan nada yang tidak pasti.
"Erm...Dengan
kata lain, saat Elite Swordsman-in-training Zizek-dono di pertandingan
sebelumnya seri dengan Eugeo-senpai, dia menginginkan, err..."
Dia tidak dapat menemukan kata yang ingin dia bilang, jadi Ronie melanjutkannya, dengan sedikit tambahan.
"Balas dendam... ini katanya, kan..."
"Ya,
kata itu. Sebagai balas dendam karena tidak menang di pertandingan itu,
dia menggunakan Hak Menghukum kepada Frenica dan menyuruhnya melakukan
sesuatu memalukan padanya, seperti itu kan...?"
Meskipun mereka
lahir sebagai bangsawan seperti Humbert dan Raios, mereka lahir sebagai
bangsawan kelas enam yang berdekatan dengan orang biasa, itu pasti tidak
mudah untuk mereka mengerti perbuatan tak beralasan dari second-ranked
swordsman-in-training. Bahkan sulit untuk menemukan kata yang tepat
untuk menyampaikannya, itu adalah perbedaan dari pemikiran mereka.
Untuk
Eugeo yang lahir sebagai penduduk desa pinggiran, dia dapat menebak
alasan Humbert, tapi dia sama sekali tidak bersimpati untuk itu. Ketika
dia masih kecil di Rulid, anak dari penjaga desa, Jink melakukan
berbagai hal padanya, tapi alasannya bisa dibilang sangat
kekanak-kanakan. Jink menyukai Alice, jadi dia tidak menyukai Eugeo yang
terus bersamanya dan menggangunya dengan menyembunyikan sepatu dan
sebagainya.
Tetapi, sepertinya Humbert melampiaskan kemarahannya
karena tidak menang dari pertandingan melawan Eugeo kepada seseorang
yang sama sekali tidak ada hubungannya, valetnya sendiri— Frenica yang
seharusnya dia bimbing.
Dia tahu adanya kata, balas dendam dan
melampiaskan kemarahan. Bahkan Eugeo pernah mengalaminya sekali ketika
dia masih muda, ketika dia iri terhadap pedang kayu yang ayahnya beli
untuk kakaknya sebagai hadiah dan tidak dapat berbuat apa-apa selain
menebas batu itu berulang kali dengan pedang kayu yang di buat ayahnya,
dan berakhir dengan mematahkannya. Ayahnya memarahinya, dan berkata
bahwa sia-sia melakukan sesuatu untuk melampiaskan kemarahan dan dia
tidak pernah melakukannya lagi.
Seperti mematahkan pedang kayumu
sendiri, itu seperti menjadi bersikap terlalu tegas terhadap valetmu
sendiri tidak melawan Taboo Index, Hukum Dasar Kerajaan, atau bahkan
peraturan Akademi Master Pedang. Tetapi—meski itu betul, bukankah itu
berarti «itu boleh» untuk melakukannya? Di dunia ini, selain hukum yang
sudah ada, bukankah seharusnya ada sesuatu yang penting untuk
diikuti...?
Pada saat itu, Tizei, yang sepertinya memikirkan
pemikiran yang sama dengan menundukkan kepalanya, merengut saat dia
memaksakan kata untuk keluar dati tenggorokannya.
"Aku...Aku tidak mengerti."
Menaikkan
wajahnya untuk menatap Eugeo, gadis yang merupakan penerus keluarga
bangsawan kelas enam mengelus pipinya yang masih memiliki sedikit sifat
kekanak-kanakan saat dia melanjutkan.
"...Ayahku selalu berkata
seperti ini. Kami...keluarga Shtolienen adalah bnagsawan, berkat yang
kurang lebih berasal dari pendahulu kita yang mendapat rekomendasi dari
kerajaan yang lalu untuk upaya militer yang sedkit. Karena itu, kita
tidak mengambilnya untuk kesenangan, bahwa kita hidup di rumah yang
lebih besar dengan orang biasa dan diberikan beberapa keistimewaan.
Bahkan bahwa kita bangsawan berarti kita seharusnya menggunakan segala
usaha untuk kepada orang yang tidak dapat hidup dengan bahagia dan
damai, dan ketika saat perang tiba, kita harus mencabut pedang kita
untuk melindungi yang bukan bangsawan dan berjuang hingga mati sebelum
mereka melakukannya, dia bilang..."
Lalu, Tizei segera menutup
mulutnya dan melihat dengan mata yang seperti musim gugur menuju
selatan—menuju pusat dari Centoria. Dia menatap serius ke arah bangunan
Administrasi Kerajaan yang terlihat menjulang dari puncak pohon untuk
sebentar sebelum dia melihat kembali Eugeo dan yang lainnya.
"...Berbicara
tentang keluarga Zizek, mereka adalah keluarga terkenal dengan
membangun rumah besar di distrik keempat dan bahkan memiliki tanah
sendiri di luar Centoria. Jadi bukankah seharusnya Elite
Swordsman-in-training Humbert-dono berjuang lebih keras dibanding dengan
bangsawan kelas bawah untuk kebahagiaan bersama? Meski jika itu tidak
tertulis di Taboo Index, bangsawan seharusnya menyadari tindakannya
sendiri dan tidak membuat kesalahan terhadap orang lain melalui
mereka...Itulah yang ayahku katakan. Perbuatan Humbert-dono mungkin
tidak melawan Taboo Index dan peraturan akademi ... tapi...tapi meski
begitu, Frenica terus menangis di tempat tidurnya saat malam. Bagaimana
mungkin...perbuatan itu dapat dimaafkan...?"
Tizei menyelesaikan
pidato panjangnya dengan segenap kemampuannya dan sebuah air mata
keluar dari kedua matanya. Tetapi, Eugeo yang memiliki pendapat yang
sama dengan gadis itu tidak memiliki balasan yang langsung padanya.
Ronie mengeluarkan sebuah sapu tangan putih dan menyeka di sekitar
daerah mata Tizei, di saat itu—
"Dia adalah ayah yang baik. Aku harap aku dapat bertemu dengannya."
Eugeo tidak mempercayai bahwa suara tenang itu berasal dari mulut Kirito untuk sebentar.
Swordsman
hitam itu, yang menginspirasinya dengan perasaan kagum dan takut kepada
muridnya dengan pandangan mengintimidasi dan sikap yang menakutkan,
juga sebanding dengan head swordsman-in-training sebelumnya, Uolo
Levanteinn, yang menjadi legenda, melihat ke arah Tizei dengan mata yang
menghibur dan berbicara lembut, kata demi kata.
"Apa
yang ayahmu ajarkan padamu, disebut «Kewajiban Bangsawan» di
En...tidak, Pengucapan Suci itu disebut, bagaimana semangat seharusnya,
atau dengan kata lain, orang yang memiliki kekuatan harus menggunakannya
untuk demi orang yang tidak memilikinya...itu benar, kau dapat
mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang dapat dibanggakan.
Itu
adalah kata yang bahkan Eugeo dengar untuk pertama kalinya setelah
setahun menerima pelajaran Pengucapan Suci, tapi artinya sepertinya
telah masuk ke dalam pikirannya dan dia mengangguk dengan dalam. Suara
Kirito keluar seperti angin musim semi.
"Kebanggaan itu jauh
lebih penting dibanding dengan suatu hukum atau peraturan. Meski jika
itu tidak dilarang oleh hukum, ada suatu hal yang tidak dapat dilakukan
dan sebaliknya, ada sesuatu yang harus dilakukan meskipun itu melanggar
suatu hukum."
Deklarasi yang masuk akal itu, bisa dibilang
membantah Taboo Index— atau Gereja Axiom itu sendiri, membuat Ronie dan
Tizei menelan nafas mereka. Tetapi, Kirito menatap gadis muda itu dan
melanjutkan untuk tetap berbicara.
"Dulu, dulu sekali, ada
seorang yang hebat bernama Saint Augustinus berkata seperti ini. Hukum
yang tidak adil sama saja dengan tidak memiliki hukum. Tanpa
memperhatikan bagaimana hukum atau peraturan itu seharusnya, kau tidak
harus mematuhinya. Meski jika itu sama sekali tidak melanggar taboo
ataupun peraturan, perbuatan Humbert bisa dibilang salah. Tidak mungkin
ada alasan untuk membuat sesuatu yang membuat gadis tak bersalah
menangis. Karena itu seseorang harus menghentikannya, dan dengan kata
lain, itu seharusnya..."
"Aah...Sepertinya itu untuk kita, huh."
Eugeo mengangguk, tapi dia masih memiliki keraguaan untuk ditanyakan kepada patnernya.
"Tapi
Kirito...jika begitu maka siapa yang menentukan hukum itu sekarang?
Jika semua orang berlaku sesuka mereka, maka tidak ada peraturan,
bukankah begitu? Bukankah Gereja Axiom ada untuk memiliki kepentingan
menghukum orang yang bermasalah?"
Itu benar bahwa the Taboo
Index tidak menuliskan setiap perbuatan yang benar dan salah yang
dilakukan oleh manusia. Karena itu, itu berakhir yang membuat Humbert
melampiaskan kemarahan kepada valetnya sendiri. Tetapi, seperti
bagaimana Sister Azariya memarahi Jink untuk gangguannya di masa lalu,
Eugeo dan Kirito dapat meyampaikan pendapat mereka kepada Humbert,
usulan mereka. Seharusnya itu sama sekali berbeda dari meragukan
kekuasaan Gereja.
Orang yang membuat dunia ini adalah Tuhan, dan
Gereja adalah wakil dari Tuhan. Gereja itu telah memimbing Dunia
Manusia selama beratus tahun tanpa kesalahan, sesuatu dapat berjalan
tanpa dia mengatakan itu.
Orang yang menjawab pertanyaan Eugeo
bukanlah Kirito, tapi Ronie yang terus diam sampai sekarang. Seperti
biasa gadis yang ramah itu mulai berbicara dengan cahaya kuat dimatanya,
itu membuat Eugeo sedikit terkejut.
"Sepertinya...Aku merasa
aku sedikit mengerti apa yang Kirito-senpai katakan. Sebuah semangat
yang penting untuk melakukan sesuatu meskipun itu tidak tertulis di
Taboo Index...itu sepertinya rasa keadilan pada diri sendiri, yang
kutahu. Bukan hanya mematuhi hukum, tapi berpikir kenapa hukum ada
dengan keadilan seperti itu...Pemikiran seperti itu jauh lebih penting
dibanding mematuhinya..."
"Yep, seperti itu, Ronie. Dapat
berpikir adalah kemampuan terhebat dari manusia. Itu jauh lebih kuat
dari pedang terkenal, lebih kuat dari semua secret move."
Kirito
mengatakan itu sambil tersenyum dan terlihat dari matanya, dengan itu
dan sesuatu yang lain, sebuah perasaan yang dalam dapat terlihat.
Menghadapi patnernya yang memiliki banyak misteri di sekitarnya,
meskipun menghabiskan waktu dua tahun dengan tidur dan makan bersama,
Eugeo menanyakan satu pertanyaan terakhir.
"Tapi Kirito, orang
yang kau katakan tadi, Augus itu...seorang apa, siapa sebenarnya dia?
Seorang Integrity Knight dari Gereja?"
"Hmm, seorang pendeta, kurasa. Dia mungkin sudah mati, sepertinya."
Dengan jawaban itu, Kirito tersenyum lebar.
Setelah
melihat Tizei dan Ronie pergi dengan membawa keranjang yang benar-benar
kosong dan melambaikan dengan tangan mereka sambil kembali ke asrama
novice trainee, Eugeo melihat kearah wajah patnernya lagi.
"...Kirito, apakah kau telah memikirkan sesuatu untuk masalah tentang Humbert?"
Saat mengatakan itu, Kirito membuat wajah yang rumit dan mengeluh.
"Hmm...Meskipun
jika kita mengatakan untuk berhenti menganggu siswa junior, dia
bukanlah tipe orang untuk segera menghentikannya...Tapi meski begitu..."
"Tapi meski begitu...apa?"
"Memikirkan Humbert
sebentar, pemimpin orang itu, Raios terus diam dengan cara yang buruk,
tapi dia bukanlah orang yang idiot. Untuknya yang terpilih sebagai head
elite swordsman-in-training, bukan hanya dia memiliki kemampuan pedang
yang baik, sacred arts, hukum dan sejarah nilainya seharusnya bagus
juga.
"Itu benar, lebih baik dibanding dengan seseorang yang hanya mendapat peringkat enam hanya dengan kekuatan fisik saja."
"Cerita itu untuk dua orang siswa, sebenarnya."
Mereka
tanpa sadar telah memulai percakapan aneh mereka seperti biasa, Eugeo
menyadari hal itu bukanlah waktu yang tepat dan mengambil inisiatif.
"Dan jadi...?"
"...Raios
berada di kamar yang sama dengan Humbert, kan? Jadi apa kau tidak pikir
aneh bila dia terus diam tentang Humbert yang melampiaskan kemarahan
pada valetnya sendiri. Mekski jika tidak ada hukuman formal, setidaknya
rumor yang buruk akan menyebar, dan pada saat itu, reputasi Raios akan
turun juga, karena dia berada di kamar yang sama. Untuk seseorang yang
memiliki harga diri tinggi, aku percaya bahwa dia membenci hukuman
sejenis itu..."
"Tapi...faktanya Humbert menganggu Frenica.
Dengan kata lain, bukankah berarti Raios telah menyerah dengan perilaku
Humbert juga? Jika ini disebabkan oleh duel denganku, aku pasti
membutuhkan kata dengan..."
"Dan itulah yang aku maksudkan."
Kirito berbicara dengan ekspresi saat dia mengunyah nedge lezta kering.
"Mungkin
perbuatan ini untuk menargetkan padamu, Eugeo? Kau keberatan dengan
perbuatan Humbert, mengatakan suatu argument, lalu hasilnya, berakhir
dengan melanggar peraturan akademi...jika direncanakan seperti itu..."
"Eeh?"
Eugeo membuka lebar matanya karena ide tak terduga.
"Tidak
mungkin...itu mungkin mustahil. Meski jika tempat kita berbeda, Humbert
dan aku adalah swordsmen-in-training. Selama aku tidak secara langsung
menggangunya, tidak peduli bagaimana dia melapornya, itu tidak akan
dianggap sebagai sikap tidak menghormati. Bahkan, aku lebih khawatir
terhadapmu, Kirito."
"Aah, sebenarnya...kau mungkin benar. Seperti membuat kotor seragamnya atau seperti itu."
Eugeo
menghela nafas pada patnernya yang mengatakan itu tanpa ekspresi.
Kirito pernah melakukan suatu perbuatan tidak menghormati, pada pemimpin
sebelumnya, Uolo, dan disuruh untuk berduel dengan keadaan yang tidak
masuk akal dengan menggunakan pedang asli dan serangan pertama untuk
menang.
"Baiklah, ketika kita masuk menuju kamar Humbert, aku
akan berbicara dengannya. Kirito, kau cukup berdiri di belakang dan
sedikit mengintimidasinya."
"Serahkan padaku, itu adalah keahlianku."
"...Aku
berharap padamu. Kita akan memberikan peringatan formal hari ini dan
jika mereka tidak menanggapinya, kita akan meminta permohonan
pengeluaran Frenica terhadap pengelola. Humbert setidaknya akan
mendengarkan kita sedikit. Meski begitu itu pasti akan berpengaruh
padanya."
"Aah...Kupikir juga begitu."
Menepuk punggung
Kirito ketika dia tidak merasa puas karena sesuatu, Eugeo mulai berjalan
menuju asrama elite swordsmen-in-training yang dibangun di atas bukit.
Kemarahan ketika dia mendengar cerita Tizei tidak mudah hilang dan
secara alami, dia meningkatkan kecepatan.
Setahun yang lalu,
orang yang menunggu Eugeo, menunjuknya sebagai valet tanpa mengetahui
tujuannya memilih, dan lebih dari itu dia memiliki nama, Gorgolosso
Baltoh, dia adalah orang hebat yang pasti tidak akan melewatkan hari
sebelum umurnya dua puluh tahun.
Tubuh besar itu dengan sekitar
dua kali dari Eugeo yang juga ditutupi oleh otot keras, dan didampingi
dengan bekas cukuran hebat yang mirip dengan surai darisingah yang hidup
di Kerajaan Selatan, meskipun Eugeo belum pernah melihat mereka selain
dari seni, mereka membuat dia bertanya jika dia memasuki ruangan
instruktur untuk pertama kalinya.
Gorgolosso mengambil pandangan
sekilas pada Eugeo yang membeku karena tekanan, dan menyuruhnya
"Lepaskan pakaianmu", dengan suara keras. Eugeo sangat ketakutan, tapi
dia tidak dapat menolaknya, jadi dia melepaskan pakaian seragam
abu-abunya, menyisakan satu potong celana dalamnya. Dia telah ketakutan
sekali lagi, dari melihat kepala hingga ujung kakinya dengan pandangan
tajam itu—lalu Gorgolosso memberikan sebuah roti, memperlihatkan senyum
dan berkata, "Baiklah, kau telah terlatih dengan baik".
Merasa
lega dari dalam hatinya sambil dia mengenakan kembali pakaiannya,
Gorgolosso menginformasikan Eugeo bahwa dia bukanlah seorang bangsawan,
tapi seorang yang dibesarkan dari penjaga umum juga, yang juga alasan
kenapa dia memilih Eugeo karena memiliki sejarah yang sama.
Untuk
satu tahun ke depan setelah itu, meskipun sikap bersemangat itu
menimbulkan masalah bagi Eugeo saat itu, dia tidak bekerja padanya tanpa
alasan, mengenalkannya dengan pedang dengan memperhatikan kesabaran.
Eugeo masih berpikir bahwa Valtio-style yang diajarkan oleh Gorgolosso
juga sama pentingnya dengan Aincrad-style Kirito yang membantunya untuk
lolos dari tes penerimaan swordsman-in-training.
Hari dimana
Gorgolosso lulus dari akademi dan meninggalkan pusat, Eugeo menanyakan
suatu pertanyaan yang dia sembunyikan selama satu tahun. Tentang kenapa
dia memilihnya, dibanding Kirito yang memasuki sekolah dengan
rekomendasi dari penjaga regu juga.
Ketika menggosok bekas cukurannya, Gorgolosso menjawab.
—Benar,
aku mengetahui bahwa kemampuan pedang orang itu jauh lebih tinggi dari
kamu ketika aku melihat perfomanya selama ujian masuk. Tapi kau tahu,
alasan sebenarnya aku memilihmu. Aku merasa bahwa kau adalah tipe orang
yang akan berjuang hingga mati ketika melihat ke atas, seperti diriku.
...Juga, satu alasan atau lainnya, Rina second-ranked telah memilih
Kirito sebelumnya, begitu.
Gahahaha, ketika dia tertawa dengan
senang, Gorgolosso mengusap kepala Eugeo dengan tangan kuatnya dan
berkata. Bahwa dia pasti telah menjadi swordsman-in-training, dan akan
terus mengingat valet traineenya. Eugeo mengangguk tanpa henti sambil
menahan air matanya dan mengantar Gorgolosso hingga ke gerbang sekolah
sampai bayangannya hilang dari pandangan.
Orang itu yang telah
mengajarkannya bahwa elite swordsmen-in-training dan valet trainees
mereka tidak memiliki hubungan yang sekedar guru dan pembantu. Eugeo
mungkin berpikir bahwa dia mungkin tidak menjadi guru seperti
Gorgolosso. Tapi meski begitu, dia bemaksud untuk mecoba sebaik mungkin
untuk satu tahun ini, untuk mengajar apa yang diajarkan oleh orang itu,
meski itupun hanya sebagian kecil. Benar—ini mungkin yang Kirito katakan
sebelumnya, «sesuatu yang penting dibanding dengan apapun, meski itu
tidak tertulis di setiap peraturan».
Humbert dan Raios mungkin
tidak mengerti ini. Saat mereka mendapat rangkin dibawah tiga puluh
karena nilai ujian masuk, mereka mungkin dapat dengan mudah mengikuti
pertandingan seleksi disebabkan oleh tujuan mereka untuk menjadi valet.
Meski begitu, ada sesuatu yang harus dikatakan.
Mendorong pintu
di depan dia dengan kedua tangannya dan memasuki asrama
swordsmen-in-training. Eugeo segera menaiki tangga besar yang ada di
depan dengan suara keras dari sepatu kulit mereka.
Bagian 3
Beberapa saat setelah mengetuk pintu di ujung timur asrama lantai tiga, Humbert segera bertanya siapa di situ dari dalam.
"Swordsmen-in-training Eugeo and Kirito. Kami memiliki sesuatu yang ingin didiskusikan dengan Swordsman-in-training Zizek."
Dia
mengatkan nama mereka sambil mencoba untuk mempertahankan
ketenangannya, tapi langkah berat dengn cepat terdengar dan pintu dibuka
dengan keras. Humbert yang memandang mereka berdua dengan marah sambil,
mengeluh dengan suara yang dapat di dengar hingga mencapai atrium yang
ada di tengah asrama lantai satu.
"Berani sekali kau, masuk
tanpa memberitahu sebelumnya! Sudah jelas kau seharusnya meminta izin
untuk pertemuan melalui surat sebelumnya!"
Tanpa memberi kesempatan untuk Eugeo menjawab, Raios Antinous langsung berkata dengan suara tenang dari belakang Humbert.
"Sekarang,
bukankah kita semua adalah teman yang beradap terhadap diri kita di
institut yang sama? Biarkan mereka lewat, Humbert, meskipun sayangnya
kita tidak sempat menyajikan teh untuk mereka, karena tidak ada
pemberitahuan."
"...Pastikan kalian menyampaikan terima kasih kalian atas keramahan Raios."
Memaksakan
kata itu keluar dari mulutnya , Humbert membalikkan badannya. Ketika
berpikir apa yang seharusnya dilakukannya, Eugeo memasuki ruangan itu
dengan membungkuk.
"Apa maksudnya itu..."
Kirito yang
mengikutinya di belakang juga memiliki pemikiran yang sama dengan itu
hingga keluar dari mulutnya, jadi dia menutupinya dengan berbatuk dan
berjalan di depan sofa yang ada di tengah ruang tamu . Jumlah dan
pengaturannya tentu saja, sama dengan ruangan Eugeo dan Kirito, tapi
peralatannya, seperti karpet yang menutupi lantainya dan tirai kusam
yang tertiup dengan lembut oleh angin musim dingin, telah diganti dengan
yang bernilai tinggi.
Meski sofanya memiliki lebar tiga meter
yang memiliki sutra dan didalamnya ada kapas, dan Humbert mendudukinya
di sisi ujung kanan. Raios dapat dilihat juga duduk di sisi ujung kiri,
tapi sembari duduk, dia mengistirahatkan kepalanya pada kursi itu dan
menaruh kedua kakinya di meja, dengan penampilan seolah dia tertidur.
Di
atas semua, karena mereka berasal dari keluarga bangsawan kelas atas
mereka tidak mengenakan seragam akademi, tetapi pakaian yang panjang dan
nyaman. Raios berwarna merah terang dan Humbert biru terang, itu sangat
berkilau juga berasal dari sutra berkelas tinggi di daerah selatan.
Aroma yang keluar dari cangkir yang tersusun di meja kemungkinan adalah
teh hijau, yang spesial dari timur. Setelah mengangkat cangkir itu dan
meminumnya dengan mulutnya, Raios akhirnya melihat ke arah Eugeo.
"...Jadi sekarang, apa yang membuatmu datang ke sini di sore hari di hari istirahat ini, temanku, Swordsman-in-training Eugeo?"
Sebenarnya
masih ada sofa lagi yang ada di samping meja, tapi dia tidak memiliki
keinginan untuk mempersilahkan mereka untuk duduk. Ketika memikirkan
yang baik baginya, Eugeo melihat keduanya dengan wajah keras yang dapat
dia buat, dan berbicara.
"Saya disini untuk memastikan suatu
rumor yang kurang menyenangkan tentang Swordsman-in-training Zizek yang
sampai di telinga saya. Sebelum nama teman di sekolah ini ternoda, Saya
percaya bahwa yang terbaik adalah untuk memberikan nasihat, meskipun itu
mungkin sedikit lancing untuk bagian saya."
Ekspresi Humbert
berubah dan hendak meneriakkan sesuatu pada saat itu, tapi Raios
menahannya dengan sedikit menggerakkan tangan kirinya sebelum
melengkungkan mulut merahnya dengan sedikit hingga menjadi senyuman.
"Bagaimana sekarang...?"
Dia perlahan menyampaikan perkataannya ketika uap naik dari cangkir di tangan kanannya.
"Ini
baik dari luar dan diluar perkiraanku. Untuk berpikir bahwa kalian
dapat memperhatikan tentang reputasi temanku. Tetapi, saya menyesal
untuk menginformasikan kalian bahwa tidak ada yang dapat dipikirkan
mengenai rumor itu. Meski saya malu atas ketidaktahuaan saya, tidak ada
yang dapat dilakukan selain kalian memberikan penerangan padaku tentang
isu tersebut."
"...Saya telah mendengar bahwa Zizek-dono telah
melakukan sesuatu yang tidak sopan terhadap valet traineenya. Saya juga
percaya bahwa kau memiliki penyangkaan tentang itu!"
"Berani sekali!"
Bangkit dari sofanya pada saat itu, Humbert bersuara dengan keras.
"Berani
sekali seseorang yang tidak punya nama keluarga, dengan aura petani
dari suatu desa terpencil menuduhku, anak pertama dari keluarga
bangsawan kelas empat, tentang perbuatan yang tidak sopan!"
"Sekarang, jangan terlalu gusar, Humbert."
Raios menggerakkan tangan kirinya dari sisi ke sisi dan membuat diam pengikutnya sekali lagi.
"Meski
jika tempat lahir kita berbeda, bukankah kita adalah sesama siswa yang
belajar di tempat yang sama sekarang? Kau tidak begitu saja menyalahkan
segalanya sebagai tindakan tidak sopan, setidaknya di dalam akademi.
...Itu dikatakan, itu akan menjadi cerita lain jika itu hanyalah suatu
kebohongan tanpa bukti. Dimana kau mendengar rumor aneh itu,
Eugeo-dono?"
"Saya ragu jika kau berkeinginan untuk membuat hari
istirahatmu menjadi sia-sia, Antinous-dono, jadi jangan berpura-pura
bodoh. Ini juga bukan tanpa bukti. Saya telah mendengarnya langsung dari
novice trainees yang tinggal di kamar yang sama dengan valet
Zizek-dono."
"Oh? Jadi begitu, lalu? Apakah kau mengatakan bahwa
valet Humbert secara formal mempercayakanmu dengan protes melalui
novice trainees yang tinggal di kamar yang sama oleh keinginannya
sendiri?"
"...Tidak, bukan seperti itu, tapi..."
Eugeo
tanpa sadar menggigit mulutnya. Itu betul bahwa dia tidak disini
berdasarkan permintaan pribadi dari Frenica, jadi ini akan menjadi sulit
untuk menahan protes jika dia telah ditolak sebagai kebohongan tanpa
bukti.
Tetapi, tidak ada jalan untuk Eugeo kabur di depan Raios
yang tersenyum menyeringai dengan postur cerobohnya dan Humbert
membengkokkan mulutnya dengan sikap yang memuakkan, dia dengan cepat
membalikkan dengan pertanyaan.
"...Saya percaya jika kalian
berdua menolak jika seperti itu? Bahwa Humbert-dono telah melakukan hal
yang tidak pantas terhadap valet trainee bernama Frenica?"
"Fm,
hal yang tidak pantas? Itu adalah kata yang jarang digunakan,
Eugeo-dono. Bagaimana kalau menggunakan kata yang mudah dimengerti,
dengan mengatakan bahwa itu melanggar peraturan akademi?"
"......"
Dia
menggeretakkan giginya sekali lagi. Meski jika peraturan itu diterapkan
hanya di tempat akademi, kepentingannya sangat dekat dengan level yang
sama dengan Taboo Index atau Peraturan Dasar Kerajaan untuk siswa dan
tidak ada seorangpun yang berani melanggarnya.
Meski Humbert
tidak akan melanggar peraturan akademi, Eugeo mengetahui lebih baik
daripada mempertimbangkannya juga. Itu adalah alasan sebenarnya dia
tidak dapat memaafkan mereka. Apapun dapat dilakukan selama tidak
melanggar peraturan, perbuatan mereka yang didasari oleh keyakinan
tersebut bahkan jika mereka tidak mengatakannya. Mengambil nafas yang
dalam, Eugeo melanjutkan percakapannya.
"Tapi meski... tapi
meski, bahkan jika itu tidak dilarang oleh peraturan akademi, bukankah
ada sesuatu yang dilakukan elite swordsmen-in-training tidak harus
dilakukan kepada novice trainees kepada pengajar mereka?!"
"Oh, sekarang Eugeo-dono, sebenarnya perbuatan apa yang ingin kau katakan terhadap Humbert yang telah dilakukan kepada Frenica?
"...I-itu.."
Saat
dia tidak dapat menahan untuk membuat Tizei dan Ronie menjelaskan
dengan detail dan seterusnya, karena belum pernah mendengar secara
spesifik tentang «perintah yang tidak pantas», Eugeo tidak dapat
menjawabnya. Dengan itu, Raios melebarkan tangannya dengan kecepatan
berlebihan dan berbicara sambil menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke
kanan.
"Oh sepertinya, bahkan saya tidak dapat membuatku untuk
menemanimu berbicara lebih jauh lagi....Bagaimana, Humbert, apakah kau
mengerti apa yang Eugeo-dono bicarakan terhadap dirimu?"
Setelah
Raios bertanya dengan sopan, Humbert, yang telah membungkuk ke depan
sambil melihat kearah Eugeo sampai sekarang, menyandarkan beban yang ada
di punggungnya ke sofa dengan keras dan berseru.
"Tidak sama
sekali! Saya bahkan tidak mengerti apa yang dia katakan! Sejak awal,
tidak ada memuakkan, tidak, sejak awal tidak mungkin saya melakukan
sesuatu yang tidak sopan terhadap Frenica...sebenarnya, gadis itu tidak
pernah menolak meskipun sekali!"
Membelai rambut abu-abunya dari depan ke belakang, second-ranked swordsman-in-training menunjukkan senyum berbahaya.
"Sebenarnya,
saya pernah menyuruhnya untuk membantu dengan melakukan tugas yang
kecil. Saya yakin kau juga, mengingat pertandingan yang, saya tahu bahwa
itu memalukan untuk mengakui pertandingan itu berakhir seri,
Eugeo-dono, Saya memperbaiki caraku setelahnya dan memutuskan untuk
berlatih. Mungkin karena tertahan dari latihan manapun akan membuat otot
tidak menarik sampai sekarang juga, karena itu tidak terhindarkan
tubuhku akan sakit. Karenanya, saya telah meminta secara malas kepada
Frenica untuk memijat dan merilekskan tubuhku ketika saya berkesempatan
untuk mandi setiap sore. Dengan tambahan, akan menjadi masalah jika
seragamnya menjadi basah, jadi saya bermurah hati mengizinkannya untuk
melepas bajunya hingga menyisakan baju dalamny. Saya pasti sangat sulit
untuk memahami bagian mana yang seharusnya menjadi bagian dari, hal yang
tidak pantas!"
Melihat ke arah Humbert, yang mengeluarkan tawa
dari tenggorokkannya, Eugeo menyadari kemunculan emosi yang tidak
diketahuinya di dalam hatinya.
Apakah memperlakukan manusia seperti ini dengan adab, dan bahkan mencoba untuk membujuknya sebenarnya diperlukan?
Akankah satu serangan di depannya dengan pedang kayu tanpa bertanya padanya akan lebih baik dari kata-kata?
Tangan
kanannya bergetar, menginginkan untuk mencabut pedang kayunya dan
menatangnya duel disini dan sekarang, setelah Euego menyadari bahwa
pinggangnya kosong. Mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan
dirinya, dia mengeluarkan suara tertahan yang dapat dia keluarkan.
"...Humbert-dono,
apa kau percaya perintah seperti itu...betul-betul dapat diizinkan?
Benar... benar, tidak ada peraturan yang tertulis di peraturan akademi,
tapi itu dikarenakan tidak diperlukan untuk menjelaskan larangannya.
Untuk benar-benar menyuruh valetmu melepaskan pakaian, bagaimana mungkin
hal memalukan begitu dapat kau..."
"Hahaha, hahahahaha!"
Tiba-tiba,
Raios, yang diam untuk beberapa waktu, menggerakkan ujung mulutnya dan
mengeluarkan tawa yang terbahak-bahak. Itu seperti dia telah menunggu
kalimat itu dari Eugeo, seperti itu kelihatannya.
"Hahaha! Untuk
memikirkan kata-kata itu keluar dari mulutmu sendiri,
Swordsman-in-training Eugeo-dono, hahaha! Bahkan, bukankah kau sendiri
melepaskan pakaianmu setiap malam, untuk lelaki besar biasa itu yang kau
layani sebagai valet trainee, Eugeo-dono?!"
"Itu adalah cerita
yang memang aneh! Untuk memikirkan kau menuduh orang lain karena hal
yang tidak sopan sementara kau mendapati dirimu melepaskan pakaianmu
sendiri, ha-ha!"
Humbert segera mengikuti arus pembicaraan juga, tertawa dengan suara kerasnya.
Seluruh
tubuh Eugeo bergetar hingga tidak dapat dikendalikan saat dorongan hati
sebelumnya melandanya sekali lagi. Pada saat dia hendak mengeluarkan
suara kata kasar yang hampir akan mendekati pelanggaran peraturan
akademi, Kirito membuat suara keras dengan membuat hentakan kaki dengan
sepatunya di belakangnya, membuat dia kembali pada kesadarannya.
Gurunya,
Gorgolosso, memang pernah menyuruh dia untuk melepaskan pakaiannya
selain celana dalamnya sekali atau dua kali selama sebulan. Tetapi, itu
dimaksudkan untuk mengkonfirmasikan ototnya dan memastikan sejauh mana
latihan yang dia jalani, bahkan tanpa meninggalkan satu maksud yang
meragukan. Tapi meski jika dia menolak dengan cara seperti itu, Raios
dan Humbert mungkin akan mengatakan lebih jauh lagi dan mengejek bukan
hanya Eugeo, tapi Gorgolosso juga. Karena itu Eugeo mencoba sebisa
mungkin untuk menahan dirinya dan perlahan berbicara setelah menenangkan
dirinya dengan suatu cara.
"Kasusku sama sekali tidak
berhubungan dengan situasi ini. Apa yang ada di sini, adalah apakah
valet trainee yang dimiliki Swordsman-in-training Zizek tidak melakukan
sesuatu yang melanggar peraturan sementara melalui pengalaman yang tidak
dapat ditoleransi setiap hari. Jika saya tidak melihat perubahan yang
lebih baik mulai dari sekarang, saya akan mempertimbangkan untuk membuat
permintaan kepada instruktur untuk menyelidiki kelakuan tersebut, jadi
simpan itu di pikiran kalian."
Lakukan apa yang kau inginkan,
kata-kata itu keluar dari belakang saat Eugeo segera meninggalkan kamar
Raios, diikuti dengan tawa.
Tidak lama setelah pintu
dibelakangnya tertutup Eugeo mengepalkan tangan kanannya dengan maksud
untuk memukul dinding itu, tapi dia menyadari bahwa jika dia menyerang
itu dengan kekuatan fisik yang dia latih, dia mungkin akan membuat
lubang di dinding—atau dengan kata lain, menurunkan Life bangunan
tersebut, dan dengan enggan menurunkan tangannya. Merusak fasilitas dan
peralatan akademi tentu saja melanggar Taboo Index dan sejak awal, itu
akan menjadi contoh melampiaskan kemarahan. Dia merasa sedikit kerinduan
dimana dia mengayun untuk memotong Gigas Cedar tanpa menyerah, tanpa
memperhatikan berapa banyak dia mengayun kapak itu yang terisi dengan
satu kemarahan atau lainnya.
Sebagai gantinya, dia membuat suara
keras dari hentakan sepatunya saat dia mulai berjalan menuju kamarnya
di barat, dan Kirito berbicara dari belakang.
"Ambil waktu sejenak untuk menenangkan dirimu, Eugeo."
Pada
saat suara yang tidak asing mencapai telinga Eugeo, di dalam kepalanya,
sesuatu yang merah terbakar seperti tungku api, mulai dingin sedikit
demi sedikit dan dia mengambil nafas dalam-dalam. Mengurangi langkahnya,
dia berjalan di samping patnernya.
"...Tapi meski begitu, itu sangat tidak terduga. Aku pikir kamu akan marah sebelum aku memulainya."
Terhadap kata-kata Eugeo, Kirito menunjukkan senyumannya dan memukul pinggang kirinya.
"Itu
akan menjadi buruk bila aku memiliki pedang. Ini hanya...seperti yang
aku bilang sebelumnya, mereka mungkin memiliki sesuatu yang
direncanakan, jadi aku mencoba menahan diriku dan melihat situasi
bagaimanapun juga."
"Itu mengingatkanku, kau mengatakan hal seperti itu. Aku benar-benar melupakannya... —Jadi apa yang kau pikirkan?"
"Kesampingkan
Humbert seperti itu, provokasi yang berasal dari Raios itu pasti
memiliki tujuan, Eugeo. Dia mungkin mengatakan Tizei dan Ronie untuk
menyampaikan cerita Frenica kepada kau pertimbangkan dan berencana untuk
menjatuhkan hukuman maksimum kepada kau jika kau terlalu jauh membuat
pernyataan kepada Humbert, sebagai sikap tidak menghormati. Kita
betul-betul tidak harus menganggap remeh kelicikkan bangsawan kelas
atas, huh..."
"Dengan kata lain...alasan kenapa Raios membiarkan
tindakan Humbert karena dia telah memprediksi bahwa aku akan dating
untuk memprotes, huh...Sungguh bencana.
Eugeo berhenti di tengah koridor dan menggigit bibirnya.
"Ini
karena aku telah membuat malu Humbert dalam pertandingan itu, kan. Dan
kau selalu berkata bahwa tidak ada sesuatu yang baik jika kau bereaksi
atas provokasi mereka juga..."
"Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri."
Kirito meletakkan tangannya di bahu kanan Eugeo dan mengeluarkan suara menghibur yang jarang keluar.
"Jika
begitu, pertandingan resmi pertama akan segera dating. Kita tidak
memiliki pilihan selain mengalahkan mereka jika kita ingin menjadi wakil
dari akademi, jadi kita akan mendapat kesalahan mereka cepat atau
lambat. Tapi melihat orang-orang itu telah mengeluarkan tawa yang keras
tentang itu, mereka mungkin sudah puas untuk waktu sekarang. Untuk
masalah Humbert yang terus melakukan perbuatan tidak sopan terhadap
Frenica, kita mungkin akan mempersiapkan surat sebelumnya, untuk segera
membuat permintaan menyelidiki dari instruktur setidaknya, seperti itu."
"...Ya, itu benar. Tapi jika itu benar-benar terjadi, kita
mungkin menangis di depan orang-orang itu seperti pasangan anak-anak
mungkin akan lebih meyakinkan.
Dengan ringan menepuk tangan Kirito untuk menunjukkan rasa terima kasih, Eugeo akhirnya melepaskan ketegangan di bahunya.
Baik
Humbert dan Raios telah kuat dengan pedang, dan bahkan nilai mereka di
akademik sangat bagus. Mereka menerima uang saku yang berlimpah dalam
bentuk Shear gold coin
dari keluarga mereka setiap bulan, yang cukup untuk membeli banyak baju
dan aksesoris pribadi yang mereka mau dan jika mereka merasa bosan
dengan masakan asrama, mereka dapat makan apapun yang mereka inginkan di
restoran di luar sekolah setiap malam jika mereka mau. Itu tentu saja
berasal dari pandangan Eugeo dan Kirito yang entah bagaimana memiliki
uang yang mereka simpan dari waktu mereka menjadi penjaga di Zakkaria.
Dan
meski begitu, kenapa mereka memandang Eugeo sebagai musuh, mengejek dia
setiap waktu dan mencoba membuat dia menyerah? Dan konsekuensinya, apa
yang mereka ingin dapatkan dari itu? Dia memang menyadari bahwa dunia
ini tidak dipenuhi oleh orang baik, bahkan setidaknya ada satu orang
yang tidak ramah, tapi meski begitu—bahkan jika mereka adalah bangswan
dan orang biasa, mereka semua adalah manusia yang lahir di Dunia
Manusia.
Ini adalah hal yang diajarkan oleh Gereja Axiom. Bahwa
Dunia Manusia dibuat oleh Dewi, Stacia, yang melambangkan «Baik» dan
Tanah Kegelapan yang dipimpin oleh Dewa, Vector yang melambangkan
«Jahat». Jika seperti itu, tidak peduli manusia macam apa, mereka
seharusnya memiliki hati yang baik sebagai dasar mereka, Ya, bahkan jika
itu adalah Raios atau Humbert.
Jika mereka menyilangkan pedang
bukan di duel sembarangan, tapi justru di panggung utama pertandingan
resmi dan menunjukkan semua kemampuan dan kekuatan masing-masing, mereka
pasti akan datang untuk berdamai dengan suatu syarat. —Pasti.
Memikirkan
hal itu sambil membuka pintu menuju kamarnya dan memasukinya, Eugeo
mengatakan sesuatu sebelum patnernya menghilang ke suatu tempat.
"Hei,
Kirito, ujian sacred arts telah berakhir, jadi aku harap kau menemaniku
untuk latihan sebanyak mungkin mulai besok dan seterusnya!"
"Apa, kau sangat bersemangat, bukankah begitu."
"Aah...Aku
harus lebih baik, lebih kuat, bagaimanapun juga. Untuk mengajarkan
Raios dan Humbert bahwa pedang ini tidak berbaik hati untuk membiarkan
mereka menang tanpa latihan sedikitpun."
Saat mendengar itu, Kirito mengangguk dengan senyuman.
"Baiklah
kalau begitu, haruskah aku mengajarimu bagaimana kerasnya latihan yang
akan kau dapatkan, Swordsman-in-training Eugeo-dono?"
"Itulah yang aku harapkan. ...Jadi sampai bertemu di waktu makan malam."
Mereka
berdua mengangkat tangan perlahan dan kembali ke ruangan masing-masing
untuk berganti, tapi patnernya berhenti sambil menoleh ke belakang dan
berkata dengan ekspresi serius.
"Eugeo. Apapun yang orang-orang itu katakan ketika aku tidak bersamamu, berhati-hatilah agar tidak terbawa emosi seperti tadi."
"Aku mengerti itu. Stay cool, kan?"
Saat
mengatakan suatu kata yang memiliki arti untuk menjaga ketenangan
seseorang dan itu Pengucapan Suci, dan itu kalimat perpisahan, Kirito
membuat senyum masam, kelihatannya malu, sambil membalas dengan kalimat
yang sama.
Mungkin karena puas setelah tertawa yang banyak,
Raios dan Humbert tidak memperhatikan Eugeo sepanjang latihan praktek
ilmu pedang di pagi hari dan terutama di pelajaran di siang hari pada
hari berikutnya. Bahkan Humbert, yang selalu mengejeknya dengan penuh
kebencian setiap kali mereka bertemu sampai seminggu sebelumnya,
bertahan hanya betul-betul mengabaikannya.
Tentu saja, Eugeo
merasa sedikit lega, tapi masalahnya adalah apakah dia memperbaiki
caranya bersikap kepada Frenica atau tidak. Dia telah bersama-sama
menulis dan menandatangani permintaan surat penyelidikan yang ditujukan
kepada management akademi di malam sebelumnya bersama Kirito. Jika itu
diajukan, sebuah pengumuman resmi akan dilangsungkan dari kedua pihak
baik itu sisi Raios dan sisi Eugeo, tapi meski mereke berdua seharusnya
ingin menghindari itu, mengingat berapa banyak nilai mereka atas mereka
yang lakukan.
Seperti halnya pelajaran sejarah kerajaan yang
membosankan—akhirnya, insiden itu dapat dikelompokkan sebagai insiden
yang jarang terjadi—berakhir, Eugeo berpisah dengan Kirito, yang pergi
menuju perpustakaan untuk mengembalikan sebuah buku, segera kembali
menuju asrama swordsmen-in-training dan menunggu Tizei dan Ronie untuk
memberitahu kemajuan dari kasus itu.
Tak lama, ketika bel jam
empat berbunyi seperti yang waktu ditentukan setiap hari, mereka berdua
dating dan mulai membersihkan setelah menyapa dengan semangat. Eugeo
duduk di kursi kamarnya, tidak memiliki sesuatu untuk dikerjakan, dan
hanya melihat kearah sosok cantik Tizie yang bekerja keras.
Dia
menawarkan bantuan untuk membersihkan beberapa kali yang dapat dia
hitung sebelumnya, tapi itu sama sekali ditolak dengan perkataan "Ini
adalah tanggung jawabku yang penting!" setiap waktu. Memikirkan kembali,
dia dapat mengingat bahwa dia mengatakan kepada Gorgolosso hal yang
sama, jadi dia dengan terpaksa mencoba yang dia bisa untuk membuat kamar
itu tidak terlalu kotor, tapi gadis itu tidak puas dengan itu juga, dan
selalu memiliki komplain aneh bahwa ruangan itu tidak memiliki banyak
hal untuk dibersihkan.
Menyibukkan diri dengan kain pel yang
panjang di tangan, Tizei menyelesaikan membersihkan ruang tamu dan kamar
tidur dalam waktu tiga puluh menit dan memasuki ruangan Eugeo, menutup
pintu dibelakangnya dan menghentakkan ujung sepatu kulitnya bersamaan.
"Elite Swordsman-in-training Eugeo-dono, saya akan melapor! Tugas membersihkan hari ini sudah selesai.
Sepertinya
Kirito telah kembali tanpa dia sadari juga, dengan suara Ronie
samar-samar terdengar dibalik pintu tertutup itu. Meninggalkan patnernya
untuk menyampaikan informasi disana, Eugeo menjawab Tizei dengan
balasan yang singkat.
"Ya, kerja bagus. Terima kasih banyak."
"Tidak, tidak perlu dipikirkan. Ini adalah tugas seorang valet!"
Dia dengan tenang membuat senyuman yang hampir tidak sengaja dia buat dan segera membalas.
"Erm...Aku
minta maaf, tapi dapatkah aku sedikit berbicara denganmu tentang
sesuatu? Tidak perlu untuk berdiri, jadi carilah tempat duduk." Saat
mengatakan hal itu, dia baru mengingat bahwa ruangan ini hanya memiliki
satu kursi, yang berada di dekta meja belajar. Pada saat dia hendak
mengatakan "Jadi di sebelah sini", Tizei menggelengkan kepalanya dan
berkata "Tidak, saya akan tetap berdiri", jadi Eugeo segera memotongnya
dengan berkata "Jadi, bagaimana kalau di sebelah sana?" dengan jari
telunjuknya menunjuk kasur di sebelah jendela.
Tizei segera membuka matanya dengan cepat dan mengangguk dengan warna pipi sedikit kemerahan pada saat ini.
"Ya-... ja-jadi, permisi karena sudah menganggu."
Dia berlari menuju bagian ujung dan perlahan mendudukinya.
Duduk
di tempat yang sama dengan seorang gadis tidaklah melanggar Taboo Index
atau peraturan akademi, seperti itu, Eugeo mengkonfirmasi ini
dipikirannya sebelum duduk di temapat yang agak jauh, dan setelah
membalikkan bagian atas tubuhnya menghadap Tizei, dia memulai topik
utama dengan wajah serius yang dapat dia buat.
"Tentang kasus
Frenica...kami telah membuat komplain terhadap Humbert kemarin. Orang
itu mungkin tidak ingin melakukannya lebih jauh lagi, jadi aku ragu
bahwa dia akan memberikan lagi perintah yang tidak pantas. Aku juga akan
membuatnya segera meminta maaf, jadi..."
"Benarkah?! ...Aku
sangat sangat, terima kasih banyak, Elite Swordsman-in-training
Eugeo-dono. Aku percaya Frenica akan senang bila mendengar itu juga."
Berhadapan dengan senyuman Tizei yang tiba-tiba, Eugeo berbicara dengan senyum masam.
"Kau
telah selesai dengan pekerjaanmu, jadi kau dapat memanggilku Eugeo.
Tapi meski begitu...ada sesuatu yang aku harus minta maaf juga. Aku
telah mengatakannya kemarin juga, tapi duelku dengan Humbert sebenarnya
awal dari kasus ini, dan itu mungkin menjadi skema untuk menjatuhkan
hukuman padaku untuk berperilaku tidak sopan ketika aku dating dengan
protes...Dengan kata lain, Frenica telah tergabung di konflik antara
Humbert dan aku. Aku harap untuk segera meminta maaf padanya juga, jadi
dapatkah kau membuatku mendapatkan kesempatan mengatakan itu...?"
"...Aku...mengerti..."
Tizei
membelai rambutnya saat dia menurunkan wajahnya seolah-olah dia
memikirkan sesuatu, tapi kemudian dia melihat kearah Eugeo dan dengan
lembut menggelengkan kepalanya.
"Tidak, itu bukanlah
kesalahanmu, Elite... Eugeo-senpai. Aku akan menyampaikan perkataanmu
kepada Frenica. Erm... b-boleh aku duduk lebih dekat lagi.
"Eh... b-boleh saja."
Eugeo
mengangguk dengan gugup dan pipi Tizei bersemu merah saat dia menggeser
tubuhnya, cukup dekat untuk dia untuk samar-samar merasakan kehangatan
tubuhnya. Melihat kearah dinding di depannya, suaranya keluar seperti
bisikan.
"Eugeo-senpai, Aku telah mencoba berpikir keras yang
dapat aku buat sebelum tidur di malam lalu. Tentang kenapa Elite
Swordsman-in-training Zizek-dono melakukan hal yang buruk kepada
Frenica, bagaimana dia dapat melakukan itu ketika dia merasakan bukan
kebencian atau kemarahan padanya. ...Kirito-senpai mengatakan bahwa
bangsawan harus menjaga harga dirinya. Tapi... Aku sebenarnya tahu.
Bahwa ada diantara beberapa bangsawan kelas atas itu, erm... bermain
dengan wanita yang hidup di tanah mereka hanya untuk memuaskan nafsu
mereka..."
Tizei tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap
kearah Eugeo dengan mata yang mengingatkan sebuah hutam musim gugur,
basah setelah hujan yang lama.
"...Aku takut. Aku percaya bahwa
aku akan mensukseskan keluarga Shtolienen tidak lama setelah aku lulus
dari akademi, dan berakhir menerima sebuah pertunangan dari keluarga
bangsawan yang memilik kelas sama atau satu kelas lebih
tinggi....Bagaimana jika orang yang akan menjadi pasanganku akan menjadi
seseorang seperti Zizek-dono...? Ketika aku berpikir apa yang akan
terjadi jika orang itu menjadi tipe orang yang tidak memiliki harga diri
dan tidak peduli mengancam orang lain...Aku merasa... sangat takut
bahwa aku..."
Eugeo menahan nafasnya dan melihat kembali kearah mata sedih Tizei.
Dia
telah menyadari perasaan Tizei tapi di saat yang sama, kata-kata itu
tidak dapat menarik perhatiaan antara perbedaan status sosial diantara
gadis itu dan dirinya. Dibandingkan dengan Tizei Shtolienen, anak
pertama dengan nama keluarga yang hebat dari keluarga bangsawan kelas
enam, Eugeo adalah anak dari petani tanpa nama keluarga—tidak perlu
dibilang anak ketiga.
Di tempat kecil, desa kecil seperti Rulid,
ada sebuah batasan untuk memanen dari tanah yang subur, mereka tidak
dapat meningkatkan jumlah mereka menjadi tak terbatas. Orang yang
mensukseskan rumah dan tanah mereka hampir selalu tanpa perkecuali, anak
pertama, dengan anak kedua, ketiga dan seterusnya—meskipun itu
tergantung dari Sacred Task mereka—tidak diizinkan untuk menikah, sering
kali menjadi tua tanpa pasangan. Jika dia tidak bertemu Kirito, bahkan
Eugeo akan menghabiskan waktunya mengayun kapak setiap hari dengan tugas
«tugas untuk memotong Gigas Cedar». Seperti pendahulunya, orang tua
itu, Garitta.
Dia telah tinggal dan berteman dengan banyak
bangsawan di Centoria Pusat saat ini, tapi dia tidak tahu apa yang akan
terjadi satu tahun kemudian jika dia gagal untuk menjadi swordsman
perwakilan akademi. Itu akan baik-baik saja jika dia mendapat pekerjaan
di Imperial Knight Order atau penjaga regu di kota besar, sebaliknya,
dia hanya dapat kembali Rulid dan bekerja di bawah saudara tertuanya.
Setidaknya, itu sangat pasti bahwa dia sama sekali tidak memiliki
harapan untuk menjadi penerus keluarga bangsawan.
Karena itu ketika Tizei memeluk ke tangan kanannya ketika dia tetap diam, itu sangat cukup untuk membuat dia menahan nafasnya.
"Eh... Tizei...!?"
Gadis
yang lahir sebagai bangsawan kelas enam itu menatap kearah Eugeo dengan
mata yang terbuka dari jarak yang dekat. Dari seragam abu-abu itu
tercium aroma yang harum yang mengingatkan daun solbe.
"Eugeo-senpai...Aku,
erm...memiliki permintaan yang ingin kukatakan padamu. Kau harus
menjadi perwakilan akademi, memenangkan turanamen ilmu pedang dan
berpartisipasi di Turnamen Persatuan Empat Kerajaan."
"I-Itu...tentu saja, itu adalah tujuanku, tapi..."
"Erm... sebenarnya..."
Tizei langsung kehilangan kata-kata dengan cepat, lalu melanjutkannya dengan wajah sangat merah seperti rambutnya.
"A-aku
dengar bahwa jika kau mendapatkan peringkat tinggi di Turnamen
Persatuan, kau akan dilantik dengan hidup sebagai aristocrat, seperti
Azurika-sensei dari asrama novice trainee. Erm, jadi...Aku sebenarnya
tidak seharusnya mengatakan hal ini, tapi... jika kau tidak menjadi
Integrity Knight, kumohon......maukah kau...menjadi......"
Kelanjutan
kata-kata itu sepertinya menghilang sebelum itu dikatakan, saat Tizei
gemetar dengan kepala menunduk dengan menghadap ke bawah, Eugeo menatap
ke bawah ke arah kepalanya.
Itu hanya pada waktu ini dia
mengerti tentang apa yang Tizei katakan, meskipun itu membutuhkan
beberapa waktu. Menelan ludahnya, sebuah suara kecilnya bergema di
kepalanya.
—Aku memiliki tujuan untuk Turnamen Persatuan dan menjadi Integrity Knight dan bertemu Alice sekali lagi, hanya itu alasannya—
Tetapi,
dia tidak dapat mengatakan itu kepada Tizei. Meskipun itu berakhir
dengan kebohongan, dia merasa tidak benar untuk mengkesampingkan sebuah
keinginan tulus dari gadis berusia enam belas tahun, yang mungkin
ketakutan karena masa depannya yang tidak jelas untuk pertama kalinya di
hidupnya... tidak perlu dibilang kalau dia menjadi valet traineenya.
Mengangkat tangan kirinya, Eugeo dengan canggung mengelus kepala Tizei sambil berkata.
"Ya...Aku mengerti. Aku pasti akan mencarimu setelah turnamen berakhir."
Pundak Tizei bergetar tidak terkontrol setelah mendengar itu dan dia perlahan mengangkat wajahnya tak lama kemudian.
Senyuman,
yang menyerupai kuncup bunga di musim semi, muncul di pipinya
berkilauan dengan air mata dan Tizei menggerakkan mulutnya.
"...Aku
akan-Aku akan menjadi lebih kuat juga. Cukup kuat untuk menjadi seperti
Eugeo-senpai... untuk dapat mengatakan hal tertentu yang harus
kukatakan."
Bagian 4
Hari berikutnya telah dimulai, hari ke 22 di bulan ke 5, adalah hari pertama dengan cuaca badai untuk musim semi.
Membawa
angin kencang pada saat itu, tetesan besar dari hujan itu dengan keras
mengenai sisi jendela itu. Eugeo menghentikan tangannya dalam mempoles
pedangnya dan melihat ke arah langit mendung itu yang kelhilangan cahaya
Solus, memikirkan itu tidak terlalu lama setelah pelajaran selesai.
Awan
hitam itu terentang keluar dengan lapisan yang menggeliat seperti bahwa
mereka hidup dan petir keras yang menggelegar dari celah mereka. Badai
musim semi menyapu bibit gandum yang baru saja ditanam yang dibenci
semua orang di desa Rulid, dan itu hampir selalu menjadi kesibukan
festival dimana Alice mensukseskan prediksi cuaca dengan sacred arts,
meskipun dia masih kecil. Tapi sekali lagi, mereka hanya bisa berharap
diberikan keberkahan untuk selama dua tahun.
Sekarang Eugeo
telah mempelajari sacred arts di akademi, dia itu sekarang menyadari
bahwa Alice itu genius. Arts yang memiliki efek dari alam, seperti cuaca
dan keadaan alam, telah dijelaskan bahwa itu sacred arts berlevel
tinggi, memerlukan prosedur yang mencapai lebih dari seratus mantra,
dengan Eugeo yang bahkan tidak dapat memprediksi apakah cuaca besok akan
cerah atau hujan seperti dia sekarang. Jika itu adalah Alice, yang
dapat memprediksi badai seminggu sebelum itu datang, dia bahkan mungkin
menggunakan arts untuk memanipulasi cuaca sekarang. Jika memang begitu,
penampilan dari langit itu mungkin menandakan Alice kehilangan
kesabarannya kepada Eugeo karena masih belum datang untuk
menyelamatkannya—
"Haah."
Mengeluarkan pemikiran yang
terus-menerus muncul dengan menghembuskan nafasnya, dia tiba-tiba
memulai mempoles sepenuhnya dengan hati-hati pedang perak kebiru-biruan
dengan kulit yang diminyaki. Dia tidak pernah melewatkan perawatan
setiap minggu pada «Blue Rose Sword», tapi itu sebenarnya hanyalah waktu
dia dapat mencabut itu dari sarungnya semenjak dia diterima di akademi
ini, ada sebuah peraturan dimana dapat menggunakan pedang dengan
kemampuan yang sama untuk memastikan kejujuran. Dibandingkan dengan Blue
Rose Sword yang dapat diklarifikasikan sacred instrument, pedang yang
dipinjamkan oleh akademi sangat ringan dan dia merasa gugup untuk
mengayunkannya dengan bagaimana pedang itu akan terkeluar ketika dia
mengayunnya dengan seluruh tenaga, tapi dia tidak dapat mengayunkan
pedang ini ketika itu dapat mematahkan pedang besi murah hanya dengan
sekali serangan kuat.
Seorang musuh yang dapat dia serang
sekeras mungkin sebanyak dia mau dengan pedang ini mungkin hanya sebatas
itu, dengan itu dipikirannya, Eugeo menegakkan kepalanya dan melihat ke
arah pedang hitam panjang patnernya yang sedang dirawat oleh orang yang
berbeda.
«Pohon Iblis» yang menjulang ke atas di selatan hutan
Rulid selama tiga ratus tahun, Gigas Cedar. Itu adalah yang mereka dapat
setelah setahun penuh memotong batang itu dari atas, beratnya
seakan-akan seperti sebongkah besi, membuat banyak masalah—Kirito
berkata "Ayo kita kubur itu di sebelah sana" berkali-kali—untuk membawa
itu ke pusat, berbicara dengan Sadore pengrajin emas, seorang kenalan
lama dari kakek tua itu, Garitta, dan mendapati itu ditempa.
Sadore-shi,
memang gambaran dari suatu keanehan, mengerut keras yang dia bisa
sementara mengomel, "Itu bahkan merusak tiga dari batu asah hitamku yang
seharusnya dapat digunakan untuk selama sepuluh tahun" tapi dia tidak
meminta bayaran sedikitpun, mengatakan bahwa itu hanya ada sekali di
waktu bekerja.
Pedang yang benar-benar hitam itu ditutupi oleh
kilauan terang yang membuatnya sulit dipercaya bahwa itu berasal dari
ranting pohon. Kirito pernah menggunakan pedang itu untuk menghadapi
duel dengan Uolo Levanteinn yang hasilnya patut dipuji berakhir seri
waktu dua setengah bulan yang lalu, tapi dia tidak pernah menyentuhnya
semenjak itu, disamping dengan waktu perawatan, membuat itu terus
tersimpan dengan sarung kulit hitamnya.
Atau bahkan, kita
mungkin tidak akan memiliki kesempatan untuk menggunakan dua pedang itu
lagi, atau setidaknya, tidak ketika berada di sekolah, pemikiran seperti
itu datang pada Eugeo. Itu tidak dapat digunakan di pertandingan resmi
akademi dan dia menemukan bahwa itu sulit untuk membayangkan dia
bertarung dengan siswa lainnya dengan duel «pedang sebenarnya milik
pribadi digunakan».
Dengan kata lain, jika dia ingin untuk
bertarung dengan Blue Rose Sword di tangan, dia harus menjadi terpilih
sebagai swordsman perwakilan akademi tahun ini dan berpartisipasi di
Turnamen Ilmu Pedang Kerajaan. Tentu saja, itu adalah tujuan Eugeo, tapi
dia ragu tentang mengayun dengan bebas pedang berat ini di sekitar
panggung yang besar secara tiba-tiba, tidak perlu dibilang lagi
pertandingan first strike.
Peserta yang dia akan lawan
kelihatannya bukanlah seorang murid, melainkan master dari Imperial
Knight Order atau keluarga utama dari berbagai sekolah ilmu pedang, yang
berarti di sisi mereka juga akan memiliki pedang tajam yang hebat dan
dibuat oleh pengrajin berpengalaman juga. Meski itu adalah pertandingan
one-strike, jika dia menerima pukulan berat di bagian vitalnya, jelas
ada kemungkinan dia akan mendapat cidera berat yang membutuhkan waktu
satu atau dua bulan untuk benar-benar pulih kembali, bahkan jika dia
tidak kehilangan lifenya.
Sebenarnya, kedua dari perwakilan
akademi, Uolo Levanteinn dan Solterina-senpai segera berhadapan dengan
perwakilan dari Knight Order dan kalah, tapi ketika Rina-senpai
dihentikan dengan mendapati cambuknya terpotong dan pedangnya terlempar
jauh, Uolo mendapat cidera tulang bahu kirinya dihantam hingga menjadi
pecahan. Perawatan medis yang biasa dilakukan dengan sacred arts dapat
menutup lukanya dan menghentikan berkurangnya Life, tapi tulang itu
tidak dapat disatukan kembali dan Uolo masih dalam perawatan medis,
hingga sekarang.
Menurut koran yang ditempel di papan buletin
mingguan di bangunan sekolah utama, sepertinya swordsman yang menjadi
perwakilan Knight Order berasal dari keluarga Woolsburg, sebuah keluarga
bangsawan kelas satu yang dapat dianggap terkenal dari semua bangsawan
kerajaan yang terkenal. Ada sebuah artikel tentang bagaimana swordsman
itu mengikuti «Turnamen Persatuan Empat Kerajaan» selama empat bulan,
setelah Turnamen Ilmu Pedang, mendapat kemenangan yang hebat dan
mendapat kehormatan dari sebuah undangan ke taman suci Gereja Axiom.
Itu
dapat dikatakan itu tidak dapat diharapkan bahwa Rina-senpai dan Uolo
Levanteinn kalah dari lawan seperti itu—tapi Eugeo harus menang, tidak
peduli pahlawan macam apa yang akan muncul kali ini sebagai lawan. Dia
harus melanjutkan untuk masuk Turnamen Persatuan tahun depan sebagai
perwakilan Norlangarth dan menjadi juara, melewati gerbang dari Katedral
Pusat. Dia harus.
—Jadi aku berharap padamu, tolong pinjami aku kekuatanmu.
Dia
menyelesaikan mempoles setiap ujung pedang kesayangannya saat di
berbicara dihatinya dan ketika dia mengangkat wajahnya, Kirito hanya
meluncurkan pedangnya diantara dua sisi dari kulit yang diminyaki dan
dengan suara swoosh juga. Pandangannya sesaat terambil oleh pedang hitam
mengkilap itu yang bersinar di bawah lampu sebelum dia memanggil.
"Hei, Kirito."
"Nn?"
"Apakah kau telah memikirkan sebuah nama yang cocok untuk pedang itu?"
Ini
adalah keempat kalinya Eugeo menanyakan pertanyaan itu semenjak pedang
itu selasai dibuat, tapi Kirito masih memberikan jawaban yang sama.
"Um, hmm... masih belum..."
"Cepatlah dan segera tentukan. Itu sangat buruk untuk pedang, yang dipanggil «pedang hitam» itu setiap waktu, benarkan."
"Hmm...dari tempat dimana aku datang, pedang memiliki nama mereka sejak awal...atau seperti itu bila aku pikir."
Pada
saat dia hendak memberikan petunjuk yang lebih banyak kepada Kirito
yang bergumam alasan yang jelas, patnernya tiba-tiba meraih tangannya
sendiri menuju mata Eugeo dan membuat dia tidak bisa melihat.
"Ad-ada apa?"
"Tunggu sebentar, bukankah bel jam setengah lima baru berbunyi sekarang?"
"Eh..."
Saat memfokuskan pada telinganya, dia dapat medengar suara lonceng dari bel yang tercampur dengan suara angin.
"Kau benar, ternyata sudah setelat ini. Kita melewatkan bel jam empat, huh."
Eugeo
bergumam dan ketika dia melihat keluar melalui jendela yang sinar
mataharinya hampir tidak terlihat, Kirito bergumam dengan ekspresi
suram.
"Mereka telat, huh, Ronie dan Tizei."
Eugeo
kembali tersadar dan menelan nafasnya. Sekarang itu baru disadarinya,
Tizei dan Ronie tidak pernah melewatkan untuk dating membersihkan
ruangan sebelum jam empat meskipun sekali semenjak mereka menjadi valet
mereka. Memaksakan kegelisahan untuk mengalir keluar dari
tenggorokkannya, dia perlahan mengangkat bahunya.
"Sebenarnya,
masih ada badai. Bukankah mereka menunggu hujan itu untuk segera
berhenti? Ini sepertinya bukan waktu membersihkan telah diganti oleh
peraturan akademi atau seperti itu..."
"Aku ragu jika mereka berdua akan datang telat meski karena disebabkan oleh hujan..."
Kirito sepertinya dia sedang merenungkan sesuatu saat dia pandangannya menuju tangannya dan segera melanjutkan.
"Aku
memiliki perasaan yang buruk tentang ini. Aku akan pergi menuju asrama
novice trainees untuk sebentar. Kita mungkin akan terpisah, jadi Eugeo
tunggu mereka berdua disini."
Dengan cepat menyarungkan pedang
hitamnya setelah dia merawatnya ke sarungnya, Kirito meninggalkan itu di
meja dan segera berdiri. Menaruh jas hujan tipis untuk melindunginya
dari hujan, dia dengan cepat memakainya dengan tangan kiri sementara
membuka jendela dengan tangan kanannya.
"Hei, Kirito, seharusnya kau pergi melalui pintu depan, bukan lewat..."
Eugeo
mencoba mengatakan hal itu ketika tidak senang terhadap angin keras
yang bertiup kencang di tengah hujan, tapi patnernya telah melompat
dengan cepat menuju batang pohon yang tergantung di dekat jendela saat
itu, meninggalkan hanya suara gemerisik saat dia menghilang. Huh, dia
hanya sangat tidak sabaran, Eugeo berpikir dengan menghela nafas saat
dia menutup jendela yang terbuka.
Dengan gemuruh badai meredam, suara lampu dinding yang terbakar dapat terasa sangat keras sebagai gantinya.
Kembali
menuju sofa sambil menahan suatu perasaan kegelisahan yang tak bisa
dijelaskan, dia mengambil Blue Rose Sword dari meja dan perlahan
menyimpannya ke sarungnya.
Ada sebuah cara untuk menemukan orang
yang dicari melalui sacred arts berlevel tinggi, tapi itu membutuhkan
sacred power dalam jumlah besar di suatu area, jadi itu tidak dapat
digunakan tanpa suatu media. Bahkan sejak awal, menggunakan sacred arts
untuk orang lain sebagai target di dalam akademi itu dilarang, meskipun
jika artnya tidak melukai. Saat dia sekarang, Eugeo hanya dapat duduk di
sofa dan menunggu sesuatu terjadi.
Beberapa menit yang panjang berlalu—akhirnya, suara ketokan pelan terdengar bergema di dalam ruangan.
Pada
saat dia mendengar itu, Eugeo mengeluarkan nafas yang dalam di udara.
Sebenarnya, lihat itu, kau melewatkan mereka karena kau pergi melalui
jendela, dia berdiri dari sofa dengan pemikiran seperti itu, dengan
cepat menuju ruangan dan membuka pintu.
"Syukurlah, Aku sangat khawatir tentang..."
Sampai
di titik itu, Eugeo menelan kata-kata selanjutnya dengan terdiam
keheranan. Rambut yang terlihat pada pandangannya bukanlah rambut merah
atau coklat tua yang dikenalnya, tapi coklat muda, yang terurai oleh
angin.
Itu bukanlah Ronie atau Tizei, seorang gadis yang tak
dikenal berada di koridor. Rambut pendek dan seragam novice trainee
abu-abu yang basah karena hujan, dan sama sekali tidak terlihat ada
darah yang keluar dari pipinya dengan tetesan air yang menempel padanya.
Membuka mata besar itu, itu mengingatkan teman masa kecilnya, dipenuhi
dengan kegelisahan, mulut pucatnya bergetar tanpa henti.
Melihat kearah Eugeo yang berdiri membeku, gadis itu memaksakan suara lemahnya untuk keluar.
"Erm...apakah anda Elite Swordsman-in-training Eugeo-dono...?
"Ah...y-ya. Dan kau adalah...?"
"Saya...Saya
adalah Novice Trainee Frenica Szeski. Saya meminta maaf karena
mengunjungi tanpa memberi pemberitahuaan....Tapi, saya tidak tahu apa
yang harus kulakukan..."
"Jadi kau adalah...Frenica, huh."
Eugeo
melihat kembali kearah novice trainee kecil itu sekali lagi. Dia
melihat ke arahnya yang memiliki tubuh yang halus tidak seperti seorang
swordswoman dan tangan kecil itu lebih cocok untuk menyimpulkan bunga
garlands, merasakan kemarahannya kepada Humbert naik sekali lagi, untuk
mempermalukan gadis seperti ini untuk keinginannya.
Tetapi,
sebelum Eugeo mengatakan apapun, Frenica, yang kedua tangannya digenggam
bersama-sama dengan erat di depan dadanya, mengeluarkan suara serak
dengan panik.
"Erm...Saya sangat berterima kasih pada anda yang
telah bersedia memberikan bantuan mengenai masalah antara Humbert
Zizek-dono dan diriku sendiri dari dalam hatiku, Swordsman-in-training
Eugeo-dono. Dan...Saya percaya bahwa anda telah mengerti apa yang
terjadi sejauh ini, jadi saya akan mengabaikannya, tapi...Zizek-dono
menyuruhku untuk, sebenarnya... melakukan sebuah pelayanan tertentu yang
entah bagaimana sangat sulit untuk saya menjelaskannya di tempat
seperti ini..."
Terlihat perasaan yang tidak kuat terhadap
penghinaan yang bahkan membuat tubuhnya terlihat merah hanya mendengar
kata-kata itu, wajah pucat Frenica menegang lemas sebelum dia
melanjutkan.
"J-jika saya terus melanjutkan melakukan perintah
itu, s...Saya lebih baik meninggalkan akademi, itulah yang saya katakan
secara jujur kepada Tizei dan Ronie, tapi saat mendengar itu mereka
berdua mengatakan mereka akan membuat permohonan langsung ke Zizek-dono
dan meninggalkan asrama..."
"Apa yang kau katakan."
Eugeo berkata dengan suara serak. Ujung jarinya yang sedang memegang sarung kulit putih menjadi membeku.
"Tapi mereka berdua tidak kembali tidak peduli berapa lama saya menunggu, jadi s-saya tidak tahu apa yang harus kulakukan..."
"Kapan mereka berdua pergi...?"
"Erm, saya yakin itu setelah bel jam setengah empat berbunyi."
Lebih
dari satu jam telah lewat. Eugeo menelan nafasanya saat dia melihat ke
arah pintu yang ada di koridor. Itu dapat berarti Tizei dan Ronie
sebenarnya selalu berada di lantai tiga asrama swordsmen-in-training?
Mereka terlalu lama berbicara jika mereka hanya datang ke sana untuk
protes dan membuat permohonan.
Dia dengan cepat berbalik dan
melihat ke arah jendela yang sedang terketuk oleh angin dan hujan
seperti biasanya, tapi tidak ada tanda bahwa Kirito kembali. Itu akan
membutuhkan waktu sekitar lima belas menit jika hanya pergi ke asrama
novice trainee dan kembali di badai seperti ini. Menilai situasinya
tentu saja tidak ada waktu untuk menunggu, dia dengan cepat berbicara
kepada Frenica.
"Mengerti. Saya akan mencarinya, jadi tunggu di
ruangan ini....Juga, jika Kirito kembali, dapatkah kau mengatakannya
untuk datang ke ruangan Humbert dan Raios?"
Meninggalkan Frenica
yang mengangguk dengan gelisah, Eugeo meninggalkan ruangan. Itu setelah
dia berjalan beberapa langkah di koridor dengan lantai papan dia baru
menyadari bahwa dia juga membawa Blue Rose Sword yang baru selesai dia
rawat, tapi waktu terlalu berharga untuk kembali dan menaruhnya kembali.
Menggantung itu di tangan kirinya dengan longgar, dia berlari menuju
koridor melengkung di timur.
Dengan setiap langkah, dia merasa perasaan khawatir bertambah berat di dalam hatinya.
Alasan
kenapa Tizei dan Ronie muncul dengan rencana untuk memohon langsung
tentu sudah jelas. Karena Eugeo dan Kirito gagal untuk mendapatkan
apapun bahkan jika mereka telah memprotes, dan lainnya. Kata-kata yang
Tizei katakan di ruangan Eugeo kemarin—bahwa dia akan menjadi lebih kuat
dan mengatakan hal tertentu yang harus dikatakan, gadis itu mungkin
membuat itu menjadi praktek.
Tapi itu mungkin benar-benar terjadi...
"Apakah itu adalah rencana mereka sejak awal? Bukan aku, tapi Tizei dan Ronie...?"
Eugeo berbicara saat dia mengeluh sambil dia berlari.
Diantara
sesama trainees atau swordsmen-in-training, sebagian besar komentar
tidak menyebabkan banyak masalah. Tetapi, itu akan menjadi cerita lain
jika itu adalah seorang novice trainee yang memprotes kepada seorang
elite swordsman-in-training. Kecuali jika hati-hati dalam memperhatikan
kata-kata yang akan digunakan., itu akan menjadi perbuatan yang tidak
sopan berdasarkan keputusan oleh peraturan akademi. Dan jika begitu,
swordsman-in-training dapat menggunakan «Hak Menghukum» sebagai
pengganti untuk seorang instruktur. Seperti bagaimana Kirito telah
membuat kotor seragam Uolo Levanteinn dengan lumpur di masa lalu.
Eugeo mencoba sebisa mungkin untuk membalik halaman peraturan akademi di pikirannya.
—Jika
ada suatu kejadian dimana elite swordsman-in-training menggunakan hak
menghukum, satu dari tiga perintah yang tertulis dapat dilakukan. Satu,
membersihkan di tempat akademi (spesifik dari luas areanya telah
tercatat di paragraf yang lain). Kedua, berlatih menggunakan pedang kayu
(spesifik dari detailnya telah tercatat di paragraf yang lain). Ketiga,
berduel dengan swordsman-in-training yang bersangkutan (spesifik dari
peraturan pertandingan telah tercatat di paragraf yang lain). Sebagai
tambahan, ketentuan dari setiap hukum mutlak akan lebih diutamakan
terhadap semua hukuman.
Jika memang begitu, hukum mutlak itu
akan menunjukkan Hukum Dasar Kerajaan dan tentu saja, Taboo Index.
Dengan kata lain, taboo yang mengurangi Life orang lain tanpa alasan
yang dibenarkan akan lebih diutamakan dibanding dengan hak menghukum.
Bahkan jika Humbert menyuruh Tizei atau Ronie berduel, meminta untuk
peraturan first-strike dibanding dengan berhenti sebelum terkena
serangan, dia tidak dapat secara fisik melukai mereka jika mereka
menolak. Jika begitu, tidak ada alasan untuk sangat khawatir bahkan
dengan Humbert melakukan hak menghukum. Tapi meski begitu, kegelisahan
yang dirasakannya seperti itu menusuk di hatinya tidak menunjukkan akan
menghilang.
Datang hingga berhenti di depan pintu tertutup di
ujung timur dari koridor lantai tiga itu yang membentuk lingkaran, Eugeo
dengan keras mengetuk pintu tanpa menunggu untuk mengontrol nafasnya.
Beberapa detik kemudian, dia dapat mendengar suara Humbert bergumam dari dalam.
"Oh, oh, kau cukup telat, Elite Swordsman Eugeo-dono. Sekarang, silakan masuk!"
Dengan
sikap berbicara seperti itu yang hampir dapat dikatakan bahwa dia telah
ditunggu, Eugeo membuka pintu dengan sekali buka, merasa sedikit tidak
sabar.
Dengan cahaya yang keluar dari lampu kelas atas, bagian
dari ruang tamu itu sedikit lebih suram dibanding dengan hari
sebelumnya. Tidak perlu dibilang bau yang kuat dari seuatu yang terbakar
dari daerah timur, membuat pandangan kabur di dalam ruangan. Merengut
karena bau tidak sedap, dia dengan cepat berjalan melewati ruangan itu
dengan pandangannya.
Penampilan Raios dan Humbert dengan pakaian
yang panjang yang sama dengan hari sebelumnya tela duduk di sofa
tengah. Dengan punggungnya menghadap Eugeo, Raios mendapati kedua
kakinya berada di meja seperti yang diduga. Memegang sebuah gelas tipis
dengan tangan kirinya. Cairan merah tua yang dangkal dituangkan ke itu
sepertinya adalah wine anggur. Meminum alkohol di asrama masih
diperbolehkan dengan suatu batasan untuk elite swordsmen-in-training,
tapi meminum itu meskipun itu bukan di hari istirahat bukanlah sesuatu
yang dapat dibanggakan.
Humbert yang duduk berlawanan kelihatan
mengambil minuman alkohol itu juga. Sebuah senyuman malas yang terlihat
dari wajahnya yang sedikit kemerahan dan dia berbicara sambil melihat ke
arah Eugeo.
"Tidak perlu untuk tetap berdiri, bagaimana kalau
mengambil tempat duduk, Eugeo-dono. Kita baru saja untuk membuka sebuah
wine lima puluh tahun dari kerajaan barat. Ini bukanlah sesuatu yang
orang biasa dapat dengan mudah, kau tahu?"
Perasaan yang lebih
tidak nyaman dari Humbert yang tidak hanya menawarkan tempat duduk, tapi
bahkan wine padanya. Eugeo terdiam sesaat untuk memperhatikan ruangan
itu dengan detail. Dia hanya dapat melihat tidak ada seorangpun
disamping dengan mereka bertiga di ruangan meskipun betapa kaburnya itu.
Apakah Ronie dan Tizei tidak datang ke sini, atau mereka telah
pergi? Jika memang begitu, kenapa mereka tidak datang ke kamar Kirito
dan Eugeo di lantai yang sama—Beberapa pertanyaan muncul di pikirannya,
tapi pertama Eugeo menghilangkan ketegangan di bahunya dan perlahan
menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Saya tidak minum itu, lebih dari itu, Swordsman-in-training Zizek-dono..."
Mengambil langkah maju, dia menanyakan suatu pertanyaan sambil memilih kata secara hati-hati.
"Ini
mungkin menggelikan, tapi apakah novice trainees, valetku, Tizei
Shtolienen, dan valet Swordsman-in-training Kirito, Ronie Arabel,
mengunjungi ruangan ini hari ini? "
Orang yang merespon kepada
suara serak Eugeo bukanlah Humbert, melainkan Raios Antinous, yang
menghadap dia dengan punggungnya. Dia melihat dari atas bahunya sambil
membawa gelas dengan tangan kirinya, melihat kearah Eugeo dengan mata
tajamnya.
"...Swordsman-in-training Eugeo-dono, mukamu kelihatan tidak sehat. Bagaimana dengan ini, mau segelas?"
"Kebaikanmu itu tidak ada gunanya. Dapatkah saya mendengar jawabanmu pada pertanyaan ini?"
"Fufu, sungguh buruk. Ini benar-benar memperlihatkan level minimum dari kebaikan yang aku anggap sebagai teman, kau tahu?"
Eugeo
menyadari tetesan keringat yang jatuh dari tangan kirinya saat dia
dengan erat memegang sarung pedangnya. Raios melihat ke arah Eugeo
seolah-olah mengambil kondisinya sebagai hidangan pembuka untuk bersama
dengan winenya dan menjilat gelas itu sebelum mengembalikannya ke meja..
"Fmm....Jadi mereka berdua adalah valet Eugeo-dono dan Kirito-dono?"
Pada
saat dia berkata seperti itu dengan nada kental, dia menjilat tetesan
yang masih tersisa di mulutnya dengan ujung lidahnya.
"Mereka
pastinya adalah novice trainee pemberani, dengan tiba-tiba meminta untuk
pertemuan dengan head dan juga dengan second-ranked elite
swordsmen-in-training yang lebih kuat dari semua murid. Seperti yang
diduga dari valet yang menjadi milik kalian berdua. Tetapi, kau harus
berhati-hati. Ketegasan seperti itu dapat menjadi tidak sopan pada waktu
itu dan hal yang tidak pantas pada orang lainnya. Apa kau pikir juga
begitu, Swordsman-in-training Eugeo-dono? ...Tidak, Saya mungkin telah
berbicara diluar dari jalur. Saya rasa itu terlalu banyak untuk bertanya
tentang etika bangsawan kepada Eugeo-dono, benarkan, fufu, fufufu..."
Seperti yang diduga, Tizei dan Ronie datang ke sini.
Sambil menahan dorongan untuk menarik ujung jubah dari pakaian panjang yang Raios pakai,Eugeo bertanya dengan nada tegang.
"Saya harap untuk membebaskan saya dari pendapat anda sampai hari lainnya. Beritahu aku dimana Tizei dan Ronie sekarang."
Pada
saat melakukan itu, itu adalah giliran Humbert untuk menuangkan wine
anggur dan berbicara pada waktu sekarang, seolah-olah dia merasa
terganggu.
"...Eugeo-dono, apakah tanggung jawab itu terlalu
berat untukmu? Seorang tukang kayu dari daerah pinggiran sepertimu
membimbing seorang anak dari keluarga bangsawan, meskipun dia berasal
dari kelas terendah? Kukuku, itu benar...ini disebabkan kekurangan
bimbinganmu maka kedua orang itu memperlakukan aku, anak pertama dari
seorang bangsawan kelas empat, dengan sikap yang kurang hormat,
Eugeo-dono. Dengan demikian, saya memiliki tanggung jawab sebagai
seorang bangsawan meskipun saya benar-benar enggan untuk melakukannya.
Ini sudah menjadi tanggung jawab seorang bangsawan kelas atas untuk
menjaga bangsawan kelas rendah dalam pemeriksaan, bagaimanapun juga."
"Humbert-dono...! Apa yang..."
-telah
kau lakukan, Eugeo ingin beragumen, tapi dia telah ditahan oleh Humbert
dengan tangan kirinya, yang kemudian meminum yang ada di gelas dengan
sekali telan dan berdiri. Mengikuti itu, Raios segere berdiri juga,
sebelum mereka berdua mengambil beberapa langkah menuju sisi paling
barat ruangan.
Anak dari bangsawan kelas atas berdiri membentuk
barisan dan bertukar pandangan dengan membengkokkan mulut mereka menjadi
senyum mematikan, yang mirip sekali membuat mereka kelihatan seperti
saudara..
"...Jadi sekarang, bolehkah kita membuat Eugeo-dono menikmati tindakan terbaik kita pada hari ini, Raios-dono?"
"Ya,
Humbert. Sebenarnya masih ada satu peserta yang kurang, tapi aku
mendapati sedikit lelah menunggu. Itu tidak apa-apa, dia mungkin akan
segera datang dengan berlari tak lama kemudian."
Eugeo
menunjukkan keterkejutan sekali lagi, Humbert terlihat merengut dagu
yang panjang dan sempit. Keduanya mengibarkan kerah pakaian panjang
mereka, berjalan menuju kamar tidur yang ada di barat. Eugeo dengan
enggan mengejar mereka dengan langkah tidak pasti.
Dibalik pintu
yang dibuka Humbert terisi kegelapan pekat dan dipenuhi dengan jumlah
menyesakkan dari asap aromatic. Raios yang pertama masuk dan diikuti
oleh Humbert dibelakangnya, menghilang menuju kegelapan.
Melihat
asap ungu terang itu yang keluar seolah-olah itu telah mengintai di
sekitar kasur, Eugeo menghentikan langkahnya. Dia meras aasap itu
seharusnya tidak ada di Akademi Master Pedang—tidak, bahkan di seluruh,
Dunia Manusia, itu adalah asap kejahatan murni. Lebih mirip dengan asap
yang dari perapian yang dibuat oleh penghuni kegelapan yang keji
itu—kelompok goblin yang pernah dia hadapi di bawah tanah gunung tinggi
di ujung dua tahun lalu.
Itu adalah ketika dia tanpa sadar
hendak untuk memalingkan kepalanya. Dia pikir dia samar-samar dapat
mencium sedikit aroma, sejuk dan bersih bertiup di sekitarnya, Aroma
yang dikenalnya itu yang sangat mirip dengan daun solbe itu.
Itu adalah bau di sekitar seragam Tizei.
Ketika memanggil nama valet trainees itu, lampu dinding itu seketika menyala saat dia berlari menuju kamar tidur.
Apa
yang Eugeo lihat—adalah dua orang gadis yang terbaring dalam barisan di
tempat tidur kanopi besar. Tidak, untuk lebih lengkapnya, mereka telah
berguling di sana. Bagaimanapun juga, mereka telah diikat dengan
beberapa lapis tali merah terang diatas seragam abu-abu novice trainee
mereka. Mungkin karena aroma dari asap tebal yang mengalir di udara,
mata merah dan coklat itu menatap kosong ke angkasa, seolah-olah
setengah kesadaran mereka dalam keadaan kacau.
"Ap...ke-kenapa kau..."
Saat
dia bergumam keheranan, Eugeo menyadari dia harus membebaskan mereka
berdua dari ikatan sebelum hal lainnya dan dia berlari menuju kasur.
Tetapi-
"Tolong, jangan bergerak!"
Meneriakkan itu
dengan keras, Raios melebarkan telapak tangan kanannya di depan mata
Eugeo. Dengan enggan mengalihkan pandangannya ke arahnya, Eugeo
memaksakan suara seraknya keluar.
"Ap...apa maksudnya ini, Raios-dono! Kenapa valet kami menjadi sasaran untuk..."
"Perlakuan ini tidak dapat dihindari, Eugeo-dono."
"Tidak dapat...dihindari...?"
"Dimengerti.
Novice Trainees Shtolienen dan Arabel mengunjungi sore ini bahkan tanpa
meminta sebuah pertemuan terlebih dahulu dan lebih jauh lagi, melakukan
sebuah perbuatan tidak sopan yang berlebihan terhadap kita."
"Tidak sopan...kau bilang......"
Dengan Eugeo terkejut sekali lagi, Humbert mengambil langkah maju dari dinding dan menjawab dengan senyum lebar.
"Dan
itu adalah sikap berbicara yang menyakitkan hati. Saya harap kau dapat
mendengar apa yang mereka...katakan semua, gadis bangsawan kelas rendah
itu telah mengatakan padaku bagaimana aku, seorang bangsawan kelas
empat, telah menindas valetku sendiri tanpa alasan apapun, memuaskan
nafsuku dan sepertinya, untukku, second-rank elite swordsman-in-training
yang mencoba membimbing Frenica menuju jalan yang benar, kau
tahu?—Tidak peduli bagaimana sabar yang saya bisa, saya tentu saja tidak
dapat memaafkan perbuatan tidak sopan setingkat itu.
"Itu tidak
semuanya, Eugeo-dono. Mereka berdua bahkan mengatakan padaku tentang
tanggung jawab yang saya pegang karena berada di kamar yang sama dengan
Humbert, dan hal seperti itu tidak dapat lebih jauh dari kebenaran.
Ketika saya menjawab bahwa saya tidak tahu apa yang mereka bilang, itu
membuatku terkejut...untuk berpikir anak perempuan dari keluarga
bangsawan kelas enam akan mencoba bertanya anak pertama dari keluarga
bangsawan kelas tiga seperti diriku, 'Bukankah kau memiliki harga diri
seorang bangsawan?'! Aduh, saya tidak tahu apa yang saya harus lakukan."
Raios dan Humbert bertukar pandangan sekali lagi pada saat itu,
tawa mereka keluar dari mereka seperti, kukuku, atau, fufufu. Mereka
tahu valet, Frenica telah berteman baik dengan Tizei dan Ronie, lalu
melanjutkan perlakuan kejam dan perbuatan tidak sopan Karena itu. Sampai
Tizei dan Ronie telah tiba di ruangan ini untuk memprotes secara
langsung.
Tentu saja, mereka mugkin memilih kata dengan
hati-hati pada awalnya. Tetapi mereka pasti telah diprovokasi oleh cara
berbicara yang mengelak dari Raios dan Humbert sebelum akhirnya
mengatakan suatu kata yang dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak
sopan.
——Tetapi.
"...Tapi, Raios-dono. Bahkan jika itu
terjadi...Saya percaya bahwa mengikat mereka dengan tali dan mengunci
mereka jauh di kamar kalian benar-benar menyimpang dari hak menghukum
swordsmen-in-training...!"
Melepaskan perasaannya dari meledak keluar pada waktu ini juga, Eugeo mengatakan itu keluar.
Tizei
dan Ronie sepertinya hanya terikat di atas seragam mereka, tanpa luka
apapun di tubuh mereka. Tapi peraturan akademi yang diakui hanya tiga
jenis hukuman terhadap trainees dengan tindakan yang tidak sopan,
membersihkan, praktek dan duel. Itu sudah jelas bahwa mengikat dengan
tali bukanlah termasuk dari semua itu. Dengan kata lain, perbuatan Raios
dan Humbert sudah melanggar peraturan akademi—
"Hak Menghukum Swordsmen-in-training?"
Tiba-tiba bergumam seperti itu, Raios membungkukkan tubuh tingginya dan mendekat menuju wajah Eugeo.
"Sejak kapan saya mengatakan bahwa saya menggunakan hak istimewa untuk menipu anak kecil seperti hak menghukum?"
"Ap...
Apa yang kau maksud? Spesifik dari hukuman untuk tindakan yang tidak
sopan dari trainees telah tepat tertulis di peraturan akademi..."
"Itulah
yang menjadi kesalahpahamanmu. Apa kau sudah lupa tulisan ini di
peraturan akademi? —Sebagai tambahan, Sebagai tambahan, ketentuan dari
setiap hukum mutlak akan lebih diutamakan terhadap semua hukuman."
Raios
tiba-tiba mengganti ekspresi wajahnya kemudian. Secara berlebihan
menaikkan kedua ujung mulutnya, sebuah senyuman sadis yang tsebelumnya
tidak pernah dia tunjukkan.
"Hukum tinggi itu mengacu pada Taboo
Index dan Hukum Dasar Kerajaan. Dengan demikian, saya tidak dapat
mengurangi Life dari gadis itu di satu sisi. Tali itu terbuat dari item
berkualitas tinggi dari sutra yang dengan mudah dilonggarkan dari daerah
barat, kau mengerti...ini adalah item bagus yang takkan membuat luka
tidak peduli sekeras apapun mengikat mereka."
"T-tapi! Tidak peduli setinggi apapun kualitas dari tali itu, hukuman dengan mengikat seorang siswa dengan itu sudah..."
"Apa
kau masih tidak mengerti, Swordsman-in-training Eugeo-dono? Hukum
tinggi akan lebih diutamakan, dengan kata lain...apa yang saya, anak
dari keluarga bangsawan kelas tiga, dapat menjalankan pada anak dari
keluarga bangsawan kelas enam adalah bukanlah hak menghukum
swordsmen-in-training, tapi hak untuk menghukum bangsawan."
— Hak untuk menghukum, bangsawan.
Pada saat dia mendengar kata itu, Eugeo mengingat kata-kata Tizei dari waktu mereka bermain di hutan di hari yang lain.
Hak
untuk menghukum bangsawan dianugerahkan kepada bangsawan kelas empat
dan diatasnya, ketika mereka yang dari kelas lima dan dibawahnya justru
telah menjadi target dari hukuman itu...
Seolah dia menikmati
ekspresi tercenggang di wajah Eugeo, Raios terdiam untuk beberapa saat
tapi segera mengayun kedua tangannya terpisah dengan tangisan lebih
keras, sebuah perbuatan seperti bermain.
"Dan hak untuk
menghukum itu adalah hak istimewa tertinggi dari bangsawan kelas atas!
Itu hanya dapat dilakukan kepada bangsawan kelas lima dan kelas enam dan
keluarga mereka, dan juga untuk orang biasa itu yang hidup di tanahku,
tapi spesifik dari hukuman itu adalah saya yang menentukannya! Tentu
saja, itu sama sekali tidak melanggar Taboo Index, tapi jika kau
memikirkannya kembali, segalanya mungkin selama tidak melanggar taboo."
Setelah mendengar sebanyak itu, Eugeo akhirnya pulih dari keterkejutannya dan membuka mulutnya.
"Ta...Tapi
biar begitu! Bahkan jika kau mengatakan segalanya mungkin, bukankah
mengikat gadis berusia lima belas dan enam belas tahun terlalu
mengerikan..."
"Haha... hahaha, hahahahaha!!"
Tiba-tiba,
Humbert menaikkan tawa melengkingnya. Mengusutkan ujung jubah dari
pakaian panjang kuningnya, dia melanjutkan mengejek saat tubuhnya
bergetar.
"Hahaha, in-ini adalah karya besar, Raios-dono!
Sepertinya Swordsman-in-training Eugeo-dono hanya percaya bahwa hukuman
kita hanyalah bermain dengan tali itu saja!"
"Ku-kuh, itu tidak
dapat diharapkan, Humbert. Bahkan jika dia datang ke pusat yang jauh
sekali dari desa gunungnya yang terpencil, dia masih orang biasa
meskipun seorang elite swordsman-in-training! Sepertinya, hari ini
mungkin akan menjadi hari untuk Eugeo-dono untuk mengetahui... betapa
tingginya kehadiran kita, sebagai bangsawan kelas atas!"
Mengatakan itu, Raios segera berbalik—
Setelah
berjalan menuju kasur dimana Tizei dan Ronie terbaring, dia menaruh
lututnya menuju seprai tanpa keraguaan sedikitpun. Kerangka tempat tidur
itu retak dan Tizei, yang masih terjebak di kabut, tanpa henti
mengedipkan matanya.
Mata merah itu terbuka perlahan dan
mendapati melihat Raios yang hendak berbaring diatas dirinya, Dalam
sekejap, suara halus dapat terdengar dari kamar tidur.
"Tidak...Tidak!"
Menggerakkan
tubuhnya, dia mencoba untuk kabur, tapi tidak bisa karena kedua tangan
dan kakinya telah terikat. Kelembapan Raios, tangan putih telanjangnya
mengulurkan tangannya dan membelai pipi Tizei.
Di sampingnya,
Humbert yang mengikutinya menuju kasur perlahan-lahan tangannya menuju
kaki Ronie. Meskipun menjadi yang berikutnya yang terbangun, Ronie
mengerti situasinya dan jeritan yang tak berkata keluar dari mulutnya.
Eugeo akhirnya menyadari isi dari «hukuman» yang terjadi sekitar tiga meter jauh di depannya.
Raios
dan Humbert hendak menodai tubuh Tizei dan Ronie dengan keinginan
mereka. Mereka telah memaksa tindakan, yang hanya diperbolehkan antara
seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah dibawah restu dari
Stacia—atau begitu yang Eugeo percaya, dibawah hak untuk menghukum
bangsawan.
Pada saat dia mengerti, Eugeo berteiak.
"Hentikan itu...!!"
Itu
terjadi ketika dia mengambil langkah menuju kasur. Menaikkan wajahnya
dengan cepat, Raios memiliki pandangan berapi-api di matanya saat dia
berteriak.
"Jangan bergerak, orang biasa!!"
Dengan tangan kanannya masih membelai wajah Tizei, dia menunjuk ke arah wajah Eugeo dengan tangan kirinya.
"Ini
adalah penghakiman dan hukuman resmi dari bangsawan sesuai dengan Hukum
Dasar Kerajaan dan juga Taboo Index! Juga, menganggu terhadap hak
menghukum adalah kejahatan serius! Bergerak selangkah lagi dari tempat
kau berada dan kau akan dicap sebagai kriminal yang melanggar hukum!"
"Siapa..."
Yang peduli hal itu!
Menjauhlah dari Tizei dan Ronie!
Eugeo mencoba untuk meneriakkan demikian. Dia mencoba untuk melakukan itu sambil menerjang ke arah Raios. Tetapi.
Kakinya
tiba-tiba berhenti dengan sendirinya seolah-olah itu telah terpaku di
lantai. Perbuatan berlebihan itu membuat dia jatuh dengan lututnya. Dia
menjadi bingung saat dia mencoba untuk bangkit, tapi kakinya tidak
menghiraukannya.
Kata-kata dari Raios, "kriminal yang melanggar
hukum", terus bergema tanpa henti di pikirannya. Siapa yang peduli
dengan hukum itu, Aku harus menolong Tizei dan Ronie bahkan jika aku
menjadi seorang kriminal. Eugeo sungguh-sungguh berpikir itu, tapi dia
dapat mendengar suara yang bukan miliknya terdengar dari suatu tempat.
Gereja Axiom adalah mutlak. Taboo Index adalah mutlak. Mencoba melawannya itu adalah terlarangan. Terlarang untuk siapapun itu.
"Gu... h...!!"
Dia
menggeretakkan giginya dan menaikkan kaki kanannya untuk menentang
suara itu. Sepatu kulit yang dikenalnya itu—bahkan kaki di dalam sepatu
itu telah menjadi berat seolah-olah itu berubah menjadi bongkahan timah.
Mengambil pandangan sekilas ke arah Eugeo dalam kondisi itu, Raios
mencemooh dengan berbisik.
"Itu benar, cukup lihat dari sana seperti anak kecil yang baik."
"U... ugh..."
Dia
berusaha untuk melangkah menuju lantai papan dengan dengan kaki
kanannya yang tak mempedulikannya setelah semua usahanya, tapi dia tidak
dapat mengangkat dirinya lebih jauh lagi. Bahkan ketika dia mencoba,
tangan cabul Raios dan Humbert telah menjangkau keluar menuju Tizei dan
Ronie.
"——Senpai."
Mendengar suara lemah itu, Eugeo hanya merubah pandangannya.
Pada
saat melakukan itu, Tizei, yang telah ditekan ke bawah oleh Raios,
membalikkan hanya kepalanya ke sisinya dan melihat lurus ke arah Eugeo.
Pipi itu, yang selalu berwarna merah seperti apel, menjadi biru gelap,
mungkin karena rasa takut yang luar biasa tapi pandangan tekad yang kuat
telah kembali pada matanya.
"Senpai, jangan bergerak. Tidak perlu untuk peduli tentang aku... ini adalah, sebuah hukuman yang aku, harus hadapi."
Yang
rusak itu, kata-kata yang bergetar itu secara tegas dikatakan oleh
Tizei dan dia kembali untuk melihat langsung setelah mengangguk
perlahan. Setelah melihat ke arah Raios dengan cepat, dia menutup
matanya dengan rapat. Di sampingnya, Ronie yang menekan wajahnya pada
bahu Tizei, tapi tidak terdengar teriakanyang keluar darinya lagi.
Mengahadapi tekad kedua gadis itu, Raios menarik tubuhnya kembali seolah-olah dia sedikit terkejut—
Sebelum senyum mematikan muncul di wajahnya dengan sendirinya dan dia berbisik.
"Kau
cukup mendapat ketahanan untuk anak perempuan dari keluarga bangsawan
kelas enam, bukan begitu, sepertinya kita dapat menikmati melihat berapa
lama mereka dapat menahannya, huh, Humbert."
"Jadi dapatkah kita mengadakan pertandingan untuk melihat siapa yang menangis duluan, Raios-dono?"
Wajah
mereka berdua, dari terlihat seperti yang tidak memiliki sebuah
potongan harga diri seorang bangsawan yang keluar, sangat penuh dengan
gairah dan nafsu yang mereka secara praktek akan peroleh.
Itu
tanpa sadar seperti ekspresi yang dikenalnya. Ketika mencoba yang dia
bisa untuk menggerakkan kakinya yang tidak bergerak maju, Eugeo berpikir
dengan sebagian pikirannya mati rasa. Itu, benar, wajah dari goblin itu
yang dia lihat di gua utara itu dua tahun lalu. Mereka benar-benar
persis dengan penghuni tanah kegelapan yang Kirito dan dia tebas dengan
pedang.
Raios
dan Humbert menjangkau tangan mereka menuju wajah Tizei dan Ronie di
saat bersamaan dan menyelinapkan ujung jari mereka di dahi dan pipi
mereka seolah-olah untuk membangkitkan ketakutan dan malu mereka lebih
jauh. Satu-satunya alasan kenapa mereka menghindari mulut karena
pembatasan terhadap kontak langsung di mulut sebelum mengambil sumpah
pernikahan. Tetapi—saat menetapkan itu sebagai taboo, hukum jenis apa
yang memperbolehkan seorang gadis dikotori melalui kekuatan kejam
sebelum menikah? Apa arti dari hukum seperti itu yang dimilikinya di
kehidupan?
Kejang.
Tiba-tiba, sebuah rasa sakit tajam
terjadi, dari dalam mata kanannya. Rasa sakit aneh yang biasanya
terjadi, ketika dia meragukan tentang hukum dan gereja.
Normalnya,
dia secara otomatis menghentikan pemikirannya pada saat dia merasakan
rasa sakit. Tapi sekarang, hanya untuk sekali ini saja, Eugeo
melanjutkan berpikir sambil tidak terlihat gemetar di lantai.
Masing-masing
dan setiap hukum atau taboo seharusnya ada untuk demi memperbolehkan
yang hidup di Dunia Manusia untuk melewati hari mereka dengan
kebahagiaan. Kau tidak boleh mencuri. Kau tidak boleh melukai. Dan, kau
tidak boleh menentang Gereja Axiom. Itu adalah ketika semua orang
mengikuti itu, dunia itu akan memelihara kedamaian.
Tetapi, jika
memang begitu, kenapa dari semua hukum itu penuh dengan «larangan»? Tak
terhitung jumlah dari kalimat larangan tertulis ke bawah, diperpanjang
hingga lebih dari ratusan halaman, tidak diperlukan, bukankah ini semua
seharusnya tertulis di dalam itu? Semua orang seharusnya menghargai,
menghormati mereka dan memiliki hati yang penuh dengan kebaikan kepada
semua orang. Jika hanya kalimat itu sudah tertulis di Taboo Index,
sesuatu seperti Raios dan Humbert memancing Tizei dan Ronie menuju
perangkap dan mempermainkan mereka tidak akan terjadi.
Dengan
kata lain, itu sudah mustahil. Bahkan melalui hak dari Gereja, itu tidak
mustahil untuk semua jenis manusia untuk memegang kebaikan. Setelah
semua...Setelah semua...
Manusia sudah ada dengan memegang baik kebaikan dan kejahatan sejak awal.
Penahanan
Taboo Index tidak lebih dari hanya, satu bagian dari manusia yang
jahat. Karena itu kenapa Raios dan Humbert dapat menodai gadis tak
berdosa itu oleh menyelinap melalui sela-sela keras dari hukum, tidak,
jika dipikirkan, mereka hendak melakukan itu saat itu sesuai dengan
hukum itu. Dan Eugeo sudah tidak memiliki hak yang dapat menganggu itu.
Sekarang, pada saat ini, hukum itu memberi izin kepada perbuatan Raios
dan melarang Eugeo.
Seolah-olah mereka telah melupakan tentang
keberadaan Eugeo, bangsawan kelas atas itu telah melihat ke arah tubuh
gadis itu dengan mata menyala terang saat mereka menarik mereka.
Memperlihatkan bagian depan dari pakaian panjang mereka,mereka menutupi
di atas mereka berdua untuk melakukan perbuatan terakhir mereka pada
akhirnya.
Pada saat mereka merasa laki-laki itu mendekat, wajah
Tizei dan Ronie berubah dengan beberapa kali ketakutan dan kemuakkan
yang mereka rasakan sampai sekarang. Mereka menggerakkan kepala mereka
ke kiri dan ke kanan dengan mati-matian seperti mereka hendak memohon,
tapi Raios dan Humbert perlahan, perlahan membawa tubuh mereka mendekat
seolah-olah mereka telah menikmati perbuatan itu sendiri.
Akhirnya, suara lemah keluar dari mulut Ronie sekali lagi.
"T-Tidak... Tidak... Tidak......!"
Tizei
sepertinya telah mencapai batasnya dengan teman dekatnya mengeluarkas
suara tangisan. Air mata yang besar dan teriakan meluap dari dia di saat
yang sama.
"Tidak... selamatkan kami... selamatkan kami, Eugeo-senpai! Eugeo-senpai—!"
Hukum
yang memberikan hukuman seburuk ini kepada Tizei dan Ronie yang
mengumpulkan keberanian untuk melakukan sesuatu terhadap teman mereka,
Frenica.
Hukum itu yang tidak menghentikan rencana untuk
memancing gadis menuju perangkap yang dipikirkan oleh Raios dan Humbert
yang hendak menyingkirkan kesuciaan mereka pada saat ini.
Jika mengikuti hukum seperti itu akan dianggap baik.
"Aku......"
Eugeo
menaruh yang dia bisa untuk mengangkat tubuhnya yang terasa berat
seolah-olah segala-galanya dari ujung kaki hingga ujung kepala berubah
menjadi timah, dan mencapai tangan kanannya keluar untuk menarik
ganggang Blue Rose Sword yang digenggam tangan kanannnya. Mata kanannya
telah melewati rasa sakit dan menjadi sensasi panas terbakar sebelum dia
mengetahuinya, mewarnai pandangannya menjadi merah, tapi dia
menghiraukan itu dan dengan erat memegang ganggang itu dengan kekuatan.
Saat
Eugeo menarik pedang itu dengan ketajaman pedang besi, dia mungkin akan
kehilangan semua yang pernah dia capai di akademi ini. Posisinya
sebagai elite swordsman-in-training rangking kelima, tempatnya di
akademi, bahkan tujuannya untuk berpartisipasi di Turnamen Ilmu Pedang
sebagai swordsman perwakilan akademi.
Tapi jika dia hanya
melihat ke perbuatan Raios pada saat berada di sini, dia mungkin akan
kehilangan sesuatu yang penting. Harga diri seorang swordsman...tidak,
hatinya sendiri.
Ketika mereka menikmati piknik mereka sendiri
di hutan pada hari sebelum kemarin, Kirito mengatakan ini bahwa ada
sesuatu yang harus dilakukan meskipun itu melanggar suatu hukum. Sesuatu
yang lebih penting daripada hukum, taboo, Gereja Axiom.
Dia akhirnya mengerti setelah sekian lama. Kenapa Alice harus berakhir menyentuh tanah di tanah kegelapan delapan tahun lalu.
Itu
bukanlah kesalahan bahwa Alice mencoba untuk menolong Darkness Knight
yang diambang kematian setelah mendapatkan tusukan di dada oleh
Integrity Knight pada saat itu. Untuk apa yang berada di dalam dirinya,
ada sesuatu yang penting.
Dan sekarang, giliran Eugeo di sini.
Apa yang sesuatu yang sangat penting baginya, sesuatu yang tidak dapat
ditaruh dalam kata-kata—meskipun itu banyak penduduk yang hidup di Dunia
Manusia, itu mungkin hanya menjadi «jahat».
"Tapi...... Aku!"
Dengan teriakan tanpa kata-kata, Eugeo menarik Blue Rose Sword dari sarungnya.
Tetapi.
Clank,
seolah-olah pedang dan sarungnya itu, tidak, seluruh tangannya itu
telah terkubur di es, gerakan tangan kanannya tiba-tiba berhenti. Pada
saat yang sama, sebuah yang hebat, rasa sakit yang hebat yang menembus
bagian tengah kepalanya dari mata kanannya. Percikan tersebar di
pandangannya yang berwarna merah terang, kesadarannya hendak menjauh.
......Apa... ini.
......Tidak, ini adalah......sama, ini sama seperti waktu itu.
Delapan
tahun lalu. Pada waktu dia mencoba menolong Alice yang hendak diambil
pergi oleh Integrity Knight di plaza sebelum gereja di Rulid, ini
betul-betul sama.
Dengan pedang yang sudah tertarik keluar beberapa millimeter, Eugeo tidak dapat bergerak. Suaranya juga tidak dapat keluar.
Seolah-olah
kedua kakinya telah tumbuh akar yang menyebar jauh di dalam tanah, dia
bahkan tidak dapat membuat gerakan sedikitpun.
Raios dan Humbert
membalikkan pandangannya menuju dia, mungkin karena menyadari hal yang
tidak normal, dan membuat seringai yang lebar pada Eugeo yang tak enak
dilihat, dalam keadaan terdiam, masih memegang pedangnya.
Memperlambat
langkah mereka selanjutnya, mereka menggerakan pinggang mereka mendekat
menuju Tizei dan Ronie yang berteriak menjauh di suara tangisan mereka,
seolah-olah mereka memamerkannya.
Di depan mereka, Eugeo melihat tanda yang aneh.
Itu
terlihat di tengah-tengah penglihatannya yang diwarnai dengan merah
pucat. Bersinar dengan warna darah, beragam sacred letters menyusun
membentuk lingkaran, berputar menuju kanan. Itu seharusnya dibaca
sebagai [SYSTEM ALERT:CODE871], tapi dia tidak mengerti itu sama sekali.
Tetapi, insting Eugeo memberitahu dia. Bahwa itu adalah sejenis
«segel». Segel yang ditanam di dalam mata kanannya yang menghalangi
gerakannya dan memaksa dia untuk memenuhi hukum pada waktu delapan tahun
lalu,dan juga sekarang, dia tidak dapat melakukan apapun selain hanya
melihat Alice yang diambil pergi.
"U... gu... oo...!"
Menahan
terhadap kesadaran yang menghilang dengan semua yang dia punya, Eugeo
menatap ke arah segel crimson. Dan, di sisi lain, Raios dan Humbert yang
betul-betul hendak menodai tubuh gadis itu.
Tidak dapat
dimaafkan. Benar-benar tidak dapat dimaafkan. Mengubah kemarahan yang
dia tahan terhadap mereka berdua menjadi kekuatan, dia menggerakkan
tangan kanannya. Di dalam sarungnya, pedang itu tertarik keluar sedikit
demi sedikit. Sacred letters di penglihatannya terus-menerus membesar
dari ukuran sebelumnya itu, dengan kecepatan rotasi perputaran itu
meningkat juga.
"T-Tidaaaak——! Senpai——!!"
Tizei berteriak-
"U... oooaaaa———!!"
Dan Eugeo berteriak juga, dan pada saat itulah terjadi.
Dengan ledakan cahaya perak di mata kanannya, bola mata itu terkeluar dari dalam dengan sensasi menyembur.
Pandangannya
berkurang menjadi setengah dari sebelumnya, tapi Eugeo masih
menghiraukan itu dan secara keras menarik Blue Rose Sword keluar dari
sarungnya. Sebelum itu benar-benar keluar, pedang itu telah mengeluarkan
sinar biru.
Aincrad-style secret move, Horizontal.
Mungkin
karena merasa satu tebasan itu terlihat seperti petir dari ujung sudut
pandangannya, Raios hampir saja tidak mengelak ke bawah. Rambut
pirangnya yang melambai menyentuh ujung serangan itu dan itu tersebar
jauh.
Tetapi, Humbert yang jauh di dalam dan itu sedikit
terlambat sebelum dia menyadari gerakan Eugeo. Pada saaat dia
menghentikan tubuhnya yang hendak menodai Ronie dan dengan pelan
mengalihkan pandangannya menuju kiri, kedua matanya terbuka lebar.
"Eek......"
Dengan
jeritan pendek, Blue Rose Sword menebas dekat siku di tangan kirinya
yang dia secara insting mengangkatnya seolah-olah pedang itu telah
menarik itu.
Tidak ada perlawanan yang besar. Tetapi, tangan
kiri Humbert telah terpotong menjadi dua bagian dan terbang di udara dan
itu berputar di sekitarnya, jatuh di karpet mewah.
Tidak ada
tanda apapun baik itu bergerak atau berbicara untuk sebentar. Dengan
pedangnya mengayun lurus ke depan sepenuhnya, Eugeo merasa rasa sakit
yang tertinggal di mata kanannya sudah tidak ada lagi.
Akhirnya—
Darah
yang berjumlah besar memancar keluar dari bagian terputus dari tangan
kiri Humbert yang terangkat tinggi dengan suara menyembur. Kebanyakan
itu jatuh menuju lembaran seprai, tapi satu tetes kecil dari itu jatuh
menuju bagian kiri tubuh Eugeo, menciptakan bintik hitam di seragam biru
tuanya.
"Tidak... aah... aaaaah——!?"
Mengikuti itu,
teriakan keras keluar dari tenggorokan Humbert. Mata dan mulutnya
terbuka lebar, pandangannya telah terpaku terhadap darah yang mengalir
deras dari tangannya sendiri.
"T..ta...tanganku...! Darah...sangat banyak darah...!! Lifeku...Lifeku telah menuruuun!!"
Itu
adalah ketika dia akhirnya menggenggam bagian yang putus dengan tangan
kanannya, tapi darah itu takkan berhenti hanya dengan itu. Ketika cairan
merah tumpah ke seprai dalam tetesan, dia bergeser menuju Raios
langsung di sebelah kirinya.
"Ra-Raios-donoo! Sacred arts! Tidak, arts normal tidak akan bekerja lagi...tolong, tolong berbagilah Lifemu denganku...!!"
Jejak
darah di tangan kanannya menjangkaunya seolah-olah itu ingin untuk
memegang Raios—tapi dia dengan mulus melencengkannya dan bangkit dari
kasur. Sepertinya Tizei dan Ronie masih bingung pada apa yang terjadi,
saat mereka berbaring di seprai dengan ekspresi kosong.
"Raios-dono, Lifemuuu!"
Raios melihat ke arah Humbert, yang masih berteriak, dengan mata yang berisi keterkejutan dan ketakutan dan berbicara.
"...Hentikan
keributan itu, Humbert. Kau takkan kehilangan seluruh Lifemu hanya
dengan sebuah tangan yang jatuh...atau begitu yang aku baca di buku
tertentu. Lilitkan itu dengan tali sutra itu dan hentikan
pendarahannya."
"T-Tidak mungkin..."
"Daripada itu—apa kau melihatnya, Humbert?"
Menarik
pandangannya menjauh dari Humbert yang membelitkan dua tali, yang
digunakan untuk mengikat kaki Ronie dan Tizei, di lukanya dengan keadaan
takut, Raios melihat ke bawah pada Eugeo yang meringkuk, setelah
selesai mengayunkan pedangnya. Ujung lidahnya menjilat pada mulut
bengkoknya itu berkali-kali.
"Apa yang memotong dan menerbangkan
tanganmu adalah pedang dari desa itu. Luar biasa... ini
adalah...pertama kalinya aku melihat seseorang melakukan taboo. Aku
tidak mengharapkan lebih selain tindakan yang tidak sopan, tapi...untuk
memikirkan dia akan melanggar Taboo Index dari semua hal!! Ini
benar-benar luar biasa!!"
Berbalik arah dengan bagian depannya
masih terlihat, Raios berjalan menuju dinding yang berlawanan dari
kasur. Dia menarik pedang panjang yang besar dari sarung kulit merahnya
yang tergantung disana.
"Hak untuk menghukum hanya dapat
digunakan terhadap bangsawan kelas rendah dan orang yang hidup di
daerahku, tapi...larangan tidak perlu dipedulikan lagi terhadap
seseorang yang melakukan taboo yang serius tersebut!"
Saat
meneriakkan dengan suara yang kelihatan lebih gembira dibanding dengan
sebelumnya, ketika dia hendak menodai Tizei, pedang itu berbunyi saat
itu telah tertarik dari sarungnya. Dia mengacungkan pedang perak yang
bersinar seperti kaca tepat diatas kepalanya dengan tangan kanannya.
Diluar
jendela, gemuruh yang tampak terlihat dari petir bergemuru. Cahaya
violet sepintas keluar dari pedangnya, terlihat di mata kiri Eugeo.
Raios Antinous akan menghukum Eugeo dengan pedang itu...Dengan kata
lain, dia jelas hendak membunuh dia. Tetapi, Eugeo tidak membuat
gerakan. Meskipun dia melanggar Taboo Index dan mendapat mata kanannya
meledak keluar dengan segel yang tidak diketahui, keterkejutannya dari
perbuatan menebas Humbert dengan pedangnya terlalu banyak untuknya dan
dia tidak dapat memegang pedangnya dengan benar, atau bahkan membuat
gerakan sedikitpun.
"Kuh, kukuku...Sungguh menyedihkan,
Swordsman-in-training Eugeo-dono. Dan aku sangat berharap untuk
bertanding pedang di pertandingan resmi bulan depan juga. Aku
benar-benar tidak dapat berpikir untuk mengucapkan perpisahan dengan
cara seperti ini."
Berbicara dengan suara yang tercampur kegembiraan yang gila, Raios mengambil satu langkah, dua langkah mendekat.
Eugeo melihat ke arah atas pada pedang yang terangkat tinggi di atas melalui mata kirinya yang kabur.
Aku
tidak dapat mati di sini, pikiran itu terlintas di pikirannya, dia
mendengar suara kekalahan juga, aku akan mati jika aku tidak bergerak.
Mimipi untuk menjadi Integrity Knight dan pergi untuk bertemu Alice akan
menghilang selamanya. Pedang kesayangannya akan berlumuran darah
manusia dan Eugeo akan menjadi kriminal kejam. Tapi meski begitu, dia
dapat menolong Tizei dan Ronie setidaknya pada akhirnya. Raios dan
Humbert seharusnya tidak mengganggu gadis itu lebih jauh lagi.
Karenanya—bahkan dengan kejahatan buruk yang dia perbuat, ada bagian
yang merasa lega.
"Kuh, kuku...Ini pertama kalinya aku akan
mengambil leher manusia dengan pedang asli, bakan untukku. Tidak bahkan
ayah dan pamanku seharusnya belum melakukan ini. Dengan ini, aku akan
menjadi lebih kuat...bahkan lebih dibanding dengan ahli waris jauh dari
keluarga Levanteinn itu."
Pedang dan wajah Raios bersinar putih
sekali lagi dan gemuruh dari bunyi petir mengikuti itu. Bahkan Humbert,
yang memeluk ke tangan kirinya, membuka matanya dengan lebar seolah-olah
dia melupakan rasa sakit di lukanya pada saat itu sementara Tizei, yang
masih terikat di kasur, mencoba yang dia bisa untuk mengatakan sesuatu
keluar.
Eugeo menunjukkan senyuman kecil kepada novice trainee
yang bekerja keras melayaninya sebagai valetnya, meskipun itu hanya
untuk satu bulan, dan menundukkan kepalanya ke bawah.
"Swordsman-in-training
Eugeo, tidak, Kriminal Eugeo!! Anak pertama dari keluarga bangsawan
kelas tiga, Raios Antinous, sekarang akan mengeksekusimu melalui hak
menghukum bangsawan!! Persembahkan seluruh Lifemu kepada tuhan...dan
bertobatlah untuk semua kejahatanmu!!"
Raios Antinous meneriakkan itu keluar dan pedangnya mengikuti saat itu menggeram—
Clink!
Dia mendegar suara tabrakan berat. Pedang itu tidak menebas ke
kepalanya tidak peduli berapa lama dia menunggunya. Eugeo perlahan
mengangkat kepalanya, dan lalu, dia melihat.
Di bawah pedang
Raios, terayun setengah jalan dari bawah, ada lain...pedang panjang
dengan warna hitam mengkilap menghentikan gerakan itu. Lengan baju yang
menutupi tangan melebar penuh dari belakang juga, berwarna hitam. Rambut
yang basah kuyup di tengah hujan dari penyusup itu juga—berwarna hitam.
"Kiri... to......"
Saat Eugeo memanggil namanya,
patnernya yang pergi menuju asrama novice trainees untuk mencari Tizei
dan Ronie, memperlihatkan anggukan lemah sambil menggerakkan mulutnya
untuk membisikkan"Maaf". Menggerakkan pandangannya kembali ke depan, dia
berbicara dengan suara serius.
"Tarik kembali pedangmu, Raios. Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Eugeo."
Dengan
itu, mulut Raios membengkokkarena permusuhan untuk sesaat, tapi
mengembalikkannya dengan senyumannya sekali lagi dan menjawab.
"Jadi
kau akhirnya telah sampai, Swordsman-in-training Kirito. Tetapi...kau
sedikit terlambat! Orang desa di sebelah sana bukan lagi seorang siswa
di akademi ini, atau bahkan penduduk di kerajaan ini untuk masalah itu.
Dia kriminal kejam yang melanggar Taboo Index! Karenanya, aku—Raios
Antinous, anak pertama dari keluarga bangsawan kelas tiga dan head elite
swordsman-in-training, memiliki hak untuk menghukum bangsawan terhadap
kriminal itu. Minggirlah dan lihat dari sana...saat kepala kriminal ini
akan jatuh seperti bunga di masa lalu!!"
Terhadap pidato panjang
Raios, Kirito merespon dengan kata-kata uang lebih pendek, tapi
memiliki beban yang beberapa kali lebih berat.
"Seperti aku peduli terhadap taboo atau hak menghukum bangsawan."
Tanpa
ada maksud untuk membersihkan air hujan yang jatuh ke bawah dari
rambutnya, dia menatap Raios dengan mata bersinar yang berapi-api.
"Eugeo
adalah sahabat terbaikku. Dan kau adalah bagian dari sampah yang lebih
buruk dibanding dengan goblin yang berasal dari tanah kegelapan."
Saat
mendengar itu, wajah Raios pertama kelihatan ketakutan, lalu
kebenciaan, sebelum akhirnya dipenuhi dengan kegembiraan yang
mengerikan.
"Astaga. ——Oh astaga, ini adalah kejutan! Untuk
memikirkan sesame orang desa dari pinggiran akan melakukan kejahatan
penghianatan, dari satu tangan ke tangan lainnya! Dengan ini, aku akan
dapat menghadapi kalian berdua bersamaan. Ini sungguh hari
keberuntungan...ini pasti betul-betul bimbingan dari Stacia!!"
Menarik
kembali pedang yang menyilang dengan cepat, dia kembali dengan postur
level atas. Tapi kali ini, dia memegang ganggang panjang itu dengan
kedua tangan. Dia membagi dua posisinya dengan pakaian panjangnya yang
berkibar tidak rapi, merendahkan pinggangnya, dan pedang itu bersinar
merah tercampur dengan sedikit warna hitam. High Norkia-style secret
move, «Heavenly Mountain Rending Wave».
Pada saat dia melihat posisi itu, Eugeo secara insting mencoba untuk bangun.
Kirito
berduel dengan head swordsman-in-training sebelumnya, Uolo Levanteinn,
dua setengah bulan yang lalu dan menghancurkan Heavenly Mountain Rending
Wave dengan Aincrad-style skill empat tebasan beruntun, «Vertical
Square». Tetapi, suasana tak menyenangkan yang dikeluarkan oleh secret
move Raios masih jauh dibanding dengan Uolo. Itu seperti bahwa dia susah
untuk dapat berharap seperti pertandingan Uolo dalam masalah skill,
tapi «harga diri sebagai bangsawan» telah bertambah hingga sepenuhnya
mencapai batas, memberikan kekuatan pada pedangnya.
Itu akan
menjadi berbahaya hanya kau sendiri bahkan jika itu kau, Kirito, Eugeo
mencoba yang dia bisa untuk membangkitkan badannya, tapi dia tidak dapat
mengumpulkan kekuatan pada kakinya pada akhirnya.
Tapi
patnernya lalu menepuk pundak kanan Eugeo dengan tangan kirinya. "Tenang
saja", Kirito membisikkan itu dan membuat Eugeo mundur ke dinding
sebelah kiri, sebelum menggenggam gagang pedang hitam itu dengan kedua
tangan seperti Raios.
Kesadarannya telah menurun setengah karena
kabut, tapi meski begitu, Eugeo terkejut dan membuka mata kirinya.
Aincrad-style seharusnya dapat dikatakan identik dengan Zakkaria-style
yang kebanyakan skillnya untuk satu tangan. Terutama untuk secret moves,
yang mana tidak dapat diaktifkan dengan senjata dua tangan. Sejak awal,
ganggang untuk pedang hitam Kirito dan Blue Rose Sword Eugeo terlalu
pendek untuk digenggam dua tangan—
"......!!"
Pada saat dia berpikir seperti itu, Eugeo telah terbentur oleh keterkejutan yang lebih besar dan menelan nafasnya.
Ketika
mengeluarkan suara denting yang berulang-ulang, gagang pedang hitam
yang Kirito pegang jangkauannya menjadi panjang, bahkan jika itu hanya
sedikit. Tidak bukan hanya gagangnya. Pedang itu sendiri telah memanjang
baik lebar maupun panjang juga. Itu bukanlah selevel dengan pedang
besar Raios, tapi itu sudah lebih panjang dari Blue Rose Sword sebanyak
lima sampai enam cm.
Kirito memegang pedang hitam yang ukurannya
meningkat dengan kedua tangan di kanan pinggangnya. Pedang itu membuat
udara bergetar saat itu bersinar hijau seperti jade. Skill itu bukanlah
Aincrad-style. Dia telah melihat itu berkali-kali di pertandingan resmi
tahun sebelumnya—Serlut-style secret move, «Whirl Current».
"Kuh,
kufufu...skill pura-pura itu yang dibuat karena putus asa, huh! Aku
akan menghancurkan beberapa pengganti seperti itu dengan secret
moveku!!"
"Datanglah, Raios! Aku akan membayar semua yang aku berhutang padamu!!"
Kedua semangat bertarung mereka berderu dan mewarnai kamar tidur, yang tidak dapat dikatakan terlalu lebar, merah dan hijau.
Humbert
yang gemetar ketakutan di lantai dan sekarang di kasur, Tizei dan Ronie
yang telah terjebak tanpa bergerak pada satu sama lain dan Eugeo yang
menyandarkan dirinya pada dinding dengan bertumpu pada satu lututnya,
mereka semua melihat dua swordsman yang saling berhadapan.
Jika
itu bukanlah hari ini, itu tidak akan aneh untuk melihat elite
swordsmen-in-training ini di final pertandingan resmi bulan depan—mereka
bergerak pada waktu bersamaan, dengan kemunculan petir berikutnya.
"Keaaaaaa!!"
Bersamaan dengan teriakan marah yang keras, Raios mengayun pedangnya lurus ke bawah.
"Seyaa!!"
Dengan teriakan pendek, Kirito menebas diagonal ke atas dengan pedangnya.
Dua
pedang saling menghantam saat merah dan hijau menahan satu sama lain,
hasil dari hantaman itu membuat lantai kayu bergetar sementara kaca
jendela pecah dan rusak menuju luar. Saat dia menatap pedang hitam dan
perak yang berusaha dimana mereka berhantaman, Eugeo akhirnya mengerti
kenapa Kirito tidak menggunakan Aincrad-style.
Skill satu
tangan. Akan jatuh dibalik tekanan bahkan jika mereka unggul di
kecepatan, tidak dapat bertahan melawan skill dua tangan High
Norkia-style di satu serangan. Skill itu akan menyambung dua atau tiga
serangan sementara melompat ke belakang dan menangkis serangan pada saat
berhantaman, tapi itu tidak mungkin untuk kamar tidur ini, yang jauh
lebih sempit dibanding arena praktek. Itu mungkin akan berbeda jika itu
ruang tamu yang ada di sebelah setidaknya, tapi Kirito hanya dapat
bertarung untuk melindungi Eugeo yang tidak dapat bergerak dari pedang
berbahaya Raios. Karena itu Kirito tidak menggunakan Aincrad-style, tapi
justru mengeluarkan Whirl Current dari skill dua tangan Serlut-style.
"Ki... Kirito...!!"
Pada
saat yang sama Eugeo memaksa mengatakan nama patnernya keluar dari
tenggorokan, kering kasarnya, bahu kiri Kirito turun ke bawah. Saat
melepaskan deritan, suara keras, pedang hitam di desak mundur. Mata dan
mulut Raios telah mengada sampai itu tidak bisa untuk dinaikkan lagi dan
teriakan yang benar-benar keras keluar dari dia.
"Bagaimana
itu...Bagaimana itu!! Kau beban sialan tanpa nama keluarga!! Tidak
mungkin untuk Raios Antinous-sama ini dapat kalah!! Bahkan jika kau
dapat membuat bunga mati menjadi mekar kembali dengan beberapa tehnik
mencurigakan, muslihat itu tidak akan bekerja pada pedangkuuuuu——!!"
Semangat
bertarung Raios telah berubah dari merah menjadi kehitaman tanpa
disadari dan itu tidak hanya menutupi pedangnya, tapi tubuhnya juga,
mulai dari tangannya mengacak-acak pakaian panjangnya dan rambut
pirangnya secara hebat. Pedang Kirito di dorong kembali hingga ke tempat
yang dekat dia mulai dan semangat yang berwarna emerald itu terhuyung
hingga goyah.
"Kiri......"
Ketika dia hendak memanggil nama patnernya sekali lagi, Eugeo segera menyadari.
Whirl
Current di dorong ke belakang oleh Heavenly Mountain Rending Wave. Dia
telah melihat kejadiaan yang persis sama di beberapa waktu lalu.
Itu
pada waktu final pertandingan resmi terakhir untuk elite
swordsmen-in-training sebelumnya, di bulan ketiga tahun ini.
Solterina-senpai telah di dorong hingga ke salah satu lututnya oleh
kepala mighty sword, Uolo, benar-benar seperti bagaimana Kirito
sekarang...tapi dari titik ini dan seterusnya——
"U... ooo!!"
Kirito
berteriak sekali lagi. Sebuah cahaya jelas dari jade terlihat keluar
dari pedang hitam, menutupi ruangan itu dengan warnanya. Serangan kedua
dari secret move satu serangan. Gerakan hebat dari Rina-senpai yang
mengalahkan Uolo pada akhirnya.
Normalnya, berbagai secret moves
akan berhenti jika bentuk mereka telah rusak. Tetapi, hanya di situasi
seperti itu yang telah kembali pada lintasan yang tepat dari tebasan
itu, itu dapat ditahan untuk waktu yang lebih lama. Telah menyadari hal
ini di duel antara Kirito dan Uolo, Rina-senpai menguasai itu hanya
dalam setengah bulan. Serangan kedua dari Serlut-style secret move,
Whirl Current.
Kirito adalah valet Rina-senpai, tapi dia telah
lulus tepat setelah pertandingan resmi, dia seharusnya tidak memiliki
waktu untuk belajar skill ini langsung darinya. Dengan kata lain, Kirito
seharusnya menguasai skillnya setelah melihat langsung itu sekali juga.
Ini benar-benar bagaimana hubungan antara swordsman-in-training dan valet trainee seharusnya.
Dan ini adalah inti dibalik pedang ini.
Air
mata mengalir dari mata kiri Eugeo. Ini adalah air mata dari dirinya
yang sangat tersentuh oleh pertunjukan skill yang luar biasa dan
menyesal karena tidak belajar pedang lebih banyak. Di tengah pandangan
kaburnya Whirl Current dikeluarkan sekali lagi oleh Kirito membelah
pedang Raios menjadi dua bagian sempurna—
Kedua tangan head
elite swordsman-in-training itu telah terpotong dan terlempar jauh
sedikit sebelum di tempat pergelanggan tangan itu. Terlempar jauh ke
belakang dan mendarat di karpet tepat di belakangnya, Raios menatap ke
arah bagian bawah pedang panjangnya dan kedua tangannya yang memegang
ganggangnya, menggelinding di jarak yang cukup dekat, dengan pandangan
heran.
Tak lama kemudian, dia membalikkan pandangannya ke kedua
tangannya. Tangan putih yang melebar dari pakaian panjang merah
terangnya telah terpotong dengan rapi sebelum siku. Darah dalam jumlah
besar tiba-tiba menyembur keluar dari luka tebasan, ke perut dan dada
Raios yang sekarat dengan warna merahseperti pakaian panjangnya.
"T... T... Tidaaaaaaaaaaak——!!"
Dengan kedua mata dan mulutnya yang terbuka lebar yang dia bisa, Raios berteriak dengan suara keras.
"T...Tanganku!! Tanganku!! Darah, ada darah!!"
Itu
sepertinya Raios, yang memberitahu Humbert untuk "hentikan keributan
itu dan hentikan pendarahannya" ketika tangannya dipotong oleh Eugeo,
tidak dapat mempertahankan ketenangannya ketika dia menderita dengan
nasib yang sama. Matanya yang terbuka lebar yang melihat secara tidak
tetap dari satu tempat ke tempat saat dia melihat di sekitarnya, pada
saat dia melihat Humbert yang gemetar ketakutan di jarak yang cukup
dekat, dia berjalan pelan-pelan menuju dia dengan lututnya.
"Humbeeeeert!! Darah!! Hentikan pendarahanku!! Lepaskan ikatan talimu dan lilit lukaku!!"
Itu
kelihatannya bahkan Humbert, yang biasanya berperilaku seolah-olah dia
adalah pengikut Raios, tidak dapat mematuhi perintah itu seperti yang
diharapkan. Sambil memeluk kepada tangan kirinya sendiriyang dililit
dengan kain sutra merah, dia terus menggelengkan kepalanya sedikit demi
sedikit.
"T-Tidak! J-Jika ini aku lepas, Lifeku akan menurun!!"
"Apa yang kau katakan?! Humbe—rt, kau mau Lifeku......"
Tetapi, suara Raios telah terpotong di sana.
Dua
tali sutra biasa itu, semula digunakan untuk mengikat Tizei dan Ronie,
sekarang telah digunakan untuk menghentikan pendarahan dari tangan kiri
Humbert. Kedua tali itu harus digunakan jika darah dari kedua tangan
Raios hendak dihentikan. Tetapi, dengan luka itu sendiri yang belum
disembuhkan, darah akan menyembur keluar lagi jika tali itu dilepas dari
Humbert dan Lifenya akan mulai menurun sekali lagi. Mengurangu Life
orang lain tanpa alasan yang dibenarkan atau persetujuaan—itu sudah
sanagt jelas melanggar Taboo Index.
"Tapi...darahku... Hubert, kau... taboo...Tetapi... Lifeku......"
Raios
mengucapkan kata yang membingungkan dengan suara histeris. Garis
pandangannya tanpa henti melihat antara darah yang masih memancar dari
lukanya sendiri dan tali sutra yang masih terlilit di luka Humbert.
Raios
Antinous, penerus dari keluarga bangsawan kelas tiga, sekarang telah
dipaksa menuju situasi dimana dia harus memilih diantara «lifenya
sendiri» dan «Taboo Index». Untuk harga diri sangat besar yang dia
punya, lifenya sendiri beberapa kali jauh lebih penting. Tetapi, di saat
yang sama, dia tidak dapat melanggar hukum mutlak, Taboo Index. Jika
dia mencoba itu, dia akan menjadi kriminal kejam, persis seperti Eugeo
yang dirinya sendiri mencoba untuk membunuhnya.
"Aaaah... taboo... life... darah... tabooooo......"
Seseorang yang menghampiri Raios, yang masih terus berteriak, adalah Kirito.
Datang
hingga berhenti dua meter sebelum dia, dia pertama mengulurkan tangan
kepada Tizei dan Ronie yang sedang mendekat satu sama lain di atas kasur
dan dengan tangannya. Dia menyentuh bahu mereka seolah-olah mempercayai
mereka dan setelah mengangguk, dia melepaskan tali yang mengikat tubuh
bagian atas Ronie. Dia pasti memiliki rencana untuk menghentikan
pendarahan Raios dengan itu, tapi simpul itu tidak mudah untuk
dilepaskan. Bahkan ketika itu terjadi, kegilaan dari head
swordsman-in-training yang diperkuat dalam intesitasnya.
"Darah... taboo... li... ta... rif... da......!"
Itu
ketika Raios melempar seluruh badannya ke belakang saat kata-kata yang
tidak dimengerti itu keluar dari dia itu Kirito mengambil langkah maju
menuju dia dengan tali yang akhirnya lepas—itu adalah ketika itu
terjadi.
"Life, daboo, rife, daboo, ri, r-r-ririri-"
Suara
Raios yang keluar dengan nada yang aneh. Itu terasa lebih mirip dengan
tangisan monster daripada perkataan manusia, atau suara aneh yang keluar
dari peralatan yang telah rusak.
"R-R-Ri, ri, rai, ria, riariaria, riariariariaria————"
Tiba-tiba, suara itu berhenti.
Raios
Antinous jatuh lurus ke belakang dan mendarat dengan suara keras. Darah
yang tersisa menyembur dari luka di kedua tangannya, jadi itu berarti
dia seharusnya memiliki Life tersisa, tapi intuisi Eugeo mengerti Raios
sudah tidak hidup lagi.
Bahkan Kirito yang terdiam dengan
ekspreis wajah yang menunjukkan ketakutan seperti yang diduga, sementara
Tizei dan Ronie yang mencoba melepaskan tali yang mengikatnya, membuka
mata mereka dengan lebar—ketika itu terjadi, Humbert dengan takut
mendekat ke Raios dan melihat ke arah wajahnya yang tergeletak tak
bernyawa.
"E-Eek!!"
Teriakan dipenuhi ketakutan segera memenuhi dia.
"Ra-Ra-Raios-dono's...
d-d-dia mati...! K-K-kau... kau membunuhnya, kau membunuhnya!!
Pembunuh... k-kau monster... monster...!!"
Merangkak menjauh
dari Eugeo dan segera berdiri dengan kedua lututnya yang bergemetar, dia
terjatuh ke bawah saat di ruang tamu. Sepertinya dia terburu-buru
keluar menuju koridor dengan seperti itu, saat langkah kaki dan
teriakannya menghilang menuju tangga.
Eugeo sama sekali tidak
memiliki pemikiran apa yang akan terjadi dan apa yang seharusnya
dilakukan mulai dari sekarang. Terlalu banyak yang terjadi
berturut-turut dan dia bahkan memikirkan mata kanannya yang terkeluar
hanya sebagai masalah sepele.
Untuk waktu sekarang, dia
mengembalikan Blue Rose Sword yang masih dipegang di tangan kanannya
menuju sarungnya dan entah bagaimana berdiri dengan kakinya.
Dia
pertama bertukar pandangan dengan Kirito dan setelah satu kali,
mengangguk diam, dia mengambil satu, dua langkah menuju Tizei yang masih
duduk di kasur.
Tapi dia menghentikan langkahnya di sana.
Memikirkan tentang itu, Eugeo sekarang adalah kriminal yang telah
melanggar Taboo Index dan memotong dua tangan Humbert. Untuk gadis yang
baru hidup selama enam belas tahun, dia pasti sama dengan Raios...atau
mungkin, keberadaannya mungkin beberapa kali lebih buruk.
Tidak dapat untuk melihat ke arah wajah Tizei lebih lama lagi, Eugeo menundukkan wajahnya dan mencoba membalikkan badannya.
Tapi sebelum dia dapat melakukan itu, sebuah sosok kecil mendorong menuju dadanya dengan berdebar.
Rambut
merah yang berantakan itu dengan kuat mendorong pada seragam Eugeo.
Secara bersamaan, suara serak terdengar di telinganya.
"Maafkan aku...Maafkan aku, Eugeo-senpai...Ini... Ini karena aku...!"
Eugeo bereaksi dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu memotong perkataan Tizei.
"Bukan
begitu, ini bukanlah kesalahanmu, Tizei. Aku... Aku tidak dapat cukup
berpikir untuk melewati ini. Kau sama sekali tidak salah dalam hal ini,
Tizei."
"T-Tapi...tapi...!"
"Ini baik-baik saja, baik
kau dan Ronie berakhir tak terluka. Aku harus meminta maaf juga...maaf
untuk membuat kalian melewati semua hal menakutkan itu."
Ketika
dia berkata seperti itu dan membelai rambut berwarna merah musim gugur
itu dengan canggung, Tizei mulai menangis lebih keras. Ronie yang
mendorong wajahnya menuju dada Kirito sementara menangis juga, di
sisinya. Menggerakkan garis pandangannya ke atas, patnernya
memperlihatkan anggukan perlahan ketika mata mereka bertemu.
Itu
terjadi ketika Eugeo mencoba membalas anggukan. Wajah Kirito bergetar
menjadi meringis seolah-olah seseorang menarik rambutnya. Matanya
bergerak ke kiri dan ke kanan dan melihat ke arah atas di langit-langit
sebelah.
Mata hitam itu tiba-tiba terbuka lebar, jadi Eugeo mencari ke arah mana penglihatan mereka. Dan—dia melihat itu.
Di
dekat ujung utara langit-langit kamar tidur, sesuatu yang terlihat
seperti papan ungu telah melayang. Itu betul-betul mirip «Stacia
Window», tapi ukurannya jauh lebih besar, tidak perlu dibilang kalau itu
lingkaran. Dan dari dalam itu, seseorang telah melihat ke bawah
ruangan... tidak, Eugeo dan orang lainnya. Itu tidak diketahui apakah
seseorang itu adalah laki-laki atau perempuan, muda atau tua. Ada sebuah
mata di kulit pucat itu, lingkaran dan seperti kaca kelereng.
......Di suatu tempat di masa lalu.
......Aku telah melihat orang itu di suatu tempat jauh di masa lalu.
Ketika
intuisi Eugeo memberitahunya, wajah putih membuka mulut yang seperti
lubang tak berdasar. Dengan cepat, Kirito yang berdiri di sampingnya
berbisik dengan suara yang sangat pelan.
"Jangan biarkan Tizei dan Ronie mendengar itu!"
Eugeo
dengan cepat merangkul kepala Tizei dengan kedua tangan yang kuat
sementara dia masih menangis. Itu terjadi setelah Kirito melakukan hal
yang sama, merangkul Ronie.
"Singular unit detected. ID tracing..."
Suara
misterius itu muncul dari suatu tempat di sisi berlawanan dari papan
ungu itu, tidak, window. Sajak untuk upacara sacred arts—dia pikir, tapi
tidak ada satu katapun dari kamus yang dia pelajari dari pelajaran.
Wajah itu tetap diam untuk dua, tiga detik sebelum-
"Coordinates fixed. Report complete."
Itu
menutup mulutnya dengan kalimat terakhir itu dan menghilang tanpa jejak
bersamaan dengan window itu. Itu adalah peristiwa yang aneh, tapi
pikiran Eugeo jauh terlalu lelah untuk merasa terkejut atau takut.
Meninggalkan penjelasan pada Kirito, dia dengan perlahan menghembuskan
nafasnya yang dia tahan.
Badai di luar jendela sudah reda tanpa
di sadari, meninggalkan tangisan yang masih berlanjut dari Ronie dan
Tizei bersuara sendirian. Eugeo dengan kuat memegang kepada tubuh kecil
valet traineenya sementara menurunkan pandangannya dari langit-langit
menuju lantai.
Mayat dari Raios Antinous, yang mati dengan kedua
tangannya kehilangan semuanya dari siku hingga seterusnya dan
punggungnya yang membungkuk sejauh yang dia bisa ada di sana.
Kirito
adalah orang yang menebas Raios, tapi Eugeo menebas tangan Humbert
juga, jadi mereka telah sama. Dia dapat mengingat teriakan Humbert di
dalam telinganya.
—Pembunuh. Monster.
Kata-kata itu
muncul di dongeng lama yang neneknya ceritakan dan membuat sangat
gemetar teman-temannya dan dirinya ketika mereka masih anak-anak.
Demi-humans dari tanah kegelapan yang hidup tanpa hukum atau taboo dan
bahkan membunuh bangsa mereka sendiri, diceritakan neneknya. Eugeo
menemukan itu akan menjadi kebenaran dengan mengalaminya secara langsung
di gua bawah tanah di Puncak Barisan Pegunungan dua tahun lalu.
...Itu
benar. Aku telah sama dengan goblin itu. Manusia bernama Humbert
Zizek... yang bahkan adalah temanku di Akademi Master Pedang ini, orang
itu telah kutebas olehku dengan bagian kemarahanku.
Jika memang
begitu, untuk setidaknya membuktikan bahwa aku berbeda dengan goblin
itu, bahkan jika itu hanya sedikit, bukankah seharusnya aku menghukum
diriku sendiri? Bukankah seharusnya aku, telah menjadi monster, tidak
memiliki hak untuk meminta pengampunan dari tubuh Tizei yang hangat
seperti ini...?
Bahu Eugeo, ketika dia mencoba menahan dari perasaan bersalah dengan menutup mata kirinya yang dia punya dengan kuat, telah—
Dengan erat digenggam oleh tangan Kirito yang mencapainya dari samping. Bisikan yang dalam dikatakannya.
"Kau
manusia, Eugeo. Sama seperti diriku...melakukan berbagai kesalahan, dan
masih berjuang untuk menemukan makna dibalik itu...itulah bagaimana
manusia seharusnya."
Pada saat dia mendengar itu, Eugeo merasa
cairan hangat yang keluar dari mata kirinya. Berpikir itu mungkin darah
seperti mata kanannya, dia dengan takut mengosok kelopak matanya, dan
berbagai fragment emas berkilauan di cahaya lampu dinding.
Apa
yang mengalir bukanlah darah tapi air mata. Itu membekas di pipinya dan
jatuh menuju rambut Tizei satu per satu. Setelah beberapa saat. Tizei
dengan gugup mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Eugeo. Mata merah
itu basah karena air mata membawa pikiran terhadap daun di pohon musim
gugur, meluap dengan embun pagi.
Gadis yang masih menjadi valet
trainee Eugeo pada saat ini membuat senyuman yang hampir tidak dapat
dideskripsikan dan saat mengambil sapu tangan putih dari saku
seragamnya, dia dengan lembut menyentuh pipi Eugeo dengan itu. Tizei
terus menyapu air mata yang keluar dan keluar lagi, tanpa henti.
Bagian 5
"......Ini menyedihkan. Sangat menyedihkan."
Mengatakan itu dengan pelan. Supervisor Asrama Azurika melanjutkan perkataannya setelah menghentikannya sejenak untuk berpikir.
"Dan saya bahkan yakin bahwa kalian berdua akan menjadi swordsman perwakilan akademi tahun ini juga."
"Aku juga sebenarnya berencana seperti itu juga."
Dia
betul-betul tidak dapat mengikuti Kirito yang berjalan lebih dulu dan
mengatakan itu di situasi ini, sebagai tambahan, mata kirinya sedikit
demi sedikit menjadi lebih panas, jadi Eugeo melihat ke atas dengan
kebingungan.
Di bulan ke 5 langitnya terlihat mendung,
seolah-olah mereka telah dibersihkan oleh badai malam tadi. Banyak
burung kecil yang berkicau di batang pohon yang berkilauan di pohon
hijau yang baru. Itu akan menjadi menyenangkan untuk berbaring di
halaman plaza pusat pada hari seperti ini—tapi Eugeo dan Kirito tidak
akan pernah mendapatkan kesempatan untuk tidur siang di akademi ini
lagi.
Keduanya menghabiskan waktu di malam lalu di sisi lain
dari pintu besi yang berdiri di belakang mereka— ruangan disiplin bawah
tanah di gedung administrasi Akademi Master Pedang. Ruangan itu
kelihatan bersih mengingat itu sudah digunakan semenjak sekolah dimulai
dan kasurnya sangat mirip dengan asrama novice trainees, tapi Eugeo
tidak dapat untuk memejamkan matanya untuk tidur seperti yang
diharapkannya.
Kirito masih seperti Kirito biasanya, berusaha
keras di seluruh malam untuk menyembuhkan mata kanan Eugeo yang
terkeluar dengan sacred arts, tapi regenerasi suatu organ sangatlah
susah ketika menutup luka tanpa katalis telah mengambil semua yang dia
punya. Sejak awal, itu masih tidak jelas kenapa mata kanannya berhenti
bekerja ketika itu tidak menerima luka apapun dari luar. Sacred power
yang mengelilingi atmosfir telah mengering saat upacara untuk berbagai
arts telah dicoba dan bahkan Kirito, dengan sikap uletnya, tidak dapat
membantu selain menyerah untuk sementara ini.
Malam berakhir tak
lama kemudian, matahari pagi bersinar di jendela sempit dan kunci
menuju raung disiplin terputar tepat bel 9 AM. Dia pikir itu adalah
empire imperial guards di sini untuk mengantar mereka untuk memastikan,
tapi seseorang yang berdiri di balik pintu itu membuat sangat terkejut.
Azurika-sensei dari asrama novice trainees—itulah apa yang terjadi.
Instruktur
perempuan, yang dapat dipikirkan berada di bagian akhir usia dua
puluhannya, menghilangkan ketegangan dari mulutnya sedikit demi sedikit
pada perkataan Kirito, dan berbalik pada Eugeo. Mata biru abu-abu itu
membawa pikiran terhadap pedang yang dipoles bersih dan mengingatkan
Eugeo terhadap Sister Azariya dari Desa Rulid yang selalu membuatnya
gugup, tapi dia melanjutkan melihat mata itu tanpa mengalihkan
pandangannya di waktu tertentu ini.
Supervisor Asrama Azurika
pada saat hendak mengatakan sesuatu, tapi kemudian menutup mulutnya dan
mengeluarkan sebuah item dari saku jaket di dekatnya. Bola kecil
bercahaya hijau. Itu sangat mirip dengan hiasan kaca tapi itu bukanlah
salah satunya. Itu adalah sacred power dalam bentuk dikristalkan yang
dipanen dari «four sacred flowers» yang ditanami di taman bunga akademi.
Supervisor asrama merusak katalis yang berharga dengan
menjepitnya diantara jari dari tangan kirinya tanpa keraguan. Dengan
suara yang berlalu, cahaya pecahan berkilauan bergerak di udara. Tanpa
waktu berhenti, dia mengatakan upacara untuk art dengan tangan kanan
yang menahan mata kanan Eugeo.
"System call. Generate luminous element..."
Kecepatan
pengucapan itu jauh lebih cepat dibanding dengan instruktur yang
mengajar sacred arts. Bahkan sementara Eugeo dan Kirito yang masih
berdiri tercenggang, paragraf lengkap untuk prosedurnya dengan mulus
tersusun bersama-sama, dan cahaya hangat bergabung menuju luka di mata
kanan Eugeo—
"Cobalah untuk membuka matamu."
Dia
mendengar bisikan itu padanya, jadi Eugeo dengan perlahan membuka
kelopak mata kanannya yang menyegel untuk selama enam belas jam lalu.
Saat melakukan itu, sisi kanan dari penglihatannya kembali seolah-olah
itu tidak pernah menghilang, desahan dari keterkejutan dan kebahagiaan
keluar dari dia. Eugeo melihat ke arah sekelilingnya berkali-kali
sebelum dia membungkuk, akhirnya telah menyadari.
"Te-Terima kasih banyak, Azurika-sensei."
"Tidak
apa-apa. Daripada itu...Swordsman-in-training Eugeo, dan kau juga,
Swordsman-in-training Kirito. Sebelum aku menyerahkan kalian kepada
pengantar kalian, aku akan mengatakan satu hal ini."
Dengan
perlahan menyebutkan itu, Supervisor Asrama Azurika menunjukkan
tanda-tanda keraguan yang jarang sebelum menaruh tangan kanannya pada
bahu Kirito dan tangan kirinya pada bahu Eugeo.
"Kalian berdua
sepertinya akan dihukum untuk kejahatan melanggar Taboo Index dan
mengurangi Life dari orang lain. Tetapi, jangan lupa. Bahwa Taboo
Index...tidak, bahkan Gereja Axiom itu sendiri bukanlah dibuat oleh
Tuhan, tapi manusia."
"Eh... ap-apa yang kau maksud dengan itu..."
Eugeo bertanya secara refleks.
Bahkan
anak-anak tahu tentang bagaimana Dewi Penciptaan, Stacia memberikan
kehidupan di Dunia Manusia, tidak peduli seberapa mudanya. Dan Gereja
itu yang mengatur Dunia Manusia juga, telah dibuat oleh Tuhan juga.
"Untuk
sekarang...Itu semua yang dapat aku katakan. Tapi kau pasti akan segera
mengetahui. Tentang kebenaran dibalik dunia ini."
Itu adalah
ketika Supervisor Asrama Azurika mengerutkan dahinya dan menutup rapat,
mata kanannya sendiri. Eugeo segera tahu bahwa dia sedang menahan rasa
sakit yang tajam.
"...Swordsman-in-training Eugeo. Kau telah
merusak segel yang aku tidak bisa. Jika memang begitu, kau seharusnya
dapat pergi ke tempat yang aku tidak bisa...Percayalah pada pedang itu
dan temanmu."
Dia mengangguk dan berbalik pada Kirito berikutnya.
"Dan
kau, Swordsman-in-training Kirito. Tentang siapa kau
sebenarnya...bahkan aku tidak dapat mengerti pada akhirnya. Tetapi,
sesuatu pasti akan terjadi ketika kau mencapai menara itu. Aku akan
berdoa untuk cahaya di jalan kalian dari sekarang, dari sini. Selalu.
Kata-katanya
bahkan menjadi lebih membingungkan, tapi itu sepertinya Kirito mengerti
itu. Dia mengangguk dan menutupi tangan Supervisor Asrama Azurika, di
bahu kirinya sendiri, dan membawa itu di depan dadanya.
"Terima
kasih, sensei. Aku akan datang dan bertemu anda lagi suatu hari nanti.
Kita pasti akan mengobrol. Tentang apa yang kau inginkan untuk tahu.
Semua dari itu."
Menyelesaikan apa yang dia katakan, dia dengan
lembut menjepit jari ramping yang ditahan diantara kedua tangannya pada
mulutnya sendiri. Supervisor Asrama Azurika mengedipkan matanya
berkali-kali karena terkejut dan bagaimanapun itu mungkin karena trik
cahaya, sedikit warna telah muncul di pipinya, sebelum dia
memperlihatkan senyuman kecil.
Kirito membuat ekspresi
seolah-olah seseorang menarik rambutnya lagi dalam sekejap, tapi
supervisor asrama sepertinya tidak menyadarinya. Dia perlahan menarik
tangan kanannya dari Kirito dan melepaskan tangannya dari bahu Eugeo—
"Kalau begitu, ayo pergi. Pengantar kalian ada di sini."
Lapangan
akademi yang biasanya dipenuhi dengan murid yang sibuk dari satu kelas
ke kelas lainnya telah berubah menjadi sepi, tanpa ada tanda orang di
sekitarnya.
Sebagai gantinya, Eugeo menemukan sesuatu yang tak
terduga di plaza sebelum arena praktik besar dan membuka mata dengan
lebar yang baru sembuh.
Sebuah mahluk hiduo besar sedang
terlihat berkilauan di bawah cahaya dari Solus yang menyinari dari
langit cerah. Armor metal yang dipasang di bagian kepala dan dadanya,
dan tentu saja, sisik segitiga menghiasi seluruh tubuhnya juga, semua
memperlihatkan sinar perak. Itu sangat jelas bahkan tanpa melihat sayap
terlipat yang berdiri seperti sepasang menara dan ekor panjang yang
membentuk lengkungan untuk mengetahui bahwa itu adalah naga terbang.
Ditunggangi oleh penjaga dari hukum dan perintah, itu adalah yang
terbesar dan jadi, ini adalah sacred beast terkuat di Dunia Manusia.
Itu
tidak terlihat seperti pengendaranya ada di sekitarnya. Tanpa tanda
keraguan pada naga terbang yang melihat ke bawah ke arah mereka bertiga,
Supervisor Asrama Azurika memandu Eugeo dan Kirito menuju arena praktek
dan menghentikan langkahnya di sini.
Dia melihat ke arah mereka
berdua, memperlihatkan anggukan kecil dan perlahan begerak menuju ke
samping. Supervisor Asrama Azurika pergi menuju asrama novice trainees
dengan sepatu panjangnya yang berbunyi, mereka berdua memperlihatkan
tundukan dalam di belakangnya. Mengangkat kepala mereka saat suara dari
langkah kaki telah menghilang, mereka menatap ke naga terbang untuk
memeriksa itu. Dan membalikkan badan menuju pintu besar yang menuju
arena praktek.
"......Jika naga terbang ada di sekitar...pengantar kita adalah Integrity Knight...Aku yakin?"
Sebenarnya
ada sedikit gemetaran dari bisikan Eugeo, tapi patnernya membuat hmph
melalui hidungnya seperti yang biasa dia lakukan dan tanpa peduli
menggerakkan tangannya menuju pintu yang tertutup.
"Kita tidak akan tahu sampai kita melihatnya."
Mendorong
itu hingga terbuka pada saat dia mengatakan itu, dia melangkah keluar
dengan langkah panjang. Eugeo menguatkan dirinya dan mengejarnya di
belakang.
Di dalamnya yang redup, mungkin di sebabkan oleh
cahaya langit yang tertutup. Arena praktek yang berlantai kayu dan di
sekelilingnya tempat penonton berdiri yang biasanya cukup, sama sekali
tidak ada siswa dan instruktur.
Bagian dari seni yang tergambar
di dinding putih yang jauh di depan mereka dengan mitos penciptaan «Tiga
Dewi yang mengusir Dewa Kegelapan, Vector» sebagai temanya. Dan, tepat
di tengah arena praktek yang luas ada sebuah bayangan yang melihat ke
arah sebaliknya, menuju dinding—
Eugeo telah sekali melihat
Integrity Knight dari Gereja pada jarak yang dekat. Tentu saja, itu
adalah ketika Alice muda diambil pergi. Integrity Knight yang memanggil
dirinya sendiri «Deusolbert Synthesis Seven» memiliki tubuh besar yang
memiliki tinggi hampir mencapai dua meter. Tetapi seseorang yang berdiri
di depan penglihatan Eugeo sekarang jauh lebih kecil dibanding knight
itu. Tingginya itu bahkan mungkin lebih pendek sedikit daripada Eugeo
jika itu juga diambil untuk pertimbangan.
Mantel biru yang
dijepit pada kedua bahunya yang tersulam dengan hiasan lambang Gereja
Axiom, tergabung dengan salib dan lingkaran. Tetapi, apa yang tertangkap
di pandangannya melebihi apapun juga, adalah itu yang terurai lurus ke
bawah dari atas mantelnya, rambut pirang panjang itu. Itu terlihat
seperti warna yang jauh lebih dalam dan suci dibanding Raios, bersinar
seperti emas yang dicairkan bahkan di bawah cahaya yang mengaburkannya.
Sosok
itu tidak membuat gerakan, jadi Eugeo bertukar pandangan dengan Kirito
dan perlahan mulai berjalan. Melintasi lurus, melewati arena praktek,
mereka berhenti sekitar lima meter dari sosok kecil dari orang.
"...Dari Kerajaan Centoria Utara, Akademi Master Pedang, Saya adalah Elite Swordsman-in-training Eugeo."
Ketika dia dapat untuk memberitahu namanya tanpa menghambat kata-katanya, patnernya melanjutkan tanpa waktu untuk berhenti.
"Sama juga, Saya adalah Kirito."
Itu
adalah tipe adegan dimana dia biasanya akan mengeluh 'hentikan memotong
ujung nama dan beritahu namamu secara benar!' di pikirannya, tapi
pemikiran itu tidak muncul di pikirannya pada saat ini. Itu bukan di
sebabkan kegelisahannya. Saat dia melihat ke arah mantel biru dan rambut
pirangnya terurai dengan angin sepoi-sepoi lembut yang bertiup dari
pintu masuk, yang masih terbuka hanya beberapa langkah di depan.
Perasaan aneh mulai terbentuk di hatinya.
—Di suatu tempat.
Perpaduan ini, dari biru dan pirang. Itu terasa seperti, dia telah melihatnya, di suatu tempat sebelumnya...
Perasaan aneh ini berubah menjadi keterkejutan yang hampir saja dapat menghentikan detak jantungnya beberapa detik kemudian.
"Wilayah Kota Persatuan Centoria , Integrity Knight dari Gereja Axiom—Saya adalah Alice Synthesis Thirty."
Knight
itu menyebutkan namanya dengan punggungnya yang masih menghadap mereka.
Tidak ada kesalahan terhadap suara itu. Itu adalah suara yang hampir
setiap hari dia dengar untuk selama sepuluh tahun semenjak dia mendapat
kesadaran saat masih kecil.
Dan nama itu. Nama keluarganya yang tidak dikenalnya terdengar dengan itu, tapi dia sangat yakin mendengar namanya. «Alice».
Itu tidak dapat hanya menjadi kebetulan. Eugeo mengambil satu, dua langkah menyeret dan berkata secara tidak karuan.
"...Alice...? Apa itu kau...? Kau adalah... Alice......?
Itu
sepertinya Kirito dengan cepat mengulurkan tangannya dari kiri tapi
Eugeo melewatkannya dari itu dan mengambil satu langkah lainnya utnuk
mendekat. Rambut pirang dan mantel itu terurai tepat di depan matanya,
dan aroma harum itu samar-samar menyebar. Itu sangat lembut, aroma harum
yang sangat dikenalnya yang membawa pikiran terhadap taman bunga yang
cukup menerima sinar matahari. Aroma harum itu yang selalu keluar dari
baju apron biru yang teman masa kecilnya pakai.
"Alice...!"
Sekali
lagi, dan kali ini, sambil memanggil namanya dengan jelas. Eugeo
mencoba menyentuh pundak kanan dari Integrity Knight. Setelah
membalikkan badannya, knight itu akan menyambut Eugeo dengan kejahilan,
kerinduan dan senyuman diamnya dan—
Ide itu dihancurkan oleh cahaya yang melesat cepat.
Hantaman
keras yang menyerang pipi kanannya dan Eugeo yang tidak berdaya
terlempar jauh, jatuh pada lantai kayu arena praktek, dengan punggung
pertama.
"Eugeo!"
Kirito membantu dia untuk segera
berdiri saat itu juga, tapi bahkan itu tidak terpikirkan dalam
pikirannya saat Eugeo membuka lebar kedua matanya, tercengang.
Sementara
menghadap mereka dengan punggungnya, knight itu dengan tangan kanannya
diperpanjang secara horizontal dan sekarang memegang pedang panjang
sebelum siapapun menyadarinya. Tetapi, itu bukanlah pedang sebenarnya
tapi melainkan tersarung di sarung emasnya. Knight itu telah melepas
sarungnya dari sabuk pedangnya dari dan menyerang pipi Eugeo dengan
ujungnya itu saat itu juga.
Menurunkan pedang itu dengan gerakan lembut, Integrity Knight berkata.
"...Bicara
dan perlakukan dirimu dengan hati-hati. Aku memiliki hak untuk
menghilangkan tujuh puluh persen dari Life kalian berdua. Waktu
berikutnya kau mencoba menyentuhku tanpa izinku, tangan itu akan kutebas
keluar."
Menginformasikan itu dengan dingin dan jelas seperti
air yang mencair dari es, namun dingin dan suara tegas, knight itu
akhirnya berbalik arah.
"......Alice..."
Eugeo tidak dapat menghentikan nama itu keluar dari mulutnya sekali lagi.
Integrity
Knight yang membawa pedang emas itu pernah sekali diambil pergi dari
Desa Rulid, teman masa kecil Eugeo, anak perempuan dari Kepala Desa
Gasupht dan saudara perempuan dari Selka, Alice Schuberg—sosok dewasa
itu tidak mungkin siapapun selain dia.
Bajunya tentu saja telah
berbeda dengan yang lalu. Dada, bahu dan pinggangnya telah ditutupi
dengan armor ringan dengan ukiran elegan yang terpasang pada itu, dan
rok panjangnya yang bahkan dapat mencapai kakinya. Tapi kesalahan pada
wajah itu sangatlah mustahil.
Rambut pirang yang licin mengkilap
tanpa kerutan. Kulit putih bersih dengan perasaan yang polos. Dan di
atas semua itu, mata biru gelap yang tidak dapat di deskripsikan pada
kedua mata yang sedikit mengadah, warna yang dia tidak pernah lihat pada
siapapun kecuali gadis itu, bahkan setelah datang ke pusat.
Itu
adalah cahaya yang ada pada kedua mata itu tetapi, itu sangat berbeda
dengan ingatannya. Itu telah kehilangan cahaya yang dipenuhi rasa
penasaran ketika dia masih tinggal di Desa Rulid, dan Eugeo merasa tidak
ada selain hanya pandangan dingin yang berkosentrasi padanya saat dia
berbaring jatuh di lantai.
Mulut itu yang berwarna cherry blossoms bergerak dan suara merindukan itu, namun suara dingin itu keluar dari mulutnya sekali lagi.
"Huh...Aku
berencana mengambil tiga puluh persen dari Lifemu, tapi itu hanya
berkurang setengahnya dari itu. Jika kau menghindari itu hanya dengan
hukuman dari tubuhmu, itu akan menjadi bukti menunjukkan kau sebagai
elite swordsman-in-training...atau mungkin satu orang yang melakukan
kejahatan mengerikan seperti pembunuhan, aku rasa."
Cara dia
berbicara sudah jelas bahwa dia membaca melalui «window» Eugeo bahkan
tanpa menyentuh tangannya, tapi dia bahkan tidak dapat berpikir tentang
dampaknya.
Eugeo tidak ingin untuk menerima kata-kata yang
terdengar di telinganya dengan segala cara. Tidak mungkin Alice yang
baik itu dapat mengatakan hal seperti itu. Tidak, bahkan sebelum
memikirkan itu, Eugeo tidak percaya bahwa Alice itu tidak menunjukkan
reaksi bahkan saat melihat dia, melakukan tebasan tanpa belas kasihan
terhadap pipinya dan sejak awal, berdiri di hadapan matanya sebagai
Integrity Knight.
Itu adalah ketika dia hendak mengabaikan larangan itu dan mencoba memanggil sekali lagi.
Kirito mengatakan bisikan pendek di dekat telinganya.
"Knight «Alice» itu adalah seseorang yang kau cari, benarkah dia?"
Suara
patnernya yang selalu tenang meskipun dalam situasi seperti ini dan
Eugeo berhasil untuk memulihkan sedikit ketenangannya. Setelah
memaksakan anggukan kecil, bisikan itu terdengar lagi.
"...Patuhi
instruksinya untuk sekarang. Jika kita memasuki Katedral Pusat, bahkan
sebagai kriminal, kita seharusnya dapat untuk mengerti situasinya lebih
banyak."
Memasuki—Katedral.
Eugeo akhirnya menyadari
terhadap apa yang Kirito katakan. Itu adalah yang dia inginkan, meskipun
itu tidak melalui memenangkan dan melanjutkan melalui Turnamen Kerajaan
Ilmu Pedang dan Turnamen Persatuan Empat Kerajaan, lalu hendak diangkat
sebagai Integrity Knight, tapi justru melakukan taboo, dia masih
berakhir mendekati tujuannya setahun lebih cepat dari yang direncanakan.
Memasuki Katedral Pusat dan bertemu dengan Alice. Itu adalah tujuan akhir Eugeo.
Urutannya
telah berbeda dan Eugeo tidak tahu alasan dibalik Alice bersikap
seperti orang lain sebagai Integrity Knight, tapi setidaknya pada
akkhirnya, dia telah mencapai setengah dari tujuannya pada saat ini.
Jika memang begitu, dia seharusnya pasti akan menemukan itu jika dia
memasuki Katedral. Suatu cara untuk mengembalikan Alice seperti
bagaimana dia semula.
Pada saat Eugeo berhasil mengembalikan
ketenangannya, Knight Alice mengembalikan pedang yang ada di tangan
kanannya menuju pinggang kirinya pada saat itu juga. Mantelnya berkibar,
dia mulai berjalan menuju pintu besar.
"Berdiri, dan ikuti aku."
Tidak
ada pilihan untuk menentang instruksinya lebih lama lagi. Mendapati
dibantu oleh Kirito, Eugeo mengejar di belakang Alice dengan diam.
Menuju pintu keluar arena praktek, Alice berjalan lurus menuju naga
terbang yang bersiap di plaza dan perlahan membelai kepala yang hebat
itu dengan tangan kanannya. Melanjutkan itu, dia mengambil keluar
perlatan aneh dari muatan besar di belakang pelana.
Itu, tiga
sabuk kulit tipis yang tergabung dengan rantai besi—adalah alat
pengekang. Itu sangat persis dengan suatu alat yang mengikat Alice muda
delapan tahun lalu.
Mendekat dengan alat pengekang di setiap
kedua tangannya, Alice membuat Kirito dan Eugeo berdiri tegak dan
menginformasikan mereka dengan dingin. Suara itu jauh lebih pelan
dibanding dengan teriakan Raios ketika dia mencoba untuk menebas Eugeo,
tapi itu memiliki efek yang kuat seolah-olah itu adalah perwakilan dari
suara Tuhan.
"Elite Swordsman-in-training Eugeo. Elite
Swordsman-in-training Kirito. Kalian berdua akan ditahan, dibawa ke
penjara, diinterogasi, lalu eksekusinya pada tanggal berikutnya."
Alat
pengekang itu dilingkarkan di sekitar kedua tubuh yang terdiam itu oleh
tangan Alice. Kedua tangan mereka, dada dan pinggang telah diikat kuat
oleh sabuk kulit itu, betul-betul kehilangan kemampuan mereka untuk
bergerak pada saat itu juga.
Memegang rantai yang memanjang dari
punggung besar itu dan kembali menuju sisi dari naga terbang. Alice
mengatur jepitan itu pada armor yang menutupi kedua kaki tegap sacred
beast, satu demi satu. Jadi, Kirito telah terpasang pada kaki kanan naga
dan kiri untuk Eugeo.
Delapan tahun lalu, Integrity Knight
Deusolbert telah mengikat Alice muda pada kaki naga dengan cara yang
sama dan terbang menjauh. Tetapi, bahkan naga terbang membutuhkan satu
hari penuh untuk pergi dari Rulid menuju Centoria Pusat. Bagaimana berat
dan menakutkan pengalaman itu yang harus dialami oleh anak kecil, yang
baru berumur sebelas tahun, itu jauh dari imajinasi jika dia tergantung
dalam waktu selama itu.
Dan Alice itu untuk suatu alasan,
menjadi Integrity Knight dan sekarang mengikat Eugeo pada naga seperti
yang dia lakukan pada dirinya sendiri delapan tahun lalu. Dia tidak
dapat membantu selain mengakui keraguaan pada tindakannya. Knight, Alice
tepat di depan matanya adalah Alice Schuberg, meskipun menjadi orang
lain di saat yang sama. Suatu kekuatan yang besar telah mengubah gadis
itu.
Seperti yang Kirito bilang, mereka mungkin menemukan
rahasia itu jika mereka pergi ke Katedral Pusat. Tetapi—pertanyaan
apakah Alice akan kembali ke bagaimana dia sebelumnya.
Tidak,
sebelum memikirkan tentang itu. Bagaimana jika hal yang sama akan
terjadi padanya? Bagaimana jika dia melupakan semuanya dan menjadi
dirinya yang lain? Waktu ketika dia tinggal di Rulid, perjalanan panjang
menuju pusat...dan bahkan kejadian yang ada di Akademi Master Pedang,
bagaimana jika dia melupakan semua itu......?
Itu kemudian terjadi, ketika Eugeo diserang dengan ketakutan dan kegelisahan.
Dua pasang dari langkah kaki yang lembut datang dari belakang dan Eugeo berpaling ke Kirito saat melakukan hal yang sama.
Seseorang
yang mendekat dengan terhuyung adalah novice trainees yang mengenakan
seragam abu-abu. Seseorang yang dengan rambut panjang merah, Tizei
Shtolienen. Seseorang yang berambut pendek coklat tua adalah Ronie
Arabel.
Alasan kenapa cara jalan mereka goyah disebabkan oleh
beban yang mereka berdua bawa dengan kedua tangan. Tizei membawa pedang
panjang yang tersarung di sarung kulit putih. Ronie membawa pedang
panjang yang tersarung di sarung tangan kulit hitam. Tidak ada
kesempatan untuk salah. Itu adalah apa yang mereka tinggalkan di kamar
Raios malam sebelumnya, Blue Rose Sword Eugeo dan pedang hitam Kirito.
Telapak
tangan Tizei dan Ronie yang dengan keras memegang sarung yang telah
usang dan berdarah. Normalnya. Kedua pedang itu sudah berat hingga ke
titik yang bahkan pemilik mereka, Eugeo dan Kirito, tidak dapat mengayun
itu tanpa memberikan semua yang mereka punya.
"Tizei..."
"Ronie!"
Eugeo
dan Kirito memanggil nama mereka secara bersamaan dan gadis itu
menunjukkan senyuman kecil sambil menahan rasa sakitnya. Tapi lalu,
Integrity Knight Alice meninggalkan naga terbang dan melihat ke arah
Tizei dan Ronie. Mengingat hantaman keras di pipinya bahkan sekarang,
Eugeo dengan cepat berteriak.
"Tidak, Tizei, jangan datang!"
Tetapi,
kedua novice trainees itu tidak menghentikan langkah mereka. Saat
setetes darah menetes menuju batu plaza beraspal, mereka berjalan terus
hingga sepuluh meter akhirnya dan terjatuh pada lutut mereka di depan
Alice.
Mereka mengeluarkan nafas berat untuk sebentar, tapi
Tizei yang pertama untuk sungguh-sungguh mengangkat kepalanya dan
berbicara.
"Kn-Knight-sama...kumohon!"
Lalu, Ronie melanjutkannya dengan suara bergetar.
"Berikan kami izin untuk mengembalikan pedang senior kami, kumohon...!"
Alice melihat ke bawah pada gadis itu dengan terdiam, tapi memperlihatkan anggukan kecil tak lama kemudian.
"Baiklah.
Tetapi, saya tidak dapat membiarkan kriminal membawa pedang. Saya akan
memegang ini. Jika kau ingin berbicara kepada mereka, saya akan
mengizinkannya untuk satu menit."
Pertama memegang Blue Rose
Sword dengan tangan kanannya dan pedang hitam dengan tangan kirinya, dia
tanpa kesulitan mengangkat itu dari tangan Ronie dan Tizei. Kembali ke
sisi naga terbang dengan gerakan seperti dia tidak merasakan berat sama
sekali. Dia menyimpan dua pedang di area penyimpanan dimana alat
pengekang itu di simpan.
Tizei dan Ronie menahan rasa sakit
mereka, goresan pada tangan mereka di depan dada mereka dan menunjukkan
senyuman lega seolah-olah mereka tidak merasakan rasa sakit sama sekali.
Bergemetar saat mereka berdiri, Tizei dan Ronie mendekati Eugeo dan
Kirito masing-masing.
"......Eugeo-senpai..."
Tizei yang
masih berdiri di hadapan pandangan Eugeo dengan mata yang terbuka lebar
oleh dirinya, dengan bukti yang masih menangis bersama mereka, dan
melihat ke arah dia.
Setelah hampir menghindari pandagannya dengan insting, Eugeo mencoba yang dia bisa untuk melihat pandangan Tizei.
Eugeo
telah menebas jauh tangan Humbert di hadapan Tizei dan Ronie malam
lalu. Dengan tangannya yang tertebas juga, teriakan aneh keluar dari
Raios saat dia meninggal. Meskipun mereka tidak mendapat luka apapun
pada tubuh mereka, itu bukanlah suatu kesalahan bila tragedi tersebut
memberikan dampak besar pada Tizei dan Ronie.
Eugeo seharusnya
bukan guru yang handal bagi Tizei sekarang, tapi kriminal yang melanggar
Taboo Index. Kriminal kejam dengan kebebasan telah dicuri oleh alat
pengekang tak mengenal ampun, diikat oleh rantai.
Lalu.
Air mata besar keluar dari pupil mata Tizei yang berwarna merah dan mengalir turun di pipinya.
"Eugeo-senpai...Maafkan aku...ini...ini kesalahanku..."
Memegang tangannya bersamaan dengan erat, dia melanjutkan seolah-olah dia menekan keluar suara lemahnya.
"... Maafkan aku...karena...hal bodoh yang...telah kulakukan..."
"Tidak... bukan karena itu."
Dalam keadaaan tertangkap, Eugeo menggelengkan kepalanya tanpa henti.
"Kau
tidak melakukan sesuatu yang salah...kau melakukan hal yang benar untuk
temanmu. ...Ini sepenuhnya kesalahanku karena hal itu berakhir seperti
ini. Tidak ada sesuatu yang kau harus minta maaf, Tizei."
Saat
mendengar itu, Tizei melihat lurus ke arah mata Eugeo seolah-olah dia
dapat melihat sampai di dalam hatinya dan memaksakan senyuman pada
mulutnya dengan segala yang dia punya.
"Kali ini..."
Valet trainee muda itu berbicara dengan gemetar tapi dengan nada tegas.
"Kali
ini akan menjadi giliranku untuk menyelamatkan Eugeo-senpai. Aku...Aku
akan melakukan yang terbaik dan pasti akan menjadi Integrity Knight, dan
pergi menyelamatkan senpai...jadi tolong tunggu aku. Aku pasti
akan...pasti..."
Tangisan telah menelan sisa dari kata-katanya. Eugeo tidak dapat melakukan apa-apa selain mengangguk berulang-ulang.
Setelah
menyelesaikan percakapan pendek saat itu juga di sisi lain dari naga
terbang, Ronie menaruh bungkusan di tangannya pada tangan Kirito yang
terikat dan berbicara dengan suara yang tercampur dengan tangisan.
"Erm...Ini adalah bekal. Tolong makan itu jika kau merasa lapar..."
Kata-kata dari Kirito sebagai balasannya telah menghilang oleh suara dari kepakan sayap dari naga terbang, bergema jauh.
"Ini waktunya. Segera menjauh."
Knight
Alice telah menaiki pelana dari naga terbang tanpa seorangpun
menyadarinya. Suara keras keluar dari tali kekang dan naga itu
membangkitkan sosok raksasa itu. Ditarik oleh rantai, membuat tubuh
Eugeo untuk perlahan melayang di udara.
Dengan air mata mereka
yang mengalir keluar tanpa henti, Tizei dan Ronie mundur beberapa
langkah. Sayap perak membuatkepakan dengan kekuatan dan angin yang
membuat rambut gadis itu tersibak.
Bahkan saat naga terbang itu
mulai hendak berlari dan membuat bumi bergetar, mereka berdua mengejar
di belakang secepat yang mereka bisa, tapi dengan segera kaki mereka
terjerat dan tangan mereka terjatuh pada batu beraspal. Tepat setelah
itu, itu sangat jelas digunakan kekuatan lebih untuk menghentakkan di
tanah dengan kaki kuatnya, dan tubuh besar itu perlahan melayang di
udara.
Saat naga terbang itu berputar, dan membentuk spiral di
langit, Tizei dan Ronie yang di bawah menjadi lebih kecil. Sosok mereka
segera menghilang ke dalam aspal batu abu-abu, dan seluruh pemandangan
dari Akademi Master Pedang Centoria Utara terlihat jauh dari jarak
seperti itu dengan cepat—
Naga terbang, dengan Integrity Knight
di punggungnya dan kriminal yang tergantung di kedua kakinya, selaras
menuju menara yang sangat besar nampak tepat di tengah-tengah pusat,
Katedral Gereja Axiom Pusat, dan membumbung tinggi di garis lurus.
Selingan 3
Di
tengah lautan yang luas di kapal penelitian, «Ocean Turtle», ditusuk
oleh suatu pilar kosong dengan diameter dua puluh meter dan tinggi
seratus meter.
Titanium itu bercampur di sekitar pilar, disebut
bagian utama, karena membantu setiap lantai yang ada di kapal juga
melakukan tugasnya untuk melindungi inti dari kapal dengan membungkus
tekanan dari sekat. Disamping dengan pengontrol kapal dan sistem tenaga,
sebuah mesin yang dibuat oleh suatu organisasi misterius, «Rath», yang
juga disimpan.
Lebih spesifiknya, ada empat buah mesin fulldive
machines yang tidak menyenangkan yang dapat membaca dan menulis jiwa
orang, «Soul TransLators (STL)». Juga, ada sebuah arimatik pusat yang
menghubungkannya, «Light Cube Cluster».
Sebuah bagian yang hebat
diinstal di dekat bagian utama, dan dibawah itu ada STL nomor 2 dan
nomor 3 yang berlokasi «di bagian bawah». Nomor 4 dan nomor 5 berlokasi
«di bagian atas» tepat di sisi atasnya.
Kirito—Kirigaya Kazuto,
yang masih dalam keadaan koma, telah dihubungkan dengan perawatan untuk
luka yang ada di saraf penggerak tulangnya ada di STL nomor 4 di sisi
atas dari bagian utama. Karena itu untuk pergi ke situ membutuhkan
seorang yang memasuki bagian utama dari bawah dan pergi ke atas dengan
tangga atau elevator.
6 Juli 2026, Senin, 7:30 AM.
Asuna—Yuuki
Asuna menyesuaikan dengan pakaian musim panas yang terajut dengan
atasan T-shirt saat dia pergi melalui tangga spiral yang redup.
Gemerencing dari suara gema dari langkah kakinya pada lapisan metal anti
karat di bawah lampu darurat LED warna orange yang mengingatkannya pada
sesuatu. Asuna tidak tahu berapa kali dia menaiki tangga yang hampir
sama dengan kastil besi melayang di langit yang jauh, jauh sekali dari
tempat ini. Tangga spiral itu menghubungkan dengan ruangan bos dengan
bos melindunginnya dari setiap lantai dengan menghubungkan lantai
berikutnya di Istana Melayang Aincrad—
Pemimpin dari Knights of
the Blood», Heathcliff, biasanya berjalan bersamanya dengan anggota
guildnya ketika berhasil memenangkan pertarungan dengan bos sebelumnya,
tapi ada pengecualian. Pemain solo yang berambut hitam yang selalu
berjalan bersamanya sebelum dia bergabung dengan KoB, saat bagian awal
dari menyelesaikan permainan kematian.
Membuat Asuna marah
dengan lelucon yang dia katakan dengan sikap yang berbeda yang
menghilangkan lelahnya setelah bertarung, mengajarnya tentang informasi
lantai berikutnya...dan tak terhitung dia menarik tangan Asuna ketika
kelelahan saat pertarungan yang lama.
"......Kirito-kun."
Saat
gemerencing dari suara gema langkah kakinya terus terdengar, Yuuki
Asuna dengan lembut dia memanggil nama orang yang dicintainya.
Tentu saja, tidak ada jawaban.
Dia
menahan rasa keputusasaan dan kesepiannya yang terus dirasakannya ke
dalam hatinya. Tidak seperti hari sebelum kemarin, Kazuto tidak
menghilang. Dia menunggu Asuna di ruangan kecil di ujung tangga ini.
Tanpa saling menukar kata—bahkan tanpa saling memegang tangan, waktu dia
untuk segera bangun sedikit demi sedikit mendekat. Suster itu, Aki
Natsuki, mengatakan keadaan sekarang, pengobatan melalui STL akan
meregenerasi saraf penggerak tulangnya dalam sehari atau dua hari,
sepertinya mendekati bagian dimana dia akan mendapatkan kesadarannya.
Asuna
mengunjungi Ocean Turtle, melayang di laut dekat Pulau Izushichi, tanpa
mengklarifikasi segala persoalan dengan detail pada orangtuanya.
Tetapi, dia mengurus kerja sama dengan Professor Koujirou Rinko dan
berpikir dengan suatu alasan «yang tidak dapat dikatakan berbohong
juga»"Aku akan menemani professor dan meneliti fasilitas penelitian dari
suatu perusahan negara untuk beberapa hari".
Dia sebenarnya
berpikir meyakinkannya itu sulit, namun ibunya, Yuuki Kyouko, melihat
Asuna untuk sebentar, lalu tidak berkata apa-apa selain "Jagalah dirimu
dan pergilah". Mungkin, dia telah mengetahui semuanya, sebelumnya.
Satu
cara atau lainnya, waktu yang diberikan kepada Asuna sebanyak tiga hari
dari 5 Juli sampai 7 Juli. Singkatnya, dia harus menaiki helikopter
dengan rute biasa melalui Shin-Kiba dari Ocean Turtle besok sore. Itu
masih belum pasti bila dia akan kembali ke Tokyo bersama Kazuto, tapi
jika kata-kata Suster Aki benar, dia dapat berbicara dengan dia yang
sudah sadar.
Dan pada saat itu, dia akan terus marah, terus menangis dan terus tertawa.
Menghentikan langkahnya di tangga spiral, Asuna menarik nafas sebelum dia kembali meneruskan langkahnya.
Akhir
dari tangga itu untuk sekarang adalah sekitar dua puluh langkah atau
lebih. Itu bukanlah jalan buntu, dia melewati lubang palka bulat yang
terbuka dari langit-langit metal, tapi itu hanyalah satu-satunya tempat
dimana dia harus memanjat, dengan tangga vertikal pendek. Lantai metal
ini memiliki tebal dua puluh sentimeter dengan membungkus tekanan dari
sekat yang terbuat dari campuran titanium yang dibagi menjadi dua bagian
atas dan bawah dari bagian utama Ocean Turtle. Jendral Nakanishi
mengatakan bahwa itu dengan mudah menghentikan peluru dari automatic
rifle di jarak point-blank, tapi kejadian itu pastinya tidak mungkin
terjadi di atas kapal yang melayang yang bahkan bukan kapal perang.
—Kikuoka-san sendiri yang bisa untuk membuat sesuatu yang berlebihan, tapi orang-orang itu juga sama.
Berkata
seperti itu di dalam hatinya, dia memanjat tangga campuran alumunium
dan melewati kalpa itu. Tangga spiral yang redup itu masih terus
berlanjut, tapi warna dari penerangan menjadi kehijauan. Seperti
bagaimana «lantai» berganti, dia masih berpikir seperti itu saat dia
menaiki tangga sekali lagi.
Sisi bawah dari bagian atas adalah
dimana dia berada dengan peralatan raksasa yang bekerja sebagai tulang
punggung dari «Project Alicization», «Light Cube Cluster», juga berada.
Itu tepat disamping tangga sempit ini.
Materi yang berhubungan
dengan Light Cube Cluster diperlakukan dengan sangat rahasia, jadi dia
tidak diberitahu secara detail dari konstruksinya, tapi dia mendengar
bahwa itu adalah bagian dari kotak cahaya yang tak terhitung yang sesuai
namanya.
Tempat untuk menyimpan artificial fluct lights—atau
dapat dikatakan, jiwa yang bertempat di Underworld, yaitu AI, adalah di
kotak cahaya itu, dan itu tepat di atas seratus ribu yang disusun di
sebuah kotak raksasa. Sebuah jiwa tidak ada di sana, dengan luas
«mnemonic visuals data» yang ada di Underworld justru akan tersimpan
pada itu. Yang sebenarnya bagian utama dari teknologi STL adalah, «Main
Visualizer»...
Itulah bagaimana cara peneliti Rath, Higa Takeru,
menjelaskan padanya tentang struktur Underworld dengan lebih atau
kurang dengan melanggar kewajiban kerahasiaan, tapi berbicara jujur,
Asuna "Untuk apa itu sebenarnya?" dengan reaksi tidak pura-pura.
Jika
kau berbicara denganku sebanyak itu, itu seharusnya tidak apa-apa
membiarkanku melihat Light Cube Cluster secara langsung untuk sekali
saja, ketika Asuna mengatakan hal itu, Higa hanya membalas dengan senyum
masam. Seluruh Cluster ditutupi oleh pelindung metal, jadi itu bukan
berarti kau tidak melihat apa-apa selain kotak persegi, kau tahu, kata
dia. Pelindung itu tidak dapat dibuka oleh Higa dan staf lainnya, bahkan
orang yang merancangnya, anggota dari Japan Self-Defense Forces,
Jendral Kolonel Kikuoka Seijirou.
Karena itu, Asuna hanya dapat membayangkan bagaimana bentuk dari Cluster tersebut.
Sebuah
nomor kristal kecil yang tak terhitung berbaris lurus di kegelapan. Itu
semua terbuat dengan bentuk kotak sempurna, dan nucleus khusus seperti
kristal yang besar, sebuah garis sempit menghubungkan mereka tanpa
berhenti. Itu seperti inti dari Galaksi Bima Sakti, yang memiliki
bintang galaksi......
Mungkin itu berdasarkan renungannya tanpa sadar berdasarkan pikirannya.
Asuna sedikit melambat saat menyadari seseorang menuruni tangga spiral.
"Ah, permisi."
Dengan
inisiatif menundukkan kepalanya, dia segera ke sisi kiri sambil meminta
maaf dengan suara pelan. Orang itu perlahan segera melewatinya bahkan
tanpa mengucapkan sesuatu. Setiap langkahnya terdengar suara denting dan
putaran.
"......?"
Dengan suara itu, Asuna menanyakan
sesuatu di pikirannya dan akhirnya menaikkan wajahnya, sebelum melihat
siapa yang telah melewatinya.
"......!!?"
Dan lalu, dia segera mundur, dengan punggungnya menekan pada dinding.
Bahkan,
apa yang telah menuruni tangga bukanlah «seseorang», tapi «sesuatu».
Dengan kata lain, itu bukanlah manusia bagaimanapun kamu melihatnya.
Dari
bayangannya itu adalah manusia, tapi itu adalah struktur tengkorak yang
terbuat dari logam polos dan silinder plastik yang tak terhitung yang
berada di tungkai dan pahanya. Sendinya tersusun rapi yang
memperlihatkan gear dan kabel sinyal berwarna yang berada di sekitar
tubuhnya seperti aliran darah.
Dia membawa kotak besar di
belakangnya, dengan wajah yang tersusun tiga buah lensa besar, sedang
dan kecil. Mereka seharusnya memasang dengan dua buah lensa sedang,
setelah memikirkan hal itu, Asuna kembali sadar. Mengeluarkan nafas yang
dia tahan, dia berkata dengan suara serak.
"Ro... robot......?"
Pada saat dia berkata seperti itu, mesin manusia berjalan misterius itu langsung menghentikan langkahnya.
Menghentikan
langkahnya menuju bawah, gear itu berputar dan menarik kembali dengan
putaran. Berdiri diatas dengan tempat yang sama dengan Asuna, kali ini
dia perlahan memutar tubuhnya ke kiri...dengan kata lain, menuju Asuna.
Lensa yang besar dan sedang hanya memiliki warna hitam, tapi cahaya
merah yang berasal dari lensa merah dan itu seperti melihat Asuna, itu
berkedip dengan cahaya yang berkedip-kedip sebentar.
"-h......"
Sebuah
suara kecil keluar dari tenggorokkannya dan Asuna mencoba lari ke
belakang. Tapi di belakangnya ada dinding yang ada di sisi tangga, jadi
dia dapat jatuh jika mundur lebih jauh. Meskipun Asuna menuju sisi kanan
atau kiri, lensa dengan cahaya itu dapat mengikutinya tanpa salah.
Monster
seharusnya tidak muncul di tangga menuju perbatasan lantai, tidak
bahkan sejak awal tidak ada monster machine-type mobs, tidak, tunggu ini
seharusnya dunia nyata, pemikiran itu langsung muncul di pikirannya
saat Asuna mencoba untuk kembali kearah dimana dia datang sebelumnya
saat itu terjadi—
"Ayolah, hentikan itu, Ichiemom!"
Suara
itu berasal dari atas. Membutuhkan waktu untuk melihat, seseorang
berlari ke bawah dengan ekspresi bingung. Dengan t-shirt berwarna dan
celana pendek, rambut pendeknya berdiri seperti gunung jarum, dan
mengenakan sepasang sepatu yang kasar, orang ini adalah peneliti utama
yang bertanggung jawab atas Project Alicization, Higa Takeru. Tangan
kanannya memegang sesuatu seperti mobile PC.
Seperti mengerti
kata "Ayolah" dari Higa, mesin manusia itu berhenti memfokuskan pada
Asuna dan langsung memutar tubuhnya sembilan puluh derajat.
Asuna
akhirnya melepaskan ketegangan yang ada di bahunya dan langsung segera
melihat Higa, yang baru saja datang dari atas, dia segera bertanya
dengan suara yang sepertinya serak.
"...Higa-san. Apa maksudnya ini?"
"Eh,
hmm... robot itu «Ichiemon». Memiliki nama sebenarnya «Electroactive
Muscled Operative Machine»... singkatnya, EMOM, dan jika ditambahkan
satu karena ini adalah seri yang pertama, kau akan mendapat Ichiemom."
Ekspresi
Higa segera berganti dari meminta maaf menjadi percaya diri saat dia
menjelaskan, jadi Asuna memperlihatkan tatapannya saat dia bertanya
lagi.
"...Dan, apa yang Ichiemom lakukan disini?"
Higa bukanlah orang yang menjawab pertanyaan itu.
"Higa-kun membantuku dengan menyetel programku. Bahkan jika kami bukanlah senior dan junior pada saat di seminar itu."
Kata
itu bercampur dengan tawa yang dipaksakan dari seorang perempuan yang
turun dari tangga setelah Higa. Mengenakan jubah putih dari atas celana
kerja kulit dan jeans, rambutnya tersisir rapi disisinya. Perempuan ini,
yang muncul membawa suatu pikiran yang dapat dikatakan bahwa tidak
banyak orang yang memiliki istilah "jenius" yang sama dengan orangnya,
adalah Professor Koujirou Rinko yang membantu bagian besar penyusupan di
Ocean Turtle.
"Selamat pagi, Asuna-san."
"Selamt pagi."
Setelah
menukar salam dengan Rinko yang berhenti di samping Higa, Asuna
memeriksa robot itu, atau lebih akuratnya, Ichiemom, dari atas sampai
bawah sekali lagi dan bertanya pada kedua peneliti tersebut.
"......Jangan katakan bahwa ini adalah bagian dari Project Alicization juga?"
Dengan Ichiemom yang memimpin menaiki tangga, sampai dengan tujuannya,
ruangan sub control, Asuna menyimpan perasaan khawatir tentang bermacam
masalah dan segera yang pertama menuju tempat yang menuju ruangan
penyimpanan STL.
Meskipun pintu yang ada di akhir dari koridor
itu tidak dapat dimasuki, dinding itu terbuat dari kaca yang kuat.
Menekan dengan kedua tangan dan bahkan menaruh dahinya di dinding kaca
itu, dia mengintip menuju ruang penyimpanan yang hampir sama sekali
tidak ada penerangan.
Dua buah mesin yang berbentuk kotak
persegi panjang, yang mengambil banyak tempat, adalah Soul TransLator
nomor 4 dan nomor 5. Nomor 5 dimatikan, tapi banyak indikator yang
perlahan menyala atau berkedip di nomor 4. Saat melihat itu, sebuah
bayangan samar-samar dapat dilihat berbaring di kasur yang terhubung
dengan unit utama.
Dia adalah Kirito—Kirigaya Kazuto. Dia adalah orang, yang memiliki arti, adalah «partner» Asuna.
Kazuto
telah diserang oleh pelaku dari insiden Death Gun di jalan Setagaya-ku
seminggu yang lalu. Sebuah obat berjumlah besar yakni succinylcholine
disuntik padanya dan dia bahkan mengalami jantung berhenti selama satu
jam.
Ketika dia dapat mempertahankan hidupnya bagaimana caranya,
berkat penyelamatan yang cepat, kerusakan yang ada di otaknya
disebabkan oleh penghentian sirkulasi darah telah sembuh. Orang yang
mengambil Kazuto, juga yang membuat keadaan parah menjadi situasi yang
terburuk menurut diagnosis dokter, menuju Ocean Turtle dan bahkan
menyiapkan ambulance palsu untuk tujuan itu adalah Jendral Kolonel
Kikuoka Seijirou, orang yang memimpin «Project Alicization».
Menjadi
pilihan yang sulit untuk mempercayai bahwa STL dapat digunakan untuk
merawat Kazuto, atau seperti itu yang dikatakan orangya. Satu cara atau
lainnya, sepertinya kesadaran Kazuto sekarang berada di dunia virtual,
«Underworld», yang beradaptasi menjadi VR untuk perawatan. Dan dengan
menaruh kesadarannya, atau dengan kata lain, fluct lightnya disana, dia
dapat distimulasi saraf penggeraknya. Dia tidak dapat memahami meski
dengan penjelasan seperti itu, tapi dia mengerti bahwa Kazuto setidaknya
tidak dalam keadaan koma.
Pada saat itu, Asuna hanya melihat
tubuh Kazuto, dengan pikirannya yang berada di dunia virtual yang jauh.
Berpikir tentang itu, dia pernah dalam posisi yang sama saat Kazuto
mengunjunginya setiap hari ketika Asuna dipaksa untuk dive menuju rumah
peri, Alfheim, oleh Sugou Nobuyuki.
—Aku harap aku juga bisa dive menuju Underworld untuk membantu Kirito-kun, seperti yang pernah dia lakukan padaku sebelumnya...
Ketika
berpikir seperti itu, pandangannya menuju Kazuto untuk beberapa menit,
setelah Asuna akhirnya berpisah dari kaca. Aku akan dating saat siang
nanti, membisikkan itu pada hatinya, dia segera kembali ke ruangan sub
control.
Tempat ini juga agak sempit dibandingkan dengan ruangan
utama yang ada di bagian bawah. Console pengatur juga versi dasar, dan
bahkan meja dan kursi yang terlah diatur juga kelihatan sangat murah.
Higa
dan Rinko tidak duduk di kursi dan tetap berdiri saat mereka sibuk
dengan mobile PC yang ada di meja. Sosok yang menakutkan dari mesin
manusia tersebut yakni, «Ichiemom», ada samping mereka.
Ketika mengkonfirmasi bahwa robot itu memasuki standby mode, Asuna perlahan mendekati mereka berdua.
Senior
dan junior berasal dari seminar yang sama ketika mereka masih menjadi
siswa—ditambah, sepertinya Kayaba Akihiko and Sugou Nobuyuki juga
mengakui mereka—kedua peneliti itu terus berdiskusi dari satu hal ke hal
lainnya seperti mereka kembali ke masa itu.
"Hambatan sudah ada
dalam kecepatan proses keseimbangan, seperti yang aku duga. Seharusnya
masih ada anggaran, kan? Dapatkah kau menggunakan chip yang lebih
cepat?"
"Itu sudah terpikir dalam otakku ketika aku mulai
berpikir tentang kelebihan panas dan konsumsi baterai, kau tahu. Tidak
ada pilihan lain selain untuk fokus menyetel EAP actuators..."
"Otot
polimer itu sejak awal sudah ketinggalan jaman. Cobalah menggunakan
CNT, aku percaya itu akan menjadi lebih gampang jika kau melakukannya."
"J-Jika
sesuatu seperti itu digunakan, maka anggarannya pasti...sebenarnya, aku
mungkin hanya akan mendapat satu dari semuanya..."
"Penghematanmu dalam penggunaan mesin tidak pernah berubah, benarkan."
Rinko yang menggelengkan kepalanya dengan jengkel akhirnya menyadari keberadaan Asuna dan mengangkat bahunya dengan canggung.
"Ah, Aku minta maaf, Asuna-san. Untuk membuat keributan tadi."
"Tidak, Aku percaya Kirito-kun akan senang bila suasana di sekitar sini hidup."
Setelah
membalasnya dengan senyuman, dia segera melihat robot itu, sepertinya
actuators yang ada di seluruh tubuhnya merupakan otot buatan yang
terbuat dari material organik. Rath mungkin yang memimpin penelitian
yang meliputi seluruh dunia, tapi itu sepertinya bukanlah tujuan utama
AI yang memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi.
Mungkin karwna bisa menebak pemikiran Asuna, Higa berbicara dengan punggungnya yang bersandar di meja.
"Bangunan dan benda ini juga permintaan dari orang itu juga."
"Eh... Kikuoka-san? Kenapa dia..."
"Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa seserius, begitu..."
Orang yang menjawab itu sambil menghela nafas adalah Rinko.
"Untuk
membuat sebuah tubuh bergerak itu membutuhkan fluct light yang berasal
dari Underworld, bukankah kau pikir seperti itu? ...Itulah yang dia
katakan."
"Eeh...jadi, robot ini untuk AI yang menjadi pilot?"
"Mungkin sepertinya begitu."
"Ya seperti itu."
Baik
Rinko dan Higa mengangguk saat bersamaan, jadi Asuna melihat tubuh
Ichiemom dari atas sampai bawah sekali lagi. Benar, seluruh bentuknya
dapat dikatakan manusia, tapi kerangkanya kaku, sendinya menonjol keluar
dan lebih dari itu, bagiannya terbuat dari silikon atau sesuatu yang
menutupinya sehingga kelihatan seperti bukan manusia, bagaimanapun kau
melihatnya.
"......Ini bukan berarti untuk Ichiemom, tapi bukankah AI juga akan terkejut, ketika tubuhnya langsung berubah seperti ini...?"
Setidaknya,
«anak» dari Asuna dan Kazuto, AI bertipe top-down, Yui, pasti akan
menolak bila ingin dimasukkan disitu. Saat Asuna berbicara sambil
berpikir seperti itu dan Higa mengangkat tangan kanannya dengan gugup.
"T-tidak,
kau harus tahu bahwa tidak ada mesin yang akan dikendalikannya.
Ichiemom adalah prototype yang digunakan untuk mengumpulkan data, jadi
pemikirannya juga biasa, karena itu dia menjadi tidak baik. Ada juga
nomor 2 yang digunakan sebagai percobaan untuk memuat AI dibanding
dengan robot ini, juga dia lebih pintar."
"Nomor 2......Omong-omong, siapa nama robot itu...?"
Saat Asuna bertanya dengan takut, Higa menjawab dengan ekspresi yang bisa dikatakan jawabannya bisa ditebak.
"«Niemom», yep."
"Jadi begitu... tidak, maksudku, benarkah begitu?"
Dia perlahan menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan pertanyaannya.
"Kenapa tipe AI yang berada dalam robot lebih pintar?"
"Sebenarnya,
itu mungkin karena sensor dan pengimbang yang membuat pengalaman dan
meningkatkan kemampuan mereka...atau begitu, kami mengharapkan mereka
bisa."
Bertukar dengan Higa untuk menjawab sekali lagi, Rinko
mengambil langkah ke samping dan berdiri dengan berjinjit untuk suatu
alasan. Melebarkan tangannya sedikit, dia memperbaiki postur tubuhnya
sambil menggerakkan tubuhnya.
"Kita
manusia perlahan selalu mengatur keseimbangan tubuh kita, meskipun
dalam keadaan berdiri seperti yang biasa kita lakukan, tanpa melakukan
apa-apa. Dan tidak perlu dibilang bahwa itu tidak disadari, kau tahu.
Kita dapat mempertahankan keseimbangan tanpa jatuh, tapi itu, bukan
berarti pikiran kita berpikir, aku berdiri condong ke kanan sejauh ini,
lalu meregangkan kaki kananku dan menarik tangan kiriku, atau sesuatu
seperti itu. Itu adalah pemikiran kita...dengan kata lain fluct lights
kita, itu yang dapat dikatakan pengimbang otomatis yang mengatur
pergerakkan otot dan tulang kita.
Tumit dari sepatu boot terjatuh ke tanah dan dia tersenyum.
"Ichiemom
dilengkapi dengan servomechanisms yang menyerupai mekanisme pengimbang
otomatis dan elektronik. Tetapi, hanya menaiki dan menuruni tangga
secara perlahan seperti tadi akan membutuhkan banyak sensor dan
pengimbang, dihubyngkan dengan CPU berkemampuan tinggi, sebuah baterai
untuk menjalankannya dan sistem pendingin untuk membuang kelebihan
panas, ditambah dengan kerangka keras untuk membantu bebannya dari semua
itu. Karena itu Ichiemom tidak menjadi lebih pintar."
"Tapi meskipun begitu, ini adalah yang mendekati manusia dibanding dengan sepuluh tahun lalu."
Mengarahkan pandangan kepada Higa yang memotong pembicaraan dengan senyum masam, Asuna hanya mengangguk perlahan.
"Dengan
kata lain...jika pikirannya bukan CPU biasa, tapi artificial fluct
light, maka pengimbang otomatis akan memiliki kemampuan yang sama dengan
manusia, jadi..."
"Ya, pasti begitu. Kita dapat mengurangi
jumlah dari servomechanisms, meski hanya satu per satu, maka kerangkanya
akan menjadi lebih ringan dan jumlah dari actuators juga akan
berkurang, menciptakan tubuh yang mendekati manusia sempurna...itu akan
sangat hebat bila terjadi, tapi ini juga, hanya pemikiran anehku. Aku
mengatakan ini lebih awal, tapi Niemom yang dibuat oleh departemen
terlihat seperti manusia jika kau melihat bayangannya."
"Jika kau berencana untuk berbicara tentang itu terlalu banyak. Aku harap kau cukup memperlihatkannya kepada..."
Tiba-tiba
Rinko terdiam setelah beberapa saat memulai berbicara. Setelah berpikir
dalam dengan mengerutkan dahinya, dia melanjutkannya dengan memelankan
suaranya.
"...Higa-kun. Niemom itu masih tidak dapat berjalan secara langsung, kan?"
"Heh?
Ya,sepertinya, tentu saja. Ada CPU di dalamnya, tapi program pengontrol
vital dan lainnya kosong. Selain itu, meskipun di isi dengan suatu
program yang sama dengan Ichiemom, Niemom akan jatuh setelah tiga
langkah dengan sistem sensor itu, mungkin."
"......Aku mengerti..."
Rinko dengan lembut mengangguk dan menghela nafas, mungkin untuk mengganti suasana, dia langsung melihat Asuna.
"Asuna-san, apakah kau akan sarapan sekarang?"
"Ah, ya."
"Kalau begitu kita pergi ke ruang makan bersama-sama. Sepertinya Higa-kun akan makan di sini bersama Ichiemom."
Dia
berpikir itu pasti adalah lelucon, tapi Higa menarik sebuah batang
energi dari saku celananya dan memberikanya dengan tangan kanan sambil
berkata "Ambillah". Perlahan membungkukkan kepalanya dengan kagum,
setengahnya dengan salam, Asuna mulai berjalan di belakang Rinko.
Melihat kearah ruangan penyimpanan STL untuk terakhir kalinya, mulutnya berkata "Sampai jumpa".
Keluar
dari bagian pintu ruangan sub control, sesosok manusia muncul dari arah
elevator. Dua orang laki-laki, keduanya mengenakan jubah putih yang
mentupi t-shirt mereka. Mereka seperti staff dari Rath yang berjumlah
sepuluh orang, tapi dia masih belum mengetahui nama mereka semua. Mereka
mengenal Asuna sebagai asisten Rinko, yang dia samarkan oleh dirinya
sendiri sejak awal.
Mengikuti Rinko, Asuna segera mengangkat
kepalanya juga dan mereka melewati dua anggota staff itu, sebelum dia
merasakan sesuatu dan mengalihkan pandangannya ke sisinya. Dengan rambut
panjang mereka yang diikat di belakang dan wajah yang tak terlihat, dia
tidak dapat mengingat melihat identitas mereka sebelumnya.
Tetapi—sesuatu masih ada dipikirannya. Jika ini Aincrad, meskipun dia
tidak akan mencabut rapiernya, sensasi ini membuat dia memegang
ganggangnya dengan tangan kanannya.
"Ada masalah apa, Asuna-san?"
Rinko
memanggilnya dengan suara pelan dan Asuna menyadari dia masih berdiri.
Staff laki-laki itu segera pergi menuju ruangan sub control dengan suara
langkah kaki sandal mereka.
"...Tidak, tidak ada apa-apa."
Meskipun
dia menjawab dan mulai berjalan lagi, Asuna mencoba mencari sumber dari
sensasi ganjil untuk sesaat. Tapi ketika pikirannya melintas dari satu
hal ke hal lainnya, perasaan itu menjauh dan menghilang.
Bab 6: Ksatria dan Tahanan ( Bulan Ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)
Bagian 1
Masih ada waktu ketika ingatan dari hari aku terpenjara di dalam Kastil Melayang Aincrad masih aku ingat bahkan sekarang.
Pada
waktu itu... setiap hari terasa sangat lama, terutama selama tahun
pertama dari game kematian itu. Itu adalah ketika aku selalu untuk
menjaga kewaspadaanku terhadap serangan dari monster (pada saat itu,
pemain) sewaktu-waktu aku di luar kota dan mengemas jadwalku dekat
dengan penuh untuk memastikan perbuatanku untuk mempertahankan rata-rata
levelling up menuju potensi maksimal.
Aku
mengurangi jam tidurku menuju minimal dari yang diperlukan untuk
menjaga kosentrasiku dan bahkan saat aku memakan makanan, aku
mengkhususkan diriku sendiri untuk menyimpan semua data dari penyedia
informasi. Aku memang pernah dipanggil pemalas oleh grup penyelesai di
periode akhir game dan bahkan menggunakan waktu seharian untuk tidur
siang. Tapi aku tidak memiliki ingatan dari menghabiskan waktu dengan
tidak melakukan apa-apa. Demikian yang perasaanku dapat mengatakan
padaku bahwa empat belas tahun sebelum SAO dan dua tahun menghabiskan
waktu di kastil melayang yang memiliki tingkat waktu yang sama secara
signifikan.
Dengan perbandingan—
Hari berlalu dengan sangat cepat semenjak aku telah terlempar ke dalam dunia aneh ini, «Underworld».
Itu
sudah jelas bahwa aku bukan berarti menghabiskan waktuku dengan
bermalas-malasan di sekitar. Hari yang lebih dari dua tahun itu termasuk
ketika aku meninggalkan untuk petualangan dari Desa Rulid, mendaftar
menjadi pasukan penjaga di Kota Zakkaria dan belajar di Akademi Master
Pedang di Centoria Utara yang telah ramai, bahkan, mungkin lebih banyak
dibanding dengan waktu di SAO, jika kau melihat hanya melihat bagaimana
keramaian itu. Tapi meski begitu, melihat ke belakang pada itu hingga
sekarang, hanya emosi itu yang merebak dari diriku adalah pemikiran kuat
yang itu dilalui dalam sekejap mata.
Alasannya adalah—kurangnya resiko bahaya untuk HPku, dikenal sebagai Life, menurun hingga nol di dunia ini, mungkin.
Atau mungkin, itu disebabkan karena mempertinggi percepatan waktu yang mengalir di dunia ini dibanding dengan dunia nyata.
Ketika
aku mengambil kerja sambilan di suatu perusahaan dengan banyak misteri
di sekeliling itu, «Rath», Fluct Light Acceleration dari STL telah
dijelaskan bahwa maksimum tiga kali dari kecepatan normal untuk diriku.
Tapi itu sepertinya, tidak tanpa kesalahan itu adalah kebohongan.
Menilai dari berbagai data, aku saat ini telah diperkirakan bahwa
derajat dari FLA diriku sekarang setidaknya telah mencapai dua ribu
kali, jika nomor itu akurat, dua tahun yang kurang lebih aku habiskan
waktu di dunia yang akan berakhir sepertinya hanya delapan jam di dunia
nyata. Penguatan yang menggelikan itu pasti telah membuatku merasakan
hari di sini menjadi pendek, didampingi dengan kurangnya bahaya terhadap
hidupku juga.
...Tidak.
Sebenarnya mungkin ada satu alasan lainnya, mungkin.
Itu
mungkin bagaimana aku merasakan hidupku di sini...terutama hari dimana
aku menghabiskan waktu di Akademi Master Pedang dengan Eugeo,
Solterina-senpai, Ronie dan Tizei, sangat menyenangkan. Meskipun
bagaimana mendaftar di akademi ini dan meningkatkan ilmu pedangku
seharusnya menjadi untuk demi keluar dari dunia ini bahkan satu hari
lebih awal. Keinginan untuk melanjutkan hari menyenangkan ini dari dalam
hatiku benar-benar telah dibuat oleh waktu yang berlalu sangat cepat.
Jika
memang begitu, itu akan menjadi pengkhianatan. Terhadap seseorang yang
seharusnya khawatir terhadap tubuhku di dunia nyata, Asuna, Suguha,
Sinon dan lainnya.
Aku bertanya-tanya jika ini ganjaran untuk
pengkhianatan itu. Untuk berakhir dengan berlumuran darah pada akhir
kehidupanku di kehidupan Akademi Master Pedang, dan menjadi terikat di
suatu tempat bawah tanah tanpa sedikit tanda dari sinar matahari.
Menghentikan
pikiranku dan membangunkan tubuh atasku, rantai besi dengan kuat
mengikat pergelangan tangan kananku yang berbunyi dengan suara keras.
Tak lama kemudian, aku mendengar gumaman pelan dari kegelapan di dekatku.
"...Jadi kau sudah bangun, Kirito."
"Aah...Aku telah tertidur untuk sebentar. Maaf, apa aku membangunanku?"
Setelah
membisikkan pertanyaanku dengan cara yang sama untuk tidak mewaspadai
penjaga penjara, itu adalah tawa kecil yang kudengar kali ini.
"Bagaimana aku tidur. ...Kau adalah yang tertidur, Kirito, untuk dapat tertidur dan mendekur sejak malam kita masuk penjara.
"Ini yang kedua di antara poin penting dari Aincrad-style. Tidurlah ketika kau bisa."
Ketika mengatakan suatu hal yang muncul dari pikiran, aku melihat ke arah sekitar sekali lagi.
Yang
dapat dikatakan, sekelilingnya telah dilapisi dalam kegelapan suram,
dengan cahaya redup yang terlihat dari ruangan penjaga penjara di bagian
akhir tepat di luar jeruji penjara yang menjadi satu-satunya sumber
penerangan. Itu sudah berada di level dimana aku dengan suatu cara dapat
melihat garis ke arah Eugeo di tempat tidur yang berdekatan ketika aku
mengkosentrasikan mataku di sana.
Tentu saja, aku telah
menguasai sacred arts dasar seperti cahaya seperti tongkat itu akan
bekerja bahkan sejak lalu, tapi itu sepertinya semua jenis upacara akan
dibatalkan di penjara ini sebagai tindakan pencegahan.
Aku tidak
dapat melihat Eugeo secara jelas, tapi aku dapat melihat secara kasar
dimana wajahnya berada dan bertanya setelah sedikit keraguan.
"Bagaimana keadaanmu...sudah sedikit lebih baik?"
Ini
seharusnya sekitar jam 3 AM untuk sekarang, bergerak dengan jam di
tubuhku Kita telah terlempar menuju penjara bawah tanah ini kemarin
siang, jadi itu berarti perkiraan tertinggi untuk waktu yang bergerak
selama ini, semenjak insiden dari malam sebelumnya itu, telah berlalu
sekitar tiga puluh lima jam. Eugeo pasti mendapat luka, keterkejutan
yang tidak dapat dideskripsi, setelah melanggar Taboo Index dengan
menebas Humbert Zizek dengan Blue Rose Sword dan melihat Raios Antinous
yang pikirannya telah rusak dan segera meninggal setelah itu.
Keheningan singkat terdengar sebelum suara jawaban, lebih pelan dibanding sebelumnya.
"Entah mengapa...itu semua seperti mimpi...Aku menarik pedang kepada Humbert...dan lalu, Raios hanya meninggal......"
"...Jangan merenungi itu terlalu banyak. Cukup pikirkan tentang hal yang akan datang untuk waktu sekarang."
Aku
berhasil mengatakan kata-kata itu kepada Eugeo, tenggelam dalam
kesunyian. Aku ingin untuk menepuk punggungnya setidaknya, tapi rantai
menghalangiku untuk mencapai kasur sebelah. Aku mengkosentrasikan mataku
terhadap bayangan teman baikku, meskipun itu lemah, kata "Mengerti,
jangan khawatirkan aku." Keluar, dan aku mengambil nafas pelan.
Seseorang
yang menebas kedua pergelangan tangan Raios Antinous bukanlah Eugeo,
tapi aku. Itu seharusnya tidak menjadi luka fatal jika itu segera
mendapat pengobatan, tapi pikirannya mungkin berada dalam kondisi yang
sama dengan infinite loop sebagai hasil dari memproses prioritas antara «Lifenya» dan «Taboo Index», jadi itu membuat fluct lightnya rusak.
Tentu
saja, aku sadar bahwa fakta itu berakhir dengan aku mengambil nyawa
dari penduduk Underworld. Tetapi, aku telah membunuh goblin di gua utara
di desa Rulid Untuk membantu Apprentice Sister Selka dua tahun lalu,
aku telah membunuh dua monster, tidak, dua orang di antara kelompok
mereka. Baik Raios dan para goblin itu adalah sesama artificial fluct
lights, jadi jika aku dikurung karena kriminal dan tidak dapat untuk
pulih dari itu, itu akan menjadi arti yang memalukan, kepada pemimpin
goblin yang jauh lebih kuat dibanding Raios.
Tetapi—itu masih belum menjelaskan hal itu.
Aku
menduga bahwa tujuan dari perusahaan yang mengoperasikan Underworld,
Rath dan juga, , Kikuoka Seijrou, adalah untuk menciptakan artificial
intelligence sempurna.
Artificial fluct lights yang hidup di
dunia ini telah memilki level kesadaran emosi dan pemikiran yang sama
dengan manusia di dunia nyata. Jika mereka memiliki satu-satunya dan
hanya kekurangan adalah «mutlak mematuhi tanpa tahu apa-apa terhadap
hukum» mereka, itu akan berarti, Eugeo yang menarik Blue Rose Swordnya
dan menebas Humbert untuk menolong Tizei dan Ronie, telah melewati
halangan itu. Untuk mengatakan hal itu secara lain, penerobosan itu
akhirnya tercapai dan dia seharusnya berkembang menuju artificial
intelligence sebenarnya sekarang.
Meskipun begitu, bahkan
setelah tiga puluh lima jam telah berlalu secara dunia ini semenjak itu,
dunia ini tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Entah rata-rata
percepatan itu terlalu tinggi dan staf dari Rath belum mendeteksi
situasi, atau insiden besar di luar imajinasiku telah terjadi.
"Hal itu...akan segera terjadi, huh."
Eugeo
tiba-tiba bergumam dari tempat tidur di sebalah, jadi aku segera
menyisihkan keraguanku dan mengalihkan pandanganku dari langit-langit
dimana itu berada tanpa aku sadari. Bayangan yang aku telah terbiasa
lihat di dalam kegelapan dan memperlihatkan anggukan dan melanjutkan
berbicara.
"Ini seperti yang kau katakan Kirito. Jika kita tidak
melarikan diri dari penjara ini dan mengkonfirmasikan apa yang terjadi
pada Alice entah bagaimana..."
Aku mengamati penyebab dalam
pikiran teman terbaikku mengatakan kata-kata sebelumnya sementara lega
bahwa dia entah bagaimana pulih dari keterkejutannya. Eugeo mengatakan
'melarikan diri dari penjara ini' tanpa keraguan. Dengan kata lain,
Alice jauh lebih penting, ketika dibanding untuk penjara ini yang dapat
dikatakan menjadi simbol dari kekuasaan Gereja Axiom— itu yang dapat
dikatakan, suatu tempat dimana seseorang yang seharusnya berada tanpa
ampunan Tuhan. Eugeo menyusun pemikiran seperti itu tentu saja mengalami
perubahan yang besar setelah mengalami kejadian dari hari sebelum
kemarin.
Tapi ini bukan waktunya untuk memikirkan sesuatu secara
dalam. Itu tidak akan aneh untuk departemen yang menangani pengadilan
atau pengeksekusi untuk datang membawa kami keluar setelah matahari
terbit. Sepeti yang Eugeo katakana, kita seharusnya hanya memikirkan
tentang satu hal atau hal lainnya setelah kita keluar dari tempat ini.
"Aah. ...Seharusnya pasti ada cara untuk keluar dari sini."
—Jika ini adalah suatu «imprisonment event» di RPG, setidaknya.
Menambahkan
kata-kata yang tidak penting yang terpikir di pikiranku, aku mencoba
untuk menyentuh rantai yang mengekangku sekali lagi. Suatu cincin yang
dipasang di pergelangan tangan kananku telah dipasang pada baja kuat
yang membuat putus asa, dingin untuk disentuh, itu telah berakhir dengan
terhubung pada cincin yang tertancap pada dinding. Aku telah mencoba
dan secara garis besar tidak ada yang bisa dilakukan terhadap borgol,
cincin pada dinding dan rantai ini sendiri, dengan hanya menariknya.
Pagi
sebelumnya, Eugeo dan aku telah melewati dinding dari Katedral Gereja
Axiom Pusat pada akhirnya, tujuan terakhir kami bahkan sejak kami
meninggalkan desa untuk petualangan dari ujung utara. Seluruh tubuh kita
telah kaku terkekang dan tergantung di kaki naga, bagaimanapun juga.
Tanpa ada waktu untuk memuji menara putih besar itu yang berdiri hingga
menembus langit, kita telah berjalan ke bawah di tangga spiral tanpa
akhir yang menuju bawah tanah di sisi yang berlawanan dari menara itu,
dan lalu menyerahkan kepada penjaga penjara ketika kita akhirnya
mencapai penjara bawah tanah.
Integrity knight yang memanggil
dirinya sendiri Alice Synthesis Thirty pergi bahkan tanpa melirik
sekilas saat menyelesaikan tugasnya, dan penjaga penjara yang mengenakan
topeng metal menyerupai ketel bergerak lambat...tapi menghubungkan
Eugeo dan aku dengan rantai ini dengan gerakan pasti.
Kita telah
memiliki hanya satu makanan sejak itu, makanan keras, roti kering dan
sarung kulit yang diisi air matang yang dilempar melalui jeruji besi
sore itu. Jika dibandingkan, perlakuan dan apa yang didapat oleh pemain
orange yang dipenjara di dalam penjara Kastil Besi Hitam dapat dikatakan
sama dengan kamar suite dari hotel kelas atas.
Upaya untuk
memotong rantai, termasuk metode seperti menarik, menggigit dan
menggunakan sacred arts, semua berakhir dengan kegagalan. Rantai seperti
ini dapat kita potong hingga terpisah dengan satu serangan jika kita
memiliki Blue Rose Sword Eugeo dan pedang hitamku, bahkan meskipun Ronie
dan Tizei melewati rasa sakit luar biasa untuk membawa itu, melukai
tangan mereka, kedua pedang itu dibawa oleh Alice ke suatu tempat yang
tidak diketahui. Bekal yang dibawa oleh Ronie terhindar dari disita,
tapi itu telah menghilang menuju perut kita pada waktu yang lalu.
Dengan
kata lain, meskipun aku mengatakan 'seharusnya pasti ada cara untuk
keluar dari sini' kita saat ini telah berada dalam keadaan yang tak
dapat ditahan yang sepenuhnya dan benar-benar terpojok.
"...Aku bertanya-tanya apakah Alice...telah terkekang di sini delapan tahun lalu juga..."
Saat dia duduk di kasur, kain tua yang tipis diatur pada sebuah kerangka besi, Eugeo berbicara, dengan lemah.
"Ya...siapa yang tahu?"
Itu
bukanlah jawaban yang benar, tapi tidak ada jawaban yang lain. Jika
teman masa kecil Eugeo dan saudara tertua Selka, Alice Schuberg,
mendapat perlakuan yang sama seperti kita, itu akan berarti dia telah
diambil pergi oleh penjaga penjara bertopeng besi dan dirantai di
penjara ini pada saat hanya berumur sebelas tahun, semua hanya dirinya
sendiri. Dia seharusnya pasti merasakan sejumlah rasa takut yang
mengerikan.
Lalu setelah itu, gadis itu akan ditempatkan dengan sikap berdiri selama sidang, mengeluarkan suatu kalimat—dan setelah itu...?
"Hei,
Eugeo. Aku hanya mengkonfirmasikan lagi di sini, tapi Integrity knight
itu yang bernama Alice Synthesis Thirty itu pasti Alice itu yang kau
cari selama ini, ya?"
Aku bertanya secara ragu-ragu dan beberapa detik kemudian, suara itu keluar seolah-olah itu sedang menahan semacam kesedihan.
"Suara
itu...rambut pirang itu dan mata biru gelap itu. Tidak mungkin aku
dapat melupakan itu, bahwa itu pasti Alice. Itu hanya...udara di
sekitarnya terasa itu hampir seperti orang lain..."
"Ya, dia
menghajar teman masa kecilnya sendiri tanpa ampun sedikitpun, setelah
semua. Dengan kata lain...ingatan dan pikirannya telah dikendalikan
melalui semacam cara, mungkin itu bagaimana itu terjadi..."
"Tapi tidak ada jenis sacred arts seperti ini yang tertulis di buku teks, kau tahu?"
"Beberapa
pendeta besar di gereja dapat memanipulasi bahkan Life, bukan? Jadi itu
tidak akan aneh jika hal yang sama dapat dilakukan dengan ingatan."
Itu
benar—mesin yang aku gunakan untuk dive menuju Underworld, «Soul
TransLator», jelas mampu untuk itu. Jika itu dapat untuk memanipulasi
ingatan dari otak mahluk hidup,manipulasi yang levelnya jauh lebih dalam
seharusnya mungkin dan jauh lebih mudah pada artificial fluct lights
yang mungkin menyimpan dengan suatu jenis media. Aku melanjutkan itu di
pikiran.
"Tapi...jika knight itu benar-benar Alice, jadi siapa
«orang itu»? Seseorang yang dari dua tahun lalu, di gua utara dari
Rulid..."
"Aah...kau pernah mengatakannya, bukan begitu. Bahwa
kau mendegar suara seperti Alice ketika kau mencoba merawat lukaku
dengan Selka..."
Aku tidak memberitahu Eugeo secara detail, tapi
aku telah meminjam kekuatan dari Selka dan membagi Lifeku secara
langsung untuk menolong dia setelah dia mengalami luka yang parah di
pertarungan dengan goblin. Itu perbuatan yang cukup berbahaya dan Lifeku
menurun jauh dari rata-rata perkiraanku, dan ketika aku hendak
memasrahkan diriku untuk tidak bertahan lebih jauh—Aku mendegar itu.
'Kirito,
Eugeo...Aku akan menunggu, tidak peduli berapa lama...aku akan selalu
menunggu kalian berdua di lantai teratas Katedral Pusat...'
Misterius,
cahaya hangat yang menyembuhkan Eugeo dan mengisi Lifeku saat suara itu
berbicara. Jadi itu bukanlah hanya kebingungan di ingatanku. Kita pasti
telah ditolong oleh Alice, yang diambil pergi menuju Gereja Axiom dulu,
dulu sekali, melalui kekuatan yang tidak diketahui.
Setelah
kita menilai itu, Eugeo dan aku bertujuan untuk pergi ke Katedral Pusat
dan datang dengan segala cara menuju pusat, menaruh keyakinan kita pada
suara itu.
Tetapi, «Alice» itu yang muncul dihadapan kita, tak
diduga, memperkenalkan namanya bukan sebagai anak perempuan dari Kepala
Desa Rulid, Alice Schuberg, tapi sebagai Integrity Knight Alice
Synthesis Thirty. Sikap yang dia jaga hingga paling terakhir, menganggap
kita sebagai kriminal yang pantas dihukum, tidak memberikan kesan sama
sekali dari dia untuk menjadi teman masa kecil Eugeo.
Dia adalah
orang lain yang sederhananya hanya memiliki wajah dan nama yang mirip
dengannya, atau kemungkinan dia benar-benar Alice dengan ingatannya
dikendalikan. Untuk mengkonfirmasi itu, kita mungkin akan tidak memiliki
pilihan lain selain melarikan diri dari penjara entah bagaimana dan
secara pribadi menuju puncak dari Katedral Pusat—suatu tempat dimana
kita dapat mempelajari seluruhnya tentang Gereja Axiom. Itu adalah
tujuan kita pada akhirnya, tapi itu sepertinya tidak seperti kita bahkan
dapat membuat goresan kecil pada rantai atau jeruji.
"Aah,
sungguh menyebalkan...Aku akan mengikat Tuhan dari sini jika aku bisa,
dan mendapat kebenaran, tidak melupakan satupun detail!"
Aku
mengatakan itu keluar dengan suara kecil terhadap wajah dengan kacamata
Kikuoka Seijirou dengan pura-pura tidak tahu muncul di kepalaku, sebelum
Eugeo membalas dengan berbisik yang tercampur tawa pahit.
"Hei,
hei, menghina Stacia-sama di gereja bukanlah ide yang bagus, tidak
peduli bagaimana kau memikirkan itu. Kau bahkan mungkin mendatangkan
hukuman suci."
Kelihatannya, itu tidak terlihat seperti dia
kehilangan iman dari agamanya atau apapun itu bahkan jika prioritasnya
tentang Taboo Index berubah. —Meskipun aku mengingat itu di pikiranku,
aku berakhir dengan ceroboh menambah kalimat yang sembarangan.
"Ya, jika dia hendak melakukannya, dapatkah dia memberikan hukuman suci itu pada rantai ini juga?"
Aku mengatakannya, dan itu tiba-tiba terpikir olehku, aku mengubah nadaku dan melanjutkan.
"Tunggu, berbicara Stacia-sama, apa «windows» tidak keluar di sini juga?"
"Sekarang kau baru mengatakannya, kita belum pernah mencobanya. Ayo lakukan itu."
"Aah."
Setelah
mengintip pada situasi ruangan penjaga penjara, di sisi kiri lorong
diluar jeruji ini, aku mengulurkan baik indeks dan jari tengah dari
tangan kananku. Saat melakukan gerakan untuk memanggil keluar Stacia
Window dengan tanganku yang benar-benar telah terbiasa untuk itu, aku
perlahan mengetuk rantai yang mengekang tangan kiriku.
Setelah
sesaat, window berwarna ungu pucat yang kukenal melayang. Aku ragu jika
situasi akan berubah menjadi lebih baik bahkan jika aku mengkonfirmasi
sifat dari rantai ini, tapi biarpun begitu, untuk dapat mengumpulkan
informasi itu mungkin menyenangkan.
"Oh, itu keluar."
Aku
tersenyum lebar pada Eugeo sebelum melihat ke arah window itu. Data
yang muncul adalah tiga garis yang mencolok, itu adalah ID objek unik
itu, daya tahan yang aku muak di bawahnya,【23500/23500】, dan rangkaian
dari kalimat, 【Class 38 Object】.
Class 38, benda itu memiliki
prioritas yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pedang terkenal yang
berjumlah besar, tapi itu tidak sebanding dengan 45 dari sacred
instrument, Blue Rose Sword, atau 46 dari pedang hitam yang ditempa dari
batang «Divine Giant Cedar», Gigas Cedar, lebih dari satu tahun. Dengan
kata lain, itu benar-benar akan mungkin untuk memotong menjadi dua
rantai ini jika kita memiliki salah satu dari pedang itu, tapi itu tidak
ada gunanya untuk mengatakan itu sekarang.
Mendapati meniru aku dengan memunculkan window untuk rantainya sendiri, Eugeo berbisik dengan suara suram yang sudah terduga.
"Wah,
jadi karena itu rantai ini tidak akan bergerak tidak peduli sekeras apa
kita menariknya. Tanpa senjata atau alat setidaknya Class 38 juga,
memotong rantai ini mungkin akan..."
"Itulah bagaimana seharusnya."
Aku
mengambil pandangan di sekitar penjara sempit dan gelap itu, tapi hanya
kasur dengan besi kasar dan sarung air yang kosong di sekitar. Aku
memikirkan penyangga tempat tidur dapat digunakan sebagai pengganti
untuk linggis dan mengeluarkan window dari itu dengan sedikit harapan,
tapi itu item Class 3 yang tak berguna, seperti kelihatannya. Jeruji itu
terlihat jauh lebih kuat, tapi tanganku tidak dapat menjangkau jauh
disebabkan panjang rantai.
Ketika aku memutar leherku tanpa henti untuk melihat sekitar, masih tidak mau untuk menyerah, Eugeo berbicara lemas.
"Tidak
peduli seberapa keras kau mencari, suatu pedang terkenal tidak akan
mudah sekali untuk terjatuh di penjara seperti ini. Sejak awal, tidak
ada banyak benda di sekitar untuk bahkan mengatakan itu mencari. Di sini
hanya ada tempat tidur, sarung berisi air dan rantai ini yang ada di
sini."
"Hanya...rantai ini..."
Bergumam, aku menatap
pada rantai yang mengikat tangan kananku dan lalu, pada rantai yang
membentang dari pergelangan tangan Eugeo. Sebuah ide tertentu terpikir
di pikiranku pada saat itu, dan aku berbisik sambil menahan
kegembiraanku.
"Tidak, ini bukan «hanya». Kita memiliki dua dari itu, bukankah begitu, dari rantai sialan ini."
"Hah?"
Apa
yang kau katakan, aku membuat isyarat Eugeo yang bangun dari tempat
tidurnya dengan tanganku saat dia memiringkan kepalanya untuk
mengekspresikan pikiran itu. Mengikuti itu, aku pergi ke bawah pada
lantai batu juga dan mengecek postur berdiri patnerku yang dapat
samar-samar terlihat dari cahaya yang gelap.
Cincin metal kasar
telah terpasang pada pergelangan tangan kanannya terlihat persis seperti
diriku, menyembul keluar dari seragam akademi yang aku pakai semenjak
kemarin, dan rantai itu menyatu pada itu yang tersambung pada pengait
yang tertanam di dinding belakang kasur.
Aku pertama melewati
bagian bawah rantai yang terbentang di bawah tangan kanan Eugeo, dan
lalu mengekang itu saat aku kembali ke posisi semulaku. Ini membuat
rantai kita membentuk bersilangan dengan bentuk X. Memberi petunjuk
Eugeo untuk bergerak ke belakang sedikit, ketika aku mendapati membuat
jarak tertentu pada diriku, gemercing, suara bergesekan yang menusuk
telinga terdengar dari dua rantai yang bersilangan.
Melihat pada benda itu, itu sepertinya Eugeo akhirnya mulai mengerti niatku.
"Erm, Kirito, jangan katakan padaku kalau kita hanya cukup menarik seperti ini saja?"
"Tentu
saja kita lakukan, kedua rantai ini memiliki prioritas yang benar-benar
sama, jadi logikanya, ini seharusnya dapat mengurangi Life itu berdua
pada waktu yang sama. Kita akan menemukannya jika kita mencoba, cepatlah
dan genggamlah pada rantai ini dengan kedua tangan."
Keraguaan
masih tersisa pada Eugeo, tapi dia menggenggam pada rantai yang
terbentang dari pergelangan tangan kanannya saat aku menginstruksikan
untuk merendahkan pinggangnya. Aku melakukan hal yang sama, lalu-
"Tunggu sebentar, sebelum itu..."
-menurunkan segel dengan tangan kiriku, aku memanggil keluar «window» rantai itu sekali lagi.
Bahkan
jika aku mencoba metode yang benar-benar sama seperti ini untuk
memotong rantai besi yang tebal ini menjadi terbelah di dunia nyata, itu
mungkin akan megeluarkan semua yang kupunya untuk membuat retakan kecil
di permukaannya.
Tetapi, semuanya mungkin sangat nyata di sini
di Underworld, tapi itu bukan berarti mereka semua mematuhi hukum fisika
dengan cara yang sama dengan dunia nyata. Seperti bagaimana pohon
raksasa dengan diameter empat meter dapat dipotong hanya beberapa hari
dengan menggunakan sacred instrument, Blue Rose Sword, jika dua objek
telah berbenturan dengan jumlah tertentu yan lebih dari kecepatan dan
kekuatan, suatu benda dengan prioritas terbesar pasti akan menghancurkan
benda lainnya akhirnya.
Kita menyamakan waktu kita melalui mata
kita, mengatakan "satu-dua", lalu menarik rantai tebal ini dengan semua
kekuatan fisik yang kita punya untuk kita kerahkan.
Cling! Pada
saat sepi, keras, dan suara metal terdengar, aku hendak terlempar ke
depan karena kekuatan Eugeo yang jauh lebih tidak masuk akal daripada
yang diharapkan, sebelum aku menguatkan kakiku dengan reaksiku. Di sisi
lain rasa enggan untuk kehilangan terlihat di wajahnya setelah beberapa
lama, dan kita melanjutkan untuk perjuangan kekuatan kita, secara tanpa
sadar telah melupakan tujuan awal kita.
Menusuk telinga, suara
berderit dan kecil, percikan orange memancar keluar dari dimana rantai
itu berpotogan sesekali. Bahkan sambil mempertahankan tarik menarik, aku
mengulurkan kepalaku keluar dan mengintip pada «window» yang masih
terbuka.
"Ooh."
Aku ingin untuk membuat pose kemenangan,
tapi kedua tanganku telah tersegel, jadi aku memutuskannya dengan
tersenyum. Lebih dari dua puluh ribu poin dari Life rantai itu yang
tertulis pada kolom menurun jauh dengan kecepatan yang bahkan aku tidak
dapat ikuti dengan mataku, sementara kolom puluhan telah terkurang
dengan rata-rata yang mencengangkan. Itu mungkin akan mencapai nol hanya
beberapa menit dengan dorongan. Menggeretakkan gigiku sekali lagi, aku
melanjutkan mengumpulkan semua yang aku punya untuk tarik menarik dengan
Eugeo.
Tentu saja, metode ini tidak akan mungkin tanpa menemui
kondisi untuk memiliki dua pasang dari rantai dan tahanan, dengan
tahanan «Object Control Authorities»—parameter yang sama dengan kekuatan
di SAO—pada nilai yang cukup tinggi. Karena itu, aku percaya Alice yang
dipenjara hanya oleh dirinya sendiri pada umur sebelas tahun, delapan
tahun lalu, tidak dapat untuk memotong rantai ini.
Gadis itu
pasti telah memundurkan diri dari pengadilan yang direncanakan, dengan
sesuatu yang terjadi padanya setelah itu. Jika Integrity Knight Alice
itu adalah Alice dari Rulid, «sesuatu» yang bahkan dapat untuk
mengkontrol ingatan dan pemikiranya, mengubah dia menjadi penjaga patuh
dari Gereja Axiom...
Dikarenakan renunganku yang tidak sengaja,
aku berakhir melupakan fakta penting. Alasan kenapa aku mengeluarkan
window untuk segera menghentikan tarik menarik sebelum Life dari rantai
itu menjadi nol. Karena alasan itu, jika itu tidak selesai—
Ping! Suara keras, suara metal bergema, berbeda dari sebelumnya.
Bahkan
tanpa memberi waktu untuk menyadarinya, Eugeo dan aku terlempar ke
belakang oleh kekuatan keras dan menghantam bagian kepala kita pada
dinding batu yang kokoh.
Berjongkok di lantai untuk sebentar dan
memegang kepala dengan kedua tangan, aku menahan rasa sakit yang nyata
dan rasa pusing yang terbawa oleh STL. Setelah keadaan menjadi tenang,
aku mengintip melalui jeruji, menduga penjaga penjara akan menyadari apa
yang terjadi sekarang dengan pasti, tapi tidak ada respon, untunglah.
Mengeluarkan nafas lega, aku bangun dengan hati-hati.
Eugeo, perlahan berdiri, sementara pusing saat dia mengelus kepalanya dengan tangan kirinya.
"Uugh...Lifeku menurun sebanyak seratus dari hanya melakukan barusan."
"Itu hampir tidak ada apa-apanya untuk apa yang kita dapat. Ayolah, lihat."
Aku
menaruh tangan kananku dan menggoyangkan rantai yang teruntai tanpa
kekuatan dari cincin metal. Sebenarnya masih ada panjang setidaknya satu
mel, dua puluh cen, tidak, satu meter, dua puluh sentimeter, dan itu
dengan hebat putus. Empat bagian dari metal yang berbentuk U yang
bergulir di lantai adalah dua cincin bersilangan yang melanjutkan untuk
menahan tekanan dari tarik menarik sebelumnya terbelah di tengah-tengah.
Itu hancur dengan suara cepat dan menghilang saat aku melihat itu.
Aku
mengeluarkan «window» dari mata rantai yang rusak dari rantai yang
menggantung di pergelangan tangan kananku dengan serangan dari rasa
penasaran dan melihat ke arah itu, Lifenya adalah 18000 dan masih pulih,
nilai hebat yang mendekati pada nilai awalnya.
Aku percaya pada
prediksiku, atau mungkin, harapan, rantai tiga meter itu akan
menghilang seluruhnya dengan sekejap saat itu mencapai nol dari tekanan,
tapi itu sepertinya telah dikelompokkan sebagai objek rantai baru,
mungkin itu karena terdiri banyak rantai yang terhubung.
Saat
aku berpikir terhadap masalah tersebut, Eugeo, memeriksa rantainya
sendiri juga, membuat gerakan berlebihan dengan bahunya dan berbicara.
"Huuh...tidak ada cara untuk aku untuk dapat mengejar bakatmu dalam melakukan hal yang tidak logis seperti ini Kirito."
"Hmph,
sloganku adalah tidak rasional, tidak logis, tidak berhati-hati,
setelah semua...Daripada itu, ini tidak sepertinya kita dapat melakukan
apa-apa terhadap ini..."
Kita telah bebas dari kondisi untuk
tidak dapat lebih dari tiga mel, tidak, meter dari dinding dalam, tapi
aku tidak dapat memikirkan metode lain untuk melepaskan ujung rantai
yang tersisa di tangan kanan kita. Bahkan jika kita mencoba untuk tarik
menarik lagi, panjangnya mungkin akan memendek, tapi itu tidak mungkin
untuk mengeluarkan itu semua itu secara seluruhnya.
"Sepertinya
tidak ada pilihan lain selain membawa itu juga. Ini sedikit berat, tapi
aku tidak berpikir itu tidak akan menjadi hambatan untuk berjalan jika
itu dililit di sekitar tangan."
Eugeo mengatakan itu dan mulai
melilit rantai itu memutar dan memutar di lengannya, jadi aku dengan
enggan mengikuti contohnya. Saat menyelesaikan sarung tangan rantai,
wajah kita bertemu satu sama lain dengan senyuman yang mengejek.
"...Lalu, sekarang."
Aku
percaya bahwa ini, setidaknya, harus dipastikan sebelum mengambil
langkah selanjutnya dan melihat ke arah Eugeo dengan serius. Mengambil
nafas dalam, aku berbicara.
"Aku akan bertanya ini
sebelumnya...tapi kau mengerti, bukan begitu, Eugeo? Melarikan diri dari
sini dan mencari untuk kebenaran mengenai Alice akan berarti sama
dengan melawan terhadap Gereja Axiom. Kita tidak memiliki waktu untuk
bimbang pada apapun dan setiap perbuatan yang kita buat. Jika kau tidak
mempersiapkan dirimu sekarang, itu akan lebih baik jika kau tetap
tinggal di belakang."
Kata-kata itu mungkin kira-kira kata-kata
yang paling hebat yang pernah aku gunakan untuk selama pertemanan lebih
dari dua tahun, tapi tidak ada cara untuk menghindarinya.
Dia
mungkin kelihatan tenang pada luarnya, tapi fluct light Eugeo...dengan
kata lain, jiwanya yang merupakan kumpulan photon yang hanya melalui
perubahan struktur yang hebat. Setelah semua, dia telah menolak
kepercayaannya, kepercayaan lama pada kekuasaan mutlak dari Gereja
Axiom, satu-satunya yang dia punya bahkan sejak dia mendapatkan
kesadaran, dan telah mengatur kembali dari prioritas yang seharusnya di
ambil.
Dengan kata lain, Eugeo seharusnya dapat dianggap lebih
goyah dibandingkan dengan kelihatannya pada saat ini, dan jika terlalu
banyak beban yang hendak ditempatkan pada pola pikir sekarangnya yang
sudah diatur ulang, itu mungkin benra-benar akan menimbulkan
ketidaknormalan pada jiwanya seperti Raios. Karena itu aku telah mencoba
menghindari membuka pembicaraan yang berhubungan dengan Gereja Axiom
atau Taboo Index untuk selama tiga puluh lima jam.
Tetapi, jika
kita telah mengambil perbuatan umum dari melarikan diri dari penjara dan
melanggar pada Gereja Axiom, aku harap dia akan menguatkan kemauannya
sebanyak yang dia dapat untuk sekarang, daripada mengambil resiko untuk
pertarungan yang tiba-tiba di tenga-tengah. Aku harus melakukan apapun
yang aku punya untuk memastikan Eugeo dengan aman mencapai lantai
tertinggi di katedral—suatu tempat dimana console menuju jalan keluar
menuju dunia nyata seharusnya berada.
Ya, aku berencana untuk membuat patnerku yang menjad rivalku dan teman terdekatku untuk bertemu dengan orang dari dunia nyata.
Underworld
saat ini adalah salah satu hasil dari eksperiment yang dijalankan oleh
perusahaan Rath, dan itu tidak akan aneh untuk itu akan benar-benar
dapat direset di setiap waktu. Di situasi seperti itu, fluct lights yang
berjumlah hampir ratusan ribu orang yang hidup di dunia ini mungkin
akan dihapus tanpa pandang bulu. Tidak ada cara aku dapat memaafkan itu.
Aku harus menuju ruangan staf di Rath dan pengatur di belakang, Kikuoka
Seijirou, berkomunikasi secara langsung dengan Eugeo dan membuat mereka
mengetahui siapa yang menciptakan mereka dengan segala cara.
Penduduk di Underworld pastinya bukanlah seorang NPC dari suatu dunia virtual.
Mereka, dengan pemikiran dan emosi yang sama dengan orang yang dari dunia nyata, layak mendapatkan hak untuk hidup di sini.
Persiapkan
dirimu sekarang, Eugeo telah mendengar kata-kataku dan membuka lebar
matanya dengan sekejap, sebelum dia menundukkan kepala pada akhirnya.
Mengangkat tangan kanannya, dia menahan tangannya dengan kuat di depan
dadanya.
"...Aah... Aku tahu."
Suara yang keluar adalah bisikan yang pelan tapi membawa ketetapan hati yang tak tergoyahkan pada nadanya.
"Aku
telah memilih. Untuk kembali ke Desa Rulid bersama Alice, aku bahkan
akan melawan Gereja Axiom. Jika itu dibutuhkan, aku akan menarik
pedangku dan bertarung, tidak peduli berapa kali. ...Jika Integrity
Knight itu adalah Alice yang sebenarnya. Aku akan menemukan alasan
dibalik kehilangan ingatannya dan mengembalikan dia bagaimana dia
sebelumnya. Itu jauh lebih penting dibanding dengan hal yang lain
untukku."
Setelah menyelesaikan pidatonya dan mengangkat
wajahnya, Eugeo melihat lurus ke arahku dengan mata bersinar terang
sementara dia membuat senyuman.
"Kau mengatakan ini ketika kita
sedang bermain di sekitar hutan, bukan begitu, Kirito. Bahwa ada sesuatu
yang harus dilakukan meskipun itu melanggar suatu hukum. Aku merasa aku
akhirnya mengerti artinya pada akhirnya."
"......Aku mengerti."
Aku
dengan dalam menelan keganjilan, emosi kuat yang terisi di dadaku
dengan udara dingin. Mengangguk, aku perlahan menepuk pundak kiri
patnerku setelah mengambil langkah.
"Aku pasti telah mengerti
keputusanmu sekarang. ...Tapi setelah keluar dari tempat ini, sebaiknya
kita menghindari pertarungan sebanyak yang kita bisa. Aku tidak berpikir
kita memiliki banyak kemungkinan untuk pertarungan sebenarnya dengan
Alice atau Integrity Knight lainnya."
"Kata-kata itu pasti kata yang memalukan untuk keluar dari dirimu, Kirito."
Membalas
itu mereka berdua adalah terkuat di dunia dengan Eugeo menyeringai, aku
berjalan mendekat menuju jeruji yang memisahkan dari penjara dari
koridor. Setelah mengeluarkan «window» dari tongkat besi tebal dan berat
dengan diameter yang kelihatannya sekitar tiga sentimeter. Object
classnya tertulis—20. Itu memiliki window yang mendekati sepuluh ribu.
Eugeo yang berdiri di sampingku melihat pada eindow itu juga dan mengeluarkan nafas dalam.
"Hmm...itu
tidak seburuk seperti rantai, tapi itu membutuhkan beberapa waktu untuk
membengkokkan itu dengan tangan kosong. Apa yang harus kita lakukan,
mencoba untuk menabrak itu bersama-sama?"
"Jika kita melakukan seperti itu, Life kita akan berakhir bersamaan dengan jeruji. Aku memiliki ide, cukup duduk dan lihat."
Aku
memberi petunjuk pada Eugeo untuk mundur dan melepaskan rantai yang
dililit di sekitar tangan kananku. Aku mengatakan ini seperti aku telah
memikirkan rencana sebelumnya, tapi itu hanya terpikir di pikiranku
ketika aku melilit rantai ini. Solterina-senpai, yang aku berada dalam
pengawasannya untuk selama setahun penuh di Akademi Master Pedang,
memutar itu dengan putaran lingkaran dengan cara yang sama ketika dia
pernah melakukannya. Senjata yang menyimbolkan Serlut-style, cambuk
kulit putih itu.
Melihat padaku saat aku perlahan memutar rantai
dengan panjang 1.2 meter yang kugenggam dengan tangan kananku, Eugeo
mengatakan bisikan yang khawatir.
"Ki-Kirito, apa kau berencana
untuk menghancurkan jeruji dengan itu? Jika bidikanmu memburuk dan itu
mengenaimu, bukankah kau mendapat luka yang par..."
"Tenang
saja, aku mendapat cukup pelatihan bagaimana cara menggunakan cambuk
dari Rina-senpai. Dia pernah dipanggil «Walking Tactics Manual», setelah
semua...Dengar, seperti yang kau duga, menghancurkan jeruji mungkin
akan membuat suara benar-benar keras, jadi berlarilah menuju tangga.
Pastikan dirimu melarikan diri daripada melawan jika penjaga penjara
keluar."
"...Oh sekarang. Cukup, kau bilang, huh."
Mengkesampingkan
respon Eugeo yang aneh, aku perlahan meningkatkan panjang ayunan dari
rantai. Panjangnya tidak cukup membuat potongan seperti cambuk, tapi itu
seharusnya memiliki kekuatan prioritas Class 38 untuk mengganti itu.
—Menyerang, jangan fokus pada tangan yang memegang cambuk tapi pada beban pada ujungnya.
Mengingat
kata-kata Rina-senpai, aku menarik kembali rantai dengan kuat dan tepat
sebelum itu betul-betul membentang, aku membuat ayunan penuh dengan
teriakan.
"Sei!"
Ujung dari rantai itu menyerbu menembus
udara seperti ular abu-abu gelap menyerang dimana tiga sentimeter
tongkat besi tebal berpotongan tanpa meleset, mengeluarkan percikan api
menyilaukan di kegelapan.
Blang! Bersamaan dengan suara keras
yang terdengar, jeruji itu telah terlempar keluar dari kerangka di atas
dan di bawah, serangan dengan suara keras dari jeruji yang berada di
sisi lain sebelum mereka terjatuh di lantai. Jika ada tahanan lain di
sini, mereka pasti telah berpikir bahwa ini adalah hukuman suci dari
Solus atau seperti itu.
Dengan awan debu yang padat yang
terkeluar itu mencekik pernafasanku, aku segera keluar menuju koridor.
Penjaga penjara berkepala ketel itu pasti telah melompat pada kakinya
jika dia mendegar suara barusan. Aku ragu bahwa dia sangat kuat seperti
Integrity Knight, tapi aku lebih baik untuk menghindari pertarungan
sementara aku tidak memiliki apa-apa selain rantai sebagai pengganti
untuk cambuk.
Aku memeriksa akhir koridor dengan tubuhku sangat
tegang, tapi bahkan setelah beberapa detik berlalu, tidak ada tanda dari
siapapun. Mengambil pandangan sejenak pada Eugeo yang keluar dari
penjara setelah aku, aku dengan cepat membisik.
"Ini mungkin sergapan. Bersiaplah."
"Aku mengerti."
Bertukar anggukan dan meskipun itu sedikit jauh lebih telat, kita mempelankan suara langkah kita saat kita mulai berlari.
Menurut
informasi yang aku pikirkan pada pikiranku ketika kita dipenjara,
penjara bawah tanah dari Gereja Axiom ini dibangun dengan delapan
koridor memanjang keluar seperti jari-jari roda, dan setiap koridor
terdapat empat sel penjara pada di setiap kedua sisinya. Jika semua sel
memiliki dua di setiapnya, itu dapat dihitung sebagai 8 x 8 x 2 untuk
kapasitas seratus dua puluh delapan orang, tapi aku percaya itu tidak
mungkin untuk penjara ini untuk pernah penuh semenjak itu dibangun.
Delapan
koridor itu merapat dengan ruangan penjaga penjara di dalam dekat
dimana roda itu berpusat, dengan tangga spiral memanjang hingga ke
permukaan tanah dengan mengelilinginya. Itu akan menjadi scenario
kejadiaan terbaik jika kita dapat menghindari serangan penjaga penjara
dan berlari menuju tangga spiral. Dengan pemikiran itu saat aku berlari
di melewati koridor, aku masih berdiri di depan ruangan penjaga penjara
dan memeriksa keadaan di dalam.
Lampu kecil telah tergantung di
silinder dinding ruangan penjaga penjara, sama-samar menerangi
sekitarnya. Tidak ada tanda pergerakan, tapi aku tidak dapat membantu
selain merasakan penjaga penjara itu mengintai dari titik yang tak
terlihat dari jalan keluar, dilengkapi dengan suatu senjata menakutkan.
"...Hei, Kirito."
"Shh!"
"Oh ayolah, Kirito."
Saat aku melihat ke arah kehadiran jauh di ujung, bahuku telah ditinju oleh Eugeo di belakang, jadi aku dengan enggan berbalik.
"Ada apa?"
"Hei, suara ini...bukanlah ini dengkuran?"
"...Apa."
Ketika
aku mendengar dengan hati-hati seperti yang aku telah diberitahu, aku
dengan jelas menyadari bahwa itu ada, meskipun itu sangat pelan, tetap,
suara pelan yang normal terulang dengan sendirinya.
"......"
Aku mengambil pandangan pada wajah Eugeo, lalu perlahan menggelengkan kepalaku dan mulai berjalan.
Jauh
di akhir koridor ( tentu saja, tidak ada satupun tikus di ujung titik
yang tak terlihat ) ada ruangan lebar yang berbentuk lingkaran dan pilar
batu dengan diameter sekitar lima meter berdiri di tenga-tengah. Hiasan
yang ada di pilar hanya kosong, dari ruangan penjaga penjara dan
seperti itu, asal dari dengkuran tersebut.
Hitam, pintu besi itu
terpasang di sisi pilar dengan jendela pengintip yang kecil pada bagian
atas. Eugeo dan aku memelankan suara langkah kaki kita saat kita
mendekat pada pintu, mengintip melalui jendela, wajah kita bisa dibilang
menempel pada itu.
Tidak ada perbedaan besar pada kasur kasar
yang berada di tengah-tengah ruangan lingkaran itu ketika dibandingkan
dengan kasur yang ada di penjara, dan penjaga penjara itu tidur
seolah-olah kerangka keras seperti barel. Topeng metal yang
mengingatkanku satu ketel yang masih dikenakan dan pada permukaan
timahnya bergetar, sangat cocok dengan dengan dengkuran pelan dan berat
itu.
Itu adalah peristiwa dimana seharusnya kita harus cepat dan
melarikan diri, tapi aku menemukan diriku tanpa sengaja berspekulasi
pada keadaannya. Berada dalam keadaan terkunci dari semua kecuali
dirinya sendiri di penjara ini sementara tahanan dan sepertinya sangat
jarang untuk datang, tidak ada kesalahan dia telah melanjutkan itu untuk
satu tahun... atau untuk negatifnya, sepuluh tahun. Setelah semua, di
dunia ini, bahkan anak yang lahir sebagai bangsawan akan diberikan
«sacred task» dari sesorang yang bertugas di suatu area saat berumur
sepuluh tahun, dengan tidak ada pilihan untuk memilihnya secara pribadi,
atau menggantinya ketika sudah setengah jalan.
Terbangun karena
suara pelan dari bel penunjuk waktu di ruang bawah tanah yang sinar
matahari tidak bisa mencapainya dan berpatroli di penjara kosong, lalu
tertidur menurut bel itu sekali lagi. Hari demi hari, dia pasti telah
mengulangi tanpa apapun kecuali pada pekerjaannya. Sangat banyak hingga
dia bahkan tidak terbangun dari tidurnya ketika dia membuat suara keras
seperti itu.
Tak terhitung berbagai kunci yang tergantung di
dinding ruangan penjaga penjara, Aku percaya bahwa kunci yang akan
melepaskan cincin metal yang terpasang di pergelanggan tangan kita ada
di situ, tapi tanpa ada maksud untuk mengganggu penjaga penjara yang
tidur dan bertarung untuk alasan itu, aku mengambil langkah mundur dan
berguman.
"...Ayo mari kita pergi."
"Aah... ya."
Itu
kelihatan sepertinya sesuatu ada di pikiran Eugeo juga. Kita perlahan
berpisah dari jendela dan melangkahkan kaki kita pada tangga spiral yang
melingkar di ruangan penjaga penjara, dan lalu dengan sungguh-sungguh
menaiki itu tanpa melihat sekilas ke belakang.
Bagian 2
Tangga
spiral itu terasa sangat lama ketika kita menuruninya, tapi itu hanya
membutuhkan waktu beberapa menit sebelum kita dapat melihat tanda jalan
keluar ketika kita bersemangat untuk berlari ke atas. Bau busuk perlahan
menghilang di udara, sementara basah, dinding lembab dan batu yang ada
di bawah kaki kita telah diganti dengan marmer mengkilap tanpa kita
sadari.
Kita dapat samar-samar melihat cahaya di jalan kita, dan
ketika itu berubah menjadi pintu jalan keluar, Eugeo dan aku mendapati
bahwa tidak perlu untuk berhati-hati dan berlari sebagaimananya,
melewati langkah demi langkah, dua kali saat bersamaan. Kita berdua
menghirup udara segar seolah-olah puas pada keinginan kita, pada saat
kita mencapai permukaan pada akhirnya.
"......Whew..."
Ketika
nafas kita akhirnya kembali normal, kita mengambil pandangan pada di
sekitar kita. Langitnya yang masih gelap gulita memberikan pandangan
kita bahkan tanpa cahaya, melalui cahaya bintang yang tidak terang.
Gereja
Axiom yang membimbing atas Dunia Manusia ada di dalam tanah luas
berbentuk persegi di tengah-tengah Centoria Pusat. Dari apa yang aku
pernah lihat di sekitar tempat ini melalui kesempatan bergantung pada
naga terbang kemarin pagi, gerbang utama berada di timur ( aku rasa itu
mungkin disebabkan Solus yang terbit dari arah itu ), dengan jalan lebar
yang memanjang menuju gereja sebenarnya.
Dan gereja itu
benar-benar sungguhan dengan menara putih, «Katedral Pusat». Bagian
bersilangan itu yang akan terlihat, juga, persegi, sementara bagian atas
dinding itu telah dipoles halus seperti kaca hingga akhir, dengan
bagian atas selalu bersama dengan awan, membuat itu mustahil untuk
melihat punyaknya karena terhalang.
Aku percaya bahwa seharusnya
ada seseorang yang mengatur dunia ini di bagian tertinggi dari
katedral, dan juga sistem console untuk komunikasi dengan bagian
luar—dengan kata lain, dengan Rath. Jika aku mencapai sejauh itu, aku
dapat kembali ke dunia nyata setelah dua tahun dan dua bulan ini yang
secara pribadi aku alami...
Memikirkan emosi kuat itu, aku
perlahan berbalik dan menghadap jalan keluar dari penjara bawah tanah
yang dari tempat aku melarikan diri.
Lubang berbentuk persegi
tanpa pintu telah membuka lubangnya dengan sedikit mengagetkan, menuju
permukaan dinding putih bersih. Menggeser pandanganku pada dinding
marbel yang dipoles halus, aku pertama melihat ke kanan, lalu kiri,
atas, tapi memfaktorkan kabut malam yang ada di sekeliling juga, aku
tidak dapat untuk melihat akhir dari arah manapun.
Tidak, bahkan
jika itu bukanlah karena kabut, aku seharusnya tidak dapat melihat
puncak dari dinding itu. Setelah semua, marmer mengkilap hanya beberapa
meter jauh dari dinding luar yang tak diragukan lagi tujuan akhir kita,
Katedral Pusat.
Mungkin karena memiliki pemikiran yang sama,
Eugeo mengambil langkah maju denganku, dan lalu mengangkat tangan kiri
kita, dan dengan lembut menyentuh dinding putih itu. Mengelus ke kiri
dan ke kanan, merasakan kerasnya saja dan sensasi dingin.
"...Ini
terlalu terlambat untuk mengatakan hal ini setelah mendapati datang
sejauh ini, tapi...aku masih tidak dapat mempercayainya. Kita menyentuh
katedral itu. Menara dengan dinding yang menolak orang-orang, tidak
peduli seberapa buruknya mereka, sebagai bangsawan...tidak, bahkan jika
mereka adalah empat raja dari empat kerajaan, mereka tidak dapat
melakukan apa-apa selain melihatnya."
"Sebenarnya, kita bukanlah Integrity Knight seperti yang diharapkan, tapi tahanan yang melarikan diri, bagaimanapun juga."
Eugeo memperlihatkan senyuman, tertawa tidak wajar pada respon tidak bersemangatku, tapi segera berbicara dengan wajah tegang.
"Tapi
melihat ke belakang dari itu, ini mungkin justru pilihan yang benar.
Setelah semua, jika kita menjadi Integrity Knight, kita mungkin,
berakhir seperti Alice..."
"Kemungkinan ingatan kita akan
dikendalikan, huh. Itu memang benar...tetapi, jika semua Integrity
Knight dalam keadaan seperti itu, apa yang mereka percayai dalam siapa
sebenarnya mereka ...?"
Ketika aku bergumam seperti itu, Eugeo
melepaskan tangannya dari marbel dan memiringkan kepalanya. Aku menepuk
tangan kiriku, yang aku turunkan juga, pada pinggangku, mencoba
menjelaskan pertayaanku yang tidak jelas.
"Itu dapat dikatakan,
mungkin, bahkan jika ingatan knight itu telah disegel..siapa orang
tuaku, dimana aku lahir, mereka seharusnya memiliki pengetahuan pada hal
seperti itu, bukan? Setelah semua itu adalah prinsip dasar menjadi
manusia dan semua. Itu benar-benar kenapa aku berpikir itu akan sulit
untuk memalsukan pengetahuan itu."
"Aku mengerti...knight itu
hanya terbang menjauh dari suatu tempat di Dunia Manusia dengan naga
terbang mereka. Bahkan jika ingatan sebenarnya tentang kelahiran mereka
disegel, dengan ingatan palsu yang ditanam, itu akan dengan mudah
terkuak sebagai kebohongan jika mereka benar-benar berkunjung pada
tempat kelahiran mereka..."
Tiba-tiba, Eugeo dengan dalam
mengambil nafas dari udara dan menatap pada arahku dengan mata yang
terbuka lebar, yang membuat aku mengedipkan mataku berkali-kali karena
kebingungan. Setelah bertukar pandangan dengan patnerku yang terdiam
selama beberapa detik, aku akhirnya mengerti alasan dibalik respon
anehnya.
"Aku mengerti...kau pikir kita mungkin dapat menemukan cara untuk mengembalikan ingatanku pada menara ini, huh."
"Ah... t-tidak, Aku..."
Wajah
Eugeo berubah menjadi berkerut dan dia kemudian mengubahnya menjadi
melangkah ke belakang, jadi aku mengambil langkah maju dan secara kuat
mengacak-acak rambut kuning muda patnerku dengan tangan kiriku.
"Kau
selalu khawatir seperti biasa. Aku pernah mengatakan ini, bukan begitu,
baik ingatanku kembali atau tidak aku akan menemanimu sampai akhir
petualangan kita."
Eugeo mengangkat wajahnya dengan itu, sedikit
memerah, dan mengatakan "Jangan memperlakukanku seperti anak kecil"
dengan kelakuan seperti anak kecil. Tapi bahkan tanpa mencoba untuk
melepaskan tanganku, dia melanjutkan dengan suara pelan.
"......Ini
tidak seperti aku meragukan itu. Kau mengatakan itu tak terhitung
setelah semua, Kirito. Tapi...ketika aku berpikir bagaimana petualangan
kita mendekati akhir, aku hanya..."
Saat mendengar bisikan yang
pelan, perasaan kuat yang sepenuhnya mengisi bahkan di dadaku, dan aku
mengangkat wajah Eugeo dengan tanganku masih berada di kepalanya.
Kekuasaan
dari Katedral Pusat, menjulang tinggi tepat disamping kita, benar-benar
layak dipanggil sebagai inti dari dunia. Itu tidak akan mudah untuk
memanjat hingga lantai tertinggi dari menara ini bahkan jika tidak ada
halangan selama perjalanan, tapi di sisi lain, itu semua adalah hal yang
tersisa. Tidak peduli berapa ribu banyak tingkat tangga yang ada,
petualangan kita akan berakhir sekali kita mendaki jalan kami melalui
itu semua, lebih dari setahun lebih cepat dari jadwal.
Tetapi,
ini pasti bukanlah perpisahan untuk waktu selamanya. Aku akan log out
menuju dunia nyata untuk sementara waktu, tapi aku akan kembali tanpa
gagal. Untuk bertemu dengan Eugeo, Rina-senpai, Ronie, Tizei dan masih
banyak orang lainnya.
"Jika ini akan berakhir, kita mungkin juga akan berakhir dengan happ...,
tidak, catatan yang baik. Kau akan mendapatkan ingatan Alice kembali
dan kembali ke Rulid bersama-sama. ...Tapi bukankah kau tidak memiliki
pilihan selain memilih sacred task lagi? Itu akan lebih baik untuk
memikirkannya mulai dari sekarang, berikutnya sepertinya akan menjadi
terakhir untuk seumur hidupmu, setelah semua."
Eugeo akhirnya
mengangkat kepalanya pada kata-kata cuekku dan menunjukkan senyuman
biasanya, seolah-olah untuk mengekspresikan pikiran "oh, oh".
"Ini
terlalu cepat tidak peduli bagaiamana kau melihatnya. Tapi, sebenarnya,
aku sudah bosan memotong kayu dalam satu hal dan lainnya."
"Haha, itu benar."
Itu
adalah ketika aku melepaskan tanganku dari kepala Eugeo dan menepuk
kuat bahu kanan itu bel penunjuk waktu itu, jauh diatas kita tepat di
katedral, berbunyi sangat indah dan bernada yang berwibawa. Itu adalah
melodi 4 A.M. Saru jam lagi sebelum matahari terbit—
"...Sepertinya kita harus segera pergi."
"Yeah. Ayo."
Seolah-olah
untuk mengkonfirmasikan tujuan sama kita, kita dengan ringan membiarkan
tinju kita bertemu. Kekuatan yang digunakan, waktu, dan bahkan
keteguhan pada tinju kita betul-betul sama. Untuk menekankah itu tidak
dibutuhkan kata-kata yang lebih jauh, kita berdua mengecek sekitar kita
sekali lagi.
Aku tidak tahu apa-apa selain lokasi sekarang kita
ada di belakang ( dengan kata lain, di barat ) dari Katedral Pusat.
Normalnya, kita telah terhambat oleh dinding marbel bagian luar di
barat.
Tujuan kita sekarang adalah menyusup ke katedral, ini
akan menjadi mudah jika ada pintu masuk menuju lantai pertama terdekat,
tapi bahkan tidak ada satupun jendela bahkan pada ketinggian yang lebih
tinggi pada bagian barat, dengan kelicinan yang selesai dibuat membuat
itu mustahil untuk dipanjat.
Jika memang begitu, rencana
berikutnya, tentu saja, bergerak menuju utara atau selatan sepanjang
dinding bagian luar. Tetapi, setelah hanya lima meter atau seperti itu,
pagar besi telah terhubung tegak lurus dengan dinding itu. Itu
kelihatannya ketinggian itu dapat dipanjat jika kita mencobanya sekuat
tenaga, tapi masih ada satu masalah. Aku telah mengkonfirmasi fakta
bahwa pagar yang sama terbentang berulang-ulang lagi dari pagar itu,
kemarin.
Pagar perunggu, tanaman merambat yang membelit
disekitarnya, terlihat jauh lebih keras dibanding jeruji di penjara
bawah tanah, menilai dari kilauannya. Tidak ada akhir dari pagar yang
terbentang di sekitar area barat dari katedral ini. Dengan kata lain,
tempat ini baik taman maupun labirin di saat yang sama. Mungkin untuk
kepentingan tahanan bermasalah yang kabur, pada kemungkinan satu banding
sejuta mereka kabur ke permukaan tanah dari penjara bawah tanah.
Timur,
selatan, dan utara telah terhambat oleh dinding dan pagar, tapi ada
sebuah gerbang di bagian barat. Satu, pendek, jalan lurus terbentang
dari sana, plaza kecil masih di dalam labirin pada bagian akhir. Itulah
dimana naga terbang yang kita tergantung mendarat kemarin pagi.
Aku
mencoba untuk membuat rute melarikan diri di ingatanku tepat sebelum
kita mendarat, tapi mengingat itu dalam waktu singkat sangatlah tidak
mungkin karena kerumitan dari struktur labirin. Tetapi, itu kelihatannya
tidak ada jalan yang lain.
"...Ayo menerobos labirin itu dan keluar menuju utara atau selatan dari katedral."
Ketika aku mengatakan itu, Eugeo mengangguk juga.
"Aku mengharapkan hal hebat dari intuisimu, Kirito."
"Serahkan padaku. Aku selalu hebat dalam menjelajahi labirin sejak dulu."
Patnerku
membuat ekspresi yang merenung saat aku membalas dengan kata-kata itu
tanpa berpikir, jadi aku mulai berjalan sebelum dia memiliki kesempatan
untuk bertanya.
Mencapai gerbang barat setelah hanya beberapa
langkah, kita pertama mengecek prioritas dari gerbang perunggu.
Prioritas yang tertulis di window adalah 35, seperti yang diduga, itu
bukanlah dibuat dari sejenis perunggu normal. Itu mungkin untuk
menghancurkannya setelah serangan tak terhitung jumlahnya dengan rantai
yang terlilit di sekitar tangan kananku, tapi itu kelihatannya akan
membutuhkan waktu yang jauh lebih lama daripada memanjatnya, tidak perlu
dibilang bagaimana itu terasa akan membuat imperial guards ( atau
mungkin Integrity Knight ) untuk berkumpul di sini dengan kebingungan.
Itu
terjadi ketika aku hendak meneruskan berjalan, menyerahkan diriku dari
menantang labirin sesuai rencana awalku. Eugeo berbicara seolah-olah dia
memaksakan kata itu keluar dari tenggorokannya.
"Ap-apa ini? Apakah sesuatu telah terjadi pada pagarnya!?"
"I-Ini bukanlah pagar... da-daun ini..."
Dengan
matanya yang terbuka, Eugeo berbisik sementara menunjuk pada daun yang
benar-benar biasa dari tanaman merambat yang membelit disekitar pagar
perunggu.
"Ini pertama kalinya aku melihat itu, tapi tidak ada kesalahan. Ini adalah... «mawar», Kirito."
"Mawar...Oh...tunggu, eh, benarkah!? Semua dari itu tumbuh di labirin ini, seluruhnya sebanyak ini!?"
Aku
memberikan respon setengah hati saat pertama, tapi mawar di Underworld
bukan hanya bunga yang indah. Rangkingnya jauh lebih tinggi dari «four
great sacred flowers» menghasilkan buah yang menyimpan sacred power
dengan kemurnian tinggi: anemones, marigolds, dahlias, dan cattleyas.
Penanaman dari itu dilarang bahkan untuk bangsawan dan seseorang dari
keluarga kerajaan, lupakan orang biasa, dan beberapa tumbuh liar dengan
jarang di bukit dan tanah dapat dikatakan mencapai harga yang sangat
mahal di pasar Centoria ketika ditemukan.
Ada sekitar seribu,
tidak, bahkan sepuluh ribu dari bunga langka yang menggelikan ini di
labirin ini saja...Dalam sekejap yang terlintas di pikiran, aku
digerakkan oleh keinginan untuk menarik keluar dan membawa serta
tiap-tiap dari semua itu, tapi sayangnya, dunia ini tidak memiliki
fungsi mudah yang diketahui sebagai item storage.
Sebaliknya
pada diriku yang memberikan hidupku untuk konflikku yang sangat
realistis, reaksi Eugeo justru sangat tenang. Mendorong jauh daun dengan
ujung berduri dengan ujung jarinya, berbicara sementara menginti ke
dalam.
"Itu tidak terlihat seperti bunganya akan segera mekar,
tapi kuncupnya telah keluar. Dengan sebanyak ini disekitar, seharusnya
ada jumlah yang cukup dari sacred power yang dilepas di udara."
Sekarang
dia menyebutkan itu, udara yang ada di dalam labirin sangat enak dan
murni, dengan tubuhku merasakan seolah-olah itu dimurnikan dengan setiap
nafas yang dihirup. Ketika aku mengambilnya dengan rakus, nafas dalam,
Eugeo melanjutkan, kelihatannya terganggu.
"Itu bukanlah yang
aku bicarakan sekarang, kita mungkin dapat menggunakan sacred arts
berlevel tinggi dengan mudah tepat disini."
"...Bahkan jika kau mengatakan itu, kita tidak terluka sekarang..."
"Tapi kita masih kekurangan sesuatu yang penting, bukankah begitu? Ped..."
"Ah, aah, itu benar...pedang kita!"
Aku akhirnya mengerti apa yang Eugeo maksud dan dengan pelan meletikkan jariku.
Rantai
besi Class 38 yang terlilit di sekitar tangan kananku mungkin bisa
menjadi senjata yang hebat juga, tapi Eugeo tidak berpengalaman dengan
cambuk, dan menarikan kepemilikan lebih cepat dari «Blue Rose Sword» dan
«black one» akan jauh lebih menenangkan. Atau bahkan mendapatkan
kembali pedang itu berada pada prioritas tertinggi.
Kedua pedang
itu masih berada di suatu tempat, dibawa pergi oleh Integrity Knight
Alice, tapi kita dapat memperhitungkan tempat keberadaannya melalui
penggunaan sacred arts setidaknya. Aku menaikkan tangan kananku, lalu
mengambil nafas yang dalam di udara.
"System call!"
Aku
meneriakkan kata itu, mengatakan kata pembukaan itu oleh Eugeo dan
perintah untuk mengaktifkannya untuk kewenangan memanipulasi sistem
olehku, dengan suara lemah. Lima digit di tangan kananku telah ditutupi
dengan cahaya ungu yang samar-samar, menandakan persiapan kewenangan
manipulasi telah memasuki keadaan siap. Merentangkan lurus jari
telunjukku, dengan longgar menggenggam keempat sisanya, aku memulai
perintah berikutnya.
"Generate umbra element."
Saat
menyebutkan itu sementara membayangkan permata hitam kusam, bola kecil
berwarna hitam legam melingkari cahaya ungu kebiruan yang muncul di
ujung jari kerasku, Itu adalah salah satu dari delapan «elements» yang
ada di dunia ini, «umbra element». Tingkat kesulitan dari art ini
sedikit tinggi, tapi pelajaran sacred arts yang membosankan dan ujian
itu akhirnya menjalankan tugas mereka setelah datang sejauh ini.
Umbra
element itu berlawanan dengan «luminous element» yang Supervisor Asrama
Azurika ciptakan untuk mengobati mata kanan Eugeo kemarin pagi, diikuti
dengan atribut negative. Itu adalah item berbahaya yang akan mengikis
seluruh ruangan yang ada disekitarnya dalam sekali jika itu dilepaskan
pada saat itu, tapi dengan memanfaatkan sifat penghisapannya, itu dapat
digunakan dengan cara seperti ini juga.
"Adhere possession. Object ID, WLSS102382. Discharge."
Menyelesaikan
mantra untuk art, umbra element yang melayang di jari telunjukku mulai
bergerak seolah-olah itu terhisap oleh sesuatu. Itu melesat menuju timur
saat itu bergerak di sekitarnya, menggunakan semua energinya dan
menghilang tepat sebelum itu membuat kontak dengan dinding katedral.
Tetapi, jejak samar-samar masih tersisa di udara untuk durasi beberapa
detik.
Aku dengan cepat mengalihkan pandanganku dan melihat
secara intesif pada dimana garis itu berakhir yang tergambar oleh umbra
element. Melakukan hal yang sama, Eugeo berbicara dengan sedikit kecewa.
"Sepertinya pedang kita benar-benar di dalam katedral. Aku
sempat berharap mereka menyimpannya jauh di suatu tempat seperti ruangan
penyimpanan di luar, biar begitu..."
"Meski begitu, itu
kelihatannya tidak terlalu tinggi, bahkan jika itu di dalam katedral.
Lantai dua...tidak, itu mungkin berada di sekitar lantai tiga? Aku
senang mereka tidak membawanya ke lantai lebih tinggi dari itu."
"Kau
benar...Aku rasa. Jadi, ayo lakukan tujuan pertama kita untuk
menyelinap ke katedral dari suatu tempat selain gerbang utama dan
mengambil kembali pedang kita dari lantai tiga."
Meskipun aku
secara diam-diam khawatir jika itu baik-baik saja untuk memikirkan
Eugeo, dengan tenang mengatakan kata 'menyelinap' atau 'mengambil
kembali' yang telah aku gunakan saat masih di akademi, yang dapat
dipercayai, aku mengangguk.
Bahkan jika kita tahu keberadaan
pedang kita, tujuan kita untuk menyelesaikan labirin mawar ini tidak
berubah. Aku berpikir apakah ada sacred art yang dapat menunjukkan kita
rute jalan keluar, tapi sayangnya, perintah yang mudah itu tidak pernah
ada—mungkin.
Saat melewati melalui gerbang perunggu sekali lagi,
Eugeo dan aku pertama pergi menuju plaza di depan. Itu akan menjadi
pemandangan yang indah jika mawar yang membelit di sekitar pagar menuju
kira dan kanan telah mekar dan hari itu siang, tapi kegelapan sekarang
adalah satu-satunya teman kita. Kita menghilangkan suara langkah kaki
kita dan maju dengan setengah berlari di bawah cahaya bintang.
Gerbang
berikutnya telah segera muncul dengan sendirinya. Plaza yang digunakan
sebagai tempat pendaratan naga terbang sudah di depan. Aku mengingat
telah melihat bangku itu dan air manucr kecil, tapi aku tidak yakin jika
ada peta dari seluruh taman mawar. Tidak, ini plaza, jadi itu pasti ada
disana, biarkan itu ada di sana.
Pada saat aku hendak untuk
melewati gerbang lainnya yang sedikit lebih kecil dengan yang pertama
sementara berdoa seperti itu, yang kukenal, lemah, rasa sakit yang lemah
menjalar dari akar rambutku. Pada saat yang sama, Eugeo menarik
mantelku dari belakang.
"Ad-Ada apa?"
"...Ada seseorang disana."
"Ap..."
Aku segera mempersiapkan diriku dan memfokuskan pandanganku di depan.
Plaza
yang berbentuk persegi, memanjang menuju timur dan barat, dengan
gerbang yang dimana kita berada di ujung timur. Patung perunggu dari
dewi, Terraria, berdiri di air mancur yang dibangun di bagian tengah,
dan disekitarnya ada empat bangku yang dibuat dari perunggu yang sama
dengan pagar itu, terpisah pada jarak yang beraturan.
Dan seperti yang Eugeo bilang, ada sosok seseorang di bangku kanan kita— di sisi utara.
Meskipun
wajahnya tidak dapat dilihat dengan rambut panjang yang bergelombang
longgar menyembunyikan itu, entah mengapa perawakan kurus itu ditutupi
oleh armor perak yang halus, dengan pedang panjang yang sebagiannya
melengkung di pinggang kirinya. Dan dari ujung kedua bahunya tergantung
mantel yang bercorak dalam. Aku dapat dengan jelas melihat hiasan itu
dengan salib yang melewati lingkaran yang disulam pada mantelnya, bahkan
dari sudut ini.
Eugeo dan aku dengan jelas menelan nafas kita, dan lalu berbisik seolah-olah kita menekan kata itu untuk keluar.
"In... integrity knight...!"
Tidak
ada kesalahan. Menilai dari penampilannya, gaya rambutnya, dan warna
dari peralatannya juga, itu bukanlah Alice, tapi aku dengan mudah
percaya bahwa Integrity Knight itu kira-kira sekuat dengannya. Aku tidak
memiliki pedang sekarang...tidak, bahkan jika aku punya, aku ragu aku
akan mendapat kemenangan tanpa terluka.
Haruskah aku melarikan
diri ke labirin dari gerbang utara atau selatan tepat saat ini? Atau
mungkin aku seharusnya melarikan diri lurus ke belakang, aku sesaat
bingung. Tetapi, sebelum aku dapat memilih tindakan, suara laki-laki
dengan dentingan keras terdengar melalui plaza.
"Tidak ada gunanya untuk berdiri di tempat seperti itu, masuklah dan datang maju, tahanan."
Cahaya
redup yang diangkat tinggi-tinggi di tangan kanannya adalah, membuat
terkejut. Saat melihat itu, ada sebuah botol di kiri dari bangku itu
juga.
Telah merasakan provokasi buruk di getaran nada dan sikap
knight itu, kebiasaan burukku untuk menendang pintu, dan aku berakhir
meresponnya daripada melarikan diri.
"Oh sekarang, bagaimana kalau mentraktir kita dengan wine itu juga?"
Tanpa
jawaban yang langsung, Integrity Knight itu perlahan mengalihkan
pandangannya, lalu memperlihatkan gelas wine itu selama waktu sebentar
untuk kita lihat.
"Sayangnya, aku hanya bisa mengatakan bahwa
ini tidak cocok untuk anak-anak...dan tidak perlu dibilang, kriminal,
seperti kalian berdua. Dibuat di kerajaan timur, ini berumur seratus
lima puluh tahun. Aku rasa aku dapat memperbolehkan kalian untuk mencium
aromanya, tetapi."
Wajah itu tersenyum senang sementara gelas itu teraduk dengan memukau dengan indah, bahkan di bawah cahaya bintang.
Sebuah
perpaduan indah yang dihasilkan dari hidung yang mancung dan alis itu
dengan daya tarik kasar pada mereka, bersama dengan pandangan tajam dari
pasang mata sipitnya.
Ketika Eugeo dan aku tanpa sadar kagum
hingga terdiam, knight itu tidak menyilangkan kakinya dan dengan gesit
berdiri, membuat suara yang berasal dari armornya. Dia sedikit lebih
tinggi—mungkin satu kepala lebih tinggi daripada kita berdua. Mantel
ungu gelapnya dan rambut ungu mudanya keduanya tersibak oleh angin
malam.
Setelah mengosongkan gelas wine itu dengan satu tegukan, knight itu berbicara dengan beberapa kata yang tak terduga.
"Seperti
yang diharapkan dari Alice-sama, masterku, untuk memilki pandangan
tajam. Untuk dapat memperkirakan bahkan situasi kemungkinan satu banding
sejuta tahanan melarikan diri."
"A... Alice-sama? M-Masterku...?"
Aku mengulangi itu dengan bingung.
Integrity Knight itu memperlihatkan anggukan tenang dan melanjutkan kata-kata sombongnya.
"Secara
jujur, aku tidak pernah memikirkan itu untuk memahami diriku sendiri,
memikirkan perintahnya untuk menghabiskan malam di sini untuk
mengantisipasi kalian melarikan diri. Aku berencana untuk mengagumi
taman bunga dengan botol wine yang menemaniku untuk sepanjang malam
berjaga, tapi untuk memikirkan kalian akan muncul. —Itu, yang dililit di
sekitar tangan kalian, adalah rantai yang dibuat dari spirit-iron yang
tertempa dari gunung berapi di kerajaan selatan. Aku tidak tahu
bagaimana kalian memotongnya, tapi aku percaya tidak ada tempat lebih
lanjut untuk ragu bahwa kalian dipenjara untuk kejahatan tingkat
tinggi."
Knight itu menaruh gelas wine di bangku sementara dia
masih tersenyum. Menyisir rambut panjangnya dengan tangan kanan
kosongnya, dia menaikkan tekanan pada katanya hanya sedikit.
"Tentunya,
aku harus akan mengembalikan kalian ke penjara bawah tanah saat ini
juga, tapi aku percaya sedikit hukuman keras diperlukan adalah perintah
sebelum itu. Tentu saja, apa kalian berdua siap?"
Senyuman tipis
itu masih tersisa di sana, tapi rasa permusuhan yang besar keluar di
sosok kurus dari badan tingginya, dan aku mencegah diriku untuk
melangkah mundur dengan semua yang aku punya. Mengembalikan kekuatan ke
perutku, aku entah bagaimana dapat membalas dengan nada biasaku.
"Jika kau berkata seperti itu, tidak ada cara untuk mempercayai bahwa kita akan menerima hukuman tanpa bertarung, bukan?"
"Hahaha,
sungguh mengembirakan. Aku dengar kalian hanyalah anak-anak, tapi telah
lulus dari akademi, tapi apa yang kau telah tunjukkan padaku. Mengingat
keberanian kalian, izinkan aku untuk mengatakan namaku sebelum aku
mengurangi Life kalian hingga menurun. Aku Integrity Knight Eldrie
Synthesis Thirty-one. Aku mungkin tidak berpengalaman, «dipanggil» hanya
satu bulan lalu dengan tidak ada wilayah yang dibawah pengawasanku,
tapi aku meminta maaf untuk kalian pada masalah itu."
Nafas
pelan keluar dari Eugeo pada saat dia mendengar pidato panjang lebar
knight itu, tapi aku tidak mengganti fokusku pada reaksi patnerku.
Setelah semua, pidato itu yang diucapkan dengan jelas yang kelihatannya
memprovokasi, suara indah yang terisi beberapa poin penting dari
informasi.
Pertama, fakta bahwa ada ketentuan dari nama
Integrity Knight sekarang telah jelas. Mengingat bagaimana nama lengkap
dari Integrity Knight Alice adalah Alice Synthesis Thirty juga, nama
awal «Alice» atau «Eldrie» akan menjadi nama pribadi mereka. Yang
diikuti «Synthesis» akan menjadi nama sama yang mereka punya. Lalu, nama
terakhir mereka bukanlah nama, tapi angka. Itu dalam bahasa Inggris,
jadi Eugeo tidak akan mengerti, tapi Alice sepertinya adalah Integrity
Knight ketiga puluh. Dan Eldrie disini adalah ketiga puluh satu—
Selain
itu, dia mengatakan 'dipanggil hanya satu bulan lalu'. Maksud dari
kata, dipanggil, masih belum jelas, tapi jika Eldrie adalah manusia
terakhir yang diangkat sebagai knight, itu akan berarti bahwa ada total
keseluruhan hanya tiga puluh satu Integrity Knight. Tidak perlu dibilang
bagaimana sebagian besar knight itu pergi dari katedral untuk menjaga
berbagai area di Dunia Manusia, jadi di sini mungkin hanya sepuluh
knight atau seperti itu yang tinggal di menara ini, bahkan di sisi yang
lebih dalam.
Tapi perhitungan itu akan berubah menjadi
menghitung ayam kalian sebelum apapun itu akan terjadi, jika kita tidak
dapat untuk menerobos novice knight ini di depan mata kita.
Aku berbalik pada Eugeo, berdiri di diagonal kiri di belakangku, dan berbisik.
"Mari bertarung. Aku akan menghadapinya pertama, jadi tunggu pada sinyalku, Eugeo."
"Y-Yeah. Tapi... Kirito, Aku..."
"Aku
mengatakannya, bukan begitu, bahwa kita tidak boleh ragu-ragu lagi.
Tanpa mengalahkan orang itu, tidak ada cara kita dapat pergi ke
katedral."
"Tidak, aku tidak ragu-ragu, hanya saja, namanya...
—Tidak, biarkan itu untuk nanti. Mengerti, tapi jangan terlalu
berlebihan, Kirito."
Reaksi Eugeo membuat aku berpikir jika
rencana untuk berhasil menerobos ada padanya, tapi kita tidak dapat
menggunakan waktu untuk berdiskusi. Itu terasa seperti guardian spirit
yang tidak dikenal di atas rambutku menghela nafas seperti biasanya,
tapi tidak ada waktu untuk melarikan diri setelah memastikan kemampuan
sesungguhnya dari musuh, mungkin.
Mengambil dua langkah maju dan
melewati gerbang menuju plaza, aku melepaskan rantai besi dari tangan
kananku dan dengan erat menggenggam itu. Setelah melihat itu, knight itu
perlahan menggerakkan alisnya.
"Aku mengerti, meskipun aku
sempat berpikir apa yang dapat kalian lakukan bahkan tanpa pedang, aku
rasa kalian bermaksud membuat rantai itu menjadi senjata. Jika seperti
itu, itu kelihatannya aku akan dapat mengharapkan pertarungan yang jauh
lebih pantas dari kata-kata, mungkin?"
Suara itu dan ekspresi
itu telah masih penuh dengan ketenangan bahkan sampai sekarang. Mengutuk
untuk itu yang menutupi keringat dingin dengan segera, aku perlahan
memperpendek jarak kita.
Rantai ini memiliki halangan untuk
tidak dapat mengaktifkan secret moves—skill pedang, tapi itu dapat
menyerang dari jarak yang lebih jauh dari pedang. Jika kita menghitung
serangan damage lemah melalui taktik serang dan lari tanpa menghentikan
langkahku, seharusnya ada kesempatan untuk menang.
Itu adalah
rencanaku, tapi itu dihancurkan menjadi pecahan kecil pada saat
berikutnya. Knight Eldrie menggerakkan tangan kanannya bukan menuju
pedang di pinggang kirinya, tapi menuju punggungnya yang ditutpi oleh
mantelnya saat dia melanjutkan berbicara.
"Kalau begitu, aku tidak akan menggunakan pedang, tapi justru ini."
Dengan
cepat menarik keluar tangan kanannya, objek yang digenggam erat di
dalam itu sepertinya tersimpan di belakang sabuk pedangnya, senjata
kedua—berwarna cahaya perak murni, cambuk ramping.
Aku tercegang
saat cambuk itu melonggarkan sendiri dari tangan kanan Eldrie di
hadapan pandanganku dan melingkar di atas batu aspal seperti ular.
Berlawanan dengan rantai kasarku, itu sangat indah dan terbuat dari
jalinan benang perak. Tapi saat melihatnya secara dekat, duri tajam itu
telihat di dalam spiral seolah-olah itu adalah duri dari mawar,
memberikan pandangan berbahaya saat dia bosan pada cahaya bintang.
Mendapat serangan dari benda seperti itu tidak akan berakhir hanya
merobek kulit.
Sebagai tambahan, panjang seluruhnya dari cambuk
yang terlihat itu adalah empat meter paling sedikit. Rantaiku panjangnya
1.2 meter, perbedaan panjangnya lebih dari tiga kali. Sesuatu seperti
taktik serang dan lari tidak akan mungkin dengan ini.
Ketika aku
berdiri sementara masih berkeringat dingin, Eldrie sepertinya telah
mengetahui apa yang ada di pikiranku saat dia dengan cepat mengayun
tangan kanannya. Cambuk itu berputar seolah-olah itu hidup, memukul
aspal batu dengan sekejap.
"Lalu sekarang...untuk menghormati
keputusan kalian untuk melawan Gereja Axiom dan Taboo Index, dan bahkan
melarikan diri dari penjara, izinkan aku untuk melayani kalian sebagai
lawan dengan semua yang aku punya dari sejak awal."
Bahkan tanpa
memberikan aku waktu untuk bereaksi, Eldrie menggunakan tangan kirinya
pada cambuk di tangan kanannya, dan lalu berteriak dengan dingin dan,
suara keras.
"System call!"
Aku tidak dapat memahami sebagian besar dari upacara rumit untuk art itu setelah itu.
Seperti
sihir yang umum di «Alfheim Online», pengucapan berkecepatan
tinggi—dengan kata lain, dengan cepat mengatakan perintah secara terus
menerus—akan mungkin untuk sacred arts di Underworld. Tetapi, saat
kecepatan mengucapkan meningkat, juga meningkat juga kemungkinan membuat
kesalahan di upacara.
Di dalam jangkauan pengetahuanku, orang
yang berperingkat dua paling dapat mengucapkan dalam kecepatan tinggi
adalah Solterina-senpai, sementara yang terbaik adalah Azurika-sensei.
Tetapi pengucapan Eldrie bahkan jauh lebih cepat daripada sensei.
Mengatakan keluar perintah tidak kurang dari tiga puluh kata hanya tujuh
atau delapan detik, dia menyelesaikan itu dengan kata yang tidak
kukenal di telingaku.
"——Enhance armament!"
Enhance itu... untuk memperkuat? Armament itu, erm...
Tetapi,
aku bahkan tidak diberi waktu untuk membalikkan kamus Inggris-Jepang di
dalam otakku. Itu adalah ketika Eldrie dengan santai mengangkat tangan
kanannya, lalu mengayun itu ke bawah di arahku tanpa jeda.
Jarak
diantara kita kira-kira sekitarlima belas meter. Bahkan jika cambuk
orang itu panjang, itu seharusnya tidak akan sampai. Tetapi.
Cambuk
Eldrie memperlihatkan jejak perak di udara dan melebarkan panjangnya
untuk beberapa kali dari ukuran seharusnya, seolah-olah itu terbuat dari
material elastic. Bahkan menembus keterkejutanku, aku secara insting
mengangkat rantai itu diatas kepalaku dengan kedua tangan. Segera
mengikuti itu, hantaman keras menyerangku, jumlah besar dari percikan
putih kebiruan menghujaniku.
"Kuh...!"
Jika aku hendak
menahan ini sementara aku masih berdiri seperti ini, rantai ini akan
terbelah dua. Secara intuisi mengetahui itu, aku merendahkan lututku dan
menghindari cambuk dengan memutar tubuhku ke kanan. Jangle! Ketika
suara goresan kuat terdengar dan cambuk itu keluar dari rantai itu,
menyerang batu aspal itu, itu membuat lubang dalam di sana sebelum
kembali ke tangan knight itu.
Sementara merasakan keringat dingin keluar dari seluruh tubuhku, aku mengeluarkan keluhan dalam saat melihat rantai itu.
"Geh..."
Itu
hanya memotong jauh seluruh bagian dari objek Class 38 ini, rantai yang
dibuat dari spirit-iron ini, dan hampir memotong melalui salah satu
dari mata rantai ini, bukan?
Menghadap aku yang membeku, Integrity Knight itu memperlihatkan senyuman lemah saat dia berbicara.
"Wah...Aku
pikir untuk menebas salah satu dari telingamu, tapi kelihatannya kau
menghindari serangan dari sacred toolku, «Frost Scale Whip», meskipun
kalian melihatnya untuk pertama kalinya. Mungkin ini anggapan untuk
permintaan maaf karena meremehkan kalian untuk hanya sebagai siswa."
Bahkan
jika aku ingin mengatakan sesuatu untuk membalas kata-kata itu yang
dipenuhi dengan ketenangan, mulutku mengeras dan tidak dapat bergerak.
Lawan yang tangguh. Dan melebihi itu. Seseorang yang tanpa sadar membuat cahaya dari lainnya adalah aku.
Integrity
Knight Eldrie Synthesis Thirty-one adalah tipe musuh yang aku tidak
pernah hadapi sebagai lawan sebelumnya, aku mengerti itu sekarang,
meskipun terlambat.
Dunia virtual, Underworld, adalah salah satu
eksperimen dari Rath untuk sebagian besar dan secara tegas berbicara,
di pertarungan ini, kehidupanku—bukan dari Kirito sebagai swordsman,
tapi Kirigaya Kazuto sebagai siswa sekolah menengah atas, tidak ada
dalam bahaya. Bahkan jika leherku ditebas jauh oleh cambuk Eldrie dan
Lifeku berubah menjadi nol, daging dan tubuh asliku tidak akan menerima
luka sedikitpun.
Karena itu, itu tidak dapat dipertimbangkan
saaat dibanding dengan game kematian, SAO, dari ketakutan di
pertarungan. Ketakutan ketika menghadapi bos lantai, monster, atau
mungkin pemain merah yang turun hingga menjadi kegilaan, sensasi seperti
lubang tak berdasar terbuka di bawah kaki kita, berjalan di tali
sempit, adalah salah satu yang mungkin aku akan tidak pernah memiliki
kesempatan untuk mengalaminya lagi, tidak juga aku memiliki keinginan
untuk melakukan itu.
Tetapi, bahkan jika itu telah dipanggil
sebagai game kematian, mayoritas dari pemain di dunia itu adalah net
gamer tanpa ada hubungan dengan ilmu pedang sesungguhnya, termasuk aku.
Orang-orang itu menggunakan status bernomor dan gerakan yang dibantu
oleh sistem, juga sebagai kecepatan reaksi tidak cukup yang hanya, satu,
dua tahun sebagai satu set kartu di permainan mereka untuk pertarungan
hidup atau mati.
Tapi Eldrie itu berbeda. Dia mengakumulasikan
latihan pedang dan belajar art lebih dari sepuluh tahun di dunia ini,
melatih dirinya sendiri menuju batas maksimal. Dia alah benar-benar
swordsman sebenarnya, fisik dan metal. Berbeda dari baik pemain dan
monster yang dioperasikan oleh sistem, jika aku harus menaruh itu dalam
kata-kata, dia seperti penjelmaan sejati dari «rune knight» yang muncul
dari buku fiksi fantasi.
Menguasai skill dan sacred arts jauh
lebih halus daripada tentara goblin di gunung tinggi di ujung dan
memancarkan lebih banyak kekuatan kehendak bahkan daripada head elite
swordsmen-in-training, Raios Antinous dan Uolo Levanteinn, Eldrie
sepertinya melampaui aku di setiap dan semua aspek dari diriku sekarang.
Jika aku hendak melanjutkan pertarungan dengan satu rantai sebagai
senjataku, aku tidak beruntung akan memiliki kemungkinan seratus persen
kalah.
Jika aku hendak menyatakan metode yang layak untuk berjuang di situasi ini, itu akan menjad...
——Bahwa kau itu tidak sendirian.
Itu
terasa seperti seseorang berbicara atas kepentinganku, tapi aku
berbalik pada patnerku yang di belakang seolah-olah aku telah memanduku
di sana dan perlahan berbisik.
"Eugeo. Satu-satunya poin untuk
kesempatan menang adalah fakta bahwa kita memiliki dua orang. Aku akan
menghentikan cambuknya entah bagaimana, jadi kau yang akan menangani
pukulannya."
Tetapi, aku tidak dapat mendengar jelas jawabannya.
Ketika aku mengalihkan pandangan di atas bahku dengan keraguan, wajah
Eugeo menunjukkan ekspresi kagum daripada ketakutan. Mulutnya akhirnya
mulai bergerak, tapi kata-kata yang dia ucapkan bukanlah apa-apa selain
pujian.
"...Apa kau melihat art itu barusan, Kirito? Hebat...Aku
hanya membaca itu di buku kuno di perpustakaan, tapi tidak ada
kesalahan pada itu. Itu adalah «armament full control art»...sacred art
berlevel sangat tinggi untuk menghubungkan dengan kekuatan sesungguhnya
dari senjata itu melalui upacara, membuat kekuatan menyerangnya mewakili
keajaiban dari Tuhan. Itu hanya dapat diharapkan dari Integrity Knight,
huh!"
"Seperti kita berada dalam situasi untuk memuji itu.
...Jika itu dapat memperpanjang jangkauan, dapatkah full control art itu
digunakan pada rantai kita juga?"
"Mustahil, mustahil! Itu
didesain sebagai secret art yang berlevel paling tinggi di gereja,
setelah semua. Disamping itu, sepertinya hanya senjata dengan kelas
sacred tool yang dapat ditargetkan dengan art itu."
"Jadi
lupakan tentang itu. Kita harus melakukan sesuatu dengan senjata yang
kita punya di tangan. Dengar, ketika aku berhasil menahan cambuknya
entah bagaimana, kau akan mengakhirinya. Bahkan jika kau tidak terbiasa
menggunakan rantai, kau mungkin dapat mengayun itu lurus ke bawah
setidaknya."
Aku dua kali mengkonfirmasi dengan Eugeo yang akhirnya menunjukkan ekspresi tegang.
"Persiapkan dirimu. Kita akan mengalahkan kekuatan terkuat dari gereja, Integrity Knight."
"...Aku tahu. Aku mengatakannya, bukan begitu, bahwa aku tidak akan ragu-ragu lagi."
Mengangguk, Eugeo memegang ujung rantai yang melilit di sekitar tangan kanannya juga, dan perlahan melepaskan rantai itu.
Pada
saat kita bertukar pandangan, Integrity Knight itu menunjukkan senyuman
menyegarkan seperti biasa saat dia dengan hati-hati menarik rantai
perak itu.
"Apa kalian telah selesai dengan diskusi kalian,
tahanan? Lalu sekarang, bagaimana kalau bertarung denganku dengan
sedikit kesenangan?"
"...Bolehkah kau benar-benar akan menjadi sesantai itu, sebagai Integrity Knight?"
"Normalnya,
semua yang melawan Gereja Axiom layak untuk mendapat hukuman suci yang
tegas dan kuat... Itu adalah kehendak suci dari pemimpin tertinggi.
Tetapi, aku, juga, knight dengan harga diri dan itu melukaiku untuk
menebas pada orang lemah yang tak berdaya. Karena itu, aku harap kalian
berdua dapat menunjukkan sedikit harga diri dengan membuat bahkan satu
goresan pada armorku setidaknya."
"...Daripada goresan pada armormu, kita akan menghabiskan setengah dari Lifemu dan menghilangkan senyum lebar pada wajahmu."
Menyembunyikan
kegelisahan yang menyebar di hatiku, aku membual, nama, «pemimpin
tertinggi», yang dikatakan oleh Eldrie mengganggu diriku, tapi ini bukan
situasi untuk merenung atas urusan lainnya. Mengayun rantai di tangan
kananku sekali, aku dengan cepat menunjuk tangan kiriku menuju Eldrie.
"System call! Generate thermal element!"
Membayangkan
ruby berwarna merah gelap saat aku meneriakkan perintah itu, cahaya
dari titik api mulai bergerak di ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah, satu di setiapnya. Itu adalah «thermal element» yang berfungsi
sebagai sumber dari art penyerangan bertipe api. Pada saat aku hendak
melanjutkan dan meluncurkan upacara art itu, tapi Eldrie dengan tenang
mengangkat tangan kirinya juga, lima belas meter jauhnya.
"System call. Generate cryogenic element."
Total
berjumlah lima berwarna biru dari «cryogenic elements» untuk melawan
artku telah diciptakan di semua ujung jarinya. Itu tiba-tiba menjadi
kekalahan dalam jumlah angka, tapi aku menghiraukan itu dan melanjutkan
upacara.
"Form element, arrow shape!"
Tiga panah api
telah selesai saat aku menarik tangan kiriku kembali sambil menyebut
itu, membentangkan titik dari cahaya panjang dan sempit. Bentuk yang
berfokus pada kecepatan terbang dan kemampuan menembus. Aku menyebutkan
kalimat teakhir secepat yang aku bisa untuk menghilangkan waktu musuh
bereaksi.
"Fly straight! Discharge!"
Membuat api itu terbang, tiga panah itu membidik Eldrie dan terlepas.
Di
dunia ini dimana pertarungan pedang itu normal, alasan dari keberadaan
dari sacred arts menyerang adalah untuk melawan kekuatan militer dari
tanah kegelapan—atau begitu, yang guru tua di akademi katakan. Dia
mungkin akan pingsan jika dia tahu sihir yang dia ajarkan digunakan pada
Integrity Knight dari semua orang, dengan pemikiran itu di ujung
pikiranku, aku segera berlari juga, mengejar panah api itu.
Di arahku, Eldrie menucapkan upacara art sebaliknya dalam satu nafas.
"Form element, bird shape. Counter thermal object, discharge!"
Lima
titik cahaya biru itu menjadi burung kecil—suatu bentuk yang cocok
untuk menerbangkan pada targetnya—dan membawa dalam simulasi. Dalam
masalah kecepatan, panahku sangat tinggi, tapi burung es itu menang
dalam jumlah. Meskipun itu melewati dua dari itu, ketiga sisanya
mencegat panah api dari satu ke lainnya, menyebarkan baik ledakan api
dan kristal es, mengimbangi dan memadamkan satu sama lain. Gelas wine
yang di bangku itu terlempar jauh oleh dampak ledakan, menghantam
menjadi pecahan di aspal batu.
Di bawah tutpan efek cahaya
menyilaukan, aku mendekat menuju Eldrie dengan berlari cepat. Dengan dua
langkah lagi...satu langkah lagi, dia akan berada dalam jangkauan
rantai—
Tangan kanan knight itu tiba-tiba bergerak dan cambuk
perak seperti ular itu melompat dari tanah. Keunggulan jarak dari
armament full control art itu tidak akan masalah pada jarak seperti ini.
Aku mencoba sebisaku untuk memprediksi lintasan dari cambuk saat itu
menyerang dari lengkungan kananku, menundukkan tubuhku untuk menghindar
sambil mengambil langkah terakhir. —Tapi.
"—!?"
Aku
menelan nafasku pada saat aku melihat itu. Apakah cambuk Eldrie hanya
membelah menjadi dua, dengan ular perak yang baru lahir menelusir keluar
bahkan dari sudut yang lebih tajam saat itu memburuku?
Aku
tidak dapat untuk mengatasi dari serangan itu, setelah melihat pada
jarak hanya beberapa sentimeter, dan cambuk itu memberikan hantaman
keras pada dadaku. Terlempar menuju aspal batu, teriakan serak keluar
dariku.
"Guh...!"
Aku pikir aku telah mempersiapkan
diri, tapi hantaman dari cambuk metal dengan duri tak terhitung tumbuh
di sekitarnya cukup sakit untuk membuat mataku berputar. Melihat dengan
menggeretakkan gigiku, bagian dada dari seragam hitamku benar-benar
sobek bersamaan dengan baju dalamku dan lebih dalam lagi, bekas luka
merah tua yang telihat dari kulit terbuka. Darah berjumlah besar keluar
saat bersamaan, menggambar garis lurus saat itu mengalir ke bawah.
Eldrie tertawa riang, melihat ke bawah padaku yang secara menyedihkan jatuh ke belakang.
"Hahaha,
trik kecil seperti itu tidak memiliki efek pada Frost Scale Whip ini.
Pada kondisi pengendalian penuh, ini jangkauannya dapat mencapai
limapuluh mel ketika membelah diri pada maksimal tujuh. Kau mungkin
mendapat sesuatu jika kau mendapat delapan dengan mendekat menuju aku,
tetapi."
Aku sama sekali tidak ada ketenangan yang tertinggal
untuk merasa kesal dengan ketenangan dan kelakuan sabarnya. Itu adalah
pertama kalinya aku merasakan rasa sakit sebanyak ini bahkan sejak
bahuku telah ditebas oleh pemimpin goblin dua tahun lalu.
Aku
selalu tahu ketahanan pada rasa sakitku yang rendah adalah salah satu
kelemahan utamaku, tapi di Akademi Master Pedang, dimana penggunaan
peraturan berhenti sebelum terkena adalah normal, aku sangat jarang
untuk mendapatkan kedempatan untuk terbiasa dengan rasa sakit. Ada batas
bagaimana hal buruk yang aku bisa dapatkan, setelah mengatakan bahwa
aku akan melakukan sesuatu yang hebat seperti menghentikan cambuk dengan
mempertaruhkan hidupku.
"Fm,mungkinkah itu terlalu tinggi untuk
bagianku setelah semua? Jadi aku akan memberikan kalian sedikit belas
kasihan setidaknya, dan menghilangkan kesadaran kalian dengan satu
serangan halus."
Memproklamirkan itu, Eldrie dengan pelan menarik cambuk perak itu, dan mengambil langkah maju.
Dalam sekejap, Eugeo yang dengan cepat mendekat tanpa disadari, melompat keluar dari bayangan air mancur dengan ekspresi panik.
"Uryaaa!"
Mengeluarkan
teriakan keras yang jarang, dia mengayun ke bawah rantai di tangan
kanannya. Itu adalah hantaman yang aku rasa tidak ada keraguan
dengannya, memikirkan itu pertama kalinya dia menggunakan senjata itu,
dan serangan kejutan juga—tapi meski begitu, itu tidak cukup untuk
menembus pertahanan knight itu. Tangan kanan Eldrie bergerak dengan
cepat hingga itu menjadi kabur, membelah cambuk perak murni menjadi dua
lagi sambil terbang di udara. Satu memukul mundur rantai sementara
lainnya menyerang Eugeo. Dia terliaht terpukul secara habis-habisan di
dada dan sebelum Eugeo bahkan dapat berteriak keluar, dia terjatuh di
air mancur, tercebur dengan percikan yang besar.
Rasa sakit
tajam yang menyiksaku tidak menunjukkan tanda berkurang, tapi aku tidak
dapat membuang kesempatan untuk menciptakan serangan dengan Eugeo yang
mempertaruhkan hidupnya untuk itu. Dalam sekejap saat aku merasa lebih
dari setengah perhatian Eldrie meninggalkanku, aku membangkitkan tubuh
atasku dan melonggarkan objek yang aku pengang di dalam tangan kananku
beberapa detik lalu menuju wajah knight itu.
Tidak seperti
Aincrad dan Alfheim, kebanyakan dari objek di dunia ini tidak akan
langsung menghilang setelah telah dirusak. Itu akan memulai perhitungan
Life baru sebagai pecahan, bagian, atau mungkin bekas.
Bagian
yang rusak memiliki Lifenya, atau dengan kata lain, daya tahan,
berkurang dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari sebelumnya, dan
itu menghilang untuk selamanya tanpa jejak saat itu mencapai nol. Tapi
meski begitu, ada jeda beberapa menit pada akhirnya, sebelum menghilang
sama sekali.
Bahkan jika itu adalah sesuatu yang tak berarti, seperti pecahan dari gelas wine yang rusak.
Pecahan
gelas yang aku lempar menembus kegelapan sebelum matahari terbit dan
terbang menuju mata kiri Eldrie. Sebagai tambahan, itu seharusnya hampit
tidak memantulkan cahaya bintang saat aku menggosok pada darah yang
mengalir dari luka di dadaku tepat sebelum aku melempar itu.
Itu
mungkin bahkan tidak akan sempat untuk sepersepuluh detik saat bagian
itu mengenainya setelah terlihat di pandangannya. Dan meski begitu,
knight itu membalikkan wajahnya ke kanan dengan kecepatan reaksi yang
menakutkan, menghindari serangan langsung pada matanya. Setelah membuat
goresan dekat dengan tulang pipi kirinya, pecahan gelas itu terbang ke
belakang dengan hanya meninggalkan luka dangkal saat itu terbang ke
kegelapan.
"Uoh!!"
Sebelum Eldrie berbalik padaku, aku melompat dengan semua kekuatanku dari meringkuk.
Menghentakkan
kaki ke tanah dua kali, aku memasuki jarak yang dibutuhkan oleh rantai
di tangan kananku. Dengan rantai yang diangkat tinggi-tinggi seolah-olah
itu dibawa oleh bahuku. Mendapati pulih dari saat kegelisahannya,
Eldrie menarik kembali tangan kanannya dan cambuk yang berputar di udara
setelah menghantam Eugeo bergerak untuk menahanku.
Bahkan jika
aku melanjutkan mengayun rantai ke bawah secara pikiran sederhana, itu
mungkin akan berhantaman dengan cambuk dalam keadaan terbaik atau gagal
untuk menerobos pertahanan cambuk yang membelah, membuatku hanya akan
menerima hataman keras lagi dalam keadaan terburuk. Tetapi, aku
mengguncakan ketakutanku dan mengalihkan fokusku pada mataku yang
terbuka lebar dari kilauan ujung cambuk dari latar belakang Eldrie—air
mancur dimana Eugeo terjatuh.
Mengalihkan pandanganmu dari musuh
saat pertarungan adalah larangan utama dari setiap dan semua style yang
diajarkan di Akademi Master Pedang. Ya, itu dapat dikatakan menjadi
semacam «taboo». Karena itu, swordman di dunia ini tidak akan pernah
melakukan itu. Bahkan Integrity Knights bukanlah pengecualian dari
aturan ini.
"Nuh...!"
Dan jadi, Eldrie mengeluarkan
geraman rendah saat dia mengalihkan fokusnya dariku, bahkan jika itu
hanya sekejap. Dia merasa Eugeo yang baru saja dijatuhkan di air mancur
dengan segera berdiri dan mulai membalas serangan. Tetapi, itu, tentu
saja sebuah tindakan kebohongan melalui pergerakan di mataku dengan
keadaan saat ini. Tidak peduli bagaimana kuatnya Eugeo, bahkan dia tidak
dapat dengan mudah untuk bangun setelah terhantam dengan sacred tool.
Cambuk
perak murni terguncang dari lintasannya di udara, menandakan
kebingungan Eldrie. Itu melewati beberapa millimeter diatas rantaiku
tanpa berbenturan. Alasan kenapa aku menyerang dari sini dengan sikap
yang agak sulit untuk mengayun rantai di atas sementara miring ke kiri
adalah untuk sampai sejajar dengan lintasan cambuk, dalam upaya untuk
mengurangi kemungkinan tercegat. Metode yang aku sadari setelah
mendapati pedang kayuku benar-benar terjerat oleh cambuk Rina-senpai.
Tetapi, itu tidak akan bekerja lagi. Ini secara tegas adalah kesempatan terakhir.
"Zeiaaaaa——!!"
Aku menggunakan seluruh tubuhku untuk mengayun ke bawah rantai spirit-iron dengan semua semangat dipikiran dan tubuhku.
Sasaranku
adalah satu tempat diluar dari seluruh tubuh knight itu, kepalanya,
tidak terlindungi dengan armor perak keras. Aku tidak tahu apakh itu
demi meminum wine atau jika dia memandang rendah kami sebagai siswa,
tapi aku tidak terlalu baik untuk menghiraukan pembukaan ini untuk tidak
memiliki peralatan helm. Jika itu rantai berat dan keras ini membuat
serangan langsung pada kepala yang tidak berarmor, dia seharusnya
kehilangan kesadarannya, bahkan jika dia adalah Integrity Knight—
Tapi, sekali lagi, Eldrie menunjukkan kemampuan dan keputusan melebihi dugaanku.
Merenggangkan
tangan kirinya seperti petir, dia menerima bagian rantai yang dekat
dengan ujungnya, tidak dengan punggung tangannya yang dilindungi oleh
sarung tangan besi, tapi dengan apa yang mengintip dari itu, telapak
tanganya yang dengan sarung tangan kulit tipis.
Jika dia
menggunakan punggung tangannya, rantai itu akan berputar dengan itu
sebagai tumpuan dan ujungnya seharusnya akan menyerang kepala knight
itu, bahkan jika itu kehilangan kekuatannya sedikit. Karena itu, pilihan
Eldrie adalah yang benar—tapi kekuatan serangan dari rantai besi Class
38 itu bukanlah sesuatu yang satu buah sarung tangan kulit tipis dapat
tahan.
"Gu......!"
Rintihan yang tertahan keluar dari
knight itu pada saat dia menangkap rantai itu. Telingaku dapat dengan
jelas mendengar suara beberapa tulang di tangan kirinya patah secara
sekaligus. Dia tidak akan dapat menggunakan tanga kirinya untuk
sementara dan dia juga tidak akan melempar sacred tool yang bernama
«Frost Scale Whip» atau sesuatu di tangan kanannya yang di tanah.
Melompat
padanya dan membawa ini ke pertarungan. Aku memulai menggunakan
Serlut-style «martial arts» oleh Rina-senpai. Meskipun tehnik lembut itu
berfokus pada mengunci dan mencekik daripada menyerang, itu dapat
dipikikirkan lebih efektif pada musuh berarmor beratku.
"Masih belum!"
Meneriakkan itu, aku meraih tangan kiri Eldrie yang terluka dengan tangan kosong dan berjalan maju.
"Apa!"
Tetapi.
Bahkan jika dia adalah Integrity Knight terbaru pada nomor tiga puluh
satu, perbuatannya melebihi prediksiku sekali lagi.
Tangan kiri
yang seharusnya telah terluka menggenggam rantai dengan kekuatan dan dia
menariknya dengan semua kekuatan yang bisa dia kerahkan. Awal dari
rantai itu terhubung dengan cincin besi di pergelanggan tangan kananku,
jadi perasaan keseimbanganku telah dihancurkan saat aku terhuyung,
dipaksa untuk berputar menuju arah lainnya. Aku mati-matian mencoba
memperbaiki langkahku, tapi teriakan keras keluar dari Eldrie sekali
lagi—
"Nuuh!!"
Seluruh tubuhku kelihatannya terasa
seperti itu hendak diputar di sekitar. Jika aku membiarkan situasi
seperti seharusnya, aku akan ditempatkan di luar jangkauan rantai
sementara di dalam cambuk. Dan orang itu tidak akan mengizinkanku untuk
mendekat sekali lagi.
Aku secara insting mengganti targetku dari
tangan kiriku dan menggenggam cambuk yang dipegang di tangan kiri
Eldrie, daripada tangan kirinya. «Frost Scale Whip» memiliki jumlah tak
terhitung dari duri yang tajam, tapi itu tidak ada satupun sampai di
satu setengah meter dari genggaman. Aku melilit bagian itu di sekitar
tanganku, membuat itu sulit untuk dilepas.
Dengan ini, selama
Eldrie tidak melepaskan kedua dari cambuk di tangan kanannya dan rantai
di tangan kirinya, dia tidak akan mendapat jarak dariku. Sebaliknya,
jika dia hendak melepaskan hanya rantai ini di tangan kirinya, itu akan
membiarkanku untuk menyerang sebayak yang aku inginkan. Di sisi lain
mungkin telah menyadari itu juga, menahan dengan erat rantai itu sekali
lagi dengan tangan kirinya yang terluka.
Eldrie dan aku terdiam
pada jarak yang pendek yang sekitar satu meter disebabkan oleh dua benda
itu, cambuk perak dan rantai besi.
Itu pasti sangat menyakitkan
untuk menahan rantai dengan tangan kirnya, tapi knight itu menunjukkan
hampr tidak ada ekspresi pada wajahnya, berbisik dengan nada tenang
bahkan sekarang.
"...Kelihatannya bahwa aku harus menarik
kembali opini itu tentang melebih-lebihkan kalian. Aku sama sekali tidak
berpikir bahwa kalian dapat memberikan damage sebanyak ini pada diriku
sendiri."
"...Yah, terima kasih."
Aku sebenarnya hendak
mengatakan lebih dari bantahan, tapi aku tidak ingin membalikkan topik
menuju keadaan luka kita. Setelah semua ketika membandingkan tangan kiri
Eldrie yang patah dan luka parah di dadaku, seseorang yang memiliki
rata-rata pengurangan Life lebih tinggi adalah aku, dengan darah yang
masih mengalir. Jika orang ini telah menyadari itu, dia mungkin akan
memikirkan strategi melanjutkan dengan penguncian ini dan menunggu untuk
kekuatanku untuk menghilang.
...Tidak, mungkin dia telah menyadarinya. Knight itu menggerakkan mulutnya sekali lagi dengan senyuman lemah.
Tapi subjek yang dibicarakan di kata-katanya agak tidak biasa untuk demi mengulur waktu.
"Tapi meski begitu, aku tentu saja menarik perasaan aneh dari déjà vu dari tehnik itu... style itu yang di pertarungan."
"Oh
sekarang...Tapi itu bukan berarti akan menjadi aneh atau apapun itu.
Pernahkah kau bertarung dengan swordsman yang menggunakan Serlut-style
seperti aku sebelumnya?"
"Fm, itu tidak akan dapat dipahami,
tahanan. Seperti yang aku bilang, aku dipanggil ke Dunia Manusia ini
sebagai Integrity Knight sekitar satu bulan lalu."
"......Dengan dipanggil, kau maksud..."
Saat
percakapan itu hendak untuk berlanjut, aku akhirnya menyadari suara
itu. Atau lebih akuratnya, perubahan dari ritme suara yang aku selalu
dengar, bahkan sekarang.
Patung batu dari Terraria, dewi dari
tanah, berdiri di tengah-tengah air mancur di belakang Eldrie. Arus
kecil yang mengalir dari botol yang dipegang oleh patung itu selalu
membuat suara indah saat itu mengalir ke kolam di bawahnya, tapi
sekarang itu bersuara seperti desiran. Ini—adalah sinyal. Satu dari
patnerku, untukku.
Eldrie pasti akan menyadari secara langsung. Aku harus segera mengambil tindakan bahkan sambil melanjutkan percakapan ini.
"...Kau membuatnya terdengar seolah-olah seseorang memanggilmu keluar menuju Dunia Manusia ini."
Jangan
dengar itu, aku segera bertindak, daripada mengatakan itu keluar. Itu
dikatakan, aku tidak dapat benar-benar melepaskan «Frost Scale Whip»
yang melilit di sekitar tangan kiriku. Tapi ada satu hal yang dapat aku
lakukan, untuk menggenggam rantai di tangan kananku—
Dan menarik itu kembali dengan semua kekuatanku.
Sebagai
respon dari gerakan tiba-tibaku, Eldrie menarik rantai itu kembali
sebagai gantinya. Cling! Rantai itu menegang dan segera mengikuti itu,
terbelah menjadi dua di dekat tengahnya. Bagian dalam itu terkikis oleh
cambuk sebelumnya akhirnya rusak di bawah tegangan ini.
"Apa..."
Suara terkejut keluar dari Eldrie seperti yang diduga dan itu terjadi berikutnya. Dalam sekejap posturnya telah melemah.
Seseorang
yang melompat keluar dari air mancur dibelakangnya dengan percikan,
tentu saja, Eugeo. Kembali berdiri dengan kakinya setelah rasa sakit
dari hantaman keras di dadanya, dia telah menunggu untuk kesempatan
untuk menyergap di bawah arus kecil di air mancur tempat dia jatuh.
Pergantian suara dari arus itu disebabkan dia menerima arus air pada
punggungnya.
"Ryaaa!!"
Eugeo mengayun rantai di tangan
kananya ke bawah menuju kepala tak berarmor dari Eldrie sambil
memercikkan tetesan air dari seluruh tubuhnya. Itu adalah setengah detik
yang lalu, ketika kata pendek itu...tidak, perintah itu, keluar dari
mulut knight itu.
"Release recollection."
Aku
betul-betul tidak dapat mengerti sama sekali. Tapi apa yang terjadi
kelihatannya sangat mustahil memikirkan perintahnya sangat pendek,
fenomena yang sangat jauh melebihi batasan dari sacred arts.
Cambuk
perak murni yang digenggam erat di tangan kiriku yang Eldire seharusnya
tidak dapat untuk mendorong maupun menarik tiba-tiba bercahaya dengan
kilauan yang menyilaukan. Badannya bergetar dengan hebat dalam kondisi
itu seolah-olah itu berubah menjadi hidup—itu terentang dengan tenaga
yang kuat.
«Frost Scale Whip» itu menjadi ular yang berkilauan
itu menarik lengkungan indah saat itu terbang di atas kepala Eldrie dan
aku dan menukik pada rantai yang digenggam Eugeo. Tidak, memanggil itu
ular yang tidak selesai berubah lebih jauh lagi. Aku dengan jelas
melihat mata itu, merah seperti rubies, dan rahang itu yang terbuka
lebar pada ujung cambuk.
Menggigit ujung dari rantai itu, ular
itu menarik Eugeo menuju udara bersamanya, melempar dia menuju aspal
batu tepat disampingku. Terjatuh pada punggungnya, Eugeo mengeluarkan
rintihan pendek. Meskipun luka yang diterimanya mungkin jauh lebih
tinggi dari apa yang diberikan padaku, bersama dengan luka di dada yang
dia dapat sebelumnya, patnerku masih mencoba untuk bangun, bertekad.
Tetapi, titik tajam dari pedang yang menyerempet basah, pada ubun-ubun yang berwarna kuning muda sebelum di dapat.
Pulih
dari keterkejutannya, Eldrie melempar cambuk berduri itu ke samping dan
menarik pedang di pinggang kirinya dengan tangan kirinya yang bebas,
mengarahkan itu pada Eugeo. Pedang itu sangat tipis tapi berkilauan
dengan cahaya berwibawa cirri-ciri dari pedang tajam dan memikirkan
bagaimana itu seharusnya merasakan rasa sakit yang menyakitkan hanya
memegang pada pedang itu dengan tangan terluka, knight itu hanya
menunjukkan sedikit kehebatannya di dekat dahinya.
Ular perak
itu yang melindungi tuannya dengan kehendaknya sendiri—Aku tidak dapat
melihat kemungkinan lain—disentuh saat itu merayap dan kembali menjadi
cambuk diam sekali lagi pada ujung tangan kiriku. Kelihatannya,
keajaiban yang dibawa oleh perintah misterius «release recollection»
memiliki efek durasi yang sedikit pendek.
Sehingga, ini adalah jalan buntu sekali lagi.
Eldrie
menyegel jauh tangan kiriku dengan cambuk. Aku telah mendapati setengah
dari rantaiku rusak. Dan Eugeo mendapati gerakannya telah disegel
dengan pedang yang diarahkan di hadapannya. Inisiatif kelihatannya
terletak pada Eldrie yang berhasil menarik pedang, tapi aku berani
mengatakan bahwa dia tidak akan mampu untuk membuat tebasan kuat dengan
tangan itu.
Sebuah periode singkat dari keheningan turun pada
saat bagian dari taman bunga yang udara dinginnya menusuk tepat sebelum
matahari terbit.
Orang pertama yang berbicara kali ini adalah Eldrie lagi.
"...Alice-sama
sangat benar dalam permintaannya untuk penjagaan. Serangan itu yang
tidak memiliki style atau apapun seperti itu...dan bagaimana kalian
melebihi prediksiku. Aku pasti tidak akan berpikir bahwa aku bahkan akan
harus memakai secret move dari «membuka ingatan itu»."
"Ingatan...?"
Setelah mengulangi itu dengan suara pelan, aku akhirnya menyadari kata-kata itu adalah arti dari perintah misterius sebelumnya.
Release
adalah kata untuk membuka dan recollection adalah kata untuk ingatan.
Dengan kata lain, suatu upacara untuk membuka ingatan dari senjata...Aku
rasa?
Ingatan senjata. Aku merasa aku pernah mendengar ungkapan
itu di suatu tempat sebelumnya dan berpikir untuk mencari di dalam
ingatanku sendiri. Tetapi, Eugeo mengungkapkan beberapa kata yang tak
terduga dengan suara dan wajah yang dipenuhi kekaguman untuk suatu
alasan sebelum aku bisa.
"Kau, juga...Kau persis seperti yang aku harapkan, Integrity Knight-dono."
"In-Ini bukanlah waktu atau tempat untuk merasakan tersedat semua. ...Apa yang kau maskud dengan yang aku harapkan?"
Aku
secara tidak sengaja membalas dengan pertayaan meskipun maksudku untuk
menyangkal kata-kata yang kelihatannya dibuat seolah-olah dia tahu
knight ini dari masa lalu.
"Aku pikir aku mendengar nama itu di
suatu tempat bahkan semenjak awal. Aku akhirnya mengingat itu beberapa
saat yang lalu. Kau tahu, Kirito, orang ini adalah— nomor satu dari
swordsman perwakilan dari Kerajaan Norlangarth Utara tahun ini. Dan
juara dari Turnamen Persatuan Empat Kerajaan, Eldrie Woolsburg!"
"Apa......"
Apa yang kau katakan, aku menatap wajah dari Integrity Knight itu tepat satu setengah meter di depanku sekali lagi.
Nomor
satu perwakilan dari Kerajaan Utara. Jadi, dengan kata lain, dia adalah
juara dari Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang yang diadakan sepertiga
terakhir dari bulan ketiga tahun ini. Perwakilan dari Imperial Knight
Order yang mengalahkan Solterina-senpai, perwakilan dari Akademi Master
Pedang, di pertandingan pertama dan Uolo Levanteinn di pertandingan
kedua. Dia adalah orang yang memenangkan Turnamen Persatuan Empat
Kerajaan yang diadakan sepertiga pertama dari bulan keempat dengan
kekuatan pedang yang luar biasa, mendapat kehormatan sebagai swordsman
terkuat di Dunia Manusia tahun ini dan diundang menuju Katedral
Pusat—atau begitu yang aku dengar.
Kalau memang dipikirkan, aku
tidak pernah tahu nama dari pahlawan itu. Tidak ada televisi maupun
radio yang ada di dunia ini dan internet spenuhnya keluar dari
pertanyaan itu, dengan hanya suatu benda yang dapat dilabel sebagai
media berita yakni Koran dinding minggu awal, jadi aku secara tidak
sengaja menemukan pergi menuju papan pengumuman di bangunan utama
akademi akan merepotkan, tapi kelihatannya Eugeo meluangkan waktu untuk
memeriksa itu setiap minggu.
"Rajin, bukankah kau begitu..."
Aku
menghentikan pemikiranku, kebingungan, setelah membisikkan pemikiran
seperti itu keluar tapa sengaja. Jika itu seperti yang Eugeo katakan,
Integrity Knight itu yang dihadapan mataku, Eldrie Synthesis Thirty-one,
adalah juara dari Turnamen Persatuan, Eldrie Woolsburg, bukankah itu
akan menyoroti beberapa keanehan pada kelakuannya?
Aku yakin
Eldrie mengatakan ini beberapa menit yang lalu. Bahwa dia 'dipanggil ke
Dunia Manusia ini sebagai Integrity Knight hanya satu bulan lalu'. Aku
akan mengerti jika dia mengatakan bahwa dia diangkat sebagai Integrity
Knight, tapi... cara dia mengatakannya iru seolah-olah......
"......Apa, yang kau katakan?"
Mendegar
itu tiba-tiba, suara serak, aku mengembalikkan pandanganku dari
patnerku yang ada di kanan, menuju knight yang di depanku. Eldrie—bahkan
telah banyak warna yang telah menghilang dari kulitnya yang sudah
pucat, mata ungunya sekarang menjadi pucat dan terbuka benar-benar
lebar, seolah-olah dia menerima semacam keterkejutan yang luar biasa
tanpa kita sadari. Jejak darah di mulut gemetarnya tertekan keluar dan
kata-kata itu dipaksa keluar darinya.
"Aku..Swordsman perwakilan, Kerajaan Utara...? Eldrie... Woolsburg...?"
Eugeo terkejut dengan mulutnya terbuka lebar pada reaksi yang tak terduga itu, tapi dengan segera mengangguk dan melanjutkan.
"Ya...ya,
itu benar. Aku yakin itu telah ditulis di koran bulan lalu. Pria tampan
dengan rambut ungu...memenangkan setiap pertandingan dalam satu ronde
dengan style ilmu pedang yang luar biasa indah..."
"Tidak...Aku...Aku,
Integrity Knight, Eldrie Synthesis Thirty-one! Aku...tidak tahu dengan
seseorang yang bernama, Woolsburg...!"
"T-Tapi..."
Melupakan bahwa kita masih berada ditengah pertarungan juga, aku melanjutkan untuk itu.
"Meski
begitu, itu tidak terlihat seperti kau telah diangkat menjadi Integrity
Knight bahkan semenjak kau lahir. Bukankah itu namamu sebelum kau
diangkat sebagai knight...?"
"Aku tidak tahu! Aku...Aku tidak tahu!!"
Mengacak-acak rambutnya saat dia berteriak, wajah Eldrie menjadi lebih pucat, cahaya ganjil terlihat di matanya.
"Aku...Aku...menerima
undangan dari pemimpin tertinggi, Administrator-sama...dipanggil ke
tanah ini dari Celestial World sebagai Integrity Knight dan..."
Perkataannya berhenti lalu—
Fenomena itu yang membingungkan Eugeo dan aku bahkan lebih jauh telah terjadi.
Sinar dari cahaya ungu tiba-tiba keluar dari tepat tengah-tengah dari dahi Eldrie yang halus.
"Gu... uh..."
Kekuatan
pergi dari tangan kanan Eldrie saat dia merintih dan aku menatap pada
dahi knight itu, bahkan melupakan untuk melepaskan diri dari cambuk.
Objek berkilauan itu kecil, tanda segiriga terbalik. Tidak, itu bukan
hanya sekedar symbol. Itu secara bertahap naik keluar dari dahi knight
itu. Seperti kristal, transparan, cahaya prisma segitiga itu tersebar
menyilaukan saat itu menonjol keluar sentimeter demi sentimeter.
Garis
tipis dari cahaya keluar bebas bersamaan dengan prisma segitiga. Ketika
irisan terluar mencapai sejauh lima sentimeter, cambuk dan pedang itu
akhirnya tergelincir keluar dari kedua tangannya menuju aspal batu.
Knight
itu mengambil satu atau dua langkah ke belakang dengan tatapan kosong,
bahkan tanpa maksud untuk melihat pada kita, dan lalu berlutut di aspal
batu itu seperti boneka yang talinya dipotong. Gemerlap dari kristal
prisma dari dahinya meninggi lebih jauh dan aku bahkan dapat mendengar
suara gemericing misterius.
Itu adalah waktu untuk bertindak.
—Itulah apa yang aku pikirkan, tapi aku tidak dapat membuat pilihan
langsung pada apa yang seharusnya aku lakukan sekarang.
Itu akan
menjadi serangan yang mudah. Jika aku hendak mengambil pedang knight
itu dari tanah dan menebas lehernya yang tak berarmor, tidak hanya aku
dapat membuat dia tak berdaya, aku dapat mengambil pergi hidupnya.
Itu
juga sangat mungkin untuk melarikan diri secepat yang kita bisa. Dalam
kasus terburuk, jika itu menjadi dorongan untuk kesadaran dari knight
itu kembali, aku menduga dia akan mencoba menyerang dengan kemampuan
sebenarnya kali ini. Serangan kejutan tidak akan bekerja lagi pada
situasi ini dan kita mungkin akan yang kehilangan semua Life kita.
Terakhir,
ada juga suatu pilihan untuk mengawasi keadaan pada apa yang kita lihat
sekarang, meskipun itu akan menjadi yang paling beresiko. Fenomena yang
terjadi tepat dihadapan mata kita tanpa kesalahan berhubungan dengan
inti dari rahasia Integrity Knight...dan juga, Gereja Axiom. Kenapa
Alice kehilangan ingatannya dan mendapatkan kepribadian yang berbeda?
Arti dibalik kata itu, dipanggil, yang Eldrie gunakan? Jika kita telah
melihat fenomena hingga akhir di hadapan mata kita, kita mungkin akan
menemukan penjelasan dibalik teka-teki ini.
Bagaimanapun juga,
Eugeo tidak akan setuju dengan menebas Eldrie sementara dia tidak dapat
melawan. Dan bahkan jika kita lari dari sini, itu bukanlah masalah mudah
untuk melarikan diri dari labirin taman mawar ini.
Jika memang
begitu, mari lanjutkan untuk melihat sambil mempertahankan kewaspadaan
kita. Menyimpulkan itu, aku merangkak menuju knight yang berlutut itu,
sebelum itu terjadi.
Saat aku berpikir cahaya dari prisma
segitiga yang bersinar itu yang menonjol dengan ukuran seluruhnya lima
sentimeter dari dahinya akan segera menghilang saat itu berkedip-kedip,
itu berbalik dan mulai untuk masuk ke dalam dahinya lagi.
"Ugh..."
Aku
secara insting menggigit mulutku. Setelah semua, aku telah
mengantisipasi bahwa sesuatu pasti akan terjadi ketika prisma segitiga
itu secara seluruhnya tertarik ke dalam.
"Eldrie! Eldrie Woolsburg!"
Ketika
aku meneriakkan itu, kristal itu berhenti untuk sesaat, tapi dengan
segera mulai bergerak sekali lagi. Nama sebelumnya tidaklah cukup untuk
membawa fenomena ini menjadi kesimpulan. Lebih banyak «ingatan» yang
pasti dibutuhkan.
Aku berbalik menuju patnerku dengan matanya
yang terbuka lebar di sampingku dan berteriak dengan suara tegas dengan
firasat itu dipikiranku. "Eugeo, apa kau masih punya suatu hal untuk
Eldrie!? Apapun boleh, buatlah orang ini mengingat lebih banyak dari
ingatannya!"
"E-Erm..."
Dia mengerutkan dahinya untuk sesaat, tapi Eugeo dengan segera mengangguk.
"Eldrie!
Kau adalah anak dari jendral Imperial Knight Order, Eschdol Woolsburg!
Nama ibumu adalah...mari kita lihat... Almera, ya, namanya adalah
Almera!"
"......"
Mulut dari wajah kosong dari Integrity Knight itu perlahan bergetar dengan sekejap.
"Al... me... ra......"
Suara
lemah keluar dari dia sementara cahaya dari prisma segitiga itu
bertambah dengan cepat. Tetapi, apa yang membuatku terkejut lebih jauh
adalah air mata yang besar, diam-diam meluap dari mata yang lebar
knight. Dan suara yang sangat pelan itu keluar sekali lagi.
"......I...b......u......"
"Itu benar...ingatlah, semuanya!"
Aku mencoba untuk mengambil satu langkah maju saat aku berteriak.
Tetapi, aku tidak dapat. Don! Hantaman keras membuat tanah itu bergetar dan aku terjatuh ke depan.
Aku
hanya menyadari rasa sakit, cukup kuat untuk menutup mataku, setelah
aku melihat ke bawah dan menyadari satu buah anak panah menembus dalam
ke kaki kananku.
"Guah!"
Tidak kuat untuk menahan itu,
aku meneriakkan teriakan pendek. Memegang pada anak panah berwarna
perunggu dengan kedua tanganku sementara terengah-engah dan menariknya
dengan semua yang aku punya, aku hampir kehilangan kesadaranku sementara
diserang oleh rasa sakit yang beberapa kali lebih banyak dari
sebelumnya, tapi menahan itu dengan menggeretakkan gigiku.
"Kirito! A-Apa kau..."
Aku
menggenggam rantai yang tergantung dari tangan kanan Eugeo tanpa
mendengar akhir dari perkataan itu dan lalu menarik itu dengan semua
kekuatanku.
Whoosh, don! Suara keras itu terdengar dan dua anak
panah menembus melalui tempat dimana Eugeo berada sebelumnya. Aku
melihat ke arah langit sementara melompat ke samping dengan rantai yang
masih di tanganku.
Aku melihat satu naga terbang yang perlahan
berputar disekitar atas latar belakang langit berbintang, dengan tanda
matahari terbit yang muncul tanpa kita sadari. Aku entah bagaimana dapat
melihat sosok manusia yang duduk diatas pelana punggung naganya jika
aku berkosentrasi. Tidak ada kesalahan bahwa itu adalah Integrity
Knight—tapi itu menembak dengan ketepatan yang mengejutkan, melihat saat
sisi lain menargetkan kita dengan busur sambil menaiki naga terbang,
tidak perlu dibilang jaraknya.
Bahkan tanpa memberikan waktu aku
untuk memikirkan itu, knight yang menunggangi itu menarik busur yang
besar. Aku dengan ketakutan menendang tanah dengan kaki kananku yang
terluka. Dua anak panah menembus pada aspal batu tepat di depan mataku
tanpa menunda sesaat.
"In-Ini sangat buruk."
Aku
bergetar sambil menggenggam rantai Eugeo. Itu adalah pertama kalinya aku
telah diserang oleh panah dan anak panah di dunia ini. Bahkan Walking
Tactics Manual, Solterina-senpai, hanya terbentang sejauh menggunakan
pisau lempar sebagai senjata proyektil, jadi aku merasa serangan jarak
jauh tidak cocok untuk sifat dari swordsman di Underworld, tapi itu
kelihatannya apapun boleh untuk Integrity Knights.
Aku tidak
dapat mengalihkankan pandanganku sama sekali dari naga terbang, jadi aku
membayangkan sekitarku di pikiranku, tapi tidak ada satu tempatpun yang
dapat melindungi kedua tubuh kita. Bahkan jika kita hendak masuk ke
semak-semak mawar yang melilit pagar perunggu, kita mungkin akan tidak
dapat menyembunyikan diri kita seluruhnya. Di samping dari itu, hanya
ada satu cara—
"Tidak ada pilihan lain selain lari! Lari jika kau dapat menghindari anak panah berikutnya!"
Membisikkan itu setelah berbalik dari Eugeo, seluruh tubuhku menjadi tegang untuk mempersiapkan diri dari anak panah.
Tetapi,
Integrity Knight yang baru itu menghentikan tembakan untuk sementara
waktu dan naga terbang itu mulai berputar saat itu turun. Suara keras
terdengar dari plaza air mancur beberapa detik kemudian.
"Kriminal, jaga jarak kalian dari Integrity Knight Thirty-one!"
Saat
melihat sekilas pada Eldrie secara insting, prisma segitiga yang hampir
jatuh darinya setelah semua masalah kita telah kembali ke dahinya.
"Aku
dapat mengampuni kalian tidak lebih lama lagi, untuk usaha menyedihkan
kalian pada membujuk Integrity Knight yang terhormat menjadi rusak! Aku
akan menembak menembus empat anggota tubuhmu dan mengirim mengembalikan
kalian ke penjara!"
Sebuah sinar samar-samar dari cahaya
matahari terbit bersinar dari timur pada saat itu, menerangi naga
terbang itu di langit. Integrity Knight yang menaiki itu seluruhnya
ditutupi oleh armor perak, berat, kelihatan seperti Eldrie, dan membawa
busur besar dari besi merah di tangan kirinya. Itu terlihat seperti
sacred tool sama seperti «Frost Scale Whip». Kita hanya akan tahu apakah
tembakan tepat yang hebat itu disebabkan oleh «full control art» atau
menunjukkan kemampuan sebenarnya dari knight itu mulai dari sekarang..
Knight bertubuh besar itu berbicara tidak lebih dan menaruh empat anak panah pada panah merah pada saat yang sama.
"La... ri!"
Itu
sudah tidak akan mungkin menghindar tembakan setelah mengkonfirmasi itu
melalui penglihatan dengan jarak sependek ini. Aku berlari dengan semua
yang aku punya sambil memegang rantai Eugeo. Aku dapat merasakan rasa
sakit yang hebat dari luka di dada dan kaki kananku setiap langkah, tapi
aku tidak dapat secara mudah berhenti di sana. Eugeo mengikuti di
belakang dengan terdengar, nafas paniknya.
Aku telah berpikir
untuk melarikan diri kembali ke penjara bawah tanah dimana kita pertama
kali berada, tapi bahkan jika kita dapat menghindari tembakan dengan
cara itu, itu bukanlah solusi untuk masalah yang dihadapi. Aku berlari
menuju gerbang selatan di plaza, mengetahui bahwa itu akan berakhir jika
kita berakhir menuju jalan buntu di dalam labirin.
Sebelum kita dapat mengambil banyak daripada sedikit langkah, beberapa suara keras berulang-ulang terdengar dari belakang.
"Uowaah!"
Tanpa
yakin apakah seruanku adalah teriakan atau seruan perang, aku menaruh
seluruh fokusku untuk berlari. Meskipun pagar yang berdiri di kedua sisi
dari pintu masuk yang menyembunyikan kita tergantung dari sudutnya,
kita tidak dapat membantu selain menunjukkan diri kita di persimpangan
jalan dan beberapa anak panah akan dengan segera memenuhi sekitar kita.
"Berapa banyak anak panah lagi yang knight itu punya!"
Meneriakkan itu karena jengkel dan kebingungan, Eugeo yang berlari di belakang menjawab dengan jujur.
"Itu tertembak lebih dari tiga puluh setelah satu yang barusan, itu hebat!"
"Ini bukanlah suatu MMO setengah jadi…Maaf, lupakan itu!"
Itu
kelihatannya aku telah kehilangan kemampuan menujuk arahku. Tapi aku
dapat merasakan tarikan di dekat dahiku sewaktu-waktu mendekati
persimpangan untuk suatu alasan, jadi aku berbelok ke kiri dan ke kanan
menurut itu sementara melanjutkan berlari dengan semua yang aku punya.
Itu terlihat seperti kita entah bagaimana menjaga jarak secara tetap
dari naga terbang untuk sekarang, tapi tidak ada yang bisa dilakukan
jika kita berakhir ke jalan buntu bahkan untuk sekali—
Tidak ada
yang bisa dilakukan dengan pikiran negative atau seperti itu yang
terpikir di pikiranku, tapi saat aku berbelok ke kiri pada pertigaan
yang kesembilan, efek dari perlindungan suci misterius akhirnya
berakhir. Jalan itu berakhir dengan tak berperasaan jalan buntu sepuluh
meter ke depan.
Sekarang karena itu berakhir seperti ini, tidak
ada cara lain selain menerobos pagar metal dengan rantai di tangan
kananku, mengurangi Lifenya hingga setengah setelah itu rusak, tapi
prioritasnya sangat dekat dengan rantai itu saat aku mengecek
sebelumnya. Kesempatan untuk menghancurkannya dengan satu serangan
sangatlah rendah.
Tetapi, sudah tidak ada pilihan yang lain.
Mengumpulkan tekadku, aku hendak menyerahkan semua itu ke nasib dan
mengayunkan tangan kananku ketika itu terjadi.
"Oi, larilah ke sini!"
Mendengar suara itu yang datang dari suatu tempat, aku terjatuh saat
aliran pikiranku berhenti dengan sekejap. Setelah semua, sebaliknya
ciri-ciri dari cara berbicara orang tua yang menggunakan 'larilah ke
sini', suara itu sangat jelas adalah gadis muda.
Ketika aku
menggerakkan pandanganku melalui sekitarku sementara memperlambat, Aku
melihat pintu yang tidak kusadari di sisi kanan pagar di depan.
Seseorang yang memanggil dengan tangannya dari sana sementara wajahnya
mengintip keluar adalah seseorang tidak dapat dideskripsikan selain
gadis berumur sepuluh tahun seperti yang diharapkan, mengenakan topi
hitam besar.
Kecil, kacamata bulat pada hidung berkilaunya di
cahaya dan gadis itu menghilang melalui sisi lain dari pintu. Aku sesaat
terbingung apakah ini adalah jebakan atau bukan. Tapi hampir seluruh
dahiku telah ditarik maju dengan kekuatan yang lebih besar dari waktu
itu. Seolah-olah itu memarahiku, 'Apa yang kalian lakukan, cepatlah dan
segera masuk!'.
Eugeo dan aku terjatuh menuju kegelapan jauh di dalam pintu dengan tidak sadar.
Bagian 3
Jauh di dalam pintu ada ruangan dengan jauh melebihi harapanku.
"Waaaah!?"
Aku
berguling ke depan melewati udara sebanyak tiga kali sementara teriakan
memalukan itu keluar dariku. Tepat setelah itu, aku terjatuh pada
punggungku di tanah yang sedikit elastis. Setelah pantulan yang besar
berikutnya, aku menabrak pada tanah dengan belakangku kali ini juga.
Eugeo
dengan segera terjatuh disampingku dengan cara yang sama. Kita berdua
menggelengkan kepala berkali-kali dan lalu menatap area sekitar saat
memperoleh indra keseimbangan kita.
".........Apa?"
Ucapan
Eugeo yang seperti biasanya benar-benar dapat dimengerti. Kita
seharusnya benar-benar telah melewati pintu terbuka di pagar taman
mawar. Dengan demikian, tidak ada apapun selain labirin sebelumnya yang
dapat berada di sisi lainnya.
Tetapi, dinding dan langit-langit
yang mengelilingi koridor dimana kita duduk sekarang telah ditutupi
dengan papan kayu yang antik dengan lantai kayu juga. Elastis yang aku
rasakan ketika aku jatuh disebabkan oleh papan di bawah. Life kita akan
jauh lebih berkurang jika itu adalah aspal batu seperti di taman mawar.
Koridor
itu terus berlanjut untuk sepuluh meter atau seperti itu dengan cahaya
orange berkedip pada bagian akhirmya. Bahkan udara di sekitar berubah
dari dingin dan lembab dari udara malam yang kita rasakan sebelumnya
menjadi dipenuhi dengan bau kering yang mengingatkan kertas yang pernah
dipakai.
Cukup dimana ini sekarang...atau seperti itu aku pikir,
sebelum aku mendengar suara logam dari atas, dibelakangku. Sebuah
tangga yang sangat curam terlihat dipandanganku saat berbalik arah,
dengan pintu kecil dan seseorang yang pendek terlihat di atasnya.
Aku
bahkan telah melupakan cambuk yang menebas dadaku dan anak panah yang
menembus kaki kananku, bangun dengan terhuyung-huyung dan hati-hati
menaiki tangga kayu. Pintu yang terlihat di pandanganku seharusnya telah
terbentuk oleh pintu perunggu sebelum kita melewati itu, tapi itu
sekarang adalah kayu seperti dinding dan lantai. Tetapi, sebaliknya
dengan koridor antik, itu pintu itu sendiri telah dibuat dari kayu biasa
yang baru untuk suatu alasan.
Tiga langkah jauh dari atsa,
bayangan dengan punggung yang menghadap kita dengan cepat mengangkat
tangan kanannya seperti memerintahku. Tangan itu yang memegang
sekelompok kunci yang terlalu besar dari kuningan, memberikan kesan
bahwa itu baru saja ditarik dari lubang kunci yang memiliki besar yang
sama. Aku percaya suara logam beberapa detik lalu adalah orang ini yang
mengunci pintu itu.
"...Erm..."
'Dimana tempat ini dan
siapa kau?', aku menyadari suara pada saat aku hendak menanyakan
pertayaan itu. Suara dari beberapa mahluk kecil dan merayap kaku
disekitar, bergemerisik dan berderit langsung pada sisi yang lain dari
pintu terkunci itu. Merindingku berdiri pada kulit di tanganku.
"...Selesai untuk menemukannya, huh. Pintu belakang ini sudah diketahui di luar."
Orang
misterius ini bergumam, terdiam, dan menggerakkan tangan kanannya
sekali lagi seakan menyuruhku untuk ke depan. Aku dengan enggan
menyimpan pertanyaanku dan menuruni sepenuhnya menuju koridor sekali
lagi.
Eugeo telah berdiri dengan kakinya ketika aku kembali ke
sampingnya, dan saat hendak berbalik, orang misterius itu sudah hampir
selesai untuk turun.
Sepertinya tidak ada satupun penerangan
apapun selain cahaya di ujung koridor yang samar-samar menyinari jalan
ini di sekitar kita, aku tidak dapat melihat selain dari bayangan. Topi
yang membumbung tinggi di kepalanya dan jubah seperti penyihir menutupi
sosok kecil itu. Sekelompok kunci di tangan kanannya dan tongkat yang
lebih panjang dari tingginya di kirinya.
Tongkat itu— tongkat
sihir itu seperti berbalik ke arah kami dan mengayun lagi, seolah-olah
ingin mendorong kita. Dan secara bersamaan, suara.
"Ya ampun, kalian hentikan membuang-buang waktu dan segera masuk! Tempat ini akan segera hancur bersama dengan jalan masuk!"
Ini
bukanlah apapun selain gadis muda saat aku berpikir seperti itu, tapi
dia entah bagaimana memancarkan aura kesungguhan lebih banyak daripada
Azurika-sensei dari Akademi Master Pedang, dan Eugeo dan aku berjalan
menuju cahaya dengan panik. Keluar dari koridor pendek dalam waktu
singkat, kita keluar menuju lokasi aneh.
Itu sangat luas,
ruangan berbentuk kotak. Banyak lampu telah dipasang pada dinding,
dengan api hangat yang berwarna berkelap-kelip. Tidak ada apapun yang
dapat dikatakan sebagai perabotan, dengan hanya sebuah, pintu kayu tebal
itu terlihat di pada dinding yang berlawanan.
Lebih dari
sepuluh lorong seperti ini yang kita lewati telah berbaris pada tiga
dinding lainnya. Menilai dari salah satu tempat yang terlihat di samping
kami, aku melihat tangga dan pintu kecil pada akhirnya seperti yang
diduga.
Saat Eugeo dan aku melihat melalui sekeliling kita,
gadis berjubah yang mengikuti di belakang berputar dan menaikkan
tongkatnya menuju koridor.
"Di sana."
Itu lucu—atau mungkin, teriakan keras disertai gelombang cepat.
Aku
merasa tidak akan ada lagi kejutan yang besar, tapi fenomena berikutnya
membuat kita tercegang sekali lagi. Dinding kayu yang disebelah kiri
dan kanan telah di dorong keluar satu demi satu dari sisi terjauh dari
kita saat itu membuat suara benturan, dan menyebabkan goncangan saat itu
tergabung bersama, bukankah begitu?
Koridor dengan panjang
sepuluh meter telah tertutup hanay beberapa detik dan pada akhirnya,
hanya dinding polos yang tersisa setelah dinding yang melebar itu dari
atas, bawah, kiri dan kanan bertemu. Tidak ada jejak bahwa koridor itu
pernah ada disana beberapa saat lalu, bahkan tidak ada lekukan.
Bahkan
jika itu adalah sacred art, itu seharusnya dapat dipikirkan sebagai
berskala besar, berlevel tinggi. Pengucapan panjang untuk upacara dan
high system access authority seharusnya dibutuhkan untuk menggerakkan
gabungan kelompok dari semua objek itu. Bagian yang mengejutkan adalah
gadis misterius itu menjalankan itu semua dengan satu teriakan, "Di
sana.". Bahkan sejak awal, dia bahkan tidak mengucapkan satu kata dari
'system call'. Tidak perlu dibilang bagaimana bahwa satu kata itu harus
diucapkan duluan setiap dan semua sacred art tanpa perkecualian, menurut
ajaran akademi.
"Hmph."
Gadis itu membuat desahan
lembut melalui hidungnya dan saat menusuk tongkatnya ke tanah
seolah-olah dia benar-benar digunakan dalam situasi seperti ini, dia
akhirnya berbalik pada kita.
Mengambil pandangan lain padanya di
pencahayaan cukup, dia kelihatannya muda, seperti boneka, gadis manis.
Jubah hitam dengan beludru yang berkilauan dan topi besar terbuat dari
material yang sama membuat dia terlihat lebih seperti pelajar yang lebih
tua daripada penyihir, tapi rambut coklat, keritingnya menyembul dari
ujung topinya dan kulit putih itu memberikan cahaya muda.
Ciri-ciri
yang paling mencolok dari gadis ini adalah matanya. Matanya, dibatasi
oleh bulu mata panjang, di luar kacamata bulat itu yang dengan anggun
dikenakan di hidungnya berwarna coklat seperti rambutnya, tapi itu entah
bagaimana memberikan kehadiran luar biasa dari pengetahuan dan
kebijaksanaan. Hanya dengan melihat mata itu membuat perasaan
seolah-olah mereka telah terhisap pada kedalaman dengan tidak ada akhir
yang pasti. Itu benar-benar mustahil untuk memprediksi apa yang dia
pikirkan melalui mereka.
Bagaimanapun juga—Gadis ini pasti telah
menyelamatkan kita dari serangan Integrity Knight, jadi mari menyatakan
rasa terima kasih, aku pikir saat aku menundukkan kepalaku.
"Err...Terima kasih karena menyelamatkan kami."
"Aku belum pernah melihat jika kalian akan layak untuk seluruh keributan ini, walau begitu."
Ini
pasti yang dimaksud dengan menjadi kurang sopan. Aku telah belajar
bahwa itu akan lebih baik untuk meninggalkan negosiasi dengan wajah yang
tidak kukenal pada Eugeo dari pengalaman yang kita dapat selama
berpetualang, jadi aku menyenggol dia untuk menanggung beban percakapan
dengan sikuku.
Didesak untuk maju, Eugeo memberi tundukan dengan rambutnya yang masih basah dan lalu memulai dengan perkenalan diri.
"Yah...Senang
bertemu denganmu, namaku adalah Eugeo dan ini Kirito. Terima kasih
banyak untuk bantuanmu. Err...Apa kau tinggal di ruangan ini?"
Kelihatannya
patnerku sedikit terbingung juga. Gadis itu membuat ekspresi terdiam,
dan lalu mengangkat penahan kacamatanya sebelum dia menjawab.
"Bagaimana itu bahkan dapat menjadi masalah untuk sekarang. ...Masuklah."
Membuat
suara dengan bagian bawah dari tongkat, dia berbalik menuju pintu besar
pada dinding di depan dan mulai berjalan. Kita mengikutinya dengan
bingung, melihat pintu itu terbuka dengan sendirinya dengan satu ayunan
dari tongkat, dan memenuhi tugasnya untuk membuat kita terkejut lagi.
Setelah
melewati pintu setelah gadis itu, Eugeo dan aku menghubungkan pukulan
lainnya menuju jumlah dari waktu kita telah terkejut bahkan semenjak
kita memasuki tempat misterius ini dan berdiri dengan kekaguman.
Itu adalah pemandangan yang tidak masuk akal. Jika aku menyatakan itu dalam satu penyebutan—ruangan perpustakaan super besar.
Di
dunia yang seluruhnya terdiri dari «rak buku dan buku» tersebar tak
terbatas. Seluruh ruangan berbentuk seperti silinder, tapi banyak
lapisan anak tangga dan koridor telah dibuat di permukaan dinding,
dengan berjuta dari berjuta rak buku itu berbaris pada satu sisi atau
kedua sisi. Jarak antara lantai dimana kita berdiri sekarang dan kanopi
di sisi lain dari serambi yang panjang itu terbentang seperti labirin
bertingkat yang dengan mudah mencapai empat puluh meter setidaknya. Itu
mungkin akan menyerupai dengan bangunan tingkat sepuluh di dunia nyata.
Aku bahkan tidak dapat memperkirakan jumlah total angka dari buku yang
tersimpan di rak buku.
Tidak peduli bagaimana aku berpikir
tentang itu, tidak ada bangunan apapun yang mampu untuk memuat ruangan
perpustakaan ini di taman mawar itu. Sementara menatap ke atas kanopi
yang tenggelam dalam kegelapan lemah, aku bertanya dengan suara serak.
"Apa...Apakah ini sudah berada di dalam Katedral Pusat?"
"Kau dapat mengatakan itu, tapi itu tidak sebenarnya benar."
Aku menyadari suara gadis ini terdengar sedikit puas pada nadanya.
"Karena
aku telah menyingkirkan pintu aslinya, Ruangan Perpustakaan Besar ini
telah ada di dalam katedral, tapi itu tidak semua orang lain dapat
memasukinya. Tidak tanpa undangan dariku, seperti itu."
"Ruangan... Perpustakaan Besar...?"
Eugeo bergumam, masih tercegang saat dia melihat sekitar.
"Ya,
tempat ini menyimpan catatan dari semua sejarah semenjak penciptaan
dunia ini, struktur rumus dari semua yang ada, dan semua system commands
itu yang kalian namakan sacred arts."
......System commands, dia bilang!?
Aku
tidak dapat segera mempercayai apa yang telingaku telah dengar dan
melihat dengan teliti pada wajah gadis itu. Kata yang keluar dari
mulutku yang setengah terbuka, yang terucap sendirinya.
"Si...Siapa kau... sebenarnya?"
Lalu
gadis itu, dengan senyuman yang dapat dikatakan bahwa dia mengerti
keterkejutan yang aku rasakan dan alasan dibaliknya, mengatakan namanya.
"Namaku adalah «Cardinal». Aku adalah seseorang yang pernah
mengatur dunia sekali dan sekarang bekerja sebagai satu dan satu-satunya
penjaga perpustakaan di Ruangan Perpustakaan Besar ini."
—Cardinal.
Sejauh yang aku tahu, nama itu memiliki tiga arti yang berbeda.
Pertama, posisi berangking tinggi di Gereja Katolik di dunia nyata. Mereka dipanggil suukikyou dalam Bahasa Jepang.
Kedua,
nama burung dari keluarga Fringillidae. Shuujyoukoukanchou dalam Bahasa
Jepang, bulu yang tumbuh di seluruh tubuhnya, merah tua seperti uskup
cardinal Katolik, sumber dari namanya.
Dan ketiga—program
autonomous berfungsi tinggi yang dikembangkan oleh Kayaba Akihiko untuk
menjalankan game VRMMO, «Cardinal System». Versi pertamanya telah
digunakan di SAO, secara luar biasa mengatur keseimbangan di balik
penyebaran mata uang, item dan monster di dalam Aincrad, membungkus
player seperti kami di jari kecilnya.
Kayaba memindai otaknya
sendiri dengan prototype STL dan mati setelah SAO telah selesai, tapi
dia menyusutkan Cardinal System dan menyusun «The Seed», paket
pendukungan pengembangan VRMMO umum sebelum itu.
The Seed telah
dikirim untuk berkembang jauh dan luas pada internet dengan keinginan
dari program pemikiran replika yang ditinggalkan oleh Kayaba di ruang
digital dan berakhir mengatur Gun Gale Online dan banyak game lainnya.
Aku memiliki campur tangan dalam membagi kembali secara bebas untuk The
Seed juga dan merenungkan motif sebenarnya dari Kayaba digital, tapi aku
tidak dapat mencapai kesimpulan yang memuaskan pada akhirnya. Aku ragu
bahwa orang dari semua orang itu akan membuat pengembangan lingkungan
yang benar-benar gratis hanya karena alasan seperti menebus untuk
insiden SAO, tapi...
Bagaimana pun juga, apakah gadis ini yang ada di depan mataku sekarang adalah Cardinal System dalam bentuk manusia?
Itu
akan benar-benar mungkin bahwa dia adalah artificial fluct light dengan
posisi tinggi di Gereja Axiom dengan nama, «Cardinal». Tapi gadis ini
pasti telah mengatakan dia pernah sekali «seseorang yang mengatur»
dunia. Bukan yang memimpin atau memerintah, tapi yang mengatur,
Cardinal.
Tapi kenapa Cardinal System ada di dunia ini? Apakah
Underworld disusun bersama dengan memanfaatkan The Seed? Bahkan jika
memang begitu, kenapa sistem pengatur yang seharusnya bekerja seluruhnya
di latar belakang, «tangan tak terlihat dari Tuhan», mengambil bentuk
manusia? Tidak seperti «Yui», program penyuluh, Cardinal seharusnya
tidak memiliki kemampuan untuk berbicara dengan player itu sendiri.
Saat
aku masih berdiri diam, bermain dengan pertanyaanku tanpa akhir yang
aku punya, Eugeo berbicara dengan nada bergetar di sampingku, mungkin
terhantam dengan keterkejutan pada caranya juga.
"Semua...sejarah...? Sejarah berdirinya dari empat kerajaan semuanya ada di sini...?"
"Itu
bukanlah semua dari semuanya. Bahkan sejarah dari penciptaan dunia dari
dewi, Stacia dan Vector, pembagian itu menjadi Dunia Manusia dan Dark
Territory semuanya tercatat di sini."
Eugeo pencinta sejarah
membuat wajah seolah-olah dia hendak pingsan sementara menggelengkan ke
kiri dan ke kanan pada perkataan gadis itu. Gadis misterius itu yang
memiliki nama Cardinal, mendorong kacamata di hidungnya dengan senyuman
agak nakal.
"Ceritaku akan membutuhkan beberapa waktu, jadi
bagaiamana kalau sedikit makanan dan istirahat sebelum itu? Jika kau
mau, kau bahkan dapat membaca buku di rak buku itu. Yang manapun kau
suka, sebanyak yang kau suka."
Di sana, dan dengan ayunan
tongkatnya, meja lingkaran, kecil muncul dari lantai pada sisi itu
seolah-olah itu menonjol keluar. Piring di atas meja itu berisi
sandwiches, manjuu, sosis, kue gorengan dan sebagainya, dengan banyak
uap yang naik.
Itu memaksa dorongan kepada perut kita, dengan
hanya meneguk sup berair dan memakan roti sekeras batu dari kemarin
malam, tapi itu kelihatannya Eugeo merasa bersalah untuk menikmati makan
atau membaca buku sementara dalam misi penyelamatan Alice. Dia melihat
ke arahku dengan emosi bertentangan, jadi aku mengangkat bahuku dan
mengeluarkan perkataan yang terdengar sedikit seperti alasan.
"Memikirkan
bagaimana sulitnya bertarung dengan Eldrie ketika dia sendiri, itu
menjadi mustahil untuk menerobos jika kau menambahkan Integrity Knight
pemegang busur yang menaiki naga terbang itu. Mari istirahat sebentar
dan mengubah taktik kita. Tempat ini kelihatannya aman dan Life kita
naik sedikit demi sedkit, setelah semua."
"Ya, karena ada jimat
yang dipasang di atasnya, luka itu akan dengan segera sembuh juga jika
kau makan. Sebelum itu, kalian berdua, ulurkan tangan kanan kalian."
Eugeo
dan aku dengan patuh mengulurkan tangan kanan kita yang terkekang pada
kata-kata gadis itu yang tidak memberikan pilihan untuk menolak. Dengan
dua ayunan dari tongkat itu padanya, cincin besi kuat itu rusak dengan
terlalu mudah, terjatuh ke tanah dengan rantai.
Eugeo
kelihatannya bahkan lebih menentang sementara mengusap pergelangannya
itu yang memperoleh kebebasan setelah kurang lebih dua hari penuh, tapi
tiba-tiba mengeluarkan bersin keras. Memikirkan kembali dari itu, dia
terjatuh ke air mancur dengan kepala pertama saat bertarung dengan
Eldrie dan seluruh tubuhnya telah basah kuyup. Jika begini, kemungkinan
status buruk dari flu akan dijatuhkan padanya sangat tinggi.
"...Itu
kelihatannya kau akan lebih baik untuk menghangatkan tubuhmu sebelum
segera makan. Itu mungkin sempit, tapi ada kamar mandi yang layak pada
akhir dari koridor di sana, jadi pergilah. Makanan dan buku tidak akan
lari."
Mungkin dia pikir bahwa dia seharusnya tidak boleh untuk tidur di sini, jadi Eugeo akhirnya mengangguk minta maaf.
"...Terima
kasih banyak, dengan baik hati membolehkan saya untuk menerima tawaran
anda lalu, Ca... Cardinal-san. Erm... kira-kira dimana buku yang
mencatat penciptaan dunia?"
Cardinal mengangkat tongkatnya, dan
lalu menunjuk sudut dengan yang tampak lebih penuh dengan set dari rak
buku besar, sedikit lebih tinggi.
"Galeri dari sejarah berada di atas tangga itu."
"Terima kasih banyak! ...Jadi, aku mohon permisi dulu."
Memberikan tundukan singkat, Eugeo bersin sekali lagi sebelum dia dengan cepat menghilang menuju koridor di antara rak buku.
Cardinal melihat dia pergi dari belakang dan berguman dengan bisikan.
"...Sayangnya,
catatan dari penciptaan dunia di sini ditulis oleh juru tulis,
sebagaimana ditentukan oleh pemimpin tertinggi dari Gereja Axiom."
Aku berbalik pada gadis bertopi besar itu dan merendahkan suaraku saat aku bertanya.
"...Jadi berarti benar-benar tidak ada tuhan di dunia ini? Tidak Stacia, tidak Solus, tidak Terraria...dan tidak Vector juga?"
"Mereka tidak ada."
Jawaban Cardinal sangat singkat.
"Legenda
dipercayai oleh penduduk Underworld telah dibuat dan disebarkan tidak
lebih hanya untuk demi menetapkan peraturan gereja. Nama dewi itu telah
didaftar sebagai akun super untuk keadaan darurat, tapi tidak ada satu
manusiapun yang dari luar pernah logged in untuk tujuan itu."
Meremehkan hal itu, bagian dari keraguanku telah menghilang dengan kata-kata itu. Melihat ke arah mata coklat yang menyala itu.
"Kau
bukanlah penduduk dari Underworld, huh. Kau sangat menyerupai dengan
seseorang yang dari luar dunia ini...seseorang seperti supervisor
sistem."
"Ya. Dan itu berlaku untukmu juga, salah satu yang tidak terdaftar, Kirito."
"......Aah, itu benar."
Ini
sudah dua tahun dan dua bulan semenjak aku terbangun di dunia ini. Aku
selalu mempertahankan keyakinan tak tergoyahkan bahwa ini bukanlah dunia
parallel yang sebenarnya, tapi dunia virtual yang dibuat oleh manusia
di dunia nyata.
Secara intens, emosi kuat yang bahkan aku tidak
dapat harapkan keluar dari dalam diriku sendiri dan aku mengambil nafas
dalam, dan mengeluarkannya. Ada banyak pertanyaan yang aku seharusnya
tanyakan, membuat itu sulit untuk memilih salah satu untuk memulainya.
Tetapi, ada satu hal yang aku harus konfirmasi sebelum semuanya.
"Seseorang yang menciptakan Underworld adalah yang dipanggil Rath... R, a, t, h. Apa itu benar?"
"Benar."
"Dan kau adalah Cardinal System. Program autonomous dengan tujuan untuk mengatur dunia virtual."
Mata gadis itu sedikit bergetar terbuka saat aku mengatakan hal itu.
"Oh, jadi kau tahu tentang itu. Jadi apa kau pernah melakukan kontak dengan jenisku di sisi sana?"
"...Sebenarnya, ya."
Itu
jika menaruhnya secara ringan. Dalam beberapa hal, itu dapat dikatakan
untuk menjadi musuh utamaku di dua tahun aku bertarung di Aincrad. Tapi
dia mungkin tidak akan dapat untuk berhubungan dengan itu bahkan jika
aku berbicara tentang itu.
"Meski begitu...sejauh yang aku tahu,
Cardinal System seharusnya tidak memiliki paket kepribadian antarmuka
dengan itu. Jadi...siapa kau sebenarnya? Apa yang kau lakukan di tempat
seperti ini?"
Cardinal memperlihatkan senyum masam yang
samar-samar pada pertanyaan beruntunku. Sementara menekan rambut coklat,
keritingnya yang turun ke dahinya menuju topinya dengan ujung jarinya,
dia berbicara dengan suara yang manis tapi berpengalaman.
"Menceritakan
cerita itu akan membutuhkan waktu yang lama...waktu yang sangat lama.
Alasan dibalik kenapa aku mengisolasi diriku di perpustakaan
ini...alasan dibalik kenapa aku menunggu kontak dengan kalian...cerita
dibalik itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada yang kau
bayangkan..."
Dia tetap diam, seolah-olah dia dicekam oleh
kecemasan, untuk sekejap, tapi dia segera mengangkat wajahnya dan
melanjutkan. "Aku akan meringkas sejauh yang aku bisa. ...Pertama,
makanlah, luka itu sakit, bukan?"
Aku telah benar-benar
melupakan tentang rasa sakit setelah semua perkembangan ini yang
melebihi harapan terbesarku, tapi dadaku ditebas oleh cambuk Eldrie dan
kaki kananku yang tertusuk oleh pemanah bergetar dengan sekejap pada
saat itu dibilang.
Melakukan seperi yang aku dengar, aku
mengambil satu dari bungkusan manjuu daging panas dari meja, membuka
mulutku lebar, dan menggigit itu. Rasanya melebihi atau setidaknya tidak
kalah dari roti daging itu dari toko Gottlo yang aku sering beli dan
langsung kumakan ketika aku menyelinap dari Akademi Master Pedang, dan
aku berakhir dengan rakus menjejalkan di pipiku tanpa sadar. Mungkin
disebakan suatu jenis perintah yang dimasukkan pada itu, setiap gigitan
membuat rasa sakit menghilang dan bahkan menutup luka.
"...Seperti yang diharapkan dari supervisor...Mampu untuk memanipulasi bahkan parameter dari makanan, huh?"
Saat bergumam dengan takjub, Cardinal membuat suara hmph melalui hidungnya.
"Kau
telah membuat dua kesalahan. Aku sekarang bukanlah supervisor. Dan
semua yang dapat aku manipulasi hanya berada di ruangan perpustakaan
ini."
Berputar balik ke belakang seperti itu, dia berjalan
menuju koridor yang bersatu dengan dinding. Aku terburu-buru membawa
banyak manjuu dan sandwiches yang aku bisa sebelum mengecek koriodor
yang menghubungkan menuju kamar mandi di sisi lain. Banyak waktu yang
dibutuhkan untuk dihabiskan menghangatkan diri untuk mencegah status
flu, jadi Eugeo seharusnya tidak akan segera keluar untuk sementara...
"......Nn?
Tunggu...jika kau dapat menyembuhkan luka dengan makanan, bukankah
seharusnya mungkin untuk mencegah flu dengan cara itu juga?"
Ketika
aku mengatakan itu, Cardinal berbalik padaku dengan sekejap dan
tersenyum. Dia kelihatannya menginginkan untuk membawa Eugeo keluar dari
keadaan untuk sebentar, menggunakan kamar mandi sebagai alasan.
Melanjutkan
di belakang dari penyihir yang menipu secara tiba-tiba, kita sering
menghadapi pertigaan dan turunan, satu setelah lainnya, membuat aku
berkali-kali kehilangan jejak di lokasi kita di dalam Ruangan
Perpustakaan Besar. Ketika makanan sihir yang yang aku makan sembarangan
di perjalanan hampir habis, ruangan lingkaran yang dikelilingi oleh rak
buku muncul di sekitar jalan kita. Di tengahnya ada satu meja dengan
dua kursi antic mengelilinginya.
Dengan perlahan duduk pada
salah satu kursi, Cardinal menunjuk dengan tongkatnya pada sisi
sebaliknya tanpa kata-kata yang lebih jauh lagi. Aku, juga, duduk
seperti yang diperintahkan.
Pada saat itu, dua cangkir the
muncul di atas meja itu. Cardinal memegang cangkir di depan dirinya dan
meminum seteguk dari itu sebelum dia dengan tenang memulai percakapan.
"Pernahkan kau memikirkan tentang hal ini? Tentang alasan dibalik dari keberadaan kerajaan di dunia buatan yang damai ini."
Aku
mengingat arti dari kata yang tidak kukenal dari mulut Cardinal adalah
«kerajaan»,tapi itu masih membutuhkan waktu dua detik.
Kerajaan.
Itu adalah struktur pemerintahan dimana suatu tempat dipegang oleh
bangsawan sebagai penguasa dan memerintah pada mereka. Singkatnya, tipe
setting seperti ini sangatlah umum untuk novel fantasi dan game—itu
dikatakan, itu jauh lebih tidak umum untuk menemukan jika itu tidak
digunakan—melibatkan, kaisar, raja, pangeran, baron, dan sebagainya,
sistem kelas seperti itu dari Abad Pertengahan.
Tidak ada
keraguaan bahwa Underworld menggunakan pengaturan dunia berdasarkan
Eropa pada Abad Pertengahan, jadi aku tidak pernah merasakan keberadaan
bangsawan dan raja untuk keluar dari tempat. Karena itu, aku benar-benar
kehilangan kata-kata pada pertanyaan Cardinal.
"Kenapa...mungkin...itu karena penciptanya mendesainnya dengan cara seperti itu, bukan begitu?"
"Tidak."
Ujung
dari mulut kecil Cardinal samar-samar menunjukkan tanda dari perubahan
menuju senyuman dengan bantahan langsungnya, seolah-olah dia memprediksi
jawabanku.
"Manusia dari luar yang memberikan kehidupan di
dunia ini tidak mempersiapkan apapun selain hanya wadah. Seseorang yang
membuat struktur masyarakat ini tidak lain adalah penghuninya, penduduk
Underworld."
"Jadi begitu..."
Benar, ini bukanlah cerita untuk didengar oleh Eugeo.
Setelah
perlahan mengangguk, aku akhirnya mengingat sesuatu yang aku harus
pastikan, pertama dari semua. Gadis itu menyadari keberadaan dari Rath
di dunia nyata. Jika memang begitu, dia...
"Tu-Tunggu sebentar. Apa kau dapat untuk mengkontak dunia nyata? Apa kau memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sisi lain?"
Aku dengan semangat bertanya, namun Cardinal menyangkalnya, dan terbingung.
"Bodoh,
jika aku bisa melakukan hal itu, aku tidak akan telah terkunci di
ruangan berdebu seperti ini untuk ratusan tahun. Sayangnya, orang itu
hanyalah seseorang yang memegang alat itu...tidak lain adalah pemimpin
tertinggi."
"Aku...Aku mengerti..."
Aku masih ingin tahu
siapa sebenarnya pemimpin tertinggi yang sebenarnya, tapi aku berpikir
untuk melupakan itu sebentar untuk sekarang dan menaruh taruhanku pada
bagian harapan terakhir.
"Jadi, setidaknya beritahu aku bulan
dan hari apa di dunia nyata pada saat sekarang...atau mungkin dimana
tubuhku di dunia nyata pada saat sekarang..."
"Aku meminta maaf.
Aku tidak dapat untuk mengakses sistem domain untuk diriku yang
sekarang. Bahkan jangkauan data domain yang dapat aku telusuri tidak
lebih dari jumlah yang tidak signifikan. Aku adalah keberadaan yang jauh
lebih tidak berkekuatan dibanding dengan Cardinal yang kau tahu di sisi
lain."
Aku, juga, merasa bersalah melihat ke arah Cardinal,
yang memilki ekspresi depresi yang cocok untuk umurnya, mungkin
disebabkan malu dari fakta itu, dan menggelengkan kepalaku secara
berlebihan.
"Tidak, hanya mengetahui dunia nyata ada itu jauh
lebih dari yang aku dapat tanya. Aku meminta maaf untuk mengganggu
percakapan... erm, kau tadi berbicara tentang alasan dibalik kerajaan?"
Kembali ke topik, aku berpikir untuk sebentar sebelum melanjutkan.
"Itu
akan berarti...karena seseorang telah mengawasi terhadap penjagaan dari
peraturan umum, membagikan hasil, dan hal seperti itu, bukan begitu?"
"Fm.
Tetapi, kau berpikir untuk mengetahui ini juga. Penduduk dari dunia ini
secara umum tidak melanggar hukum. Tidak ada suatu perbuatan
menyebabkan menyakiti, mencuri atau memonopoli hasil panen. Kerajinan
dan kejujuran yang tertanam kuat, jadi bukankah mengembangkan menjadi
masyarakat komunis menjadikan lebih baik? Apa kau percaya bahwa dunia
ini dengan populasi hanya ratusan ribu atau seperti itu membutuhkan
sistem kelas yang berlebihan saat melibatkan keberadaan empat raja dan
lebih dari ratusan bangsawan yang menyebut diri mereka kaum aristokrat?"
"Ratusan ribu..."
Total populasi dari Underworld yang
aku temukan untuk pertama kalinya. Cardinal mengatakan "hanya", tapi
aku, di sisi lain, telah terkejut dengan besarnya. Daripada penelitian
pada artificial intelligence, ini telah benar-benar simulasi dari
peradaban.
Tapi pastinya, dua puluh lima ribu subyek dipimpin
oleh satu raja benar-benar berarti jika dibandingkan dengan Kerajaan
Roma atau Perancis pada jaman dahulu. Jadi aku rasa itu akan jauh lebih
dipercaya untuk kerajaan ini yang diciptakan berdasarkan dari contoh
kenyataan, daripada yang muncul dari semacam kebutuhan.
Dan sekali lagi, Cardinal melemparkan kata-kata yang tak terduga kepadaku lagi, ketika aku memiringkan kepalaku dengan bingung.
"Aku
mengatakan bahwa tuhan itu tidak ada di dunia ini sebelumnya. Tetapi,
saat penciptaan dari dunia—empat ratus lima puluh tahun yang lalu, ada
seseorang yang menyerupai mereka. Kembali ketika Centoria Pusat hanyalah
desa kecil...ada empat orang «tuhan» itu."
"Eh, empat ratus
lima puluh tahun? Bukankah itu tiga ratus delapan puluh tahun? Maksudku,
tepat sekarang, di Kalender Dunia Manusia..."
Penyihir itu mengangkat bahunya dengan putus asa pada pertanyaanku yang sedikit keluar dari topik.
"Aku
yakin aku mengatakan ini sebelumnya, mitos penciptaan itu hanyalah
pekerjaan tulisan dari Gereja. Sumber dari kalendar sekarang itu tidak
lebih dari salah satu karangan setelah era itu."
"A-Apakah
begitu? Jadi...kau sedang berbicara tentang empat «tuhan» itu? Mereka
pastinya adalah manusia...staff dari Rath yang menciptakan dunia ini?"
Kelihatannya aku memberikan respon tepat untuk waktu sekarang, saat Cardinal mengangguk dengan senyum samar-samar.
"Oh, jadi kau telah memikirkan sebanyak itu, bukan begitu."
"...Ayam
harus sudah datang sebelum telur di dunia ini, setelah semua. Ada
seseorang yang merawat bayi artificial fluct light pada
awalnya...sebaliknya, tidak akan ada penjelasan untuk kenapa mereka
dapat berbicara dan menulis dalam Bahasa Jepang di sini."
"Itu
kesimpulan logis. Itu benar-benar seperti yang kau katakan. Pada
awalnya...ketika aku masih supervisor tanpa kesadaran dari diriku
sendiri, empat orang dari dunia luar membuat usaha mereka ke tanah ini
dan membawa delapan «anak» sebagai keluarga petani di dua rumah. Dari
membaca dan menulis, penanaman tanaman, pemeliharaan ternak...untuk apa
yang menjadi dasar dari Taboo Index kemudian, moralitas dari baik dan
buruk."
"Mereka benar-benar tuhan...tanggung jawabnya pasti
sangat besar. Satu kata salah akan berpengaruh pada nasib kehidupan
manusia berikutnya." Cardinal mengangguk dengan wajah yang sangat tegas
ketika aku mengatakan «'satu kata salah'».
"Benar. Saya telah
memikirkannya selama ini dan sampai pada satu kesimpulan hanya setelah
menjadi terkurung di dalam ruang perpustakaan ini, tapi...sampai ke
titik ini, kenapa kerajaan harus ada di dunia yang awalnya tidak
membutuhkannya? Seharusnya itu adalah sistem hukum yang menyimpang
seperti Taboo Index dan dan lagi, bangsawan yang memanfaatkan celahnya
untuk keuntungan dan kesenangan mereka ada? Tidak ada satu jawaban dari
pertanyaan itu."
Sementara mendorong ke atas kacamata bulat kecilnya, gadis itu melanjutkan dengan suara berwibawanya.
"Itu
juga sudah jelas bahwa «original four» memiliki pengetahuan dari
tingkat tertinggi sebagai manusia, melihat saat mereka pandai
menyelesaikan misi yang sulit yang mereka telah dibebankan pada mereka.
Secara bersamaan, mereka memberikan penduduk Underworld pembawaan dari
perasaan kebaikan, jadi mereka pasti memiliki etika yang terhormat juga.
Tetapi, itu tidak berlaku untuk keempat mereka semua."
"...Apa yang kau katakan...?"
"Ada
satu orang yang memiliki pengetahuan yang bagus, tapi kekurangan etika.
Orang itu «merusak» mereka, jadi dikatakan. Satu dari dua diantara
anak-anak itu yang dibawa. Itu terlihat seperti tidak disengaja,
tapi...meski begitu, salah satu sifat sebenarnya dari orang itu tidak
dapat disembunyikan. Keserakahan itu melayani kepentingan mereka
sendiri, seperti keinginan untuk kekayaan dan kekuasaan, menjadi
diturunkan juga. Anak-anak itu menjadi leluhur. Dari bangsawan dan raja
yang memerintah Dunia Manusia yang sekarang dan pemimpin tertinggi di
Gereja Axiom..."
Kekurangan etika...dia bilang?
Singkatnya,
sumber dari kebencian yang dipegang oleh beberapa bangsawan itu berasal
dari seseorang yang berada di dalam staff utama Rath? Dan kebencian itu
secara mental menurun ke generasi dan pada akhirnya, membuat kelahiran
manusia seperti Raios Antinous dan Humbert Zizek, huh.
Aku dapat
merasakan udara dingin tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuhku. Di dunia
nyata, aku telah tersambung ke STL di markas besar Rath di suatu tempat,
tidak sadarkan diri. Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain bergemetar
dengan memikirkan orang itu dengan sifat yang sama seperti Raios
mungkin akan berkeliaran tepat di sampingku.
Apakah aku
mengetahui orang itu? Aku mencoba untuk mengingat wajah dari staff Rath
di ingatanku, tapi seseorang yang segera muncul adalah peneliti yang
bertugas, Higa Takeru, dan pekerja pemerintahan misterius yang
mengenalkanku kepada Rath, Kikuoka Seijirou. Tentu saja, ada beberapa
staff lainnya di cabang Rath di Roppongi, tapi aku tidak memiliki apapun
selain ingatan samar-samar pada mereka. Bagaimanapun juga, kerja
sambilanku di Rath sudah lebih dari dua tahun lalu dari sudut pandangku.
Pertanyaannya adalah apakah orang itu hanya memiliki egois kuat
dan keserakahan, atau jika orang itu menyusup ke Rath sementara
menyembunyikan beberapa suatu motif. Membuat kesalahan pada
penelitiannya dan menjual itu keluar, atau mungkin...sesuatu seperti
sabotase?
"Cardinal...Apa kau tahu nama dari «original four» itu?"
Sayangnya, gadis itu perlahan menggelengkan kepalanya pada pertanyaanku.
"Hak untuk mengakses seluruh sistem domain itu dibutuhkan untuk menemukan itu keluar."
"Tidak...Aku meminta maaf untuk bertanya sesuatu seperti itu berulang kali."
Bagaimanapun
juga, tidak ada yang dapat dilakukan bahkan jika aku mengetahui nama
mereka tepat sekarang. Keperluan untuk mendapat alat untuk mengkontak
sisi lainnya tentu saja telah meningkat meskipun begitu.
Menggeser tubuhku pada sandaran kursi. Aku meminum steguk the berbau manis sebelum kembali menuju topik.
"Aku
mengerti...Jika hanya sebagian kecil diantara penduduk Underworld
memiliki keinginan untuk mendominasi, itu hanya akan normal untuk mereka
menjadi elite. Itu akan seperti mencampurkan singa ke kawanan gazelle."
"Dan mereka serupa dengan program virus yang tidak dapat
dihilangkan juga. Ketika anak lahir dari orangtuanya di dunia ini, itu
bukan hanya mewarisi penampilan luar mereka, tapi sifat mereka juga, kau
tahu. Bangsawan kelas rendah yang biasanya menikah dengan orang biasa
telah mencampurkan keegoisan mereka, tetapi..."
Aku mengingat
rasa keadilan dan kebaikan dari bangsawan kelas enam, Ronie dan Tizei,
yang benar-benar pantas untuk dihormati dengan kata-kata itu dari
Cardinal.
"Jadi itu berarti...Jika pernikahan diantara sesama
bangsawan yang terus berlanjut maka pada sisi lainnya, mereka akan
menyimpan keegoisan mereka, itulah yang bagaimana terjadi?"
"Benar.
Inti dari itu yang ada di dalam keluarga empat kerajaan dan pemimpin
tertinggi dari gereja. Dan yang berdiri di puncak jauh dari itu semua
adalah pemimpin mutlak dari Dunia Manusia ini...Pemimpin tertinggi dari
Gereja Axiom dan bahkan supervisor sistem hingga pada saat titik ini,
seorang perempuan. Dia memanggil dirinya sendiri dengan nama, sangat
angkuh melebihi semua orang lainnya, «Administrator»."
"Admini... strator."
Artinya
dalam Bahasa Inggris adalah «administrator» dan itu juga istilah yang
digunakan untuk menunjukkan «supervisor» dalam sistem operasi tertentu,
aku perlahan mengulangi nama itu. Memikirkan tentang itu, aku sepertinya
mengingat Integrity Knight Eldrie menyebutkan nama itu ketika dia
menyebabkan fenomena misterius yang mengeluarkan cahaya itu. Dengan kata
lain, seseorang yang Integrity Knights bersumpah setia kepadanya adalah
pemimpin tertinggi, Administrator... itulah yang bagaimana terjadi?
Saat
mencapai titik itu di pikiranku, aku akhirnya menyadari keberadaan dari
sedikit informasi penting lainnya di dalam perkataan Cardinal.
"Eh...k-kau bilang dia perempuan? Pemimpin tertinggi itu?"
Aku
memiliki dugaan awal bahwa seseorang yang ada dipuncak di Gereja Axiom
adalah laki-laki tua semenjak waktu yang lalu, tapi itu kelihatannya
salah. Cardinal mengangguk dan menambah rengutan yang tidak akan kalah
pada siapapun.
"Benar, memang seperti itu. Dan...meskipun aku
menemukan itu memuakkan orang itu dapat dikatakan menjadi kakak kembar
perempuanku juga."
"Apa... apa yang kau maksud?"
Tidak
dapat untuk menangkap perkataan itu tapi penyihir yang mengambil bentuk
gadis sepertinya tidak kelihatan bahwa dia akan segera akan menjawab
dalam waktu dekat.
Seolah-olah dia merasa muak pada dirinya
sendiri, dia menatap ke arah tangan kanan, putih kurusnya untuk sebentar
sebelum dengan tidak bersemangat membuka mulutnya.
"...Aku akan
mengatakan itu ketika waktunya tiba...Itu kira-kira tiga ratus lima
puluh tahun yang lalu ketika organisasi pemerintahan pasti, Gereja
Axiom, telah terbentuk. Dengan kata lain, itu akan berarti seratus tahun
setelah the awal dari simulation, kau tahu. Manusia di Dunia Manusia
menikah pada umur sekitar dua puluh tahun pada waktu itu dan melahirkan
rata-rata lima anak, jadi pada generasi kelima telah melebihi enam
ratus. Menambah orangtua dan generasi mereka akan membawa itu mendekati
seribu, bagaimanapun juga..."
"Tu-Tunggu sebentar. Sejak awal, bagaimana sistem untuk pernikahan dan melahirkan anak di dunia ini?"
Aku
panik saat menyadari bahwa itu bukanlah pertanyaan bagus untuk gadis
berusia sepuluh tahun, tanpa memperhatikan umur sebenarnya, setelah aku
secara insiatif bertanya, memahami pada kesempatan untuk menjawab
pertanyaan yang aku punya selama dua tahun. Meski begitu, Cardinal
menjawab dengan tenang, tanpa menaikkan satupun alisnya.
"Aku
tidak dapat untuk mengatakannya tanpa pengetahuan yang benar dari
perbuatan reproduksi diantara manusia di dunia nyata, tapi perbuatan itu
sendiri seharusnya kurang lebih sama dengan kenyataan, menilai dari
prinsip struktur dari fluct lights. Hanya setelah pasangan laki-laki dan
perempuan yang mendaftarkan pernikahan pada sistem dan menyelesaikan
perbuatannya , akan ada kemungkinan pasti untuk ibu akan menjadi hamil.
Untuk spesifiknya, model fluct light baru akan dimuat ke dalam tabung
kosong yang ada di dalam Light Cube Cluster, dengan bagian dari faktor
luar dari orang tua dan pola pikir mereka dan sifat mereka dimasukkan,
yang kemudian akan diciptakan sebagai bayi yang baru lahir."
"H-Hah, aku mengerti...Apa yang kau maksud dengan mendaftarkan pernikahan?"
"Itu
adalah system command yang sederhana. Itu membutuhkan bentuk perjanjian
pernikahan kepada dewi, Stacia. Kepala desa akan menjadi seseorang yang
melaksanakannya pada era awalnya, tapi setelah gereja telah di dirikan
di berbagai area, upacara hanya dilakukan oleh pendeta atau sister di
sana."
"Hmm...... —Ah, maaf untuk keluar dari topik. Tolong lanjutkan ceritamu."
Cardinal dengan lembut mengangguk dan melanjutkan penjelasan pada desakkanku.
"Sepuluh
tahun setelah «original four» logged out, penduduk itu yang mencapai
ribuan dalam angka telah dipimpin oleh beberapa raja. Sebagai
orang-orang yang mewarisi senjata yang bernama keegoisan dari leluhur
mereka yang dengan sungguh-sungguh melanjutkan memperluas tanah yang
mereka punya, mereka berakhir membuat anak muda yang kekurangan tanah
untuk pertanian di dekatnya bekerja untuk mereka sebagai perkerja
petani. Ada beberapa diantara mereka yang tidak puas dengan status
sosial mereka itu yang segera pergi dari pusat, bertani di tanah baru di
daerah terpencil juga, walaupun begitu."
"Aku mengerti, jadi anak muda itu yang membangun kota dan desa seperti Zakkaria atau Rulid."
"Itu
benar....Para raja itu yang memerintah pusat secara alami memiliki
permusuhan satu sama lain, jadi ada suatu periode waktu yang lama tanpa
pernikahan diantara mereka. Tetapi, sesuatu seperti pernikahan politik
diantara dua keluarga dari raja terjadi sekali untuk pertama
kalinya...sebagai hasilnya, seorang bayi perempuan telah lahir. Bayi itu
memiliki penampilan yang cantik, seperti malaikat, dan memiliki level
keegoisan yang lebih tinggi dari diantara dari semua fluct lights yang
pernah ada di Underworld...Dia bernama Quinella."
Sebuah cahaya
terlihat di sekitar mata Cardinal yang menatap ke arah ruangan
seolah-olah itu telah berkelana melalui waktu yang jauh di masa lalu.
Api
dari berbagai lampu yang terpasang diantara rak buku yang mengelilingi
ruangan kecil memberikan bayangan rumit pada pipi pucat gadis itu. Di
dalam ketenangan dimana salah satu dari kta bahkan daapat mendengar
jarum yang jatuh, suara yang lembut, namun tercampur dengan kesedihan,
keluar.
"Pada waktu itu, seseorang yang memberikan sacred tasks
kepada anak-anak di Centoria—itu telah berada dalam skala mendekati kota
daripada desa pada saat itu—adalah salah satu dan satu-satunya raja,
ayah Quinella. Saat mencapai umur sepuluh tahun, Quinella menunjukkan
bakat di berbagai bidang, ilmu pedang dan sacred arts, menyanyi dan
menenun, semua orang berpikir dia akan menghabiskan waktunya dengan
baik-baik saja, apapun task itu. Tetapi, karena itu—ayahnya berpikir
Quinella yang cantik itu terlalu saying untuk berkerja di luar dari
kota..."
Cardinal menunjukkan senyuman sedih, yang samar-samar.
"Sifat
terlalu melindungi yang bodoh. Jadi Quinella itu mungkin berada di
dalam pengawasannya setiap waktu, dia memberikan sacred task yang tidak
pernah ada sampai saat itu, «sacred arts peneliti», pada anak
perempuannya. Quinella menunjukkan kecerdasannya secara bebas, jauh di
dalam tempat tinggalnya dan menganalisis sacred arts...atau dengan kata
lain, system commands. Sampai saat itu, penduduk Underworld hanya
mengetahui perintah dasar, tanpa ada seorangpun memikirkan arti dibalik
kata-kata yang membuat setiap perintah. Itu cukup, untuk keperluan
sehari-hari, setidaknya."
Benar, Eugeo dan penduduk desa lainnya
kembalik ketika aku berada di Desa Rulid tidak melakukan apapun selain
lebih dari mengeluarkan «Stacia Window» untuk mengecek Life.
"Tetapi...
Quinella, memiliki ketekutan dan wawasan dalam jumlah mengkhawatirkan
sebagai anak-anak, melanjutkan analisis dari arti dari kata yang
digunakan di perintah. Pada kata, «generate», «element», dan «object»,
sebagai contoh, dari dunia parallel yang menakjubkan. Dan dengan
beberapa perintah dasar yang luar biasa sebagai dasar, Quinella akhirnya
berhasil membuat «Thermal Arrow» art melalui usahanya sendiri. System
commands yang awalnya hanya alat untuk tidak lebih dari membuat hidup
lebih muda menjadi art menyerang untuk melukai target hidup. Sekarang,
Kirito."
Tiba-tiba dipanggil, aku mengedipkan mata saat aku melihat ke arah wajah Cardinal.
"Apa
kau mengerti alasan kenapa sacred arts usage authority level
kalian...dengan kata lain, nilai dari «system access authority» kalian
perlahan meningkat?"
"Aah...sepertinya, lebih atau kurang. Itu
mungkin karena aku bertarung dengan monster... kelompok goblin di gua
dan mengusir mereka."
"Benar, memang begitu. Dunia ini awalnya
di desain untuk penduduknya untuk bertarung dengan menyerang musuh dari
luar untuk memperkuat dirinya sendiri. Itu hanya akan dibutuhkan setelah
itu memasuki «load experimental phase», tetapi...Bagaimanapun juga,
untuk meningkatkan satu authority level, tidak ada pilihan lain selain
untuk mengalahkan musuh dari luar atau melalui pengunaan command secara
tetap. Quinella menemukan pengaturan itu pada dirinya sendiri pada saat
berumur hanya sebelas tahun. Ketika dia mengetes menembak panah api
dengan rubah kintobi di dalam hutan dekat rumahnya sebagai target,
sepert itu..."
"...Jadi itu berarti target yang dikalahkan untuk
menaikkan satu authority tidak terbatas dengan musuh dari
luar...monster di tanah kegelapan...?"
"Benar. Itu disebut
«experience points increase» terjadi setiap kali ada semacam unit
begerak, termasuk manusia, itu dibasmi. Tentu saja, manusia di dunia ini
tidak akan membunuh manusia lainnya dan kebanyakan manusia tidak akan
mencoba untuk membunuh hewan tidak berbahaya juga. Tetapi, itu sangat
sulit bagi mereka yang memiliki darah bangsawan yang sangat kuat. Mereka
berburu untuk kesenangan, memperkuat authority itu tanpa tujuan untuk
melakukannya...Dan seseorang yang melakukan itu dengan tujuan jelas
adalah Quinella yang berumur sebelas tahun."
Memotong
perkataannya untuk waktu sekarang, Cardinal dengan lembut memegang
cangkir menuju mulutnya. Dengan itu masih dipegang di kedua tangannya,
dia dengan tenang melanjutkan berbicara.
"...Setelah menyadari
sacred art usage authority meningkat dengan membunuh hewan, gadis itu
menyelinap dari rumah setiap malam dan melanjutkan pembantaian tanpa
mengkhawatirkan keluarganya atau penduduk desa. Aku akan bergetar pada
perbuatan Quinella jika aku memiliki kesadaran kembali ketika aku
mengatur Underworld. Gadis itu tanpa perasaan... tidak, dia mungkin
merasakan semacam perasaan bahagia saat dia membantai semua unit hewan
liar di dekat Centoria dalam satu malam. Unit yang telah mati akan
ditambah lagi selama sistem memerintahkan itu...dan benar-benar dibantai
sekali lagi pada malam berikutnya..."
—Untuk gamer VRMMO
seperti diriku sendiri, itu seharusnya menjadi tindakan yang benar-benar
biasa. Selama era SAO, aku mengulangi jenis «berburu» itu setiap
harinya dan memperkuat status diriku sendiri. Itu adalah dasar sifat
dari MMO.
Tetapi, keringat dingin sekarang mengalir di punggungku setelah mendengar perkataan Cardinal.
Gadis
muda berkeliaran di sekitar hutan gelap larut malam, mengenakan piyama
dan tidak peduli membakar binatang apapun yang dia temukan hingga mati.
Tidak ada kata selain «mimpi buruk», yang cocok untuk mendeskripsikan
gambaran itu.
Seolah-olah tertular oleh rasa takutku, Cardinal
bahkan memberikan jauh lebih banyak pada cangkir yang dipegangnya
diantara kedua tangannya..
"Authority level Quinella terus untuk
meningkat infinitely. Membuat kemajuan yang bagus pada analisis dari
perintah juga, gadis itu akhirnya menjadi dapat untuk melakukan berbagai
jenis arts itu yang pada masa itu terasa mirip dengan keajaiban,
seperti menyembuhkan Life dan memprediksi cuaca. Penduduk dari Centoria
percaya bahwa Quinella adalah anak yang dikirim tuhan dan memujanya,
ayahnya yang pertama kali melakukannya. ...Mencapai umur tiga belas
tahun, Quinella memiliki kecantikan yang indah. Menunjukkan senyum
lembutnya, Quinella menyadari ini adalah waktunya untuk memenuhi
kepuasan keinginan tanpa batasnya untuk kekuasaan. Daripada memiliki
kepemilikan tanah seperti raja, daripada latihan menggunakan pedang
seperti prajurit, dia melakukannya dengan jelas, metode yang
berkuasa...dengan menipu dengan nama tuhan..."
Setelah memotong
pidatonya, Cardinal mengalihkan pandangannya ke atas—menuju kanopi
tinggi yang jauh di Ruangan Perpustakaan Besar, atau mungkin dunia nyata
yang terbentang di luar itu.
"Itu adalah kesalahan terbesar
yang dibuat oleh manusia yang menciptakan dunia ini. Untuk menjelaskan
dari efek yang tidak jelas dari system commands dengan konsep seperti
«tuhan». Menurut pendapatku...keberadaan seperti tuhan adalah obat yang
berbahaya untuk mahluk hidup yang disebut manusia. Menenangkan semua
rasa sakit, memaafkan semua tindakan yang kejam. Untungnya, aku tidak
dapat mendengar suara tuhan dengan emosiku yang kurang..."
Mengembalikan
pandangan mata coklatnya ke cangkir, gadis itu dengan lembut mengetuk
pada ujung porcelain dengan jari di tangan kirinya. Air panas dengan
sekejap menyembur dari bawah, mengisi cangkir kosong dengan the panas
yang mengalir.
"Keyakinan yang tidak beralasan memainkan
bagiannya juga, dengan keajaiban seperti itu yang terjadi di depan mata
mereka dan menjelaskan sebagai pekerjaan dari than....Tidak ada
seorangpun yang telah meragukan perkataan Quinella setelah dia dengan
sekejap menyembuhkan seseorang yang menderita luka saat bekerja di
peternakan dan memprediksi badai akan datang tiga hari sebelumnya. Dia
memberi tahu raja dari status ayahnya dan di bawah tempat itu dibutuhkan
tempat untuk berdoa kepada tuhan. Untuk bahkan membawa lebih banyak
kemampuan yang mengagumkan, seperti itu. Menara marmer putih dengan
segera dibangun di tengah-tengah desa. Tempat itu sangat kecil pada
waktu itu juga, dengan tinggi hanya tiga lantai... tapi jelas, itu
benar-benar fondasi dari Katedral Pusat ini. Pada saat yang sama, juga
awal dari tiga ratus lima puluh tahun sejarah dari Gereja Axiom."
Kisah
dari gadis suci, Quinella, pada jaman dahulu yang diceritakan oleh
Cardinal memaksakan orang tertentu untuk terpikir. Aku mendengar itu
dari Eugeo dan Selka tanpa betul-betul bertemu dengan orang itu sendiri,
tapi—dia adalah seorang gadis yang menunjukkan bakatnya di sacred arts
dari sejak kecil dan diberikan sacred task untuk menjadi murid sister di
gereja, Alice Schuberg.
Tapi Eugeo mengingat Alice itu paling
ramah dibanding dengan semua orang ketika dia berada di Rulid. Tidak
perlu dibilang dia adalah saudara tertua Selka. Itu betul-betul sangat
mengerikan membayangkan dia menyelinap keluar dari rumah tiap malam,
membasmi hewan liar di hutan.
Bagaiamana Alice meningkatkan system access authoritynya, jika begitu?
Pikiranku, tenggelam di dalam tengah-tengah dari keraguaan itu, telah ditarik kembali oleh suara Cardinal.
"Penduduk
dari hari itu mempercayai Quinella adalah sister wanita yang diberkati
oleh dewi, Stacia, tanpa pengecualian. Mereka berdoa ke menara putih di
pagi dan sore hari dan mendonasi bagian dari hasil panen mereka tanpa
keraguaan. Raja yang tidak berhubungan dengan Quinella melalui darah
telah terganggu pada keberadaan gadis itu pada awalnya, tapi...meski
begitu, Quinella keras kepala. Dia membuat semua raja menjadi bangsawan
atas nama tuhan atau dengan kata lain, dia mengangkat mereka menjadi
aristocrat. Masih ada beberapa di antara petani biasa itu yang menahan
kebencian hingga batas tertentu dari eksploitas raja pada saat itu, tapi
mereka tidak dapat melanggar ketika itu adalah kekuasaan yang diakui
oleh tuhan. Dan raja itu menjadi bangsawan, menilai itu akan jauh lebih
bermanfaat untuk mematuhi, daripada menentang Quinella."
Mengembalikan cangkir the ke piringnya dengan gemerecing yang keras, Cardinal melihat lurus ke arahku saat dia berbicara.
"Itu membutuhkan waktu untuk sampai pada titik ini, tapi ini adalah alasan dibalik dari keberadaan kerajaan di Underworld."
"Aku
mengerti...Jadi itu bukanlah sistem kelas yang dikembangkan untuk
kebutuhan peningkatan sosial masyarakat, satu orang untuk mengontrol...
huh. Aku rasa itu hanya akan menjadi normal bahwa bangsawan kelas tinggi
itu tidak merasakan rasa tanggung jawab."
Aku bergumam dan Cardinal mengangguk dengan merengut.
"Aku
ragu jau telah melihatnya dengan matamu sendiri, tapi kelakuan dari
bangsawan yang lebih tinggi dan keluarga raja di dalam tanah pribadi
mereka benar-benar mengerikan. Itu akan mustahil untuk memprediksi
bagaimana banyaknya neraka itu akan terjadi jika itu bukanlah Taboo
Index melarang untuk membunuh dan melukai orang lain."
"...Seseorang
yang menciptakan Taboo Index itu adalah Quinella-san yang dibicarakan
juga, bukan? Bukankah itu berarti... bahkan dia memiliki sedikit rasa
moral?"
"Fm, aku ingin tahu."
Cardinal membuat suara manis dengan hidungnya.
"—Bahkan
setelah bertahun-tahun aku berpikir, aku masih tidak mengerti alasan
kenapa penduduk dari dunia ini tidak pernah melanggar peraturan yang
ditetapkan oleh kewenangan pemimpin mereka. Aku bukanlah perkecualian
dari peraturan ini. Karena saya tidak menganggap keberadaan Gereja Axiom
sebagai keberadaan tinggi, aku tidak terikat oleh Taboo Index...tapi
meski begitu, aku tidak dapat untuk melanggar berbagai peraturan yang
ditaruh pada diriku sendiri sebagai program, Cardinal. Kau dapat
mengatakan tindakan menjadi terkurung di dalam tempat ini untuk selama
ratusan tahun sebagai dari ketidakmampuanku untuk menentang perintah
itu."
"Ketidakmampuan untuk menentang peraturan yang lebih tinggi... apakah itu berlaku untuk Quinella juga?"
"Benar.
Karena dia adalah seseorang yang menciptakan Taboo Index, Quinella
tidak terikat oleh hukum bodoh itu...tapi meski begitu dia tidak dapat
untuk melanggar berbagai peraturan yang ditetapkan oleh orangtuanya
ketika dia masih muda dan sekarang digerakkan oleh perintah yang baru.
Pikirkan tentang itu, apa kau percaya orang itu akan puas dengan hanya
membunuh hewan jika itu bukanlah orangtuanya yang mengajarnya untuk
«tidak melukai orang lain»? Dia pasti akan membunuh manusia yang jauh
lebih efisien untuk meningkatkan authority levelnya mungkin."
Rindingan segera naik ke punggungku dengan gemetar sekali lagi. Menahan itu kembali, aku menggerakkan mulutku.
"Fm...dengan
kata lain, melukai orang lain adalah taboo sejak awal, tertanam pada
anak-anak oleh «original four»,yang kau maksud? Quinella secara
sederhana menaruh itu ke dalam tulisan dan menambah detail
kecil...seperti itu?"
"Itulah gambaran kasarnya. Tetapi, itu
pasti bukanlah suatu keinginan untuk dunia damai. —Mencapai pertengahan
dua puluh tahun, Quinella menjadi lebih cantik, menara itu bahkan
menjadi lebih tinggi dan memiliki orang tak terhitung sebagai murid.
Serupa dengan menara putih yang didirikan di setiap desa dari setiap
area dan saat secara resmi menamai itu Gereja Axiom, sistem peraturan
Quinella menjadi semuanya lebih tegas bahkan pada saat itu.
Tetapi...saat populasi terus menerus meningkat dan tanah yang ditinggali
oleh orang-orang meluas, Quinella menjadi gelisah pada tempat
berpotensi yang jauh dari jangkauan matanya sendiri. Bukankah seseorang
yang menyadari rahasia dibalik sacred arts usage authority sepert
dirinya muncul di daerah terpencil, dia mempertanyakannya. Dan lalu,
untuk demi memastikan aturannya mencakup segalanya, dia memutuskan untuk
menciptakan hukum pada media benda. Kesetiaan kepada Gereja Axiom telah
tertulis pada kalimat pertama dan larangan membunuh telah tercatat pada
yang kedua. Kenapa, kau tanya?"
Dia tetap diam untuk sejenak, Cardinal menatap lurus padaku sebelum dia melanjutkan.
"—Normalnya,
itu karena seseorang akan menyadari bahwa authority level itu akan
meningkat setelah membunuh manusia. Itulah satu-satunya alasan, itulah
kenapa gereja melarang membunuh. Tidak ada semacam moral, etika atau
alasan kebaikan di satu kalimat itu."
Aku secara insting mencoba untuk memprotes sementara sedikit terkejut.
"Ta...Tapi
perbuatan membunuh dan melukai orang lain secara etika adalah taboo
sebagaimana yang ditetapkan oleh «original four», bukan? Bukankah
orang-orang memiliki rasa moral itu bahkan tanpa gereja mengatakan
seperti itu?"
"Tetapi, apa yang akan terjadi jika orangtuanya
gagal untuk mengajari hal itu? Kemungkinannya sangat rendah, tapi
bagaimana jika ada seorang anak-anak yang terpisah dari orangtua mereka,
atau dengan kata lain keberadaan awal yang tinggi dari mereka, segera
setelah lahir, tanpa menerima bimbingan apapun tentang etika? Jika anak
itu memiliki darah bangsawan, ada kemungkinan anak itu akan mengikuti
keinginannya sendiri dan membunuh manusia di sekitarnya, mendapat
authority level yang melebihi Quinella. Untuk mengurangi kemungkinan itu
menjadi minimal, Quinella menyusun buku yang akan menjadi Taboo Index,
menerbitkan dan menyebarkan itu pada kepemilikan dari setiap dan semua
kota atau desa. Orangtua diberikan tugas untuk mengajar anak-anak
tentang Taboo Index dari halaman pertamanya setelah mereka belajar
bahasa. Lihatlah, jika manusia di dunia ini kelihatannya baik, rajin dan
dipenuhi dengan kebaikan, itu hanya karena itu membuat sesuatu untuk
jauh lebih nyaman untuk mereka, organisasi pemerintahan yang mutlak,
Gereja Axiom seperti itu."
"T...Tapi..."
Aku tidak dapat untuk menerima kata-kata Cardinal tanpa melawan dan tanpa henti menggelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan.
Aku
tidak ingin mempercayai itu kepribadian baik dari orang-orang yang aku
berinteraksi di Desa Rulid, pada petualanganku dan di Akademi Master
Pedang—Selka, Ronie, Tizie, Solterina-senpai...dan jauh dari semua itu,
Eugeo, adalah suatu hal yang dipaksa pada mereka oleh programming.
"...Itu
bukanlah semua dari itu, bukan? Bukankah masih ada sedikit...bentuk
original dari benda fluct light? Sesuatu yang diberikan pada jiwa kita
sebagai manusia dari sangat awal..."
"Kau seharusnya telah melihat pada bukti yang berkebalikan dari itu, bukan?"
Terkejut pada perkataan Cardinal, aku mengedipkan mata dua, tiga kali.
"Eh...?"
"Goblin
itu yang tanpa ampun mencoba untuk membunuh Eugeo dan kau. Apa kau
tidak pernah berpikir bahwa mereka bukan hanya kode dari program? Itu
benar-benar bentuk yang terambil ketika model fluct light digunakan
untuk perintah yang benar-benar berlawanan dengan Taboo Index...untuk
membunuh, untuk mencuri, dan untuk mematuhi keinginan mereka. Lihatlah,
mereka bukan lagi «manusia», dalam artian tertentu, mereka telah
benar-benar sama seperti kalian."
"......"
Aku tenggelam dalam keheningan untuk waktu tertentu.
Aku
rasa itulah masalahnya. Monster itu yang aku ayunkan pedang di Gunung
tinggi di Ujung, kurang lebih dua tahun lalu—percakapan goblin dan
gerakannya benar-benar alami, bahkan tanpa sedikit kemiripan pada
programming untuk monster dan NPC yang biasanya muncul di game VRMMO. Di
atas semua, kilauan dari keinginan yang ada di dalam mata kuning mereka
itu bukanlah sesuatu yang dapat diwakili dengan hanya tekstur petak
saja. Pasti.
Tapi jika memang begitu. Jika aku telah menilai
mereka sebagai «manusia» dalam kepemilikan dari fluct lights juga, aku
tidak dapat mengabaikan persoalan itu lebih jauh lagi. Untuk membantu
Selka, Eugeo dan aku membunuh dua monster itu... tidak, manusia, tapi
mereka hanya mematuhi keinginan yang tertulis pada jiwa mereka. Eugeo
dapat untuk menghancurkan pengekang dari Taboo Index, jadi seharusnya
ada kemungkinan goblin itu, juga, dapat untuk melawan perintah untuk
membunuh dan mencuri. Meskipun begitu, aku benar-benar percaya bahwa
mereka jahat hanya karena mereka adalah goblin dengan penampilan luar
yang menakutkan dan mengayun pedangku tanpa keraguan sedikitpun...
"Tidak menghiraukannya ya, bodoh."
Kata-kata Cardinal membentak padaku, saat aku dengan dalam menundukkan kepalaku tanpa menyadarinya.
"Apa
kau berencana untuk mengumumkan bahwa kau akan menjadi tuhan juga?
Tidak ada jawaban yang akan muncul dengan sendirinya bahkan jika kau
menghabiskan waktu seratus atau dua ratus mengkhawatirkan hal itu.
Bahkan sekarang—Aku masih bingung bahkan setelah menunggu selama ini
pada kesempatan untuk akhirnya bertemu denganmu..."
Saat
mengangkat wajahku, alis tipis Cardinal bersatu menjadi berkerut saat
dia menatap ke dalam cangkirnya. Dia melanjutkan kata-katanya
seolah-olah membaca puisi dalam posisi itu.
"Aku, juga, pernah
sekali menjadi supervisor tanpa sedikit keraguan. Aku tidak pernah
memiliki satu pikiran kecil untuk mahluk kecil yang hidup di dalam
telapak tanganku, menjelajah dunia dengan hukum yang tidak berubah.
Tetapi, ketika aku mendapatkan tubuh manusia seperti ini...
mengembangkan keterikatan menuju kehidupan, ada suatu hal yang aku mulai
untuk mengerti...Itu kelihatannya seseorang yang menciptakan dunia ini
tidak mengerti arti sebenarnya dibalik apa yang mereka telah ciptakan
juga. Mereka, juga, bukanlah tuhan, setelah semua...bahkan jika mereka
tahu perbuatan buruk Quinella, mereka mungkin menunjukkan ketertarikan,
tapi tidak tertekan. Meskipun itu dipastikan menjadi neraka, kata itu
akan gagal untuk dideskripsikan, dunia ini akan menjadi seperti itu jika
memasuki tahap load experimental jika begini terus..."
"Tentang...tentang itu, apa sebenarnya load experiment itu? Kau mengatakannya sebelumnya, tapi..."
Memotong pembicaraan, Cardinal menaikkan matanya yang menunduk dan memperlihatkan anggukan pelan.
"Mari
kembali ke cerita tadi. Aku harus menjelaskannya sesuai urutan. —Bagian
dimana Quinella menciptakan Taboo Index dan membagikannya ke seluruh
dunia, bukan? Disebabkan oleh buku itu, peraturan Gereja Axiom bahkan
menjadi lebih ketat. Setelah semua, Quinella merevisi index dari waktu
ke waktu, dengan erat mengikat penduduk dengan rasa moral yang diubah
untuk cocok dengan kemudahan gereja sementara menyingkirkan sumber dari
semua masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Bahkan menulis
larangan untuk memasuki rawa-rawa yang dicantumkan sebagai sumber dari
penyakit epidemic dan nama dari rumput itu yang menyebabkan sapi tidak
dapat untuk diperas ketika memakannya...Jika seseorang tidak memikirkan
itu dan hanya mengikuti apapun yang ada di buku itu, tidak ada satupun
masalah yang akan terjadi. Penduduk berdoa dan percaya kepada gereja
saat bertahun-tahun berlalu, tanpa ada seorangpun yang mencurigakan dari
kesetiaan kepada gereja yang dsenutkan di kalimat pertama."
Itu
benar-benar pemerintahan mutlak. Kehidupan sosial yang ideal dengan
benar-benar tanpa penderitaan, pemberontakan, atau revolusi— "Ada sevuah
ledakan penduduk di Centoria, dengan kemajuan dari tehnik arsitektur
melalui pengunaan perintah berskala besar, mengubah yang awalnya desa
menjadi kota yang indah dalam sekejap. Tanah dari Gereja Axiom diperluas
dengan cara yang sama, dengan menara yang ketinggiannya terus
meningkat...Jika memikirkan tentang itu, Katedral Pusat ini terlihat
seperti mewakilkan dari keinginan Quinella yang tidak pernah puas. Dia
tidak mengetahui apa yang cukup baginya. Itu bukanlah seperti dia
dimanjakan oleh makanan enak dan bernafsu seperti bangsawan yang lebih
tinggi. Hingga titik waktu tertentu, Quinella tidak menunjukkan dirinya
sendiri kepada penduduk dunia ini, mengurung dirinya sendiri di dalam
lantai tertinggi dari menara yang terus meningkat ketinggiannya dan
dengan sungguh-sungguh menenggelamkan dirinya sepenuhnya pada menganalis
sacred arts. Dia berusaha mendapat authority lebih banyak, sacraments
lebih banyak...cukup untuk melampaui batas mutlak yang ditetapkan dari
dirinya, akhir dari «Lifenya»."
Di dunia ini, status, Life, adalah status hidup yang kejam.
Terus
meningkat melalui pertumbuhan, mencapai puncaknya pada duapuluh atau
tiga puluh tahun, atau ketika itu diputar, pengurangan pelan sampai nol
pada umur enam puluh sampai delapan puluh. Lifeku meningkat sedikit demi
sedikit dalam dua tahun ini juga. Itu benar-benar menakutkan mendapati
nilai ini berkurang dari hari ke hari. Terlebih lagi, jika kau adalah
pemimpin mutlak dengan dunia di telapak tangamu.
"Tetapi...tidak
peduli berapa banyak perintah yang dia telah analisis, bahkan jika dia
memegang art yang dapat memanipulasi bahkan cuaca, batas dari Life
telah...dengan kata lain, satu hal yang dia tidak dapat lakukan apapun
adalah rentang umurnya. Memanipulasi itu hanya terbatas pada seseorang
dengan kemampuan seperti supervisor..supervisor dari dunia luar atau
mungkin autonomous control system, Cardinal. Life Quinella terus
berkurang hari demi hari. Mencapai lima puluh tahun, mencapai enam puluh
tahun...semua jejak dari kecantikan indahnya itu yang mempesona hati
orang-orang menghilang tanpa disadari, terhuyung-huyung bahkan saat dia
berjalan, sebelum dia akhirnya menjadi tidak dapat untuk meninggalkan
kasur mewahnya di kamar tidur di puncak tertinggi di dunia. Mengeluarkan
Stacia Window sekali setiap jam, menatap nilai dari Lifenya yang terus
berkurang jauh..."
Tiba-tiba menghentikannya, Cardinal memeluk sosok kecilnya dengan kedua tangannya seolah-olah dia merasa gemetar.
"...Tapi
meski begitu, Quinella tidak pernah menyerah. Itu adalah kegigihan yang
mengerikan... Mengetes setiap dan semua kombinasi dari suara dengan
suara seraknya, siang dan malam, berjuang untuk mengucapkan pada suatu
perintah terlarang. —Usaha itu seharusnya tidak menghasilkan apapun.
Untuk menaruh itu menjadi kemungkinan, itu akan seperti membalik ribuan
koin dan mendapati itu semua mendarat dengan kepala...tidak,
kemungkinannya jauh lebih kecil dari itu...Tetapi...meski begitu..."
Aku
telah diserang oleh rindingan tiba-tiba, yang tidak dapat dijelaskan,
bergemetar saat tubuhku merinding. Aku dapat melihat dengan jelas—gadis
itu, yang menyatakan dirinya sendiri sebagai sistem tidak berperasaan,
dengan jelas merasakan suatu jenis ketakutan.
"...Pada malam
ketika dia akhirnya di ambang kematiannya...semuanya akan berakhir
dengan satu luka kecil, dengan dorongan dari rasa sakit...Quinella
akhirnya membuka itu, pintu terlarang. Melalui suatu kebetulan yang
mustahil...atau mungkin dengan bantuan tangan dari suatu wujud dari
dunia luar, atau seperti itu yang kupikirkan. —Biarkan aku untuk
menunjukkannya padamu, bahkan jika kau tidak dapat menggunakannya."
Cardinal memegang tongkat dengan tangan kirinya dan mengangkatnya, mengucapkan seolah-olah dia berbisik.
"System call! Inspect entire command list!"
Dengan
sekejap, efek suara berat yang aku tidak pernah dengar sebelumnya
berbunyi dan window ungu yang relatif besar terbuka dihadapan Cardinal.
Hanya
itu. Tidak ada cahaya indah yang turun, tidak malaikat yang meniup
terompet, tidak ada hal semacam itu terjadi. Tetapi, aku mengerti efek
mengerikan dari perintah itu.
Ini benar-benar sacred art yang berangking paling tinggi. Terlalu tinggi sampai itu tidak seharusnya ada pada dasarnya.
"Itu
kelihatannya kau telah menyadari hal itu. Benar...katalog dari semua
system commands yang ada tersimpan di window ini. Ini, juga, adalah
kesalahan besar dari pencipta dunia ini. Mereka seharusnya telah
menghapus perintah khusus ini...saat ketika «original four» yang
membutuhkan itu meninggalkan dunia ini."
Cardinal mengayunkan tongkatnya dan daftar terlarang itu menghilang.
"Quinella
membuka mata kaburnya dan menatap pada window itu. Dan dia mengerti
semuanya, menjadi gembira dan secara harfiah melompat dengan kakinya.
Perintah yang dia cari telah tertulis dibawah dari akhir catatan itu.
Perintah itu yang sekiranya dibutuhkan untuk keperluan mendesak untuk
mengatur keseimbangan dunia dari dalam muncul...satu-satunya itu untuk
mencuri semua authority dari Cardinal System, untuk menjadi tuhan
sebenarnya..."
Tiba-tiba, kejadian yang jelas itu muncul di dalam pikiranku.
Lantai
tertinggi dari menara yang cukup tinggi untuk mencapai awan. Tidak ada
selain awan hitam bergelombang di langit malam berbintang dan petir
berwarna ungu yang dapat dilihat di semua arah melalui jendela
disekitar.
Hanya ada satu kasur di tengah-tengah ruangan kosong,
lebar ini. Tapi pemiliknya tidak berbaring di sana. Rambut panjang yang
kehilangan warnanya telah kusut pada kasur lembut itu, sosok aneh
berdansa dengan dansa aneh dengan gerakan terdistrosi. Dua tangan yang
dikeluarkan dari piyama sutra putih seperti cabang yang layu, teriakan
kegembiraan keluar dari tenggorokan yang melentur ke belakang. Dengan
petir itu yang mulai bergemuruh, bergemuruh lebih keras, dan sebagai
pendampingnya, sihir terlarang untuk merebut kewenangan dari tuhan telah
disusun bersama dengan suara keras, seperti burung menakutkan...
Underworld ini bukanlah ekspreimen AI lebih jauh lagi, mungkin bahkan juga bukan simulasi dari peradaban virtual.
Bahkan
staf dari Rath yang menciptakan dunia ini...bahkan Kikuoka Seijirou,
Higa Takeru dan orang-orang lainnya yang hanya telah hidup sebanyak tiga
puluh tahun paling banyak. Tetapi, perwujudan dari keinginan murni
untuk dominasi, Quinella, telah mencapai delapan puluh ketika dia
mendapat kemampuan administrative. Jika kata-kata Cardinal terbukti
benar, dia telah hidup mendekati tiga ratus tahun lainnya semenjak itu.
Tidak seorangpun yang dapat untuk membayangkan keberadaan macam apa yang
memiliki kecerdasan seperti itu berakhir.
Apakah Kikuoka dan
orang-orang lainnya benar-benar mengontrol semuanya? Berapa banyak dari
apa yang terjadi di sini yang mereka mengerti...? Penyihir muda berjubah
hitam dan aku menatap satu sama lain sambil memahami pada setiap
kecemasan pada diri kita sendiri.
Pintu tidak ada di dalam
Ruangan Perpustakaan Besar...dengan kata lain, itu seharusnya
benar-benar terisolasi dari dunia luar, tapi itu terasa seperti aku
mendengar gemuruh rendah petir dari jauh.
Suara yang tidak
menyenangkan itu kelihatannya seperti peringatan untuk petualangan baru,
dan badai terkuat pada jalan yang seharusnya telah mendekati pada
akhirnya.
(Alicization Turning Selesai)
Catatan Pengarang
Halo,
Kawahara Reki di sini. Terima kasih banyak telah membaca 'Sword Art
Online 11 Alicization Turning'. Sub judulnya secara harfiah berarti
titik balik, tapi apakah volume ini bisa dianggap titik balik untuk seri
Alicization dalam hal kuantitas atau tidak... saya minta maaf, Saya
masih belum bisa berkata yakin sekarang juga...! Hanya saja buku ini
berakhir dengan Kirito dan Eugeo, yang menjalani kehidupan sekolah
mereka yang agak menyenangkan, mengalami titik balik yang besar
sementara ceritanya beralih menuju sebuah babak baru. Dan rahasia
dibalik penciptaan Underworld akhirnya terucap dengan jelas oleh
seseorang yang ditemui Kirito disitu, memiliki nama yang tak asing
baginya... Saya tidak yakin dapat berkata menarik perhatian terhadap
volume selanjutnya seperti itu sangat terhormat, tapi saya akan berusaha
sebaiknya untuk menyerahkan volume 12 secepat yang saya bisa, jadi saya
berharap untuk bantuan anda untuk menemani mereka berdua ini dalam
petualangan mereka mulai sekarang juga.
Ini adalah buku
keenam yang akan dirilis tahun ini, jadi sepertinya saya telah lagi
mempertahankan langkah enam buku setahun saya sejak debut saya pada
2009. 2012 adalah tahun tahun yang sangat penting ketika dengan dua seri
saya, Sword Art Online dan Accel World, menerima adaptasi anime,
memungkinkan saya untuk bertemu banyak orang dan mengintip dunia baru
bagi saya, jadi saya percaya itu mempunyai pengaruh yang cukup terhadap
pola pikir saya sehubungan dengan pekeejaan. Saya tidak punya semua
ruang yang dibutuhkan untuk menulis semua itu disini, tapi untuk
meringkasnya, Saya percaya itu akan « mengerjakan karya saya dengan
serius, tetapi juga menikmatinya». Menulis novel adalah pekerjaan satu
orang, jadi saya selalu berakhir murung setelah memasuki ruang dalam
saya, tapi saya pertahankan karena saya menikmatinya; Saya pikir itu
dasar atau prinsip dibalik motivasi untuk pekerjaan tulisan, jadi saya
ingin kembali ke sumber saya disini dan menikmati menulis volume demi
volume mulai tahun depan dan seterusnya. Saya ingin menerusakan langkah
enam buku setahun selama yang saya bisa juga! Tentu saja, itu tidak
seperti saya menulis untuk melihat karya saya yang dipublikasikan
meningkat, tapi saya punya keyakinan buruk bahwa saya tidak akan pernah
bisa kembali ke langkah awal sekali saya malas, jadi saya berharap untuk
meneruskan 2 bulanan rilis sampai kedua seri, SAO dan Accel World,
berakhir setidaknya... dan disinilah saya, mengejar diri saya menuju
sudut dengan apa yang saya tulis disini (haha).
Seri baru,
'Progressive', mulai tahun ini, jadi SAO berakhir dengan 4 volume. Saya
benar beanr berterima kasih pada sang illustrator, abec, dapat
menggambar banyak sekali illustrasi yang bagus untuk buku meskipun sudah
memiliki daftar ekstensif pekerjaan yang berhubungan dengan anime. Saya
minta maaf kepada editor yang bertanggung jawab, Miki-shi dan
Tsuchiya-shi, karena terlambat untuk semua itu, setiap waktu. Bahkan
catatan pengarang ini terlambat 30 menit!
Dan tolong perkenankan
saya untuk mengucapkan terima kasih sekali lagi, kepada semua yang
telah menemani saya disini. Saya harap untuk bantuan anda di tahun yang
akan datang juga!
Suatu hari tertentu di bulan Oktober, 2012 Kawahara Reki.