Light Novel SAO Bahasa Indonesia
Volume 005 - Phantom Bullet
Prolog
"AGI sebagai yang terhebat hanyalah ilusi belaka!"
Suara kencang seorang lelaki menyeruak ke sepenjuru ruangan.
"Memang benar bahwa AGI merupakan atribut penting karena menentukan kecepatan menembak dan tingkat menghindar. Dua faktor ini membuatmu sangat kuat, sampai sekarang, detik ini."
Pidato itu terlontar dari mulut seorang pemain di panel persegi hologram yang melayang di tengah toko yang redup.
Itu adalah siaran internet, pojok populer «MMO Stream», «This Week's Winning Group». Kamu bisa menontonnya di dunia nyata dari televisi ataupun komputer, tapi acara ini juga disiarkan di banyak penginapan dan bar-bar dunia VRMMO, sehingga hampir semua pemain suka melihat acara itu dari «dalam».
Terlebih lagi ketika pemain pendatang berasal dari «Dunia Ini».
"Tapi AGI adalah bagian dari masa lalu dan kepada para pecundang yang menghabiskan waktu 8 bulan demi meningkatkan AGI mereka—Aku turut berbelangsungkawa."
Kalimat sarkasme itu menyebabkan kehebohan penuh teriakan cemooh bergempar di dalam toko, dan banyak botol serta gelas beling dilemparkan ke tanah, pecahan polygon yang berserakan seketika menghilang.
Tapi "dia" tak menghiraukan semua keributan tersebut dan malah duduk meringkuk di atas sofa yang berada di pojok terdalam toko.
Sebagaimana kerudung jubah penyamarannya tertarik sampai menutupi alisnya dan bagian bawah wajahnya terselubung secarik kain tebal, dia acuh tak acuh mengamati perabotan toko.
Dia tak hanya benci terhadap lelaki angkuh yang muncul di layar, tetapi juga tak senang dengan rupa bodoh pemain-pemain yang menonton TV. Semuanya mencemooh dan melolong bagai serigala, walaupun sebenarnya menikmati kekacauan yang seperti festival ini.
Kenapa mereka begitu bodoh, "ia" tak dapat mengerti. Lelaki di TV menjadi yang terkuat murni karena keburuntungan, dan secara bersamaan menjadi pemeras terbesar.
Di depan semua pemain yang membayar biaya koneksi, dia adalah seorang pemain game yang sombong.
Seperti «dia», semua pemain seharusnya iri dan benci terhadap orang itu. Jika perasaan tersebut sangat buruk, biarkan saja: menyembunyikannya dengan tertawa yang bercampur keburukan, merupakan hal yang sangat tidak lucu.
«Dia» sangat tegang di bawah jubahnya, dan nafasnya keluar dari sela-sela gigi yang saling mencengkeram erat. Sekarang masih belum saatnya, dan menarik pelatuk akan terjadi setelahnya.
Tatapan matanya kembali ke panel hologram, bersamaan dengan zoom-out kamera dari penyelenggara acara ke kanan pembicara dan tamu lain yang duduk di sebelah kirinya masuk ke kamera.
Host acara, seorang gadis yang mengenakan pakaian dengan gaya techno-pop, berkata dengan manisnya:
"Sejujurnya, sebagai pemain papan atas di salah satu permainan VRMMO tersulit, «Gun Gale Online», apa yang baru saja anda katakan adalah hal yang cukup ekstrim."
"Bukan begitu, diwawancarai di «MST» adalah kejadian sekali seumur hidup dan saya sudah mengatakan apa yang ingin saya katakan."
"Well, well, well, Anda juga akan mengincar untuk memenangkan «Bullet of Bullets» yang sekarang kan?"
"Tentu saja, jika saya ikut saya ingin menjadi pemenang."
Pria itu merapikan rambut biru keperakannya yang panjang, dan menghadapi kamera dengan berita yang tak terkalahkan. Toko itu sekali lagi dilanda badai olokan.
MMO Stream bukanlah konten internal Gun Gale Online, biasanya disebut GGO, dan host dan tamu menggunakan avatar, bukan tubuh sebenarnya. «Grup Pemenang Minggu Ini» mengulas permainan VRMMO yang berbeda tiap minggunya dan mengundang pemain papan atasnya untuk diwawancara. Tamu minggu ini berasal dari pertempuran habis-habisan bulanan GGO sebelumnya, yang dikenal sebagai Bullet of Bullets (BoB). Pertempuran itu digunakan untuk menentukan pemain terkuat, dan tamu kali ini adalah pemenang pertama dan kedua.
"Tapi, Zexceed-san."
Setelah mendengar bualan pemenang yang berambut perak panjang itu, pemenang kedua membuka mulutnya, tidak tahan lagi.
"BoB bukanlah pertempuran solo. Yang kedua mungkin hasilnya tidak sama, apa-apaan ini pembicaraan tentang kemenangan berdasarkan jenis atribut? "
"Bukan begitu, kemenangan ini adalah untuk menunjukkan ke keseluruhan GGO dan karena Yamikaze-san adalah tipe AGI, saya mengerti perasaan penolakan anda."
Pemenang yang disebut Zexceed itu segera menyambung.
"...Sampai saat ini, meningkatkan AGI, dan menembakkan senjata bertenaga tinggi dengan cepat adalah gaya yang terbaik. Hal itu juga meningkatkan bonus evasion, yang membantu mengimbangi stamina yang rendah. Tapi MMO tidak seperti permainan satu player, dan keseimbangan permainan dapat berubah dari waktu ke waktu. Apalagi dengan aspek peningkatan level ini, Anda tidak dapat mengubah atribut Anda seenaknya, sehingga Anda harus membuat rencana untuk fase akhir game terlebih dahulu dan menggunakan poin Anda secara bijaksana. Bahkan walaupun sebuah gaya bertarung merupakan yang terkuat pada level saat ini, di level berikutnya mungkin saja menjadi tidak benar. Anda akan mengerti jika Anda berpikir tentang hal ini, mulai dari sekarang senjata yang akan keluar akan membutuhkan STR dan Accuracy untuk menggunakannya. Menang dengan menggunakan evasion untuk menghindari damage adalah sebuah keyakinan yang naif yang tidak akan bertahan lama dan pertempuran saya dengan Yamikaze-san telah menunjukkan hal tersebut. Peluru Anda diblokir oleh armor anti peluru saya dan kehilangan kekuatannya, namun tembakan saya mengenai sasaran 70% dari keseluruhan. Untuk mengatakan secara lebih jelas, mulai saat ini adalah era untuk gaya STR-VIT."
Dikekang oleh badai kata-kata tersebut, wajah Yamikaze menjadi terdistorsi oleh perasaan kecewa.
"...Tapi, ini adalah hasil dari senapan langka yang nyaris tidak memenuhi persyaratan kekuatan Anda yang telah Anda dapatkan tepat sebelum turnamen. Berapa banyak uang yang Anda keluarkan untuk itu? "
"Bukan begitu... Itu adalah drop langka yang didapatkan dengan upaya saya. Untuk alasan ini, atribut yang paling penting mungkin adalah Luck, hahaha."
Saat pria berambut perak itu tertawa di panel hologram, «Dia» menatap dengan penuh kebencian, tangan kanannya bergerak di balik jubahnya. Mencari pegangan di sarung pistol di pinggangnya, ia memegang sebuah permukaan logam keras. Hampir - hampir, waktunya hampir tiba. Dia memandang waktu yang ditampilkan di wilayah pandangannya. Tinggal satu menit dan dua puluh detik lagi.
Dua orang yang duduk di meja samping «dia», sedang mengobrol sambil mengambil minuman dari botolnya.
"Blah, mengatakan kondisi yang baik. Dulunya, Zexceed-san adalah orang yang berkata bahwa jenis AGI adalah yang terkuat."
"Kalau dipikir kembali, rumor populer tersebut mungkin sebuah jebakan ... Kita ditipu ..."
"Apakah ini berarti bahwa perkataan bahwa pengaturan STR-VIT merupakan yang terkuat juga cuma gertakan?"
"Lalu apa yang benar-benar dia lakukan? Meningkatkan LUK? "
"Silahkan kau mencobanya."
"Tidak mau."
Sementara kedua orang itu tertawa, kata-kata mereka membuat «dia» semakin marah. Bagaimana orang bisa tertawa seperti itu setelah mengetahui mereka telah ditipu, Dia tidak bisa mengerti.
- Tapi, tawaan bodoh tersebut akan segera membeku di tenggorokan mereka, ketika mereka melihat kekuatan yang sebenarnya, pemain terkuat yang sebenarnya.
Akhirnya, waktunya telah tiba.
«Dia» berdiri nyaris tanpa suara dan berjalan langkah demi langkah diantara meja. Tidak seorangpun menetap di dalam pandangan mata «dia».
Orang-orang yang bodoh ... gemetarlah dalam ketakutan.
«Dia» berhenti di tengah bar, tepat di bawah panel hologram. Dari sarung pistol di pinggang dibalik jubahnya, ia mengeluarkan sebuah pistol usang.
Seperti kegelapan yang terkonsentrasi dan terkristal, pistol itu memberikan kilauan metalik hitam yang dingin. Bahkan pegangan pistol adalah logam, bukan gerigi, dan di pusatnya dihiasi dengan bintang. Dari bentuknya saja, tidak terlihat kuat dan mirip dengan pistol otomatis yang lain tersedia di mana-mana.
Tapi pistol itu memiliki «Kekuatan yang Sebenarnya».
Dengan sekali klik, «Dia» menarik kembali silinder dan mengisinya , dan dengan tangan yang gemetar pistol tersebut diarahkan ke panel hologram. Diarahkan pada dahi dari Zexceed, pemain terkuat, yang sedang tertawa
«Dia» tetap seperti itu untuk beberapa waktu, dan orang-orang di sekitarnya akhirnya melihatnya dan menjadi ribut. Bahkan untuk permainan PK tak terbatas GGO, menyerang di jalan adalah hal yang mustahil. Walaupun bisa ditembakkan, peluru tidak akan melukai pemain atau objek apapun.
Beberapa orang menertawakan tindakan «Dia» yang sia-sia tapi «Dia» tidak terpengaruh, dan terus mengarahkan pistol hitamnya.
Di dalam panel, Zexceed melanjutkan ocehannya.
Tubuh asli Zexceed sedang terbaring di suatu tempat, dengan «AmuSphere» di kepalanya yang menghubungkannya ke studio maya MMO Streaming. Dia tidak tahu bahwa sebuah pistol sedang membidik karakternya di layar TV pada sebuah bar, di pusat perbelanjaan di ibukota dunia GGO «SBC Gurokken».
Mulut «Dia» terbuka, dan berteriak sekeras-kerasnya.
"Zexceed! Kamu si pemenang palsu! Sekarang, rasakan kebenaran dari kekuatan yang sesungguhnya!!"
Dikelilingi oleh pemain disekitarnya yang terdiam, «Dia» mengangkat tangan kirinya, dengan jarinya yang berpindah dari kepala, dada, bahu kiri, kemudian bahu kanan sehingga membuat sebuah tanda salib.
Sambil menurunkan tangan kirinya, tangan kanannya menarik pelatuk.
Di bar yang remang-remang, peluru logam tersebut terbang dalam sebuah garis lurus - dan menghantam bagian depan panel hologram, menimbulkan efek cahaya kecil.
Itulah yang terjadi. Di layar, mulut Zexceed terus bergerak.
Pada saat itu, toko terisi dengan tawaan. 'Ahaha' 'Dia melakukannya' dan kata-kata lain diucapkan dan diantara obrolan yang terjadi, Zexceed melanjutkan kata-katanya.
"...Pada akhirnya, termasuk memilih stat dan skill, itu semua tergantung pada kekuatan dan kemampuan pemain di kehidupan nyata..."
Tiba-tiba, semua suara membeku.
Kerumunan di bar kembali melihat ke panel.
Zexceed, dengan mulut yang masih terbuka lebar, membeku dengan mata melotot. Tangannya diangkat lemah, berusaha memegang tengah dadanya.
Tidak lama kemudian, karakternya menghilang, hanya menyisakan kursi poligon dan host berkata dengan panik.
"Oh tidak, tampaknya koneksinya terputus tapi dia seharusnya segera kembali, pemirsa jangan mengganti saluran dan tetap menunggu..."
Tapi tak seorang pun di toko mendengar kata-kata saat itu, dalam kesunyian, semua orang berpaling untuk fokus pada «Dia».
«Dia» mengendurkan bidikannya pada monitor dan menarik kembali senjatanya dengan memegang secara horizontal. Dalam pose ini, ia perlahan-lahan berbalik dan melihat para pemain yang terkejut di toko.
Setelah berbalik, ia kembali memegang pistol hitamnya tinggi-tinggi di udara dan berteriak.
"...Ini, adalah kekuatan yang sebenarnya, kekuatan nyata! Orang-orang bodoh, ukir rasa takut terhadap nama-nama ini dalam hatimu! "
Dia menarik napas dalam-dalam-
"Namaku dan pistol ini: «Death Gun» - «Death Pistol»!! "
«Dia» memasukkan pistol ke sarungnya dan melambaikan tangan kirinya untuk membuka jendela menu.
Sambil menekan tombol Log Out, perasaan keberhasilan «Dia» telah dikalikan dengan kelaparan untuk melakukan lebih.
Bab 1
By Nirus "Selamat datang, meja untuk satu orang?"
Setelah seorang pramusaji membungkuk dengan hormat, aku menjawab bahwa aku sedang mencari seseorang, dan melihat suasana kafe yang luas ini.
Dari sebuah tempat duduk dekat jendela, ada sebuah suara keras yang memanggilku kesana.
"Hei, Kirito-kun, kemarilah!"
Musik klasikal yang anggun mewarnai tempat makan ini, dan percakapan-percakapan bersuara rendah hening seketika aku memasuki tempat ini, semua tatapan tertuju padaku disertai kritikan. Menggunakan jaket kulit tua dan celana jeans yang ditambal, sekitar 80% dari toko - wanita-wanita kelas atas yang sedang beristirahat dari kegiatan belanjanya - merasa bahwa aku sedang berada di tempat yang salah. Aku merasakan kebencian yang mendalam tertuju pada orang yang memanggilku kemari.
Jika itu adalah gadis yang cantik dan atraktif, aku mungkin bisa menahan rasa ini, tetapi sialnya, orang yang melambaikan tangannya padaku adalah seorang pria yang mengenakan jas. Aku tidak keberatan untuk menyembunyikan ketidaksenanganku dan duduk di kursi dengan suara 'dosun'.
Seorang pramusaji datang ke sebelahku untuk menyajikan segelas air dingin dan sapu tangan yang hangat, disertai buku menu. Saat aku membuka sampul indah yang terbuat dari kayu dan kulit, suara riang mengungkapkan dirinya dari sisi meja dihadapanku.
"Kali ini aku yang mentraktir, jadi, pesanlah apapun yang kamu suka."
"Aku akan melakukan itu tanpa kamu mengatakan itu."
Aku menjawab dengan ketus dan melihat menu. Yang mengejutkan adalah, menu termurah kafe ini «Choux à la Crème» sudah berada dalam jangkauan 1200 Yen, dan dengan refleks alamiku, aku hampir memesan secangkir kopi polos. Setelah mengingat bahwa pria ini adalah birokrat berpenghasilan tinggi, dan bahwa biaya untuk hiburan ini akan ditanggung sebagai biaya bisnis oleh uang pembayar pajak yang sulit diterima, aku, yang hampir saja dibodohi, dengan tenang mulai memesan.
"Aah...aku mau pesan parfait au chocolat... dan Mille-feuille... dan secangkir kopi hazelnut.
Entah bagaimana, aku berhasil menyebut semua pesananku tanpa melakukan kesalahan dalam pengejaan meskipun aku tidak tahu sama sekali apa yang kupesan. Pesananku membuat biayanya bertambah hingga 3900 Yen. Aku telah mempertimbangkan untuk memesan hamburger dan milk shake, menggunakan perbedaan itu untuk dibandingkan dengan uang di sakuku.
"Baiklah, Tuan."
Waiter-shi dengan fasih meninggalkan kami, dan akhirnya aku menarik napas, kemudian menatap pria bernama Kikuoka Seijirou yang sedang memakan puding besar dilengkapi krim segar ini.
Wajahnya bisa kamu gambarkan sebagai guru Bahasa Jepang yang serius dan ketat pada umumnya, dengan kacamata berbingkai hitam dan rambut yang norak. Walaupun tidak melihat hal tersebut, tentu saja dia adalah pegawai Pemerintahan Jepang. Dia termasuk dalam Kementerian Urusan Internal dan Komunikasi Teknologi, Divisi 2 Jaringan Lanjutan Terpisah, atau, sebutan dalam kementerian, Divisi Manajemen Jaringan Komunikasi Sektor Manajemen Penyimpanan Virtual «Divisi Virtual».
Dengan kata lain, pria ini mengawasi keadaan dunia Virtual Reality baru yang kacau, sebagai agen pemerintahan... atau seseorang yang berpotensi menjadi 'kambing hitam'. Biasanya, aku akan merasa tidak enak jika dia dipecat, tetapi pada kenyataannya, kupikir itu sangat mungkin terjadi.
Itulah si sial Kikuoka-shi, yang akhirnya menelan suapan puding terakhirnya, menengadah untuk mengungkapkan sebuah senyum yang tak bersalah dengan kebahagiaan murni yang menempel pada wajahnya.
"Yah, Kirito-kun, maafkan aku telah memanggilmu kemari dengan pemberitahuan yang singkat begitu."
"Jika kamu merasakan penyesalan, seharusnya kamu tidak memanggilku ke Ginza pada mula-mula."
"Krim segar disini adalah yang terbaik. Sebaiknya aku memesan kue sus saat kita disini..."
Ketika aku mengelap tanganku dengan sapu tangan beraroma jeruk, aku menghembuskan napas dan berkata.
"... dan juga, kurasa kamu tidak berhak memanggilku 'Kirito'."
"Itu kejam sekali ~~ Bukankah aku adalah orang pertama yang ada disampingmu saat kamu bangun tahun lalu?"
Sialnya, itulah kenyataannya. Bangun setelah kabur dari «Permainan Kematian», orang pertama yang berkunjung adalah Kikuoka pada saat itu, bertindak sebagai agen tim counter-measure, di sebelah tempat tidurku.
Pada saat itu, aku menggunakan kalimat yang sopan, karena kurasa dia bermaksud baik dan benar-benar bersangkutan dalam hal ini, tetapi lambat laun aku sadar bahwa bukan hanya itu tujuannya mendekatiku, dan aku mulai menggunakan cara bicara yang tajam. Bisa saja dari awal dia berniat untuk mengeksploitasi aku - tetapi mungkin aku terlalu banyak menganalisa segala sesuatu.
Aku melirik Kikuoka, yang sepertinya tertekan karena memutuskan untuk menambah pesanan, dan aku membuka mulutku setelah sadar bahwa aku tidak boleh terlihat begini olehnya.
"Di berita dikabarkan bahwa ada tempat penyimpanan logam langka yang ditemukan di Teluk Sagami, dan pengurus yang bersangkutan telah mengorganisir tarian variatif dalam pengucapan selamat di Oklahoma. Jangan terlalu pusing memikirkan satu kue sus saja."
Kata-kata ini membuat Kikuoka mengangkat tangannya, mengedipkan matanya beberapa kali, dan senyum.
"Sebenarnya, aku tidak peduli dengan hasil yang didapat, karena itu tidak berhubungan dengan departemenku, aku tidak percaya kami akan mendapat keuntungan dari itu. Aku hanya akan menahan rasa laparku, demi kepentingan kondisi perekonomian kami."
Sang diplomat menutup buku menu, dan menghembuskan napas lagi.
"Baiklah, ini saatnya kamu memberitahuku tujuanmu memanggilku kemari... biar kutebak, ini hanya untuk menginvestigasi kejahatan virtual lagi, kan?"
"Oh, Kirito-kun mengatakannya dengan terus terang, ini membuatku jadi lebih mudah."
Setelah pernyataan yang berani itu, Kikuoka mengambil tas kantor dari kursi disebelahnya dan mengeluarkan tablet terminal yang sangat tipis.
Ya, lagipula, pria ini menggunakan orang-orang yang selamat dari kejahatan internet terbesar di Jepang, «Insiden Sword Art Online», sepertiku sebagai informan.
Biasanya, untuk menginvestigasi sumber sebuah tindakan kriminal, Public Safety akan membayar sejumlah uang berdasarkan informasi yang diberikan para kolaborator dan pengawas, dengan kata lain, membuat ini menjadi persetujuan bisnis. Jika keadaannya seperti itu, maka memanggilku kemari untuk makan kue bisa dipandang sebagai bisnis bagi Kikuoka.
Aku benar-benar ingin memikirkannya seperti itu, tetapi ini adalah orang yang melanggar aturan dengan memberitahuku rumah sakit dimana Asuna dirawat, dan itulah hutangku padanya.
Tanpa informasi itu, pencarianku terhadap Yuuki Asuna di dunia nyata akan tertunda dan mungkin, aku tidak akan bisa mengungkap rencana-rencana iblis yang dibuat Sugou Nobuyuki dan menyelamatkan Asuna dari genggamannya.
Dalam situasi pada saat itu, aku tidak terlalu keberatan menjadi pengawas Kikuoka. Meskipun akhir-akhir ini aku telah berhenti menggunakan tutur kata yang sopan mulai memesan kue-kue yang mahal.
Sementara itu, entah dia tahu tentang fakta itu atau tidak, dermawanku ini sedang bermain dengan tablet terminal miliknya dan berkata dengan malas.
"Baiklaaah, tentang itu, kali ini adalah tentang peningkatan rata-rata kejahatan dalam ruang lingkup virtual, kau tahu.."
"Hm. Secara spesifik?"
"Mari kita lihat.. baru saja pada bulan November ini telah terjadi 100 kasus kejahatan virtual, perusakan properti, dsb. telah diobservasi dan didaftarkan. Apalagi, ada 13 kasus dimana perselisihan permainan VR telah mengarah pada pembuktian di dunia nyata, dengan 1 insiden yang mengarah pada kematian... kasus yang satu itu telah menjadi insiden yang lumayan besar jadi Kirito-kun pasti telah mengetahui hal ini, seseorang membuat tiruan pedang bernuansa barat dan mengayunkan itu disekitar Stasiun Shinjuku, menebas 2 orang hingga tewas. Heeiii, pedang itu memiliki panjang 1,2 meter dan berat 3,5 kg. Bagaimana bisa dia mengayunkan itu?"
"Seperti pemain ekstrim yang menggunakan obat-obatan dan berhalusinasi... walaupun melihat kasus ini saja dari segala perspektif tidak terlalu banyak membantu dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya..."
"Tentu saja, dari rata kejahatan nasional, ini tidak ada apa-apanya, tetapi dipandang sebelah mata, mungkin permainan VRMMO melahirkan kekerasan sosial.
"Permainan VRMMO menyebabkan masyarakat menurunkan batas-batas tertentu pada kenyataannya. Itu adalah hal sesuatu yang bahkan kusadari."
Pada saat itu, seorang pramusaji datang tanpa terdengar dan membawa dua piring hidangan penutup dan secangkir kopi.
"Apakah semuanya sudah disajikan, Tuan?"
Setelah mengangguk, dia meletakkan tagihan dengan wajah yang mengerikan menghadap ke pinggir meja. Aku minum sedikit-sedikit kopi yang beraroma segar ini dan melanjutkan percakapan.
"..Ketika melihat PK di kebanyakan permainan sebagai kegiatan sehari-hari, bukannya tidak mungkin lingkungan seperti itu dijadikan tempat latihan bagi pembunuh di dunia nyata. Apalagi jenis permainan yang baru ini, dimana memotong pergelangan tangan akan menyebabkan darah menyebar kemana-mana dan membelah perut akan menyebabkan organ tubuh bagian dalam bertumpahan. Diatas itu, para pemain ekstrim itu lebih baik melakukan bunuh diri daripada log out."
Sebuah tenggorokan dibersihkan dari meja dekat sini dengan suara 'ahem' yang menginterupsi, dua wanita waras menatapku dengan tajam. Aku menurunkan kepalaku, dan melanjutkan percakapan dengan suara yang lebih kecil.
"Diberikan kejadian sehari-hari seperti itu, tidak heran kalau beberapa orang bodoh melakukan hal itu di dunia nyata. Aku pun merasa semacam counter-measure perlu dilaksanakan, meskipun hukum hampir tidak ada gunanya dalam hal ini."
"Tidak berguna?"
"Tidak berguna."
Dengan sendok keemasan, aku memotong beberapa lapisan tipis kue dan krim pink dengan hati-hati, membawa itu ke mulutku dengan hati-hati saat aku berpikir, bahwa tiap suapan ini bernilai 100 Yen. Sambil menikmati tiap potong kue yang enak ini meleleh di mulutku, aku meneruskan percakapan kita tentang kekejaman ini.
".. bahkan tidak bisa jika kamu menutup jaringan ini, karena jaringan VRMMO relatif mudah untuk dibuat, tidak peduli berapa banyak yang bisa kamu larang di Jepang ini. Pemakai dan Pedagang cukup pindah ke luar negeri."
"Hmm..."
Tatapan Kikuoka yang bermatabat jatuh ke atas meja, dan setelah berpikir beberapa detik, dia membuka mulutnya.
"... Mille-feuille-mu kelihatannya... boleh kucicipi sedikit?"
"..."
Aku mengarahkan hembusan napas dalamku yang ketiga, bersama piringku, ke arah Kikuoka. Pembesar karir ini kemudian mencuri sekitar 280 Yen dari Mille-feuille-ku dengan penuh semangat, dan memenuhkan pipinya.
"Tapi kamu tahu, Kirito-kun, aku baru saja berpikir... mengapa PK? Bukankah hidup dengan akur satu sama lain lebih menyenangkan daripada membunuh mereka?"
"...Kamu juga bermain ALO, jadi seharusnya kamu tahu, sebelum FullDive, sudah ada MMORPG yang mengambil sesuatu dari orang lain. Bicara secara kasar, karena permainan-permainan itu tidak memilik akhir yang jelas secara teknis, beberapa bentuk dari selesainya permainan harus menyajikan motivasi pemain... seperti mengincar dan bermain dengan perasaan bahwa dia lebih hebat daripada orang lain, menurutku."
"Oh?"
Saat mengunyah, Kikuoka mengekspresikan wajahnya untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari Kirito. Mengapa kita benar-benar harus membicarakan masalah itu? Dalam hati aku memikirkan untuk meracuninya, sebagian dari kepentingan balas dendam ketika aku melanjutkan.
".. Itu tidak terbatas dalam permainan saja. Ingin dikenal, Ingin mendaki lebih tinggi dari orang lain, bukankah itu merupakan struktur dasar masyarakat? Kamu bahkan harus mengerti orang-orang yang berada dalam satu departemen sepertimu, ada pegawai-pegawai pemerintahan yang iri kepada orang-orang yang memiliki gelar universitas yang lebih tinggi atau yang mendapat kenaikan pangkat yang lebih cepat karena ada kenalan. Tapi di sisi lain, mereke memandang rendah pegawai non-pemerintahan dengan rasa puas akan superioritas. Akhirnya orang-orang dengan superioritas dan inferioritas bisa makan kue dengan seimbang disertai wajah yang membawa kedamaian, bukan?"
Kikuoka menelan Mille-Feuille itu, dan senyum dengan hati-hati.
"Kamu lumayan jujur? Jadi bagaimana denganmu Kirito-kun? Bagaimana kamu menanggapi keseimbangan ini?"
"..."
Tentu saja, meskipun memiliki rasa rendah diri setinggi gunung, aku tidak berniat memberitahu pria ini. Dengan wajah bodoh, aku memarahi balik.
"... Yah, setidaknya aku bersama pacarku."
"Aku mengerti, aku sangat cemburu mengenai hal itu, Kirito-kun. Ketika kita bertemu lagi di ALO, maukah kamu memperkenalkanku pada gadis-gadis? Ambilah Raja Sylph sebagai contoh, dia adalah tipeku."
"Aku memberitahumu terlebih dahulu, di saat kamu mengatakan 'Sebenarnya aku adalah seorang birokrat kelas atas', kamu akan dipenggal."
"Jika itu dilakukan olehnya, maka aku tidak akan keberatan dibunuh sekali. - Jadi?"
"Jadi, tentang kerendahan diri ini, sangat susah untuk dipenuhi di dunia nyata. Ini bukan sesuatu yang dapat kamu peroleh tanpa kerja keras. Kamu harus belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, menjadi lebih baik dalam bidang olahraga, menjadi lebih keren, atau lebih atraktif... Dimana semua itu membutuhkan banyak waktu dan tenaga dan tidak ada jaminan atas hasil akhirnya, lagipula diatas itu syarat-syaratnya hampir mustahil untuk dicapai."
"Aku mengerti. Setidaknya, aku belajar mati-matian untuk ujian-ujianku, dan tetap tidak bisa masuk Toudai."
Untuk beberapa alasan, melihat Kikuoka tersenyum saat membicarakan topik itu, aku meredam keinginan untuk berkomentar dan segera melanjutkan pembicaraan.
"Kemudian, untuk menyelamatkan MMORPG. Disini, Waktu tidak akan terbuang sia-sia seperti di dunia nyata dan karaktermu akan bertambah kuat ketika menemukan item-item langka, mempelajari skill-skill yang lebih banyak, dan memiliki stats yang lebih tinggi. Tentu saja kamu tetap harus bekerja keras, tetapi karena itu masih sebuah permainan. Daripada belajar atau melatih otot-ototmu, ini jauh lebih menyenangkan. Memakai peralatan mahal untuk memamerkan levelmu yang tinggi ketika melintasi jalan-jalan utama, tentu saja kamu akan mendapat banyak perhatian iri dari orang-orang yang lebih lemah darimu... secara virtual. Jika kamu pergi ke tempat berburu, kamu bisa mengalahkan monster-monster dengan tenaga yang luar biasa, atau menyelamatkan sebuah tim yang sedang dalam bahaya. Diberikan ucapan terima kasih, dihormati -"
"Secara virtual?"
"...Tentu saja, itu hanya satu dari banyak elemen lainnya di permainan MMO. Tapi, permainan dengan jaringan sosial sebagai tema utamanya sudah lama ada, dan tidak ada yang lebih sukses daripada MMORPG."
"...Aku mengerti, permainan seperti itu sulit dalam memenuhi keinginan untuk merasa lebih hebat orang lain."
"Ya. - Kemudian VRMMO muncul. Dalam permainan seperti ini, kamu bisa berjalan sendiri di jalan tanpa sebuah avatar karakter. Dimana sebelumnya kamu mungkin harus berfantasi tentang itu di layar komputer, sekarang kamu benar-benar merasakan pandangan dari matamu."
"Hmm. Kupikir itu benar, karena ketika kamu berjalan dengan Asuna-chan di Yg-city, semua orang menatap kalian."
"...Kamu mengatakan hal-hal penuh dendam seperti itu secara terang-terangan. Dalam situasi apapun, dalam permainan VRMMO, selama kamu mempunyai waktu untuk melakukannya, siapaun akan merasa lebih hebat dari yang lain. Dibandingkan dengan seberapa keras kamu belajar, sehebat apapun kamu bermain sepakbola atau seberapa kaya dirimu, ini lebih sederhana, jauh lebih primitif, dan dibandingkan langsung terhadap naluri manusia."
"...Dengan kata lain...?"
"Dengan kata lain, itulah «Strength», fisik, kekuatan yang hebat. Dengan tanganmu sendiri, Kekuatan untuk memusnahkan lawanmu. Seperti sedang mengkonsumsi obat-obatan."
"...«Strength» ...Atau «Power» terhebat, huh."
Kikuoka bergumam disertai semacam nostalgia.
"...Anak laki-laki, siapapun itu, akan selalu mengincar kekuatan pada satu titik atau yang lain... melakukan hal-hal seperti membaca manga yang berbasis pertempuran dan ingin berlatih seperti itu. Tapi, kebanyakan dari mereka biasanya akan langsung mengakui kesia-siaannya dalam melakukan itu, dan mulai mengejar sebuah tujuan yang lebih realistis... - Aku mengerti, kuharap VRMMO bukan sebuah kesempatan lain untuk mengejar tujuan-tujuan itu."
Aku mengangguk, dan karena aku jarang berbicara banyak, aku minum kopi untuk membasahi kerongkonganku sebelum bicara.
"Aah. Beberapa permainan berjenis pertempuran sepertinya juga tergabung dalam kehidupan nyata, dimana aliansi-aliansi dan sekolah bela diri terbentuk."
"Oh? Artinya?"
"Dengan kata lain... karakter apa yang di pelajari dalam game bisa sangat baik menuntun mereka menjadi ahli dalam hal seperti Ini-dan-Itu-Gaya-Karate atau Disini-dan-disana-gaya-Kenpou.Selanjutnya itu bisa menghasilkan kejadian yang sama di Shinjuku dan Shibuya, menuju pada main hakim sendiri yang mengalahkan karakter musuh, sistem keadilan Tekken... Mengikuti hal itu, tentu saja aku tidak bisa mengajarkan kamu untuk mengerti perasaan mereka. Orang yang hidup dalam game jenis ini mungkin ingin mencoba keahlian yang mereka pelajari di VRMMO di dunia nyata... atau mungkin sudah melakukannya, kemungkinan itu mungkin tidak ada, yang malangnya bukan sesuatu yang bisa aku katakan - begitulah sentimenku."
"Begitu... itu adalah pemaksaan konsep <<Strength>> VRMMO kedalam kenyataan,huh. Hey, Kirito-kun."
Kikuoka, wajahnya sekali lagi berubah menjadi serius, melihat ke arahku.
"Itu, apakah kita hanya berbicara tentang masalah psikologi disini?"
"... Apa yang kamu maksudkan?"
"Menyampingkan pemberontakan psikologi mereka untuk melakukan aksi kekerasan menjadi rendah, dan juga bisa mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan untuk melakukan kekerasan... Dalam kenyataan, sifat fisik mereka kadang-kadang menyesuaikan pada perubahan tersebut... Itu hal yang tidak mungkin terjadi, kan?"
Sekarang, giliranku untuk berpikir dan merenung.
"... Itu, menggunakan contoh dari sebelumnya, kekuatan fisik yang di butuhkan untuk mengayunkan sebuah pedang seberat 3,5 kg di Shinjuku, di kembangkan oleh laki-laki dalam dunia game... kamu artikan?"
"Ya, itu."
" Hmm... sistem FullDive yang berpengaruh pada sistem saraf manusia, itu kelihatannya beberapa riset baru saja di mulai. Tetapi di dalam kenyataan, berbaring untuk waktu yang lama tentu menghasilkan mengurangi kekuatan total, meskipun kekuatan kasar yang muncul secara sekejap bisa dihasilkan dari terdorongnya adrenalin beberapa saat... - tetapi itu lebih di bidang kamu daripada aku, kan?"
"Beberapa waktu lalu, aku pergi untuk mendengarkan apa yang seorang profesor katakan tentang neuropsikologi, dan itu seperti bahasa Yunani bagiku... Kita mungkin sudah menyimpang jauh, tetapi kita mencapai tujuan hari ini. Tolong lihat ini."
Kikuoka memainkan tablet nya, dan memberikannya kepadaku.
Aku menerimanya, dan di layar LCD. Aku melihat laki-laki yang tidak ku kenali, dengan rumahnya dan profil lainya. Dia berambut panjang, berkacamata bulat perak dan memiliki pipi dan leher yang gemuk.
"...Siapa ini?"
Menerima terminalnya kembali dariku, Kikuoka menggerakkan jarinya.
"Beeeenar, bulan kemarin... pada tanggal 14 November. Di apartemen yang berlokasi di Nakano Ward, Tokyo, pemilik rumah menyadari bau yang tidak enak ketika membersihkan area di sekitar itu. Dia mencoba menghubungi penghuni kamar itu dengan menggunakan interphone, tetapi tidak ada jawaban dan disana tidak ada jawaban pada ponsel biasa juga. Tetapi lampu di kamar itu masih menyala saat dia melepaskan kunci elektronik karena penasaran, dan menemukan laki-laki ini... Shigemura Tamotsu, umur 26 tahun, mati. Kelihatannya dia mati lima setengah hari yang lalu. Disana tidak ada tanda-tanda kamarnya di rusak, dan tubuhnya berbaring di tempat tidur memakai ini di kepalanya..."
"AmuSphere, aku duga."
Aku punya satu juga di kamarku juga, dua cincin emas saling melengkapi membentuk sebuah potongan head gear, mesin FullDive muncul di pikiranku saat aku mengatakannya, ketika Kikuoka mengangguk lemah.
"Itu benar. - Dengan segera kami menghubungi anggota keluarganya, dan memerintahkan autopsi post-mortem untuk meng investigasi kematian yang misterius ini. Penyebab kematian, gagal jantung akut."
"Gagal jantung? Saat jantung tiba-tiba berhenti berdetak kan? Kenapa ini terjadi?"
"Kita tidak tahu."
"..."
"Selama waktu berlalu sejak kematiannya, dan kemungkinan peristiwa ini adalah kejahatan sangat rendah, dan kita tidak melakukan autopsi yang rinci. Tetapi kelihatannya seperti dia tidak makan untuk dua hari setelah log in secara berlanjut."
Aku membeku sekali lagi.
Sejujurnya, kasus seperti ini tidak langka. Kenapa? Karena meskipun tidak makan dalam realiti, memakan sesuatu ketika berada dalam VRMMO berarti kamu masih merasa kenyang, dan perasaan itu berakhir untuk beberapa jam. Pencandu, atau bisa di panggil gamer hard-core, menyadari waktu di luar game adalah waktu yang terbuang sia-sia, dan kasus dimana ketika orang tidak makan untuk satu atau dua hari benar-benar tidak jarang.
Bagaimanapun, jika kebiasaan itu di lakukan terus-menerus, itu mustahil tidak mempunyai akibat negatif pada tubuh. Korban kurang makan hidup sendiri terkena penyakit... itu kasus yang sangat tidak jarang.
Menutup mata ku untuk sesaat dan setelah berdoa untuk Shigemura-shi agar menemukan kebahagian di dunia berikutnya, aku membuka mulutku.
"...ini sangat tragis, tapi..."
"Sungguh menyedihkan, tetapi ini sudah biasa untuk zaman sekarang. Karena kejadian ini tidak muncul di berita, dan anggota keluarga korban tidak mengatakan banyak saat mereka ingin menyembunyikan fakta kematian karena game ini, kita tidak bisa untuk melanjutkan investigasi (penyelidikan) lebih jauh. Kalau di lihat, kematian bisa juga kelihatan seperti serbuan VRMMO, tetapi..."
"...Kamu tidak memanggilku hanya untuk mendengar teori awal saja kan? Ada apa dengan kasus ini?"
Pada pertanyaanku, Kikuoka menatap terminalnya, dan menjawab.
"Shigemura-kun hanya meng instal satu game dalam AmuSphere nya. <<Gun Gale Online>>... pernah dengar?"
"Itu... tentunya. Karena fakta bahwa hanya game VRMMO itu di Jepang dengan <<Pro>> yang bermain, Aku belum memainkan nya, meskipun begitu."
"Kelihatannya dalam Gun Gale Online... Disingkat GGO, dia merupakan top player. Itu telah diputuskan dalam event selama Oktober untuk menentukan siapa yang terkuat. Nama karakternya adalah <<Zexceed>>."
"...Maka, apakah dia mati ketika bermain GGO?"
"Sebenarnya, tidak, dia tidak. Avatarnya, <<Zexceed>>, adalah bintang tamu dalam <<MMO Stream>>, sebuah channel tuan rumah dari satu dari jaringan stasiun.
"Aah... Yang kamu maksud adalah M-ST <<Grup Pemenang Minggu ini>>? Itu mengingatkanku, aku ingat mendengar satu dari tamu kita kehilangan koneksi selama pertunjukan dan berhenti di tengah-tengah..."
"Yeah, mungkin itu. Dia menderita gagal jantung ketika pertunjukan. Log mereka juga merekam segalanya ke tepat detik itu. Kemudian, ini informasi yang tidak diketahui kebenarannya... Sekitar waktu gagal jantungnya, sesuatu yang aneh terjadi di GGO, mengikuti pernyataan pengguna blog."
"Aneh?"
"MMO Stream juga tayang di GGO kan?"
"Aah. Mereka biasanya berkumpul di bar."
"Itu terjadi di bar saat pertunjukan di siarkan, di jalanan ibu kota <<SBC Gurokken>> dunia GGO. Jadi, masalahnya adalah sekitar waktu itu, satu dari player tiba-tiba melakukan sesuatu hal yang aneh."
"..."
"Anyway, menunjuk gambar televisi Zexceed-shi, <<Dia>> menembakkan sebuah pistol ketika berteriak tentang keadilan dan kematian. Melihat itu, satu dari player yang secara kebetulan merekam event itu meng upload ke dalam situs video. Video yang di upload juga termasuk dalam perhitungan JST (Japanese Standard Time) ... Dan... Pistol yang ditembakkan pada tanggal 9 November, pada jam 11:30 PM, 02 detik, Shigemura-kun tiba-tiba menghilang dari pertunjukan, pada 11:30 pm, 15 detik."
"...Hanya kebetulan kan."
Aku mengatakannya, saat aku memindahkan piring keduaku di depanku.
Mengambil benda bulat dengan sendok-penuh dengan teh-, aku memasukkannya kedalam mulut. Tiba-tiba, rasa dinginnya mengejutkanku. Jika itu adalah jenis kueh, itu pasti kueh es krim, aku pikir. Dengan rasa manis yang tidak ada, kumpulan coklat itu berisi mulai membabar, melebihi rasa pahitnya percakapan yang Kikuota mulai.
Aku menggosok perut untuk ketiga kalinya dan melanjutkan dari dimana aku meninggalkannya.
"Menjadi player tingkat atas dari GGO akan secara alami menyebabkan yang lainnya membenci dia dan cemburu kepada nya melebihi yang ditemukan di VRMMO lainnya. Untuk menembak orang nyata mungkin membutuhkan banyak keberanian, tetapi tidak sangat aneh gambar TV untuk ditembak."
"Ya, bagaimanapun, disana ada kejadian yang lainnya."
"...Apa?"
Sendok di tanganku membeku, dan melihat pada wajah poker Kikuoka yang tidak berubah.
"Saat ini, itu terjadi sekitar sepuluh hari yang lalu, pada tanggal 28 November. Sebuah mayat di temukan di unit 2 bangunan apartement di Omiya Ward, Saitama City, prefektur Saitama. Penjual koran berpikir dia mengabaikan lampu unit yang masih menyala, meskipun begitu itu tidak ada jawaban, dia mencoba membuka pintu dan tidak terkunci. Melihat ke dalam, seorang laki-laki ditemukan terbaring di futon nya memakai AmuSphere, dengan bau busuk yang sama..."
Ehem! Membersihkan tenggorokan secara sengaja untuk menahan percakapan, kita melihat pada wanita yang sama dari sebelumnya, di dekat meja kami, saat mereka menatap dengan mata marah dan memberikan kami tatapan kesal nya. Tetapi, dalam keterkejutan gerakan tegas Kikuoka, dia mengangguk kepada mereka dan melanjutkan percakapan kami.
"...Well, ayo kita lewati hasil rincian dari autopsi postmortem, kali ini juga menyatakan kematian nya karena gagal jantung. Namanya... lewati juga. Laki-laki, 31 tahun. Dia juga player GGO yang sangat kuat dan nama karakter nya adalah <<Usujio Tarako>>? Ini nama asli nya ?"
"Ketika kembali di SAO, disana ada laki-laki yang dipanggil <<Hokkai Ikura>>(Ini adalah permainan kata-kata jepang), jadi mereka mungkin berhubungan. Apakah si Tarako-shi ini juga di program TV?"
"Tidak, saat ini adalah kejadian dalam game. Dari log AmuSphere, koneksi nya diputus sekitar 3 hari sebelum mayatnya di temukan, pada tanggal 25 November, pada jam 10:00:04 PM. Waktu kematian juga diperkirakan sekitar waktu itu. Pada saat yang sama, dia berada di alun-alun kota Gurokken menghadiri sebuah pertemuan Squadron - sebuah guild, rupanya - . Dia melompat ke panggung untuk menyuarakan pendapat, dan seorang player yang berbeda pendapat pada pertemuan itu menembak nya dengan sebuah pistol. Meskipun jalanan kota adalah area dimana semua dan apapun damage yang diterima akan hampa secara sekejap, dia sangat marah kepada penembak yang menyerangnya dan mengejar nya, kemudian tiba-tiba menghilang. Informasi ini juga di ambil dari thread forum net, jadi kebenarannya lebih kurang yang diinginkan, tetapi..."
"Penembak itu, apakah player yang sama dari peristiwa <<Zexceed>>?"
"Kamu memikirkan hal yang sama juga. Setelah semuanya, kata kata seperti 'keadilan' dan 'kekuatan' juga di katakan oleh seorang player dengan karakter nama yang sama saat dari kasus sebelumnya."
"...Apa jenis dari...?"
Kikuoka memeriksa tabletnya, dan mengerutkan dahinya.
"<<Death Pistol>>... Itu dan <<Death Gun>>"
"Death... Gun... "
- dengan kata lain, <<Death Gun>>?
Aku menempatkan sendok pada piring yang sekarang sudah kosong, saat aku mengulang nama itu ke diri sendiri berulang dan ulang kali dalam pikiranku. Karakter namanya, tidak masalah betapa banyak bercanda yang di maksud, itu benar-benar memberikan kesan pada karakter nya. Death Gun, kesan nama itu menimbulkan kedinginan seperti besi hitam.
"...Kamu yakin Zexceed dan Usuko Tarako kedua nya mati karena gagal jantung,kan?"
"Jika aku katakan ya?"
"Dan... tidak ada kerusakan otak?"
Mendengar itu, Kikuoka menangkap maksudku dan menyeringai.
"Aku meragukannya juga. Dan aku memaksa tim forensik tentang hal itu, tetapi mereka tidak menemukan keabnormalan apapun seperti pendarahan otak atau penyumbatan pembuluh darah arteri otak."
"..."
"Juga, dengan NERvGear... Ah, kamu baik-baik saja kan, mendiskusikan hal ini?"
"Aku baik-baik saja."
"... Dengan NERvGear, ketika membunuh seorang pengguna, sensor sinyal berubah menjadi mikrowave berkekuatan tinggi yangmana menghancurkan bagian otak, tetapi AmuSphere tidak dibuat untuk memancarkan gelombang elektromagnetik berkekuatan tinggi. 'Hanya mesin yang bisa mengirimkan suara dan penglihatan ke kelima indera dengan sangat rendah dan sinyal yang sedikit', itu apa yang developer tegaskan.
"Jadi kamu sudah berbicara pada pembuat nya... kamu melakukan pekerjaan rumah mu untuk pertemuan ini, huh, Kikuoka-san? apakah kejadian yang kamu urus ini sebagai pekerjaan hanya mencari rumor lewat saja?"
Saat aku menatap melalui lensa kaca matanya pada mata sempitnya. Kikuoka menghapus ekspresinya dalam sedetik, dan segera, bibirnya melebar membentuk senyuman.
"Aku terbang kemana-mana, jadi sebenarnya, aku agak bebas pada dasarnya sehari-hari."
"Kemudian, selanjutnya kenapa tidak kamu menolong garis depan clearer Aincrad. Sir Eugene memuji kamu sebagai mage yang bagus, kamu tahu."
Sebenarnya, aku tidak pernah berpikir satu kali pun laki-laki ini menjadi pegawai karena penampilan dan cara bertindak nya. Dia menciptakan sebuah karakter pada ALO bukan karena dia tertarik dalam game itu, tetapi kebanyakan karena untuk memudahkan mengumpulkan informasi pada dunia VR. Meskipun kartu bisnis yang aku dapatkan sebelumnya diterima di tempatkan dia dibawah Departemen Urusan Internal dan Komunikasi Teknologi, disana tentunya ada sesuatu yang mencurigakan sedang berlangsung. Unit sebenarnya adalah bagian dari Departemen Keamanan Nasional sesuatu yang sudah aku sadari.
Tetapi menyampingkan hal tersebut, kelihatannya <<Divisi Virtual>> selama <<Pasukan Penyelamat Korban Kasus SAO>> berlangsung, hanya mengurus untuk menampung semua pemain kedalam rumah sakit karena usaha nya. Oleh karena itu, dengan itu dan permintaan mengenai lokasi Asuna, aku berururusan dengan dia pada perbandingan 60% rasa terimakasih dan 40% rasa curiga.
Jadi apakah dia tahu pikiranku atau tidak, Kikiuoka hanya menggaruk bagian belakang kepalanya dan memberikan senyuman malunya.
"Kamu terlalu baik, aku bisa mengingat kata-kata spell, tetapi tidak bagus dalam mengucapkan nya. Aku benar-benar buruk dalam bermain lidah sejak lama sekali, ... Ngomong - ngomong, terhadap kasus ini, aku pikir kemungkinan nya lebih dari 90% itu kebetulan atau hoax. Itulah kenapa, kita butuh untuk menyangkal nya.- Kirito-kun, kamu pikir apakah mungkin? Apakah mungkin untuk seseorang yang di tembak dalam game, mengakibatkan menderita peristiwa gagal jantung dalam kenyataan?"
Usul Kikuoka menyebabkan gambaran dalam kepalaku, menyebabkan aku mengerutkan dahi.
Berpakaian hitam seluruhnya... Penembak tanpa wajah yang memandang dalam kekosongan dan menarik pelatuk nya. Peluru hitam fantasi ditembak maju menembus dinding virtual, paket menyerbu kedalam dunia network. Dari router ke router, server ke server, membuat belokan bervariasi dalam sudut yang benar, peluru terus maju ke depan. Akhirnya, itu mencapai unit apartemen tertentu, terwujud di luar konektor LAN yang di susun di dinding, dan mengenai jantung seorang laki-laki ketika dia lagi berbaring.
Menggelengkan kepalaku untuk membersihkan gambaran mengganggu itu, aku menaikkan jari.
"Aku pikir itu mustahil, tetapi... Asumsikan saja, itu...<<Death Gun>> adalah penembak kita, dan dia entah bagaimana mengatur untuk mengirim beberapa sinyal ke AmuSphere <<Zexceed>> dan <<Usujio Tarako>>..."
"Yea... jika apa yang dikirim bukan gaya misterius yang mematikan, tetapi hanya sinyal yang normal... Kamu masih ingat <<Imaginator Virus>> yang menyebabkan kegemparan untuk beberapa waktu lalu?"
"Aah, peristiwa mail yang mengejutkan itu, ya?"
Imaginator, itu adalah sepotong software yang dikembangkan oleh seseorang untuk AmuSphere. Potongan software itu menghasilkan ruangan virtual untuk dive, dimana kamu menghadap kamera dan membisikkan sebuah pesan, dan kemudian memampatkan ke dalam format mail. Penerima bisa membalas file itu, yangmana akan menghasilkan tubuh virtual pengirim dan pesan berbicara, hal-hal seperti itu. Sejak kamu bisa menyampaikan video, audio dan sentuhan, itu menjadi sangat populer.
Pada akhirnya, celah lubang keamanan ditemukan, dan disana ada sebuah virus yang menulari mail yang akan menyertai pesan awalnya, yangmana menyebabkan gangguan secara besar. Jika kamu mencoba dive dengan mail itu di inbox kamu, itu akan dipaksa membuka sebuah preview, dan didepan mata kamu dalam sekitar suara dan warna, sesuatu mengejutkan - biasanya erotik atau menjijikkan, satu atau yang lainnya- akan dimulai untuk di mainkan.
Tentu saja, akhirnya sebuah file patch di upload, dan peristiwa ini diselesaikan, tetapi...
"-Kebanyakan pengguna AmuSphere harus meng instal <<Imagine>> dari sekarang. Tetapi jika disana ada lubang keamanan yang tidak dikenal, dan e-mail korban atau IP address di ketahui..."
"..Begitu, mengatur waktu pengiriman dahulu, kemudian mengirim sinyal pada saat yang sama saat tembakan - sesuatu seperti itu mungkin."
Kikuoka menggabungkan jarinya bersama-sama, dan mengangguk saat dia menyantaikan dagu nya di atas jarinya tadi.
"Maka bagian itu selesai. - tetapi itu bukan peluru fatal terkutuk yang dikirim. Akhirnya itu hanya rangsangan yang normal."
"Dengan kata lain, rangsangan yang cukup untuk menghentikan jantung... Mungkin hal seperti rasa pengecap, bau... cahaya dan bunyi...Kan? Ayo berbicara tentang mereka satu per satu. Pertama indera sentuhan, rangsangan pada kulit."
Aku berhenti sejenak, dan menekan ibu jarinya ke dalam telapak tangan kirinya. Baru-baru ini, apa yang aku makan bukan kue cokelat seperti yang kupikir, tetapi es krim, saat aku tahu aku terkejut kemudian.
"...Apa yang akan terjadi, jika kamu mengirim seluruh tubuh ke batas toleran dingin? Seperti jika kamu melompat ke dalam bak mandi yang penuh dengan air es. Bisakah itu menghentikan jantung?"
"Aah...Melompat ke dalam air es bisa menghentikan jantung, saat perbedaan dalam temperatur yang bisa menyebabkan keterkejutan pada tubuh, dan pembuluh darah tubuh akan berkontraksi, yangmana akan menyebabkan ketegangan pada jantung... Itu tidak mungkin kan."
"-Maka, aku rasa kita tidak bisa melalui asumsi ini lagi. Meskipun jika otak merasakan dingin, pembuluh darah kapiler pada bagian tubuh lainnya tidak akan merasakan nya..."
"Kemudian, bagaimana tentang hal ini?"
Saat ini, Kikuoka menggosok tangannya bersama-sama selagi berbicara. Itu mungkin kesalahan pada bagianku, tetapi Kikuoka kelihatannya tersenyum tanpa menunjukkan rasa kasihan.
"Serangga super kecil... lebih kecil daripada kumbang, entah berada dimana dalam kategori cacing panjang. Kadang-kadang seperti ulat bulu atau ulat kaki seribu, perasaan dijatuhkan ke dalam lubang yang diisi oleh mereka. Tentu saja, di temani oleh video. Urgh, membayangkannya saja memberikanku perasaan jijik.
"..."
Dengan tidak ada alternatif lain, aku mencoba untuk membayangkan nya.
Ketika memiliki waktu luang aku berjalan-jalan di lapangan, kemudian bumi tiba-tiba runtuh di bawah kakiku, dan aku jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam. Makhluk melata kecil, panjang mendekat, melingkari tubuhku hingga merayap mendekati pergelanganku dan menuju leher, dan akhirnya membuat jalan menuju kebawah bajuku...
"... Serius, aku merasakan perasaan jijik."
Aku menggosok tanganku bersama-sama, dan menggelengkan kepalaku.
"Tetapi dengan tingkat keterkejutan itu, meskipun <<Imagine Virus>> bisa melakukannya. Dengan tiba-tiba semua ulat bulu raksasa atau ubur-ubur Nomura jatuh dari atas kepalaku. Tetapi disana tidak ada yang bisa membuat jantung mereka berhenti...Aku pikir. Pada tempat pertama, saat kamu masuk pada VRMMO, kamu secara tidak sadar mempersiapkan untuk situasi yang tidak dibayangkan. Pada beberapa medan, seorang boss monster bisa tiba-tiba muncull di depan kamu dan jika jantung kamu berhenti saat itu juga, itu tidak akan membuat jadi game kan."
"Kamu benar."
Kikuoka mengangkat bahunya, mengangkat cangkir dan memutarnya sedikit.
"... Jadi, rangsangan berikutnya mungkin rasa dan bau. Tetapi bagaimana itu bekerja? Jika seseorang tiba-tiba merasakan atau mencium sesuatu yang mengganggu, seperti rasa kiviak ( makanan tradisional saat musim dingin dari Greenland ) yang dihasilkan. Orang itu mungkin muntah. Reaksi muntah ini mungkin mempengaruhi tubuh juga."
"Jika memang begitu, itu tidak akan menghentikan jantung. Tetapi bisakah isi muntahan menghentikan pernapasan? Juga, apa itu kiviak ?
"Oh, kamu tidak tahu? Kiviak adalah makanan Eskimo. pada awal musim panas, mereka akan menangkap burung laut kecil yang bermigrasi yang dipanggil Appaliarsuk dan memasukkan mereka ke dalam tas kulit tertutup dengan daging nya diambil. Kemudian buntelan itu ditempatkan pada keadaan dingin, di sudut gelap untuk beberapa bulan, sampai lemak burung terserang dan mereka meragi nya dengan baik, atau lebih tepatnya, menjadi busuk. Pada saat itu, mereka mengeluarkan burung seperti coklat meleleh, organ dalamnya terasa seperti sejenis makanan. Bau busuknya harusnya lebih buruk daripada Surtromming (ikan busuk skandivnavian), tetapi sekali kamu mencicipinya, kamu tidak akan cukup..."
Clank! Aku menatap ke arah suara keras itu dan melihat cewek di dekat kami menutup mulut mereka dalam keadaan jijik dan mereka meninggalkan meja mereka dengan tergesa-gesa. Sekali lagi, aku mengeluh dalam-dalam, dan kemudian menyela perkataan Kikuoka.
"Jika kamu punya kesempatan mengunjungi Greenland, maka cobalah. Juga, kamu tidak harus menjelaskan apa itu Surs."
"Oh, oke."
"Jangan menyesal. - Dan tidak masalah apapun, memakan benda yang menjijikkan tidak akan menghentikan jantung. Ayo ke selanjutnya...Video huh..."
Aroma kopi menghapus kata-kata bodoh Kikuoka dan aku lanjut berbicara.
"Sama dengan contoh serangga sebelumnya, hanya video signifikan mungkin tidak bisa menghentikan jantung tidak masalah bagaimana menakutkan atau kejamnya gambarnya. Dasarnya, mungkin menyebabkan trauma yang besar, kupikir, tetapi itu akan benar-benar sulit untuk diselidiki."
"Hmm. - kamu mengatakan signifikan kan?"
"Yeah... contohnya, dan ini mungkin sudah lama sebelum aku lahir jadi aku tidak tahu tepatnya, tetapi banyak anak-anak yang menonton anime TV tertentu yang jatuh pada waktu yang sama diseluruh kota dengan sindrom epilepsi."
"- Kejadian itu. Aku di TK saat itu dan aku melihat nya dengan mata sendiri."
Kikuoka mengatakan nya dengan perasaan kangen.
"Aku pikir cahaya merah dan biru yang terus menerus menyala yang menyebabkannya."
"Itu mungkin. Jika cahaya kilat video terus menerus di kirim, orang akan biasa nya menutup mata mereka secara reaksi. Itu memungkinkan jika mengirim langsung ke dalam otak dan sejenis kejutan terjadi, itu benar-benar bisa terjadi."
"Ya, tentu saja."
Kikuoka mengangguk kepalanya, tetapi kemudian menggelengkan kepalanya dan melanjutkan.
"-Tetapi, pertanyaan itu di perdebatkan ketika AmuSphere di kembangkan. Hasil nya adalah alat keamanan dalam bentuk pengaturan batas. Video gambar dengan lebih daripada amplitude getar level tertentu tidak di perlihatkan oleh AmuSphere."
"- Hey kamu."
Saat ini aku menebak Kikuoka 100% terlihat mencurigakan dan berkata.
"Kelihatannya kamu sudah meneliti semua kemungkinan,kan? Jika kamu sudah mengambil otak-otak elit departemen, kemudian kamu membutuhkanku sekarang untuk memperdebatkan hal ini kan. Apa yang kamu coba lakukan?"
"Tidak tidak, bukan. Cara kirito berpikir benar-benar merangsang, itu adalah referensi yang besar dan aku juga senang berbicara denganmu."
"Tetapi aku tidak suka berbicara dengan kamu, dan untuk suara persepsi, itu harusnya juga punya pembatas. Maka, kesimpulannya - mempengaruhi jantung manusia dalam sebuah game adalah mustahil. <<Death Gun> yang menembak dan serangan jantung dua orang tersebut benar-benar kebetulan. Selamat tinggal, aku pulang dan terima kasih untuk keramah tamahan kamu."
Aku punya firasat jika pembicaraan ini berlanjut, itu tentu nya bukan hasil yang menyenangkan. Jadi, aku cepat-cepat mengatakan terimakasih dan berdiri.
Bagaimana pun, Kikuoka dengan panik memanggil untuk menghentikan diriku.
"Tungggg- tunggu, tunggu. Dari sini adalah topik utama sebenarnya. Kamu bisa memesan kue lainnya, hanya tinggalah denganku sedikit lebih lama, tolong."
"..."
"Well, aku lega Kirito-kun mencapai kesimpulan itu. Aku juga berpikir hal yang sama tentang dua kematian itu bukan karena tertembak dari dalam game. Mengatakan ini bagaimanapun, aku punya permintaan -"
Ini dia datang, aku mengerutkan dahi ketika berpikir, dan melanjutkan mendengar.
"Bisa kah kamu log kedalam Gun Gale Online, dan berhubungan dengan si <<Death Gun>> ini?"
Dia kemudian tersenyum kepadaku.
Untuk wajah tersenyum tanpa dosa birokrat, aku menggunakan suara terdingin yang kubisa.
"Menghubungi dia? Kenapa tidak Kikuoka-san saja yang mencoba tentang itu. Pergi dan tertembak olehnya, maksud kamu, oleh si <<Death Gun>>."
"Tidak, well, ahahahaha."
"Tidak mungkin! Jika sesuatu benar-benar terjadi, apa yang harus aku lakukan? Kamu akan tertembak dan jantung kamu berhenti berdetak."
Aku berdiri sekali lagi tetapi Kikuoka menangkap lengan bajuku.
"Baru saja, kita berdua tidak setuju hal ini tidak mungkin kan. Juga, si <<Death Gun>> ini mempunyai syarat yang tinggi untuk target nya."
"...Syarat?"
Aku menanyakannya dan penasaran sehingga duduk lagi.
"Ya. Dua orang, <<Zexceed>> dan <<Usujio Tarako>>. yangmana ditembak oleh <<Death Gun>>, mereka adalah player tingkat atas yang terkenal. Maka, jika mereka tidak kuat, mereka tidak akan ditembak. Untukku, meskipun bertahun-tahun itu tidak akan membuatku menjadi kuat. Bagaimanapun, untuk kamu yang Kayaba-shi juga mengakui kamu sebagai yang terkuat..."
"Itu mustahil untuk diriku juga! GGO bukan game yang mudah dan <<Pro> ada dalam itu."
"Itu er, apa maksud nya <<Pro>>? Kamu mengatakan nya tadi."
Menyadari aku masuk ke dalam percakapan Kikuoka akhirnya, aku menjelaskan dengan enggan.
"... Itu berarti orang yang membuat pendapatan mereka dari game. Gun Gale Online lah satu-satunya game dalam VRMMO yang mempunyai sebuah <<konversi sistem uang game menjadi uang nyata>>."
"...Benarkah?"
Meskipun untuk seseorang seperti agen Kikuoka, dia masih tidak tahu game secara rinci saat pertanyaannya kelihatan nya benar-benar tidak berpura-pura saat ini.
"Itu, sederhananya, uang dihasilkan dalam game yang bisa diubah menjadi uang nyata yang dikembalikan ke kamu. Sebenarnya, itu bukan yen Jepang, tetapi mata uang elektronik. Tetapi karena disana tidak ada apapun yang bisa di beli dengan itu sekarng hal itu sama saja isi nya."
"...Tetapi bisakah VRMMO itu bertahan dalam bisnis tersebut? Perusahaan operator dan staf tidak menjadi sukarelawan kan?"
"Tentu saja, itu tidak berarti semua player bisa membuat uang. Itu sama dengan mesin pachinko dan pacu kuda. Biaya bulanan, jika aku ingat dengan benar, adalah 3000 yen dan untuk sebuah game VRMMO, itu sangat mahal. Tetapi, jumlah player rata-rata mendapatkan giliran mereka, sepuluh itu... Di area beberapa seribu yen harusnya. Bagaimanapun, mungkin kamu mengatakan sifat taruhan mereka tinggi... dan pada saat yang jarang, beberapa orang akan keluar dengan sebuah bang dan menemukan item berharga yang langka. Setelah menentukan melalui pelelangan dalam game, jika mereka menukarkan nya uang elektronik dari penjualan itu bisa jumlahnya di antara sepuluh ribu sampai seratus ribu yen. Jika kamu mendengar tentang cerita seperti ini kamu mungkin akan mendapatkan perasaan 'suatu hari akan terjadi juga kepadaku...' Dalam game itu seperti dalam kasino yang besar."
"Hmmm, begitu..."
"Jadi, <<Pro>. adalah seseorang yang menghasilkan uang secara tetap setiap bulan. Player tingkat atas mendapatkan sekitar 200.000 hingga 300.000 yen setiap bulan, kukira. Jika kamu membandingkannya dengan jumlah standar dunia nyata itu mungkin bukan urusan besar... tetapi, tanpa bermewah, itu cukup untuk hidup. Dengan kata lain, apa yang datang kepada orang-orang itu membuat pendapatan mereka dari biaya bulanan dibayar oleh player dalam zona banyak. Itu apa yang aku maksudkan barusan, tentang top player dalam GGO yang dicemburui lebih daripada game lainnya. Itu sama dengan pemerintah yang memakan kue mahal yang bodoh dengan uang pajak masyarakat."
"Fufufu, seperti biasa Kirito-kun mengatakan nya dengan jalan yang kasar. Aku menyukai bagian itu darimu."
Tanpa mengambil perhatian dari kata kata Kikuoka dengan berpura-pura tidak tahu, aku menyela nya.
"- Untuk alasan itu, waktu yang dihabiskan dan antusiasme kerumunan tingkat tinggi GGO tidak bisa dibandingkan dengan player MMO lainnya. Aku, tanpa pengetahuan seluk beluk rincian mekanisme game ini, tidak bisa pergi dalam kegelapan dan bertanding denagn orang-orang itu. Dalam tempat pertama, saat nama termasuk, itu adalah game dimana pertarungan tembak adalah bentuk utama dari pertempuran... Aku tidak cocok dengan senjata menembak. Aku berbela sungkawa tetapi kamu harus mencari seseorang lain untuk melakukan tawaran kamu."
"Tunggu tunggu, disana tidak seorang pun yang bisa aku andalkan. Untukku, kamu lah satu-satunya karena hanya kamu hanya player VRMMO yang bisa berhubungan dalam kenyataan. Disamping it... jika kamu mengatakan melawan profesional adalah beban berat dan mereka mendapatkan gaji dari game ini, maka baik-baik saja kan jika kamu memperlakukan ini sebagai pekerjaan juga."
"...Apa?"
"Membayar kompensasi untuk penyelidikan bekerja sama. Itu mungkin... tidak sama banyak dengan jumlah gaji top player dalam GGO yang didapatkan setiap bulan, tetapi pasti ini cukup."
Melihat isyarat Kikuoka menaikkan tiga jarinya -
Jujur, aku merasa ngeri. Jika kamu mempunyai sebanyak itu, CPU grade core 24 baru-baru ini dalam mesin baru bisa dibayar untuk dengan uang kembali yang tersisa. Bagaimanapun, sekali lagi, timbul rasa curiga yang baru.
"...Jangan menganggap mudah diriku, Kikuoka-san. Kenapa masalah ini harus ter obsesi terlalu banyak? Ini hampir tentu nya sebuah rumor retro, pembicaraan tentang hal hal gaib itu biasa terjadi di internet, aku percaya. Dua orang mendapatkan serangan jantung, yang tidak menunjukkan sosok mereka dalam game karena itu, jenis cerita dongeng itu menjadi dibuat-buat.
Ketika ditanya dengan terbuka, Kikuoka menggunakan jari ramping nya untuk membetulkan kacamatanya, menyembunyikan perasaannya dariku. Disana tidak diragukan lagi dia menyadari berapa banyak jawabannya akan menjadi kenyataan, dan berapa banyak yang akan jadi muslihat. Betapa orang licik.
"-Sebenarnya, bosku adalah satu yang gelisah tentang hal ini."
Pejabat tingkat tinggi ini mulai berbicara dengan senyuman biasa.
"Pengaruh teknologi FullDive pada kenyataan adalah paling khusus diantara bidang lainnya. Pengaruh yang kuat pada masyarakat dan budaya tentunya sangat besar, tetapi pada bidang biologi juga menarik banyak kontroversi. Pada yangmana jalan bisa dunia virtual mengubah arah keberadaan manusia, atau seperti hal serupa. Berbicara hipotesis, jika disana ada tanda bahaya,dan sejenis kesimpulan tercapai, sebuah pergerakan untuk meletakkan peraturan akan datang pada akhirnya. Faktanya, itu mencapai tahap benar sebelum pembuatan undang-undang melewati saat peristiwa SAO. Tetapi aku - atau lebih kepada, departemen virtual, tidak mempertimbangkan mundur melawan aliran saat tindakan yang tepat untuk menikmati game VRMMO, dan untuk demi era masa muda kamu juga. Itulah kenapa, sebelum kejadian ini menarik perhatian yang aneh-aneh, kita ingin tahu semua fakta sebelum itu digunakan oleh pengacara peraturan. Itu lebih baik jika itu hanya sekedar hoax tetapi apa yang kita inginkan adalah kepastian tentang hal itu. - Hingga akhir, melakukan apa yang kita bisa."
"... Dengan pengertian dari anak muda generasi game VR, prinsip kamu, aku hanya menafsirkan mereka sebagai keinginan yang baik. Tetapi jika kamu benar-benar perhatian dengan masalah itu, bagaimana dengan pukulan langsung pada perusahaan operasi nya? Jika meng analisis logsnya, kamu harusnya juga bisa menyelidiki player yang menembak <<Zexceed> dan <<Tarako>>. Meskipun jika informasi pribadi terdaftar dalam game adalah palsu, tetapi kamu masih bisa menghubungi provider dari IP address, dan kamu juga akan menemukan nama aslinya dan alamatnya dengan cara itu."
"- Sepanjang apapun tangan kamu, itu tidak akan bisa mencapai ujung Samudera Pasifik."
Kikuoka mengerutkan dahinya, pada saat itu, kelihatannya menunjukkan ketidak pura-puraan nya.
"<<Zasker>>, perusahaan yang mengembangkan dan menjalankan Gun Gale Online... adalah organisasi tidak dikenal yang kita tidak tahu apa-apa dan mereka punya server di Amerika. Ketika dukungan dalam game kelihatannya hampir kokoh, membiarkan sendiri alamat sebenarnya, meskipun nomor telepon dan alamat e-mail dijaga sendiri. Sedihnya, sejak <<The Seed>> di umumkan, satu dari dunia VR yang curang tidak terhentikan seperti rumput liar."
"...Oh, begitu?"
Aku menyela, ketika mengangkat bahu. Hanya Egil dan aku yang tahu tentang asal mula paket support pengembangan VRMMO <<The Seed>>. Sama halnya dengan, kemunculan tiba-tiba kastil mengapung Aincrad yang lahir dalam dunia ALFheim Online, untuk masyarakat umum, itu hanyalah sisa dari bekas server SAO yang diatur oleh RECTO Progress yang sekarang sudah tidak ada, yangmana bagaimana masalah ini diselesaikan.
"Dan, untuk alasan itu, jika kita berpikir tentang menggapai kebenaran masalah ini, kita tidak punya pilihan lain tetapi langsung menghubungi nya dalam game. Tentu saja, kita menyadari kemungkinan tipis itu terjadi, dan sepenuhnya tindakan keamanan di lakukan. Kirito-kun akan, berada dalam sebuah ruangan yang dipersiapkan oleh kami, dive ke dalam game, dan kita akan disconnect kamu segera jika disana ada kejanggalan dalam output pada AmuSphere yang dimonitor. Aku tidak akan meminta kamu untuk ditembak, itu baik-baik saja selama kamu memberikan aku kesan dari apa yang kamu lihat. -Kamu akan melakukan ini kan?"
Sebelum aku menyadarinya, pikiranku membuntu pada situasi ini dimana aku tidak bisa mengatakan tidak.
Aku harusnya benar-benar tidak datang untuk bertemu dia... Ketika serius nya penyesalan keputusan ini, aku mulai merasakan sedikit jumlah ketertarikan pada saat yang sama.
Kekuatan untuk mengganggu dalam dunia nyata dari dalam dunia virtual... Jika hal seperti itu benar-benar ada, maka apakah itu petunjuk untuk dunia alter yang Kayaba Akihiko berusaha untuk mencapainya? Kejadian yang dimulai dalam musim dingin tiga tahun yang lalu, apakah masih belum selesai...?
Jika memang seperti itu, maka kewajiban menyaksikan tujuan dari pengembangan merupakan kewajibanku juga.
Aku menutup mata, mengambil nafas dalam-dalam, dan berbicara.
"...Aku mengerti. Seperti hal nya mengendarai motor yang mengganggu, jika itu hanya masuk ke dalam game maka aku akan pergi. Tetapi aku tidak tahu apakah aku bertemu atau tidak dengan si <<Death Gun>>. Di tempat pertama, meskipun keberadaannya masih dipertanyakan."
"Ahh... tentang itu."
"Apakah aku tidak mengatakannya tadi? Selama kejadian penembakan pertama, seorang player mengambil audio log yang mana aku kompress dan membawa datanya bersama. Ini adalah suara <<Death Gun>> dan semua arti semuanya, dengarkan."
Kikuoka mengeluarkan earphone wireless, aku serius mengutuk 'jantungmu itu harus berhenti' dalam pikiranku, ketika memandang sekilas ke dia.
"...terimakasih untuk melakukan dengan cara kamu melakukan ini."
Setelah meletakkan earphone yang aku terima, Kikuoka menekan layar dengan jarinya. Segera, kesibukan rendah bermain di kepalaku.
Kemudian, suara kesibukan itu menghilang tiba-tiba dan ketegangan dalam kesunyian disobek oleh pernyataan yang tajam.
"Ini adalah kekuasaan sesungguhnya, kekuatan sebenarnya! Orang-orang bodoh, ukir ketakutan nama ini di dalam hati kamu!"
"Nama senapan ini dan aku <<Death Pistol>>... <<Death Gun>>!"
Nada yang seperti suara bukan manusia, melainkan suara metal.
Dan masih, dari belakang teriakan, aku bisa merasakan kuatnya keberadaan player hidup dibelakang karakter. Pemilik suara ini,daripada hanya role-playing, kelihatannya memancarkan dorongan keinginan untuk pembunuhan besar-besaran.
Bab 2
Ia melihat jam di pergelangan tangan kirinya saat ia keluar dari exit C10 Stasiun Otemachi di Jalur Chiyoda.
Ada lebih dari 5 menit tersisa sebelum jam 3, waktu yang disetujui. Saat Yuuki Asuna akan menurunkan pergelangan tangannya, matanya sambil lalu berhenti pada jendela kalendar kecil pada jam tangannya.
Minggu, 7 Desember, 2025.
Itu mungkin saja bukan hari peringatan yang spesial, tapi dalam dada Asuna, benih dari sebuah perasaan yang kuat telah bertunas. Ketika ia mulai berjalan sepanjang jalan Eitai, ia mendongak, menghadap gerbang-gerbang utama Istana Kekaisaran dan bergumam tanpa mengeluarkan suaranya.
-Sebentar lagi, akan jadi setahun…
Yang ditinggalkan tak terkatakan adalah kata-kata, “sejak kembalinya aku ke dunia nyata”. Setelah kastil baja terapung (SAO), ke sangkar burung di puncak pohon (ALO), ia kemudian diselamatkan dan dikembalikan ke dunia nyata pada pertengahan Januari tahun ini. Dunia fantasi tersebut berangsur-angsur menjadi sebuah kenangan, tapi meski begitu, ia masih kadang merasa aneh tentang dirinya menjalani kehidupan seperti ini di dunia nyata.
Tempat berjalan yang lebar dilapisi dengan bebatuan, pepohonan pinggiran jalan yang bergetar dalam udara dingin dan para pejalan kaki berjalan dengan wajah mereka terkubur di dalam kerah mantel atau syal-syal mereka. berjalan perlahan ditengah arus keramaian, adalah Asuna sendiri. Semua hal disekitarnya bukan objek 3D yang dikodekan secara digital, melainkan mineral, tumbuhan, dan makhluk nyata.
Tapi bagaimana kita mengartikan apa ‹‹Nyata›› sebenarnya? Jika hanya soal dibentuk dengan atom dan molekul, maka itu akan sama saja dengan polygon-poligon virtual. Karena identitas sebenarnya polygon-poligon itu adalah electron-elektron yang disimpan dalam sebuah elemen memori server. Yang artinya, tidak begitu berbeda pada tingkat partikel-partikel dasar.
Dibilang begitu, satu-satunya masalah mungkin datang dari reversibilitas. Benda-benda yang ada di dunia nyata, baik biologis ataupun benda mati, apabila dirusak, maka tidak mungkin untuk dikembalikan seperti keadaaan semulanya. Tapi di dunia maya, maka mudah untuk menciptakannya lagi tanpa satu byte pun informasi yang jelek.
…Tidak.
Bukan begitu. Di dunia itu – Aincrad, apa yang hilang darimu dan tidak bisa dikembalikan benar-benar ada. Dua tahun yang dihabiskan di kastil terapung itu, apa yang Asuna sentuh, rasa, dapatkan dan kehilangan tidak diragukan lagi semuanya ‹‹nyata››.
Kalau begitu.
“… Perbedaan antara dunia nyata dan dunia maya… apa yang membedakannya…?”
Ia secara tidak sadar berbisik dan pada pertanyaannya -.
“Hanya soal kuantitas informasi.”
Datang jawaban dari sampingnya, kejutannya membuat Asuna melompat kaget.
“Wa, waa?!”
Ia dengan segera mencari sumber suara dan menyadari wajah seorang anak laki-laki, berkedip karena terkejut.
Rambut depan yang sedikit panjang. Profil yang sangat ramping, tapi itu membuatnya terlihat tampan. Berpakaian dalam kaus hitam dengan jaket hitam diatasnya dan celana jeans hitam pudar.
Penampilannya sangat mirip dengan avatar yang ia gunakan, kenyataan bahwa tidak ada hulu pedang di punggungnya terasa sangat tidak biasa. Asuna mengambil napas dalam untuk menghilangkan rasa sakit yang manis dari kerinduan yang muncul dari dalam hatinya, dia membuka bibirnya dan mengatakan.
“…Aku kaget karena kamu muncul begitu tiba-tiba, apa kamu menggunakan Kristal Transfer?”
Setelah mendengar ini, si pemuda – Kirigaya Kazuto mengeluarkan senyum pahit.
“Tidak tiba-tiba. Bukannya sudah jam dan tempat janjian?”
“Eh…”
Setelah ditanya, Asuna melihat sekelilingnya lagi.
Jalan pejalan kaki bermandikan sinar matahari siang yang lembut, dan cahayanya berkilatan dari permukaan air. Sedikit ke depan, sebuah jembatan terhubung dengan sebuah pintu besar yang dijaga ketat. Memang benar, ini adalah di depan Istana Kekaisaran, tempat ia janji bertemu dengan Kazuto. Sepertinya ia berjalan sambil berpikir, dan sampai di tempat tujuan.
Asuna tersenyum malu dan mengangkat bahunya.
“Ahaha, sepertinya aku tadi dalam mode autopilot. Umm… pokoknya, selamat siang Kirito-kun.”
“Itu berbahaya, dunia nyata tidak punya fungsi navigasi. …Halo, Asuna.”
Setelah menyapa satu sama lain, mata hitam Kazuto tiba-tiba menyempit, menatap Asuna.
“A… Apa? Apa yang terjadi padamu tiba-tiba?”
Bertanya-tanya apa terjadi sesuatu yang aneh, Asuna menaruh tangannya didepannya dan bertanya. Lalu Kazuto segera menggelengkan kepala, dan tergagap.
“Ah, tidak, itu… Umm… aku pikir pakaian ini cocok sekali, atau mengingatkanku pada…”
“Eh…?”
Ia secara tidak sadar melihat ke bawah pada figurnya, butuh dua detik baginya untuk mengerti penuh apa yang dikatakan Kazuto padanya.
Hari ini dia mengenakan mantel musim dingin yang terbuat dari wol putih. Dibawahnya sebuah rok argyle kotak-kotak berwarna gading dan merah.
Singkatnya, semua warnanya berhubungan dengan guild yang sudah tidak lagi ada, ‹‹Kight of The Blood››. Kalau dipikir kembali, hampir setiap hari di Aincrad, dia berpakaian dalam seragam kesatria merah dan putih. Itu mungkin membangkitkan ingatan Kazuto tentang hari-hari itu.
Asuna tersenyum sembari menyentuh daerah pergelangan kirinya dengan jari-jarinya.
“… Itu benar. Tapi aku tidak membawa pedang rapier… - Benar, Kirito-kun juga, hari ini kau berpakaian dalam warna hitam semua.”
Mendengar itu, Kazuto juga tersenyum malu.
“Tapi tanpa kedua pedang. …Sebenarnya, aku sudah mencoba untuk menghindari memakai warna hitam dari atas sampai bawah, tapi Suguha mencuci pakaian kami pagi ini, dan tinggal ini yang aku punya.”
“Itu bisa terjadi kalau kamu membiarkan pakaian kotormu berserakan.”
Ujung lengan bajunya menyentuh Kazuto, dan mereka bergandengan tangan.
"Yaa, hari ini kita secara tidak sengaja memakai ‹‹warna-warna dari masa itu››. Kebetulan sekali.”
Ia bilang sambil melihat dari posisi yang sedikit lebih tinggi ke dalam mata Kazuto. Kazuto mengeluarkan batuk kecil, dan sebuah jawaban monoton.
“Hmm yah, kita saling bertemu selama setahun seperti ini, itu pasti akan terjadi.”
“Dasar kamu, harusnya kamu bilang saja ‘Benar’!”
Asuna cemberut kecil lalu menarik tangan dalam jaket kulit itu.
"Sudahlah, jangan cuma berdiri sambil bicara disini, ayo. Bisa-bisa hari keburu gelap.”
“Oh, Ok.”
Asuna menempel pada Kazuto yang mengangguk, dan keduanya berjalan menuju jembatan.
Gerbang utama bergaya lama pada dinding-dinding putih terselubung cahaya merah matahari terbenam, membuat bayangan hitam pada jembatan. Meski ini hari Minggu, hanya ada sedikit turis karena ini musim dingin.
Mereka melewati para penjaga bermantel tebal, melewati gerbang, dan mengambil karcis masuk plastic dari sebuah kantor kecil. Melalui pagar berwarna perak, sulit dipercaya bahwa tempat ini berada di tengah pusat kota Tokyo, dengan bentangan hutan yang luas dan tenang.
Meskipun Asuna-lah yang meminta kemana mereka bisa pergi hari Minggu, Kazuto-lah yang memutuskan tempat bertemu yaitu ‹‹di depan gerbang utama››.
Istana Kaisar sendiri tidak dibuka untuk umum, tetapi dalam parit yang yang mengelilingi istana, ‹‹Taman bagian Timur›› di sudut timur laut, dibuka untuk umum pada beberapa hari pilihan dalam satu minggu – informasi itu, tidak Asuna ketahui hingga hari ini. Tentu saja, itu pertama kalinya ia menginjakkan kaki disana. Berjalan di jalan yang luas dan mempesona, Asuna sekali lagi merasakan sebuah perasaan aneh, ia menoleh pada pemuda disebelahnya dan bertanya.
“…Oh iya, kenapa kau memilih Istana Kaisar untuk kencan kita kali ini? Kirito-kun, apa kau berminat pada sejarah?”
"Yah, tidak juga. Alasan utamanya sih… baru-baru ini, aku dipanggil ke sekitar sini untuk suatu urusan bodoh…”
Sesaat, hidungnya melebar sambil mengingat-ingat sesuatu, tapi segera kembali ke senyum tenangnya dan melanjutkan.
“Aku akan menceritakannya padamu nanti, tapi apa kamu tidak berpikir bahwa Istana Kaisar merupakan tempat yang sepertinya menarik?”
“Menarik? Menarik bagaimana?”
Kazuto mengedipkan kedua matanya, mengarahkan tangan kanan jaketnya pada pepohonan tebal disekitar.
“Utara-selatan sekitar 2 kilometer, rentang timur ke barat 1.5 kilometer. Gabungan Taman Utara dan daerah taman-taman luar kira-kira 2.3 juta meter persegi, menempati sekitar 20 persen dari Chiyoda-ku. Dibandingkan Vatican dan Buckingham Palace, ini jauh lebih besar, tapi kalah dari istana Versailles… tidak hanya di permukaan, tidak ada satupun rel kereta bawah tanah atau terowongan, dan tidak satu jenispun alat transportasi udara diperbolehkan untuk terbang di atas tempat ini. Singkatnya, tempat ini adalah sebuah dinding vertical di tengah Tokyo, sebuah wilayah ‘no entry’ yang besar.”
Mendengar itu, Asuna membayangkan sebuah peta kota Tokyo dalam kepalanya. Menggerakkan jari telunjuk kirinya berputar-putar di udara, ia mengangguk mengerti.
“Bisa dibilang, pusat dari sebagian besar jalan-jalan utama yang penting, jalan-jalan melingkar dan radial, didasarkan pada tempat ini sebagai titik tengahnya…”
“Benar, tidak seperti Kyoto yang berbentuk seperti papan catur, Tokyo berbentuk seperti disc, dengan sebuah kota radial konsentrik melingkar. Dan pusat itu, tidak hanya di tingkat fisik, bahkan informasi telah diblokir total. Seperti ‹‹World Tree›› ALO… maaf. Aku mengingatkanmu pada kenangan buruk.”
“Tidak. Aku baik-baik saja.”
Untuk Asuna yang merasakan pemenjaraan panjang di World Tree dulu, dia menggelengkan kepala pada perhatian dari Kazuto dan bertanya.
“Larangan pada tingkat fisik, aku mengerti… tapi informasi, apa yang kamu maksud?”
“Ah, itu…”
Kazuto tiba-tiba melirik pada pepohonan di sekeliling, dan dengan gerakan tangan yang minimal, menunjuk pada beberapa tempat.
“Kau lihat, disana dan disana, ada kamera pengawas, ‘kan? System keamanan itu, sekarang ada dalam system yang sepenuhnya berdiri sendiri. Ini merupakan jaringan tertutup privat dengan tidak satupun koneksi dari luar.”
“Ah… Oh yea, bentuk kameranya aneh.”
Melihat kearah dimana Kazuto menunjuk, ia melihat sebuah bola hitam di atas sebuah tiang. Benda itu terlihat seperti pencahayaan daripada kamera kalau kau tidak mengetahuinya.
“Generasi selanjutnya dalam teknologi system keamanan sedang diuji coba, aku mendengar rumornya… - singkatnya, tempat ini adalah pusat Tokyo, tapi pada saat yang sama, sebuah ‹‹dunia lain›› yang terisolasi juga… aku mungkin berlebihan.”
“Ahaha, sedikit.”
Sambil berbincang, mereka melewati sebuah dinding batu besar, dan jalanan berubah menjadi jalur yang melandai naik. Setelah berjalan dalam diam selama beberapa saat, padangan mereka terbuka sepenuhnya.
Pada sisi yang lain adalah lapangan rumput yang besar, hampir tidak jelas ukurannya. Karena saat ini musim dingin, rerumputannya telah layu berwarna coklat muda, dedaunan pada pohon-pohon di sekitar telah hampir seluruhnya sudah gugur. Dengan datangnya musim semi, itu akan menjadi pemandangan yang menyegarkan.
“Ini adalah reruntuhan Kastil Edo. Pada lakon sejarah, istana bagian dalam yang dijadikan panggung seharusnya sedikit ke sebelah utara dari lapangan rumput.”
“Ayo kita lihat!”
Memegang tangan Kazuto lagi, Asuna mulai mempercepat langkah. Masih tidak begitu banyak orang, kebanyakan dari mereka adalah wisatawan luar negeri. Dalam perjalanan, mereka berpapasan dengan sebuah keluarga dengan dua anak perempuan yang manis, dan si suami dan istri, yang memintai tolong mereka untuk mengambil foto keluarga itu. setelah Kazuto melakukannya dengan senang hati, sang istri tersenyum lalu mengatakan, “Kami akan mengambil gambar kalian berdua juga”, Asuna dengan tersipu berdiri disebelah Kazuto lalu foto mereka diambil.
Setelah memperoleh data gambar di telepon genggam, kami berpisah dengan kedua anak perempuan seraya melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal. Setelah melihat keluarga itu pergi semakin menjauh dalam cahaya sore yang berwarna orange, Asuna mendesah secara tidak sadar.
“…Capek?”
Pada pertanyaan Kazuto, dia tanpa sengaja sekilas melirik Kazuto.
“SA – LAH! Aku ingin masa depan kita juga seperti… itu, um… sungguh!”
Pipinya merona karena kalimat yang ia katakan tanpa berpikir, ia melesat ke depan dalam berlari.
“H, Hey, tunggu!”
Selama balapan singkat dengan Kazuto yang mengejar, mereka sampai di sebuah persimpangan jalan yang terpisah ke utara dan selatan lapangan rumput. Pada persimpangan jalan terdapat sebuah bangku panjang, Asuna duduk disitu.
Walaupun begitu, ia memalingkan wajahnya, dan Kazuto yang duduk disebelahnya dengan malu-malu mengatakan.
“Mm, yahh, itu… kalau dia punya seorang adik perempuan, aku yakin Yui pasti senang, ya.”
Mendengar sesuatu yang terlalu mirip dengan fastball, darah Asuna mengalir cepat ke pipinya sekali lagi, dia terkikih-kikih.
“K, Kau benar.”
“Ayolah, tertawa sekarang itu jahat sekali…”
“Ahaha, maaf maaf. Tapi benar deh, akan sangat menyenangkan kalau Yui-chan bisa menyebrang kesini dan hidup bersama kita juga…”
Apa yang mereka maksud dengan Yui, adalah nama seorang gadis kecil yang mereka temui dalam server SAO sebelumnya. Wujud sesungguhnya adalah program self-regulation untuk pemeliharaan kesehatan mental pemain, yaitu, sebuah AI, dia mengenali Asuna sebagai ibunya, dan Kazuto sebagai ayahnya. Ketika Aincrad berada diujung kehancuran, program intinya disimpan dalam NERvGear Kazuto dan diselamatkan dari bahaya dihapus. Saat ini, di kamar Kazuto, dia ‹‹hidup›› didalam sebuah mesin jenis stasioner khusus yang disiapkan oleh Kazuto.
Akan tetapi, kontak langsung dengan Yui hanya mungkin dilakukan secara khusus di lingkungan full dive – dengan kata lain, hanya dalam ALO. Walau di dunia nyata kau dapat menggunakan telepon genggam dan menaruh Yui disitu, kapasitas batterainya tidak cukup lama dan mereka tidak bisa ‹‹selalu bersama››.
Jadi, meskipun Asuna mencintai Yui seperti anaknya, dan Yui mendambakan Asuna seperti seorang ibu, selalu ada sebuah dinding di ruang antara mereka berdua, memisahkan mereka antara dunia maya dan dunia nyata…
Tiba-tiba, Kazuto memegang tangan kiri Asuna.
“Jangan khawatir, suatu saat nanti kita akan bisa hidup bersama. Teknologi FullDive akan terus berevolusi, dan lingkungan AR akan menjadi semakin umum digunakan, pastinya.”
“Mm… Benar… Itu benar.”
“Ya. Batas antara maya dan nyata akan menjadi semakin tidak jelas di masa depan. Walau sekarang masih ada perbedaan dalam jumlah informasi yang membuat dinding,”
Setelah mendengar perkataan Kazuto, Asuna mengangguk dalam, dan memegang erat tangan Kazuto, lalu mendadak mengangkat kepalanya.
“Oh iya, kamu bilang begitu tadi. Perbedaan antara dunia maya dan dunia nyata hanya jumlah informasinya saja. Apa kau maksud dengan itu?”
“Itu…”
Kazuto berpaling sejenak, dan melihat ke tangan mereka bersama di bangku itu.
“Contohnya, dalam ALO, berpegangan tangan seperti ini, berbeda dari di dunia nyata, bukan?”
Setelah dikatakan seperti itu, Asuna memusatkan merasakan tangan kirinya.
Telapak tangan elastis yang bersentuhan. Kehangatan yang menghalau dinginnya udara musim dingin. Sejauh ini, avatar peri ALO dapat merasakan hal yang sama. Akan tetapi, daya tarik kulit ke kulit, gesekan dari garis-garis telapak tangan mereka, dan denyutan lemah karena aliran darah mereka, merupakan sesuatu yang bahkan teknologi FullDive virtual paling maju sekalipun tidak dapat sepenuhnya ciptakan.
“Yeah… itu benar. Tangan sungguhan dapat merasakan lebih banyak… begitu ya, ini ‹‹lebih banyak informasi›› ‘kan?”
“Ya. Tetapi selanjutnya Amusphere akan terus lanjut berevolusi, apa yang terjadi ketika rasa dari kulit dan denyutannya dapat diciptakan ulang? Hanya melalui sentuhan, apa kamu bisa membedakan antara tangan sungguhan dan tangan avatar?”
“Bisa.”
Jawaban cepat Asuna diluar perkiraan Kazuto, sehingga ia berkedip. Menatap wajah Kazuto, Asuna melanjutkan untuk menambahkan.
“Kalau itu tangannya Kazuto. Tapi kalau tangan orang lain, mungkin tidak.”
Saat itu, suhu dan denyutan pada tangan Kazuto naik. Menyadari hal ini, Asuna tertawa dan melanjutkan.
“Tidak hanya sentuhan, tapi juga penglihatan, suara, rasa dan bau semuanya punya lebih banyak informasi di dunia nyata pada saat ini. Jadi, walaupun Amushpere saat ini punya fungsi AR…”
“Benar. Setelah melihat atau menyentuh, kau akan tahu apa itu nyata atau tidak.”
Fungsi AR dimaksudkan untuk menggunakan Amusphere selama sadar, menggabungkan penglihatan dan suara nyata dengan informasi digital. Seandainya itu mungkin, maka itu dapat menggantikan computer dan telepon genggam. Dalam pandanganmu, kau bisa memiliki desktop maya dimana kau bisa menelusuri internet atau mengetik e-mail, mengakses nagivasi jalan, mendapat label informasi pada orang atau benda, penggunaannya hanya akan dibatasi oleh imaginasi.
Saat ini, RECTO mulai bekerja dengan produser-produser informasi besar untuk mengembangkan mesin tersebut, tapi karena aktivitas fisik menyebabkan fokus nadi berubah, kebutuhan untuk baterai berkapasitas tinggi, dan masalah-masalah lain, mesin tersebut belum mencapai tingkat praktis.
“…Sayangnya, dengan jenis headgear sekarang ini, ada pendapat bahwa AR yang terus ada ‹‹konstan›› itu tidak mungkin. Bagaimanapun, suatu hari nanti, akan ada terobosan teknologi, jika kita bisa menerima data kelima indera kapasitas besar di dunia nyata… yaitu tanpa tempat tidur dan steker listrik, kita dapat full dive kapan saja.”
Asuna mengangguk pada kata-kata Kazuto, dan melanjutkan dimana dia berhenti.
“Kita akan menyebrangi batasan dunia, dan selalu bersama Yui. …Hari seperti itu pasti akan tiba.”
“Ya, pasti.”
Kata-kata mereka, tidak diragukan lagi, hampir sama dengan apa yang mereka katakan sambil memikirkan Yui yang terpisah di lantai dua puluh dua di Aincrad. Menyadari hal itu, Asuna merasakan perasaan hangat menyebar ke seluruh tubuhnya dan mengistirahatkan kepalanya di pundak kanan Kazuto.
Janji reuni itu, terpenuhi dalam beberapa bulan.
Itulah sebabnya, pasti, kata-kata mereka hari ini akan segera menjadi kenyataan.
Siang hari musim dingin yang pendek membuat matahari terlihat seperti jatuh di belakang pepohonan di sebelah barat. Langit berwarna merah, burung-burung yang hendak kembali terbang dalam kelompok. Ratusan tahun lalu, orang-orang yang hidup di kota pada lapangan rumput besar itu mungkin melihat matahari terbenam yang sama. And selanjutnya ratusan tahun di masa depan, di dunia berbeda yang berubah oleh waktu, seseorang akan melihat pada langit merah yang sama…
“…Ah…”
Dada Asuna mendadak terasa ditekan dengan perasaan homesick dan ia mendesah lembut. Dia melirik ke Kazuto disebelahnya. Ketika ia bertemu matanya, dia tersenyum.
“Rasanya, aku mengerti. Alasan kau membawaku kesini.”
“Eh… masa’?”
“Iya. – kalau dunia ada dalam sumbu ‹‹waktu›› dan wilayah ‹‹ruang››, maka Tokyo… yang merupakan pusat kita di dunia nyata, tidak diragukan lagi inilah tempatnya. Terus… saat ini ‹‹The Seed›› yang memungkinkan peluasan dunia maya, sumbunya yang tidak ada lagi, ‹‹kastil›› itu. Itulah kenapa warna matahari tenggelam ini, terasa sangat membuat rindu…”
Pada kata-kata Asuna, Kazuto berkedip beberapa kali sebelum membuka lebar mulutnya.
“Begitu ya… mungkin memang begitu. Aku tidak terlalu memikirkan aspek itu. Tapi… setelah mendengar kata-kata Asuna, aku dapat mengerti satu hal.”
“Eh, apa itu?”
“Bentuk Aincrad. Mungkin saja struktur berbentuk kerucut yang berlapis-lapis itu merupakan sebuah symbol dari ‹‹sumbu waktu dan wilayah ruang››.”
Asuna berpikir sebentar dan mengangguk pelan.
“Iya… itu mungkin benar. Tapi kalau begitu, dunia yang Leader ciptakan, dengan jadwal yang menakjubkan, akan memusat dan hancur. Itu, kalau seseorang tidak membuatnya menderita sebuah ledakan besar ditengahnya.”
“Ma, maaf… nona wakil ketua.”
Mereka berdua tertawa pelan secara bersamaan. Setelah beberapa detik, Kazuto mengambil napas dalam, dan masih berpegangan tangan dengan Asuna, ia bangkit berdiri dari bangku.
“Nah, sudah waktunya kita pulang, tempat ini tutup jam lima.”
“Mm, lain kali ayo ajak Lizbet dan Lyfa-chan juga. Makan siang di halaman rumput itu akan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan, pastinya.”
“Boleh, saat musim semi. Tentu saja.”
Menarik tangan Kazuto, Asuna ikut berdiri, ia melihat ke lagit dan matahari terbenam satu kali lagi.
‘Aku ingin pulang’ pikirnya. Akan tetapi, bukan Miyasaka di Setagaya-ku, dimana rumah keluarga Yuuki berlokasi di dunia nyata, yang ia maksud. Di lantai dua puluh dua di Aincrad, walau hanya ada untuk waktu yang singkat, ‹‹rumah hutan›› mereka.
Meski rumah kayu kecil itu terhapus, bersama dengan runtuhnya kastil terapung itu – sekarang bagi Asuna, sebuah tempat yang hangat ada dalam hatinya. Sebelum realisasinya, di atas World Tree Alfheim, rumah sewaan di ‹‹Yggdrasil City›› telah menjadi rumah Asuna, Kirito dan Yui.
Berjalan menuju utara gerbang keluar Hirakawa, Asuna bertanya pada Kirito.
“Hei, bisakah kau login malam ini? Aku ingin memberitahu Yui semua tentang hari ini.”
“Ya, tentu. Sekitar jam 10 malam sepertinya tidak apa-apa.”
Kazuto tersenyum dan mengangguk, dan tiba-tiba mulai membuat ekspresi sangat kesulitan.
"Eeeh!?"
“Hm, apa kau ada sesuatu yang harus dilakukan?”
“Tidak, bukan begitu. Mestinya sih malam ini tidak apa-apa… itu, Asuna, aku…”
Kazuto, yang jarang tergagap dalam bicara, bergumam ‘Uuh – umm – err’selama beberapa detik, tapi apa yang ia katakana selanjutnya akan mengagetkan Asuna.
“…Aku, sebentar lagi, mungkin akan merubah ‹‹Kirito›› ALO dan memasukkannya ke game lain…”
“Eh, eeeh!?”
Burung-burung beterbangan dari pepohonan di dekat mereka akibat teriakan terkejut yang tiba-tiba dari Asuna.
Bab 3
Senja.
Awan rendah ternoda kuning oleh matahari terbenam.
Di dalam padang gurun batu dan pasir, bayangan dari reruntuhan-reruntuhan bangunan yang tinggi semakin memanjang. Jika kita meneruskan untuk menunggu satu jam lagi, kita harus mempertimbangkan untuk beralih ke peralatan tempur khusus untuk malam hari.
Bertempur dengan kacamata night vision akan mengurangi kesenangan membunuh atau dibunuh, sehingga itu bukan metode yang disukai Sinon. Sebelum matahari tenggelam sepenuhnya, semoga kelompok sasaran kita muncul secepatnya, Sinon bergumam sambil meringkuk di belakang beton. Selain itu, kelima temannya yang juga sedang mununggu dengan murung dalam penyergapan tidak salah lagi pasti memikirkan hal yang sama.
Untuk menjawab keraguan yang tersembunyi di pikiran mereka semua, salah satu anggota baris depan menurunkan senjata berkaliber kecil bergagang pendeknya dan berbisik.
"Yang benar saja, berapa lama lagi kami harus menunggu... Hei Dyne, apa mereka benar-benar akan datang? Apakah informasinya bisa dipercaya?"
Orang yang ditanyakan, Dyne, dengan tubuhnya yang besar, padat dan berwajah kasar, adalah pemimpin skuadron mereka, dia menurunkan senapan assault yang besar dari bahunya dan berkata sambil menggelengkan kepala.
"Mereka telah menggunakan rute berburu yang sama untuk tiga minggu terakhir, pada saat yang sama setiap harinya. Aku secara pribadi telah mengkonfirmasikan informasi tersebut. Memang hari ini mereka agak terlambat, mereka pasti telah bertemu dengan beberapa Mob (Monster). Itu berarti bagian yang akan kita dapatkan juga akan bertambah, jadi berhentilah mengeluh."
"Tapi."
Prajurit barisan depan tersebut menjadi semakin tidak senang dan cemberut.
"Mangsa hari ini adalah kelompok yang sama dengan yang kita serang minggu lalu, kan? Mereka kemungkinan mengubah rute yang mereka pakai sebagai tindakan untuk mencegah hal itu..."
"Enam hari telah berlalu sejak penyergapan kita sebelumnya. Sejak itu, mereka selalu pergi ke tempat berburu yang sama. Mereka adalah skuadron khusus untuk berburu Mobs..."
Di wajah Dyne ada senyum yang mengejek.
"Tanpa mempedulikan berapa kali mereka diserang, bahkan jika pendapatan mereka dirampok, mereka berpikir bahwa mereka hanya perlu berburu lagi untuk menutupi kerugian itu. Untuk skuadron anti-personil seperti kita, mereka adalah mangsa yang terbaik dan kita bisa mengulangi hal ini dua sampai tiga kali lagi."
"Tapi itu sulit untuk dipercaya. Biasanya, kalau seseorang telah terserang sekali, mereka akan mempersiapkan sejenis cara untuk mencegah hal itu."
"Sehari setelah itu mereka mungkin akan waspada, tetapi manusia cenderung menjadi sembrono setelah beberapa saat. Mereka telah terbiasa bertempur melawan algoritma (pola serang) Mobs yang mudah diprediksi di medan perang setiap hari dan hanya memburu Mobs yang sama itu untuk waktu yang cukup lama untuk membuat mereka bertindak seperti Mobs itu sendiri. Hanya sekelompok orang tanpa harga diri."
Semakin banyak yang Sinon dengar, semakin tidak enak perasaannya, dan juga semakin dalam dia membenamkan wajahnya pada selendangnya. Fluktuasi emosional melambatkan jari yang ada di pelatuknya dan meskipun Sinon mengerti hal itu, mendengarkan ucapan yang kurang ajar dari Dyne membuat perasaan kesal meluap didalam hatinya.
Dyne, yang menertawai rombongan spesialisasi Mobs dengan skuadron PvP-nya (Anti-personil), yang terus menerus menyergap rombongan seperti itu sepertinya tidak melukai harga dirinya. Daripada menunggu berjam-jam di medan netral ini, akan lebih baik menghadapi skuadron level tinggi di reruntuhan bawah tanah yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Tentu saja peluang untuk kekalahan total, menjatuhkan peralatan dan balik ke jalan «Maut Kembali» juga tinggi. Tetapi itulah makna dari pertempuran yang sebenarnya dan hanya dari ketegangan seperti itulah jiwa dapat ditempa.
Sudah dua minggu berlalu sejak Sinon diundang ke skuadron yang dipimpin oleh Dyne dan dia menyesal telah ikut bergabung. Tujuan utama PVP mereka sepertinya hanya kebohongan belaka, karena mereka hanya menyerang musuh yang lebih lemah dibandingkan mereka sendiri. Dan bahkan jika ada tanda bahaya sekecil apapun, mereka akan mundur. Mereka adalah grup yang mengindahkan keselamatan terlebih dahulu.
Sejauh ini, Sinon telah mengikuti kebijakan skuadron ini tanpa merasa keberatan, diam-diam mengikuti instruksi dari Dyne dan menarik pelatuk senjatanya. Namun, Sinon tidak melakukan itu karena loyalitas. Sinon sedang mengumpuli data tentang cara berpikir Dyne, mempelajari gerak-geriknya. Semua itu dilakukan Sinon jika suatu saat nanti Dyne menjadi musuhnya dan Sinon perlu menembakkan pelurunya ke antara alis Dyne (headshot) di medan perang suatu saat nanti.
Sinon tidak menyukai kepribadian Dyne, tetapi di "Bullet of Bullets" sebelumnya, Dyne berada di ranking ke-18. Stats orang ini dan langkanya <<SIG SG 550>> senapan serbu dibawah bahunya itu, yang menembakkan peluru 5.56mm kaliber, kekuatannya nyata. Oleh sebab itulah Sinon tidak berkata apa-apa, hanya matanya saja yang berkedip, mengumpulkan informasi yang dibocorkan oleh Dyne yang lengah.
Dyne melanjutkan pembicaraannya.
"Secara umum, untuk berburu Mobs mereka biasanya membawa senjata-senjata optik, jadi mereka kemungkinan tidak mempersiapkan puluru tajam anti-personil untuk mereka sendiri. Paling-paling, mereka hanya membawa satu orang dengan senjata api tipe mendukung (support) sebagai pilihan yang terbaik. Untuk menghancurkan orang itu, aku menyuruh Sinon membawa sniper-nya hari ini. Tidak ada titik buta di rencana pertempuran ini. Ya kan, Sinon?"
Menghadapi percakapan yang tiba-tiba dialihkan ke dirinya, Sinon mengangguk sedikit dengan wajahnya yang terbenam di selendangnya. Sinon tetap menutup mulutnya rapat, menunjukkan bahwa dia tidak berniat mengikuti percakapan.
Dyne mendengus bosan, tetapi salah satu anggotanya lalu menghadap ke Sinon sambil menyeringai dan berkata:
"Yah, itu benar. Tembakan jarak jauh Sinon adalah salah satu dari yang terbaik dan belum pernah berubah.- Ya kan, Sinon..."
Senyum menghiasi wajahnya, orang tersebut merangkak ke sisi Sinon tanpa meninggali bayang-bayang perlindungannya.
"Apakah kamu punya waktu setelah ini? Aku ingin saranmu untuk meningkatkan ketrampilan membidikku. Apa kamu mau minum teh denganku di suatu tempat hari ini?"
Sinon melihat sekilas senjata di pinggang orang tersebut. Senjata utamanya adalah senapan sub-mesin <<H&K UMP>> tipe peluru balistik. Dia tampaknya seperti tipe AGI, tingkat menghindarnya pada saat pertempuran satu-lawan-satu diatas rata-rata, tetapi level dan perlengkapannya tidak cukup untuk dianggap sebagai lawan yang layak untuk diingat. Sinon harus berpikir keras untuk mengingat namanya, dan Sinon menundukkan kepalanya sedikit.
"...Maaf, Ginrou-san. Hari ini aku agak sibuk di dunia nyata..."
Suara Sinon serupa, meskipun tidak sama dengan suaranya di dunia nyata. Suaranya yang tinggi, jelas dan manis, membuatnya lelah di dalam, alasan mengapa dia tidak suka berbicara. Pria yang bernama Ginrou tampaknya tidak peduli bahwa ia ditolak dan senyumannya yang gembira tidak pernah pudar dari wajahnya. Sepertinya untuk sebagian pemain laki-laki, hanya dengan mendengar suara Sinon membuat mereka merasa bergairah dan berpikir tentang hal itu membuat Sinon berkeringat dingin.
Ketika Sinon pertama kali memulai VRMMO-RPG <<Gun Gale Online>>, dia ingin avatar laki-laki yang kasar dan tanpa kepribadian. Dia kemudian baru tahu dari pilihan judul kalau kamu tidak dapat memilih jenis kelamin yang berbeda dari pemain nyata, jadi dia menginginkan tentara wanita yang tinggi dan berotot, pikirnya.
Namun, yang dihasilkan sesuai dengan acakan parameter adalah karakter perempuan berbentuk kecil dan elok, hampir seperti boneka. Sinon langsung berpikir untuk menghapus akun itu dan membuat yang baru. Tetapi temannya yang mengundangnya ke game ini berkata "Sayang sekali!". Karena desakannya yang kuat, dan karena Sinon telah meningkatkan levelnya cukup banyak sementara ini, dia tidak bisa memulai dari awal lagi.
Karena penampilannya, kejadian merepotkan seperti ini terjadi kadang-kadang. Untuk Sinon yang motivasi tunggalnya di game ini adalah bertempur, hal ini menyusahkannya.
"Oh begitu, Sinon, apakah kamu seorang murid di dunia nyata? Mahasiswi? Apakah kamu harus menulis laporan atau hal-hal lainnya?
"....Ya, begitulah...."
Jadi, jika dia telah gagal menolak sekali, maka ia kemungkinan akan menggunakan sekolah sebagai alasan untuk terus-menerus mengundangya. Sebenarnya Sinon hanyalah murid SMA, tetapi itu adalah sesuatu yang tak seorang pun akan mendengar dari mulut Sinon.
Kemudian, dua prajurit laki-laki barisan depan lainnya yang tadinya sedang menggerumit jendela status mereka, datang mendekati seolah-olah untuk menahan Ginrou. Salah satu dari mereka berdua, dengan kacamata pelindung lapis asap dan berambut hijau di depannya, membuka mulutnya.
"Ginrou-san, kamu bisa melihat bahwa Sinon-san merasa terganggu. Jangan berbicara tentang dunia nyata di sini."
"Itu benar, baik dia dan diriku adalah bujangan yang kesepian."
Temannya yang satu lagi, seorang pria dengan helm kamuflase, tersenyum menyeringai, lalu Ginrou mendorong kepala mereka berdua dengan tinjuan putarnya dan membalas,
"Walah, kalian berdua jelas belum mengalami musim semi dalam beberapa tahun."
Sinon menyusut tubuhnya lebih menyamping ke arah tiga orang "Hahaha" yang sedang tertawa tersebut dan harus bertanya-tanya di dalam hatinya.
Ketika perang adalah untuk bertempur melawan pemain-pemain lainnya, kamu seharusnya berkonsentrasi atau memeriksa perlengkapanmu atau melakukan hal-hal berguna lainnya untuk melewati waktu pada saat menunggu. Jika kamu hanya ingin mendapatkan uang untuk ditukar menjadi uang elektronik, maka bergabung dengan skuadron khusus berburu Mob lebih baik. Jika kamu hanya ingin bertemu dengan gadis-gadis, bahkan didalam game ini dimana jenis-kelamin sudah ditetapkan, kamu tidak harus berada di dunia pembunuhan yang tidak nyaman ini. Game dunia dongeng dengan jumlah pemain-pemain wanita lainnya adalah pilihan yang lebih baik. Untuk alasan apakah orang-orang ini datang ke dunia ini sih?
Dia membenamkan wajahnya lebih dalam lagi ke selendangnya, Sinon lalu menggunakan tangan kirinya untuk mengelus tubuh senapan besarnya yang dipijakkan ke pijakan berkaki dua di sebelahnya.
-Suatu hari nanti, akanku gunakan senjata ini untuk menghancurkan tubuh avatar kalian. Apakah kalian masih bisa berbicara sambil tersenyum setelah semua itu?
Sinon berbisik jauh didalam pikirannya dan seolah-olah iritasinya diserap oleh laras senapannya yang dingin, dia perlahan-lahan menjadi tenang.
"-Mereka segera tiba."
Bisik anggota terakhir dari rombongannya 20 menit kemudian, dia terus mengintai musuhnya dengan teropong di lubang dinding beton yang rusak.
Ketiga prajurit barisan depan dan Dyne berhenti percakapan mereka dan suasana tiba-tiba menjadi tegang.
Sinon memandang langit diatasnya. Awan kuning perlahan-lahan berubah menjadi merah, tetapi kecerahannya masih cukup memadai.
"Mereka akhirnya muncul."
Setelah bergumam pelan, Dyne bergerak merangkak dan mengambil teropong dari si pengintai. Dia melihat keluar untuk memeriksa kekuatan tempur musuh.
"...Itulah mangsa kita. Tujuh anggota...lebih banyak satu dibandingkan minggu lalu. 4 prajurit barisan depan dengan Peletus (Blasters) tipe optik. 1 prajurit dengan senapan laser berkaliber besar. Dan...ya, satu orang bersenjata <<Minimi>>. Orang itu menggunakan senjata optik minggu sebelumnya, dia pasti terburu-buru mengganti senjatanya ke jenis balistik. Dialah yang akan kita tembak dahulu. Lalu prajurit terakhir...tertutup jubahnya jadi senjatanya tidak tampak..."
Mendengar ini, Sinon bergerak ke posisi menembaknya dan menempatkan wajahnya didekat scope berdaya tingginya.
Keenam orang dari skuadron Sinon sedang bersembunyi di reruntuhan sebuah peradaban yang dibangun sedikit lebih tinggi dari tempatnya. Reruntuhan dinding beton yang rusak dan rangka-rangka baja memberikan perlindungan yang memadai dan lokasi terbaik untuk mengamati padang gurun yang luas di depan mereka.
Sinon lalu memandang langit sekali lagi, memeriksa apakah matahari di dunia maya ini berada di tempat yang bisa memantulkan lensanya. Setelah ia memastikan kalau itu tidak bisa, dia membuka penutup scope depan dan belakang.
Sinon menempatkan matanya ke lensa, pada perbesaran terendah, dia memastikan titik-titik kecil bergerak di padang gurun. Dia menggunakan jarinya untuk mengubah tombol perbesaran. Dengan suara klik kecil, titik-titik hitam berukuran wijen itu membesar, sampai akhirnya berubah menjadi siluet tujuh prajurit musuh.
Seperti yang dikatakan Dyne, empat prajurit berlengkapan senjata tipe optik, dua dari empat prajurit tersebut menggunakan teropong di wajahnya. Mereka memeriksa sekelilingnya. Namun mustahil untuk menemukan skuadron Sinon yang sedang bersembunyi, kecuali mereka telah meningkatkan ketrampilan mencari musuh.
Di tengah kelompok musuh, ada dua orang sedang berjalan dengan senjata besar di pundaknya. Satu dari mereka bersenjata senapan semi-otomatis beroptik laser, yang satunya bersenjata senapan mesin ringan balistik <<FN Minimi>>. Di dunia nyata, Balai Pertahanan Jepang menggunakannya sebagai senjata pendukung yang unggul. Karena setengah dari daya rusak senjata optik bisa dikurangi oleh bidang pertahanan, senjata Minimi memiliki ancaman paling tinggi.
Dua jenis senjata yang bisa ditemukan di <<Gun Gale Online>>, senjata balistik dan senjata optik adalah dua senjata yang sangat berbeda.
Keuntungan dari peluru balistik adalah satu hit akan mengakibatkan kerusakan yang besar dan dapat menembus pertahanan. Tetapi kurugiannya adalah kamu harus membawa amunisi ekstra berat kemana-mana dan lintasan pelurunya dipengaruhi oleh angin dan kelembapan udara.
Sebaliknya, senjata optik sangatlah ringan dan bisa menembak mengenai sasaran jarak jauh dengan presisi tinggi. Juga, tenaga dari amunisinya kecil. Tetapi, kekurangannya adalah kekuatannya tersebar oleh pemain-pemain dengan perlengkapan pertahanan.
Oleh karena alasan-alasan di atas, senjata optik digunakan untuk menyerang monsters dan senjata balistik digunakan untuk menyerang pemain adalah teori umum. Untuk kedua kategori ini, selain karakteristik, kinerja mereka lumayan berbeda.
Itu karena semua senjata optik mempunyai nama dan bentuk yang keren, sedangkan senjata balistik mempunyai bentuk asli yang benar-benar ada di dunia nyata.
Itu sebabnya pemain-pemain seperti Dyne, Ginrou, dan sebagian banyak pemain lainnya dari GGO, adalah maniak senjata yang suka memakai senjata balistik. Mereka hanya beralih ke senjata optik jika mereka akan berburu Mobs.
Senapan yang berada di dekat pipi Sinon sekarang adalah jenis balistik. Tetapi sebelum dia tiba ke dunia ini, dia tidak tahu apapun tentang pembuat senjata. Untuk gaya permainan, dia diperlukan untuk menghafal senjata seperti sedang menghafal items, tetapi itu bukan berarti dia mempunyai minat ke senjata asli. Dia percaya bahwa senjata-senjata api yang jumlahnya tidak terbatas di dunia ini semuanya adalah objek 3D, karena dia bahkan tidak suka melihat senjata api di dunia asli.
Hanya satu hal di dunia pembantaian ini yang dia inginkan, yaitu menhancurkan musuh virtual dengan peluru virtual. Sampai hatinya menjadi sekeras batu dan darahnya mengalir beku.
Untuk alasan tersebut, hari ini juga Sinon akan menarik pelatukya.
Dia menepikan pemikirannya yang berlebih dan menggerakkan senapannya sedikit. Pada garis akhir barisan musuh, berjalanlah seorang prajurit dengan kacamata pelindung yang besar menutupi wajahnya dan berpakaian jubah kamuflase dengan mantel. Seperti yang dikatakan Dyne, perlengkapannya tidak terlihat.
Dia mempunyai tubuh yang besar. Kemungkinan dia membawa ransel yang membuat tonjolan di jubahnya. Tangannya yang mencuat dari lengan bajunya kosong. Dari penampilan perlengkangkapan pada pinggangnya, kemungkinan terbesar dia prajurit tipe pengguna senapan sub-mesin.
"Karena jubahnya, kamu tidak dapat melihat wajahnya?"
Terdengar suara Ginrou dari belakang Sinon. Dia kemungkinan sedang bercanda, tapi suaranya terdengar agak tegang lalu melanjutkan.
"Jangan-jangan itu dia? Yang dirumorkan...<<Death Gun>>."
"Ah, tidak mungkin. Itu bukan dia."
Dyne menjawab dengan cepat sambil tertawa.
"Dan juga, bukankan Death Gun seharusnya seorang pria kecil berpakaian setelan kamuflase Ghillie? Orang ini terlalu besar. Dia hampir mencapai dua meter. Kemungkinan...kurir tipe STR ekstrim. Sambil membawa items, amunisi dan paket energi yang ditemukannya. Dia tidak mungkin membawa senjata besar, jadi kita bisa mengabaikannya di pertempuran."
Sambil mendengar, Sinon dengan hati-hati melihat prajurit tersebut di lensanya.
Karena kacamata berlapis besinya yang kasar, ekspresinya tidak terlihat. Satu-satunya yang terlihat hanya mulutnya saja. Bibirnya tertutup rapat, tanpa gerakan sedikitpun. Anggota lainnya, bahkan pada saat waspada, sedang mengobrol dan menunjukkan gigi mereka yang putih. Hanya prajurit bertubuh besar itulah yang benar-benar diam. Dia hanya berjalan diam-diam dan menggerakkan kakinya tanpa gangguan sedikitpun.
Intuisi Sinon yang telah berkembang dari setengah tahun bermain di GGO mengatakan kepadanya kalau prajurit ini lebih kuat dibandingkan prajurit bersenjata Minimi. Namun, selain ranselnya, tidak ada tonjolan lainnya dari jubah prajurit tersebut. Dia kemungkinan menyembunyikan senjata langka ukuran kecil dengan kekuatan yang besar. Tetapi senjata seperti itu kebanyakan berjenis optik, yang tidak begitu berguna di pertempuran anti-personil. Apakah tekanan yang Sinon rasakan dari prajurit bertubuh besar ini hanyalah imajinasinya?
Tenggelam di pikirannya, Sinon berkata dengan pelan:
"Prajurit berjubah itu, aku ada firasat buruk. Aku ingin menyingkirnya terlebih dahulu."
Dyne melepaskan teropongnya dari wajahnya dan memandang Sinon, alisnya terangkat.
"Kenapa? Dia jelas tidak membawa senjata kuat apapun."
"...Meskipun tidak ada dasar yang mendukung. Karena ketidakpastiannya, aku mempunyai firasat buruk."
"Kalau kamu sedang berbicara tentang itu, Minimi jelas merupakan faktor ketidakpastian itu. Jika prajurit Peletus <<Blasters>> datang mendekat pada saat kita sedang menghadapi Minimi, maka itu akan menjadi berbahaya."
Meskipun perisai pertahan sangat efektif terhadap senjata optik, efek tersebut berkurang sesuai dengan jarak mendekat. Di pertempuran jarak dekat, jumlah tembakan yang tersedia di satu amunisi Peletus <<Blasters>> terlalu banyak. Sinon dengan enggan menarik kembali pendapatnya dan mengangguk.
"...Mengerti. Target pertama adalah si Minimi. Jika memungkinkan, aku ingin menembak prajurit berjubah setelah itu."
Setelah mengatakan itu, tembakan paling efektif adalah tembakan yang pertama, sebelum musuh mengetahui lokasi sniper. Setelah musuh mengetahui arah tembakannya, <<Jalur Prediksi Balistik>>(Garis Peluru) akan tertampak oleh musuh supaya mereka bisa dengan mudah menghindari serangan.
"Hei, kita tidak punya banyak waktu untuk mengobrol. Jarak 2500."
Si pengintai berkata setelah mengamati melalui teropong yang dia ambil kembali dari Dyne. Dyne mengangguk dan berpaling ke tiga penyerang di belakangnya.
"Oke. Menurut rencana kita, kita akan pergi menunggu di bawah bayangan gedung sampai musuh mendekat. -Sinon, pada saat kita bergerak kita tidak dapat melihat mereka, jadi informasikan kepada kita jika situasi berubah. Aku akan memberi instruksi selanjutnya pada saat kamu mulai menembak."
"Mengerti."
Setelah menjawab dengan singkat, mata kanan Sinon berbalik kembali ke scope senapan snipernya. Skuadron sasarannya masih belum berubah. Mereka tetap bergerak dengan kecepatan lambat seperti biasanya di padang gurun ini.
Diantara mereka dan Sinon adalah padang gurun dengan jarak 2,5 kilometer. Di tengah terdapat reruntuhan bangunan besar didekat sisi Sinon. Si lima orang, termasuk Dyne, akan menggunakan titik buta gedung tersebut dan bersembunyi di sana. Mereka berencana menyerang musuh dengan keras sekaligus.
"-Ok, mari kita mulai."
Atas perintah pendek Dyne, para anggota lainnya kecuali Sinon memberikan jawaban singkat. Suara dari sepatu bot meluncur di pasir dan suara pasir yang bergerak, mereka meluncur ke bawah ke sisi belakang bukit. Menunggu sampai angin malam menutupi jejak mereka, Sinon mengeluarkan sepasang headset kecil dari bawah selendang di lehernya dan menaruhnya di telinga kirinya.
Untuk beberapa menit kemudian, sebagai penembak jitu, Sinon harus terus menerus bertempur melawan tekanan dan kesunyian. Peluru pertamanya akan mempengaruhi pertempuran dengan besar. Dia hanya akan bergantung kepada jari dan senjata sengapnya. Tangan kirinya mengelus senjatanya yang besar di pijakan berkaki dua. Besi hitam itu membalas dengan kesunyian dingin padanya.
Alasan mengapa Sinon seorang penembak jitu yang langka di dunia ini dan pemain yang cukup terkenal karena keberadaan senjata berpeluru balistiknya.
Namanya <PGM Ultima Ratio Hecate II>>. Panjangnya 138cm, beratnya 13,8 kg, lumayan besar, 50 kaliber, yang menggunakan peluru ukuran 12.7mm diamater.
Di dunia nyata, senjata itu diklasifikasikan pada kategori anti-material. Yaitu, senjata yang digunakan terhadap gedung dan kendaraan. Karena kekuatannya yang luar biasa, menurut judul artikel majalah yang panjang, senjata itu seharusnya dilarangkan penggunaannya terhadap target manusia. Tentu saja, dunia ini tidak memiliki hukum tersebut.
Sinon mendapatkannya tiga bulan lalu, pada saat dia mulai menjadi pemain veteran GGO.
Iseng-iseng, dia pergi ke reruntuhan penjara bawah tanah di bawah ibukota SBC Gurokken sendirian. Karena kecerobohannya, dia jatuh ke perangkap saluran.
Gun Gale Online didirikan di tahap dimana umat manusia kembali dengan kapal luar angkasanya untuk hidup di dunia yang telah menjadi gurun akibat perang besar peradaban dulu. Jalan-jalan Gurokken awalnya adalah kapal luar angkasa dan dibawahnya ada reruntuhan kota besar dari masa perang. Didalam reruntuhan kota, terdapat mesin bertempur otomatis dan makhluk mutan dengan jumlah tidak terbatas. Mereka menunggu petualang yang bermimpi besar dalam mencapai cita-citanya dalam satu kali percobaan. Tempat dimana Sinon jatuh adalah lantai paling bawah dengan tingkat bahaya paling tinggi.
Tentu saja, dia tidak berharap untuk berbuat banyak sebagai pemain solo di tempat itu. Pertempuran pertamanya akan menjadi kekalahan yang mudah dan dia akan kembali ke jalan titik save sebagai <<Death Return>> / <<Kematian Kembali>>, dia tetap berjalan sambil menerima kenyataan itu. Di depannya terdapat ruang sirkular besar, seperti stadium, di mana makhluk berbentuk ganjil muncul.
Dari ukuran dan namanya, kemungkinan bos monster, tetapi Sinon belum pernah melihat ukuran seperti itu di situs-situs informasi. Ketika dia sadar akan hal itu, jiwa gamernya terangsang sedikit. Toh aku akan mati juga, akan kucoba bertempur melawan monster ini, sambil berpikir hal itu Sinon pergi menuju ventilasi udara di atas stadium dan menempatkan senapannya.
Pertempuran berlangsung tidak terduga. Dari sinar panas, cakar besi, gas beracun dan pola serangan bos monster tersebut, tidak satupun mampu mencapai tempat persembunyian Sinon. Di sisi lain, karena moster tersebut berada di titik ujung jangkauan tembakan senapan Sinon, kerusakan yang dihasilkan Sinon tidak begitu banyak. Berpikir tentang jumlah amunisi yang dia miliki, tanpa tembakan yang miss , dia harus menembak apa yang tampaknya menjadi titik lemah musuh, yaitu mata kecil yang ada di dahinya, kalau tidak maka tidak mungkin Sinon bisa membunuhnya.
Sinon menjadi sedingin es saat ia berkonsentrasi melakukan hal itu. Ketika bos akhirnya tumbang, tubuhnya yang besar meledak menjadi serpihan poligon. Pertempuran tersebut berlangsung selama tiga jam.
Barang yang dijatuhkan oleh bos monster itu adalah senapan besar yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Per peraturan game, NPCs atau pemain tidak dapat membuat senjata berpeluru balistik tingkat tinggi. Toko-toko di jalan hanya bisa menjual sebagian senjata tingkat rendah sedangkan yang tingkat menengah keatas hanya bisa didapat di reruntuhan. Senapan yang diperolehnya - <<Ultima Ratio Hecate II>> termasuk kelompok senjata langka yang bisa didapat.
Saat ini, termasuk Hecate II milik Sinon, hanya sekitar 10 senapan anti-material yang ada di server. Dengan demikian, harga mereka sangat tinggi dan harga senjata itu dalam lelang akhir-akhir ini adalah 20 Mega Credits, atau 20 juta dalam mata uang game ini. Kalau ditukar menjadi uang elektronik menggunakan rasio 100 banding 1, maka akan menjadi senilai 200.000 yen Jepang.
Sinon adalah seorang siswi murid SMA yang tinggal sendirian di dunia nyata dan biaya hidup yang ia terima setiap bulan hampir tidak cukup. Dihantui kesulitan ini, dia benar-benar tidak yakin dengan senjata yang ia temukan setelah ia tahu harga nilainya. Baru-baru ini ia mampu mengubah setengah dari harga sambungannya, 1500 yen, tetapi itu berarti setengah dari uang sakunya hilang. Oleh karena itu, jika ia menyelam lebih dari yang ia lakukan sekarang, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan nilai sekolahnya. Namun, jika ia mempunyai 200.000 yen, maka ia dapat membayar semua biaya sambungannya dengan sisa uang yang banyak.
Tetapi, Sinon tidak menjual senjatanya. Alasan dia bermain GGO bukanlah untuk mendapatkan uang, tetapi adalah untuk membunuh musuh - khususnya semua orang yang lebih kuat dibandingkan dirinya; untuk menaklukkan kelemahnnya sendiri. Dan yang lebih penting lagi, untuk pertama kalinya ia merasakan di <<hati>>nya bahwa senjata ini bukanlah sekedar senjata biasa.
Hecate II, karena ukuran dan beratnya yang besar, jumlah STR menakutkan diperlukan dari pengaturannya. Sinon sebagai penembak jitu memiliki jumlah STR yang lebih tinggi dibandingkan AGInya, jadi dia bisa menggunakannya. Pertama kali dia membawa Hecate II ke medan perang, pada saat ia melihat musuh melalui scope-nya, dia merasakan beban dingin di tangannya. Sinon merasakan kekuatan dan niatnya Hecate II. Senjata ini mengukir pembantaian, pembawa pertanda maut. Sinon ingin memeluk perasaan itu, tanpa menyerah terhadap apapun, tanpa merasa goyah, tanpa setetes ketakutan, bentuk itu ada di senjata ini.
Tidak lama setelah itu, Sinon kemudian dikenal sebagai <<Hecate>>; dia mengetahui bahwa nama itu berasal dari mitologi Yunani, dewi yang memerintah dunia neraka. Sinon memutuskan pada saat itu bahwa senjata ini akan menjadi pasangan pertamanya dan pasangan terakhirnya.
Melalui scope-nya, Sinon melihat rombongan target terus bergerak.
Sinon mengangkat wajahnya untuk melihat padang gurun secara langsung, dia bisa melihat kelompok beranggota lima milik Dyne bergerak mendekati gedung antara target dan Sinon. Jarak antara dua kelompok berkurang menjadi sekitar 700meter. Mata kanannya kembali ke scope-nya dan menunggu instruksi selanjutnya dari Dyne.
Sepuluh detik kemudian, headsetnya berbunyi dengan suara Dyne dan keributan di sekitarnya.
"-Kami berada di posisi."
"Mengerti. Arah jalan musuh dan kecepatan tidak berubah. Mereka berada 400 meter dari posisimu dan 1500 meter dari posisiku."
"Masih jauh, kamu bisa melakukannya?"
Untuk pertanyaan Dyne, Sinon menjawab "Tidak masalah" dengan singkat.
"...Bagus. Mulai membidik."
"Mengerti."
Setelah percakapan singkat itu, Sinon menjadi diam dan tenang, jari telunjuk kanannya berpindah ke penjaga pemicu senjatanya.
Di padang gurun yang ia lihat melalui scope-nya, target pertama, prajurit dengan Minimi di bahunya, terus berjalan dan mengobrol seperti biasa.
Di pertarungan minggu lalu, Sinon tidak bertindak menjadi penembak jitu. Ia malah menggunakan senapan serbu dan menjadi pendukung posisi belakang. Dia seharusnya melihat orang itu di jarak sangat dekat, tetapi ia tidak bisa mengingatnya. Namun, karena prajurit itu bisa menggunakan senjata pendukung, berarti levelnya pasti sangat tinggi.
Dum, dum. Hati Sinon berdebar dengan cepat saat dia mencocokkan irama tersebut dengan gerakannya . Dilihat dari jarak, arah angin dan kecepatan gerakan target berarti Sinon harus membidik lebih dari semeter di sebelah kanan atas prajurit tersebut; Sinon memindahkan jarinya dan menyentuh pemicu pelatuknya.
Pada saat itu, di sudut pandang Sinon, sebuah lingkaran setengah transparan dengan cahaya hijau muda muncul.
Diameter lingkaran berubah secara tidak pasti dalam siklus-siklusnya. Ia berpusat ke dada prajurit itu, titik terlebar menuju lututnya. Itu adalah <<Prediksi Hit Peluru>> atau (Lingkaran Peluru) yang hanya tertampil di pandangan Sinon. Peluru yang ditembak akan mengenai daerah didalam lingkaran dengan acak. Pada ukuran lingkaran saat ini, tubuh prajurit itu ditutupi oleh 30% dari lingakaran. Dengan kata lain, akurasinya 30%. Jadi, tidak peduli betapa kuat kekuatan Hecate II, menembaki lengan atau kaki prajurit itu tidak mungkin cukup untuk membunuhnya. Rasio membunuh dalam satu tembakan terlalu rendah.
Ukuran Lingkaran Peluru tergantung pada jarak target, performa senjata, cuaca, level cahaya, keterampilan, dan jumlah stats. Parameter terpenting adalah detak jantung si penembak jitu.
Amusphere memantau detak jantung di dunia nyata dan mengirim data tersebut kembali ke sistem permainan.
Ketika detak jantung berdetak dengan detakan 'Dum', lingkaran akan berada pada ukuran terbesar. Ukurannya akan mengecil perlahan-lahan dan menjadi besar pada detakan selanjutnya. Artinya, untuk akurasi paling tinggi, tembakan harus dilakukan di celah antara setiap detak jantung.
Namun, keadaan santai adalah enam-puluh kali per menit - yaitu satu detik siklus dalam keadaan tenang. Tetapi ketegangan dari percobaan menembak akan berlipat ganda atau lebih. Hal itu mengakibatkan kecepatan pelebaran dan penyusutan lingkaran meningkat sesuai dengan respons. Mustahil untuk menembak diantara celah detakan jantung.
Untuk alasan itulah GGO memiliki jumlah penembak jitu yang sedikit.
Mereka tidak bisa menembak mengenai sasaran. Mereka tidak bisa menghentikan ketegangannya pada saat mereka dibutuhkan untuk menembak. Tentu saja dalam pertempuran jarak dekat, detak jantung membuat Lingkaran Peluru berdenyut. Tetapi kamu masih bisa menembak pada jarak dekat dengan itu. Apalagi dengan senapan sub-mesin full-otomatis dan senapan serbu. Namun, membidik pada jarak lebih dari 1000 meter, ukuran Lingkaran Peluru biasanya lebih besar dibandingkan ukuran manusia. Saat ini di pandangan Sinon, ukuran akurasi 30% sudah merupakan keajaiban.
-Tapi.
Sinon berbisik di dalam hati.
Tekanan, kecemasan dan teror ini mencapai sejauh mana. Sampai jarak sejauh 1500? Itu seperti melempar bola kertas ke keranjang sampah. Ya -
Dibandingkan dengan waktu itu.
Inti kepalanya menjadi dingin. Detak jantungnya melambat seperti kebohongan belaka.
- Es. Aku mesin pembunuh sedingin es. (Real translation: Aku mesin terbuat dari es dingin. Kayak mesin es cendol jadinya =_=)
Siklus perubahan Lingkaran Peluru semua melambat sekaligus. Pada saat yang sama, perasaan waktunya memanjang. Sinon bisa langsung mengetahui dengan jelas ketika lingkaran berada pada ukuran terkecil.
Satu...Dua...Saat lingkaran ketiga menyempit dan membidik ke arah jantung prajurit bersenjata Minimi tersebut, Sinon menarik pelatuknya.
Raungan seperti guntur mengguncang dunia.
Dari sisi depan moncong rem Hecate II, api besar meletus, melepaskan peluru yang memotong melalui suara senjata dan bergerak maju. Rekoil yang dihasilkan mendorong Sinon dan senapannya mundur. Kedua kakinya bersiap untuk menahan impak.
Di ujung titik tengah pisir, sang prajurit kemungkin melihat moncong mengkilat. Prajurit itu lalu menoleh kepalanya ke arah Sinon. Matanya saling berhadapan dengan Sinon yang sedang mengintip melalui scope -
Secara instan, dada sampai bahu prajurit tersebut, termasuk kepalanya, berubah menjadi fragmen objek kecil dan melenyap. Sesaat setelah itu, anggota tubuhnya yang lain pecah seperti patung kaca yang dipukul dan disebar menjadi serpihan kecil. Sayangnya untuk prajurit itu, harga menakutkan dari Minimi yang dia bawa menjadi drop acak dan jatuh ke tanah berpasir. Yang pasti, setelah prajurit itu kembali ke titik awal jalan untuk hidup kembali, ia harus puas dengan syok kematian instan dan kehilangan senjata miliknya.
Sinon memastikan hal-hal di atas tanpa emosi, tangan kanannya bergerak otomatis dan menarik baut pegangan Hecate II. Dengan suara berlogam, kerangka peluru dikeluarkan, yang lalu menghilang setelah jatuh memukul batu di samping.
Saat mengisi amunisi berikutnya, Sinon menggeser senapannya sedikit ke kanan. Target kedua, yaitu prajurit tubuh besar berjubah berada di pandangannya. Wajahnya yang ditutupi dengan kacamata pelindung melihat lurus ke arah Sinon. Sambil membidik sedikit di atas tubuh prajurit itu, jari pelatuk Sinon mengetat sedikit. Lingkaran Peluru hijau muncul lagi, secara langsung menyempit menjadi titik.
Hanya tiga detik telah berlalu sejak tembakannya yang pertama. Senapan semi-otomatis bisa menembak terus menerus, tetapi senapan bolt-action Hecate II tidak dapat melakukan itu. Meski begitu, untuk rata-rata pemain, melihat rekan mereka tiba-tiba dihancurkan dapat mengakibatkan kekejutan dan kaget. Dan dari kekacauan itu, dibutuhkan waktu lima detik untuk memulihkan kondisi mental mereka, mengidentifikasi arah tembakan si penembak jitu dan siap-siap untuk menghindar. Kalau kamu menggunakan kekacauan itu, tembakan kedua kemungkinan akan sukses, tetapi-
Namun, prajurit berjubah itu tidak menunjukkan pertanda kebingungan. Dari kedalaman kacamata pelindungnya, ia menatap langsung ke Sinon. Prajurit ini pasti seorang veteran yang sangat berpengalaman dan seorang pemain terkenal, Sinon berpikir sambil menarik pelatuknya.
Pada titik ini, di sudut pandang prajurit itu, lintasan peluru yang melaju ke dirinya akan ditunjukkan sebagai <<Jalur Prediksi Balistik>> (Garis Peluru), sebuah cahaya merah setengah translusen. Untuk pertarungan senjata seperti ini, pihak game menambah kekonyolan seperti system assist untuk membuat pertarungan senjata lebih menarik. Jika pemain memiliki reaksi cepat, AGI tinggi dan keberanian yang cukup, maka ia bisa menghindar lebih dari 50% tembakan terus menerus dari senapan serbu dalam jarak 50 meter.
Keuntungan terbesar dari kelas "Penembak Jitu" hanyalah tembakan pertama yang tidak akan menunjukkan garis tembakan ke target. Namun, karena posisi Sinon sudah diketahui dari tembakan pertamanya, maka ia tidak lagi memiliki keuntungan itu.
Raungan terdengar lagi. Dari jari tanpa ampun Hecate II, dirilis kristalisasi peluru <<Kematian>> yang memotong cahaya atmosfer kuning dan terbang menjauh.
Tetapi seperti yang Sinon duga, prajurit itu dengan tenang mengambil satu langkah besar ke kanan. Setelah itu, peluru 12,7mm tersebut memotong melewati spasi satu meter dari tubuh besar prajurit tersebut. Peluru Sinon menghasilkan lubang di dinding beton padang gurun jauh di belakang prajurit itu.
Tangan kanan Sinon lalu bergerak sendiri, mengisi ulang tembakan berikutnya, jarinya kembali ke pegangan dan tidak menuju pelatuknya.
Setiap tembakan berikutnya akan menjadi sia-sia. Jika ia harus menembak lagi, ia harus bergerak meninggalkan posisi ini, bersembunyi dari hadapan prajurit itu dan menunggu 60 detik untuk info identifikasi diulang. Namun pada saat itu, arah pertempuran sudah diputuskan. Sambil mengintip melalui scope-nya, dia berbisik ke penerima.
"Target pertama sukses. Target kedua gagal."
Dyne lalu menjawab dengan cepat.
"Mengerti. Serangan dimulai...Go, Go, GO!!"
Zhaa! Suara pelan kaki menginjak tanah dan meninggalkan tempat mencapai pendengaran Sinon. Sinon mengembuskan napas yang ditahannya sedikit.
Misi yang Sinon terima selesai sekarang. Karena Hecate II adalah senjata ultra-langka, jika ia membawanya ke pertempuran tatap muka dan mati menjatuhkan Hecate II, hal itu akan menjadi situasi yang serius. Dyne berkata kalau Sinon diperbolehkan berada pada posisi standby setelah menembak. Tembakan keduanya yang tidak mengenai sasaran tetap berada di hatinya dan dia berharap kalau <<Perasaan Buruk>>nya tidak akan membuahkan hasil.
Sambil berpikir, Sinon sekali lagi memindahkan senapannya, dia menerendahkan pembesaran untuk melihat seluruh anggota kelompok musuh di scope-nya. Keempat prajurit garis depan dengan cepat melompat ke belakang batu terdekat atau dinding beton untuk bersembunyi. Di belakang mereka diikuti oleh pendukung posisi belakang bersenjata Peletus dan prajurit besar berjubah-
"Ah...!"
Sinon mengeluarkan suaranya tanpa ia sadari. Pada saat itu, prajurit besar tersebut menggerakkan kedua lengannya, melempar jubah kamuflase dari tubuhnya.
Kedua tangan prajurit itu tidak bersenjata. Di pinggangnya juga kosong.
Apa yang dia bawa di punggungnya, yang kita awalnya kira sebagai ransel transportasi item, akhirnya terungkap.
Di antara bahunya yang lebar, terdapat sebuah rak logam melengkung dan panjang. Yang tergantung di punggungnya adalah sebuah benda logam kasar dan ringkas.
Di dalam rangkai berbentuk Y yang menunjang itu, terdapat komponen mesin silinder. Bagian atasnya memiliki pegangan jinjing besar, dibawahnya terdapat enam tubuh barel klaster penembak. Panjangnya dengan mudah satu meter.
Komponen mesin itu terdapat sabuk penyambung didalamnya, yang terhubung dengan kotak amunisi besar yang menggantung dari rel yang sama.
Sinon hanya pernah melihat senjata berukuran besar dan seram itu sekali dari daftar senjata yang ada di Situs Informasi GGO.
Namanya <<GE M134 Minigun>>. Diklasifikasikan di dalam senapan mesin berat (heavy machinegun). Salah satu dari senjata api terbesar yang debut di GGO. Keenam barel yang tersambung berputar dengan kecepatan tinggi untuk mengisi ulang, menembak, dan medepak kerangka peluru. Senjata ini menembakkan peluru berukuran 7,62mm dengan kecepatan 100 peluru per detik. Mimpi buruk adalah nama lain senjata ini - tidak, gamam ini.
Tentu saja, beratnya juga luar biasa. Tubuh utamanya saja 18kg, digabung dengan jumlah amunisinya yang bayak, berat totalnya lebih dari 40kg. Tidak peduli jenis apa prajurit STR murni ini, tidak mungkin semua itu berada di dalam batas berat yang bisa ia bawa. Tentu saja, karena kelebihan berat itu berarti ada hukuman ke gerakannya.
Alasan mengapa rombongan musuh bergerak begitu lambat bukanlah karena perpanjangan waktu berburu mereka. Tetapi itu semua karena kecepatan berjalan prajurit besar ini.
Sambil merasa ketakutan, Sinon mengintip melalui scope-nya. Ditengah-tengah sudut pandang Sinon, prajurt besar itu meraih pegangan Minigun tersebut. Senjata mesin besar itu dengan lancar meluncur di rel dan berputar 90 derajat ke sisi kanan tubuh orang tersebut. Kedua kakinya terbuka lebar, dengan posisi keenam barel senjata menghadap ke depan - mulut prajurit tersebut yang berada di bawah kacamata pelindungnya bergerak untuk pertama kalinya, membentuk sebuah senyuman yang bengis.
Sinon bergegas menyetelkan piringannya, mengurangi pembesaran scope sampai minimum.
Dari sudut pandang sisi kiri, Sinon melihat kelompok beranggota tiga penyerang milik Ginrou yang bersenjata senapan sub-mesin, bergerak ke depan. Peluru-peluru ringan dari Peletus Laser yang di siapkan oleh pelindung kelompok musuh menghasilkan ekor biru muda saat mereka menghadapi serangan. Semuanya meninggalkan riak/ombak, seperti yang ada di permukaan air, di sekitar satu meter di depan Ginrou dan yang lainnya, lalu lenyap. Itulah hasil tinggi dari efek <<Medan Pertahanan Terhadap Peluru Ringan>>.
Hanya karena mereka membalas menembak dengan semprotan senapan sub-mesin berpeluru balistik, salah satu anggota musuh bersenjata peletus yang sedang membungkuk keluar dari balik batu tertutup oleh dampak efek merah darah dengan suara 'pa pa' dan tumbang. Ginrou dan yang lainnya lalu maju bergerak ke arah bayangan dinding beton dekat musuh-
Pada saat itu, prajurit bertubuh besar itu dengan cepat merendahkan pinggangnya.
Barel Minigun berputar dengan kecepatan tinggi, mengeluarkan sebanyak-banyaknya sabuk berkilauan kira-kira 0,3 detik atau lebih.
Hanya dengan begitu, bersamaan dengan bagian dinding beton, avatar Ginrou hancur lalu lenyap. Semua ini terlalu cepat, bagaikan boneka pasir terhantam arus air.
"...!"
Sinon menggigit bibirnya lalu berdiri. Dia mengangkat Hecate II dari lantai, melipat kedua kaki pijakan senjatanya dan menyandang tali ke pundaknya.
Hecate II, dengan panjang total 138 cm, menggali ke bahu Sinon dengan berat. Tinggi Sinon bahkan tidak mencapai 155 cm, tetapi masih di batasan berat yang bisa ia bawa. Senjata sampingannya, <<H&K MP7>>, adalah senapan sub-mesin ultra-kompak yang entah mengapa tidak melewati batas berat. Dia berpikir begitu karena jumlah tinggi STR Sinon hanya cukup untuk membawa 7 magasen untuk Hecate II.
Bahkan dengan mata telanjang, Sinon bisa melihat kedipan kembang api bermekaran dari moncong senjata di medan pertempuran satu dan setengah kilometer dari sini. Sinon tetap diam dan berlari dengan kecepatan penuh.
Karena situasi berakhir seperti itu, aliran pertempuran berbalik melawan Dyne dan lainnya. Jika prajurit Minigun itu sendirian, maka dengan mempertahankan jarak menengah dan terus bergerak pada kecepatan tinggi akan memberikan kesempatan untuk mengalahkan si Minigun tersebut. Namun, bersama prajurit bersenjata Peletus Laser yang menyediakan perlindungan ke Minigun, sesaat setelah kamu mendekati jarak dekat yang dapat membuat pertahanan berkurang, kamu tidak bisa menghindari musuh.
Meskipun Sinon adalah salah satu anggota skuadron, jika ia mundur, dia menduga tak seorang pun akan mengeluh. Itu karena dia telah menyelesaikan tujuan yang diperintahkan ke dirinya sebagai penembak jitu.
Namun, Sinon berlari lurus ke arah pertempuran. Dia tidak berpikir untuk menolong anggotanya. Hanya senyuman yang mengambang dari wajah prajurit Minigun itu yang membuat Sinon bergerak maju.
Orang itu bisa tersenyum di medan perang hanya karena dia memiliki kekuatan. Jumlah waktu permainan yang dibutuhkan untuk mendapatkan Minigun, hampir sama atau lebih langka dengan Hecate. Perlengkapan tersebut menuntut ketekunan untuk menumpuk STR yang cukup untuk menjadi tangguh. Sebagai tambahan, ia memiliki keberanian untuk menghadapi tembakan Sinon dengan tenang.
Untuk melawan musuh seperti itu dan dengan membunuhnya, diri lainku yang terlalu lemah - <<Asada Shino>> yang selalu menangis dan yang kurang dewasa dapat dihilangkan.
Untuk itu saja, Sinon menginvestasikan dirinya di dunia gila ini. Melarikan diri dari sini, maka semua hal yang ia perjuangkan sampai sejauh ini akan menjadi sia-sia.
Sambil menendang tanah kering dan meloncat pada kecepatan tertinggi yang diperbolehkan parameternya, ia meloncat melalui udara berdebu. Sinon kemudian berada pada puncak kecepatannya.
Sinon bergerak di sekitar pasir sarat berkerikil. Dia menghindari dan melompati batu menonjol, reruntuhan dinding dan rintangan lainnya. Dia bergegas ke daerah pertempuran hanya dalam beberapa puluhan detik.
Parameter AGInya dibuka menyeluruh untuk membantunya dalam membuat dash sengit berarah lurus. Dia bahkan tidak sedikitpun mempertimbangkan mencari tempat perlindungan. Kelompok musuh kemungkinan sudah menangkap sosok Sinon mendekat.
Dibanding dengan awal, area pertempuran kedua phihak telah bergeser secara signifikan. Tentu saja, yang mundur adalah kelompok Dyne. Dengan adanya Minigun yang secara paksa memberikan tembakan backup memberondong, kelompok pertahanan musuh menekan jarak dengan menetap. Untuk menghindari jarak efektif tembakan senjata optik, empat orang termasuk Dyne, terus-menerus mundur, bersembunyi dari satu perlindungan ke perlindungan lainnya.
Bergegas lurus ke padang gurun untuk kabur sudah bukan opsi yang memungkinkan. Jika mereka terlihat, secara langsung mereka akan dimandikan peluru Minigun seperti air terjun dan menjadi berlubang seperti sarang lebah. Selain itu, dinding beton yang dipercayakan oleh Dyne dan lain-lain sudah sebagian besar hilang dalam pelarian mereka. Satu-satunya yang tersisa adalah reruntuhan bangunan yang mereka manfaatkan pada awal penyergapan. Jika mereka kabur ke sana, maka mereka akan terjebak seperti tikus di dalam tas.
Sinon yang langsung mengetahui situasi tersebut, mencoba untuk melompat ke bayang-bayang dinding dimana Dyne dan yang lainnya bersembunyi untuk menarik napas. Pada saat itu, tiga garis cahaya merah muncul tepat di depan Sinon.
"Ku..."
Mengepalkan giginya, Sinon memasuki posisi menghindar. Garis merah itu adalah lintasan garis dari penyerang yang menggunakan Peletus Laser.
Pertama, Sinon merendahkan tubuhnya sampai batas dan menyelinap ke bawah Garis Peluru pertama. Setelah itu, dengan tepat menelusuri garis diatas kepalanya, sinar panas biru pucat menghanguskan ruangan tersebut. Di depan matanya, Garis Peluru kedua memanjang. Dia menendang tanah dengan kaki kanannya sekuat tenaga dan meloncat, tubuhnya menari di udara. Tembakan laser lalu menembak tepat ke perutnya, dan untuk sesaat pandangan Sinon memutih.
Garis Peluru ketiga lalu melintas sedikit di atas arah lompatan Sinon. Dia menyusutkan kepalanya sebisa mungkin untuk menghindari sinar panas, tetapi ujung rambut biru tipisnya terpotong sedikit oleh sinar panas tersebut, dengan retakan suara partikel cahaya menyebar.
Dengan cara apapun menghindari tembakan terus menerus Peletus Laser, Sinon mendarat. Di depan matanya -
Sebuah garis tebal merah darah yang mengerikan berdiameter 50 cm mengarah ke arah Sinon.
Tidak salah lagi, ini adalah Garis Peluru Minigun itu. Beberapa persepuluh detik kemudia nantinyan, ledakan peluru bagaikan badai akan menyerang.
Sinon menyambuk tubuhnya yang lumpuh karena ketakutan, membungkuk kaki kanannya yang baru saja menyentuh tanah dan meloncat sekali lagi sekuat tenaga. Dia membalikkan tubuhnya di udara, di bagian teratas loncatan tingginya itu tubuhnya terbaring rata.
Tepat setelah itu, lewatlah badai gelombang energi yang hampir menyentuh punggung Sinon, dimana ia merasa turbulensi dari serangan itu. Setelah kluster peluru balistik bercahaya putih melewati pandangannya, dinding reruntuhan gedung yang agak jauh darinya lalu hancur.
Sesaat sebelum ia mendarat di tanah berpasir, ia membalikkan tubuhnya lagi. Sinon lalu mendarat dengan tangan kakinya. Pada saat yang sama ia melemparkan tubuhnya ke depan sebisa mungkin. Setelah berguling beberapa kali, ia mencapai bayang-bayang dinding beton dimana kelompok Dyne bersembunyi.
Pemimpin skuadron menatap Sinon yang tiba-tiba muncul dengan khawatir. Tidak peduli kalau ini tampaknya seperti niat baik, matanya tidak bersinar dengan rasa syukur. Hanya keraguan bagi seseorang yang menjulurkan kepalanya di tempat berbahaya ini dengan sengaja.
Dyne lalu memalingkan wajahnya, melihat senapan serbu yang berada di tangannya. Dia lalu bergumam dengan suara rendah.
"...Bajingan-bajingan itu, mereka membawa pengawal."
"Pengawal?"
"Kamu tidak tahu? Dia pengguna Minigun. Namanya <<Behemoth>>, seorang pria berotot dan cerdas yang berbasis di benua utara. Ia bekerja sebagai pelindung atau semacamnya untuk skuadron-skuadron dengan uang tapi tanpa ketekunan."
Itu adalah cara bermain yang lebih terhormat dibandingkan kamu, Sinon berpikir, tapi tentu saja dia tidak mengatakannya. Sebaliknya, ia berpaling ke tiga penyerang di luar Dyne, yang melihat keluar sesekali dari perlindungan untuk menembak membabi-buta pada kelompok musuh. Sinon lalu berkata dengan suara yang nyaris tidak terdengar oleh seluruh kelompok.
"Kalau kita terus bersembunyi seperti ini, kita akan dibunuh sesaat lagi. - Sisa jumlah peluru si Minigun agak meragukan. Jika kita semua menyerang pada saat bersamaan, maka ia akan membantai kita tanpa peduli. Kita harus menghilangkan opsi tersebut. Kalian berdua yang menggunakan SMG (senapan sub-mesin) pergi ke arah kiri, Dyne dan aku akan ke sisi kanan, M4 tinggal di sini sebagai backup..."
Dyne memotong pembicaraan dengan suaranya yang serak.
"...Itu tidak akan berhasil, ada tiga pengguna Peletus Laser yang tersisa. Jika kita bergegas masuk, efek pertahanan mereka akan..."
"Kecepatan tembak terus menerus Peletus lebih lambat dibandingkan senjata balistik, kita bisa menghindari setengah dari itu."
"Mustahil!"
Dyne mengulang dengan keras kepala sambil menggeleng kepalanya.
"Bergegas masuk juga hanya akan menghancurkan kita...Meskipun agak disesalkan, mari kita menyerah. Kalau kamu terlalu bangga melihat mereka menang, logout di sini....."
Meskipun kamu logout di medan neutral, kamu tidak akan menghilang secara langsung. Avatarmu yang tanpa jiwa akan tetap berada disini untuk beberapa menit, rentan untuk diserang. Peluangnya rendah, tapi senjata dan armor akan jatuh secara acak kemungkinan akan terjadi.
Sejauh ini, Sinon berpikir waktu mundur pemimpin terlalu awal, tetapi dengan keputus-asaannya ini, juga temperamennya yang seperti anak kecil, Sinon tidak pernah menyangka ia akan membuat proposal seperti ini. Sinon menatap setengah tercengang ke wajah Dyne yang seharusnya veteran.
Sesaat setelah itu, Dyne menunjukkan giginya dan berteriak.
"Apa? Jangan menganggap serius game ini! Bagaimanapun juga hasilnya sama saja, jika kita bergegas kita akan mati sia-sia..."
"Lalu mati saja!"
Sinon berteriak sambil menjawab sebagai reaksinya.
"Setidaknya di game ini, cobalah mati menghadapi todongan-todongan senjata!"
Sesungguhnya, kenapa dia mengatakan hal seperti ini ke pria yang hanyalah targetnya masih belum ia ketahui. Itu juga berarti Sinon akan memutuskan hubungannya dengan skuadron ini.
Saat sebagian dari hatinya sedang berpikir itu, Sinon menggenggam kerah jaket kamuflase Dyne dan dengan paksa menariknya dengan kuat. Pada saat bersamaan, Sinon dengan cepat berkata kepada tiga orang lainnya dengan mata lebar.
"Tiga detik cukup, ambil perhatian Minigun, aku akan menghabisinya dengan Hecate."
"...Un. Aku mengerti."
Pria dengan kacamata pelindung di rambut hijaunya berpikir cukup lama akhirnya menjawab dan kedua rekannya yang lain mengangguk.
"Oke, kita bagi tim menjadi dua, tim kiri dan kanan maju bersamaan."
Sinon mendorong paha Dyne yang merajuk dan mereka berpindah ke ujung akhir tempat perlindungan. Sinon mengambil dua senjata sampingan MP7 dari pinggang kirinya dan mulai menghitung mundur dengan tangannya.
Tiga...dua...satu,
"GO!!"
Pada saat yang sama, Sinon menendang tanah dengan keras dan masuk satu detik lebih awal ke medan perang dimana kematian terus menunggu.
Pada saat itu, beberapa Garis Peluru muncul di depannya. Dia menurunkan tubuhnya sambil meluncur menhindari, kelompok musuh memasuki pandangannya.
Di depan sisi kanannya, dibelakang dinding sekitar dua puluh metar kedepan, dua orang dengan Peletus Laser menunggu. Yang lainnya berada sedikit di kiri. Manusia Minigun <<Behemoth>> yang berada di tengah sekitar 10 meter dari mereka, membidik rekannya Sinon yang muncul keluar dari sisi kiri.
Sementara Sinon berlari ke kanan, ia membidik MP7 di tangan kirinya ke prajurit-prajurit Peletus. Menekan pemicunya dengan sedikit memunculkan Lingkaran Peluru. Tidak mungkin ia bisa mengendalikan detak jantungnya sekarang. Lingkaran Peluru tersebut berdetak di sekitar tubuh-tubuh prajurit bidikannya.
Meskipun begitu, Sinon tetap menembak. Dia merasakan syok dari rekoil yang tidak bisa dibandingkan dengan Hecate di telapak tangannya dan mengosongkan magasen 20 peluru 4,6mm sekaligus.
Serangan sembrononya membuat musuh panik dan dua prajurit Peletus berusaha bersembunyi di balik dinding, tetapi sebagian dari peluru-pelurunya mengenai tubuh mereka. Itu tidak cukup untuk menjatuhkan HP mereka ke nol tetapi akan memberinya waktu beberapa detik.
"Dyne! Dukung aku!"
Sinon berteriak dan melemparkan dirinya ke tanah. Pada saat bersamaan, ia mengeluarkan Hecate II dari punggungnya dan melengkapinya di kedua tangan. Dia tidak punya waktu untuk mempersiapkan kedua kaki pijakan senjatanya. Menahan berat Hecate yang mengerikan, ia mengintip melalu scope-nya.
Karena pengaturannya masih di pembesaran terendah, dia bisa melihat seluruh tubuh atas Behemoth. Wajah <<Behemoth>> kemudian melihat ke arah Sinon. Sinon lalu menarik pelatuknya tanpa menunggu Lingkaran Peluru mengecil.
Raungan dan kematian pasti mengilat menembus angkasa - peluru tersebut menembus tepat di samping kepala Behemoth. Serangan itu melepaskan goggles dari kepala Behemoth, yang lalu berubah menjadi bubuk dan lenyap.
Dia gagal mengenai sasaran - !
Sinon menggigit bibirnya dan baru ingin berdiri, lalu pandangannya di scope berhadapan dengan Behemoth. Behemoth yang wajah aslinya akhirnya kelihatan, dengan kedua mata abu-abunya yang menyala, bibirnya tersenyum tanpa gentar.
Seluruh tubuh Sinon ditutupi cahaya merah besar.
Tidak bisa dihindari, Sinon langsung menyimpulkan. Dari posisi menembak bersujudnya, berdiri dan meloncat ke kiri atau kanan, tidak ada waktu untuk melakukan semua itu.
Setidaknya, tatapi moncong senjata -.
Mengikuti kata-katanya, Sinon berdiri dan menatap langsung ke Behemoth. Tiba-tiba, di beberapa tempat di tubuh besar itu meledak ringan dengan suara "Papaa!".
Itu Dyne. Sambil berlutut pada satu kaki di tanah dan mengenggam senapan serbunya, dia menembak dengan akurasi tinggi. Dalam situasi dan jarak ini, tanpa memedulikan kepribadiannya, fakta bahwa ia bisa mencetak begitu banyak tembakan membuktikan bahwa keterampilannya benar-benar menakjubkan. Sambil berpikir hal itu, Sinon melompat segenap tenaga ke sisi kanannya. Tepat setelah itu, tempat dimana ia berada sebelumnya ditembaki puluhan badai peluru.
"Dyne! Geser ke kanan sedikit lagi..."
Pada saat Sinon berteriak itu.
Dua prajurit bersenjata Peletus muncul dari persembunyian mereka, membidik Dyne yang sedang berdiri dan lalu menembaki anak-anak panah cahaya tanpa ampun ke arah Dyne.
Jaraknya terlalu dekat. Sinar panas menembus pertahanan Dyne dan mengenai tubuhnya satu demi satu.
Dyne memandang Sinon sesaat. Lalu ia menghadap depan -
"Uooo!!"
Dengan satu teriakan tunggal itu, ia mulai berlari lurus ke depan.
Badai peluru menghujani tubuh Dyne. Dia menghindar dan menyelinap melewati beberapa tembakan sambil bergegas dengan sengit. Tapi tentu saja, ia tidak bisa menghindari semua tembakan-tembakan tersebut.
Pada detik-detik terakhir, Dyne menarik jimat perlindungan Granat Plasma dari pinggangnya dan melemparnya ke persembunyian mereka. Pada saat yang sama, seluruh HP-nya habis, sementara avatarnya masih menghadap jauh dari Sinon. Lalu Dyne hancur berkeping-keping menjadi poligon dan melenyap.
Akibatnya, dunia dicat cahaya putih.
Palu raksasa Tuhan lau jatuh membuat impak ke tanah. Aliran energi hijau-putih menggila. Badai debu membaling ke atas. Tercampur di semua itu, tubuh seorang Peletus terbang di udara. Sebelum mencapai tanah, ia terhancur musnah.
-Keberanian Mengagumkan!
Sinon memberikan elegi singkat untuk Dyne yang telah keluar dari pertempuran. Sinon lalu menyipitkan matanya dari debu-debu di sekitar dan dengan cepat memeriksa medan pertempuran.
Salah satu dari rekan timnya yang mengambil sisi sayap kiri telah dibunuh oleh Minigun dan prajurit Peletus di sana tampaknya telah menghilang.
Di sayap kanan, karena pengorbanan bunuh diri Dyne, menjadi medan kekacauan. Dyne membawa serta satu musuh sebelum ia mati dan sisa satunya yang lain tertegun di tempat.
Kemudian - didalam asap debu yang secara perlahan-lahan mulai menipis, siluet besar mendekatinya dengan arah lurus.
Jika ini berlangsung, Behemoth dan dirinya akan bertempur tatap muka. Tetapi pada jarak itu, senapan snipernya tidak bisa menang melawan senapan mesin berat.
Dia harus menemukan posisi titik buta Minigun sambil mengambil posisi untuk menembak. Namun di pertempuran satu lawan satu, tidak ada titik buta...
- Tidak.
Sinon menahan napasnya sejenak. Pada saat asap debu hasil dari granat Dyne masih menutupi semuanya, Behemoth tidak tahu persis dimana posisi dirinya. Tentu saja, Sinon juga tidak dapat membidik Behemoth dengan jelas, tetapi kemungkinan ia bisa pergi ke satu tempat di area ini dimana badai peluru tidak dapat mencapainya.
Sambil memikirkan hal itu, Sinon berbalik dan berlari dengan sengit. Dia berlari menuju reruntuhan bangunan yang runtuh dan rusak di belakang medan pertempuran.
Melompat memasuki jalan masuk, Sinon tidak dapat melihat bagian belakang gedung yang sudah runtuh. Langit kuning masih terlihat. Tetapi Sinon berlari menuju sisi kanan dinding - dimana terdapat sebuah tangga naik. Sambil mencoba untuk tidak menginjak ubin-ubin rusak yang dapat menyebabkan suara, Sinon berlari dengan hati-hati.
Di tangga besi, dia harus melangkah dengan ringan, tetapi ia naik tanpa merepotkan hal itu.
Dia menendang dinding seperti penari untuk mengubah arahnya dan pergi naik ke atas lagi.
Dia mencapai lantai lima dalam waktu kurang dari dua puluh detik. Tangga tersebut berakhir di sana. Ada jendela besar di sebelah kiri.
Dari sini, Sinon seharusnya memiliki waktu beberapa detik untuk mengambil posisi membidik tanpa Behemoth sadari.
Sambil memikirkan itu, Sinon meletakkan Hecate II di bahunya dan memandang keluar jendela menghadap ke bawah medan pertempuran.
Tiba-tiba pandangannya memerah.
Beberapa puluhan meter di bawah, Behemoth mengangkat Minigun ke ketinggian maksimumnya lalu membidik Sinon secara langsung. Dia telah membaca gerakan Sinon. Pikiran dan rencana pertempurannya, seluruhnya.
Kuat sekali. Dia seorang pemain GGO sejati, bukan, dia seorang tentara.
Namun, lawan seperti inilah yang Sinon inginkan. Bunuh dia. Harus membunuhnya.
Sinon tidak ragu-ragu. Tanpa mengambil posisi membidik, ia meletakkan kaki kanannya di ambang jendela dan melompat keluar.
Pada saat sama, seperti nyala api, kilatan gelombang energi bergegas naik dari tanah. Whack!! Syok intens datang dari lutut kirinya Sinon. Kaki avatarnya lenyap dan bar HPnya menurun drastis.
Namun, Sinon masih hidup. Dia terjun melewati lintasan tembakan Minigun dan menari di udara. Sinon berada tepat di atas posisi Behemoth yang mengagumkan.
Behemoth kemungkinan ingin menembak sampai pelurunya habis, jadi ia bergerak mundur, mencoba menembak Sinon di lintasan tembakannya. Tetapi dia tidak bisa meraihnya. Untuk Minigun yang digantung pada rel di punggungnya, tidak ada cara lain untuk menembak ke atas.
Sambil jatuh, Sinon menempatkan Hecate II dibahunya dan menatap langsung melalui scopenya.
Pandangan Sinon dipenuhi oleh wajah kasar Behemoth. Di wajah itu, senyuman biasanya menghilang. Dia menunjukkan giginya, dengan terkejut dan lentera amarah terbakar di matanya.
Sinon nyaris tidak menyadari bahwa mulutnya bergerak sendiri.
Apa yang muncul di wajah Sinon adalah sebuah senyuman. Senyuman liar, kejam, berhati dingin.
Masih dalam keadaan jatuh, Sinon tidak dapat menstabilkan tembakan jarak jauhnya. Tetapi jarak tembakan ini terlalu dekat. Ketika moncong senjatanya berada di jarak sekitar satu meter dari kepala Behemoth, Lingkaran Peluru hijaunya mengecil dan menetap di tengahnya wajah pria tersebut.
"The End!"
Sambil berbisik, Sinon menarik pelatuknya.
Di dunia ini, tombak energi terbesar dari jari Dewi Dunia Neraka terbebas keluar dari peluru tersebut.
Peluru itu dengan langsung menusuk lubang besar yang menikam melalui wajah Behemoth dan bagian atas tubuhnya, menembus reruntuhan tanah.
Kemudian, setelah suara ledakan itu berlalu, tubuh silinder Behemoth yang besar hancur terbongkar dan lenyap.
Bab 4
Saat dia melangkah melewati gerbang sekolah, angin kering dan dingin meniup menerpa wajahnya.
Asada Shino berhenti sejenak, dengan erat membungkus kembali syal putihnya.
Mengenakan kacamata cell-frame, dengan setengah wajahnya tersembunyi dibalik kain syalnya, dia sekali lagi mulai berjalan. Dia melanjutkan dengan langkah cepat di trotoar yang ditutupi oleh daun musim gugur, sambil mendesah kecil dari dalam dadanya.
…Saat ini, dari total 608 hari untuk 3 tahun di SMA, 156 hari telah berlalu.
Seperempatnya telah berlalu akhirnya. Dengan pikiran itu, dia digoncangkan oleh kesederhanaan yang telah dipaksakan pada dirinya untuk waktu terlalu lama. Namun jika dia menambahkan waktu saat ia masih di SMP, maka sudah 60 persen hari-hari itu telah memudar menuju masa lalu. Ini akan berakhir, suatu saat nanti…. Ini akan berakhir suatu saat nanti. Dia mengulangi kata-kata tersebut dalam pikirannya seperti mantra.
Tentu saja, meskipun hari kelulusan sudah semakin dekat, itu bukan seolah-olah dia memiliki sesuatu yang dia ingin lakukan atau menjadi seseorang yang dia impikan. Sederhananya, dirinya telah ditengah-tengah keadaan dipaksa untuk mengikuti, dia ingin bebas dari yang dikenal sebagai «High School Students»
Menghadiri tempat bagaikan suaka itu dari hari ke hari, mendengarkan ajaran guru-guru yang lesu, berolahraga dan melakukan hal-hal yang lain bersama sekelompok orang yang dia ragu tidak berubah bahkan sedikitpun sejak kecil. Makna apa yang bisa dipetik dari melakukan hal-hal itu? Shino sangat tidak mengerti. Di situasi tertentu ,ada juga guru yang memberi pelajaran yang dia temukan bermakna dan ada juga siswa yang harus dihormati. Tetapi bagi Shino, tidak ada satupun dari mereka yang keberadaanya sangat penting.
Shino pernah mengatakan sekali pada kakek dan neneknya yang sekarang adalah wali resminya, bahwa dia ingin langsung bekerja atau pelatihan kerja di sekolah kejuruan daripada ke SMA. Kakeknya yang kuno memerah karena marah sementara neneknya menangis, mengatakan bahwa dia ingin Shino pergi ke sekolah yang baik dan menikah ke keluarga yang baik, kalau tidak dia tidak dapat mampu bertahan meminta maaf kepada ayah Shino. Dia memiliki sedikit pilihan tapi hanya untuk belajar mati-matian, mendapat pengakuan ke sekolah cukup terkenal di metropolitan Tokyo, tapi dia terkejut ketika dia masuk dan melihat. Sama sekali tidak ada perubahan dari SMP yang ada di tempat tinggalnya yang sebelumnya.
Pada akhirnya Shino, sama seperti saat dia di sekolah menengah, secara rutin menghitung hari yang tersisa saat berjalan keluar gerbang sekolah setiap harinya.
Shino tinggal sendirian di apartemen yang terletak di antara sekolah dan stasiun JR. Walaupun apartemen itu hanya seluas 6 tatami mats, dan tidak seluas dapur rumah pada umumnya, tempat itu bagus dan terletak tepat disamping pusat perbelajaan.
Pusat perbelanjaan pada jam 14.30 siang masih tidak terlihat terdapat jumlah orang yang banyak.
Pertama Shino menelusuri melewati rak toko buku. Meskipun dia menemukan sebuah buku dari penulis favoritnya, dia menahan diri karena buku itu hard cover copy dan meninggalkan toko itu . Jika dia memesannya online, dia dapat meminjam buku itu dari perpustakaan kota.
Selanjutnya dia pergi ke toko alat tulis untuk membeli penghapus dan buku kotak-kotak. Setelah mengecek uang yang tersisa, dia menuju supermarket di tengah pusat perbelanjaan sambil berpikir menu untuk makan malam. Tentu saja, makan malam Shino simpel dan sederhana. Selama makanannya bergizi,berkalori dan murah, rasa dan penampilan makanan adalah sekunder.
Sambil memikir memasak wortel dan sup seledri bersama hamburger tofu, dia melewati game center di depan supermarket yang hendak dia masuki.
"Asada~—"
Di ruang antara dua toko, sebuah suara memanggil Shino dari lorong sempit.
Terkejut secara refleks, Shino berputar 90 derajat ke arah kanannya.
Tiga siswi berpakaian seragam yang identik dengan Shino —kecuali dengan perbedaan signifikan di kepanjangan rok mereka— berdiri di lorong tersebut. Salah satu dari mereka berjongkok dan memainkan ponselnya. Dua lainnya bersandar di dinding supermarket, sambil tersenyum melihat Shino.
Ketika Shino tetap diam, salah satu dari mereka membuat isyarat sombong dengan menyentakkan dagunya.
"Ayo ke sini."
Tapi Shino tidak bergerak, dan bertanya dengan suara kecil.
"…Apa? "
Pada saat itu, satu dari lainnya mendekati Sinon dan tanpa ragu-ragu meraih tangan kanan Shino.
"Terserah, datang saja. "
Dengan itu, Shino telah ditarik sebelum ia sempat merespon.
Shino didorong ke arah lorong dan keluar dari pandangan pusat perbelanjaan dan siswi yang berjongkok menatapinya. Ketua dari kelompok itu adalah Endou. Eyeliner hitam menghiasi di sekitar matanya dan dagunya yang runcing menunjukkan kesan seperti serangga buas.
Mengontrol bibirnya yang berkilau untuk tersenyum, Endou berbicara.
"Maaf Asada. Kami baru saja menyanyi terlalu banyak di karaoke, dan sekarang kami tidak memiliki uang untuk naik kereta pulang. Kami akan membayarmu besok, jadi pinjamkan kami sejumlah uang sekarang ."
Dia memasang jarinya. Dia maksud bukan seratus bukan juga seribu tapi sepuluh ribu.
Mereka menyanyi dan menyanyi tetapi tidak lebih dari 20 menit telah berlalu sejak kelas berakhir, mereka bertiga bahkan memiliki kartu kereta api regular, dan juga, kenapa meminta uang sebanyak sepuluh ribu yen hanya untuk naik kereta? Dengan itu Shino memikirkan sederet perbedaan pikiran logis yang muncul dari pikirannya tapi tak dapat mengatakannya .
Ini kedua kalinya mereka bertiga meminta uang darinya. Sebelumnya, Shino menolak dengan alasan tidak punya uang.
Sambil mempertimbangkan memakai cara yang sama akan memiliki kesempatan keberhasilan yang sangat rendah, Shino menjawab.
"Tidak mungkin aku memiliki uang sebanyak itu"
Senyum Endou menghilang sesaat dan kemudian muncul lagi "Kalau begitu ambil lebih banyak lagi."
"..."
Shino dengan diam-diam pergi ke pusat perbelanjaan.. Mereka kemungkinan tidak akan mengikuti Shino sampai ke bank dimana semua orang dapat melihat. Siapa yang sejujurnya sebodoh itu untuk balik kembali dimana kamu cukup bisa pergi meninggalkan mereka-- sambil memikir itu, Endou lanjut bicara.
"Tasnya, tinggalkan disini. Dompetmu juga. Selama kamu memiliki kartu, kamu tidak apa-apa kan?
Shino berhenti dan berbalik. Meskipun bibir Endou tidak berubah dari bentuk senyumnya, kedua matanya menyipit menyala-- seperti kucing bersemangat bermain dengan mangsanya.
Ketiga orang ini, Shino pernah sekali mengira mereka temannya. Ketika ia teringat itu, Shino tidak dapat memaafkan kecerobohannya.
Ketika pindah dari pedesaan, dia telah meninggalkan semua orang yang dia kenal. Dan setelah masuk SMA, Shino tidak memiliki minat yang sama dengan teman sekelasnya, tanpa memiliki topik menarik yang bisa dibicarakan, dan oleh karena itu ia diam setiap hari. Endou dan teman-temannyalah yang pertama kali menghampirinya.
Setelah mereka mengajaknya makan siang bersama mereka, mereka akhirnya berhenti di restoran cepat saji sepulang sekolah. Kebanyakan Shino mendengar percakapan mereka. Meskipun diam-diam dia tidak tahan terhadap mereka, dia masih terlihat bahagia. Endou dan temannya adalah teman pertamanya yang tidak menyadari «Insiden Itu». Dia percaya jika dia di sekolah, dia akan menjadi siswi normal. Shino tidak mengetahui kebenaran sampai lama kemudian. Mereka hanya mendekatinya setelah melihat alamatnya di pendaftaran kelas dan menebak bahwa ia tinggal sendiri .
'Bolehkah kami ke rumahmu main? 'Ketika mereka menanyai itu, Shino langsung menyetujui . Apartemennya mendapat pujian dari teman-temannya, dikelilingi oleh snack dan gossip sampai malam.
Hari berikutnya dan seterusnya mereka datang ke apartemen Shino.
Tak lama kemudian mereka menggunakan kamar Shino sebagai tempat mengganti pakaian kasual mereka dan menaiki kereta untuk bermain. Suatu hari barang mereka ketinggalan dan mereka menggunakan pakaian mereka untuk mengisi klosetnya.
Sepatu. Tas. Kosmetik. Barang-barang Endou dan teman-temannya meningkat dari hari ke hari. Di bulan Mei mereka pergi bermain dan kembali dalam keadaan mabuk, dan mereka menginap di kamarnya seperti tadi.
Akhirnya pada suatu titik Shino mengeluh jika mereka datang terlalu sering maka dia akan terganggu belajarnya.
Tapi Endou membalas "Kita teman, kan? " Dan hari berikutnya, mereka meminta kunci duplikat.
Kemudian pada hari Sabtu bulan Mei.
Ketika Shino berdiri di depan kamarnya setelah pulang dari perpustakaan, dia mendengar suara tertawa yang keras menggema. Suara itu bukan hanya milik Endou dan teman-temannya.
Dia menahan nafas untuk mendengarnya baik-baik. Pikiran untuk mengecek kamarnya sendiri tidak masuk akal dan dia tidak ingin melakukannya. Jelas dia mendengar tawa beberapa pria.
Dikamarnya ada beberapa pria yang tidak dia kenal. Dengan pikiran seperti itu Shino dipenuhi dengan rasa takut dan diikuti oleh kemarahan. Dia akhirnya menyadari kebenaran.
Dia berjalan menuju bawah tangga, lalu menggunakan handphonenya untuk menelpon polisi. Meskipun polisi bingung dengan kesaksian mereka, Shino berteriak sungguh-sungguh "Aku tidak kenal mereka. "
"Untuk sementara ini kita ke kantor polisi. " polisi memberitahu Endou yang kemudian menatap tajam Shino.
" Hmph, Aku mengerti. " jawab Endou sambil mengemasi barang dan pergi.
Pembalasan datang dengan cepat.
Menggunakan kemampuan investigasinya yang bagaikan ijajil, yang tidak pernah terdengar dari kelompok mereka, Endou mendongak alasan mengapa Shino hidup sendiri. 5 tahun yang lalu, di prefektur yang jauh, Shino terlibat dengan «Insiden» yang hampir dilupakan bahkan di net. Masa lalunya terkuak dan menyebar ke sekolah. Siswa yang berbicara dengannya menghilang bahkan para guru menghindarinya.
Semuanya kembali semula seperti saat di sekolah menengah.
Tapi Shino berpikir itu tidak apa-apa.
Kelemahannya menginginkan teman telah membutakannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkannya kecuali dirinya sendiri . Dia tidak memiliki pilihan yang lain kecuali menjadi lebih kuat dengan kekuatannya sendiri dan melewati luka yang tertinggal akibat insiden tersebut. Untuk melakukan itu, teman tidak diperlukan. Sebaliknya, musuh jauh lebih baik. Musuh untuk dilawan--- semua disekelilingnya adalah musuh.
Setelah satu tegukan ia mengambil nafas dalam-dalam dan melihat tajam mata Endou.
Sebuah cahaya bahaya menyala di kedua matanya. Di saat ini senyum Endou telah menghilang dan berkata dengan suara pelan.
"Apa cepatlah dan lakukan. "
"Aku tidak ingin melakukannya. "
"…Huh? "
"Aku tidak mau. Aku tidak memiliki keinginan untuk meminjamkan kau uang lagi. "
Tanpa menghindari tatapannya Shino menjawab.
Seperti suatu penolakan yang mengundang permusuhan dan kedengkian. Meski mengetahui ini Shino tidak akan mengikuti permintaan mereka. Mengikuti keinginan mereka sama saja dengan melarikan diri dan menghianati tekad , sesuatu yang tidak ia inginkan . Bukan karena dia tidak ingin memperlihatkan «Kelemahan Diri». Untuk menjadi lebih kuat dia menghabiskan waktu 5 tahun untuk memikirkannya . Jika dia menyerah disini maka semua usahanya sia-sia.
"Kau sialan…Jangan berani melihat kebawah didepan saya."
Dengan mata kanannya bergetar, Endou mengabil langkah maju. Dua gadis yang lain dengan cepat mengelilinginya di belakang dengan jarak dekat.
"—Aku pergi sekarang, jadi minggirlah ke samping ."Shino mengatakan dalam suara pelan. Tidak peduli berapa banyak mereka mengancamnya, Endou tidak punya nyali untuk melakukan tindakan nyata. Mereka hanya gadis normal, anak baik di rumah, Mereka seharusnya belajar dari sebelumnya agar tidak membuat masalah dengan polisi.
Tetapi.
Endou sngat umum dengan kelemahan Shino, satu hal yang tidak dapat pertahankan.
Warna merah di bibirnya berkilau seperti senyum mengejek.
Endou perlahan menaikkan tangan kanannya dan menunjuk tangkai kacamatanya. Dia membentuk tangannya menjadi imitasi pistol. Sebuah hal yang konyol.
Namun dengan hanya itu, Seluruh tubuh Shino merasakan sensasi merinding.
Perlahan ia kehilangan kekuatan di kekuatan kakinya. Keseimbangannya mulai jatuh. Di matanya lorong mulai kehilangan warnanya dengan jari Endou sebelumnya.Shino tidak dapat kehilangan pandangannya dari kuku panjang yang bersinar glossy. Detak jantungnya menjadi cepat, ebuah frekuensi terdengar di telinganya, meningkatkan efek suaranya dengan cepat.
"Bang!"
Endou tiba-tiba berteriak. Hampir bersamaan Shino menjerit membuat darahnya mengental. Dia tidak bisa menghentikan getaran dari tubuhnya.
"Pfft..., hey, Asada~" Sementara ujung jarinya masih sama, Endou berbicara dengan suara yang bergabung dengan tawa.
"Jadi kakakku memiliki banyak pistol model. Lain kali aku akan menunjukkanmu di sekolah. Kau menyukainya kan. "
"..."
Lidahnya tidak dapat bergerak. Di mulut keringnya. Itu hanya akan memberikan masalah.
Shino menggeleng kepalanya perlahan. Jika ada pistol model yang tiba-tiba ditunjukkan di sekolah dia bisa pingsan . Sederhananya jika membayangkan adegan itu, perutnya akan menyusut dan ia tidak dapat membungkuk.
"Hey hey, Jangan muntah Asada~—"
Dibelakangnya ada suara tercampur dengan tawa.
"Tapi jika kau muntah dan pingsan di tengah kelas, itu akan sangat sulit setelahnya."
"Ya jika bukan disini, maka disini biasanya ada pemabuk yang muntah ."
Tawa terdengar lebih keras.
Aku ingin kabur, aku harap aku bisa kabur dari sini tapi itu tidak bisa. Dua orang yang di belakang berpikir gema keras dipikirannya.
"Untuk saat ini, kami akan membiarkanmu memiliki barang yang kau punya , Asada. Karena kau kelihatan sakit ."
Endou mengambil tas yang Asada pegang. Shino tidak dapat melawan . 'Jangan pikirkan itu, jangan ingat itu . ' Ketika memikirkan visi yang bangkit dari ingatan kosongnya. Bebannya seperti besi. Bau dari mesiu di hidungnya— pada saat itu sebuah suara terdengar dari belakangnya.
"Sebelah sini! Pak polisi, cepatlah!!
Suara seorang anak laki-laki.
Endou dengan cepat menyingkirkan tangannya dari tasnya. Ketiga orang itu lari dengan cepatnya, berbaur dengan orang di pusat perbelanjaan.
Pada waktu kekuatan kakinya mencapai batasnya, dan lutut Shino menyentuh tanah.
Dia berusaha mengontrol nafasnya, mencoba untuk menyimpan rasa paniknya. Perlahan suara percakapan dan bau ayam supermarket kembali dan mimpi buruknya telah menghilang.
Berapa lama ia telah dalam posisi itu? Lalu dari belakang terdengar suara lembut. "...Kau baik-baik saja, Asada-san?
Mengambil nafas yang panjang, Shino mengumpulkan kekuatan dan berdiri.
Dia membetulkan kacamatanya sambil berbalik, dan melihat seorang laki-laki yang kurus.
Dia memakai jeans dan sweater nilon, dengan tas punggung hijau dipunggungnya. Bersama dengan baju kasual, topi baseball hitamnya menutupi sedikit wajahnya. Meskipun kelihat seperti seorang siswa, bayangan mata memperlihatkan wajah mudanya. Shino tahu nama orang itu. Dia adalah satu-satunya orang yang dapat ia percaya atau mungkin bukan musuhnya. Bisa dikatakan ia memiliki hubungan bagus seperti kawan-kawan.
Perasaan detak jantungnya menurun, Shino memberikan senyumnya dan membalas.
"...Aku baik-baik saja. Terima kasih, Shinkawa-kun dimana polisinya? "
Dia kembali melihat lorong, itu gelap dan kosong, tak seorangpun yang keluar.
Shinkawa Kyouji menggaruk kepalanya dibalik topinya dan tersenyum.
"Itu hanya gertakan. Itu sering terjadi di film dan komik kan ? Aku ingin mencobanya sekali. Aku senang itu bekerja."
"..."
Shino terlihat takjub, dan dengan lembut menggeleng.
"...Kau selalu memiliki ide yang aneh dengan cepat—Kenapa kau ada disini?"
"Ah, aku telah di game center di sebelah sana. Aku keluar dari pintu disana..."
Kyouji melihat dibelakangnya. Di tengah hujan yang menempel di dinding, dia dapat melihat pintu perak kecil.
"Saat orang-orang itu mengelilingi Asada-san. Aku berpikir akan menelpon 110..."
"Ya,kau datang dengan bantuan yang besar. Terima kasih." Shino tersenyum lagi, , Kyouji juga tersenyum untuk beberapa saat, dan menjadi wajah khawatir.
"... Asada-san, apa kejadian ini sering terjadi? Itu keterlaluan meskipun itu aku mengatakannya, kau harus melaporkan ini ke sekolah..."
"Itu tidak akan membantu, meskipun aku melakukannya, ini cukup baik, jika mereka melakukan ini lebih jauh, aku akan pergi ke kantor polisi. Lalu , sebelum mengkhawatirkan orang lain, lalu kamu baik-baik saja?"
"Ah aku baik-baik saja. Aku tidak akan bertemu mereka lagi."
Laki-laki itu, kali ini memberikan senyuman yang tulus.
Shinkawa Kyouji pernah menjadi teman sekelas Shino sebelum libur musim panas. "Pernah," karena dia tidak pernah datang ke sekolah sejak semester kedua.
Dari rumor yang dia dengar, Kyouji pernah diganggu oleh senior di klub sepak bola. Fisiknya sangat lemah dan keluarganya pemilik sebuah rumah sakit yang besar, membuatnya menjadi target. Mereka tidak meminta uang seperti kelompok Endou, tapi dia membayar makanan,hiburan dan barang aneh mereka, merusak harga dirinya.
Sebenarnya, dia belum pernah mendengarnya langsung dari Kyouji.
Mereka pertama kali bertemu di bulan Juni di perpustakaan kota.
Shino telah berada di lantai dua ruang membaca , membaca The World's Firearms. Dia telah menghabiskan hampir semua majalah.
Pada waktu itu, dia dapat melihat gambar tanpa panik, tapi melihat halaman dengan gambar «Pistol Itu» dalam waktu sepuluh detik ia sampai batasnya. Ketika ia ingin menutup buku itu sebuah suara terdengar '...Apa kau menyukai pistol?'
Orang yang mengatakan itu adalah teman sekelasnya yang mengatakan sesuatu yang dia tidak sadari sampai waktu berlalu.
Shino segera menjawab, 'Tidak mungkin, itu malah kebalikannya'. Namun ia bertanya kenapa membaca majalah seperti itu. Itu sangat sulit untuk menjawab secara rasional jadi ia menjawab secara samar-samar.
Sekarang, Kyouji tahu Shino sangat takut terhadap pistol di dunia nyata, tapi kembali ke respon Shino yang salah. Jadi ia tersenyum dan duduk di kursi disampingnya.
Dia menunjuk majalah grafik dan berkata tentang menggambarkan senjata api, sementara Shino mendengarkan sambil berkeringat dingin. Tapi di samping itu Kyouji berbicara tentang «Dunia Lainnya».
Dia tahu tentang mesin game Full Dive ketika dijual beberapa tahun yang lalu, dan dia tahu tentang masa VRMMO. Tetapi Shino tumbuh tanpa bermain game dan percaya itu cukup tentang «Dunia Pedang dan Sihir» yang nyata di buku fantasi. Dia tidak tertarik hal itu.
Tapi dunia virtual yang Kyouji jelaskan seperti mimpi tanpa pedang ataupun sihir. Sebagai gantinya ada pistol. Dunia itu bernama «Gun Gale Online» (GGO). Banyak senjata yang ada atau akan ada, di kehidupan nyata senjata itu digunakan di dunia itu, dan para pemain menggunakannya untuk membunuh pemain lain di tanah kosong.
Shino memotong Kyouji, bertanya dengan mendesah.
"—Di game itu...apakah pistol ini ada?"
Laki-laki itu terkejut, dan mengangguk dalam mode tentu saja.
Jika seperti itu maka, Shino mulai berpikir. Di dunia itu, dapatkah dia melawan «Pistol Itu» lagi? Lima tahun lalu, ketika umurnya sebelas tahun luka itu sangat menusuk, memberikan luka peluru yang tak pernah hilang. Dapatkah dia menghadapi senjata itu sekali lagi dan melebihinya?
Shino memhentikan sifat dinginnya, mengelap keringatnya dan bertanya dengan suara dingin kepada Kyouji , "Untuk memulai game ini, berapa banyak uang dikeluarkan?"
Setengah tahun berlalu.
Di dalam Shino lahirlah gadis bernama «Sinon», seorang sniper yang kejam di tanah GGO.
Tapi, sayangnya ia belum bertemu musuh dengan senjata «Pistol Itu». Jadi Shino belum tahu. Apakah diri yang sebenarnya—bukan Sinon, tapi Asada Shino menjadi kuat atau tidak?
Jawabannya masih terbayang dipikirannya . "...Hey, maukah kau minum? Aku traktir."
Suara Kyouji membangunkannya dari lamunannya. Melihat ke atas dia menemukan matahari bersinar menyinari lorong mulai memerah.
"...Benarkah?"
Shino tersenyum, dan Kyouji mengangguk.
"Aku ingin mendengar ceritamu saat berperang. Di lorong ini ada toko yang tenang.
Setelah beberapa menit, duduk di kursi yang jauh di toko yang dia inginkan, tangannya memegang cangkir dengan lembut, susu yang enak, dia akhirnya sedikit santai. Mungkin Endou akan menemukan cara untuk menggangunya. Ya apa yang akan terjadi, dia berpikir untuk menyembunyikan ini di dalam pikirannya.
"Aku dengar, sehari sebelum kemarin. Kau sukses besar kan? "
Dia mendengar suara Kyouji. Laki-laki itu menusuk bola di atas es krimnya mengembang di atas es kopinya dengan sendok, melihatnya dengan mata mengandah.
"...Itu tidak benar. Rencananya gagal. Di regu ada enam orang ada empat orang mati. Untuk sebuah sergapan yang menjadi perang, hasilnya tidak bisa dibilang menang ."
Dia menjawab dengan mengangkat bahu. Berpikir senjata api di dunia nyata membuatnya panik tetapi baru-baru ini berbicara tentang GGO, dia dapat tetap tenang. Ini seperti dunia virtual yang memiliki efek rehabilitasi. "Namun itu menakjubkan. Pemegang Minigun «Behemoth» tidak pernah mati dalam pertempuran kelompok, itu yang aku dengar ."
"Oh...Apakah dia terkenal? Aku tidak pernah melihatnya di rangking «Bullet of Bullets», jadi aku tidak tahu tentangnya.
"Ada sebuah alasan untuk itu. Tidak peduli seberapa kuat Minigun itu dikatakan, membawa 500 peluru membuatnya kelebihan berat, jadi dia tidak dapat berlari. «BoB» adalah pertandingan solo. Jika ditarget dari jarak jauh, maka semuanya akan berakhir. Tetapi bila ia mendapat bantuan dari tim maka dia tak terkalahkan. Senjata itu melawan aturan."
Melihat Kyouji mengeluh seperti itu sambil mencibir, Shino tidak membantu malah tersenyum.
"Geesh, itu masalah yang serius...Jadi, apa yang kau rencanakan untuk «BoB» kedepan?"
"Tentu saja aku akan masuk. Aku hampir masuk rangking 20 besar dari data orang yang terkumpul. Saat ini aku akan membawa Hecate. Jadi aku akan..."
Bunuh, itu akan dia sebut tapi dengan cepat ia berkata:
"...Mencoba untuk mencapai rangking teratas."
Shino/Sinon berpartisipasi di turnamen rangking GGO dua bulan lalu, bernama «Bullet of Bullets» . 30 orang yang lolos dari eliminasi akan mengikuti turnamen utama , a battle royal, mencoba menjadi yang terkuat. Meskipun berusaha Sinnon hanya mendapat rangking 22. Sebagai 30 peserta yang secara random ditaruh di peta yang luas saat dimulai BoB, ada kemungkinan pertempuran jarak dekat . Jadi dia akan menggunakan assault riffle daripada sniper riffle Hecate II . Tapi saat pertempuran jarak dekat, dia terbunuh oleh sniper dengan «Remington M40» dari jauh.
Dua bulan kemudian, meskipun memiliki pistol itu masih sulit untuk mengendalikannya, dia telah mendapat experience dengan Hecate dan menjadi terbiasa. Dia bahkan mendapat senjata langka light sub-machine gun «MP7», jadi dia dapat berperang dalam jarak dekat dengan efektif. Dia akan membawa sniper riffle besar di pertandingan BoB ketiga yang akan datang, yang dia pikirkan. Simpelnya dia akan bersembunyi di cover
[33] —meskipun itu sedikit tidak adil—dia akan menunggu musuh sampai jangkauannya, dan menembak mereka tanpa menyisakan sedikitpun.
Di GGO, dipenuhi dengan semangat bertempur, dia akan membunuh siapa saja yang menjadi musuhnya. Dan dia akan yakin dia adalah yang terkuat—di saat itu, untuk yakin...
Suara Kyouji di telinganya membuat ia tersadar dari lamunannya.
"Aku mengerti..."
Shino berkedip dan melihat Kyouji, yang melihatnya dengan mata bersinar. "Asada-san hebat. Kau mendapat senjata yang hebat... dan statusmu seperti mereka dengan meningkatkan STR. Aku mengundangmu di GGO, tetapi kau telah jauh meninggalkanku."
"...Itu tidak betul. Shinkawa-san juga telah masuk semifinal di babak turnamen eliminasi. Pertempuran itu sangat hebat. Sayang sekali. Jika kau masuk final maka, maka kau dapat mengikuti turnamen itu.
"Tidak...Aku tidak bisa dengan tingkatan AGI, tanpa keberuntungan yang besar dengan senjata bagus, ini yang paling bagus yang aku dapat. Penempatan statusku telah salah.."
Sambil mendengar Kyouji mengeluh, dia mengerutkan dahi.
Kyouji yang lain adalah, karakter bernama «Spiegel», mengikuti rute AGI, yang mengfokuskan meningkatkan kecepatan dan hindaran yang sangat popular di awal.
Jenis karakter ini digunakan untuk hindaran serta pengisian peluru yang cepat—dalam hal ini kecepatan menembak bukanlah kecepatan sebenarnya, tapi waktu yang digunakan untuk membidik dan bersiap menembak untuk menghancurkan karakter yang memiliki status lain. Status AGI menjadi populer di awal GGO selama setengah tahun. Namun peta baru yang harus ditaklukan mereka tidak memiliki status STR, untuk menuju persenjataan baru serta hindaran menjadi tidak efektif. Sekarang delapan bulan telah berlalu, status AGI tidak menjadi tren utama. Meski begitu status Agi bisa mendapat senjata langka dengan kecepatan tinggi contoh «FN FAL» atau «H&K G3», mereka masih dapat melakukan sesuatu. Ranking 2 sebelumnya «Yamikaze» adalah tipe status AGI—yang katanya dikalahkan oleh pemenang bernama «Zekushiido»,yang seimbang dalam status STR-VIT.Tetapi—
Untuk Shino yang, statusnya dan hal terkait hanya«Character Strength». Masih ada factor yang lebih penting dari ini yang sungguh-sungguh ada.
Yakni pemain yang memiliki kekuatan sendiri, kekuatan hatinya. Di permainan sebelumnya di saat kemarin. «Behemoth» biasanya memiliki ketenangan saat bergerak dan bahwa ia memiliki waktu untuk tersenyum. Kekuatannya bukan berasal dari M134 Minigunnya tapi berasal dari senyum mengerikannya.
Itu mengapa Shino tidak dapat menerima ucapan Kyouji yang dibilangnya.
"Ya...pistol langka itu sangat kuat namun...Ada seseorang kuat dengan senjata langka, tapi tidak semua orang memiliki senjata langka kuat. Sebenarnya dari 30 orang yang ikut turnamen sebelumnya hanya setengahnya memakai senjata kustominasi di toko.
"Itu dia...sejak Asada-san memiliki senjata langka kamu dapat berbicara seperti itu, dan diatas itu status STRmu sangat seimbang, jadi kamu dapat mengatakan hal itu. Ada banyak celah tentang kualitas senjata..."
Sambil melihat Kyouji menghela nafas dan meminum kopinya, Shino menyadari berbicara lebih dari itu tidaklah berguna, jadi dia membantu dengan menghentikan topik.
"Jadi, Shinkawa-kun tidak akan mengikuti BoB lagi?"
"...Tidak. Meskipun aku ikut, itu tidak akan berguna."
"Aku mengerti …Jadi...kau harus belajar juga. Kau akan ke menghadapi ujian persiapan sekolah bukan? Bagaimana dengan hasil ujianmu? "
Kyouji tidak pernah pergi kesekolah sejak liburan musim panas, dia sepertinya memiliki argument yang sama sejak kecelakaan itu. Ayahnya menjalankan rumah sakit yang besar, dan Kyouji anak kedua dari ayahnya akan mensukseskan ayahnya dengan cara lulus ujian departemen medis. Hasil dari rapat keluarga, ia dapat belajar di rumah, namun mulai tahun depan dia harus ikut ujian klasifikasi masuk universitas untuk masuk jurusan kedokteran dimana ayahnya lulus tanpa kehilangan waktu. Itu janji mereka, yang pernah Shino dengar darinya di masa lalu.
"Ah...Ya."
Kyouji mengganguk dan tersenyum.
"Aku baik-baik saja. Aku akan memperbaiki rangkingku ketika masuk sekolah. Tidak masalah, Ms. Instructor."
"Bagus."
Shino membalas dengan lelucon dan tersenyum.
"Waktu Shinkawa-kun login itu sangat luar biasa. Aku sedikit khawatir. Kapanpun kau login aku senantiasa online.
"Aku setiap hari belajar. Jadi variasi itu penting."
"Jadi kau memiliki banyak waktu untuk online, berarti kau harus memiliki banyak uangkan—?"
"...Itu tidak betul. Itu sangat mustahil untuk status AGI untuk bertarung sendiri..."
Sejak mood percakapan menjadi aneh lagi, Shino dengan cepat berkata.
"Sepertinya sudah cukup percakapannya...Maaf, aku harus segera pulang ."
"Ah, aku mengerti Asada-san membuat makanannya sendiri kan? Aku ingin makan masakanmu lagi, jika mungkin.
"Ah, ya, yaa, boleh. Tapi sebelum itu aku harus meningkatkan kemampuan masakku sedikit."
Shino mulai panik.
Hanya sekali, dia mengundang Kyouji ke rumahnya untuk makan malam. Makan bersama sangat menyenangkan, tapi setelah saling berhadapan sambil minum teh, dia merasa Kyouji menjadi dewasa, dan dia berkeringat dingin. Meskipun dia maniak game dan pistol, laki-laki tetaplah seorang laki-laki. Bila direnungkan, dia memutuskan mengundangnya ke rumahnya sedikit ceroboh.
Dia tidak membencinya. Berbicara dengannya adalah salah satu cara untuk santai di dunia nyata. Tetapi saat itu, dia tidak ingin membicarakan apapun tentang hubungan mereka. Tidak sampai menghancurkan kegelapan di dalam hatinya., dan menang atas ingatan itu.
"Terima kasih telah merawatku. Juga... karena telah menolongku. Kau sangat keren."
Shino menjawab sambil berdiri. Kyouji tersenyum sambil menggarukkan kepala.
"Jika aku dapat melindungimu itu sangat bagus. Itu adalah... yah, ketika kembali dari sekolah bolehkah aku menjemputmu?"
"Ti, tidak itu cukup. Aku juga harus menjadi kuat."
Setelah mendengar jawaban Shino, mata Kyouji bersinar sekali lagi dan kekhawatirannya menghilang.
Shino menaiki tangga beton, berwarna hitam karena terkena hujan selama bertahun-tahun.
Pintu kedua di apartemen tersebut adalah rumah dimana Shino tinggal sendirian. Dia mengambil kunci di sakunya dan memasukkannya di lubang kunci eletronik. Setelah memasukkan kode 4 digit di panel dan memutar kuncinya dan mendengar suara klik.
Dia masuk di ruangan gelap dan menutup pintu di belakangnya dengan tangan.
Dia berbalik ke arah pintu untuk memastikannya terkunci, kemudian dia menjauh dan berkata, "Aku pulang." Tentu saja tidak ada yang menjawab.
Dari ruang tamu ada lorong sepanjang 3 meter. Di sisi kanannya ada kamar mandi dan di sisi kirinya ada dapur.
Dia menaruh sayuran, tahu dan bahan lainnya yang dia beli di supermarket di kulkas yang ada di samping wastafel, dan berjalan ke ruangan dengan enam tatami, sambil menghela nafas. Sinar matahri terakhir menembus gorden, dan dia menyentuh saklar untuk menyalakan lampu.
Ruangan itu tidak memilik sesuatu yang dapt dibanggakan. Lantainya ditutupi dengan karpet, dan gordennya ditutupi oleh motif gading. Di sebelah kanannya ada kasur berwarna hitam dengan warna yang membosankan, dan disampingnya ada meja belajar yang berwarna hitam serta lemari kecil dan rak buku. Sebuah cermin adalah bagian utama dari furnitur.
Dia menaruh tasnya di lantai dan melepas syalnya. Serta melepas jaketnya dan menaruhnya di gantungan bersama syalnya dan menaruh mereka di kamar mandi. Dia menarik syal hijaunya dari seragamnya, tapi sambil tangan kirinya menarik resletingnya, dia berhenti dan melihat meja belajarnya.
Setelah sekolah dia mendapat masalah, tapi dia dapat menghadapinya dari gangguan Endou, jadi sedikit demi sedikit dia percaya diri di dalam hatinya. Sebetulnya ia tidak panik, meskipun ia tetap melangkah untuk menghindarinya tanpa berlari.
Dan dua hari yang lalu, di dalam GGO, dia menang death match dengan musuh yang kuat yang tidak pernah lihat. Dia merasa di dalam hatinya telah melupakan ketakutannya.
Mungkin...
Mungkin, dia dapat menghadapi masa lalunya, dan melawannya.
Sambil tidak bergerak, Shino melihat meja belajarnya.
Sepuluh detik kemudian, dia melempar syalnya, yang masih di tangan kananya ke kasur dan dengan cepat pergi ke meja belajarnya. Dia mengambil nafas yang panjang untuk membuang rasa takutnya di hatinya.
Dia menaruh tangannya di laci ketiga dan menariknya perlahan.
Di dalam kotak itu ada catatan barang yang dia butuhkan. Dan dia mengambil kertas itu dan melihat kotak di belakangnya. Sebuah tulisan tertulis «Itu». Berkilau, hitam dan itu adalah mainan.
Itu adalah plastik model dari pistol. Tapi ia dapat menggingat detailnya sebuah rambut jatuh di permukaan mainan itu yang terbuat dari metal.
Dia berusaha untuk tenang melihat mainan itu, dan menggulurkan tangannya yang gemetar untuk menyentuh pistol itu, menggengamnya dan menggambilnya keluar. Perasaan itu sangat berat seolah-olah udara dingin di ruangan itu masuk ke dalam tubuhnya.
Pistol itu tidak memiliki jenis dari senjata asli. Pegangannya melengkung dan memiliki pemicu yang besar. Itu mungkin dikatakan sebagai Bullpup yang memiliki lubang recoil di belakang Maupin di atas pegangannya.
Pistol itu bernama «Procyon SL», yang nyata di Gun Gale Online. Itu dikategorikan di pistol, tapi dapat menembak otomatis, sehingga populer di tangan yang lain untuk melawan monster.
Meskipun Shino memiliki ruang penyimpanan di Gurokken, benda yang Shino peggang itu bukan sesuatu yang dibelinya. Itu bukan sesuatu yang dijual di toko.
Itu terjadi beberapa hari yang lalu setelah dia mengikuti turnamen Bullet of Bullets dan kalah di rangking 22. Alamat Shino dikirim oleh account e-mail di Inggris dari «Zasker», perusahaan operasi GGO.
Meskipun berusaha menafsirkan isinya. Itu sesuai dengan BoB Participation Award. Dia dapat memilih item di game atau Procyon SL pistol model di dunia nyata, yang sepertinya ada.
Meskipun itu adalah mainan, dia tidak dapat bertahan menerima pistol di dunia nyata jadi dia berpikir untuk mengambil uang game. Tapi dia berpikir sesuatu.
Untuk mengkonfirmasikan efek dia bermain GGO sebagai «Perawatan Drastis», suatu hari nanti dia akan menyentuh pistol di dunia nyata. Bisa saja, dia membeli di toko mainan tetapi dapat berefek psychological. Dia dapat memintanya dari Kyouji, dia mungkin senang meminjamkannya, tapi dia tidak dapat bertahan dari panik ketika menerimanya. Membelinya di internet juga bagus namun saat melihatnya dia tidak dapat membelinya. Dan tentu saja masalah keuangan.
Jika perusahaan GGO mengirimkannya secara gratis, itu mungkin cara terbaik untuknya. Jadi dia menunggu sampai hari terakhir, dan dia memutuskan mengambil pistol model di dunia nyata.
Seminggu kemudian International Postal Parcel (EMS) telah tiba.
Itu membutuhkan 2 minggu untuk memutuskan membukanya.
Tetapi, reaksinya mengkhianati perkiraannya. Shino menyimpannya ke laci lemari yang paling dalam dan menyembunyikannya di dalam pikirannya.
Dan sekarang—Shino sekali lagi memegang Procyon di tangannya.
Udara dingin dari pistol itu merasuk dari tangannya ke bahunya dan sampai di dalam hatinya. Itu hanya model, tetapi dia dapat merasakan tekanan dari pistol itu. Itu seharusnya pistol yang ringan tetapi dia dapat merasakan rantai mengikatnya di lantai.
Pistol itu menjadi hangat, mengambil hangat tangannya. Dan dia dapat merasakan tekanan yang lain.
Siapa itu?
Itu adalah... orang... itu.
Detak jantungnya menjadi cepat dan tidak dapat ia kontrol. Darah dingin menusuk tubuhnya, mendengar suara di telinganya. Dia kehilangan arah. Lantai yang diinjaknya kehilangan kepadatannya.
Tetapi suara itu menjadi lebih jelas. Itu menjadi sebuah teriakan keras. Itu teriakan anak perempuan dengan ketakutan.
Siapa yang berteriak?
Itu adalah aku.
Shino tidak tahu wajah ayahnya.
Itu bukan berarti dia tidak memiliki ingatan ayahnya di dunia nyata. Seperti yang dikatakan , Shino tidak memiliki seseorang seperti ayahnya, bahkan foto ataupun video.
Pada hari itu, keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan Shino, menuju ke rumah ibunya untuk merayakan tahun baru. Mobil mereka diparkir di perbatasan timur prefektur, dimana ada 2 jalan tua di samping gunung. Karena mereka meninggalkan Tokyo cukup lama, jadi itu sekitar jam 11 malam.
Penyebab dari kecelakaan itu adalah bukti dari jejak ban di kejadian, sebuah truk datang dari berlawanan arah karena kehilangan kendali dan menyerempet ke jalur mereka.
Pengemudi truk itu menabrak melewati kaca dan menabrak pembatas jalan, mati seketika.
Mobil mereka terkena di bagian kanan menerobos pembatas jalan dan jatuh dari sisi gunung, dan berhenti ketika menabrak pohon. Pada saat itu ayahnya, pingsan karena terluka parah, tapi masih hidup, ketika ibunya mengalami patah tulang. Bayi Shino yang ada di belakang terikat dengan sabuk pengaman tidak memiliki luka. Tetapi dia tidak memiliki ingatan di kejadian itu.
Sayangnya, bahkan penduduk lokal jarang menggunakan jalan itu, apalagi di tengah malam, jadi tidak ada satu mobilpun yang lewat. Juga karena tabrakan handphone menjadi rusak.
Waktu berlalu seorang pengendara menyadari kecelakaan dan melaporkannya di pagi itu, enam jam telah berlalu.
Di saat itu ibu Shino hanya dapat duduk dan melihat ayahnya perlahan menjadi dingin dan akhirnya mati karena pendarahan dari dalam.
Di saat itu, sesuatu di dalam pikiran ibunya, sesuatu rusak.
Setelah kecelakan, ia mundur ketika pertama kali dia remaja dan bertemu ayah Shino. Shino dan ibunya meninggalkan Tokyo dan tinggal bersama keluarga ibunya. Semua barang milik ayahnya disingkirkan, semua foto dan video berkaitan dengannya, ketika menyingkirkan benda itu, ibunya tidak pernah mengatakan ingatannya.
Ibunya ingin hidup damai dan tenang, jadi ibunya mulai hidup di desa. Apa yang ibunya lihat dari Shino, dia tidak yakin meskipun 15 tahun setelah kecelakaan itu, mungkin dia menganggap Shino sebagai saudaranya. Meskipun begitu, ibunya masih menyayanginya setelah kecelakaan. Dia masih ingat ibunya membacakan cerita dan menyanyikan lagu pengantar tidur.
Karena itu—Shino berpikir kembali. Itu mengapa peristiwa itu terjadi. Hal itu tak terelakan. Shino berusaha untuk menjaga dunia luar menjadi jauh, supaya dunia itu tidak membalas dendam.
Shino, berumur sebelas tahun, kelas lima sekolah dasar, dia tidak pernah bermain, biasanya dia kembali ke rumah setelah pulang sekolah dan membaca buku yang dipinjamnya di perpustakaan. Nilai ulangannya bagus, tapi dia tidak memiliki banyak teman. Dia sangat sensitif terhadap gangguan, ada sebuah kejadian teman laki-lakinya menyembunyikan sepatunya, jadi dia memukulnya sampai membuat hidungnya berdarah.
Itu terjadi di hari Sabtu, setelah dimulainya semester kedua.
Shino dan ibunya pergi ke kantor pos bersama-sama. Tidak terlihat penggunjung untuk mengambil uang.
Ketika ibunya menulis cek, Shino duduk di kursi meluruskan kakinya dan membaca majalah untuk ruang tunggu. Dia tidak ingat judulnya.
Squeak, dia mendengar suara pintu di buka, terlihat sebuah pria masuk. Terlihat setengah baya menggenakan jaket abu-abu, dan memegang tas Boston.
Pria itu berhenti di pintu masuk dan melihat sekitarnya. Matanya melihat Shino untuk sebentar. Dia pikir warna matanya aneh. Berwarna kuning namun ada warna hitam gelap ditengahnya. Memikirkannya sekarang pupilnya terlalu lebar. Itu seperti disuntik stimulant.
Tapi saat itu, Shino tidak memiliki waktu untuk memikirkannya, pria itu bergerak ke kasir.
Saat ibu Shino melakukan prosedur «Transfers & Savings», laki-laki itu memegang tangannya dan menariknya. Dia menjatuhkannya dengan kejam. Ibunya merasakan sakit tapi tidak bersuara, benturan itu sangat keras sampai membuatnya sadar.
Shino dengan cepat berdiri. Dia ingin memprotes, karena tanpa alasan menyakiti ibunya.
Lalu, pria itu menaruh tas Boston, dan mengambil benda berwarna hitam. Shino sadar itu pistol, dan dia menodongkannya kepada penjaga kasir. Pistol—mainan—tidak, asli—perampokan—!? Sebuah kata muncul dipikirannya.
"Taruh uang itu di tas!"
Pria itu berbicara serak. Dan melanjutkan.
"Kedua tangan diangkat! Jangan menekan alarm! Kau disana jangan bergerak!!"
Menggerakkan pistolnya ke kiri dan menodong pekerja di belakang.
Dia berpikir untuk lari dan meminta bantuan diluar, pikir Shino, Tetapi dia tidak dapat meninggalkan ibunya terbaring di tanah dan pergi.
Ketika dia mengeluh, pria itu berkata lagi.
"Cepatlah dan taruh semua uang didalamnya!! Semua yang kalian punya!!"
Pekerja laki-laki di dekat jendela memberi uang setebal 5cm dari tangan kanannya.
Tapi saat itu.
Telinganya mati rasa. Itu membutuhkan beberapa waktu untuk memikirkannya, suara ledakan dan terdengar suara, ding, yang dari metal. Sesuatu menabrak tembok dan terpantul serta mendarat di kaki Shino, sebuah benda dari metal.
Ketika dia mengarahkan pandangannya, dia melihat kasir yang lain, pekerja itu mencengkram dadanya diluar. Di dapat melihat di bawah dasinya ada sesuatu di cat merah. Pada saat itu pekerja yang membawa arsip ke depan, dan menjatuhkan arsipnya.
"Aku bilang jangan tekan alarmnya!!"
Suara pria itu menjadi lebih tinggi. Dia dapat melihat tangan yang memegang pistol bergetar. Aroma kembang api mencapai hidungnya.
"Hey, kau! Kesini dan ambil uangnya!!"
Pria itu menodong dua pekerja yang berdiri membeku.
"Cepatlah dan kesini!!"
Suara pria itu makin mengeras, tapi pekerja itu terkejut dan tidak bergerak. Mereka mungkin memiliki pelatihan jika ada kasus perampokan, tapi sebenarnya peluru tidak bisa dihindari meskipun dari latihan secara manual.
Pria itu menendang mesin kasir dengan frustasi. Mungkin dia berpikir untuk menembak orang lain, kemudian mengangkat tangannya yang memegang pistol, dan lagi, berteriak dengan suara keras, pekerja wanita itu merangkak.
Tapi kemudian, dia berputar dan menghadap ke arah pengunjung di sisi ruangan.
"Jika kau tidak cepat maka, aku akan menembak seseorang!! Aku akan menembak!!"
Pria itu menodong ke arah—pengunjung yang terbaring, ibu Shino yang melihatnya menjadi hampa dengan mata yang kosong.
Kejadian di depan matanya tidak dapat dia tahan. Ibunya tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Dengan sekejap Shino berpikir.
—Aku harus melindungi ibuku.
Pikiran itu ada di dalam pikirannya sejak dia kecil, keinginan itu membuat Shino bertindak.
Shino menjatuhkan bukunya dan berlari, dia menuju tangan pria itu yang memegang pistol dan dengan cepat menggigit tangan itu. Giginya menembus kulit pria itu.
"Whaa!?"
Pria itu memberikan ekspresi terkejut, dan mengayun tangannya yang tergigit oleh Shino. Tubuh Shino menabrak mesin kasir. Dia kehilangan dua gigi susunya, tapi dia tidak dapat merasakannya. Di depan matanya pistol itu telepas dan jatuh dari tangannya. Shino mengambil pistol itu.
Itu berat.
Berat dari metalnya menembus ke dalam tangannya. Itu sangat kontras bekas genggaman dari pria itu masih terasa menimbulkan keringat dingin, dengan panas dari bekas genggaman dari pria itu. Psitol itu seperti benda hidup.
Shino sejak kecil mengenal penggunaan senjata. Jika dia menggunakan ini maka, dia dapat menghentikan pria itu . Dituntut oleh pikiran itu, Shino membidik dengan kedua matanya, kedua tangannya dalam posisi menekan pelatuk dan membidik ke arah pria itu. Pada saat itu, pria tersebut mengeluarkan suara aneh dan melompat ke arahnya, mencoba mendapatkan pistolnya kembali dari tangan Shino. Kedua tangannya hendak menangkap tangan Shino.
Aksi yang dilakukan Shino sangat bagus tetapi caranya sangat buruk. Dia masih tidak mengerti. Tapi sederhananya dia telah membidik pria itu.
Sekarang Shino memiliki cukup informasi tentang pistol yang digunakan dalam kasus perampokan—«Pistol Itu».
Di 1933, 90 tahun yang lalu, tentara Soviet menggunakan pistol «Tokarev TT33». Dan China memodifikasinya menjadi «Type 54 Black Star». Itu adalah nama pistol itu.
Pistol itu berkaliber 30, menggunakan peluru baja 7.62mm. Dibanding dengan pistol 9mm yang diproduksi kemudian, kalibernya sangat rendah namun menggunakan banyak mesiu. Dengan alasan, kecepatan peluru mendekati kecepatan suara, jadi kekuatan menembus yang tinggi dimiliki oleh semua pistol.
Tapi recoilnya masih besar, jadi di tahun 1950 Soviet mendesain pistol yang lebih kecil menggunakan peluru 9mm. «Makarov» menggantikan Tokarev sebagai pistol yang umum.
Pistol itu bukan sesuatu yang seorang anak berusia 11 tahun dapat membidik dan menembak. Namun pria itu dengan cepat berusaha untuk merebut pistol itu, dengan cepat Shino menekan pelatuk dari pistol itu secara refleks.
Suara letusan dengan cepat merasuk tangan dan bahunya tapi dengan cepat efek itu terhisap oleh tangan pria itu. Udara menjadi tertekan.
Pria itu mengeluarkan suara erangan, melepaskan tangan Shino, dan mundur beberapa langkah.
Kemeja abu-abu pria itu di dekat perutnya, sebuah lingkaran hitam muncul dan lingkaran merah melebar. "Aa... Ahaaa!!"
Ketika pria itu mengeluarkan erangan, dia menekan lukanya. Mungkin pembuluh yang mengalirkan darah terkena, di antara tangannya mengeluarkan banyak darah.
Tapi pria itu tidak jatuh. Black Star menggunakan kaliber kecil dengan peluru Full Metal Jacket, jadi itu dapat menembus tubuh manusia walaupun efeknya kecil.
Dengan suara yang aneh, pria itu menutupi lukanya mengarah ke Shino, dan mecoba untuk menangkapnya lagi. Darah dari lukanya jatuh ke tangan Shino.
Dengan tangan gemetar, seperti kejang dia menekan pelatuknya lagi.
Kali ini pistolnya memberikan efek lebih hebat ke tangan serta bahunya. Tubuhnya terlempar ke mesin kasir, membuat nafasnya keluar. Kali ini dia tidak mendengar suara tembakan.
Peluru kedua mengenai paha kanan pria itu, sekali lagi melewatinya dan mengenai dinding. Pria itu terhuyung-huyung terpeleset oleh darahnya sendiri, dan jatuh di lantai porselen.
"Gaaaaa!!"
Tapi itu tidak menghentikannya. Dia berteriak marah dan menaruh tangannya di lantai dan mencoba berdiri lagi.
Shino menjadi panik. Dia pikir, jika dia tidak menghentikan pria itu maka, dia dan ibunya akan terbunuh.
Dia menghiraukan rasa sakit di tangan dan di bahunya, dan melangkah maju. Dia membidik ke arah pria itu yang telah bangun 20cm dari lantai.
Tembakan ketiga akan membuat bahu kanannya sakit. Kali ini dia tidak dapat menahan dan terlempar karena recoil tersebut, dan merasa akan terjatuh. Meski begitu pistol itu masih di tangannya.
Seperti sebelumnya, peluru itu keluar dari pistol itu dan hendak mengenai targetnya sekitar 10cm di depan—
Itu mengenai wajah pria itu. Dengan itu pria itu terjatuh dan mengenai lantai. Dia tidak bergerak atau berteriak.
Shino dengan gemetar mendekati pria itu untuk memastikan pria itu tidak bergerak.
—Melindungi.
Sebelum semuanya, dia pikir. Dia melindungi ibunya.
Shino menggerakkan kepala, untuk melihat ibunya yang masih di lantai. Dan ibu yang menyayangi Shino melebihi siapapun di dunia ini...
Menatap langsung Shino. Takut dan panik terlihat di matanya.
Shino melihat tangannya. Tangannya masih memegang pistol yang tertutupi oleh darah.
Shino membuka mulut dan menyadari sesuatu sambil berteriak.
"Aaaa...!!"
Sebuah tangisan kecil keluar. Shino terus menatap Procyon SL di tangannya. Dia dapat melihat darah jatuh dari tangannya ke jarinya. Tidak peduli berapa kali dia melihat pistol itu tidak menghilang dari tangannya. Drip, drip. Darah itu jatuh dari tangannya ke kakinya . Tiba-tiba, air matanya keluar dari matanya. Dengan penglihatan sedikit kabur, penglihatannya tertutupi oleh warna hitam dari pistol model itu.
Di dalam hatinya dia dapat melihat wajah pria itu.
Peluru ketiga mengenai wajah pria itu. Lukanya terlihat kecil namun terlihat bekas peluru seperti lubang. Tetapi lubang itu mengeluarkan darah. Semua ekspresi dan nyawa keluar dari lubang itu.
Tapi, tiba-tiba mata kirinya melihat Shino, seperti lubang tanpa dasar, menatap Shino.
Itu melihat lurus ke arah Shino.
"... Ah ... ah ... ... ... ..."
Tiba-tiba, lidahnya menjadi tertahan dan dia tidak dapat bernafas. Di saat yang sama dia merasa perutnya mengalami rasa sakit. Shino menggeretak giginya, dan mengeluarkan tekadnya melempar Procyon ke lantai. Dengan cepat dia berlari dengan langkah tertatih-tatih, dia berlari ke arah dapur dan memutar ganggang pintu kamar mandi dengan tangan kanannya yang berkeringat.
Di saat yang sama Shino di toilet muntah dari perutnya. Sampai semua di perutnya habis, dia muntah dan muntah lagi, menyebabkan tubuhnya kejang.
Ketika sakit perutnya telah menghilang, Shino telah kelelahan.
Tangan kirinya menyiram toilet. Dengan sedikit kesusahan Shino bangkit dan melepas kacamatanya, dia mencuci muka dan tangannya berulang kali dengan keras dengan air wastafel.
Terakhir dia berkumur, mengambil handuk bersih dari lemari sambil menyeka mukanya, meninggalkan kamar mandi. Dia tidak dapat berpikir jernih.
Dengan kaki goyah, Shino kembali ke kamarnya.
Menghindari menatap pistol model itu sebisa mungkin. Shino menutupi pistol model yang bergulir dengan kain, dia segera melemparnya ke dalam laci. Berisik, Shino menutup laci dan, kelelahan, jatuh terlungkup di tempat tidur.
Tetesan air dan air mata bercampur. Di pipinya dan diserap oleh kasur. Tanpa disadari suara kecil berkata hal yang sama berulang kali.
"Tolong aku...seseorang... Tolong aku...selamatkan aku...siapa saja..."
Ingatannya tentang beberapa hari setelah perampokan tidaklah jelas.
Ketika sesorang menggenakan pakaian seragam berkata untuk melewati pistol itu, jarinya menjadi kaku dan, tidak peduli berapa lama dia mencoba tidak akan kendur.
Disekitarnya, ada banyak cahaya merah dan kuning tergoyang oleh angin. Cahaya putih bersinar sebelum membuat matanya berputar.
Ketika di rumah sakit, dua polisi menanyakan tentang kasus itu. Meskipun dia mengatakannya berulang kali bahwa dia ingin bertemu ibunya, tapi keinginan itu dapat dikabulkan sesudahnya.
Shino sembuh setelah tiga hari dan dia kembali ke rumah kakeknya, tapi ibunya dirawat selama sebulan. Mereka tidak dapat kembali hidup normal seperti sebelum kejadian.
Karena menahan diri dari media, detail dari kejadiaan itu tidak ada di berita. Kematian tersangka di kantor pos saat perampokan telah di lapor ke jaksa namun sidang tidak pernah di gelar sedikitpun. Tetapi rincian dari kantor pos telah menyebar dan lebih dari itu, mereka membesar-besarkan kejadian itu seperti penyebaran api.
Dalam setahun yang tersisa di sekolah, Shino diperkatai oleh semua orang dengan kata «Pembunuh». Sejak masuk SMP tidak ada seorangpun yang tidak mengabaikannya.
Tetapi, bagi Shino keadaan sekelilingnya bukanlah masalah. Dari awal Shino tidak memiliki ketertarikan terhadap apapun.
Tapi syal yang yang tertinggal di kejadian itu, tidak peduli berapa tahun berlalu, mereka tidak membantu Shino dan terus menghindarinya.
Sejak itu, hanya melihat sesuatu seperti pistol Shino akan mengingat kejadian itu dan pengalaman membuatnya mengalami syok, hyperventalation, kekakuan tubuh, kehilangan arah bahkan lebih buruk pingsan. Serangan ini disebabkan meletakkan mata pistol yang dimiliki oleh seorang anak kecil di pinggir jalan, mereka dapat mudah dibujuk bahkan dalam layar TV.
Oleh karena itu Shino tidak dapat menonton film atau drama. Bahkan dia pernah mengalami serangan ketika menonton video di kelas sosial. Relatifnya buku lebih aman khususnya karya sastra tanpa senjata api. Jadi sejak belajar di sekolah menengah, dia menghabisakan waktunya hanya untuk membaca buku di perpustakaan.
Dia mengatakan kepada kakeknya setelah lulus, dia ingin bekerja di suatu kota yang jauh dan menghadapi tantangan. Kakeknya menyuruhnya belajar di sekolah menengah, setidaknya di Tokyo ketika ia hidup bersama ibu dan ayahnya. Ketika dia ingin pergi ke suatu tempat yang tidak memiliki rumor dan tatapan aneh di sekitarnya. Dia sangat yakin bila dia tinggal di kota ini maka luka di hatinya takkan pernah sembuh seumur hidupnya.
Tentu saja gejala Shino di diagnosis oleh doktor yakni PTSD, dan dalam empat tahun dia menerima bimbingan yang tak terhitung jumlahnya. Dia patuh untuk mengambil obat yang disediakan. Tapi kata-kata yang diucapkan dokter dengan senyum mereka itu hanya sampai di permukaan hati Shino tidak sampai di bagian terluka. Di ruang pemeriksaan, sambil mendengar mereka berkata 'Saya mengerti. Itu sangat menyakitkan. Itu sangat sulit,' Shino mengulang kata-kata tersebut.
—Jika begitu, pernakah kamu membunuh seseorang dengan pistol?
Sekarang bila direnungkan, dia menyadari sikapnya yang menghalangi kepercayaan dan menghambat pengobatannya. Namun bahkan sekarang niatnya ditutup-tutupi. Apakah dia baik atau jahat? Sebuah jawaban yang jelas namun dapat mempengaruhi Shino. Tapi tentu saja dokter yang mampu menjawab pertanyaan itu tidak ada.
Tetapi, tidak peduli berapa banyak rasa sakit yang diterima, dia tidak pernah berpikir untuk bunuh diri.
Dia tidak menyesal membidik dan menembak pria itu. Ketika ibunya ditodong oleh senjata itu, Shino tidak punya pilihan yang lain. Bahkan jika dia dapat kembali ke waktu yang sama dia tetap melakukan hal yang sama.
Tapi jika Shino dapat melarikan diri dari bunuh diri, bahkan pria itu kembali dari kuburannya, atau itu pemikiran Shino.
Karena itu dia harus menjadi kuat. Di situasi itu, hanya ada satu tindakan, meski dia masih ingin kekuatan untuk mengatakan itu. Kekuatan seperti medan perang, dimana ada tentara perempuan mengalahkan musuhnya tanpa ampun. Karena itu di mencoba hidup sendiri. Ketika dia akan meninggalkan kota itu setelah kelulusan, orang yang mengantar kepergiaannya adalah kakek, nenek dan ibunya yang memeluk dan membelai rambutnya. Dia akan selalu mengingat anaknya sebelum kecelakaan tersebut.
Dia pergi ke tempat udara kotor, air yang sulit diminum , dan segalanya mahal.
Dan kemudian dia bertemu Shinkawa Kyouji dan VRMMORPG «Gun Gale Online».
Akhirnya, nafas dan denyut nadinya menurun, dan Shino membuka matanya.
Terlentang di atas tempat tidurnya, di pipi kirinya ada sebuah bantal, dan di depan Shino ada cermin.
Pengguna sniper riffle Sinon. Hidupnya dan penampilan rambutnya diikat dengan pita di kedua sisi yang wajahnya mengingatkan kepada Shino, kecuali tidak ada yang lain. Gadis itu seperti pemburu.
Meskipun sangat takut ketika dia pertama kali log in di GGO dan tidak mengetahui apa-apa di pertempuran, Shino menemukan sesuatu yang tak terduga. Itu sangat berbeda dengan Jepang di dunia nyata, areanya seperti dari dunia lain. Dan di dunia itu, jika dia mencoba menyentuh segala macam senjata- tidak bahkan menembak pemain lain, suatu ketegangan akan terjadi dalam beberapa derajat, tapi tidak ada kebencian yang muncul.
Shino akhirnya mengetahui cara untuk melebihi ingatan itu. Bahkan karena dia mencoba bermain GGO, jika dia melihat gambar pistol, serangan itu tidak akan datang, dan dia dapat berbicara dengan Kyouji tentang senjata di GGO.
Tidak,bukan hanya itu saja. Setengah tahun lalu ketika dia mendapat riffle besar bernama «Hecate II», yang disukai Shino. Ketika gadis lain mendapat hewan peliharaan atau boneka binatang, Shino dengan santai memeluk laras lembut itu, dan jika dia menyandarkan pipinya ke laras itu dia merasa hangat.
Bersama senjata ini, di dunia virtual, jika dia terus bertarung suatu saat lukanya akan menutup dan rasa takutnya akan hilang. Percaya hal itu dia menembak monster dan pemain dengan pelurunya.
Tetapi.
Benarkah? Benarkah ini lebih baik?
Sebuah suara bertanya dalam hatinya.
Betulkah... betulkah... ini yang terbaik?
Mata gadis itu terpantul di cermin, di belakang kacamatnya gemetar dan tampak bingung.
Kacamata ini telah dipakainya tahun lalu tanpa resep apapun. Ini bukan untuk memperbaiki mata, tapi untuk «protective equipment». NXT polymer-made lenses, tidak dapat rusak meskipun peluru mengenainya—atau itu yang tertulis di brosur. Dia tidak tahu apakah ini betul atau tidak, tapi dia hidup sederhana dan sebuah kacamata memberikan rasa aman. Sekarang bila dia tidak keluar tanpanya, dia tidak akan tenang.
Singkatnya dia bergantung terhadap aksesoris kecil.
Dia menutup mata lebih rapat dan lagi sebuah pertanyaan muncul dalam hatinya.
Seseorang...beri tahu aku...apa yang harus aku lakukan... ?
—tak seorangpun akan menyelamatkanku!!
Sebuah teriakan menolak dan menghapus suara lemahnya, dan Shino berdiri. Di depan matanya di atas meja di samping tempat tidurnya, sebuah sinar perak bercahaya di Amuspherenya.
Itu hanya tidak cukup. Itu adalah masalahnya.
21 penembak lebih kuat dari Sinon masih ada di dunia ini. Hancurkan mereka dan kirim mereka ke alam baka, dan sederhananya mendominasi pemain terkuat di Gun Gale Online, dan suatu hari—
Shino menjadi Sinon di dunia nyata, akan mendapat kekuatan yang sebenarnya. «Pria Itu» dan «Pistol Itu» sampai sekarang mengubur target Sinon dan memori itu tidak akan pernah muncul lagi.
Shino mengambil remote AC, dan menyalakannya, melepas jaketnya dan melemparnya jauh. Dia mengancing roknya dan mengumpulkan sesuatu yang dapat dilempar ke lantai. Terakhir menaruh kacamata birunya dan dengan lembut menaruhnya di meja belajarnya. Dia dengan cepat tidur dan memakai AmuSphere, di kepalanya.
Dengan sedikit rabaan, dia menekan tombol hidup dan suara eletronik menkonfirmasikannya bahwa sudah siap, dia berkata.
"LINK START"
Suara yang murung itu, seperti anak kecil yang menangis, meminta pertolongan.
Bab 5
Setelah Browser dibuka, yang secara otomatis mengakses situs start-up URL.
Ada beberapa jendela web yang ditampilkan.
Jendela-jendela tersebut terkait dengan Gun Gale Online, yang lebih tepatnya informasi mengenai «Death Gun».
«Dia» menggunakan telunjuk kanannya untuk mengoperasikan mouse 3D, membuat situs yang paling terkait yang ada aktif. Pada halaman depan dengan kata «Death Gun Information Summary Site», hanya kata ‘Death Gun’ yang berwarna merah.
Melihat History nya, sepertinya Administrator web tersebut tidak mengupdate informasi baru malam ini. Dia kemudian melihat papan pesan. Ada beberapa info baru yang tertulis sejak dia memeriksanya tadi malam, dan ikon status tree menyala dengan tulisan «NEW» dimana-mana. Kemudian dia membacanya secara beurutan.
—Mereka berdua, Zexceed dan Tarako belum muncul kembali. Apakah sudah 1 bulan lamanya? Mungkin Akun mereka tidak sengaja terputus? Seseorang yang dapat menghubungi mereka di dunia nyata, jika kalian mengetahui sesuatu, tolong beritahu kami.
—Sudah ku bilang tidak ada info apapun. Buktinya, tidak ada seorang pun di squadron mereka tahu cara menghubungi mereka di dunia nyata. Lagipula, siapapun yang menyebarkan informasi pribadi mereka di GGO adalah orang bodoh.
—Karena kita tahu kapan mereka berdua ditembak oleh Death Gun, jika mereka berdua benar-benar sudah mati, kita akan tahu jika kita mencari informasi tentang siapa pemain VRMMO yang mati pada saat itu bukan?
—Jangan merubah pembicaraan, lihatlah apa yang telah kita bicarakan selama ini. bagi orang yang tinggal sendirian, tidak akan ada yang sadar jika mereka mati. Kita telah memastikan itu, bertanya pada polisi tidak akan mendapatkan apa-apa. Kebetulan, jika kau Tanya Zasker menggunakan email berbahasa inggris, mereka akan merespon dengan balasan standar mengenai info user tersebut.
—Seperti dugaanku, itu bisa berarti bahwa Zeku-tan dan Tarako-tan ingin sebuah sensasi saat mereka pensiun nanti. Kalian berdua, jika kalian tidak keluar dan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya secepat mungkin, kejutannya akan hilang.
—Lagipula, seseorang harus menggunakan tubuhnya untuk bereksperiment, kupikir. Dalam kasus ini, besok pukul 23.30 aku akan memasang mawar merah didadaku dan menunggu di depan Gurokken Central Bank. Death Gun-san tolong tembak aku.
—Debut seorang pahlawan! Tapi jika kamu tidak memberitahu nama asli dan alamatmu sebelum kamu mati, maka tidak akan ada artinya.
—Atau akan lebih baik menggunakan Net Café untuk melakukan Public Dive.
…
«Dia» menggigit lidahnya karena jengkel. Dia menggerakkan mouse wheelnya untuk mengaktifkan window selanjutnya. Tetapi, tidak peduli di papan pesan ataupun situs informasi. Dia tidak bisa mencari artikel ataupun pesan yang dia harapkan.
Pada awalnya dia mengira, setelah 2 orang tewas ‘apakah kekuatan «Death Gun» itu benar-benar bisa membunuh orang?’ rumor seperti itu akan menyebar di internet, bersamaan dengan ketakutan para pemain GGO jika mereka lah sasaran selanjutnya, yang pada akhirnya, banyak pemain yang berhenti.—itulah yang seharusnya terjadi.
Tetapi saat ini, para gamers yang bodoh masih belum menyadari terror «Death Gun» yang sebenarnya, dan berakhir saat mereka membuat lelucon tentang itu. Jumlah total pemain GGO hanya sedikit yang berkurang.
Dan juga, bahwa kematian «Zexceed» dan «Usuijo Tarako» masih belum diberitakan itu diluar perhitungannya. Sepertinya ada sejumlah besar kematian aneh yang terjadi di kota setiap harinya, dan jika memang bukan benar-benar karena kriminalitas. Hal tersebut tidak akan disiarkan di berita.
Tentu saja, jantung dua orang yang «Dia» tembak benar-benar berhenti di dunia nyata, dan dia tahu bahwa mereka mati. Itulah kekuatan «Death Gun».
«Dia» mempunyai keinginan yang kuat untuk menulis informasi tersebut di salah satu website papan pesan. Tetapi, akan susah baginya untuk menyediakan alasan yang jelas atas informasinya tersebut, dan jika memang dia lakukan hal tersebut, maka itu akan melemahkan legenda «Death Gun». «Death Gun» akan menjadi Absolute Warrior untuk pertama dan terakhir kalinya untuk turun dalam kebrutalan, menekan kekuatan manajement perusahaan, dewa kematian yang sesungguhnya.
Yah, baiklah.
«Dia» mengambil nafas panjang untuk menenangkan dirinya.
Dalam waktu dekat ini turnamen «Bullet of Bullets» ketiga akan diselenggarakan. «Death Gun» akan berpartisipasi dalam turnamen, dan akan membunuh dua orang lagi, dan tiga orang jika mungkin, itulah rencananya. Tentunya dia harus menyelesaikan babak penyisihan tanpa menggunakan pistol tersebut. Untuk hari itu, jika dia bermain selama 20 jam perhari untuk meningkatkan statnya, maka hal itu akan jadi mungkin.
Masalah BoB juga merupakan salah satu hal yang menarik perhatian. «MMO Stream» akan menyiarkan secara langsung pada waktu yang sama di dunia nyata, dan tidak hanya pemain GGO saja tetapi pemain VRMMO lain juga akan menonton acara tersebut.
Dia tidak hanya akan menguasai tempat luas tersebut baik dalam nama dan realitas bahwa dia yang terkuat, tetapi jika seseorang yang dia tembak menghilang dari internet, maka tidak ada lagi orang bodoh yang akan meragukan kekuatan «Death Gun».
Jika dia memperoleh tingkat perhatian seperti itu, dia tidak akan bisa menggunakan akun yang dia pakai saat ini, tetapi itu tidak menjadi masalah. Selama dia mempunyai pistol tersebut, «Death Gun» baru dapat ikut serta dalam kebrutalan tersebut.
Kemudian akan terus membunuh. Dalam rencananya, jumlah tumbal akan dinaikkan menjadi tujuh orang. Pada saat tersebut pasti aka nada waktu saat pemain sedikit demi sedikit berhenti, kemudian judul Gun Gale Online akan mati, tidak berarti apapun.
«Death Gun» akan melegenda.
itu tidak akan sepadan dengan game terkutuk «Sword Art Online» mengenai jumlah korbannya, yang dikarenakan ada orang gila yang memasak otak pemainnya dengan oven microwave.
Kekuatan «Death Gun» tidak berada di level yang rendah. Sebuah peluru yang ditembakkan di dunia virtual akan menyebabkan berhentinya jantung seseorang di dunia nyata. Seseorang yang hanya tahu rahasia ini adalah bagian «Dirinya» yang lain. Karena itulah «Death Gun» menjadi orang terkuat. Dia tidak akan menjadi rumor yang dibicarakan seperti «Black Swordsman» yang telah menyelesaikan SAO. Saat dia menjadi Top player dari semua VRMMOs akan segera datang. Suatu Kekuatan yang Mutlak—Setan Legendaris—Yang terkuat—Yang terkuat—Yang terkuat—…
«Dia» menyadari bahwa tanpa dia tahu, tangan kanannya menggenggam mouse dengan erat, kemudian dia melemaskan pundaknya saat nafasnya memburu. Dia sangat menantikan hari tersebut. Jika dia mendapat legenda tersebut, maka dia tidak punya urusan lagi dengan dunia ini. «Dia» akan mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya kepada orang-orang bodoh menjengkelkan tersebut.
Setelah menutup situs-situs yang dibuka di browser tadi, «Dia» pun membuka HTML lokal baru.
Ada kolom dengan tujuh foto—terbuat dari screenshot GGO yang telah di krop yang terdapat nama, perlengkapan dan informasi lainnya di sebelah kanan foto tersebut. Foto yang paling atas, «Zexceed» dan foto «Usujio Takaro» dibawahnya, fotonya memang gelap, dengan tanda X berwarna merah darah disetiap foto tersebut.
Ini daftar target «Death Gun» atau dengan kata lain, ini adalah jumlah peluru «Death Gun» di magazine pistolnya. Ketujuh player tersebut ada para pemain yang terkenal dan kuat di GGO.
«Dia» dengan perlahan melihat ke foto yang berada di urutan bawah, menaruh foto yang berada di paling bawah ke tengah-tengah monitornya. Satu-satunya pemain perempuan GGO diantara tujuh target tersebut.
Foto itu diambil dari samping. Rambut biru pucat perempuan itu diikat di salah satu sisi wajahnya dan lurus kebawah, membuat garis pipinya tidak terlihat. Sangat disayangkan mulutnya tidak kelihatan karena tersembunyi oleh syalnya yang berwarna kuning, tetapi mata biru tuanya yang terlihat sangat dalam seperti kucing, berkilauan membuatnya terlihat sangat menarik.
Nama yang tertera disamping foto itu adalah «Sinon». Senjata utamanya adalah senjata anti-materi «Ultima Ration Hecate II».
«Dia» sudah sering menonton pertandingannya secara langsung. Saat dia berbelanja di toko yang ada di sepanjang jalan Gurokken, duduk di kursi taman saat makan Hot Dog yang dibeli di salah satu stan yang ada, dan berlari di medan perang dengan senjata besar yang ada dipunggungnya –. Semua itu membuatnya sangat menarik yang mengakibatkan keinginannya untuk menguasainya semakin tak tertahan. Dia hampir tidak pernah melihatnya tersenyum, matanya biasanya lebih menunjukkan akan kepedihan yang telah dialaminya, tetapi itulah yang membuat dia lebih tertarik dari sebelumnya.
«Dia» sempat ragu tentang gadis yang bernama «Sinon» ini menjadi target «Death Gun». Jika tidak hanya di game, tubuhnya dan hatinya di dunia nyata juga akan menjadi –
Tetapi «Dia» yang lainnya. Tangan «Death Gun» lainnya, mungkin menginginkan kematiannya. Sinon adalah seorang sniper yang kejam di GGO, dan hampir tidak ada seorangpun yang tidak mengetahui dirinya seseorang yang terkenal dengan Tuhan di Underworld. Tidak ada orang lain yang lebih pantas daripada dia untuk menjadi tumbal akan legenda «Death Gun».
«Dia» mengulurkan tangan kanannya, kemudian menyentuh foto Sinon itu.
Saat menyentuh layar yang licin dan mengkilap tersebut, «Dia» benar-benar merasakan kehangatan dan kelembutan gadis itu.
Bab 6
Menyalakan lampu LED dan bersandar ke samping untuk berbelok saat sedang menaiki sepeda motorku, aku melewati sebuah gerbang besar.
Pada saat itu, merasakan pandangan yang mencela dari orang-orang yang berjalan di kedua sisi jalan raya, aku menurunkan kecepatan sepedaku dengan terburu-buru.
Sepeda motor 125cc, 2-stroke, buatan Thai, bobrok ini yang didapat melalui koneksi Egil ini mengeluarkan suara, di dalam era ini di mana skuter listrik adalah umum. Saat dia menaiki ini bersamaku, Suguha akan meledak dengan keluhan seperti "Berisik? Bau? Tidak nyaman untuk dinaiki." Setiap kali, aku akan berbohong dengan mengatakan jika dia bisa terbiasa dengan anginnya maka dia bisa terbiasa dengan suara bisingnya, tetapi aku menyesal tidak memilih sebuah 4-stroke scooter juga.
Kemungkinan, tempat yang aku bergegas tujui berada di suatu tempat seperti ini, apalagi jika tempat itu berada di dalam pekarangan rumah sakit.
Dengan kecepatan seperti seekor keledai menarik sebuah gerobak, aku dengan pelan menelusuri sepanjang jalan raya dan melihat pintu masuk tempat parkir di depan. Merasa lega, aku berjalan masuk dan parkir di tepi tempat parkir sepeda motor. Aku bahkan masih mencabut kunci motor yang asli di era ini, dan sambil melepas helmku, aku bisa mencium bau disinfektan yang samar menaiki angin Desember yang dingin.
Hari ini hari Sabtu, satu minggu setelah pertemuan aku dengan Kikuoka di toko kue yang mahal itu.
Aku telah pergi setelah membaca email yang mengatakan bahwa persiapan untuk tempat permulaanku di Gun Gale Online sudah selesai. Tempat seperti apa yang telah aku kunjungi? Tempat itu adalah sebuah rumah sakit kota di kawasan Chiyoda, sebuah kota di Pusat Tokyo. Meskipun aku tidak biasanya memasuki jantung dari Tokyo, aku sudah mengetahui jalannya. Tempat itu adalah rumah sakit yang sama di mana aku sebelumnya dirawat untuk rehabilitasi ototku setelah terbebas dari SAO.
Meskipun rehabilitasi hanya telah mengambil sebulan sebelum aku pulih dan keluar, aku telah terus pulang-pergi melewati jalan ini sering sekali untuk pemeriksaan dan hal-hal seperti itu. Dalam setengah tahun terakhir ini, aku belum mengunjungi rumah sakit, tetapi saat aku memandang gedung putih itu, yang telah akrab dengan penglihatanku, perasaan nostalgia dan kesepian yang kuat naik ke permukaan. Aku dengan ringan menggelengkan kepala, menyingkirkan perasaan-perasaan ini, dan mulai berjalan ke arah pintu masuk.
Diskusi enam hari yang lalu pada hari Minggu di mana aku menjelaskan situasiku sekarang ini kepada Asuna muncul kembali di pikiranku. Itu pada saat di tempat berjalan di dalam Istana Kaisar dekat rumah sakit ini.
“...Eeeeeehhhhhhhh!? Ki...Kirito, apakah kamu keluar dari ALO...!?”
Aku melihat mata Asuna, lebar akan ketidakpercayaan, mulai keluar air mata, dan aku langsung menggelengkan kepala dengan keras secara terburu.
“Bu... bukan, benar-benar bukan seperti itu! Ini hanya untuk beberapa hari; Aku akan segera transfer balik! Se... sebenarnya, karena ada sebuah alasan tertentu, aku harus memeriksa VRMMO yang lain...”
Dengan seruan ini, Asuna akhirnya meredakan pundaknya dan, kali ini, pandangan yang meragukan muncul di matanya.
“Memeriksa...? Kalau begitu, kenapa kamu tidak bisa membuat akun baru seperti biasa? Kenapa kamu harus mengubah akunmu ke situ?”
“Itu, hal itu... Si ‘Kacamata’ itu dari Departemen Urusan-Urusan Internal dan Komunikasi...”
Lalu, dengan beberapa kesulitan, aku menjelaskan kenapa panggilan Kikuoka Seijirou terdiri dari hanya setengah alasan mengapa tempat pertemuannya di Istana Kaisar tetapi sambil dengan sengaja menghilangkan satu bagian.
Saat kita baru sampai di gerbang, kita telah menyelesaikan percakapan biasa kita, mengembalikan tiket masuk kita di jendela loket, dan saat kita sedang di dekat Hirakawa Bridge Gate yang terentang sepanjang parit, Asuna, dengan muka yang sangat rumit, mengatakan.
“Permintaan Kikuoka... kalau begitu nampaknya aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku, bagaimanapun juga merasa tidak yakin jika adalah baik untuk menaruh kepercayaanku sepenuhnya pada dia atau tidak... Tetapi aku benar-benar berhutang budi pada dia...”
"Tidak, aku juga memiliki perasaan yang sama."
Pada saat itu, kita berdua tersenyum masam.
Tetapi Asuna segera kembali ke ekspresi yang serius, lalu menggenggam tanganku dengan erat dan mengatakan.
"... Kembali secepat mungkin. Tempat 'itu' adalah satu-satunya rumah kita.."
Aku mengangguk, menurunkan pandanganku ke permukaan parit dan menjawab.
"Tentu saja. Aku akan kembali ke ALO secepat mungkin. Ini hanyalah penyelidikan tentang apa yang sedang terjadi di dalam game «Gun Gale Online»."
—Betul sekali.
Aku tidak sepenuhnya jujur dengan Asuna tentang tujuan sebenarnya dari permintaan Kikuoka. Dengan singkatnya, inti dari misiku adalah untuk mengkontak pemain yang mungkin memiliki sebuah kekuatan misterius, «Death Gun» yang didesas-desuskan. Aku tidak mengatakan hal itu pada dia, karena aku percaya bahwa jika aku mengatakannya, dia akan tanpa ragu menghalangi aku, atau mungkin juga meminta untuk dive bersama.
Ini merupakan alasan yang egois, tetapi aku telah memutuskan bahwa aku tidak ada kemauan untuk membiarkan dia di mana saja dekat sebuah virtual reality yang ada sedikitpun tanda bahaya.
Tentu saja, aku juga percaya bahwa, dari 90% kemungkinan, pembicaraan tentang «Death Gun» hanya sebuah produk desas-desus.
Bahwa, dari sebuah virtual reality, seorang manusia di dunia asli bisa dibunuh.
Berapa kalipun aku memikirkannya, aku tidak bisa percaya bahwa hal seperti itu bisa terjadi. AmuSphere, bagaimanapun kamu mengatakannya, adalah hanya sebuah mesin yang sedikit lebih maju dalam teknologinya daripada sebuah TV biasa. Teknologi seperti «Virtual Reality» dan «Full Dive» cenderung terlihat seperti tenaga gaib tetapi, pada akhirnya, alat itu hanyalah sebuah alat yang praktis, dan tidak bisa diartikan sebagai sesuatu seperti magic item yang bisa melepaskan roh dari badan asli seseorang dan memindahkannya ke sebuah dunia paralel.
Tetapi, sisa sepersepuluh dari kemungkinan itu menggerakkan kaki aku ke tempat ini.
Beberapa bulan yang lalu, aku sedang menyortir kumpulan akumulasi dari majalah-majalah elektronik tua di dalam penyimpanan PC aku; satu majalah dipublikasikan pas sebelum operasi SAO. Dalam itu aku menemukan sebuah wawancara pendek dengan Direktur Argus, Kayaba Akihiko. Di situ, saat dia masih hidup, dia membicarakan tentang hal 'itu'.
—'Itu' menunjuk kepada «Realized World» yang disebut An Incarnating Radius, disingkat sebagai Aincrad. Di dalam itu, semua pemain akan melihat banyak mimpi menjadi kenyataan. Mereka akan menemukan pedang-pedang, monster-monster, dan misteri-misteri tanpa berhenti untuk menyadari bahwa di dalam kumpulan simbol-simbol yang seperti game itu, sebuah kekuatan, yang memaksa bahkan para pemain sendiri untuk berubah, berada di dalam dunia itu—
Tanpa ragu, aku telah berubah. Asuna, juga pastinya, telah berubah. Bahkan Egil, Klein, Liz, Scilica dan yang lain, yang ada di dunia itu, di dalam dua tahun yang telah lewat, kita pasti telah mengalami sebuah perubahan dalam kepribadian kita kepada sebuah titik dimana kita tidak dapat kembali ke bagaimana kita sebelumnya.
Tetapi, bagaimana jika kita mengasumsi «evolusi» Kayaba tidak berhenti di situ...? Terima kasih kepada paket eksekusi VRMMO «The Seed», sekarang, sambil berada di sudut pertumbuhan yang tidak terbatas dari perhubungan VR, jika kita bisa mengasumsi kerangka yang disebut reality dan virtual reality sendiri dapat berubah, faktor seperti apa yang akan terlahir...?
Membuat suara *uin*, pintu otomatis di depan mataku terbuka dan wangi deterjen dan udara hangat melanda ke depan dan mengganggu pikiranku yang tidak ada habisnya.
Di atas fakta bahwa dua pemain GGO telah mati di dunia nyata, aku tidak bisa memastikan bahwa tidak akan ada bahaya sama sekali dengan mengkontak «Death Gun». Setelah aku kembali ke ALO, jika aku jujur tentang hal ini pada Asuna, dia pasti akan marah. Tetapi pada akhirnya, dia pasti akan mengerti.
Untuk aku —yang menurut dugaan telah memotong waktu untuk memonitor Aincrad, seseorang bernama Kirito yang melepaskan paket «The Seed» ke dalam dunia— tidak ada pilihan lain selain ini.
Setelah keluar dari toilet, bergantung pada printout dari email Kikuoka, aku akhirnya sampai di ruangan yang ditunjuk pada lantai ketiga di dalam ruangan rumah sakit. Tidak ada nama pasien di pelat di samping pintu. Setelah mengetok, aku menarik pintunya terbuka—
"Ossu! Kirigaya, lama tak bertemu!"
Orang yang menyapaku adalah perawat yang telah kukenal. Dia merawat aku sebelumnya dalam rehabilitasiku yang lama.
Di bawah topi perawat, rambut panjangnya dikepang menjadi tiga untaian tebal di mana pada ujungnya, sebuah ribon putih kecil berayun. Berpakaian sebuah seragam pink muda, perawakannya yang cukup tinggi untuk seorang perempuan membuat sebuah silhuet tajam yang sangat pastinya tampil sebagai sebuah godaan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Di sisi kiri dari dadanya ada sebuah pelat nama kecil dengan «Aki» tertulis padanya.
Muka kecil itu yang mengekspresikan sebuah senyuman pastinya, rapi nan bersih dan cantik seperti malaikat berjubah putih, tetapi, merespon dengan seperlunya, mengetahui dia dapat menjadi menakutkan saat dia mau, aku keluar dari keadaan kelengar dalam satu detik dan buru-buru menurunkan kepala.
"Ah... Ha-Halo, maaf karena tidak memberitahumu."
Pada saat itu, Jururawat Aki tiba-tiba memanjangkan kedua tangannya, dan menyentuh aku, dari pundak sampai ke lenganku, dan dengan erat memegang sisi dari perutku.
"Wa...waaa!?"
"O—, kamu sudah cukup tambah besar. Tetapi, ini masih belum cukup, apakah kamu sudah makan dengan benar?"
"Aku, aku sudah makan, aku sudah makan. Tetapi, uh, bagaimana aku harus mengatakannya, kenapa Aki-san disini?"
Aku melihat di sekitar ruangan tetapi di dalam ruang yang kecil dan privat ini, sama sekali tidak ada orang lain.
"Aku dengar tentang kamu saat berbicara dengan pegawai negeri berkacamata itu. Tentu saja, demi pegawai negeri itu, jaringan... virtual? Kamu melakukan sebuah investigasi? Meskipun belum lewat setahun sejak kamu kembali, pasti sulit, kan? Mengingat bahwa, karena aku yang bertugas saat rehabilitasi kamu, aku telah diminta untuk menge-cek monitor-monitor, dan hari ini, aku keluar dari shift biasanya. Setelah berbicara dengan para atasanku, seperti yang seseorang harapkan dari kekuatan negara, aku benar-benar merasakan itu. Lagipula, untuk sementara, kita akan bekerjasama lagi, Kirigaya-kun."
"Ah... A-Aku juga."
Dengan suatu cara, percaya bahwa aku lemah terhadap wanita cantik, dia telah memikirkan rencana licik ini, Kikuokaaaaa— sambil mengutuk pegawai yang tidak ada di sini di pikiranku, dengan sebuah senyum, aku memegang tangan yang Jururawat Aki ulurkan.
"... Jadi, pegawai negeri berkacamata itu tidak datang?"
"Iya, dia mengatakan sesuatu tentang sebuah meeting yang dia tidak bisa keluar dari. Dia memercayakan aku dengan sebuah pesan untukmu."
Aku membuka amplop manila yang telah diberikan kepadaku dan mengeluarkan selembar kertas yang telah ditulis tangan.
'Laporannya telah diteruskan dengan surat ke alamat yang biasa. Telah diminta agar ongkos pengeluaran tambahan untuk dibayar sepenuhnya dengan pemberian upah setelah misinya diselesaikan. P.S.: Hanya karena kamu sendiri dengan seorang jururawat yang cantik di dalam ruangan privat, jangan biarkan dorongan hawa nafsumu keluar.'
Pada saat itu, aku meramas memo itu sepenuhnya dengan amplopnya dan melemparnya ke dalam kantong jaket motorku. Kalau ini sampai dibaca Jururawat Aki, tindakan godaannya bisa benar-benar dituntut.
Memberikan sebuah senyum yang tegang pada wanita yang mengedip secara mencurigakan, aku mengatakan.
"Ah—... Kalau begitu, kita sebaiknya segera mengbuhung ke internet."
"Ah, baik baik. Mari kita mulai persiapannya."
Di sisi tempat tidur yang telah ditunjuk, monitor-monitor berwarna terang telah berbaris dan di atas tempat tidur ada, sebuah AmuSphere baru yang memancarkan cahaya silver.
"Baiklah kalau begitu, lepaskan bajumu, Kirigaya-kun."
"Apa... Apa!?"
"Elektroda-elektroda, untuk aku tempelkan. Bagaimanapun juga, saat kamu dirawat di rumah sakit, aku sudah pernah melihat semuanya jadi kamu tidak perlu malu—"
"... Uh, apakah kalau bagian atas saja tidak apa-apa...?"
Setelah Jururawat Aki berpikir untuk sesaat, untungnya, dia mengangguk. Dengan pasrah, aku melepaskan jaketku dan baju berlengan panjangku dan menaruhnya di atas tempat tidur. Semuanya dengan sekaligus, elektroda-elektroda yang dipakai monitor elektro-kardiogram telah tertempel di berbagai tempat di bagian atas badanku. Dalam halnya AmuSpehere, di situ ada beberapa yang juga memiliki monitor detak jantung tetapi Kikuoka nampaknya memiliki keraguan bahwa fitur itu bisa diterobos dengan cracking
[44]. Melihat pada satu hal itu, aku memahami bahwa dia, paling tidak sedikitpun, benar-benar khawatir tentang keamananku.
"Baiklah, dengan ini, semua sudah siap."
Saat jururawat yang sedang menge-cek monitor terakhir mengangguk dengan dalam, meraba-raba, aku mengambil AmuSphere nya, memakainya pada kepalaku, dan menyalakannya.
"Uh, baiklah kalau begitu... aku pergi. Kira-kira, aku akan di dalam untuk sekitar empat, lima jam jadi..."
"Baiklah, aku akan menjaga badan Kirigaya-kun dengan sebaik-baiknya jadi jangan khawatir dan berhati-hati ya."
"A... Aku di dalam penjagaanmu."
Aku bertanya-tanya dalam hati bagaimana keadaan menjadi seperti ini... Saat aku sedang memikirkan pertanyaan ini, nampaknya setelah semua yang telah terjadi, aku menutup mataku.
Pada saat yang sama, dengan kupingku, suara elektronik menginformasikan aku tentang siapnya persiapan.
"Link Start"
Setelah mengatakan perintahnya, sinar cahaya putih yang telah biasa aku lihat menutup area penglihatanku, kesadaranku terlepas dari badanku.
Pada saat aku mendarat di dunia virtual, aku mengingat perasaan tidak nyaman yang samar itu.
Alasannya dikonfirmasi setelah beberapa detik. Itu karena langitnya memiliki satu sisi tercelup oleh warna kuning dengan sedikit jejak warna kemerah-merahan yang samar.
Aku mendengar bahwa waktu di dalam «Gun Gale Online» telah disinkronisasi dengan dunia nyata. Dengan kata lain, karena baru saja jam satu tadi, langitnya seharusnya berwarna biru yang sama dengan yang bisa dilihat melalui jendela sebelumnya di dalam rumah sakit. Meskipun hal ini, langitnya menampilkan warna senja yang mendepresikan, tidak ada alasan yang jelas untuk ini.
Namun demikian, setelah mengimajinasikan satu hal dengan yang lain, aku mengangkat bahu dan mengabaikannya. Setting bumi GGO yang gersang dimodelkan dari Bumi setelah perang yang terakhir. Itu mungkin sebuah produksi demi memberikan sebuah atmosfir yang apokaliptik.
Sekali lagi, aku mengarahkan mataku pada penampilan kota sentral GGO yang majestik «SBC Gurokken» yang tersebar di depanku.
Seperti yang seseorang harapkan, sebuah keunggulan yang hanya berada di dalam SF VRMMO
[45], bentuk itu sangat berbeda dari kota kapital yang baru didirikan «Yggrasil City» di dunia atas dalam pohon, Alfheim dan dari pemandangan kota yang fantastik dari level-level berlapis Aincrad sebelumnya.
Bangunan-bangunan dengan sebuah rasa metalik menjunjung tinggi seperti menembus surga-surga, koridor-koridor udara menghubungkan mereka bersama seperti sebuah jaring yang bertautan. Iklan-iklan hologram berwarna neon mengalir dengan sibuk di celah-celah antara bangunan-bangunan, mendekati tanah, mereka terus bertambah, seperti sebuah banjir warna dan suara.
Akhirnya, aku melihat ke tanah dan tanah dimana aku berdiri bukan apa-apa seperti tanah liat atau batu, tetapi sebuah jalan terlapis dengan pelat metal.
Di belakangku adalah sesuatu yang terlihat seperti sebuah bangunan kubah yang didirikan sebagai lokasi awal bagi pemain yang baru mulai, dan di depanku, sebuah jalan yang terentang seperti sebuah jalan utama kota. Di sisi kiri dan kanan dan dari jalan itu, toko-toko yang perlu dipertanyakan berbaris dengan ketat dalam sebuah tontonan yang menyerupai beberapa sisi jalan di Akihabara.
Lalu, para pemain yang datang dan pergi juga hanya merupakan grup yang memegang sebuah atmosfir yang terang-terangan. Dengan berlimpah, ada banyak sekali laki-laki. Mungkin itu karena pengalamanku dengan ALO, yang mempunyai proporsi perempuan yang relatif banyak, atau mungkin saja, peri-peri penghuni dunia tersebut yang lembut. Pemandangan di sini malah berlimpah dengan laki-laki kasar, mengigal sambil memakai jaket kamuflase militer dan armor badan berwarna hitam. Sejujurnya, hal itu memberi sebuah perasaan tertekan dan, bagaimana aku harus mengatakannya, barang sisa, atau jika aku mengatakannya dengan jelas, kotoran. Dengan tambahan, dengan semua mata-mata yang tidak ramah itu, sejujurnya, sangat susah untuk berbicara dengan mereka.
Alasan untuk merasa tertekan adalah juga, bahwa sesuatu yang lazim digantung oleh para pemain di pundak dan punggung mereka; senjata-senjata yang berbunyi, hitam, dan berkarat— senapan.
Senjata itu kekurangan elemen dekoratif seperti pada pedang-pedang dan tombak-tombak dan malahan, hanya ada satu tujuan untuk senapan-senapan. Mereka adalah senjata. Itu adalah hanya demi mengalahkan musuh yang dari bentuk dan warna ini.
Dengan kata lain, aku melihat sesuatu yang bisa juga dikatakan pada dunia ini sendiri dan aku menegaskan hal ini di dalam pikiranku.
Satu-satunya tujuan untuk berada di game ini adalah untuk "melawan, membunuh, dan mencuri." Komponen ALO yang disebut-sebut "menikmati akitivitas-aktivitas di dalam sebuah dunia ilusi" telah hampir sepenuhnya dilucuti.
Karena itu, figur yang indah dan cantik mungkin merupakan sebuah faktor negatif. Demi mengintimidasi musuh-musuh, penampilan di luar adalah sebuah parameter yang penting bagi para prajurit. Kenapa kebanyakan dari para lelaki menumbuhkan jenggot mereka dan mengukir goresan-goresan yang mencolok pada muka-muka mereka adalah mungkin karena alasan ini.
Dan tentang bagaimana hal itu memprihatinkan aku, penampilan seperti apa yang avatar ku tampilkan ?
Aku langsung bertanya-tanya dan melihat seluruh badanku sendiri. Demi objektif aku untuk ditarget oleh kejahatan terkemuka "Death Gun", aku mengingini bentuk seorang prajurit macho dari sebuah film Hollywood—
...Aku memiliki firasat yang buruk.
Kulit di kedua tanganku seputih kaca dan jari-jarinya juga cukup tipis. Badanku, yang terselimuti dalam sebuah jaket militer hitam untuk bertarung, tergantung dari keadaan, adalah lebih langsing dari aku dalam kenyataan. Dari perasaan menurut arah pandangku, bagaimanapun juga, aku tidak sebenarnya berpikir bahwa ketinggianku sangat tinggi juga.
Sesuai dengan dive ke dalam Gun Gale Online, seperti yang aku jelaskan kepada Asuna beberapa hari yang lalu, aku tidak membuat karakter baru dari awal. Jika aku telah melakukan hal itu, aku mungkin tidak akan pernah bisa bertemu dengan "Death Gun", yang menarget orang-orang kuat.
Menggunakan paket pengembangan dan bantuan VRMMO, "The Seed", dan membuat pembuatan karakter— lebih dari itu, jika aku menjelaskannya secara mendetil, untuk dunia-dunia yang beroperasi dengan sistem "Cardinal", hanya ada satu peraturan meta yang mutual.
Jika kamu menggunakan fungsi itu, adalah mungkin untuk mempertahankan kemampuan-kemampuan itu jika data karakter yang terbangun di dalam game ditransfer ke sebuah game yang diberikan dari perusahaan lain. Hal itu sangat mirip dengan kartu SIM dalam terminal telepon genggam yang kamu bisa ganti dengan bebas dengan sebuah terminal pembawa lain.
Sebagai contoh, kau mentransfer sebuah karakter dengan stat 100 Kekuatan dan 80 Kecepatan yang terbangun di dalam game berlabel A ke game B. Setelah melakukan itu, sebuah "Relative Preservation" transformasi dari kekuatan game A akan terjadi, dan di dalam game B, sebuah karakter dengan stat 40 Kekuatan dan 30 Kelincahan akan terlahir. Untuk lebih sederhananya, sebuah prajurit tipe petarung dengan kekuatan level menengah ke atas di ALO akan tereinkarnasi menjadi sebuah petarung level menengah ke atas di GGO.
Tentu saja, ini bukanlah sebuah fungsi yang meningkatkan kopian sebuah karakter. Pada saat karakter ditransfer, karakter dari dunia originalnya akan sepenuhnya dihapus dan lebih lagi, karena satu-satunya hal yang bisa ditransfer adalah karakternya, tidak semua items bisa ikut ditransfer, meskipun hal itu cukup mudah, hal itu adalah sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian. Kali ini, saat aku harus mentransfer karakter yang aku gunakan di ALO "Spriggan Kirito" ke GGO, aku dengan paksa meninggalkan hampir semua itemku di dalam sebuah gudang dalam toko serba ada Egil yang baru saja dia buka pada lantai ke 50 di New Aincrad.
Dan sekarang, dengan fungsi transfer, aku mendapatkan kekuatan Kirito dari ALO, tetapi, karena karakternya diroll-back dan dibangun kembali, bukanlah status Kirito dalam ALO yang edan, tetapi karena aku tidak bisa membawa penampilanku, seperti items, aku tidak bisa memprediksi bentuk seperti apa yang secara acak telah dihasilkan. Karena itu, lebih baik aku berharap saja untuk bentuk seorang prajurit berotot, tetapi... Sambil merasakan ketidaknyamanan yang tak henti-hentinya, aku melihat-lihat sekelilingku, dan berjalan ke cermin kaca yang menghiasi kubah yang aku baru saja tinggal.
Lalu, mataku terbuka lebar karena terkejut.
"Apa ini!?"
Apa yang terefleksi di dalam kaca adalah sebuah bentuk yang jauh seratus abad dari harapanku.
Ketinggiannya sudah pasti lebih pendek dari saat aku menjadi Spriggan, dan lebih lagi, lebih kurus. Warna rambutnya, tanpa berubah, tetap hitam tetapi, rambutnya melambai dengan halus dari atas kepalaku ke sekitar pundakku. Mukaku adalah, seperti tanganku, berwarna sebuah putih yang hampir transparan, dan bibirku berwarna merah tua terang.
Warna matanya juga, meskipun berwarna hitam seperti rambut, tetapi mengkilap dengan berlebihan. Mata itu yang dilingkari pinggirannya dengan bulu mata yang panjang memberikan sebuah penglihatan yang murni tetapi juga mempesona dari cermin, yang sangat sampai aku secara tidak sengaja lupa bahwa penampilan itu adalah diriku sendiri dan membiarkan mataku pergi ke mana-mana dengan bebas. Sekali lagi, aku melihat pada penglihatan ini, dan mengeluarkan nafas yang panjang.
Asuna sering bilang bahwa Kirito di SAO mempunyai muka yang cukup feminin tetapi, bentuk ini sudah lebih dari tingkat itu. Entah di mana kamu bisa melihat sebuah kekuatan prajurit dalam bentuk ini, dan dengan itu, aku berdiri mematung di tempat, dalam keadaan kebingungan. Seseorang yang sedang memakan sesuatu sedikit jauh dari sini tiba-tiba melambaikan tangannya pada ku dan dari belakang, memanggil aku yang terefleksi di dalam kaca.
"Hei perempuan muda, kamu sangat beruntung! Avatar itu, tipe F1300! Tipe itu jarang sekali muncul. Jadi bagaimana tentang ini, karena jika sekarang kan kamu baru saja mulai, bagaimana kalau kamu jual akun itu? Aku akan memberimu dua mega credits!"
".................."
Menghentikan pikiranku tentang keadaanku sekarang ini untuk sementara, aku menatap pada muka orang itu tetapi, tiba-tiba, sebuah kemungkinan terpikir dan, dengan cepat, menggunakan kedua tanganku, aku menyentuh dadaku. Tetapi untungnya, hanya ada sebuah perasaan kerataan jadi perasaan kuatirku hilang. Nampaknya ketakutanku pada terjadinya kesalahan penggantian gender tidak ditemukan.
Game-game VR belakangan ini, untuk hampir semua judulnya, melarang mengganti gender dari pemain dan avatar. Alasannya adalah karena pemakaian jangka waktu lama sebuah avatar dari gender yang berlawanan menyebabkan terjadinya efek merugikan bagi tubuh dan jiwa yang tidak bisa dihiraukan. Tetapi, aku pernah mendengar bahwa, karena identifikasi dari gender pemain terjadi menurut gelombang otak pemain, pada kasus yang sangat langka, disebabkan oleh beberapa impuls yang diputuskan oleh sistem dengan gender lawan, pemain-pemain telah dikejutkan saat mereka dive masuk.
Karena sekarang aku baru memikirkannya, mengubah setting gender di SAO yang original itu bisa dilakukan, tetapi langsung setelah game dimulai, sistemnya mengembalikan kita pada gender asli kita, aku bertanya-tanya apakah jika semua ini, adalah karena Kayaba telah memahami efek-efek kerugian itu... Dan dengan pikiran-pikiran tiba-tiba yang tidak pada tempatnya itu berkeliling di sekitar kepalaku, aku akhirnya menatap pada muka laki-laki itu dan sambil mengangkat bahuku, menjawab.
"Uhh... Maaf tapi, aku laki-laki."
Suara itu juga, meskipun sedikit rendah, tetapi cukup untuk menjadi nada yang kebanyakan digunakan oleh perempuan. Dengan sedih, saat aku sedang menunggu sebuah jawaban, orang itu, setelah terdiam untuk sebentar, mulai bicara terus menerus dengan semangat.
"Jadi, jadi, itu adalah tipe M9000!? Itu, itu menakjubkan.. Kalau begitu aku akan meberimu empat, bukan, lima mega credits. Jual itu kepadaku, dengan segala cara, tolong jual avatar itu kepadaku!!"
Menjual ini, apalagi memberikan ini kepada kamu, aku ingin menukarnya dengan penampilan luarmu tetapi, sayangnya, itu bukanlah sesuatu yang bisa kulakukan.
"Um, ini bukanlah karakter awalku tetapi yang ditransfer. Karakter ini tidak bisa ditukar oleh uang dengan mudah. Maaf."
"Oh... begitu..."
Orang itu, dengan karakteristik muka kekecewaan, melihatku dari semua sisi tetapi tidak lama, menenangkan dirinya, dia bertanya,
"Gosip kalau begitu, avatar langka itu nampaknya telah dipakai untuk sangat lama di akun sebelumnya. Sebagai referensi, bisakah kamu menjumlahkan waktu main akun kamu sebelumnya?"
"Apa? Wa, waktu mainku?"
Aku tiba-tiba memikirkannya. Akun sebelum aku mentransfer, pada dasarnya, waktu main dari pendekar pedang Kirito yang pergi dari SAO ke ALO adalah sekitar paling tidak 2 tahun... dengan kata lain, tujuh ratus dan 30 hari dikali dua puluh empat jam.
"Uhh... sepuluh ri..."
Aku mulai menjawab sejujurnya, tetapi aku langsung menghentikan diri. Karena baru saja tiga tahun sejak game genre VRMMO keluar, orang-orang yang mempunyai pengalaman dive hingga sepuluh ribu jam adalah mantan pemain-pemain SAO.
"Uh, sekitar satu tahun. Karena itu, pasti hanya sebuah kebetulan kan?"
"Oh begitu... baik, jika kamu mengubah pikiranmu, tolong kontak aku."
Setelah mengatakan itu, dia mendorong sebuah item menyerupai sebuah kartu transparan kepadaku dan dengan enggan pergi. Ini adalah kartu-kartu yang mempunyai nama karakter, gender, guild dan hal-hal lain tertulis padanya, tetapi kartu itu lalu menghilang menjadi partikel-partikel cahaya saat aku sedang melihatnya, tetapi datanya mungkin telah dimasukkan ke buku alamat atau sesuatu di dalam jendela sistem.
Dengan sebuah lirikan mata, aku masih memandang pada diriku yang tidak henti-hentinya terefleksi di dalam cermin jahat itu, dan aku bertanya-tanya jika ada sesuatu yang aku bisa lakukan tentang hal itu, tetapi tak ada yang muncul di pikiran.
Catatan transfer ini terpasang di dalam data karakterku jadi saat aku kembali ke ALO, aku akan berada di bentuk Spriggan berambut tajam Kirito, tetapi jika aku transfer ke dunia GGO lagi, aku akan diberikan avatar ini yang orang tidak bisa bedakan apakah laki atau perempuan.
'Mencari keberuntungan di dalam kesialan' adalah motoku jadi aku, untuk beberapa menit, memikirkan tentang ini dan itu dan akhirnya, aku mendapatkan sebuah "ide yang bagus."
Alasan aku datang ke dunia ini adalah hanya untuk mengkontak pemain yang dirumorkan yang dipanggil «Death Gun» dan meskipun aku tidak ingin diserang, itu adalah satu-satunya cara untuk mengetahui kebenaran dari kekuatan dia dengan segala cara apapun yang mungkin. Untuk alasan itu, selama aku memperlihatkan kekuatanku, aku pasti akan menonjol.
Karena GGO, dari sifat gamenya, mungkin mempunyai jumlah pemain perempuan yang sangat kecil, bentuk ini yang terlihat seperti perempuan cantik pada pandangan pertama akan pasti menonjol pada suatu cara yang aku tidak inginkan. Mereka pasti sangat tidak akan mengharapkan untuk hal-hal seperti udara medan perang yang menakutkan meskipun hanya sefragmen, tetapi di sini, tidak ada pilihan lain selain mendambakan lebih banyak kemampuan bertempur.
Berhubungan dengan menunjukkan kekuatanku, untuk sekarang, ada satu cara.
Menggunakan cara main biasa— dengan kata lain, dengan hal-hal seperti menyelesaikan dungeon, dan sesuatu yang aku tidak ingin lakukan, sebut saja membunuh pemain lain, diperlukan waktu untuk namamu menjadi terkenal. Tetapi, untungnya, di dalam game ini, hanya dalam beberapa hari, pertandingan untuk menetapkan pemain terkuat «Bullet of Bullets» akan diadakan. Aku akan mendaftar pada pertandingan itu dan maju sampai ke final dari pertandingan battle royal. Jika aku bisa menjadi paling atas, aku pasti akan diperhatikan oleh «Death Gun» atau mungkin, tergantung dari keadaan, ada kemungkinan orang itu sendiri akan muncul di pertandingan.
Diving ke dalam game ini untuk pertama kali, aku merasa gelisah tentang bagaimana aku akan bertarung dan berapa banyak, tetapi lagipula, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain untuk mencobanya sendiri. Bertarung dengan seseorang yang bertarung menggunakan sebuah senapan adalah mungkin tidak sama dengan bertarung dengan seseorang pemanah atau penyihir di ALO tetapi, berbicara secara umum, ada batas-batas dengan VRMMO, seharusnya ada sebuah fitur umum yang masih layak. Aku hanya bisa mencoba sebanyak yang aku bisa— Jika aku tidak bisa meraih kekuatan itu, pada saat itu, hal itu akan menjadi tanggung jawab Kikuoka yang memaksakan tugas keterlaluan ini padaku.
Bagaimanapun juga, pertama adalah prosedur pendaftaran turnamen dan lalu pembelian equipment.
Aku melihat badanku satu kali lagi, bernapas panjang, belok ke arah jalan utama, dan lalu mulai berjalan, Langsung setelah itu, aku tersadar bahwa aku secara tidak sadar memainkan rambut yang melambai dari pipiku dan aku lalu diserbu oleh suasana hati yang gelap dan suram.
—Setelah beberapa menit, dengan terlalu cepat, aku telah tersesat.
Kota dengan nama yang aneh «SBC Gurokken» nampaknya berbentuk sebuah lantai luas dengan banyak struktur berlapis banyak yang tampaknya tertumpuk di atas satu dengan yang lain. Di depanku saat aku sedang berdiri tegak, ada sebuah rentetan bangunan-bangunan hirarkis seperti sebuah skala kecil dari kota mengambang Aincrad, warna-warna dari matahari terbenam mengintip melewati celah-celah di kejauhan. Bangunan-bangunan, berbaris seperti untuk menembus lapisan-lapisan dan terhubung dengan eskalator dan koridor-koridor mirip elevator melewati udara, bersinar dan berkelap-kelip, adalah, sejujurnya, indah tetapi, dalam semua kepraktisannya, adalah juga cukup kompleks seperti sebuah dungeon.
Tentu saja, aku bisa saja membawa sebuah map tiga dimensi yang mendetil dari menu utama tetapi, dengan posisiku sekarang ini, sebenarnya, tidak bisa dibandingkan dengan pemandangan yang tersebar luas tepat di depan mataku.
Jika ini adalah sebuah RPG yang berdiri sendiri, aku akan dengan sembrono berjalan-jalan dalam keputusasaan, dan hingga sampai harus berjalan balik ke titik awal, tetapi untungnya, ini adalah sebuah MMO. Pada saat-saat seperti ini, ada sebuah cara yang seseorang bisa gunakan.
Aku menemukan tanda nama seseorang yang datang dan pergi di depan mataku yang bukan seorang NPC tetapi seorang pemain, dan pergi ke situ, memanggil dia dari belakang.
"Permisi, sepertinya aku sedikit tersesat..."
Dan lalu, langsung berpikir bahwa aku telah melakukan kesalahan.
Itu karena, bagaimanapun aku melihatnya, orang yang berbalik badan itu adalah seorang perempuan.
Rambut tipis berwarna biru muda yang berayun-ayun itu pendek begitu saja tetapi ada seikat rambut terikat di kedua sisi dahi dia. Di bawah alisnya yang istimewa, mata besarnya berwarna nila yang memberikan suasana seperti kucing sedang bersinar, dan sebuah hidung kecil dengan warna yang bersambung sampai ke bibirnya yang tipis.
Dengan segan, aku ada pikiran bahwa ada beberapa kemungkinan, orang ini adalah sama sepertiku dan adalah seorang laki-laki dengan avatar yang mirip perempuan dan melarikan mataku pada badannya dengan secepat kilat tetapi, di bawah syal berwarna pasirnya, melalui ritsleting terbuka dari jaketnya, bajunya kelihatan mengembang keluar. Dan lagi, dia mempunyai perawakan yang sangat kecil. Kenapa aku tidak menyadari akan hal itu adalah karena arah pandangku juga telah cukup turun.
Dalam VRMMO, situasi di mana seorang pemain laki-laki yang mengatakan "Aku telah tersesat" kepada seorang pemain perempuan, sebanyak 70%, adalah kebanyakan untuk merayu.
—Namun, tanpa diduga, ekspresi muka seperti itu langsung menghilang.
"...Apakah kamu baru memulai game ini? Kamu sedang pergi ke mana?"
Mulut yang berbicara dengan suara yang jelas dan mungil bahkan memiliki sebuah senyuman samar muncul. Memikirkan hal itu dalam pikiranku tentang mengapa bisa begitu, aku akhirnya sampai pada alasannya. Perempuan ini telah membuat kesalahpahaman yang sama dengan pembeli avatar yang berbicara denganku sebelumnya. Bahwa aku adalah seorang perempuan seperti dia. Bagaimana ini bisa terjadi.
"Ah...um..."
Dengan refleks, aku memikirkan untuk menjelaskan genderku tetapi tepat pada ujung akan melakukan hal itu, aku berhenti.
Ada sebuah alasan untuk ini, karena keadaan untuk situasi ini nampaknya baik. Setelah ini, pada lain waktu, jika ada seorang pemain laki-laki yang memanggilku dan salah paham bahwa aku seorang perempuan, hal itu bisa menjadi sebuah situasi yang sedikit menyusahkan. 'Gunakan apa saja yang kamu bisa gunakan' adalah moto keduaku jadi, meskipun hal ini cukup licik pada perempuan ini, adalah terbaik untuk meninggalkan kesalahpahaman ini seperti yang ada.
"Iya, ini adalah kali pertamaku. Di manakah ada sebuah toko senjata murah dan gedung administrasi? Aku ingin pergi ke tempat-tempat itu tetapi..."
Setelah menjawab dengan suara yang agak, sedikit tidak serak, perempuan itu mencondongkan kepalanya dalam kebingungan.
"Gedung administrasi? Kamu ke situ untuk apa?"
"Ya... Untuk mendaftar pada pertandingan battle royal yang akan diadakan..."
Pada saat dia mendengar hal itu, mata besar perempuan itu membesar dan mulai berkedip karena terkejut.
"Uh...uhhhh, meskipun kamu baru saja mulai hari ini? Ya, memang tidak ada hal tentang siapa yang boleh atau tidak boleh mendaftar untuk pertandingan ini, tapi levelmu mungkin kurang cukup..."
"Ah, ini bukanlah sebuah karakter awal. Karakter ini ditransfer dari game lain..."
"Wow, jadi begitu ya."
Mata nila perempuan itu berkelebat sesaat, dan kali ini, mulutnya naik dengan senyuman yang jelas.
"Apakah boleh jika aku bertanya? Kenapa kamu memutuskan untuk datang ke game ini yang penuh dengan debu dan berbau oli?"
"Tentang itu... Uhh, sampai sekarang, aku selalu hanya memainkan game-game fantasi tetapi, aku memikirkan sekali-sekali, aku sebaiknya mencoba sebuah game yang cyber... Sesuatu seperti pertandingan senapan nampaknya menarik.
Nah, ini tidak sepenuhnya bohong. Seberapa jauhnya rasa VRMMO dari orang sepertiku yang spesialis pada bertarung dengan pedang bisa masuk ke dalam GGO agak menarik perhatianku.
"Oh begitu. Jadi itu kenapa kamu tiba-tiba ingin masuk ke BoB. Kamu mempunyai nyali."
Perempuan itu, setelah sebuah tawaan, mengangguk.
"Baiklah, aku akan menunjukkan kepadamu tempat-tempat sekitar. Kebetulan aku juga sedang pergi ke gedung administrasi. Sebelum itu adalah toko senjata kan? Apakah ada sebuah senjata yang kamu suka?"
"Uh, sebenarnya..."
Meskipun aku telah mengatakannya, tidak ada yang langsung muncul dalam pikiran. Setelah aku tidak bisa memikirkan sebuah jawaban, dia tersenyum lagi.
"Kalau begitu, mari kita pergi ke sebuah toko dengan banyak sekali tipe-tipe yang berbeda. Lewat sini."
Secara langsung berbalik arah, aku buru-buru mengejar buntut dari syal yang dipakai perempuan itu yang telah mulai berjalan.
Kita berjalan melalui jalan-jalan yang berbelit, gang-gang, lorong-lorong, dan tangga-tangga dari satu ke yang lain yang aku pikir adalah tidak mungkin untuk diingat dan setelah berjalan untuk beberapa menit, kita sampai pada jalan utama yang telah dibuka oleh jalan. Dengan positif, aku melihat sebuah toko yang mempesona yang aku pikir adalah sebuah grup invesmen luar negeri sebuah perusahaan besar.
"Di situ."
Dia dengan lancar berjalan melalui kerumunan dan mendekati toko itu.
Interior besar dari toko itu penuh dengan berbagai lampu berwarna dan keributan hingga mirip sebuah taman hiburan. Pegawai-pegawai toko itu semua adalah NPC wanita cantik berpakaian minim dalam kostum silver besar dan menunjukkan sebuah senyum bisnis yang tak berdosa, tetapi yang mengejutkan adalah apa yang mereka semua pegang dan yang menghiasi seluruh tembok. Bersinar dengan sinar hitam, mereka semua adalah pistol dan senapan mesin dan lain-lain yang seperti itu.
"Ini... Ini benar-benar sebuah toko yang menarik."
Setelah mengatakan itu, perempuan di sampingku juga mengeluarkan senyum masam.
"Sejujurnya, daripada di kebanyakan toko-toko yang ditujukan untuk para pemula, kamu bisa menemukan tawaran-tawaran yang lebih baik di toko-toko yang lebih spesialis. Tapi bagaimanapun, jika kita bisa mencari tipe senapan yang kamu suka, maka itu boleh juga."
Meskipun jika dia mengatakan begitu, ada banyak pemain-pemain memakai baju-baju yang mencolok berkeliaran di sekitar dalam toko, yang dibandingkan dengan warna padang pasir dari perempuan ini, memberikan sebuah perasaan dari menjadi pemula.
"Baiklah kalau begitu, pemain jenis apa kamu?"
Setelah ditanya, aku langsung memikirkan tentang hal itu. Dikarenakan transfer dari dunia lain, tendensi dari kemampuan-kemampuan karakter akan telah terbawa.
"Umm, fokus utama adalah kekuatan dan lalu kecepatan... Aku pikir?"
"Tipe kekuatan-kecepatan ya. Kalau begitu, mungkin tipe yang membawa senapan serbu berat atau sebuah senapan mesin dengan diameter yang besar sebagai senjata utama dan sebuah pistol sebagai senjata sekunder baik untuk kamu... tapi, kamu baru transferkan? Kalau begitu, uangnya..."
"Oh... iya"
Dalam sekejap, aku menggerakkan tangan kananku dan mengeluarkan layarku. Meskipun jika kemampuan-kemampuanku telah ditransfer, uang dan items tidak bisa ditransfer. Maka dengan itu, jumlah uang yang ditunjukkan di bagian bawah kolom penyimpanan adalah—
"Um... 1000 credits."
"... Jadi jumlah awal."
Saat pandangan kita bertemu, aku ditemukan dengan sebuah senyuman yang terepotkan.
"Ya..."
Dengan kembalinya ekspresi dia, perempuan itu memegang bibir tipisnya dengan ujung jarinya dan mencondongkan kepalanya.
"...Dengan jumlah uang itu, kamu mungkin tidak bisa membeli apa-apa selain dari sebuah ray gun kecil… sebuah senjata balistik, sebuah revolver bekas... bagaimana ya... umm, kalau boleh…"
Menebak apa yang dia coba katakan, aku buru-buru menggelengkan kepalaku. Dalam MMO apapun, seorang pemula yang menerima terlalu banyak bantuan dari seorang veteran itu tidak terpuji. Aku tidak datang ke game ini untuk bersenang-senang tetapi, meskipun begitu, sebagai seorang gamer, ada sebuah garis yang aku tidak bisa lewati.
"Tidak, tak apa-apa. Kamu tidak perlu melakukan itu. Um... Apakah ada tempat dimana aku bisa mendapat uang cepat? Jika aku tidak salah, aku dengar bahwa ada sebuah kasino di game ini..."
Perempuan itu, dengan diduga, menunjukkan sebuah senyuman yang sedikit terkagum.
"Untuk tempat-tempat seperti itu, akan lebih baik jika kamu mempunyai jumlah uang yang lebih. Dengan itu, di sekitar sini, ada yang kecil dan yang besar. Jika apa yang aku ingat benar, di toko ini..."
Membelokkan kepala dia, dia menunjuk pada bagian dalam dari toko.
"Ada sebuah jenis game perjudian yang mirip. Lihat."
Melihat lebih dekat, tempat itu adalah sebuah area luas yang berdinding yang, dalam istilah mesin-mesin game, merupakan sebuah tiruan yang besarnya berlebihan.
Tempat itu hitung kasarnya sekitar 3 meter lebarnya dan 20 meter panjangnya. Terentang pada ubin-ubin metal, dikelilingi oleh sebuah pagar setinggi pinggang, seorang NPC berpakaian ahli tembak sedang berdiri paling jauh di dalam. Di depan, daripada sebuah pagar, ada sebuah batang penutupan di mana aku bisa melihat sebuah pilar kotak seperti kasir.
Di belakang ahli tembak, yang terkadang akan mengeluarkan pistolnya dari tempat penyimpan pistol di pinggang dia, memutar-mutarnya dengan ujung jarinya, pada tembok bata yang tergores banyak lubang-lubang peluru yang tidak terhitung jumlahnya, pada atasnya, ada sebuah papan neon pink dengan kata "Untouchable.
"...Apakah ini?"
Setelah aku bertanya, perempuan itu, sambil memindahkan jarinya, menjelaskan kepadaku.
"Ini adalah sebuah game di mana kamu memasuki gerbang di depan kamu dan sambil menghindari tembakan dari NPC di dalam, kamu mencoba untuk melihat seberapa dekat kamu bisa mendekati dia. Skor yang paling tinggi sampai sekarang, lihat di situ."
Di mana jari penunjuk dia menunjuk, di dalam bagian pusat pada pagar di lantai, ada sebuah garis tipis, merah, yang bersinar. Garis itu sedikit melebihi dua per tiga bagian dari seluruh area.
"Wow, berapa banyak yang kamu bisa dapat?"
"Um, ini berharga 500 credits untuk dimainkan dan kamu mendapat 1000 jika kamu menerobos sepuluh meter, dan 2000 untuk lima belas meter. Dan jika kamu dengan suatu cara bisa menyentuh si ahli tembak, kamu mendapatkan semua uang yang para pemain telah tuang sampai sekarang."
"Semua, semuanya!?"
"Lihat, papan itu menandakan bahwa ada sebuah petotalan. 1,10, lebih dari 300,000 huh."
"Itu... Itu adalah jumlah uang yang menakjubkan."
"Tapi itu tidak mungkin."
Perempuan itu langsung menjawab dan mengangkat bahu.
"Ahli tembak itu, setelah kamu melewati garis delapan meter, akan merespon dengan tembakan-tembakan gesit yang curang. Meskipun senjatanya hanya sebuah revolver, dengan isi ulangnya yang sangat cepat sampai tidak masuk akal, senjata itu melakukan sebuah 3 ronde tembakan beruntun. Pada saat kamu bisa melihat garis prediksi, itu sudah terlambat."
"Garis prediksi..."
Pada saat itu, perempuan itu menarik lenganku dan dengan suara kecil, membisikkan.
"Lihat, ada seseorang yang akan menambah jumlah uangnya lagi."
Mengembalikan mataku dari ahli tembak ke pintu masuk, sebuah grup tiga orang laki-laki sedang mendekatinya.
Di dalam grup itu, satu orang, orang yang memakai sebuah jaket militer yang rupanya dimaksudkan untuk digunakan dalam area-area dingin dengan sebuah kamuflase abu-abu keputihan, berdiri di depan gerbang sambil menyemangati dirinya sendiri. Dia menekan pada porsi atas dari panel kasir dengan telapak dari tangan kanannya, dan dengan itu saja, biaya tiketnya terbayar dan sebuah pawai riuh yang sangat bersemangat terdengar. Semua sekaligus, dari sini dan situ, sebuah serambi yang terdiri dari sekitar 10 orang berkumpul.
NPC ahli tembak itu meneriakkan sebuah logat populer "Ayo kita pukul bokong orang ini ke atas sampai ke bulan!", dan membawa tangan kanan dia ke tempat penyimpan pistol memegang pistolnya. Di depan laki-laki yang berkamuflase dingin, sebuah hologram hijau yang menandakan sebuah angka besar {3} termaterialisasi, dengan sebuah efek suara yang menemani pengurangannya ke 2,1 dan pada saat yang sama saat angka itu mencapai 0, palang metal di gerbang terbuka.
"Nuuuuuooooooorrrryyaaaaaaaaaaaaa!"
Orang distrik dingin itu, sambil menaikkan sebuah teriakan perang, berlari cepat beberapa langkah atau seperti itu aku memikirkannya, dan merentangkan kedua kakinya dan melakukan sebuah pemberhentian mendadak. Dia membuka mata-matanya sepenuhnya, dan tiba-tiba, membungkukkan bagian atas badannya ke kanan, menaikkan tangan kirinya dan kaki kanannya ke sebuah postur yang aneh.
'Tarian apa itu?', adalah apa yang aku pikirkan dan pada saat itu, peluru-peluru, bersinar merah dengan terang, melewati tempat sepuluh sentimeter ke kiri dari kepala orang distrik dingin itu, di bawah ketiak kirinya, dan di bawah paha kirinya. NPC ahli tembak itu telah menarik pistolnya dari tempat penyimpannya dan menembakkan tiga tembakan secara berturut-turut. Itu adalah sebuah penghindaran yang bagus tetapi sepertinya orang distrik dingin itu nampaknya memahami jalur yang dilewati peluru itu.
"...Barusan tadi, itu adalah lintasan pelurunya kah...?"
Aku berbisik, mengarahkan kepalaku dan perempuan dengan rambut berwarna air itu mengangguk, dan menjawab dengan suara rendah yang sama.
"Itu betul. Penghindaran dengan cara «Trajectory Perception»."
Orang distrik dingin itu dengan ganas berlari cepat lagi tepat pada saat garis tembakan menghilang dan lagi, berhenti mendadak. Kali ini, dia membentangkan kedua kakinya lebar dan membungkukkan bagian atas badannya sembilan puluh derajat.
Secara langsung, dengan sebuah suara geram bernada tinggi, dua peluru melewati atas kepala dia dan satu di bawah selangkangan dia. Maju lagi dan lalu berhenti. Hal itu seperti sebuah game «Lampu Merah/Lampu Hijau».
Orang distrik dingin itu menampilkan gerakan-gerakan gesit, dan semua sekaligus, dia telah maju sejauh tujuh meter. Pada saat itu, aku memikirkan, 'tiga meter lagi dan dia bisa mendapatkan kembali jumlah dua kali lipat dari uang yang dia telah gunakan untuk bermain.'
Hingga sekarang, NPC itu, yang telah secara cepat menembakkan tiga tembakan terus-terusan dalam interval yang sama, mengeluarkan peluru-peluru dengan sebuah kelambatan di antara dua peluru pertama dan peluru ketiga. Orang distrik dingin itu menghindari peluru yang terbangnya telat dengan sebuah lompatan tetapi, dengan pendaratannya, dia menghancurkan keseimbangan dia dan satu tangan mendekati tanah. Saat dia mencoba untuk berdiri dengan terburu, dia sudah terlambat. Tangan kanan ahli tembak itu menyala dan lintasan tembakan yang terpancar menyebarkan percikan-percikan oranye pada rompi putih orang itu.
Sebuah pawai riuh yang menyedihkan bermain. Si ahli tembak meneriakkan kata-kata kemenangan yang kasar dan tampilan kumpulan uang di latar belakangnya, ditemani dengan sebuah suara metalik kecil, naik sebanyak lima ratus credits. Orang distrik dingin itu menurunkan bahunya, dan dengan kecewa berjalan keluar dari gerbang.
"...jadi?"
Perempuan di sampingku, dengan sedikit tersenyum di bawah syalnya, mengangkat bahunya.
"Karena kamu pasti tidak bisa bergerak dalam sebuah garis lurus, kamu hanya bisa bergerak dengan banyak ke kiri dan kanan dan apa saja yang kamu coba, itulah batasnya."
"Hmm...begitu. Saat kamu bisa melihat garis persepsinya, itu sudah terlambat."
Sambil aku bergumam, aku sedang menggerakkan kakiku ke depan mendekati gerbang.
"Tunggu... Tunggu sebentar, kamu..."
Kepada perempuan dengan mata lebar yang mencoba menghentikan aku, aku mengembalikan sebuah senyum ringan dan menekan tangan kananku pada kasir.
Aku mendengar sebuah suara seperti sebuah kasir kuno. Sebuah suara penuh semangat bergema.
Mungkin karena penampilan dari seorang bodoh yang lain atau mungkin karena penampilan dari diriku sendiri, para audiens dan grup tiga orang itu mulai berkumpul. Perempuan dengan syal itu menaruh kedua tangannya pada pinggang dia dan menggelengkan kepala dia sedikit dengan sebuah ekspresi muak.
Pada saat yang sama dengan suara kasar ahli tembak itu yang berbeda dari yang sebelumnya, perhitungan mundur mulai tepat di depan mataku.
Aku menurunkan pinggangku dan mengambil sebuah postur untuk lari cepat berkekuatan penuh. Angkanya menurun dan pada saat palang metal terbuka, aku menendang maju dan meloncat pada lantai.
Sambil maju beberapa langkah, ahli tembak itu dengan cepat menaikkan tangan kanan dia dan dari ujung pistolnya yang digenggamnya dengan erat, tiga garis merah memanjang. Mereka semua menunjuk pada kepalaku, sisi kanan dari dadaku, dan kaki kiriku.
—Pada saat aku merasakan ini, dengan semua kekuatanku, aku meloncat depan ke kanan. Langsung setelah itu, sebuah garis tembakan oranye melewati menuju ke kiri dari badanku. Dengan segera, aku menendang panelnya dengan kaki kananku dan kembali ke tengah.
Tentu saja, di dalam sebuah game VRMMO, ini adalah pertama kali aku menghadapi sebuah pistol.
Tetapi, di ALO dan SAO, ada banyak monster yang menyerang dari jarak jauh dengan busur dan panah, racun, dan magic. Ada satu cara untuk menghindari lintasan tembakan dari serangan-serangan itu dan itu adalah untuk membaca garis tembakan dari matanya musuh. Mungkin karena fiksasinya developer Kayaba Akihiko pada detil-detil, sifat dari monster-monster dalam VRMMO berdasarkan dari sistem cardinal semuanya diberikan karakteristik untuk mengarahkan pandangan mereka pada poin yang ditargeti tanpa deviasi apapun. NPC itu yang mengarahkan pistolnya pada aku pada saat itu mungkin juga tidak dikecualikan dari peraturan ini.
Aku tidak menatap pada apapun kecuali mata si ahli tembak, bahkan tidak melihat pada garis lintasan persepsi peluru merah atau bahkan pada mulut hitam senjata api itu. Dari gerakan-gerakan tanpa hidup, yang berkejang, aku memahami petunjuk dari lintasan peluru di mana peluru-peluru akan terbang, dan pada saat yang sama, hanya sedikit saja bergerak ke kiri atau ke kanan, dan mungkin atas atau bawah, dan menghindari garis persepsi tak bersuara yang ditunjukkan itu sendiri. Bahkan, saat pelurunya lewat, aku sudah memasuki postur lari sebelum menjalani lari cepat yang selanjutnya.
Saat aku sudah menghindari dua set dari tiga tembakan beruntun, nampaknya aku telah melewati tanda sepuluh meter dan sebuah efek suara pendek bersuara. Tetapi, suara itu hampir tidak mencapai diriku.
Ahli tembak itu melepaskan silinder yang telah menjadi kosong setelah menembak enam peluru dan pada saat yang sama saat dia melemparkan peluru yang kosong di belakang punggunggnya, dengan tangan kirinya, dia sepenuhnya mengisi pistolnya dengan enam peluru. Seluruh seri dari operasi itu mengambil setengah detik—benar-benar sebuah tembakan gesit yang curang—untuk dilakukan sebelum sekali lagi diarahkan kepadaku.
Serangan yang selanjutnya bukanlah tiga tembakan secara cepat yang jelas sampai sekarang. Lebih dari setengah itu menurut intuisi, aku menghindari ritme yang tidak biasa dari dua, satu dan lalu tiga peluru dan bergerak lima meter. Lagi, ada sebuah pawai riuh pendek. Pada saat yang sama adalah isi ulang si ahli tembak itu yang secepat kilat dalam setengah detik.
Jarak yang tersisa adalah lima meter dan aku sudah di depan musuh. Itu mungkin hanya imajinasiku tetapi aku bisa dengan jelas melihat muka berjenggot itu berubah menjadi sebuah ekspresi yang mengejek.
Di bawah topi sepuluh galon itu, mata hitam itu bergetar sedikit dan bergerak ke bawah pada tingkat yang sama dengan dadaku. Memutuskan bahwa menghindar ke kiri atau kanan adalah tidak mungkin, aku melempar badanku ke bawah, meluncur pada ubin metal. Aku melewati bawahnya enam lintasan tembakan yang terlepas seperti sebuah senapan mesin dan mencapai dua dan setengah meter lagi.
Dengan ini, musuh itu tidak mempunyai peluru lagi. Meskipun jika ada sebuah celah setengah detik untuk mengisi ulang lagi, itu sudah cukup untuk menyentuh dia.
Sambil bangun, yang aku pikirkan adalah bahwa aku melihat mata si ahli tembak itu beringis secara lebar. Paling tidak, itulah yang aku rasakan.
Dengan refleks, aku mengubah tujuan dari lari cepat terakhirku dan loncat dengan semua tenagaku.
Tanpa isi ulang apapun, enam sinar laser dari revolver itu melewati tempat di mana aku baru saja berdiri.
Sambil berteriak 'Apakah barusan hal itu!' dari dalam mulutku, aku berputar sebuah rotasi penuh dan mendarat di depan si ahli tembak.
Di sini, aku ingin meneriakkan sesuatu yang keren tetapi, sebelum beberapa kartu rahasia dapat digunakan, seperti sebuah sinar datang dari mata dia, aku sebaiknya memutuskan pertandingan ini, jadi aku dengan cepat melompat pada dada musuh yang memakai baju kulit.
Setelah sebuah momen kediaman seperti suara-suara di dalam toko telah menghilang.
"KAMU BENAR-BENAR...!!!"
Bersamaan dengan teriakan meriah itu, si ahli tembak terjatuh ke lantai pada kakinya sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Pada saat yang sama, ada sebuah badai pawai riuh yang tidak teratur.
Sebuah suara keruntuhan bergema, dan menaikkan kepalaku ke sumber suara itu, tembok bata di belakang si ahli tembak roboh seperti meledak dari dalam. Tanpa kehilangan waktu apapun untuk terkejut, sebuah hujan dari semua item-item dengan kasar mengalir keluar dari dalam. Semua itu meloncat kembali pada kakiku dan dengan sebuah suara yang baik keluar dari itu, item-item itu menghilang.
Di bawah papan neon, angka-angka digital dari jumlah semua uang yang terbawa turun angka-angkanya dan sebelum lama, telah menjadi nol dan pada saat yang sama, air terjun berwarna uang itu juga berhenti. Sebuah suara yang cukup berisik bergema dari dalam toko dengan game itu di-reset dan si ahli tembak itu, juga, bangun dan mulai memutar-mutar pistol dia di sekitar ujung jarinya. Seperti biasa, dia mulai meneriakkan logat-logat provokatif tetapi setelah penampilan yang curang secara ekstrim dari 12 tembakan secara cepat sebelumnya, sangat diragukan jika seseorang yang memutuskan untuk menantang dia akan muncul.
"...fuu."
Aku mengeluarkan sebuah nafas dan keluar dari area game dari pintu keluar di sisi kiri.
Pada saat itu, dari audiens orang-orang yang telah berkalilipat pada suatu titik tertentu, sebuah putaran kegemparan muncul. Suara-suara mengatakan hal-hal seperti 'apakah tadi barusan', 'siapakah orang itu' berkumpul bersama.
Dari ujung kumpulan orang-orang, perempuan dengan rambut berwarna air itu, setengah jogging, buru-buru ke diriku dan dengan kedua matanya tidak sengaja terbuka lebar seperti sebuah kucing, menatap padaku. Setelah beberapa detik, sebuah suara yang tercampur-aduk dan putus-putus mengalir keluar dari bibir dia.
"... Kamu, refleks seperti apa yang kamu punya...? Momen terakhir itu, di depan mataku... Kamu menghindari sinar-sinar laser dari kejauhan dua meter... Meskipun, pada jarak itu, sudah hampir tidak ada jarak waktu antara garis prediksi lintasan peluru dengan tembakan yang sebenarnya..."
"Uh, ummm... itu karena..."
Aku ragu-ragu untuk sebentar memikirkan tentang bagaimana aku harus menjawab dan pada akhirnya, mengatakan.
"Itu karena, game menghindari peluru ini adalah sebuah game untuk memprediksi garis prediksi lintasan peluru kan?"
"Me... Memprediksi garis prediksi!?"
Teriakan mungil perempuan itu berjalan melewati udara di dalam toko. Semua audiens juga membuka mulut-mulut mereka dan jatuh terdiam.
.................................
Setelah beberapa menit, akhirnya, pada titik saat kumpulan orang-orang telah pecah menjadi grup-grup kecil, aku memutar leherku ke sini situ untuk melihat senapan-senapan di dalam etalase-etalase.
"Umm... Meskipun kalibernya lebih kecil dari sebuah pistol mitraliur, kenapa senapan serbu ini lebih besar?"
Aku mencoba pertanyaan simpel itu pada perempuan berhati baik yang berdiri di sampingku, tetapi tampaknya dia masih belum reda dari efek-efek tersisa dari syok itu, dan seperti seekor kucing yang telah melihat sesuatu yang biasanya ia tidak lihat, dia sedang menatap padaku dengan mata-mata yang tercampur dengan kewaspadaan dan keingintahuan.
"... Kamu bahkan tidak mengetahui sesuatu seperti itu dan kamu mempunyai sebuah kemampuan menghindar yang tidak terpikirkan... Kamu bilang kamu transfer kan? Game seperti apa yang kamu mainkan sebelumnya?"
"Uh, umm... Aku selalu di dalam sebuah game tipe fantasi..."
"Begitu... Ya sudah kalau begitu. Kalau kamu akan memasuki babak penyisihan BoB, ada sebuah kesempatan untuk memperlihatkan aku bagaimana kamu sebenarnya bertarung. Sekarang, apa tadi, alasan senapan serbu ini memiliki kaliber kecil? Itu mulai dari M16-nya Amerika, dengan konsep desain perluru berdiameter kecil berkecepatan tinggi yang berdasarkan pada akurasi dan penekanan pada kekuatan penembusan..."
Pada titik itu, tiba-tiba menutup mulutnya, perempuan itu cemberut seperti dia merasakan kepahitan dari kata-katanya sendiri. Tetapi reaksi aneh itu juga hilang dalam sekejap dan dengan langsung, sebuah senyum yang lebih tenang mengambil tempatnya.
"... Hal seperti itu tidak penting kan? Sekarang, ayo buru-buru dan selesaikan belanjamu."
"I...Iya. Ayo."
Sambil aku dengan ragu-ragu mengangguk, dia memutar pandangan dia dari aku dan mulai dengan pelan berjalan di depan sebuah etalase.
"Setelah mendapatkan lebih dari 300K, aku pikir kamu bisa membeli sesuatu yang cukup bagus tetapi... karena itu tergantung pada apa yang disukai orang itu dan akan berkomitmen sampai akhir, hal yang pertama adalah untuk mengetahui itu."
"Berkomitmen pada...?"
Aku mengikuti perempuan itu dan melihat-lihat sekitar pada semua senapan-senapan yang berkilau hitam tetapi, tidak ada 'ping' yang muncul. Itu adalah natural, karena berdasarkan pengetahuanku tentang senapan-senapan, berakhir pada 'untuk pistol, ada revolver-revolver dan senjata otomatis'.
Sambil merintih, sebelum aku tahu, kita sudah sampai pada akhir dari etalase-etalase yang terbaris di dalam toko tanpa celah apapun. Karena telah sampai begini, aku akan meninggalkan pada perempuan itu untuk memutuskan——— adalah apa yang aku pikirkan saat sesuatu yang aneh memasuki area penglihatanku.
Di pojok sebuah etalase yang panjang, sesuatu yang jelas berbeda dari sebuah senapan, beberapa barang metal, seperti sebuah tabung terbaris.
Barang-barang itu tiga sentimeter diameternya dan sekitar dua puluh lima sentimeter panjangnya. Pada satu sisi, sebuah perlengkapan metal tetap seperti sebuah pengait tali untuk mendaki gunung tergantung, pada sisi yang lain sedikit lebih tebal dan pada pusatnya, ada sebuah lubang hitam seperti sebuah bolongan pada colokan listrik.
"Umm... Apa ini?"
Mendengar aku, perempuan itu memberi sebuah tatapan sekilas dan angkat bahu seperti ada sebuah kekakuan pada pundak dia.
"Ah... Itu adalah sebuah 'Kouken'."
"Ko-Kouken?"
"Pedang cahaya, ditulis sebagai 'Kouken'. Nama sebenarnya adalah «Photon Sword» tetapi semua orang biasa menyebutnya 'Laser Blade' atau 'Light Saber' atau 'Beam Saber'."
"Pe-pedang!? Di dalam dunia ini, ada sebuah pedang?"
Aku bergegas ke etalase itu. Karena dia baru bilang sekarang, pedang itu benar-benar menyerupai senjata pada sebuah film sains fiksi tua yang digunakan oleh para ksatria yang melindungi aturan alam semesta.
"Ada tetapi, dalam semua kepraktisannya, tidak ada orang yang memakainya."
"Ke... Kenapa tidak?"
"Ya, itu karena, jika kamu tidak bergerak sampai jarak dekat, kamu tidak bisa memukul, dan untuk mencapai sedekat itu, tanpa ragu, kamu akan menjadi seperti sebuah sarang madu terlebih dahulu..."
Perempuan itu menghentikan kata-katanya di situ dan dengan bibirnya sedikit terbuka, menatap padaku.
Hampir menyengir, aku langsung tersenyum dan merespon.
"Dengan kata lain, tidak apa-apa asal aku bisa mendekat, kan?"
"Te-Tetapi, meskipun kemampuan menghindarmu menakjubkan, melawan sebuah senapan full otomatis... ah."
Saat perempuan itu masih belum selesai berbicara, dengan jariku, aku menekan pada pedang dengan lapisan warna hitam metalik yang aku sukai. Aku memilih [BELI] pada pilihan-pilihan di menu yang muncul dan dengan kecepatan yang hebat, seorang NPC pedagang di toko bergegas kemari dengan sebuah senyuman, memperlihatkan sebuah objek seperti sebuah panel metalik. Aku sadar bahwa scanner dengan permukaan warna hijau itu yang berada di tengah-tengah papan adalah sama seperti kasir yang ada di game sebelumnya dan menekan padanya dengan telapak tangan kananku.
Efek suara dari kasir uang itu berbunyi dengan gembira, dan panel itu menunjukkan sebuah pedang foton hitam muncul dengan sebuah efek suara *fuun*. Aku mengambilnya, dan pedagang toko itu mengatakan 'terima kasih untuk pembelian anda~' dan membungkuk sebelum kembali kepada posisi dia.
"... Ahh, aku membelinya."
Perempuan itu memandangku sekilas dari 45 derajat ke kanan dan mengatakan ini,
"Tentu saja, semua orang mempunyai gaya bertarung pribadinya sendiri."
"Iya. Kalau telah terjual, itu berarti itu pasti bisa digunakan, meskipun jika itu adalah pedang ini."
Aku menjawab sambil aku menggunakan tangan kananku untuk memegang erat pada senjata berbentuk silinder pendek itu, dan lalu membawanya tepat di depanku. Aku menggunakan jempolku untuk menekan sebuah tombol, dan dengan suara rendah *Guun*, sebuah energi pedang biru keunguan merambat keluar sambil mencapai kepanjangan kira-kira 1 meter, menerangi seluruh tempat.
"Oohh."
Aku tidak bisa menahan untuk mengatakan itu. Aku telah menggunakan pedang-pedang dengan ukuran yang berbeda-beda sampai sekarang, tetapi ini pertama kalinya pedang yang aku sedang gunakan terbuat dari cahaya murni.
Aku menatap padanya sejenak, dan menemukan bahwa pedang itu sendiri tidak mempunyai arah apapun karena seluruh bagian melingkarnya itu persis seperti sebuah silinder yang panjang dan tipis. Aku mencoba untuk mengayunnya secara horizontal, dan lalu menggunakan sword skill satu-tangan yang aku kenal di dalam SAO bahkan tanpa bantuan sistem, bernama 'Vertical Square'.
'*Bu-n*, *buon*, pedang cahaya itu mengeluarkan sebuah suara yang menarik sambil pedang itu memotong pada udara dalam lintasan-lintasan yang rumit sebelum akhirnya berhenti. Tentu saja, tanganku tidak merasakan tahanan apapun karena berat dari pedangnya.
"Heh—"
Perempuan itu bertepuk tangan beberapa kali di sampingku dan menunjukan tampang terkejut.
"Kamu benar-benar terlihat seperti seorang jagoan di sini. Apakah itu sebuah skill dari sebuah dunia fantasi...? Sepertinya aku tidak bisa meremehkanmu, huh?
"Tidak, tidak begitu... tetapi ini benar-benar ringan."
"Tentu saja. Senjata ini tidak mempunyai kelebihan lain selain dari menjadi senter. Baiklah— Kalau kamu ingin menggunakan itu sebagai senjata utamamu, lebih baik untuk mempunyai sebuah SMG atau sebuah pistol sebagai senjata sampinganmu. Kamu harus mengendalikan musuhmu jika kamu ingin mendekat."
"...Begitu. Itu benar."
"Berapa banyak yang kamu masih punya?"
Aku memanggil jendelanya. 300,000 creditku telah turun menjadi 150,000 credits. Aku mengatakan jumlahnya, dan perempuan itu mengedip sebelum mengangkat bahu.
"Uhe, jadi sebuah pedang cahaya itu begitu mahal? 150k tersisa... Kamu harus mempunyai uang untuk membeli peluru-peluru dan perlengkapan-perlengkapan perlindungan. Kelihatannya kamu hanya bisa membeli sebuah pistol."
"Aku meninggalkan sisanya kepada kamu kalau begitu."
"Jika kamu ingin ikut serta dalam BoB, lebih baik untuk memiliki sebuah senjata yang kuat... Jika kamu ingin menahan musuhmu, seharusnya lebih penting untuk mementingkan akurasi daripada kekuatan... Hmm..."
Perempuan itu batuk kering sambil dia dengan pelan bergerak menuju ke sebuah lemari dengan setumpuk pistol-pistol di situ. Akhirnya, dia menunjuk pada salah satu dari pistol-pistol itu dan mengatakan,
"Kamu akan kehabisan uang jika begini, tetapi «FN Five-Seven» ini seharusnya cukup bagus."
Jari tipis dia menunjuk pada sebuah pistol otomatis kecil dengan pegangan bulat yang halus.
"Five...seven?"
"Angka itu bermaksud pada kalibernya. Yaitu 5.7mm, dan sedikit lebih kecil daripada bullet Parabellum 9mm yang normal, tetapi bentuknya mirip dengan peluru sniper, jadi akurasinya dan kemampuan menusuknya cukup baik. Itu adalah sebuah peluru unik, jadi peluru itu hanya bisa dibagi dengan senapan serbu «P90» yang juga dibuat oleh FN, tetapi aku pikir tidak apa-apa karena kamu hanya memiliki pistol ini..."
"Be-begitu..."
Dengan mendengar sebuah penjelasan yang tak terkendali dari dia, aku sekali lagi merasa sedikit tertarik pada perempuan dengan rambut biru muda ini.
GGO adalah sebuah game di mana jenis kelaminnya itu tetap, jadi dia pasti seharusnya seorang perempuan di kehidupan nyata, tetapi aku benar-benar tidak bisa mengatakan ras atau umur dia. Apa yang aku bisa katakan dari perasaan instingku adalah bahwa umur dia seharusnya kira-kira sama dengan aku.
Karena sedang memainkan MMORPG ini, adalah natural untuk kenal dengan item-item di dalam game. Seperti saat Asuna dan Lyfa sedang menyebutkan pedang-pedang dan magic dalam ALO. Hal itu tidak akan berakhir tanpa berbicara untuk 50 menit.
Tetapi— untuk beberapa alasan, aku merasa bahwa 'senapan' itu dan hal-hal itu adalah sepenuhnya berbeda. Juga, aku dengar bahwa kebanyakan dari senapan-senapan yang muncul di dalam GGO adalah senjata-senjata yang ada di kehidupan nyata. Dan juga, jenis senjata seperti ini akan dengan mudah membuat seseorang berpikir tentang pertumpahan darah dan pembunuhan. Perempuan ini yang dari umur yang sama dengan aku akan benar-benar dive ke dalam dunia seperti itu, dan akan terus bertarung sampai dia menjadi seorang pemain veteran yang mengerti semua senapan-senapan. Aku cukup tertarik pada motivasi dia dan tenaga yang menggerakkan dia untuk memainkan game ini...
"Oi, apakah kamu mendengarkan?"
"Ah, i-iya."
Aku buru-buru membubarkan pikiran-pikiranku dan menganggukkan kepalaku.
"Aku akan beli ini kalau begitu. Apakah ada hal lain yang aku perlu beli?"
Aku membeli pistol «Five-Seven» yang dia rekomendasikan, dan juga membeli tempat-tempat peluru pra-persiapan, sebuah jaket anti-peluru tebal, sebuah tipe pinggang «Optical Gun Shielding Field» dan perlengkapan kecil lain. Setelah aku selesai dengan pembelianku, 300,000 credits yang aku dapatkan pada game menghindar itu sudah menguap menjadi asap.
Aku merasakan berat dari pedang cahaya di pinggang kananku dan «Five Seven» di pinggang kiriku sambil aku berjalan keluar dari toko, dan saat aku pergi keluar, aku menemukan bahwa langit matahari terbenam sedang sedikit demi sedikit memerah.
"Maaf karena telah menundamu untuk sangat lama. Terima kasih banyak."
Aku menundukkan kepalaku dan mengatakan terima kasih. Perempuan itu tersenyum di bawah syalnya dan menggelengkan kepalanya sebelum mengatakan,
"Tidak, aku tidak memiliki apa-apa untuk dilakukan sebelum babak penyisihan... Ah."
Perempuan itu berhenti setengah jalan saat dia berbicara, dan buru-buru melihat pada pencatat waktu yang besar dan tebal di tangan kiri dia.
"Sial. Registrasi tutup pada jam 3. Wah, aku mungkin tidak akan sampai ke situ meskipun jika aku lari ke vila Presidensial..."
"Eh, kamu juga akan mendaftar sekarang?"
"Iya."
Telah terpengaruh oleh perempuan ini yang memberi sebuah muka pucat, aku melihat pada jam digital yang telah aku beli. Waktu di situ menunjukkan— 14:51.
Aku melihat ke atas dan dengan panik bertanya,
"La-Lalu, tidakkah ada sebuah skill gerakan teleportasi atau sesuatu seperti itu? Seperti sebuah item transportasi atau mantra atau suatu kekuatan super atau sesuatu!?"
"Aku akan memberitahumu sambil kita lari!"
Setelah meneriakkan itu, perempuan itu buru-buru berputar balik dan lari menuju ke bagian utara dari jalan raya. Aku buru-buru mengikuti syal yang berlayangan itu dan menghabiskan beberapa detik untuk menyusul dia. Dia memandang padaku dan berkata dengan sebuah suara yang cemas,
"...Hanya ada satu jenis gerakan instan di GGO. Itu adalah saat kamu bangkit kembali setelah kamu mati. Area pembangkitan kembali di Gurokken adalah di vila Presidensial, tetapi HP pasti tidak akan berkurang di jalan-jalan raya, jadi kita tidak bisa menggunakan teknik itu..."
Kita berlari lurus menuruni jalan-jalan di mana ada NPC-NPC dan pemain-pemain, dan perempuan itu melanjutkan menjelaskan kepadaku dari waktu ke waktu. Juga, aku harus menggunakan seluruh tenagaku hanya untuk berlari dengan dia. Aku tidak bisa terbiasa dengan garis visual yang lebih lemah daripada ALO, dan dia sedang berlari dengan sangat cepat. Kecepatan itu lebih dari gerakan dia yang halus daripada bantuan dari kemampuan dia, dan aku bisa mengatakan bahwa dia sepenuhnya telah terbiasa dengan gerakan setelah dia dive.
Perempuan itu melihat lagi pada jam di tangannya dan menunjuk pada sebuah jalan di depan sebelum mengatakan,
"...Vila Presidensial ada di situ. Di ujung utara dari jalan ini, jadi masih ada 3km. Untuk mengoperasikan mesin registrasi akan membutuhkan 5 menit, jadi jika kita tidak sampai di situ dalam tiga menit...!"
Aku melihat pada jalan utama yang terentang, dan menemukan bahwa ada sebuah menara besar yang memancarkan cahaya merah karena matahari yang terbenam. Ini adalah sebuah jalan yang lurus, tetapi meskipun jika kita berlari dalam kecepatan 1km/min sambil menghindari orang-orang, akan sangat susah di dalam dunia VR meskipun jika kita tidak bisa terengah-engah.
Jika aku tidak bisa mendaftar tepat waktu, hal itu akan berarti karena aku tidak melakukan investigasiku dengan benar, tetapi jika perempuan berambut biru muda di sampingku ini tidak menolongku, dia melakukan hal ini dengan mudah. Merasa sedikit bersalah, aku memandang pada dia dan melihat dia mengertakkan giginya. Sisi dari wajah dia menunjukkan keputusasaan, dan sebuah suara kecil yang datang dengan suara pernafasan virtual dapat terdengar.
"...Tolong...Tolong, harus sampai..."
—Aku pikir bahwa untuk perempuan ini, babak penyisihan dari 'Bullet of Bullets' yang akan diadakan bukan hanya sekedar permainan, tetapi sesuatu dengan arti yang besar di belakangnya. Pasti ada sebuah alasan kenapa dia harus ikut serta dalam turnamen ini...
Setelah aku sadar akan hal ini secara insting, aku buru-buru melihat sekitar, berharap menemukan suatu cara untuk sampai ke vila Presidensial yang sangat jauh dalam 3 menit.
Pada saat ini, sebuah papan iklan muncul di depan mataku.
Pada lapangan lebar di kiri, ada tempat parkir yang melebar setelah beberapa waktu. Ada 3 kendaraan mini yang berwarna merah, kuning dan biru, dan tepat di dalamnya pada panel atas kiri, ada kata-kata «Rent-A-Buggy» dalam papan Neon. Tentu saja, aku langsung tahu apa yang dimaksud dengan itu.
"...Yang itu!"
Aku dengan tergesa-gesa memegang tangan kiri perempuan itu dan mulai mengubah arah. Perempuan itu mengeluarkan sebuah 'Eh!?' dalam syok, dan hampir melayang saat aku memegang dia, tetapi kita tetap bergerak melewati para orang-orang di jalan dan lari menuju parkiran mobil dengan papan «Rent-A-Buggy!».
Kendaraan-kendaraan yang terbaris di dalam semuanya adalah buggy, masing-masing memiliki sebuah roda di depan dan 2 roda di belakang. Aku meninggalkan perempuan itu di dalam buggy merah yang terparkir di depanku dan melompat ke kursi depan. Aku menemukan sebuah scanner sidik jari di bawah panel meteran yang mirip dengan yang aku lihat saat aku sedang beli-beli, taruh tangan kananku di situ, dan mesinnya langsung mulai dengan sebuah suara kasir.
Untungnya, bagian depan dari buggy itu sama persis dengan bagian depan sepeda motor, dan sepenuhnya manual. Aku memegang erat pada pegangannya dan menancap gas tanpa berkata apapun. Saklar kontak di dalam mengeluarkan sebuah raungan, dan roda depan dari buggy itu naik ke atas sebelum meluncur masuk ke jalan seperti sebuah peluru.
"KYAH...!"
Aku mendengar sebuah teriakan lucu di kursi belakang, dan dua lengan kecil terikat pada pinggangku.
"Pegang yang erat!"
Meskipun mungkin sudah terlambat untuk mengatakan itu, aku meneriakkannya, dan setelah sebuah belokkan ke kanan di mana roda-rodanya benar-benar menghanguskan permukaan jalannya, aku menancap gas sampai ke kecepatan maksimum sesaat kita sampai di jalan. Setelah mengganti gigi beberapa kali, meterannya akhirnya melewati 100km, aku benar-benar merasa lega bahwa aku tidak menaiki sebuah skuter elektrik tetapi sebuah sepeda motor tua dengan seleksi gigi manual di dunia nyata.
Sambil aku melanjutkan menghindari kendaraan-kendaraan beroda 4 dari masa depan yang datang di jalan, aku terus mengganti gigi-gigi, dan mendengar perempuan itu berteriak ke dalam kuping kananku,
"Ke...Kenapa!? Buggy ini sangat susah untuk dikendarai. Bahkan tidak ada begitu banyak pemain laki-laki yang bisa mengendarainya dengan lancar...!"
—Maaf, tetapi aku adalah salah satu dari beberapa pemain-pemain laki-laki itu yang menjadi pengecualian.
Tetapi di dalam situasi seperti itu, tentu saja aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya, jadi aku hanya bisa menyembunyikannya dengan samar dan mengatakan,
"Tidak... tidak juga, aku pernah memainkan sebuah game tipe balapan sebelumnya... Woah!"
Bus besar di depan tiba-tiba berubah jalur, dan aku hanya bisa menggunakan roda-roda belakang untuk melayang sepenuhnya untuk menghindarinya. Setelah menurunkan gigi, aku sekali lagi menancap gas sebelum melewatinya. Bahkan, pada masa di mana tahun 2025 akan segera berakhir, cukup masuk akal bahwa tidak banyak orang memiliki pengalaman mengendarai sebuah sepeda motor kuno manual. Pada dasarnya, standar untuk latihan pada institut-institut pelatihan adalah skuter elektrik. Aku mendapatkan sepeda motorku karena seorang kenalan dari Egil bersedia untuk memberinya kepadaku secara gratis, itulah kenapa aku bekerja sangat keras untuk mendapatkan lisensi medium yang memperbolehkan kendaraan-kendaraan manual. Tetapi, beberapa waktu setelah mengambil sepeda motor itu yang dibuat dari Thailand, aku sadar bahwa ini dimaksudkan untuk menyimpan uang si pemilik itu agar dia tidak usah membuangnya. Itu karena dikatakan bahwa kendaraan-kendaraan dengan mesin gas tidak akan diperbolehkan lagi dalam beberapa tahun...
—Saat aku sedang memikirkan tentang hal ini, sebuah tawaan tiba-tiba terdengar dari belakang, dan aku menjadi syok sebagai akibatnya.
"Ahaha... enak sekali. Sangat menyenangkan!"
Aku menghabiskan banyak waktu hanya untuk tersadar bahwa suara ini adalah milik dari perempuan bermata kucing itu. Tidak terpikirkan bahwa seorang perempuan yang sedikit tegang dan kesepian untuk mengeluarkan tawaan seperti itu.
"Hey, ayo... lebih cepat!"
Setelah mendengar suara perempuan itu, aku memandang pada vila Presidensial yang besar itu yang sejauh 1km, dan menjawab 'OK!'. Aku menundukkan kepalaku dan mengganti gigi pada injakan kaki ke maksimum. Mesinnya mengeluarkan sebuah raungan *KA-A-A-A-A-A-AN*, dan speedometer menunjukkan kira-kira 200km.
Pada kecepatan ini, hanya akan membutuhkan beberapa detik untuk melewati 1km.
Tetapi sorakan yang dibuat perempuan ini dalam waktu yang pendek ini meninggalkan sebuah kesan yang dalam di padaku.
Pada tangga yang membimbing ke anak-anak tangga yang lebar dalam vila Presidensial, aku memarkirkan buggynya secara paralel dan berhenti.
Aku melihat pada jam tanganku, dan masih ada sedikit lebih dari 5 menit sampai jam 3.
"Kita pasti akan sampai! Ke sini!"
Perempuan itu yang melompat dari kursi belakang memegang tangan kananku dan lanjut berlari. Sisi dari wajahnya kembali lagi menunjukkan sebuah ekspresi yang tajam seperti sebuah mata pedang yang tajam— tidak, seperti sebuah senapan mesin berkekuatan tinggi.
Setelah mendaki untuk kira-kira 20 anak tangga, sebuah menara yang besarnya luar biasa berdiri di depanku. Menara itu memiliki sebuah plaza yang panjang dan sempit yang kelihatan sederhana pada kedua sisi, dan aku bisa melihat sebuah piringan bulat yang terlihat seperti sebuah antena atau pelat radar.
"Inilah Vila Presidensial, biasanya dipanggil jembatan. Tempat di mana kamu memulai game ini dari adalah «Memorial Hall», dan itu ada di sisi lain."
Perempuan itu menarik tanganku sambil mengatakan itu.
"Jembatan? Jembatan penyeberangan...?"
Aku bertanya, dan perempuan itu memiringkan kepalanya sedikit dan menjawab,
"Bukan sebuah jembatan penyebarangan, tetapi sebuah 'jembatan navigasi', aku pikir? Gurokken adalah pos komando dari sebuah kapal luar angkasa, jadi itu memiliki nama seperti itu."
"Kapal luar angkasa...Ahh, jadi itu kenapa kota ini panjang."
"Iya. Nama aslinya adalah «Space Battle Cruiser» atau «SBC» untuk pendeknya. Pendaftaran untuk partisipasi atau hal-hal lain yang terkait dengan game diadakan di sini."
Sambil dia menjelaskan sampai ke sini, kita kebetulan melewati sebuah menara besar, pintu masuk lantai pertama dari jembatan.
Di dalam itu ada sebuah ruangan bulat yang cukup luas.
Tiang-tiang bulat yang terbaris dalam sebuah bentuk silang memanjang hingga ke atap, dan agak terlihat futuristik. Pada tembok yang mengitari, ada layar-layar tipis besar yang ada di sekitar, menunjukkan iklan-iklan tentang berbagai jenis aktivitas dan perusahaan-perusahaan nyata sambil mereka menghujankan warna-warna utama. Tentu saja, yang paling terang dari itu semua adalah video promosional dari «Bullet of Bullets ke-3».
Tetapi sekarang, aku tidak memiliki waktu untuk menikmati ini sambil perempuan itu menarik aku dan terus berjalan ke sebuah pojokan yang terletak di kanan dalam.
Ada beberapa mesin panjang di samping tembok, dan mereka semua terlihat seperti ATM di sebuah toko serba ada atau platform multimedia.
Perempuan itu membawaku ke depan sebuah mesin dan dengan cepat mengatakan,
"Daftarlah di sini. Ini sama seperti sebuah layar sentuh normal. Apakah kamu tahu cara memakainya?"
"Haa, aku akan mencobanya."
"OK, aku akan mendaftar di situ. Jika ada sesuatu yang kamu tidak paham, tanya aku."
Setelah mengatakan itu, perempuan itu berjalan maju menuju sebuah mesin sekitar yang terpisah oleh sebuah papan.
Layar utama menunjukkan kata-kata «SBC Gurokken Presidential Villa», dan yang mengejutkan adalah bahwa semua kata-kata di dalam telah dikonversi menjadi Jepang. Sebelum dive, aku mengecek melalui website yang resmi dari GGO di dunia nyata melaui internet, dan benar-benar terepotkan dengan kata-katanya yang semuanya dalam Bahasa Inggris. Tetapi, tampak bahwa game itu sendiri telah dilokalisasi sedikit ke suatu tingkat.
Aku menggunakan ujung-ujung jariku untuk menggulir menu ke bawah, dan langsung menemukan tombol untuk mendaftar ke Bullet of Bullets ke-3. Tentu saja, aku langsung memencet tombol itu, dan layar itu langsung memunculkan sebuah formulir di mana aku harus memasukkan namaku, pekerjaanku dan berbagai jenis keterangan-keterangan. Masih ada 180 detik lagi.
Karena ini adalah sebuah game, paling tidak nama karakter akan secara otomatis terketik, dan juga, apa pekerjaanku dan lain-lain... Aku terus menggerutu sambil aku melihat pada formulir itu, tetapi aku langsung menemukan bagian kosong yang paling mengejutkan.
Di situ tertulis 'Dalam kotak di samping, tolong masukkan nama asli kamu beserta alamatnya. Tentu saja, kamu bisa ikut serta dalam akitivitas ini dengan meninggalkan kotak ini kosong atau dengan memasukkan sebuah alamat palsu, tetapi kamu tidak akan bisa mendapatkan beberapa hadiah-hadiah teratas."
Hal ini menyebabkan jari-jariku tiba-tiba berhenti. Tujuan utamaku adalah untuk memperlihatkan diriku sebanyak mungkin di dalam turnamen dan membiarkan diriku menjadi target «Death Gun», istilah «hadiah» menyebabkan jiwaku sebagai seorang gamer MMO untuk ragu-ragu. Itu karena hadiah-hadiah pada saat ini adalah perlengkapan langka yang biasanya tidak bisa didapatkan dalam game.
Sambil jariku tertarik pada panel nama itu dan bersiap untuk mengetik 'K' untuk 'Kirigaya' pada keyboard hologram, aku akhirnya memaksa diri untuk tidak melakukan hal itu.
Aku tidak datang ke sini untuk bermain. Prioritasku adalah untuk bertemu dengan pemain misterius ini «Death Gun» dan menentukan apakah kemampuannya itu adalah asli atau palsu. Jika «Death Gun» benar-benar memiliki sebuah kemampuan seperti itu, tidaklah bijak untuk memperlihatkan keterangan-keterangan asliku di dalam game ini. Aku tidak bisa menolak kemungkinan bahwa «Death Gun» adalah seseorang di dalam perusahaan pengoperasian, dan bahwa ada kemungkinan kalau dia bisa membaca seluruh catatan log in seluruh pemain.
Aku akhirnya mengesampingkan godaan untuk hadiah langka itu, dan hati yang berdarah di dalamku meninggalkan semuanya kosong sebelum memencet tombol kirim di bagian paling bawah.
Layarnya berubah lagi, dan sebuah teks paragraf memperlihatkan bahwa aku telah teregistrasi dengan sukses, dan lalu menunjukkan waktu untuk ronde pertama dari babak penyisihan. Tanpa diduga, hari itu adalah hari ini— 30 menit dari sekarang.
"Apakah kamu sudah selesai?"
Perempuan dengan rambut biru laut itu tiba-tiba bertanya dari sampingku. Kelihatannya dia sudah menyelesaikan registrasinya dengan sukses. Dengan itu, aku menenangkan diri dan menganggukan kepalaku.
"Iya, akhirnya selesai. Terima kasih banyak...dan...maaf karena telah merepotkanmu sangat banyak."
Setelah mendengar permintaan maafku, perempuan itu tersenyum.
"Tidak apa-apa. Aku cukup bahagia dalam perjalanan dengan buggy itu barusan. Ngomong-ngomong, ada di grup apa kamu?"
"Umm..."
Aku sekali lagi melihat kembali pada layarnya dan menjawab,
"Aku di Grup F, nomor 37."
"Ah...begitu. Kita mendaftar pada waktu yang sama, jadi aku juga di dalam grup F. Aku juga nomor 12... baguslah, meskipun jika kita bertemu di final."
"Kenapa kamu bilang begitu?"
"Jika kita bisa masuk ke final dari babak penyisihan, kita bisa masuk ke dalam battle royale di final baik jika kita kalah maupun menang. Mungkin sekali kita berdua bisa mendapat hak untuk ikut serta di dalam battle royale. Tetapi, jika kita benar-benar bertemu di final dari babak penyisihan..."
Mata-mata seperti kucing miliknya itu bersinar, dan lalu dia mengatakan,
"Aku tidak akan menahan diri."
"Ahh... begitu. Jika kita bertemu, aku pasti akan melakukan yang terbaik."
Aku tersenyum dan menjawab sebelum mengganti layarnya kembali ke layar utama. Lalu, aku menanyakan sebuah pertanyaan,
"Ngomong-ngomong, ini adalah sebuah game luar negeri, tetapi mesin-mesin di sini semuanya sudah dilokalisasi ke Jepang. Tetapi website resminya dalam bahasa Inggris..."
"Ahh... Perusahaan pengoperasian, «Zasker», adalah sebuah perusahaan Amerika, tetapi kelihatannya ada beberapa orang Jepang di tengah-tengah orang yang bekerja pada Server Jepang. Tetapi... kamu harus tahu bahwa baik itu Jepang ataupun Amerika, GGO ada di area abu-abu saat terkait dengan hukum."
"Itu karena dari «Money Trading System»."
Setelah mendengar responsku, perempuan itu memberi sebuah senyuman yang sedikit masam sambil dia menganggukkan kepala dia.
"Betul sekali. Pada suatu pandangan tertentu, ini adalah sebuah kasino yang dijalankan secara privat. Dengan itu, website resmi hanya akan memberi informasi yang paling dasar dan tidak akan memperlihatkan di mana perusahaan pengoperasiannya berada. Juga, hal-hal seperti manajemen karakter-karakter, konversi uang ke akun bank elektronik dan semua hal-hal yang berhubungan dengan game hanya bisa dilakukan di dalam game."
"Aku hanya bisa mengatakan... Game ini benar-benar melakukan hal-hal secara berlebihan."
"Karena itu tempat ini bisa dikatakan juga sebagai sebuah dunia yang sepenuhnya berbeda dengan dunia nyata...tetapi karena hal ini, aku merasa bahwa aku yang sekarang dengan aku yang di kenyataan adalah dua orang yang benar-benar berbeda..."
Aku merasa bahwa ada sebuah bayangan di dalam mata perempuan itu, dan aku mengedipkan mata untuk beberapa saat, merasa bingung.
"...?"
"I-itu bukan apa-apa, maaf. Kita sebaiknya pergi ke arena babak penyisihan kita— tempat itu tepat di bawah tempat ini. Apakah kamu siap?"
"Ehh."
Aku menganggukkan kepalaku, dan perempuan itu sekali lagi memegang tanganku dan mengatakan 'di sini' sebelum berjalan masuk ke dalam lantai pertama dari ruangan vila Presidensial ini. Ada beberapa elevator di tembok, dan jari-jari tipis perempuan itu menekan pada tombol ke bawah di samping pintu elevator di paling kanan.
Pintunya langsung terbuka, dan perempuan itu masuk sebelum menekan pada tombol «B20F». Kelihatannya ada banyak ruang untuk bergerak ke atas dan bawah. Badanku benar-benar merasa seperti sedang turun dan melambat, dan pintu terbuka.
Saat aku melihat kegelapan di luar pintu— Nafasku langsung hilang.
Tempat itu adalah sebuah setengah kubah yang seluas ruangan lantai pertama. Hanya ada sangat kecil cahaya di dalam, hanya beberapa lampu tembok terpasang dalam bingkai-bingkai metal memancarkan cahaya redup.
Lantai atau pilar-pilar memancarkan baik kilapan hitam dari lantai metal atau warna teh hijau dari kabel-kabel yang bertautan. Tembok dari kubah besar itu memiliki beberapa meja sederhana, dan atapnya memiliki banyak panel hologram besar. Tetapi sekarang, apa yang aku lihat hanya menunjukkan kegelapan total. Hanya ada kata-kata dalam merah tua 'Babak Penyisihan BoB 3' dan sebuah timer hitung mundur yang sisanya kira-kira 28 menit.
Tetapi, yang membuatku gelisah bukanlah pemandangan-pemandangan ini ataupun BGM lagu metal yang bermain.
Lebih tepatnya, aku agak tidak nyaman dengan bayangan-bayangan hitam yang berkumpul di meja-meja dekat tembok atau yang sedang berada tepat di samping pilar metal— keberadaan yang mereka pancarkan.
Kita berada di sebuah game, tetapi tidak satu orangpun yang sibuk berteriak-teriak. Mereka sedang berbisik-bisik dengan sesama atau berdiri sendiri di sekitar. Aku bisa mengatakan bahwa mereka adalah partisipan dari babak penyisihan BoB yang akan segera dimulai, dan aku tahu bahwa mereka semua sudah sepenuhnya terbiasa dengan dunia virtual ini. Mereka adalah pemain-pemain VRMMO yang benar-benar veteran.
—Tidak, sesuai dengan total waktu aku telah dive, aku tidak merasa ada orang di sini yang sudah telah dive lebih lama daripada aku. Aku telah log in sepanjang waktu dalam dua tahun itu, baik 2 tahun yang lalu maupun tahun lalu.
Tetapi, masing-masing pemain memiliki «Play Style» mereka sendiri. Seperti aku, aku spesialisasi di PvE, dan ada pemain-pemain yang benar-benar kebalikan daripada aku. Mereka adalah orang-orang yang sangat bergairah tentang PvP. Dari pandangan tajam yang mereka beri dari helm-helm mereka yang tidak memiliki rasa keberatan apapun dari sebuah helm besi berat, aku tahu bahwa orang-orang ini mati-matian mencoba untuk mendapatkan informasi tentang ini.
Aku tidak banyak bertarung dengan pemain-pemain, sejak ALO berpindah ke perusahaan pengoperasiannya pada musim semi tahun ini. Dalam sela waktu yang jauh dan terlalu panjang itu, aku pasti telah kehilangan sentuhan dalam PvP, dan bagaimana lirikan-lirikan yang diberikan oleh orang-orang ini terasa sangat memberati adalah bukti dari itu.
—Orang-orang ini, tugas ini lama kelamaan mulai bertambah sulit, Kikuoka-san.
Tanpa disadari membisikkan hal ini jauh di dalam hatiku, siku kananku tiba-tiba didorong. Setelah melihat ke samping, aku menemukan seorang perempuan dengan rambut biru muda sedang memberi sebuah tampang terkejut.
"...Ada sesuatu?"
"Bu, bukan apa-apa..."
Setelah aku buru-buru menjawab dengan lembut, perempuan itu menganggukkan kepalanya sedikit dan balas membisik,
"Ayo kita ke toilet dulu. Lagipula kamu juga harus mengganti bajumu ke baju perang yang kamu barusan beli."
Dan lalu, dia mulai bergerak di sekitar para pemain. Kakinya sedang bergerak secara biasa, dan aku tidak merasakan ketegangan apapun dari dia. Tetapi, ini bukan karena orang-orang di sekitar kita mengabaikan keberadaan kita. Lirikan-lirikan yang diberi oleh grup orang-orang ini kepada dia ada sangat banyak hasrat perang sampai tidak bisa dibandingkan dengan lirikan-lirikan mereka saat mereka melirik padaku. Bahkan seorang laki-laki yang menaruh sebuah senapan mesin yang besarnya menakutkan dengan sengaja mengosongkan barelnya dengan keras.
Tanpa diduga, perempuan ini memiliki keberanian yang hebat dan bisa mengabaikan tekanan yang sangat dahsyat. Aku merasa lebih terkejut lagi sambil aku mengejar syal kuning kotor itu.
Tidak ada meja-meja jauh di dalam kubah, tetapi malah, beberapa pintu metal yang sedingin es berbaris di situ. Perempuan itu membuka sebuah pintu dengan sebuah lampu hijau, memimpin aku masuk, menutup pintu di belakangku, dan menekan pada panel operasi dari dalam pintu itu. Dengan sebuah suara klik, indikatornya berubah menjadi merah.
Ada sebuah ruangan ganti baju yang sedikit sempit di dalam pintu. Tentu saja, tidak ada orang lain selain dari kita.
"...Fuu."
Setelah tiba pada pusat dari ruangan itu, perempuan itu mengeluarkan nafas sedikit dan lalu tampak sedang menggerutu.
"Benar-benar... sekumpulan orang-orang yang naif..."
"Ap...orang-orang na-naif? Apakah sedang membicarakan tentang orang-orang itu dengan hasrat membunuh yang dahsyat?"
Aku mengingat muka-muka orang-orang itu yang sedang merengut di dalam kubah, dan perempuan ini nampaknya menangani hal itu sebagai suatu fakta sambil dia menganggukkan kepalanya dan mengatakan,
"Iya betul. Mengeluarkan senjata utama mereka untuk menyombongkan diri 30 menit sebelum turnamen itu sudah sama seperti meminta orang lain untuk memikirkan cara-cara untuk menangani mereka."
"Ah...ahh..jadi begitu..."
"Kamu sebaiknya memakai light saber kamu dan Five-Seven hanya sebelum turnamen dimulai."
Perempuan itu tersenyum sambil mengatakan hal ini, dan setelah melihat aku menganggukkan kepalaku sedikit, dia berbalik.
Lalu, dia melakukan sesuatu yang lebih menakutkan daripada kata-kata yang dia telah katakan barusan.
Dia melambaikan tangan kanannya dan memanggil menu utama, dan langsung meng-klik padanya untuk melepaskan seluruh perlengkapan. Syal kuning kotor itu, jaket berwarna kari itu, celana kargo yang kendor dan T-shirt yang tidak berpola itu semuanya hilang secara sistematik.
Sekarang ini, perempuan itu hanya mengenakan baju dalam yang menutupi sebuah area kecil dan serat-seratnya menunjukkan kilapan kecil.
"U...uwaa!?"
Aku mengeluarkan suara yang serak dan dengan penuh ketakutan menggunakan tangan kananku untuk menutupi wajahku. Lalu, melalui celah-celah, aku melihat muka perempuan itu yang tak dapat dijelaskan.
"Apa yang kamu lakukan? Cepat ganti baju."
"O-ok, erm, itu..."
Bahkan saat menghadapi kejutan yang paling besar sejak aku dive ke dalam GGO, aku terus dengan mati-matian memikirkan cara-cara untuk menangani hal ini.
Dalam situasi ini, tidak ada banyak pilihan yang aku punya. Aku bisa mencari sebuah alasan untuk keluar dari ruangan ini, atau aku bisa lanjut dan berpura-pura sebagai seorang perempuan dan mengenakan perlengkapanku di atas pakaianku. Tetapi, kedua metode itu akan menipu perempuan ini yang telah banyak menolongku.
Dalam situasi gawat ini, aku hanya bisa mengertakkan gigiku dan membuat sebuah opsi ketiga sebelum perempuan ini melakukan tragedi paling mengerikan dengan melepaskan semua pakaiannya.
Aku menurunkan kepalaku secepat mungkin dan membiarkan kartu namaku termaterialisasi dari menu utama sebelum menyerahkannya kepada perempuan ini dengan kedua tanganku.
"Er, erm... Permisi! Aku belum memperkenalkan diriku sampai sekarang... Ini adalah siapa, bukan, apa diriku!"
"Eh? Ap...Apa?"
Aku merasakan kartu nama itu meninggalkan tanganku dengan sebuah suara yang membingungkan.
"Kiri...to. Fuun, itu adalah nama yang menarik.........tunggu......."
Aku, Kirito, tidak pernah mengikuti guild apapun, bukan, «squadron» di dunia ini, jadi pada kartu namaku, hanya ada nama— dan jenis kelamin.
"Laki-laki..... Erm, eh......!? Tetapi, kamu, begitu........"
Suara yang tercengang itu datang, dan pada bagian teratas dari penglihatanku, dengan kepalaku turun lurus ke bawah, aku bisa melihat sebuah kaki telanjang yang mungil dan kecil mengambil sebuah langkah ke belakang.
"Ini tidak mungkin.......se-seorang laki-laki......!? Dengan avatar seperti ini ........!?"
Dan lalu, ada sebuah keheningan.
Aku tidak tahan pada ketegangan dari atmosfir yang mengepung ruang ganti ini dan bersiap untuk mengangkat kepalaku.
Pada saat ini, sebuah objek putih dengan cepat terbang ke sini, dan setelah meledak pada sisi kiri dari mukaku, ada sebuah efek cahaya ungu.
Aku terus berputar seperti sebuah gasing karena impaknya, tersadar bahwa itu adalah telapak tangan dari perempuan itu setelah terjatuh pingsan di lantai dengan bintang-bintang.
"Jangan ikuti aku."
"Ta-tapi aku tidak tahu harus melakukan apa setelah itu..."
"Jangan ikuti aku."
"Ta-tapi aku tidak mengenal orang lain..."
"Jangan ikuti aku."
Sambil kita menjaga volume dari percakapan rendah kita, aku terus dengan mati-matian mengejar perempuan berambut biru muda itu di depanku.
Sekarang ini, dia sedang mengenakan sebuah jaket militer berwarna gurun pasir, armor anti-peluru yang mempunyai warna yang sama dan sepatu bot perang. Satu-satunya hal yang sama dengan pakaian jalanannya adalah syal yang ada di leher dia. Seperti saran yang dia telah katakan kepadaku, dia tidak mematerialisasi senjata dia.
Pakaianku kurang lebih sama dengan miliknya, tetapi milikku adalah baju hitam yang lebih cocok untuk kamuflase malam. Kali ini, aku ingin menyerah pada pilihanku dan memilih sebuah warna yang lebih bersemangat, tetapi tempat peperangannya ditentukan secara acak, dan perempuan di sampingku mencatat bahwa sisa uangku tidak memperbolehkan aku untuk membeli pakaian berwarna untuk semua medan, jadi aku berakhir dengan memilih warna yang paling aku suka.
Dan orang yang memberi saran itu hanya sejauh 1 meter dari aku terus melanjutkan berjalan tanpa melihat ke belakang.
Tentu saja, aku bisa mengerti kenapa dia sangat marah, tetapi aku tidak berbohong dengan mengatakan 'Aku seorang perempuan' atau bicara dalam nada perempuan. Itu adalah kesalahanku karena telah menyalahgunakan kesalahan dia, tetapi jika dia memang mengatakan kepadaku kapan kita akan ganti baju, aku pasti akan merespon kepadanya...
Aku tidak bisa menahan untuk menggerutu di dalam hatiku saat aku dengan sengaja mengikuti dia dari belakang. Tetapi, perempuan itu tiba-tiba berhenti. Pada titik ini, kita sudah telah berjalan-jalan setengah dari kubah ini.
Perempuan itu berbalik untuk menghadap padaku, yang juga berhenti.
Mata birunya sedang marah kepadaku. Ekspresi dingin miliknya lebih mirip dengan seekor macan tutul daripada seekor kucing sekarang. Aku pikir bahwa dia akan meraung dan mengecil sambil bibir kecil dia bernafas dengan besar, tetapi dia hanya menghela nafas dengan cepat.
Dia duduk dengan keras pada sebuah kursi kotak di sisi dan lalu memutar wajahnya ke arah lain. Aku dengan gugup duduk berlawanan dengannya.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat pada panel layar hologram full, dan menemukan bahwa ada kurang dari 10 menit sampai mulainya babak penyisihan. Aku tidak tahu harus melakukan apa-apa setelah itu, apakah aku harus berjalan ke mana saat babak penyisihan dimulai atau bahwa aku masih perlu untuk mengikuti beberapa langkah-langkah tertentu. Aku bahkan tidak tahu di mana untuk mendapatkan informasi ini.
Aku hanya bisa dengan penuh rasa takut memundurkan diriku ke belakang sambil badanku terus bergerak secara gugup dan tidak nyaman. Pada saat ini, perempuan itu memandang padaku dan bernafas dengan keras.
"...Aku akan menjelaskan paling tidak dasar-dasarnya. Kita adalah musuh setelah itu."
Setelah mendengar dia mengatakan hal itu dengan suara yang dalam, aku tidak bisa menahan untuk tersenyum.
"Ter-Terima kasih."
"Jangan salah paham. Aku belum memaafkanmu. Saat waktu mundur di atas itu berakhir— semua partisipan di sini dalam gedung ini akan secara otomatis ditransfer ke arena ronde pertama di mana hanya ada kamu dan musuhmu."
"Fu, jadi begitu."
"Lapangan arenanya adalah seluas 1km persegi. Pemandangan, ikilm dan waktu semuanya itu akan dipilih secara acak. Pada awalnya, kedua pemain akan paling tidak terpisah sejauh 500 meter dari sesama, dan pemenang dari pertarungan itu akan di transfer ke area menunggu sambil para orang yang kalah di transfer ke ruangan di lantai pertama. Orang yang kalah tidak akan kehilangan senjata atau menjatuhkan suatu item secara acak, dan jika kamu menang, kamu akan langsung ditransfer untuk memulai ronde kedua, jika pertarungan musuh di ronde selanjutnya sudah usai. Jika musuhnya masih bertarung, kamu harus menunggu sampai pertarungannya berakhir. Grup F memiliki 64 orang, jadi jika kamu memenangkan 5 pertarungan, kamu bisa memasuki ronde final dan juga mendapatkan hak untuk memasuki final dari turnamen ini. Itu saja untuk penjelasanku— Aku tidak akan menjawab pertanyaan apapun lagi."
Dia terdengar dingin, tetapi setelah penjelasan dia yang mendetail, aku kurang lebih mengerti ada apa dengan babak penyisihan. Aku sekali lagi berterimakasih pada perempuan itu.
"Aku pikir aku sudah mengerti intinya. Terima kasih."
Dan lalu, dia sekali lagi memandang padaku sebelum dia langsung mengganti pandangannya. Perempuan itu lalu membuka mulutnya dan mengatakan dengan lembut,
"—Kamu harus sampai di final. Karena aku telah mengajarkan sangat banyak kepadamu, aku berharap untuk mengajarkan kepadamu satu hal terakhir."
"Hal terakhir?"
"Aku akan membuatmu merasakan peluru yang akan menyebabkan kekalahanmu."
Setelah mendengar kata-kata seperti itu, aku tidak bisa menahan untuk tersenyum. Ini bukanlah sebuah senyuman yang sarkastik atau yang terpaksa, tetapi yang datang dari dalam diriku. Aku benar-benar suka dengan orang-orang yang berkepribadian seperti dia.
"...Aku akan menantikan saat itu. Tetapi apakah kamu yakin kamu bisa mencapai final?"
Perempuan itu mendengus dengan dingin dan bernafas,
"Jika aku kalah dalam babak penyisihan, aku akan keluar untuk kebaikan diriku sendiri. Kali ini, aku harus pasti—"
Hal itu terasa seperti dia sedang menatap pada semua musuh-musuh sambil dia mengeluarkan sebuah terang berwarna kaca.
"—Harus bunuh semua musuh yang kuat."
Kata-kata ini dikatakan dengan suara yang kecil, tetapi arus suara yang kecil itu masuk ke kupingku. Bibir perempuan itu menyengir sambil dia menunjukkan sebuah senyuman seperti binatang. Punggungku mulai merasakan kedinginan yang aku sudah tidak pernah rasakan untuk sangat lama.
Tidak heran bahwa perempuan ini tidak akan menyadari tekanan yang diberikan oleh orang-orang lain itu.
Itu karena dia sangat lebih kuat daripada orang-orang itu. Tidak memedulikan baik kemampuan sebagai seorang pemain VRMMO— atau kekuatan mental yang menyokongi dia.
Perempuan itu memandang kepadaku yang telah menahan nafasku dan tetap berdiam diri. Senyuman di wajahnya menghilang. Dia tampaknya sedang memikirkan tentang sesuatu sambil dia menghentikan pandangannya. Lalu, dia menggunakan tangan kanannya untuk memunculkan jendela menu. Setelah beberapa operasi yang simpel, sebuah kartu kecil muncul di ujung-ujung jarinya.
Perempuan itu lalu membiarkan kartunya meluncur melewati meja, yang aku tangkap. Dia mengatakan,
"Ini sebaiknya menjadi terakhir kalinya kita berbicara seperti ini, jadi aku sebaiknya memberitahukan namaku. Itulah nama dari orang yang akan mengalahkan dirimu—"
Dengan diam aku melihat pada kartu itu. Kata yang terindikasi pada kartu itu adalah— «Sinon», dan jenis kelaminnya sudah pasti perempuan.
"Sinon..."
Aku gumamkan. Perempuan itu menggerakkan rambut biru aquanya dan mengangguk sedikit. Aku lagi memberitahukan namaku.
"Aku adalah Kirito. Senang bertemu denganmu."
Secara tidak sadar aku mengulurkan tanganku di atas meja, tetapi tentu saja, perempuan bernama Sinon itu tidak menghiraukan apa yang aku lakukan dan langsung memutar muka dia. Aku hanya bisa memberi sebuah cengiran dan menarik tanganku kembali.
Setelah itu, Sinon tetap menjaga kediamannya, dan tidak tampak bahwa dia ingin melanjutkan pembicaraan.
Aku melihat pada layar besar di dalam kubah dan mengetahui bahwa ada sekitar 5 menit lagi. Pada saat ini, aku mulai ragu tentang apakah lebih baik aku memeluk kakiku dan menunggu di atas kursi atau mencoba lagi untuk berbicara dengannya. Tetapi, tepat pada saat aku akan membuat pilihanku, aku bisa mendengar suara tapak kaki berjalan menuju Sinon.
Aku mengangkat wajahku dan melihat bahwa ada seorang pemain yang tinggi dan besar dengan rambur silver yang panjang pada dahinya sedang berjalan lurus ke meja ini.
Dia sedang memakai sebuah kamuflase sederhana berpola abu-abu yang sedikit lebih terang daripada warna arang, dan ada sebuah senapan mesin yang agak besar yang tergantung pada pundaknya— mungkin bukan sebuah senapan submesin atau sebuah senapan serbu, dan dia memiliki wajah yang terlihat cerdas yang pas dengan badannya yang tinggi dan kurus. Karena dia tidak terlihat seperti dia memiliki banyak armor pada dirinya, hal itu memberikanku perasaan bahwa dia mampu untuk bergerak dengan lincah dalam medan perang. Dia terlihat lebih seperti seorang anggota special ops daripada seorang tentara yang banyak berpengalaman.
Lelaki itu tidak melihat padaku sambil aku sedang duduk di pojok sementara dia tersenyum pada Sinon. Dengan segera, apa yang terlihat seperti sebuah avatar yang berkemampuan tinggi menunjukkan sebuah kelembutan seorang lelaki, yang membuat aku berkedip.
"Yaa, kenapa kamu sangat lambat, Sinon? Aku kuatir tentang apakah kamu terlambat."
Saat mendengar nada orang itu yang bersuara seperti dia sedang mencoba untuk berlagak sebagai seorang kenalan, aku pikir bahwa Sinon pasti akan memberi orang itu sebuah tatapan kematian dan meringis kembali. Tetapi tanpa diduga, suasana dingin di sekitar perempuan itu langsung mereda, dan dia bahkan menunjukkan sedikit senyuman.
"Halo, Spiegel. Tadi ada beberapa kecelakaan, jadi aku terlambat. Eh, tapi...tidakkah kamu berintensi untuk menunjukkan dirimu?"
Laki-laki itu yang dipanggil Spiegel menyeringai dengan canggung sambil dia menggunakan tangan kanannya untuk menyentuh tangannya.
"Sebenarnya, aku tidak tahu apakah kamu akan terepotkan atau tidak, tetapi aku datang untuk mendukung kamu, Sinon. Lagipula, aku bisa menonton siarang langsungnya pada layar besar itu."
Tampaknya mereka berdua adalah teman atau anggota dari sebuah guild yang sama. Sinon menggerakkan badannya ke samping, dan Spiegel dengan biasa duduk di sampingnya.
"Ngomong-ngomong, kecelakaan apa itu yang kamu sebutkan?"
"Ahh...tidak banyak, hanya saja aku membawa seseorang ke sini dan lainnya..."
Setelah Spiegel bertanya, Sinon langsung menatap padaku dengan sebuah ekspresi yang dingin. Aku dengan terpaksa memanjangkan leherku yang kuturunkan kembali, dan laki-laki itu yang hanya baru sadar akan keberadaanku sekarang menganggukkan kepala dia.
"Halo, akulah seseorang itu..."
"Ah...ha-halo. Senang bertemu denganmu. Jadi...apakah kamu temannya Sinon?"
Dia tidak tampak seperti seseorang yang boleh disepelekan, tetapi pria ini yang dipanggil Spiegel tidak tampak cocok dengan penampilannya yang galak dari luar karena dia cukup sopan. Atau malah— Apakah dia sedang memperlakukan aku seperti seorang perempuan?
Aku mencoba untuk berpikir dengan kata-kata pilihanku sambil aku memikirkan tentang cara untuk menjawab ini dalam sebuah cara yang lebih berhumor, tetapi Sinon langsung menyambar,
"Jangan tertipu. Dia seorang laki-laki."
"Eh!?"
Aku hanya bisa menggunakan nada biasaku untuk mengatakan namaku pada Spiegel, yang melebarkan matanya.
"Ah— Aku dipanggil Kirito. Aku seorang laki-laki tentunya."
"Se-seorang laki... Eh, itu berarti, erm..."
Spiegel memberikan sebuah ekspresi yang agak terganggu sambil dia melihat bolak-balik dari aku ke Sinon. Tampaknya dia tidak memahami kenapa Sinon akan pergi keluar dengan seorang pemain laki-laki.
Memikirkan bahwa inilah masalahnya, aku merasa ingin menyindir mereka, jadi aku mencoba untuk menambahkan bensin pada api sambil aku mengatakan,
"Sebenarnya, aku dirawat cukup baik oleh Sinon, loh."
Pada saat ini, Sinon langsung menembakkan sebuah tatapan yang seperti sebuah petir biru padaku dan mengatakan dengan galak,
"Oi... Jangan katakan itu. Aku tidak pernah merawatmu sama sekali. Ngomong-ngomong, kapan aku memperbolehkanmu memanggilku Sinon...?"
"Kenapa kamu mengatakan hal-hal itu tanpa ampun?"
"Ada apa dengan ampun di sini? Kamu hanya seseorang yang asing!"
"Eh— Tetapi tidakkah kamu menolongku mengkoordinasi perlengkapanku?"
"Itu...Itu karena, kamu..."
Pas saat kami baru sampai pada titik itu...
BGM yang kecil di dalam kubah secara perlahan menghilang, dan apa yang bunyi selanjutnya adalah sebuah pawai dari sebuah gitar elektrik. Setelah itu, sebuah suara manis tersintesis yang dibunyikan pada volume yang keras terbunyikan di atas beberapa ratus kepala orang-orang.
"Maaf untuk membuat anda menunggu. Kita sekarang akan memulai babak penyisihan dari Bullet of Bullets ke-3. Semua pemain yang terdaftar akan secara otomatis ditransfer ke medan dari ronde pertama saat jam hitung mundur itu mencapai nol. Pada saat ini, aku akan mengatakan selamat berjuang kepada anda semua."
Sebuah tepuk tangan dan sorakan yang memekakkan berbunyi di dalam kubah. *Katatata*, suara dari senapan-senapan mesin yang sedang ditembakkan dan suara bernada tinggi dari laser-laser yang sedang ditembakkan telah dikeluarkan, dan lampu-lampu dari warna yang berbeda-beda mendekorasi atap seperti kembang api.
Di tengah keributan itu, Sinon berdiri dan menunjukkan telunjuk jari tangan kanannya padaku.
"Kamu harus mencapai final. Lalu aku akan meledakkan kepalamu."
Aku lalu berdiri, menyeringai, dan menjawab,
"Jika kamu ingin pergi kencan denganku, dengan senang hati aku akan melakukannya."
"Kamu-kamu bo..."
Jam hitung mundur 20 detik itu sedikit lagi akan mencapai nol, dan aku melambaikan tanganku pada Sinon sebelum memutar balik dan berjalan menuju ke depan untuk ditranspor ke medan. Pada saat ini, mataku bertemu dengan Spiegel, yang telah menatap padaku selama ini.
Matanya yang tajam menunjukkan kewaspadaan dan permusuhan yang jelas. Tepat pada saat aku merasa bahwa aku mungkin telah berlebihan—
Badanku terkepung dengan sebuah pilar bercahaya biru, dan penglihatanku segera menjadi biru.
Akhirnya, aku telah ditranspor ke sebuah panel heksagonal yang sedang melayang dalam kegelapan.
Ada sebuah jendela hologram merah muda di depanku, dan di atasnya tertulis kata-kata besar «Kirito Vs Uemaru». Tidak seperti SAO, yang hanya memperbolehkan alfabet Inggris, adalah mungkin untuk menggunakan Jepang dalam GGO. Nama «Uemaru» itu tertulis dalam kanji, tetapi tentu saja, aku belum pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya. Juga, pada ujung bawah dari jendelanya, ada sebuah barisan kata-kata «Preparation Time: 58 seconds left. Field: The Forgotten Old Monastery».
Menit untuk persiapan ini mungkin seharusnya diadakan untuk memperbolehkan kita untuk mengganti ke perlengkapan yang pas untuk pertarungan ini. Aku tidak mengetahui apapun tentang map dan senjataku yang telah disiapkan, dan aku bahkan tidak menggunakannya. Aku memakai tangan kananku untuk memanggil menu, dan di dalam jendela perlengkapan yang mirip dengan ALO, senjata utamaku adalah sebuah «Kagemitsu G4» light saber, dan senjata sampinganku adalah sebuah «Five-Seven». Setelah mengecek apakah aku lupa untuk memakai perlengkapan pertahananku, aku menutup jendelanya.
Sambil aku menunggu waktu yang bergerak lambat, tiba-tiba aku memiliki sebuah pikiran yang aneh.
Senyuman ganas yang diperlihatkan untuk sesaat oleh perempuan yang dipanggil Sinon itu. Senyuman itu mempunyai niat membunuh dari sebuah peluru, ditembakkan dari sebuah senapan, yang bisa menembus melewati segala jenis tameng atau armor.
Hal itu membuat aku ingat pada suara itu yang bergema dalam pikiranku.
Untuk mengalahkan yang kuat— deklarasi langsung ini terdengar agak kekanak-kanakan dalam suatu sudut pandang tertentu, tapi aku belum pernah memiliki perasaan sedingin ini, bahkan saat aku masih di SAO. Aku merasakan badan rampingnya mengeluarkan sebuah hasrat nyata yang jauh melewati perannya di dalam game ini.
Di dalam dunia virtual ini yang dibuat melalui sinyal-sinyal elektrik, aku belum pernah melihat seorang pemain yang menunjukkan hasrat yang sangat intens seperti dia. Di antara para pemain perempuan, satu-satunya yang aku kenal yang bisa menjadi serius adalah Asuna. Tidak— bahkan saat dia dipanggil «The Flash» atau bahkan «The Berserker» sebelum itu, dia belum pernah memberiku impresi seperti ini sebelumnya.
Apakah mungkin? Apakah perempuan dengan rambut biru muda itu adalah «Death Gun» yang aku cari?
Kikuoka sekali pernah membiarkan aku mendengar database suara dari apa yang dibilang sebagai kepunyaan «Death Gun», tetapi teriakan melengking dari metal yang bergesek antara satu dengan yang lain benar-benar berbeda dari suara jelasnya Sinon. Tetapi, GGO hanyalah sebuah dunia yang berbeda dari SAO. Seorang pemain bisa memiliki karakter lebih dari satu, dan ada banyak kejadian log in menggunakan karakter-karakter yang berbeda.
Dan dari nada suaranya, nampaknya Sinon memiliki keyakinan yang pasti bahwa dia bisa mencapai ke final. Jika tebakanku bahwa Death Gun pasti akan muncul dalam turnamen ini adalah betul, aku bisa mempersempit orang-orang di sini hingga kira-kira 30 orang, dan tentu saja, Sinon adalah salah satunya.
Sejujurnya, aku benar-benar tidak ingin mengetes kemungkinan ini. Aku tidak merasakan hasrat membunuh apapun dari dia, saat dia memandu aku ke toko dan menjelaskan berbagai hal padaku. Malah, dia sedikit memberikan perasaan kesepian, seperti dia ingin menjadi dekat dengan orang lain.
Sebenarnya mana Sinon yang asli, aku berpikir.
—Tidak, aku tidak akan mendapatkan jawabannya sebanyak apapun aku memikirkannya. Saat pedang kita bertemu, tidak, saat kita berdua menembakkan pistol kita, kita seharusnya bisa mendapatkan beberapa petunjuk.
Saat aku memikirkan tentang hal ini dan mengangkat penglihatanku, waktu hitung mundurnya mencapai nol, dan badanku lagi diselimuti oleh sebuah efek.
Setelah itu, aku didamparkan di bawah langit matahari terbenam yang samar.
Angin yang bertiup di sampingku tampaknya membawa sebuah suara tajam mirip peluit. Ada banyak lapisan awan rusak mengambang di atas dalam udara, dan di bawahku, rumput-rumput layunya semuanya mengambang.
Di sampingku, ada pilar-pilar silinder yang merupakan dari gaya Ionian atau Corinth. Pilar-pilar itu terpisah kira-kira 3m dan berbaris dalam bentuk busur. Beberapa dari pilar itu telah dirusak, dan beberapa dari pilar itu telah sepenuhnya rubuh. Tempat itu terlihat seperti reruntuhan dari sebuah bait peradaban yang hilang.
Aku menyenderkan badanku pada pilar terdekat, dan lalu cepat-cepat melihat pada sekitarku.
Padang rumput layu yang luas di sekelilingku sedang tertiup keras, dan jauh di perbukitan, aku bisa melihat reruntuhan-reruntuhan yang mirip dengan tempat ini. Menurut penjelasannya Sinon, lapangan ini adalah persegi, lebarnya 1000 meter, tetapi untuk mencapai dari sini ke situ akan memakan kira-kira beberapa menit. Seharusnya ada sebuah batas yang membatasi seperti sebuah sungai atau jurang, atau sesuatu seperti itu.
Aku terus mengingat penjelasan dia. Sekarang, musuhku seharusnya sekitar 500 meter di kejauhan dari di mana aku sekarang, tetapi aku tidak bisa melihat siapa-siapa dalam penglihatanku. Seperti aku, dia seharusnya bersembunyi di suatu tempat di belakang reruntuhan-reruntuhan. Tidak ada indikasi dari musuh di sekitar, jadi aku harus mencari musuh itu sendiri.
Aku bisa terus menunggu di sini dan membiarkan musuh kehilangan kesabarannya sebelum mengambil aksi. Tetapi, «Menunggu» benar-benar tidak cocok dengan kepribadianku. Daripada menunggu di sini, lebih baik aku lari ke reruntuhan terdekat di sisi yang lain dan menggunakan tembakan dari musuh untuk cepat-cepat menganalisa posisinya... Aku berpikir sambil menggunakan tangan kiriku untuk merasakan «Five-Seven» di pinggangku.
Pada saat ini, sebuah tiupan angin yang kuat tertiup lewat, dan padang rumput di sekitar mulai bergoyang. Saat tiupan angin berhenti, rumput-rumput layunya melurus lagi...
Dan di padang rumput kira-kira 20 meter dari mataku, sebuah profil tiba-tiba berdiri dengan diam.
Penglihatanku yang terkabur langsung melihat senapan serbu yang dikeluarkan oleh musuh, jenggot berwarna teh yang beristirahat pada batang senapan, lensa dari kacamata debu yang menutupi lebih dari setengah wajahnya dan helm yang memiliki rumput palsu di atasnya. Hanya ada aku dan musuhku di dalam medan perang, jadi dia pasti «Uemaru».
Aku tidak tahu entah kapan dia memperpendek jarak antara kita. Salah satu dari alasan yang jelas adalah baju kamuflase yang dia sedang pakai. Pakaian itu terlihat sama persis dengan padang rumput di sekitar, dan memiliki pola yang agak disederhanakan padanya. Saat aku berpikir Ah begitu, jadi itu penggunaan dari 60 detik...
Senapan serbu hitam yang disiapkan musuh pada bahu kanannya menunjukkan beberapa garis merah— «Bullet Line», dan garis-garis itu menembus aku dan area di sekitarku.
"UWAH!"
Aku tidak bisa menahan untuk meneriakkan itu saat aku menendang tanah dengan keras dan berpindah ke tempat dengan garis-garis peluru tersedikit— ke atas menuju langit.
Senapan musuh lalu bersuara *katatatataatatata!!* Dan pergelangan kaki kananku terkena tembakan dua kali. Bar HP di atas kiri dari penglihatanku menunjukkan pengurangan kira-kira sebanyak 10%. Tentu saja, aku tidak bisa menghindari semua pelurunya. Pada saat ini, aku teringat pada «Full-Auto Shooting» yang diperingatkan oleh Sinon.
Aku melakukan sebuah jungkir balik di udara dan mendarat pada sebuah pilar yang setengah rusak di belakangku. Aku mencoba untuk membalas dan mengeluarkan pistol Five-Seven dari sabukku dengan tangan kiriku.
Tetapi, musuh tidak akan memberiku waktu untuk membidik sama sekali. Langsung setelah itu, beberapa garis peluru muncul pada badanku lagi.
"WAHHH!!"
Aku mengeluarkan sebuah teriakan yang memalukan sambil aku berguling ke belakang pilar. Peluru lain menggores pergelangan tangan kiriku, dan HP ku turun tanpa ampun.
Hujan peluru yang turun padaku tampaknya mengenai pilar, menyebabkan suara *Bishibishibishi* dan membuat beberapa fragmen terbang. Aku buru-buru meringkuk lenganku bersama dan menyembunyikan seluruh badanku di belakang pilar.
— Ini benar-benar berbeda dari pertarungan antar pedang!
Pada game menghindar itu dengan NPC ahli tembak, ada celah waktu dan paling banyak 6 peluru, tetapi aku sudah harus berkonsentrasi sepenuhnya hanya untuk menghindari tembakan-tembakan itu. Sekarang, saat menghadapi sebuah— rentetan yang lebih dari 10 peluru per detik, tentu saja aku berada pada akhir dari akalku.
Untuk menyayat muka berjenggot Uemaru dengan light saber «Kagemitsu» pada pinggang kananku, aku harus mencapai tepat di depan dia. Tapi sebelum itu terjadi, aku akan mendapatkan peluru-peluru tertembak padaku dan HP ku akan tertembak habis.
Jika aku tidak bisa menghindari semuanya, aku hanya bisa memikirkan sebuah cara untuk «bertahan» dari peluru-peluru itu. Sayangnya, meskipun jika ada sebuah «protective field» di dunia ini yang bisa melemahkan kekuatan dari peluru-peluru, tidak ada tameng sihir atau sesuatu yang bisa melindungi dari peluru asli. Dalam SAO, ada «Weapon Defense Skill» yang memperbolehkan sebuah pedang untuk menggantikan sebuah tameng...
Pada saat ini, aku tiba-tiba menaruh tanganku pada light saber yang tergantung pada kaitan di bawah sabukku. Aku hanya perlu mengelakkan beberapa peluru jika aku bisa bertahan dengan pedang ini. Ini seharusnya tidak mustahil. Tidakkah seseorang di sebuah film sains fiksi menggunakan sebuah light saber untuk mengelakkan peluru-peluru dengan mudah? Jika game ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan Amerika, mereka akan bisa merekreasi adegan ini. Tapi untuk melakukan gerakan yang sangat susah itu, aku harus pertama memprediksi trajektori dari peluru-peluru yang ditembakkan kepadaku...
Tidak—
Tidak, aku bisa melakukan ini. Aku seharusnya bisa melakukan hal ini. Tidakkah «Bullet Lines» mengatakan kepadaku di mana peluru-peluru akan melesat?
Aku menelan ludahku dan menggunakan tangan kananku untuk menarik light saber keluar dari sabukku.
Saat ini, tembakan telah berhenti. Aku rasa Uemaru telah lagi tersembunyi di antara rerumputan dan siap untuk datang ke sini dari kiri atau kanan.
Aku menutup mataku dan berkonsentrasi dengan kupingku.
Angin terus bertiup. Pada saat ini, aku berusaha sebaik mungkin untuk menghilangkan suara efek berisik dari kesadaranku dan berkonsentrasi pada gerakan-gerakan dari padang rumput yang bergoyang untuk mendengarkan beberapa suara yang tidak biasa dari dalam sistem.
Ini adalah sebuah kemampuan yang hanya bisa dilakukan dalam sebuah ruangan VR di mana aku bisa mengisolasi tiap suara sepenuhnya. Dari saat SAO, «Outside-system Skill» ini telah banyak menolongku. Sebagai contoh, sebuah bahan level S «Ragout Rabbit» akan memerlukan kemampuan ini untuk melakukan sebuah serangan yang fatal.
Tetapi berhubung tentang apakah aku bisa berhasil atau tidak—
Dan saat ini, kupingku menangkap sebuah suara yang tidak biasa datang dari sisi kiri bawah dari jarum jam 7 hingga jarum jam 9. Dia bergerak untuk sekitar 2, 3 detik sebelum berhenti dan mulai menyelidiki posisiku.
Musuh lalu mulai bergerak, berhenti dan bersiap untuk bergerak lagi...
"A... AYO JALAN!"
Aku menggunakan teriakanku untuk menginjak keras pada tanah dan lari lurus ke tempat di mana musuh sedang bersembunyi.
Uemaru mungkin tidak menduga aku akan lari ke arahnya dia saat dia sedang bersembunyi di rerumputan. Saat dia berdiri dari rerumputan layu, dia menggunakan kira-kira setengah detik untuk duduk pada satu kaki dan bergerak ke posisi menembak.
Kita aslinya terpisah kira-kira 25m, tapi pada saat ini, aku lari melewati setengah dari jarak itu. Aku terus berlari sambil aku menggunakan jempol kananku untuk menyalakan saklar dari pedang foton itu. *Bu~n*. Suara yang membuatku rileks bisa terdengar, dan sebuah mata pedang bernyala-nyala ungu kebiruan keluar dari pegangan pedang.
Hingga sekarang, aku telah secara insting mencari tempat-tempat dimana aku bisa bersembunyi. Tapi kali ini, aku hanya membiarkan mataku untuk melihat tepat di depan badanku dan menahan ketakutan yang datang dari belakang leherku dan mengiritasi saraf-sarafku. Setelah berusaha sebaik mungkin untuk mengobservasi musuh, aku menemukan bahwa tidak semua dari garis merah tipis muncul pada saat yang sama. Ada sedikit perbedaan waktu antara mereka, dan perbedaan itu seharusnya menjadi ururtan di mana peluru-peluru akan keluar dari laras senapan.
Aku mengontrol badanku yang lebih ramping daripada di kenyataan dan lari ke depan. Pada saat ini, ada 6 garis peluru yang terbidik pada badanku.
Garis-garis peluru yang lain pada kiri dan kanan semuanya sedikit tidak terarah. Dengan jarak ini, senapan musuh— dan akurasi dari si penembak itu sendiri tidak banyak.
Sensasi PvP yang sudah lama terlupakan nampaknya telah membuat karakterku untuk beralih ke mode perang. Sambil jarak yang tersisa di penglihatanku menunjukkan sebuah ekstensi keluar dari pusatnya, badan dari target terlihat benar-benar jelas. Perasaan semakin cepat ini yang membuatku merasa teringat kembali pada masa lalu. Pada saat ini adalah di mana aku mulai melambat, kesadaranku adalah satu-satunya yang membalap.
Moncong dari senapan musuh tiba-tiba mengeluarkan sebuah percikan oranye.
Pada waktu ini, mata pedang dari light saber menghalangi garis-garis dari peluru pertama dan kedua dengan akurasi yang sangat tepat. *BA-BAM!!* Permukaan dari light saber mengeluarkan dua percikan oranye terang. Pada saat aku menyadari ini, tangan kananku langsung mengarahkan pedang foton pada garis peluru ketiga dan keempat dalam secepat kilat. Lalu, suara dari peluru-peluru dielakkan dari energi intens bisa terdengar lagi.
Aku terus bergerak ke depan sambil tidak menghiraukan peluru-peluru yang «tidak akan mengenaiku sama sekali». Sebenarnya, ini adalah hal yang benar-benar melelahkan secara mental, tapi aku menggertakkan gigiku dan terus mengayunkan pedang di tanganku.
5... dan itu yang ke-6! Setelah mengelakkan semua peluru yang bisa mengenaiku dengan sukses, aku menendang tanah dengan keras dengan semua energiku untuk menutupi jarak yang tersisa antara kita.
"Tidak... Tidak mungkin!"
Rahang berjenggot Uemaru yang menganga sambil ia melebarkan mulutnya dan berteriak dalam syok. Tetapi, orang ini tidak berhenti sama sekali. Dia mengeluarkan tempat pelurunya dengan handal dan mengeluarkan tempat peluru yang telah disiapkan pada pinggangnya dan bersiap untuk memasukkannya pada senapan.
Untuk mencegah dia dari melakukan hal ini, aku memegang Five-Seven di tangan kananku dan mengarahkannya pada Uemaru. Pada saat jari-jariku menyentuh pelatuk, sebuah lingkaran hijau muda muncul di pusat dari dada musuh. Ini mengejutkanku, tetapi aku terus menembakkan 5 peluru.
Rekoil ringan yang tak diduga berjalan dari pergelangan tangan hingga bahu, dan di dalam lingkaran yang setengah transparan, Uemaru terkena tembak sekali di bahu dan di abdomen dan tiga tembakan yang lain menghilang ke belakangnya menuju rerumputan.Tetapi, peluru-peluru yang mengenai dia menembus armornya dan menyebabkan luka padanya. Layar menunjukkan bar HP dia turun sekitar 10%. Uemaru terhuyung-huyung dan langsung ragu-ragu.
Untuk aku, ini adalah waktu yang cukup.
Saat aku memasuki jarak menyerang, aku memutar badanku sedikit ke kanan—
Tepat saat aku melangkah keluar dalam kecepatan seperti aku ingin menerobos tanah virtual, aku menerjang ke depan tanpa menghabiskan sedikitpun dari kecepatan itu sama sekali. Di dalam dunia SAO, gerakan ini disebut «Vorpal Strike», serangan yang kritikal saat pedang itu menerjang menuju dada musuh.
Suara berisik seperti sebuah mesin jet berbunyi sambil pedang cahaya itu menembus badan musuh dengan mudahnya. Hal itu terasa seperti ledakan energi yang tidak bisa dikeluarkan di mana lagi meledak di dalam musuh.
Lalu, dengan cahaya dan suara yang berlebihan, barang yang berbentuk silinder di tangan kananku tertembak keluar, dan badan musuh menjadi fragmen-fragmen yang banyak sekali sambil bertebaran di udara.
Aku merasakan perasaan mati rasa dari pertarungan yang baru saja selesai sambil aku menahan tubuhku dengan pelan.
*Wu~wun*. Aku mengayunkan light sabernya dan hampir memasukkan pedang pada sarung di punggungku langsung, tetapi aku buru-buru mematikannya.
Setelah menggantung pedangnya pada kaitan di sisi kanan dari pinggangku dan pistol di tangan kiriku pada holsternya, aku akhirnya mengeluarkan sebuah helaan nafas yang panjang. Aku memandang pada langit matahari terbenam, dan menemukan bahwa awan-awan yang mengambang rendah terlihat seperti sebuah layar menunjukkan kata-kata 'Selamat'.
Aku memenangkan ronde pertama dengan susah payah. Benar-benar sebuah berita baik bahwa aku bisa menggunakan light saber seperti itu untuk bertahan dari peluru-peluru senapan. Tetapi, aku memerlukan banyak konsentrasi untuk menggunakannya, dan saraf-sarafku sudah mulai hangus dan berasap.
Aku masih harus melewati 4 ronde yang melelahkan lagi—
Sebuah cahaya biru datang ke badanku yang lelah dan mulai mengelilingiku. Suara yang sunyi dari angin pelan-pelan menghilang. Saat suaranya menjadi suara keramaian dari banyak manusia, aku menemukan diriku kembali di area menunggu.
Hal itu terlihat seperti aku telah ditransfer ke kursi-kursi kotak dekat tembok seperti di mana aku sebelumnya. Aku melihat pada sisi kiri dan kanan, tetapi tidak menemukan Sinon atau Spiegel di sekitar. Jika Sinon masih bertarung, yang aku pikirkan adalah ke mana laki-laki yang terkait dengan Sinon itu pergi. Aku mengarahkan penglihatanku pada seluruh area, dan menemukan bahwa ada sesosok figur yang kukenal di dekat pusat dari kubah, berpakaian baju jalanan. Dia tidak menyadari bahwa aku telah datang kembali karena dia hanya terfokus pada layar besar di langit-langit.
Aku mengangkat kepalaku seperti yang dia lakukan juga, dan menemukan bahwa layar besar yang tadinya hanya memperlihatkan waktu hitung mundur sekarang sedang memperlihatkan banyak pertarungan. Layarnya memperlihatkan pemain-pemain di padang gurun, hutan-hutan atau reruntuhan-reruntuhan yang memakai pistol, senapan mesin atau senapan-senapan untuk bertarung melalui sudut-sudut yang berbeda seperti adegan-adegan di film-film.
Pertarungan-pertarungan ini pasti beberapa dari ratusan pertarungan yang sedang berjalan dan dipilih untuk ditayangkan. Setelah adegan di mana seorang pemain tertembak dan hancur berkeping-keping tertayangkan, pemain-pemain tak terhitung yang terkumpul di dalam kubah akan mengeluarkan sorakan yang menulikan.
Aku memikirkan tentang apakah pertarungan Sinon akan ditayangkan sambil aku mengambil beberapa langkah ke depan. Aku mengecek tiap gambar dari ujung atas kanan, tetapi sambil kamera-kameranya terus bergerak, aku benar-benar tidak bisa mengetahuinya. Aku berkonsentrasi dan berusaha untuk mencari rambut biru aqua dia.
—Karena aku terlalu berkonsentrasi, aku terlalu terkejut sampai hatiku hampir berhenti saat kuping kananku tiba-tiba mendengar sebuah suara. Suara yang dalam, parau dan agak metalik tampaknya masuk ke dalam pikiranku.
"Apakah kamu, yang asli?"
"...?"
Aku secara insting mengambil selangkah ke belakang dan melihat kembali.
Dengan langsung, aku pikir bahwa aku melihat seorang hantu.
Tentu saja, aku tidak merujuk pada hantu asli, tapi pada «Ghost-Type» monster mob yang muncul di lantai ke-65 dari Aincrad pada malam hari di dalam Ancient Forest.
Orang di depanku memakai sebuah mantel abu-abu gelap yang compang-camping. Kerudung yang dibiarkan menutup berwarna hitam sepenuhnya, dan hanya matanya yang berada jauh di dalam yang menunjukkan sebuah cahaya merah kecil.
Di bawah cahaya dari kubah menunggu yang gelap, orang tak dikenal di depanku ini benar-benar terlihat seperti sebuah monster tipe hantu di SAO. Maka, aku secara insting ingin mundur dan mengeluarkan light saberku untuk bertarung. Aku bahkan tidak bisa mengontrol insting ini sama sekali sambil tangan kananku tersentak.
Aku terengah-engah saat aku melihat kaki dari orang itu. Di ujung dari mantel compang-camping itu, aku bisa melihat ujung dari sepatu bot yang agak kotor.
Dia bukanlah seorang hantu, tetapi seorang pemain. Setelah mengecek fakta yang jelas ini, aku melepaskan nafasku yang agak ditahan.
Melihat dengan teliti, mata merah itu bukanlah cahaya hantu, tetapi cahaya dari lensa dari sepasang kacamata debu hitam yang menutupi seluruh wajahnya. Respons yang agak seperti prajurit baru dari diriku ini dan cara orang itu baru saja mendekatiku di tempat yang sedekat ini dalam cara yang tidak sopan, aku bertanya dengan tidak ramah.
"Asli... apa yang kamu maksud dengan itu? Siapakah kamu?" Tetapi, pemain yang berpakaian mantel abu-abu hitam itu tidak mengatakan nama dia sambil dia dengan sengaja mengambil selangkah lebih dekat ke arahku bahkan saat aku mengambil selangkah ke belakang. Kali ini, aku tidak mengambil selangkah ke belakang, tetapi menerima tatapan dia secara langsung dari kira-kira 20cm jauhnya dari dia.
Suara itu yang nampaknya memiliki suatu bentuk dari efek suara dari dalamnya dan memiliki beberapa nuansa yang bergema berdering dalam cara yang terputus-putus.
"Aku melihatnya, pertarungannya. Sebuah pedang, kamu menggunakannya."
"Ah...ahhh. Itu tidak melawan peraturan, kan?"
AmuSphere yang sialan benar-benar menunjukkan keraguan di dalam hatiku karena jawabanku bersuara agak parau. Orang bermantel abu-abu gelap itu nampaknya telah membaca hatiku sambil dia berjalan beberapa sentimeter lagi.
Lalu, dia mengatakan hal lain dengan suara yang lebih dalam lagi. Karena suaranya cukup kecil, pada jarak ini, aku harus berkonsentrasi hanya untuk mendengarnya.
"Biarkan aku menanyakanmu lagi. Apakah kamu, adalah yang, asli?"
Sebelum aku bisa mengerti arti di belakang kata-kata ini, hatiku terasa seperti telah diserang oleh pertanda seperti petir, dan aku hanya bisa berdiri terdiam di situ.
—Aku tahu orang ini!
Betul sekali. Aku pasti pernah bertemu dengan dia di suatu tempat. Aku pernah berbicara dengan dia secara langsung seperti apa yang aku lakukan sekarang.
Tapi di mana? Setelah log in ke dalam GGO, aku hanya pernah berbicara dengan orang yang ada di tempat di mana aku muncul yang mau membeli avatarku, Sinon yang membawaku untuk membeli item-item dan mendaftar, dan temannya, tiga sebagai totalnya. Maka, aku tidak bisa mengatakan kalau aku pernah bertemu dengan dia di dunia ini sebelumnya.
Pada saat ini, mantel compang-camping itu tergoyang, dan sebuah tangan yang kurus keluar dari dalam. Aku bersiap untuk mundur, tetapi setelah melihatnya, aku menemukan bahwa selain dari sarung tangannya yang secompang-camping mantelnya, tidak ada apa-apa lagi.
Tangan di udara itu menunjuk padaku, dan membuka sebuah jendela sebelum menggerakkannya dengan tidak semangat. Sekarang, jadwal pertarungan yang sekarang sedang berjalan di dalam babak penyisihan BoB ketiga ini muncul di jendela itu.
Jari yang tipis dan seperti metal itu memencet pada Grup F, dan pada akhirnya, gambar dari Grup F membesar untuk dapat terlihat di seluruh layarnya. Dia memencetnya sekali, dan bagian pusat dari jadwal pertarungan itu menjadi lebih luas.
Mataku tertarik oleh jarinya.
Ada 2 nama padanya.
Pada sisi kiri adalah «Uemaru», dan pada sisi kanan adalah «Kirito». Pada nama di kanan, ada sebuah garis bersinar terang merentang keluar dari dalamnya. Berita bahwa aku mengalahkan Uemaru dan masuk pada ronde kedua sudah dilaporkan
Jari dia bergerak sedikit, menyentuh kata «Kirito» ke atas dan bawah, dan lalu, berdering lagi— suara dia.
"Nama, ini. Sword skill, itu... Apakah, kamu asli?"
Dengan langsung, aku terkejut untuk ketiga kalinya, dan ini adalah yang memiliki impak terbesar.
Kakiku mulai bergetar, dan aku harus bekerja keras untuk tidak membiarkan diriku jatuh.
Pemain bermantel abu-abu ini— Aku tahu dia!
Asal dari nama «Kirito», dan sword skill yang aku gunakan untuk mengalahkan «Uemaru». Orang ini mengetahui tentang hal itu.
Dengan kata lain... Aku tidak bertemu dengan orang ini di GGO ataupun ALO.
Tetapi di SAO. «Sword Art Online». Aku sekali bertemu dengan orang ini di stage utama dari game kematian itu, kota melayang Aincrad.
Avatar ini yang tersembunyi di bawah mantel compang-camping... tidak, pemain yang memakai AmuSphere dan memainkan avatar ini adalah seorang «yang selamat dari SAO» seperti aku.
Hatiku sudah berdetak dengan gila tanpa sepengetahuanku. Jika bukan karena fakta bahwa kita berada di dalam kubah gelap, dia mungkin sudah menyadari bahwa muka avatarku sudah menjadi putih semua.
Tenang. Tenang!! Pada saat ini, pikiranku hanya bisa mengulangi kata seperti itu.
Bahkan saat bertemu dengan seorang yang selamat dari SAO, aku tidak perlu untuk panik sebanyak ini. Saat Aincrad sudah akan rubuh, aku menjadi terkenal karena laporan dari skill unikku «Dual Blades» dan bagaimana aku secara terbuka melawan pemimpin dari Knights of the Blood, Heathcliff. Juga, «Vorpal Strike» yang baru saja aku gunakan pada Uemaru adalah skill yang cukup umum di bawah kategori pedang satu tangan. Pemain-pemain berlevel tinggi di Aincrad itu bisa menebak dari tayangan pertarungan itu dan nama dari pemain di jadwal pertarungan bahwa aku adalah Kirito dari clearing group SAO. Jika dia adalah aku, jika aku menemukan seorang pemain yang aku mungkin kenal pada awalnya, aku mungkin akan berbicara kepadanya dan berbincang tentang masa lalu atau sesuatu.
Jadi aku tidak perlu untuk merasa ketakutan sama sekali. Aku seharusnya tidak takut.
Tetapi kenapa aku benar-benar...
Pada momen selanjutnya— tangan yang tipis dan panjang itu menghilangkan jadwal pertarungannya dan membiarkan tangannya kembali ke dalam mantelnya, dan sebuah bagian menarik perhatianku.
Ada sebuah celah tipis di sisi depan dari sarung tangan itu yang terlihat sepeti perban tua, mungkin sedikit lebih tinggi dari dalam pergelangan tangannya. Dari situ, aku bisa melihat kulit pucat dia.
Dan pada kulit itu, ada sebuah tato kotak kira-kira 5cm lebarnya.
Tato itu adalah sebuah Western Coffin yang digambar dalam gaya manga. Tutupnya menampilkan sebuah muka tersenyum yang misterius, dan tutupnya sedikit terbuka. Sebuah lengan putih menggapai keluar dari dalam, melambai pada siapa saja yang dilihatnya. Pada dunia lain itu, orang yang lain menggunakan air beracun untuk melumpuhkanku dan bersiap untuk membunuhku. Pada saat itu, dia memiliki tato yang sama juga.
Itu adalah emblem dari «Laughin Coffin».
Saat aku teringat pada gambar itu, benar-benar sebuah keajaiban bahwa aku bisa menahan teriakanku atau mencegah diriku dari terjatuh ke lantai, atau bahkan bahwa aku tidak dipaksa untuk log out karena gelombang otak yang abnormal.
Pemain di bawah mantel yang compang-camping itu menatap padaku, yang tidak bereaksi sama sekali, dan lalu membisikkan,
"Kamu, tidak tahu, apa yang aku tanyakan?"
"...Ahh. Aku tidak mengerti. Apa yang kamu maksud, dengan yang asli."
"...."
Mantel abu-abu gelap itu dengan diam mengambil selangkah ke belakang. Mata merah itu terlihat seperti sedang berkedip sambil mata itu berkerlip.
Setelah apa yang terlihat seperti beberapa detik yang panjang, perasaan yang terasa anorganik nampaknya bertambah saat suara itu berdering.
"...Kalau begitu, lupakan saja. Baik, apakah, namamu, adalah sebuah kebohongan, atau palsu... atau apakah kamu, yang asli."
Dia memutar badannya dan meninggalkan kata-kata terakhir.
—"Suatu hari, aku akan membunuhmu."
Kata-kata ini membuatku merasa bahwa dia tidak sedang membicarakan tentang membunuh di dalam game.
Mantel compang-camping itu pergi dengan diam seperti hantu— dan lalu tiba-tiba menghilang.
Sekarang, keadaan sekitar tidak seperti sebelumnya di mana pemain itu masih di sekitar.
Badanku yang kurus dan ramping mulai bergoyang, dan setelah sedikit saja menyangga badanku, aku terjatuh seperti longsor dan duduk pada kursi kotak di sampingku. Aku lalu memeluk kaki tipisku dan menaruh lututku pada dahiku.
Aku menutup mataku, dan di dalam kelopak mataku, aku bisa melihat sebuah tato kecil yang jelas meskipun itu hanya untuk sefraksi dari sedetik.
Sebuah peti mati tertawa. Hanya ada satu guild yang menggunakan emblem seperti itu di Aincrad.
Itu adalah guild pembunuh «Laughing Coffin».
Di dalam dua tahun penyelesaian SAO, bisa dibilang bahwa ada banyak sekali pemain oranye yang mengalami kendala ekonomi dan mulai mencuri uang dan perlengkapan dari pemain-pemain lain. Biasanya, mereka akan berkumpul bersama dari grup-grup hingga satu orang dan memaksa mereka untuk memberikan item yang berharga. Pada maksimalnya, mereka hanya akan menggunakan beberapa racun kelumpuhan.
Saat seseorang menyerang orang lain dan menyebabkan bar HP untuk habis, pemain itu benar-benar akan mati di dunia nyata, jadi tidak ada orang yang berani melakukan hal itu. Itu karena 10.000 pemain ini semuanya adalah Net-gamer berat, dan semuanya adalah orang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kejahatan di dunia nyata.
Tetapi, peraturan tak tertulis «Tidak menyebabkan HP untuk jatuh ke nol» ini dirusak oleh seorang pemain aneh.
Nama pemain ini adalah «PoH». Itu adalah nama yang sangat lucu untuk seorang karakter, tetapi tanpa diduga— atau malah, adalah karena hal ini sehingga dia memiliki sebuah karisma tertentu.
Poin atraktif yang pertama tentang PoH adalah bahwa dia memiliki sebuah penampilan tampan yang terlihat eksotik, dan adalah seorang pemain multilingual yang cukup pandai dalam tiga bahasa. Dia mungkin adalah anak berdarah campuran dari orang Jepang dan orang Barat, dan bahasa Jepang dia, Inggrisnya yang lancar, dan Spanyolnya yang cukup bagus bersuara tepat seperti seorang DJ penyanyi rap profesional, yang akan mengubah pemain-pemain di sekitar dia. Pada akhirnya, mereka berubah dari pemain menjadi organisasi ilegal asli yang kukuh dan tidak berperasaan.
Dan poin kedua itu sangat simpel. Teknik PoH sendiri.
Dia adalah pengguna Belati yang bertalenta. Sebuah belati di tangan dia sudah seperti kepanjangan dari tangan dia. Mata pedangnya bahkan tidak perlu bantuan dari sistem dan bisa menhancurkan monster-monster— atau pemain-pemain. Apalagi pada akhir dari game kematian itu, saat dia mendapat apa yang dipanggil sebagai belati yang mengerikan besarnya «Mate Chopper», kemampuan dia sangat bagus hingga para pemain di clearing group takut akan dia.
Pengikut-pengikut durhaka yang mengagumi PoH tertarik pada dia dalam cara yang berlawanan dengan cara orang-orang tertarik kepada Heathcliff dari Knights of Blood. Dengan pelan, mereka memperluas batas-batas di hati mereka.
Setahun setalah game dimulai, pada Malam Tahun Baru di tahun 2023.
PoH dan kawan-kawan, yang telah tumbuh menjadi kira-kira 30 orang, menyerang sebuah guild kecil yang sedang mengadakan sebuah pesta di luar di dalam sebuah padang pada tempat pemandangan, dan membunuh mereka semua.
Pada hari selanjutnya, ada notifikasi tentang «Laughing Coffin», sebuah guild yang tidak diterima oleh sistem dan ditandai sebagai «merah», dan berakhir di para pemberi informasi utama dari Aincrad.
Tetapi, pemain bermantel abu-abu yang aku baru saja berbicara denganku seharusnya bukan PoH sendiri. Cara berbicara yang tidak terkontrol dan kadang-kadang terputus-putus itu benar-benar berbeda dengan cara bicara PoH yang nampak seperti senapan mesin dengan nada yang sangat antusias.
Tetapi, benar-benar ada seseorang di «Laughing Coffin» yang berbicara seperti itu. Aku bertemu dengan orang itu sebelumnya, dan aku pikir kita pernah bertarung sebelumnya. Dia bukan seorang anggota biasa, tetapi seorang anggota yang cukup tinggi tingkatnya. Aku sudah bisa mengingat sangat banyak, tetapi kenapa aku tidak bisa mengingat muka atau namanya?
Tidak, aku sebenarnya tahu. Alasan kenapa aku tidak bisa memikirkannya adalah karena aku sendiri menolak untuk mengingatnya.
«Laughing Coffin» dibentuk pada hari pertama dari 2024, dan telah dikalahkan pada suatu malam musim panas setelah Agustus.
Tentu saja, guild itu tidak secara otomatis dibubarkan, tetapi dibantai. Itu karena clearing group, para pemain medan perang terdepan membentuk kira-kira 50 pemain dalam sebuah usaha pemberantasan sambil kita menggunakan paksaan untuk menghancurkan mereka.
Sebenarnya, kita seharusnya melakukan hal itu dulu sekali, tetapi kita tidak bisa menemukan tempat pangkalan Laughing Coffin, jadi hal itu ditunda hingga setelah Agustus.
Di dalam Aincrad, pemain-pemain bisa membeli rumah-rumah atau kamar-kamar, dan baik apakah itu ada di jalan-jalan atau di luar, kita bisa dengan akurat menunjukkan posisi dengan tepat melalui NPC perusahaan real estate. Clearing group menebak bahwa mereka akan membeli sebuah rumah yang lebih besar atau sebuah bangunan seperti kastil yang memperbolehkan 30 orang untuk tinggal di dalamnya, jadi para pemberi informasi menerima permintaan clearing group dan mengecek semua rumah besar dari lantai pertama.
Tetapi meskipun kita menemukan beberapa tempat persembunyian guild oranye dari sedang ke kecil, kita masih tidak bisa menemukan pangkalan Laughing Coffin yang paling penting setelah beberapa bulan.
Sebenarnya, tentu saja kita tidak bisa menemukan mereka. Laughing Coffin menggunakan sebuah lantai yang kita telah lama dikuasai— sebuah area menara yang tidak terhubung dengan level di atasnya, yang merupakan sebuah zona aman di dalam sebuah gua yang bisa dengan mudah dilupakan setelah seorang designer meng-instalnya ke situ. Pemain-pemain clearing akan dengan biasa hanya ikut serta dalam menyelesaikan labirin-labirin dalam menara-menara tinggi, dan pemain kelas sedang akan menyelip ke dalam labirin-labirin di mana ada banyak orang-orang. Tentu saja, akan ada pemain-pemain yang menemukan bahwa ada beberapa masalah dengan gua itu dan masuk, tetapi tidak susah untuk mengimajinasikan bahwa mereka dibunuh dengan mudah oleh Laughing Coffin untuk mencegah keberadaan mereka dibeberkan.
Alasan pangkalan rahasia dari Laughing Coffin terbeberkan adalah karena salah satu dari anggota mereka yang mungkin tidak dapat menahan perasaan bersalah dari membunuh membongkar rahasia itu kepada clearing group. Para pemain clearing lalu menggunakan informasi ini untuk menginvestigasi dan mengecek bahwa orang-orang itu sedang menggunakan gua itu sebagai pangkalan sebelum akhirnya mengumpulkan pasukan berskala besar. Pemimpin dari pasukan itu adalah anggota dari guild terbesar «Holy Dragon Alliance». Beberapa pemain kuat dari «Knights of the Blood» dan guild-guild lain juga ikut. Tentu saja, sebagai seorang pemain solo, aku juga diundang untuk mengikuti grup itu.
Jumlah dan rata-rata level kita semuanya jauh lebih tinggi daripada Laughing Coffin, jadi kita pikir jika kita menyegel pintu masuk ke zona aman ke pangkalan mereka, akan ada kemungkinan besar mereka akan menyerah tanpa perlawanan. Tetapi— sama seperti bagaimana ada seseorang yang membongkar rahasia mereka...
Rahasia kita yang dijaga sepenuhnya dan strategi perang kita diketahui oleh mereka untuk beberapa alasan tertentu. Saat kami memasuki labirinnya, tidak ada anggota Laughing Coffin sedang menunggu di ruangan besar dari zona aman. Tentu saja, mereka tidak kabur atau bersembunyi di lorong-lorong dari labirin, tetapi menyerang kita dari belakang.
Mereka mempersiapkan berbagai jenis perangkap, racun, item tipuan dan berbagai cara untuk menyerang kita secara tiba-tiba dengan cara-cara yang tidak pasti. Clearing group benar-benar bingung pada awalnya, tetapi respons kepada situasi-situasi mendadak adalah sebuah kemampuan yang diperlukan oleh clearing group, jadi kita langsung menyiapkan diri kita sendiri lagi dan mulai menyerang ke belakang.
Tetapi— ada sebuah perbedaan yang tak diduga di antara Laughing Coffin dan clearing group.
Yaitu perasaan bersalah dari membunuh seseorang. Saat kita sadar bahwa anggota-anggota Laughing Coffin yang mengamuk tidak akan menyerah bagaimanapun HP mereka diturunkan, kita mulai bimbang.
Tentu saja, kita mendiskusikan kemungkinan ini sebelumnya, dan pada saat itu, kita membuat keputusan bahwa kita harus bertarung sekuat tenaga bahkan jika kita harus membuat HP musuh turun menjadi nol. Tetapi termasuk aku, anggota-anggota dari pasukan tidak dapat melakukan pukulan terakhir saat HP musuh berada dekat dengan angka nol. Salah satu dari prajurit bahkan melempar pedang dia dan berlutut ke tanah.
Pertama, ada beberapa martir di dalam para prajurit. Lalu, prajurit-prajurit yang sama yang mengamuk membunuh beberapa anggota-anggota dari Laughing Coffin juga.
Dan yang terjadi selanjutnya adalah sebuah neraka yang berdarah-darah.
Setelah pertarungan berakhir, ada 11 korban dari sisi para prajurit dan 21 dari sisi Laughing Coffin. Di antara mereka, aku sendiri menggunakan pedangku untuk membunuh dua dari mereka.
Tetapi di antara pemain-pemain yang mati dan tertangkap, tidak ada tanda dari nama pemimpin, PoH.
Dua belas pemain-pemain musuh lain yang selamat dari pertarungan itu semuanya dikurung di dalam penjara Dark Iron Palace. Jika pemain bermantel abu-abu itu benar-benar salah satu dari orang-orang yang selamat, aku mungkin harus berbicara dengannya pada suatu waktu setelah selesai dari pertarungan. Aku ingat cara bicaranya, tetapi tidak bisa mengingat wajah maupun namanya, semua ini karena aku memaksa diriku sendiri untuk melupakan tentang semua hal itu.
Tidak...
Tidak, mungkin di bawah mantel itu...
Adalah salah satu dari dua orang yang aku bunuh sendiri.
Tanpa diduga, aku memikirkan hal ini. Maka, aku terus memeluk lututku sambil aku duduk pada sebuah kursi dan buru-buru menggelengkan kepalaku. Aku mulai untuk menggertakkan gigiku dengan semua tenagaku dan mencoba untuk merubah pemikiranku.
Yang mati tidak bisa dihidupkan kembali. Di dalam insiden SAO, baik orang-orang yang aku cintai maupun yang aku benci, 4000 korban itu tidak akan pernah kembali lagi. Jadi orang itu di dalam mantel abu-abu pasti salah satu dari 12 anggota Laughing Coffin yang selamat. Aku seharusnya mengetahui nama-nama mereka. Aku berusaha sebaik mungkin untuk menahan rasa sakit dari mencari-cari dalam ingatan-ingatanku sambil aku mencoba untuk mengingat informasi mereka.
Lalu pada saat itu...
Aku lagi menyadari sebuah kemungkinan, dan terengah-engah.
Suara seperti metalik yang terdistorsi itu yang dikeluarkan oleh orang bermantel abu-abu itu adalah sebuah bisikan yang cukup dalam. Bagaimana jadinya jika dia berteriak dengan semua tenaganya...
Teriakan dari file suara yang aku dengar minggu lalu berdering di dalam kupingku lagi.
"...Ini, adalah kekuatan sebenarnya, tenaga sebenarnya! Orang-orang bodoh, ukirlah rasa takut dari nama ini di dalam hati-hatimu!"
"Nama dari pistol ini dan aku : «Death Pistol»... «Death Gun»!!"
Suara itu sangat mirip. Aku tidak mungkin salah. Suara-suaranya akan menjadi sama.
Orang itu—
Apakah orang bermantel abu-abu itu «Death Gun»?
Jika begitu, misiku untuk dive ke dalam GGO, menarik perhatian dan menjadi target «Death Gun» sudah selesai dengan cepat.
Tapi... Tapi, aku tidak pernah menduga hal-hal akan berjalan secepat ini.
«Death Gun» adalah seseorang yang selamat dari SAO, dan salah satu dari anggota SAO— kalau begitu.
Maka dia bisa menggunakan sebuah pistol di dalam game untuk membunuh dua pemain asli di dunia nyata.
Mungkin... Mungkin... Benar-benar ada kekuatan seperti itu...
Pada saat ini, aku tiba-tiba ditepuk pada bahu kiri, dan hampir berteriak. Aku benar-benar syok sambil aku bergetar, dan melihat ke atas, hanya untuk melihat rambut biru aqua berayun di depanku.
"Ada apa dengan ekspresimu...?"
Perempuan itu— Sinon merengut saat dia mengatakan hal itu. Aku hanya bisa memaksa sesuatu seperti sebuah senyuman pada dia.
"Ah...ti-tidak, tidak ada apa-apa..."
"Apakah pertarungan kamu barusan itu hampir kalah? Tapi kamu kembali cukup awal, kan?"
Setelah mendengarkan kata-kata ini, aku akhirnya ingat bahwa aku sedang ikut serta di dalam babak penyisihan dari turnamen «Bullet of Bullets». Aku mengedip, melihat sekitar, dan menemukan bahwa kubah yang sebelumnya terisi oleh pemain-pemain sekarang hanya ada setengahnya tersisa. Tampaknya ronde pertama dari babak penyisihan telah usai, dan para pemain yang kalah telah ditranspor ke permukaan. Musuhku selanjutnya seharusnya langsung muncul, dan ronde kedua akan mulai.
Tetapi dalam situasi seperti ini, aku tidak merasa aku masih bisa bertarung.
Aku terus menatap pada Spiegel, yang memberi suatu tampang yang agak terkejut dari kejauhan, dan Sinon yang berada tepat di depanku sebelum menghembuskan nafas dengan lemah dari mulutku.
Dengan langsung, Sinon memberi tatapan serius dan berkata,
"Kamu sudah sangat canggung setelah pertarungan pertama. Kamu terlihat seperti kamu pasti tidak akan dapat mencapai ke final. Semangatlah... Aku harus membalasmu karena telah menipuku!"
Setelah mengatakan itu, dia mengangkat tangan kanannya dan lagi menepuknya pada bahuku.
Aku secara tidak sadar menggunakan tanganku untuk memegang tangan kecilnya yang akan meninggalkanku. Aku lalu membawanya ke dadaku, dan lalu membiarkan lengannya di dahiku.
"Tu-Tunggu sebentar...apa yang kamu lakukan!?"
Sinon buru-buru membisikkan hal itu sambil dia bersiap untuk menarik tangan dia kembali. Tetapi, aku terus memegang erat pada tangannya dan tidak melepasnya.
Meskipun ini adalah kehangatan yang datang dari sebuah avatar poligonal, tetapi avatar ini mampu memberikanku kehangatan ini yang tidak bisa diartikan. Saat aku merasakan perasaan dingin yang menakutkan yang berdiam di hatiku, badanku mulai bergetar.
"...Apa yang kamu lakukan...?"
Aku mendengar sebuah suara yang terganggu pertama, dan lalu, aku merasakan tangan yang kecil dan hangat di dadaku itu mulai merileks.
Bab 7
Ada perasaan aneh di jari telunjuk tangan kanannya, menyebabkan Sinon mengerutkan dahinya. Menggosok dengan jempolnya dengan maksud menenangkan iritasi tersebut, tidak dapat menenangkan dari perasaan tersebut.
Dia tahu alasannya.
Itu adalah salah dari Kirito, pemuda sombong, kasar dan pemula. Dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengepal tangan kanannya. Normalnya ini mustahil dan dia mengerti apa yang ada di kepalanya. Sinon sekarang FullDive di dunia virtual dengan AmuSphere, tidak peduli berapa lama dia mengepal tangannya, aliran darah di tubuhnya atau sarafnya takkan terganggu. Semua sensasi di dunia virtual hanya akan dikirim ke otak oleh mesin dengan sinyal virtual.
????Tapi.
Sekarang, tangan kanan Sinon masih merasakan tekanan dan kehangatan yang sangat kuat dari tangan pengguna light saber, meskipun itu telah dua jam berlalu.
Menyerah untuk menghapus perasaan itu, Sinon mengembalikan tangannya untuk memegang anti-material sniper riffle. Pada pegas yang ringan di pelatuk, dengan lembut dia memasukkan jarinya disana. Pegangan senjata kesayangannya «Hecate II» yang telah melewati banyak pertempuran bersamanya seperti bagian tubuhnya, tapi perasaan aneh itu tidaklah hilang.
Sinon telah bersembunyi di semak kecil di atas bukit menunggu kesempatan untuk membidik.
Arenanya adalah «Wilderness at the Crossroads». Topografi dari daerah itu adalah tempat yang gersang dengan dua jalan yang membelah arena. Musuhnya adalah «Stinger». BoB selection F Block, pertemputan kelima jadi ini adalah semi-final, dan duapuluh menit telah berlalu sejak pertandingan ini dimulai.
Jika dia menang di pertandingan ini maka, tanpa peduli hasil pertandingan selanjutnya, dia dapat mengikuti pertandingan utama BoB battle royale yang dijadwalkan besok, Minggu malam. Tapi untuk menang di pertandingan ini, Stinger pasti juga sangat kuat.
Meskipun namanya seperti itu, dia tidak memakai perlengkapan surface-to-air missile launcher «Stinger». Senjata utamanya adalah «FN • SCAR» carbine rifle, dengan perawatan yang baik. Dia juga memakai ACOG scope untuk meningkatkan akurasinya. Jadi jika mereka saling melihat dalam jarak dekat, Sinon tidak mungkin untuk menang.
Beruntunglah, arena itu, ada empat blok yang dipisahkan oleh jalan, kau harus melewati jalan tengah untuk mencapai tempat lain. Ketika kedua pemain muncul di peta, mereka akan ditaruh dengan jarak minimal 500m, karena itu mustahil ada pemain di blok yang sama.
Dengan kata lain, jika Stinger ingin mencapai jangkauan Sinon untuk membidik dengan SCAR, meskipun dia tahu untuk melewati jalan utama, dia harus menerobosnya, dengan kata lain Sinon harus berhasil menyerangnya ketika dia di jalan.
Dengan pilihan ini, Stinger mencoba untuk menghabiskan waktu sebelum dia menerobos, strategi untuk membuat Sinon kelelahan.
Meskipun begitu Sinon tidak mengabaikan kemungkinan dia bergerak lebih awal, jadi dia tidak punya pilihan lain selain merenggakan sarafnya sampai batasnya dan berkosentrasi melihat pemandangan ini.
Sekarang, dari titik A sampai O dengan kemungkinan kelelahan menunggu terbagi menjadi 15 blok, lebih dari separuh dari mereka menentukan pertandingan mereka selesai, jadi 10 pertandingan yang lain diadakan dalam waktu yang sama. Di Standby Room, lobi lantai pertama, atau bar di sisi jalan, kau dapat menonton semua pertandingan. Focus di Sinon dan Stinger yang merasa penonton sudah sangat bosan. Sampai sekarang keduanya belum menembak peluru.
Di sisi lain bersamaan dengan semi-final grup F, ada sebuah pertempuran yang pasti tidak membosankan, pertempuran yang dilakukan dengan cara mencolok.
Alasannya adalah satu dari mereka spesialis jarak dekat dengan dua machinegun, sedangkan yang lain menggunakan senjata dengan jangkauan terpendek– pengguna light saber bertempur.
Sekarang dia tidak boleh kehilangan kosentrasi. Meskipun dia mengerti itu, pikirannya kembali kepada gadis misterius berambut hitam, tidak laki-laki.
Pertempuran yang pertama memakan waktu sebanyak sepuluh menit, dan ketika dia kembali ke Standby Room, orang pertama yang ditemuinya adalah Spiegel ?? Shinkawa Kyouji dan ucapan selamatnya. Setelah mengucapkan selamat dan terima kasih, Shino kembali ke tempat duduknya. Kemunculan Kirito membuatnya terkejut. Ini tidak mungkin. Dia tidak menyangka dia akan menang dan kembali lebih cepat dari darinya. 'Hmm, kau sedikit berbakat.' Dia berjalan ke arahnya sambil berpikir mengatakan hal itu, Sinon terkejut oleh hal lain.
Sebelum bertanding, Kirito memiliki sikap yang sangat santai, namun sekarang dia duduk di kursi sambil memegang lututnya, kepalanya menunduk dan bahunya gemetar.
... ...Dia menang. Apakah bertarung dengan musuh yang memakai senjata api menakutkan?
Memikirkan tentang itu, Shino tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk memegang bahunya yang terbungkus baju kamuflase berwarna pola malam.
Tiba-tiba, tubuh Kirito bergetar karena terkejut, dengan tindakan yang hanya dilakukan hati-hati, dia melihat ke atas.
Sinon tahu siapapun yang tidak tahu tentang dia akan berpikir dia adalah perempuan, dengan wajah yang manis dan wajah yang terlihat pintar dari avatarnya ?? pandangannya seperti melihat neraka, dipenuhi ketakutan.
"... ...Kenapa kau berwajah seperti itu?"
Sinon tanpa sadar berbisik, mendengar kata itu, Kirito berkedip sesaat dan mengganti wajahnya menjadi senyuman.
Tidak ada yang salah, Kirito menjawab dengan suara lemah, dan Sinon menanyakan apakah pertarungan pertamanya sulit. Tapi, wajahnya tersembunyi di balik avatar gadis berambut panjang berwarna hitam, dan dia tidak menjawab apapun.
Dia bukan musuh yang dia harus terlibat hal di luar itu.
Kirito seharusnya tahu Sinon telah salah mengartikan gendernya. Tapi dia tidak sengaja untuk tidak menjelaskan kesalapahaman itu dan membiarkan Sinon menunjukkan jalannya, membantu dia untuk berbelanja, dan akhirnya membawa dia ke ruang ganti yang sama. Tentu saja, dia mengira Kirito perempuan, dan itu salahnya karena tidak menanyakan kartu namanya. Karenanya setengah dari kemarahan Sinon ditunjukkan kepada dirinya sendiri.
Di dunia nyata, meskipun dia dipermainkan oleh temannya, dia telah memutuskan di hatinya untuk tidak berteman dengan siapapun. Ketika dia bertemu pemain perempuan yang langka di GGO untuk menanyakan arah. Dia bahkan melupakan keputusannya.
Itu sangat menyenangkan. Ketika membawa dia ke toko untuk berbelanja dan menaiki kereta beroda tiga, Sinon menyadari bahwa dia memberikan senyum paling tulus, sesuatu yang bahkan dia lakukan di GGO. Itu benar ?? Shino tidak benar-benar marah kepada Kirito karena dia laki-laki. Ketika dia bersama dengannya, dia menjadi lebih hati-hati, sesuatu yang tidak dapat dia maafkan untuk dirinya sendiri.
Karena itu, ketika dia tahu bahwa Kirito menang di putaran pertama, dia sangat senang.
Untuk bertemu dengannya di final, kemudian menembak wajahnya dengan peluru Hecate dan menjadi lebih kuat sebelum menghadapinya. Meskipun dia memiliki pikiran seperti itu, Kirito yang telah diambil alih oleh ketakutan seperti dia menjadi orang lain.
Sinon berbicara tanpa sadar bercampur dengan kemarahan.
"Kau menjadi seperti ini karena satu pertandingan? Bertanding di final hanya seperti mimpi didalam mimpi. Bertahanlah... Aku... akan mengambil apa yang kau utangkan padaku."
Dia mengepalkan tangan kanannya dan sekali lagi menepuk pundak Kirito.
Tangannya tertutupi oleh dua tangan yang putih. Dia kemudian menariknya dengan kuat dan tanpa sadar tangannya terkena di dadanya.
"Hey, Hey... Apa yang kau lakukan!?"
Sinon bereaksi dan menarik tanganya, tapi dia tidak pernah membayangkan bahwa tubuh Kirito memiliki STR yang sangat tinggi, dia memberitahu kepada tangannya.
Tanganya seperti es, dan Sinon merasakan menyentuh tangannya membuat nafasnya dingin.
Pada saat itu, di penglihatan Sinon muncullah tombol 'report sexual harassment'. Jika dia menekan tombol ini atau mengatakan "report," maka avatar Kirito akan dikirim ke penjara Gurokken dan, untuk waktu yang singkat, dia tidak dapat keluar. Tetapi, Sinon tidak bergerak, dan dia tidak mengatakan apa-apa.
Melihat tangannya terkepal dan tubuh yang sedikit gemetar menghilang, Sinon merasakan perasaan deja vu. Dia pernah melihat gadis itu sebelumnya, dengan postur yang sama persis. Berpikir lebih lanjut, dia menyadari bahwa itu adalah dirinya.
Bukan Sinon the sniper, tapi Asada Shino dari dunia nyata. Itu seperti ketika Shino diliputi oleh ingatan yang buruk dipenuhi oleh bau darah dan mesiu, menangis meminta seseorang menyelamatkannya.
Menyadari di saat itu, Sinon tanpa sadar merilekskan tangan kanannya.
"............Kenapa kau............?"
Dia bertanya dengan lembut, tapi tidak ada jawabannya. Meski begitu Sinon dapat merasakannya.
Menempelkan tangannya ke rambut hitam avatar itu ?? Tidak, di dalam avatar itu terdapat seseorang yang nama dan wajahnya dia tidak tahu mungkin terperangkap di kegelapan seperti Shino.
'Apa yang terjadi,' Sinon ingin bertanya.
Tapi sebelum itu, ada cahaya samar di sekitar tubuh Kirito, dan kemudian dia menghilang. Musuhnya telah ditetapkan, jadi dia dikirim ke bagian arena untuk pertandingan kedua.
Melihat seperti itu, dia mungkin tidak dapat bertarung dengan baik. Sinon berkata begitu dan menghela nafas.
Siapapun yang kalah akan kembali ke Hall daripada underground waiting area. Karena itu, bila Kirito kalah, hari ini atau dengan kata lain, dia mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.
Tentu saja, itu bukan hal besar. Mereka bahkan bukan teman, tetapi hanya akan pergi ke arah yang sama ke Government House. Setelah hari ini dia akan melupakan nama dan wajahnya.
- Seperti itu yang seharusnya.
Tapi pemikiran Sinon yang paling gila, kedua, ketiga bahkan keempat pertandingan akan dimenangkan oleh Kirito hanya menggunakan lightsaber dan sebuah pistol.
Ketika Sinon menunggu untuk pertandingan selanjutnya, dia hanya memiliki kesempatan untuk melihat pertarungannya di monitor satu kali. Gaya bertarungnya adalah 'Last Stand' atau 'Banzai' dengan taktik bunuh diri. Menghadapi musuh dengan status AGI, dia menggunakan pistol FN Five-Seven, atas sugesti Sinon, sebagai tembakan bantuan untuk serangan frontalnya. Dia menghiraukan peluru musuh yang mengenai armor dan menangkis yang mematikan, dan dengan itu. Dia dapat mengambil jarak dengan sekejap mata, kemudian memotong musuh bersama senjatanya.
Tidak ada seorangpun di pertandingan pertama dan kedua BoB bertempur dengan cara seperti ini. Di standby room, para penonton terkejut dan kagum, dan Sinon hanya dapat melihat dengan matanya.
Setelah momen tersebut, Kirito dapat dengan mudah masuk semifinal blok F. Tetapi menghadapi musuh yang tidak beralasan, bagaimana cara dia melawannya?
Setelah melihat pertandingan Kirito, Sinon berpikir seolah semi-final telah dimulai, dan bagian dari pikirannya mempertimbangkan masalah ini. Di saat yang sama, dia tidak dapat berhenti untuk memikirkan pemain bernama Kirito.
Ketika berbelanja bersama, dia memberikan senyum penasaran. Ketika dia diketahui sebagai laki-laki, Kirito menunggunya untuk menyiksanya karena bersikap kurang ajar. Lalu setelah pertandingan pertama, memegang tangan Sinon, tubuhnya gemetar. Dan– dengan light sabernya, dia memotong musuhnya, seperti penampakan hantu.
Pada akhirnya yang mana benar-benar «Kirito»?
Dan kenapa dia terus memikirkan hal itu?
Menyadari bahwa dia kesal tanpa alasan, Sinon menggigit bibirnya ketika mata kananya fokus pada high magnification scope. Pada saat itu-
Dari jarak yang cukup jauh, melihat jalan utama, dia melihat bayangan besar bergerak dari gunung.
Sinon dengan menyetel tembakan Hecate menjadi otomatis. Angin bertiup ke kiri dengan kecepatan 2,5m/ detik. Kelembapan 5%. Dia menaruh matanya ke scope dan membidik bayangan dan menunggu lingkaran peluru menyusut sebelum menembaknya tanpa ragu-ragu.
THUD –
Dari tempat itu, peluru kaliber 50 terbang menembus udara seperti lorong. Itu membuat seperti spiral yang mengarah sedikit ke bawah dan mengenai bayangan tersebut.
"... ...Di sana."
Sinon mengambil nafas sambil menekan pelatuk dari Hecate, mengkosongkan cartridge dan menaruh peluru selanjutnya di senjatanya. Bayangan yang jatuh bersama suara bukanlah Stinger. Melainkan sebuah batu dengan diameter 1m.
Pada saat berikutnya, di tempat yang sama, sebuah siluet yang besar menyerbu dari jejak debu dibelakang.
Sebuah kendaraan roda empat «Humvee». Benda itu bukanlah item yang pemain punya melainkan bonus dari suatu peta. Pemain yang pertama kali medapatkannya dapat menggunakannya. Itu seperti barang baru, kecuali kap di depannya - Sinon langsung mengerti, batunya telah dijatuhkan oleh mobil itu.
Stinger, orang yang seharusnya duduk di kursi pengemudi, tahu Hecate II Shino adalah bolt-action rifle dan tahu bahwa dia akan membidik di persimpangan yang harus dia lewati.
Jadi, dia menjatuhkan batu itu di persimpangan dengan Humvee untuk ditembak, dan ketika dia mengisi peluru, dia akan melewati persimpangan itu.
Ide itu benar. Faktanya kendaraan itu telah sampai di tengah persimpangan ketika dia mengisi peluru . Dia hanya memiliki satu kesempatan. Selain itu dia tidak memiliki waktu untuk membidik dengan benar.
Tetapi, Sinon tidak panik.
Stinger mengambil kesempatan dari kesalahan Sinon sebagai sniper, «No Bullet Line First Shot». Tapi sebagai gantinya, dia juga memberikan informasi. Di penglihatan Sinon jejak dari tembakannya telah menghilang. Selama dia tidak panik, dia dapat membuat peluru kedua terbang di tempat yang sama. Jika dia dapat menggunakan itu, maka dia mungkin mendapat akurasi yang tinggi dibanding tembakan pertama.
Setelah membuat sedikit penyesuaian dari senjatanya, Sinon menekan pelatuknya lagi. BOOM!
Peluru peluru kaliber 50 mengenai jendela pengemudi dan menembus kaca dengan mudahnya.
Kejadian berikutnya, kendaraan itu membuat lengkungan besar, pergi ke sisi jalan, dan kemudian menabrak ke sisi gunung. Dari mesin depan, api menyala.
"... ...Jika kau keluar dari mobil dan lari kau mungkin melihat garis peluru dan mungkin untuk menghindarinya ."
Sinon berbisik setelah memenangkan ronde ketiga. Menjaga scopenya di matanya, dia hanya melihat api dari Humvee. Tidak peduli berapa lama waktu dia menunggu, Stinger tidak muncul. Sepertinya dia mati di kursi penggemudi, tapi dia tetap di posisi menembak. Ketika udara malam menampilkan "CONGRATULATIONS" dengan kata berwarna, Sinon berdiri dari semak.
Waktu pertandingan, 19 menit and 15 detik. Semi-final selesai.
Dengan cara seperti ini, seperti yang dia rencanakan, dia mendapat tiket turnamen BoB. Tetapi dia tidak memiliki tanda kemenangan, bahkan senyumannya. Pikirannya hanya terpaku pada pertandingan blok F final.
Yang jadi misteri adalah Kirito, tidak diragukan lagi, menghabiskan waktu paling sedikit di semi-finalnya. Musuhnya menggunakan dua SMG. Tidak peduli berapa banyak peluru dia tembakkan, jika dia membiarkan pengguna light saber itu mendekat, dia akan terkena serangan instant death oleh pedang Kirito sebelum darahnya habis, Kirito setelah semuanya, dengan kecepatan yang mengagumkan, memiliki kemampuan «predict the trajectory prediction line». Kesempatan untuk menghentikannya adalah dengan tembakan perlindungan dari M134 mini-gun, atau senjata sejenisnya.
Demikian, Sinon dengan Hecate, menunggu dengan pelan transfer ke arena berikutnya.
Setelah beberapa detik, Sinon tidak kembali ke standby room, tetapi langsung ke ruang persiapan final. Permukaan segi enam dari window di layar tertulis nama lawannya, dan pasti namanya adalah [Kirito].
Setelah transfer selanjutnya, dia membuka mata untuk melihat jalan yang meninggi serta lurus, dan matahari yang berdarah terbenam. Arena «Inter-Continental Highway». Meskipun tempat ini memiliki luas yang sama dengan sebelumnya, sekitar satu kilometer, sejak kau tidak dapat pergi ke perbukitan dari timur ke barat, kenyataannya, arenanya cukup ramping dan sederhana.
Namun, ada banyak reruntuhan mobil, truk bahkan helikopter, dan disana ada celah untuk naik dan turun, jadi dari sisi jalan, kau tidak dapat melihat sisi lainnya.
Sinon dengan cepat melihat ke belakang dan mengetahui bahwa dia sekarang berada di ujung sudut peta. Musuhnya adalah Kirito pasti ada di barat jalan, setidaknya 500m.
Dia melihat sekitar, lalu berlari ke jalan. Tujuannya adalah bus besar yang terparkir di pinggir jalan. Dari pintu semi otomatis menuju lantai dua. Dia tiarap di tengah lantai, mengambil Hecate II dari punggungnya. Dia membidik dengan moncong pistol di jendela di depan bus, mengambil posisi membidik, dan membalik scopenya dalam posisi membidik.
Matahari di depannya. Itu berarti, tidak peduli dia sembunyi, pantulan scopenya dari matahari akan menjadi bahaya yang dapat membuatnya ketahuan. Seorang sniper dengan posisi ini dapat mudah ketahuan.
Tapi, di dalam bus, cermin kaca di depan akan menyembunyikan scopenya. Juga dari tingginya, dia dapat melihat hampir semua posisi di jalan tersebut.
Kirito mungkin mendekat dengan cepat dari satu gangguan ke gangguan lainnya. Dia tidak berpikir mengenainya dengan garis peluru. Kesempatannya, jika dia tahu lokasinya, itu adalah tembakan pertama.
'- Tembak dia. Aku harus.'
Mengukir keinginan yang kuat di hatinya, Sinon menaruh matanya di scope.
Kenapa dia ingin menang, dia tidak mengerti.
Memang, Sinon ditipu oleh Kirito untuk menyembunyikan gendernya ketika dia mengajaknya berkeliling dan membantunya membeli equipment. Lebih dari itu dia juga melihatnya ketika dia berganti baju.
Tetapi, meskipun dibilang begitu, itu bukan apa-apa tapi dibanding hal lain. Dia tidak kehilangan item, dan hanya baju dalam avatarnya yang terlihat. Dari pertemuan di jalan Gurokken, sampai perpisahan di standby room meskipun hanya sepuluh menit. Itu sulit dilupakan.
Tapi sekarang, semua pertarungan yang dia alami di GGO telah hilang dibanding keinginannya untuk mengalahkan Kirito. Ya - bahkan lebih dari pengguna minigun menakutkan, Behemoth. Untuk seorang yang baru hari ini tiba di GGO, dan lebih dari itu melawan pengguna light saber yang semua penembak menganggap lemah, kenapa dia melakukan sejauh itu...
'...Tidak.'
Tidak, mungkin dia telah mengetahui alasannya.
Itu karena, 'Aku tidak menganggap laki-laki ini musuh di hatiku.' Ketika laki-laki itu duduk di kursi bergetar sementara tangan dinginnya memegang tangannya, dia mengetahui perasaan yang ada di hatinya.
Kasih sayang? Tidak.
Kasihan? Tidak.
Simpati ...? Tidak tentu saja tidak.
'Tidak ada seorangpun yang simpati padaku. Tidak ada seorangpun yang memiliki rasa sakit yang sama dengan diriku. Aku telah mencari seseorang seperti itu, Tapi pada akhirnya, dia hanya merasa terus, terus, terus, dikhianati.
Suatu hal yang dapat menyelamatkannya adalah kekuatannya. Karena mengerti hal itu maka dia ada disini.
Dia tidak ingin tahu tentang situasi Kirito dan tidak perlu tahu. Selama dia menembak avatar yang membuatnya bingung, dia akan menguburnya di daftar kill sejauh ini. Dan melupakannya.
Ini yang dia butuhkan untuk melakukannya.
Hati-hati namun sengaja, Sinon memfokuskan pikirannya dan melihat di scopenya, jarinya menggengam pelatuk.
Jadi-
Di latar belakang matahari terbenam muncullah bayangan, dengan sekejap Sinon lupa untuk mengontrol snipernya dan membuat suara.
"Apa..?"
Sebuah angin menerpa rambut hitamnya, baju camuflase menutupi tubuhnya, dan light saber ada di sabuknya. Tidak dipungkiri lagi itu Kirito.
Tetapi, dia tidak berlari. Dan sepertinya dia tidak ingin sembunyi. Dia di tengah jalan raya dengan garis sedikit terangkat, berjalan goyah. Itu sangat berlawanan dengan pertandingan sebelumnya, sebuah postur tanpa pertahanan.
'-Apakah dia mencoba mengatakan, bahkan tanpa garis peluru dia dapat menghindari tembakanku?'
Memikirkan ini, kemarahan ada di kepalanya sambil membidik kepala Kirito. Lalu Sinon menekan pelatuk-sebelum itu, dia sadar pemikiran sebelumnya adalah salah.
Kirito tidak melihat ke depan. Dia hanya menundukkan kepala, dengan tubuh gemetar hanya menyeret kakinya. Ini sangat terbalik dengan serangan seperti "dikejar setan" di pertandingan sebelumnya dan ini adalah kecepatan yang lemah.
Dengan dia seperti ini, menghindari tembakan Sinon sangat mustahil. Peluru Hecate II lebih cepat di banding kecepatan suara, dan itu sudah terlambat ketika kau mendengar suara tembakan. Dan dengan dia melihat ke bawah, tentu saja dia tidak dapat melihat tembakan.
Itu berarti – Kirito tidak ingin menghindari tembakkannya dari awal. Dia ingin untuk sengaja tertembak, dan kalah di pertandingan. Sekali dia mendapatkan tiket untuk pergi ke turnamen, apapun yang terjadi... pertarungannya dengan Sinon tidak berarti apa-apa. Itulah maksudnya.
"...Jangan bercan..."
Suara Sinon terdengar serak.
Dia menaruh jarinya ke pelatuk dan membidiknya. Lingkaran hijau muncul, dan membidik di kepala Kirito dan cepat menyusut. Pergerakan lingkaran menunjukkan detak jantung Sinon. Tapi hanya dengan angin yang lemah dan jarak 400m, tembakkannya pasti akan terkena.
"...Jangan bercanda denganku!!"
Teriakkannya, terdengar seperti anak kecil yang menangis.
Di saat yang sama, Sinon menekan pelatuk. Gemuruh kaliber 50 riffle terisi di bus itu, lebih dari setengah kaca depan dipenuhi oleh kabut terpecah.
Peluru itu terbang menembus warna merah matahari yang terbenam dengan garis lurus - itu melewati pipi kanan Kirito sekitar 50cm ruang antara dia dan mobil yang tertembak. Sebuah api, dan setelah itu keluar erupsi asap hitam.
Dari tekanan peluru 12.7mm terbang dekat dengan kepalanya, Kirito sedikit bergetar. Dia berhenti dan melihat ke atas.
Ketika Kirito terlihat seperti perempuan di permukaan, hanya pertanyaan 'kenapa kau meleset?' yang terlihat di wajahnya. Ketika melihat wajahnya melalui scope, Sinon menarik pelatuk dan menembak dalam satu aksi.
Kali ini, pelurunya melewati atas Kirito dan menjauhinya.
Mengisi peluru. Menekan peluru. Peluru ketiga mengenai aspal di sampingnya meninggalkan bekas. Reload. Fire. Reload. Fire. Reload. Fire.
Enam selosong peluru kosong keluar di sekitar Sinon kemudian menghilang.
Kirito masih berdiri di sana, masih belum tersentuh, dan menembus scope, matanya terlihat bertanya.
Sinon perlahan berdiri, tangannya memegang Hecate, dan mulai berjalan melewati bus, Dia melompat dari tempat dia menembak menuju jalan dan mulai melanjutkan berjalan.
Sepuluh detik kemudian , ketika dia mendekat menuju Kirito hingga 5m, dia berhenti.
Melihat pengguna light saber itu masih berdiri di mukanya, dia bernafas keluar.
"...Kenapa?"
Arti dari pertanyaan ini, dan kecaman yang bercampur, sepertinya mencapai Kirito. Mata hitamnya, dan lagi melihat ke bawah. Akhirnya, dia mengatakan sesuatu tanpa perasaan seperti NPC.
"...Tujuanku, hanya ingin mengikuti turnamen utama. Aku tidak memiliki alasan untuk bertarung denganmu."
Sinon telah menyadari jawaban ini. Tetapi perasaan itu 'karena itu aku tidak dapat memaafkanmu' ada di dalam dadanya, dan sekali lagi Sinon berkata.
"Lalu, kau seharusnya menembak dirimu sendiri dengan pistol begitu pertandingan ini dimulai. Apa kau khawatir dengan harga peluru? Atau kau ingin memberikan hitungan kill, berpikir seperti ini apakah aku akan puas...!?"
Menuju Kirito yang menundukkan kepala, dia mengambil langkah mendekat - .
"Hanya permainan VR atau satu pertandingan, itu hanya pilihanmu jika merasa seperti itu! Tapi jangan memaksakan nilai pribadi itu padaku!!"
Sinon menangis dengan suara yang sedih, dia juga menyadari mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.
Untuk memaksakan nilai pribadi kepada musuhmu, maka itu sama dengan yang dia telah lakukan. Jika dia tidak dapat memaafkan Kirito, seharusnya Sinon menggunakan peluru pertama untuk mengakhiri pertandingan, dan melupakan dia setelahnya. Malah dia menggunakan 6 peluru untuk mengancamnya, dan lebih dari itu dia membuang perasaannya padanya dengan berhadapan langsung. Di hal yang lain, yang tidak memiliki alasan bagi dirinya.
??Tetapi
Meski begitu, Sinon tidak dapat menghentikan dirinya. Hecate di tangannya, wajahnya berubah dan tidak dapat menghentikan air matanya yang keluar dari matanya.
Di belakangnya ada sinar matahari, setengah dari tubuhnya tertutupi bayangan, mata Kirito tertutup, dan mulutnya kaku.
Akhirnya, avatarnya dengan lembut santai, meski lemah, tapi dengan perasaan dia berkata.
"...Aku juga...pada waktu yang lalu, aku merasa aku menyalahkan orang seperti itu..."
"..."
Kirito melihat dengan diam kepada Sinon, lalu dia mengangkat kepalanya.
"...Maafkan aku. Aku salah. Meskipun ini game, hanya pertandingan, tapi aku bisa memberikan yang aku bisa...selain itu, tidak ada artinya kualifikasi untukku di dunia nyata. Aku seharusnya tahu itu ..."
Lalu, dia mengangkat kepalanya, mata hitamnya melihat lurus ke arah Sinon, dan swordsman dari tanah yang asing berkata.
"Sinon, dapatkah kau memberikanku kesempatan untukmu? Sekarang, kau boleh bertanding denganku."
Dari kata yang tidak dapat dia perkirakan, Sinon langsung melupakan kemarahannya dan mengerutkan alisnya.
"Sekarang, jika kau berkata seperti itu..."
Kualifikasi BoB dan turnamen utama bertarung dengan musuh yang tidak diketahui di peta. Sejak mereka bertemu tanpa bertarung, tidak ada cara kembali ke kondisi awal.
Tetapi, Kirito memperlihatkan senyumnya, lalu menarik FN Five-Seven dari pinggang kirinya. Dia menggunakannya sebagai sikap untuk menghentikan Sinon, yang hendak mengambil posisi, dan menarik pentup pistolnya sekali. Dia terampil dalam menangkap peluru di udara, lalu meletakkan pistol itu di sarungnya.
Sementara memutar peluru 5.7mm dengan tangan kirinya, Kirito berkata.
"Senapanmu, masih memiliki peluru kan?"
"...Yeah, hanya untuk satu tembakan."
"Kalau begitu, kita berduel. Mari kita lihat... 10 meter menjauh. Kau gunakan senapanmu, dan aku gunakan light saberku. Aku akan melempar peluru. Ketika sampai di tanah, pertandingan dimulai. Bagaimana ?"
Terkejut, atau seperti Sinon tertegun. Tanpa menyadari kemarahannya memudar, dia berbicara.
"Begini...kau pikir pertandingan itu adil? Hanya 10m menjauh, peluru Hecate ini pasti kena. Dengan kemampuanku dan statis perlengkapanku, dikombinasi oleh status, itu jarak tembak yang pasti kena dari sistem. Kau tidak punya kesempatan menggerakan light sabermu. Hasilnya sama saja dengan bunuh diri.
"Kita tidak akan tahu sebelum mencoba bukan."
Setelah mengatakan itu dengan sombong- mulut Kirito memperlihatkan senyuman.
Di saat dia melihat ekspresi itu, Sinon segera berlari menuju tempat di belakangnya.
Dia serius. Pengguna light saber, ingin menang dari Sinon dengan Western-style duel.
Memang peluru Hecate II hanya ada satu. Jadi dia harus menghindar dengan suatu cara untuk menang. Dia mungkin berpikir seperti itu, terlalu naif. Melawan tembakan dan peluru yang membunuh, tidak ada yang disebut «suatu cara». Dibandingkan dengan pusat perbelanjaan «Game Menghindar» revolver anti penembak, entah itu kecepatan, akurasi dan kekuatan itu tidak memilik level yang sama.
Tapi-jika Kirito benar-benar memiliki «sesuatu», maka.
'Aku ingin melihatnya. Tidak peduli apa yang terjadi.'
Saat berikutnya, Sinon mengangguk dan berkata:
"...Baik. Aku setuju untuk menerima tantanganmu sebagai pertandingan."
Lalu dia berbalik, mengambil sepuluh langkah ke barat di tengah garis pembatas, dan membalik wajahnya ke arah matahari. Jarak antara dua orang itu hanya 10m. Dia menaikkan Hecate yang dia bawa, meletakkan pangkal senapan pada bahunya, dan membuat kakinya mejadi posisi menembak biasa.
Di dunia nyata, bahkan seorang yang paling kuat tidak dapat menembak senapan dari posisi berdiri. Tapi di GGO, selama kemampuan fisik mencapai nilai tertentu, maka hal itu mungkin. Tentu saja, tidak ada orang yang dapat menahan recoil dan terkatuh ke belakang, tapi karena dia hanya memiliki satu peluru, ini tidak perlu dipikirkan.
Dia menarik baut untuk menaruh peluru terakhir di senjatanya.
Ketika dia melihat melalui scope, bahkan perbesaran yang terkecil, senyum Kirito muncul di penglihatannya.
Itu terlihat seperti gadis muda yang cantik, lemah dan ketidakberdayaan di beberapa menit yang lalu menghilang. Wajahnya seperti bercahaya dan memperlihatkan senyum keberaniaan di bibirnya.
Kirito menutup jarinya di tangannya yang memegang peluru FN Five-Seven dan membentang tangannya lurus ke depan, bersamaan dengan dia menarik light saber dari pinggangnya. Dia menekan tombol dengan jempolnya, dan itu mengeluarkan pedang berwarna biru dengan energi.
Sekarang, para penonton yang melihat di final blok F mungkin memiringkan kepala mereka dan berpikir apa yang kedua orang itu lakukan. Dia tidak peduli hal itu. Peluru melawan pedang. Dengan pikiran yang normal, itu tidak adil, tapi Sinon dapat merasakan ketegangannya naik.
'---Sudah pasti, orang itu memiliki «sesuatu».'
Dengan perasaan tersebut Sinon langsung menyesuaikan bidikannya.
Di sisi yang berlawanan, Kirito berbicara.
"...Jadi, ayo kita mulai."
Kemudian, dia tidak ragu untuk melempar peluru ke udara, peluru itu berputar di udara. Cahaya pantulan matahari membuat sinar seperti ruby di udara.
Kirito memundurkan pinggangnya, menaruh kaki kirinya di depan dan setengah dari tubuhnya maju, dan light saber ditangan kanannya miring ke samping. Meski dengan jarinya memegang pedangnya, tidak ada terasa kekuatan, itu adalah postur santai. Tapi meski berpostur seperti itu, Avatarnya memberikan tekanan seolah-olah dia ditargetkan di hatinya oleh moncong senapan.
Sinon, tentu saja merasakan sensasi senang yang dengan cepat naik. Peluru 5.7mm bergerak di udara sangat lambat. Semua suara lenyap. Dia sadar kehadirannya dan Hecate II. Tidak, kehadiran mereka juga menghilang. Penembak dan peluru menjadi satu, hanya menyerang targetnya dengan peluru di pikirannya.
Dari penglihatannya, garis putih, dan lingkaran hijau juga menghilang.
Di depan swordsman hitam pendiam, jatuh dengan pelan, sinyal peluru. Meskipun peluru itu melewati scopenya dan keluar dari pandangan, Sinon dapat merasakan kehadirannya. Itu berputar dan jatuh ke tanah- peluru tajam mengenai aspal-sistem game menunjukkan kontak dari dua benda, dan mengeluarkan perintah untuk membuat efek suara, AmuSphere melepaskan sinyal di bunyi eletronik, di pendengaran Sinon.
PING.
Sebuah suara gema kecil, tangan kanannya menekan pelatuknya.
Di detik berikutnya, fenomena yang terjadi pada Sinon kesadarannya dipercepat dengan warna yang indah.
Dari moncong Hecate muncullah garis orange.
Di sisi lain, cahaya biru muncul memecah melewati kegelapan yang samar.
Bersinar seperti bintang jatuh, dua cahaya terbelah ke kiri dan ke kanan, terbang menjauh.
Di dorong oleh recoil yang besar, ketika terdorong ke belakang, Sinon menyadari arti dari adegan yang dia lihat.
Itu terbelah menjadi bagian.
Pada saat itu, light saber Kirito memotong ke depan, dan memotong peluru 50-caliber yang seharusnya menjadi tembakan fatal. Dua bintang jatuh yang dilihat Sinon, adalah pecahan peluru yang dipotong oleh pedang dengan energi tinggi, dan terbang melewati sisi Kirito menuju belakangnya.
Tapi –ini seharusnya mustahil.
Jika dia memperkirakan arah pelurunya dan mengayun pedang, hasilnya dapat dimengerti. Tetapi, Sinon tidak membidik tengah avatarnya seperti yang dia inginkan, tapi dia membidik kaki kiri Kirito.
Hecate adalah large-caliber gun, ada sesuatu yang dikatakan «impact damage» sebuah damage tambahan. Jika di jarak sangat dekat, meskipun hanya pinggang atau kaki, area benturan membuat HP menjadi 0.
Untuk Kirito yang baru masuk GGO hari ini, tidak memiliki pengetahuan tentang pistol, dia seharusnya tidak tahu tentang ini. Jadi, jika dia menebak arah peluru, dia seharusnya melindungi bagian tengah tubuhnya.
Meski begitu, Kirito dengan tepat mengetahui peluru yang membidik kakinya dengan cepat oleh light sabernya. Itu bukan pertaruhan. Lebih dari itu kecepatan proyektil, garis peluru akan tidak berguna. Pada akhirnya kenapa – bagaimana dia...?
Meskipun terbebani karena tekejut di saat itu, tangan Sinon tidak berhenti. Ketika dia terlempar ke belakang, tangan kirinya melepas Hecate, dengan cepat mengambil MP7 yang ada di pinggangnya.
Tetapi, dia lebih cepat dari yang tadi.
Seperti cahaya, Kirito melesat dari jarak 10m antara mereka dan muncul di depan Sinon. Pedang di tangan kananya berdengung dan penglihatannya menjadi biru.
Dia akan ditebas.
Meski dengan prediksi tersebut, Sinon tidak menutup mata. Matanya melihat, dengan matahari terbenam sebagai pemandangan, rambut hitam yang berkilau bergoyang seperti kipas.
Lalu, semuanya berhenti.
Hecate ditangan kanannya, dan MP7 ditangan kirinya tergantung karena Sinon terjatuh mundur. Tetapi, tidak peduli berapa lama, dia tidak terjatuh. Tangan kiri Kirito menahannya untuk suatu alasan.
Lalu ditangan kanan swordsman ada light saber, menahan leher Sinon yang terbuka dan tanpa pertahanan. Hanya suara getaran plasma pedang, dan suara angin yang dapat dia dengar.
Dengan kaki kirinya maju, Kirito membungkuk ke arah Sinon yang bersandar, jika mereka memberlakukan adegan tarian seperti kebersamaan mereka, dan itu akan berhenti sementara waktu.
Mata hitamnya tepat di matanya. Sampai sekarang, baik di dunia nyata maupun di dunia virtual, dia tidak membiarkan siapapun mendekatinya sedekat ini padanya. Tetapi, Sinon tidak menyadari hal ini dan bertanya dengan bisikan sambil melihat mata Kirito.
"...Bagaimana kau dapat memperkirakan bidikanku?"
Di ujung lain pedangnya, dia berbicara dengan lembut.
"Meskipun melalui scope, aku melihat matamu."
Mata. Dengan kata lain-garis penglihatannya.
Dia membaca garis peluru dari pandangannya, itu maksud Kirito.
Sebenarnya ada seseorang di dunia ini dapat melakukan ini. Sinon tidak pernah mendengarnya. Gemetar kecil baik itu teror ataupun tidak pernah terpikir cara ini di kepalanya.
Sungguh kuat. Kekuatan Kirito, telah melebihi level pemain VR game.
Tetapi, meki dalam hal ini – lalu kenapa, di ujung Standby Room, dia gemetar sangat keras? Kenapa tangan dinginnya memegang tanganku?
Sinon berbicara dan sebuah suara kecil keluar.
"Kau begitu kuat. Apa yang kau takuti?"
Lalu dia melihat mata Kirito terkejut. Setelah diam sesaat, Kirito menjawab seperti dia menyembunyikan sesuatu.
"Itu bukan kekuatan. Hanya teknik."
Setelah dia mendengar kata itu, Sinon lupa tentang pedang di lehernya dan berkata dengan kasar.
"Bohong. Kau pembohong. Jika itu hanya teknik, itu mustahil memotong peluru Hecate. Kau seharusnya tahu. Bagaimana kau menjadi kuat? A...Aku ingin tahu jadi..."
"Kalau begitu biarkan aku bertanya padamu!"
Tiba-tiba Kirito memotongnya dengan suara lemah namun seperti api yang tercampur di suaranya.
"Jika peluru itu akan membunuh manusia di dunia nyata...Lalu, jika kau tidak membunuh entah itu kau atau orang yang penting bagimu akan terbunuh. Jika begitu, APAKAH KAU MENEKAN PELATUKNYA!?"
"...!"
Sinon lupa untuk bernafas, dan matanya berlinang.
Apa dia tahu? Dia berpikir untuk sesaat. Pemain misterius, apakah dia tahu masa lalu Sinon yang dipenuhi kegelapan, dan kecelakaan itu terjadi?
'-Tidak, salah. Itu tidak seperti itu. Mungkin...orang ini, di masa lalu...'
Tangan kiri yang menahan Sinon menjadi kaku, tapi kemudian menjadi rileks. Ketika rambutnya menyentuh dahi Sinon, Kirito menggelengkan kepalanya dan berbisik.
"...Aku tidak dapat. Karena itu aku lemah. Aku...menebas dua orang, tidak tiga orang, dan aku bahkan tidak tahu nama mereka...aku hanya menutup mata,menutup telinga, dan mencoba untuk melupakan semuanya..."
Sinon tidak mengerti maksudnya.
Tetapi, dia telah yakin satu hal. Di dalam Kirito ada kegelapan yang sama dengan Sinon, sebuah ketakutan tersembunyi. Dan mungkin, ketika dia menunggu di Standby Room, sesuatu terjadi. Sesuatu yang membuatnya kegelapan yang dikuburnya bangkit.
Sinon melepas MP7 di tangan kirinya dan jatuh ke tanah.
Tangan kosongnya naik seperti ditarik benang, dan mendekat ke pipi Kirito ke masa lalu pengguna light saber.
Tepat sebelum jarinya menyentuhnya - .
Tanpa disadari, senyum yang lembut kembali ke pipi Kirito. Matanya masih menyimpan cahaya menyakitkan. Meski begitu dia menggeleng kepalanya, dan mengatakan sesuatu untuk menggangu tangan Sinon.
"- Yah. Sepertinya aku telah menang di pertandingan ini...kau setuju?"
"Apa t...? Ah, itu..."
Sementara dia mengedipkan mata karena tidak dapat memberitahu perasaannya, wajah Kirito mendekat dan dia berbisik.
"Lalu, apakah kamu menyerah? Aku tidak suka menebas perempuan."
Mendengar suara yang kasar dan santai. Sinon menyadari situasinya. Dengan kata lain, dia telah ditahan dengan tangan kiri yang menahan punggungnya dan light saber di lehernya, dan ketika dia dalam keadaan tidak bisa bergerak karena kontak dari Kirito, Adegan itu langsung ditayangkan di Standby Room, Presidential Lobby, dan semua bar di Gurokken, dengan situasi tersebut. Sementara menyadari kemarahan di wajahnya, Sinon mengeluarkan jawaban dari gigi terkatupnya.
"...Aku berterima kasih bila aku memiliki kesempatan lain untuk melawanmu. Besok di turnamen utama, kau harus bertahan hidup untuk melawanku."
Dan dia membalikkan wajahnya,dan berteriak keras, "Aku menyerah!"
Waktu pertandingan, 18 menit and 52 detik.
Grup F, kualifikasi final turnamen ketiga Bullet of Bullets selesai.
Catatan Pengarang
Saya Kawahara Reki. Saya sangat bersyukur bahwa kalian membeli volume kelima dari seri ini. Termasuk seri lainnya, ini adalah hasil karya saya yang ke-10, «Sword Art Online 5, Phantom Bullet».
Dalam Net-gaming, ada dua bentuk yang agak populer genre game selain MMORPGs. Salah satunya adalah «Real-Time Strategy», dan yang satunya adalah «First Person Shooter».
Saya suka kedua genre ini, tapi jika saya berbicara tentang RTS, kolom ini tidak akan cukup, jadi saya harus menyingkatnya(tertawa).
Dan sebagai judul menyiratkan, FPS adalah genre permainan yang biasanya memungkinkan karakter utama (pemain) untuk memegang senjata melalui pandangan pemain dan bermain. Ini berasal dari Amerika, jadi sekarang, tidak peduli apakah itu jumlah permainan atau jumlah pemain, sudah menjadi mayoritas orang amerika. Tapi ketika Battle online player vs battle, akan ada situasi di mana orang akan merasa seperti mengatakan "Apakah kamu dihidupkan kembali dari versi Simo Häyhä?" Kemungkinan besar, itu semacam situasi saat saya masih bergerak maju dengan kecepatan penuh, saya akan mendengar ledakan dari jauh, dan kemudian ada pertempuran dimata coklat saya dan saya mati, atau dalam pertempuran jarak dekat, saya sudah punya senapan Rifle dan saya menembak tanpa arah, tapi musuh mendekatiku, menghindar kekiri dan kekanan, dan kemudian menggunakan pisau untuk membunuh saya dengan mudah (Pada saat ini, saya benar-benar merasa seperti mengatakan: "Apakah kamu dihidupkan kembali dari versi Simo Häyhä!? "). Namun, orang hanya akan mengatakan bahwa aku seorang Greenhorn.
Pertarungan PvP di MMOs akan sangat berpengaruh karena level dan peralatan yang berbeda, namun kemampuan karakter FPS itu sendiri akan bergantung pada keahlian pemain itu sendiri. Salah satu alasan mengapa saya membuat ini «Phantom Bullet» adalah untuk menunjukan ini «Ability» dalam seri «SAO».
Namun, masalahnya adalah bahwa meskipun saya suka FPS, saya tidak mengerti apa-apa tentang semua senjata ... kali ini, saya menggunakan banyak nama senjata dan istilah yang unik, tetapi ini hanya yang saya tahu & disusun terakhir . Kepada pembaca yang lebih berpengalaman dalam hal ini, kalian mungkin merasa bahwa ada banyak adegan di mana kalian akan berkata "Bagaimana mungkin!", Tapi saya berharap bahwa setiap orang dapat memaafkan dan memperlakukannya sebagai "Lagipula itu adalah bagian dari permainan. "
Untuk Miki-san, yang mulai memiliki lebih banyak tugas dan lebih terkait dan namun masih sabar menunggu bagi saya untuk menyempurnakan naskah asli saya, ABEC-san, yang mampu menunjukan daya tarik keduanya (tertawa) perempuan membuat ilustrasi yang sangat bagus, dan semua orang yang mendukung saya bahkan setelah saya menulis bahwa 'Aku akan menjadi gila', tolong terima headshot saya ke dahi kalian. Saya berharap untuk bertemu kalian!
2010, 10 Juni.
Kawahara Reki.