Light Novel SAO Bahasa Indonesia
Volume 013 - Alization Dividing
Selingan 4
Ada dua belas deck pada kapal besar yang
mendorong dirinya sendiri yang membuat keseluruhan panjangnya empat
ratus meter dan lebar dua ratus lima puluh meter, «Ocean Turtle».
Memikirkan bagaimana Oasis of the Seas,
kapal pesiar terbesar di dunia—meskipun jauh lebih kecil dibandingkan
dengan Ocean Turtle, tentu saja—dapat menahan delapan belas deck, itu
kelihatannya sedikit menggunakan ruangan secara berlebihan. Tetapi, itu
tidak dibangun untuk pesiar, tapi untuk penelitian kelautan, dan
kelihatannya dibutuhkan spesifikasi tepat yang mampu untuk semua jenis
observasi dan mesin penganalisis. Normalnya, tidak hanya Asuna yang
merasakan tidak puas terhadap tinggi dari langit-langit.
Lantai
pertama dari garis air adalah dek mengapung, ruangan mesin mengambil
lantai kedua, sementara lantai ketiga sampai lantai kedelapan terdiri
dari semua jenis fasilitas penelitian, seperti biologi kelautan, sumber
daya laut, dan lempeng tektonik. Lantai kesembilan dan kesepuluh
memiliki kabin, lantai kesebelas adalah deck yang dibuat lagi dengan
ruang tamu, ruang olahraga, kolam renang dan seperti itu, dan disamping
dari radar dan antenna yang dipasang di lantai terakhir, lantai
keduabelas, itu memiliki pelataran observasi juga.
Kapal itu berasal dari Agensi Jepang untuk Penelitian Tekonolgi Kelautan Bumi, itu hanya setengah dari kebenarannya.
Selain
dari penghubung yang memanfaatkan reaktor bertekanan air dari dalam
negeri, pembangunannya dilakukan melalui kerja sama dengan Self-Defense
Forces dan anggotanya tersebar keluar, dengan aktif menjaganya bahkan
setelah penyelesaiannya.
Itu bukanlah semuanya, pilar yang
tercampur titanium—yang disebut «bagian utama», tertusuk ke dalam bagian
utama lambung kapal yang benar-benar di bawah pengelolaan dari
Self-Defense Forces dan penelitian yang sangat rahasia dengan
benar-benar tidak memiliki hubungan dengan lautan yang sedang dilakukan
di sini. Salah satu yang menduplikat jiwa dari bayi yang baru lahir,
yang dibawa menuju dunia virtual, dan kelihatannya memberikan kelahiran
pada bottom-up artificial intelligence pertama di dunia—yang bernama
«Alicization Project».
6 Juli 2026, Senin, 7:45 AM.
Setelah
mengunjungi Kirito—Kirigaya Kazuto, yang menjalani perawatan di bagian
atas dari bagian utama, yang disebut «bagian atas», Yuuki Asuna memakan
sarapannya di ruangan deck kesebelas dengan Koujiro Rinko, peneliti
teknologi fulldive.
Dia mengetahui bahwa dia tidak memiliki
kesempatan untuk mengeluh, melihat bahwa dia bukanlah tamu dari kapal
pesiar yang mewah—atau bahkan, dia bahkan telah diantar menuju kamar
penahanan (meskipun dia tidak mengetahui jika itu benar-benar ada) jika
itu bukanlah keputusan dari Jendral Kolonel Kikuoka Seijirou, yang
mengawasi proyek, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain untuk
menerima makanan prasmanan sudah cukup baik untuk diterima.
Rinko,
yang memasukkan pisau pada ikan putih yang diolesi mentega pada sisi
lain dari meja, berbicara saat dia menatap keras pada potongan yang
melintang itu.
"Aku ingin tahu jika ikan ini ditangkap dari Ocean Turtle?"
"Si-Siapa yang tahu..."
Memiliki
makanan yang sama sebagai hidangannya, Asuna dengan perlahan membawa
bagian kecil menuju mulutnya. Irisan daging putih yang lembut itu dengan
mudah terpotong tapi itu memiliki tekstur yang lembut ketika dikunyah.
Dia tidak memiliki keraguan bahwa itu benar-benar segar, tapi dia sama
sekali tidak berpikir jika ikan itu sebenarnya dapat ditangkap dengan
melempar kail pancing di lautan terbuka ini.
Menaruh ke bawah
pisau di tangan kanannya, Asuna membalikkan matanya menuju jendela di
kiri meja sementara membawa gelas es tehnya. Permukaan laut yang tenang
berwarna hitam gelap, tanpa satupun kapal nelayan terlihat, lupakan
ikan-ikan.
Sekang dia memikirkan itu, Asuna tidak mendengar
apapun tentang lokasi sekarang dari Ocean Turtle, selain dari «laut di
dekat Pulau Izu». Bahkan jika itu sementara di sekitar Pulau Izu, itu
adalah jarak yang jauh dari utara dan selatan. Jika dia mengingatnya
dengan benar, bahkan Pulau Hachijyou yang mendekati bagian tengah
memiliki jarak sekitar hampir tiga ribu kilometer dari Tokyo.
Dia
bisa saja dapat menyalakan aplikasi lokasi dan memperlihatkan lokasinya
sekarang melalui portable terminal yang dia bawa dari Tokyo jika dia
dapat menggunakannya, tapi sayangnya, dia tidak memiliki izin untuk
menghubungkan dengan Wi-Fi kapal itu yang disebabkan oleh keamanan atau
sesuatu. Dia dapat memainkan file musik dan sebaginya yang tersimpan di
local memory, jadi dia merasa cukup beruntung bahwa itu tidak disita,
tapi rasa frustasi benar-benar berkumpul ketika tertahan pada situasi
tidak mampu untuk melakukan «pencarian cepat sewaktu-waktu pemikiran
terpikir olehnya». Dia tidak pernah merasakan rasa tidak puas saat di
SAO, dimana dia bahkan tidak dapat menerima satupun berita dari dunia
nyata, lupakan melakukan pencarian, bagaimanapun juga.
Menelan ke kembali helaan nafasnya dengan es the, Asuna berpikir untuk menyegarkan suasana hatinya.
Apakah
«project» Kikuoka Seijirou, Higa Takeru, dan pekerja lainnya kerjakan
hanya sebatas pada penjelasan yang mereka jelaskan kemarin? Bukankah
masih banyak rahasia tersembunyi yang disembunyikan dari dunia virtual ,
«Underworld»? Juga—akankah Kazuto, menerima perawatan pada Soul
TransLator nomor 4, terbangun ketika besok telah tiba seperti yang
Suster Aki Natsuki telah katakan...?
Tidak, mengesampingkan dua
hal yang pertama, dia harus menyisihkan keraguannya pada yang ketiga.
Dia hanya dapat sepenuhnya mempercayai itu untuk sekarang. Ketika
besok—7 Juli datang, kerusakan jaringan saraf Kazuto akan segera
beregenerasi dan dia akan mendapatkan kesadarannya kembali. Asuna tidak
memiliki pilihan lain selain kembali ke Tokyo melalui helikopter yang
berangkat dari Ocean Turtle pada jam tujuh malam, tapi seharusnya ada
waktu yang cukup untuk saling bertukar beberapa kata. Dan waktu Asuna
untuk memeluk dengan erat tubuh yang melindunginya.
Setelah
mendapatkan suatu semangat dengan membayangkan kejadian itu, Asuna
melanjutkan makan sementara bertanya pada Rinko di sisi lainnya.
"Rinko-san,
apa kau memiliki rincian pada lokasi kapal ini sekarang? Aku tidak
pernah mendengar apapun yang jauh lebih jelas dari laut di dekat Pulau
Izu."
"...Sekarang kau memikirkan itu, aku pikir aku hanya tahu sebanyak yang kau tahu..."
Setelah
menyelesaikan memakan ikan yang diolesi mentega, Rinko perlahan
memiringkan kepalanya dan menaruh tangannya pada saku dari jas putihnya.
Dia kelihatannya hendak mengambil portable terminalnya, tapi
kelihatannya dia mengingat kembali bahwa dia tidak dapat menghubungkan
pada internet dengan segera setelahnya dan samar-samar merengut.
"Erm,
aku yakin Higa-kun mengatakan bahwa kita telah berada pada seratus atau
dua ratus kilometer ke barat dari Pulau Mikura...atau tunggu, apakah
Pulau Miyake..."
Sementara mengatakan informasi yang tidak
jelas, Rinko membalikkan matanya menuju jendela yang cukup besar untuk
kapal. Asuna, juga, menatap pada permukaan laut yang biru kehitaman
sekali lagi.
Matahari pagi seharusnya bersinar dari jendela di
sisi lain, jadi arah yang wajah mereka berdua berbalik seharusnya menuju
barat. Jika Ocean Turtle benar-benar berada di barat dari Pulau Izu
sekarang, tidak ada Pulau Mikura atapun Pulau Miyake yang terlihat,
apalagi Pulau Honsu...
Suara pelan "Ah" keluar dari Asuna yang
menatap pada lautan dari kanan ke kiri dengan pikiran itu di pikirannya.
Dia tidak menyadarinya ketika dia melihat pada jendela sebelumnya, tapi
itu bersinar putih karena cahaya dari matahari pagi. Sesuatu yang kecil
dan dibuat manusia, mengapung di lautan jauh—Menilai dari ukurannya itu
sangat sulit tanpa perbandingan untuk membandingkannya, tapi itu
kelihatannya sedikit besar.
"Rinko-san, di sebelah sana."
Asuna menaruh pisaunya sebelum menunjuk, membuat Rinko menyipitkan matanya dan mengangguk.
"Oh, itu adalah kapal, bukan. Mungkin kapal pemancing yang menangkap ikan barusan......atau tidak, itu kelihatannya..."
"Eh, itu bukan?"
Itu terlalu besar untuk kapal pemancing dan warnanya biasa juga...di samping itu, itu memiliki banyak sekali antena.
Rinko
meninggalkan dari kursinya dan berjalan menuju jendela, jadi Asuna
pergi ke sisinya. Pandangannya tidak dapat dikatakan buruk, tapi kapal
di kejauhan itu perlahan berguncang, mengaburkan bagian rincinya,
mungkin disebabkan oleh uap air yang keluar dari permukaan laut. Tetapi,
ada sejumlah besar antena yang terpasang mengelilingi tiang yang
menjulang tinggi di bagian tengah kapal itu. Sangat mirip dengan antena
besar yang berdiri menjulang tinggi di atas dari Ocean Turtle, yang
seharusnya berada tepat di atas ruangan ini. Rangka kapal itu memliki
desain bergaris juga, jadi daripada kapal pemacing, itu jauh lebih mirip
kapal pengangkut, tidak, justru...
"...Kapal perang...?"
Pada saat Asuna berguman seperti itu, suara muram terdengar dari belakang.
"Itu adalah kapal Jepang. Jepang tidak memiliki satupun kapal perang."
Dia
membalikkan kepalanya bersamaan dengan Rinko. Seseorang yang berdiri
disana memegang sarapannya dengan kedua tangannya adalah laki-laki
dengan seragam putih bersih dengan lengan baju yang pendek—Letnan
Nakanishi.
"Selamat pagi, Nakanishi-san."
"Selamat pagi."
Ketika
mereka berdua mengucapkan salam, Nakanishi yang tinggi itu dengan
hati-hati menaruh nampan di meja di dekatnya sebelum membungkukkan
bagian atas tubuhnya dan membalas salam.
"Selamat pagi, Professor Koujiro, Yuuki-san."
"Kesempatan ini sangat jarang, jadi maukah kau sarapan di meja kami?"
Dia
memikirkan undangan Rinko untuk sebentar sebelum mengangguk dengan "Aku
akan menerima permintaanmu, kalau begitu." Menunggu sampai Nakanishi
memindahkan nampannya, Asuna dan Rinko lalu duduk kembali pada kursi
awal mereka. Melihat pada porsi sarapan dari anggota Self-Defense
Forces, itu sangat besar seperti yang diduga, dengan telur, daging, dan
tumpukan salad pada pirng besar itu.
"Bagaimana rasanya jika dibandingkan dengan sarapan yang ada pada Self-Defense Forces?"
Nakanishi
mengeluarkan sedikit tawa keras pada pertanyaan Rinko yang dapat
dikatakan cukup sulit dan menjawab saat dia mengambil garpunya.
"Jika
berbicara secara jujur. Sarapan di Ocean Turtle sedikit lebih baik aku
rasa. Juga tomat dan timun ini bahkan tumbuh diluar kapal."
"Wah, apakah ada kebun sayuran?"
Anggota Self-Defense Forces itu menunjukkan sedikit senyuman bangga pada waktu Asuna yang matanya terbuka lebar.
"Ya, di belakang deck kedelapan. Aku yakin itu adalah percobaan untuk pertaniaan skala besar di laut, namun."
"Aku berpikir jika itu adalah sesuatu yang memberikan tomat sedikit rasa asin."
Dan itu adalah gurauan dari Rinko.
"Benarkah?"
Melihat
pada Nakanishi, mengunyah irisan tomat dengan ekspresi muram, Asuna dan
Rinko menjadi tertawa. Tepat saat dia mengambil garpu dan pisau untuk
melanjutkan sarapannya yang tertunda, Asuna mengingat kalimat pertama
Nakanishi dan memiringkan kepalanya.
Jepang tidak memiliki
satupun kapal perang, dia bilang, tapi seharusnya bukan itu, Bukankah
tempat kerja aslinya sebagai anggota dari Self-Defense Forces angkatan
laut seharusnya adalah kapal perang...tidak, Self-Defense Forces
bukanlah tentara, jadi mereka memiliki sesuatu yang bukan kapal perang,
atau seperti yang logika katakan, huh. Dengan kata lain, kapal yang
terlihat di sisi lain dari jendela adalah...
"Jadi, itu...bukan kapal perang, tapi erm, kapal pertahanan Jepang...?"
"Itu cukup dekat. Kapal yang dimiliki oleh Self-Defense Forces angkatan laut disebut kapal penjaga."
Nakanashi memperlihatkan senyumannya, membalikkan matanya sendiri pada kapal di kejauhan dan melanjutkan.
"Kapal itu adalah kapal penghancur yang baru dibuat DD-127 «Nagato». Alasan kenapa itu berlayar di daerah laut ini, sayangnya, aku tidak berani untuk......hmm...?"
Kata-kata
jelasnya terpotong secara tidak normal dan Asuna melihat ke arah wajah
Nakanishi sebelum dia mengembalikan pandangannya menuju laut.
Ketika
dia melakukannya, kapal perang abu-abu itu—tidak, kapal penjaga itu
baru saja bergerak untuk mengganti arahnya. Memutar buritannya menuju
Ocean Turtle dalam waktu kurang dari sepuluh detik, itu terus
memperpendek jarak diantaranya.
Setelah melihat itu, Nakanashi
berdiri tanpa peringatan dan memutar punggungnya pada Asuna dan Rinko,
mengeluarkan terminal portable yang tidak dapat dijelaskan dari sakunya.
Menaruh itu di telinganya dengan gerakan cepat, dia mulai berbicara
dengan suara pelan.
"Jendral Kolonel Kikuoka Seijirou, aku
meminta maaf karena mengganggu istirahatmu, ini Nakanishi. Tetapi
mengenai «Nagato», bukankah itu seharusnya tidak menjaga kapal ini
sampai 1200 hari setelah besok...tidak, itu berganti rute menuju barat
seperti...ya, aku akan segera ke sana."
Selesai dengan panggilan
teleponnya, dia dengan cepat berbalik dengan terminal yang masih berada
di dekat wajahnya. Tiba-tiba ekspresi kaku terlihat dengan sendirinya
pada wajah dari anggota Self-Defense Forces.
"Professor, Yuuki-san, aku meminta maaf tapi aku akan segera pergi dari sini."
"Semoga berhasil dengan itu. Aku akan membersihkan peralatan makanmu."
"Aku akan menerima penawaranmu, kalau begitu. Aku pergi dulu."
Dengan
segera setelah menundukkan bagian atas tubuhnya pada perkataan Rinko,
Nakanashi meninggalkan ruangan dengan kecepatan yang mendekati berlari.
"...Aku ingin tahu apa ada masalah yang terjadi?"
"Siapa yang tahu..."
Memiringkan sedikit kepalanya, dia melihat kembali menuju luar jendela.
Merasakan
sedikit, kegelisahan yang tidak beralasan sementara melihat kapal
penjaga yang menghilang di balik kabut pagi hari, Asuna perlahan
menggenggam erat tangan kirinya.
Bab 9: Integrity Knight Alice (Bulan Ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)
Creak.
Creakk.
Jantungku sedikit berdetak setiap kali suara samar-samar itu terdengar.
Suara
itu datang dari ujung «pedang hitam» yang belum diberi nama. Entah
bagaimana tertusuk satu cen pada celah kecil dari batu bata marbel putih
itu yang membangun dinding luar Katedral Pusat Gereja Axiom.
Tangan
kananku yang menggenggam gagang pedang hitam yang basah dengan
keringat, dengan sendi bahu dan lututku tidak dapat untuk menahan beban,
dan mengancam jiwa untuk melepaskannya bahkan sekarang. Itu hanya
normal—berat dari dua manusia, satu pedang dengan prioritas sangat
tinggi, dan satu set armor yang tergantung di tangan kananku yang bahkan
tidak dapat dikatakan berat.
Tidak ada satupun benda menjadi
pegangan tangan, itu sangat halus seperti cermin, dan aku tidak dapat
menusuk pedang ini lebih jauh lagi.
Semua yang ada di bawahku
adalah langit kosong yang tidak berakhir, tidak hanya tangan kananku,
gagang pada pedangku, sudah mencapai batasnya, itu juga berlaku pada
tangan kiriku yang memegang knight perempuan yang memakai armor berat
berwarna emas yang tergantung pada itu juga.
Kelelahan fisik di
dunia alternatif, «Underworld», sedikit berbeda dengan dari kelelahan
yang sama di dunia nyata. Seperti kenyataannya, berjalan dalam jarak
yang jauh, berlari dengan semua stamina yang kau punya, menjalani latiha
berat, atau membawa benda yang berat akan melelahkan seseorang, tapi
masalahnya terbentang pada bagaimana kelelahan itu diperlakukan sama
seperti luka, mengurangi «Life»—hidup dari penduduk Underworld, diubah
menjadi nilai angka, pada dasarnya hit point mereka.
Meninggal
dari kelelahan mungkin sangat jarang terjadi di dunia nyata. Normalnya,
seseorang tidak akan dapat untuk melanjutkan aktifitasnya yang
menyebabkan kelelahan sebelum itu dapat menimbulkan kerusakan pada
tubuh. Tetapi, kekuatan tekad dapat menerobos batas dari kekuatan fisiki
pada waktu di dunia ini. Untuk mengatakan suatu contoh, bahkan berlari
sementara menahan kelelahan dan rasa sakit sama Life seseorang mencapai
nol, lalu terjatuh dan mati dalam sekejap akan sangat mungkin.
Aku
sekarang menahan beban yang mengerikan dengan tidak ada apapun selain
tubuhku sendiri. Karena itu, jumlah Lifeku seharusnya berkurang dengan
rata-rata yang tetap. Bahkan jika aku melanjutkan menggenggam erat
ganggang di tangan kananku dan menahan seseorang dengan tangan kiriku
dengan semangat dan keberanian, Lifeku pada akhirnya akan menjadi nol
dan aku akan mati. Kemungkinan besar, knight perempuan ini akan terjatuh
ke bawah tanah yang berada ratusan meter ke bawah dan mati ketika
tangan kananku lepas dari pedang ini bahkan untuk sekejap.
Sebagai
tambahan, aku bukan satu-satunya yang menerima kerusakan. Pedang
kesayanganku, juga, yang menahan beban berat yang melewati batasnya
hanya dengan ujungnya saja. Dan itu setelah mengaktifkan «armament full
control art» yang benar-benar menguras Life selama dua kali dalam
pertarungan sejauh ini. Aku tidak dapat membuka Stacia Window dan
mengecek nilainya dalam keadaan seperti ini, tapi itu tidak akan aneh
jika semua itu akan mencapai nol dalam beberapa menit. Pedang itu akan
patah dan tidak dapat diperbaiki lagi hanya dengan menyimpan itu di
dalam sarungnya.
Pedang itu akan terlalu menyedihkan, patah
bahkan tanpa memilih namanya, di samping itu, aku akan terjatuh menuju
tanah dan akan mati. Karena itu, aku harus melakukan sesuatu tentang
situasi ini, secepat mungkin, tapi bergantung sendiri telah mengambil
semua kekuatanku dan sebagai tambahan dari itu—
"Itu cukup, lepaskan tanganmu!"
Perempuan
yang tergantung di bawahku—Integrity Knight emas yang memegang sacred
tool, «Fragrant Olive Sword», Alice Synthesis Thirty, berteriak sekali
lagi.
"Aku tidak memiliki keinginan mendapati hidupku diselamatkan oleh kriminal seperti dirimu dan hidup memalukan!"
Sementara
menggoyangkan seluruh tubuhnya dalam usaha untuk melepaskan genggaman
tangan kanannya. Tangan kananku basah dengan keringat, sarung tangan
besi itu menjadi sedikit lebih licin.
"...Uooh...kau..."
Aku
entah bagaimana menahan guncangannya sementara suara yang tidak
kupahami keluar dari diriku. Tetapi, ujung dari pedang hitam itu,
tertusuk ke dalam dinding, telah tertarik keluar sekitar satu mil
sementara berguncang. Aku dengan susah payah mengembalikan posisi stabil
sebelum menatap ke bawah dan berteriak keras.
"Jangan bergerak,
idiot! Jika kau seharusnya adalah Integrity Knight, lalu sadari bahwa
tidak ada apapun yang akan diselesaikan jika kau menyerahkan dirimu pada
keputusasaan yang ada di sini, idiot!"
"Apa..."
Wajah putih yang melihat dari bawah kakiku dengan cepat berubah warna menjadi merah.
"Dan...dan kau berani untuk membuat ejekan pada diriku lagi! Tarik kembali ucapanmu saat ini juga, kriminal!"
"Diam! Aku memanggilmu idiot karena kau adalah seseorang yang idiot, idiot! Idiooot!"
Tidak
menyadari entah aku ingin menarik dia menuju negosiasi melalui
provokasi atau apakah darahku hanya mengalir deras menuju kepalaku, aku
berteriak keras sekali lagi.
"Dengar!? Jika kau jatuh dan mati
dari ulah dirimu sendiri di sini, Eugeo, yang masih ada di dalam menara
akan pergi langsung menuju pemimpin tertinggi, kau tahu! Dan meski
begitu, itu seharusnya menjadi tugasmu untuk mencegah itu! Jadi bukankah
seharusnya hal yang paling penting untuk kau lakukan asalah tetap hidup
dengan segala cara untuk sekarang, sebagai Integrity Knight?! Itu
karena kau idiot yang tidak mengerti logika seperti itu, karena itu aku
memanggilmu seorang idiot!!"
"Kuh...j-jadi kau bahkan berani untuk mengatakan ejekan yang menghina sebanyak delapan kali, bukan begitu..."
Seperti
tidak pernah dipanggil idiot bahkan semenjak dia terbangun sebagai
Integrity Knight, pipi Alice menjadi kemerahan dan sudut matanya
terangkat karena kemarahan. Kilauan dari Fragrant Olive Sword yang
sedikit terangkat ke atas oleh tangan kirinya dan hawa dingin masuk ke
dalam tubuhku, khawatir bahwa dia mungkin berpikir tentang menebasku dan
menyebabkan kematian kita berdua, tapi itu kelihatannya alasannya
sedikit melebihi dorongan hatinya, saat pedangnya tergantung ke bawah
tanpa kekuatan sekali lagi.
"...Aku mengerti, perkataanmu sangat masuk akal. Tetapi..."
Gigi
Integrity Knight itu, hampir sama seperti manik-manik mutiara, dengan
keras menggeretakkan giginya secara bersamaan dan dia membantah.
"Lalu
kenapa kau tidak akan melepaskan tangan itu!? Jika alasannya bukan
kasihan, terhadap apa aku akan menemukan kematian yang jauh lebih baik,
bagaimana mungkin kau dapat membuktikannya!?"
Kasihan—bukanlah
alasannya. Setelah semua, perbuatan menyelamatkan Alice itu sendiri
justru adalah setengah alasan dari kenapa Eugeo dan aku menetapkan
Katedral Pusat ini sebagai tujuan kita.
Tetapi, aku benar-benar
tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan secara lengkap dari
awal. Dan sebelum semuanya, seseorang yang Eugeo ingin selamatkan secara
teknis bukanlah Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, tapi teman
masa kecilnya yang diambil pergi dari Desa Rulid delapan tahun lalu,
Alice Schuberg.
Aku mencoba sebisaku untuk memeras otakku, yang
hampir kelelahan dari memikirkan hal yang terlalu berat, mencari alasan
apapun yang dapat memuaskan Alice. Tapi tidak mungkin aku dapat
menemukannya dengan hal seperti ini pada tepat waktu. Dengan hal yang
sudah terjadi pada saat ini, aku tidak memiliki pilihan lain selain
mengatakan bagian dari kebenaran.
"Aku...Eugeo dan aku tidak memanjat menara ini hingga sejauh ini karena kita ingin untuk menghancurkan Gereja Axiom."
Melihat lurus ke arah mata biru Alice, yang memancarkan cahaya yang kuat, aku dengan susah payah memaksakan kata-kataku keluar.
"Kita
juga sama, dengan bagaimana kita ingin melindungi Dunia Manusia dari
invansi Dark Territory. Kita bahkan bertarung dengan kelompok goblin di
gunung tinggi di ujung dua tahun yang lalu...Bahkan jika aku mengatakan
itu, aku rasa kau tidak akan mempercayaiku. Karena itu kita tidak boleh
membiarkanmu, yang diketahui sebagai salah satu yang terkuat diantara
Integrity Knight, mati sini. Kekuatanmu sangat penting."
Itu
pasti berada diluar dugaannya saat Alice menyatukan alisnya dengan
terdiam, tapi dengan segera memberikan jawaban yang menusuk hati.
"Lalu
untuk alasan apa kalian telah menebas pedang kalian pada manusia lain
dan melanggar taboo terburuk dan membuat pertumpahan darah lainnya?!"
Perasaan
tentang kebenaran sejati—bahkan jika itu telah diberikan oleh pemimpin
tertinggi untuk menyesuaikan dengan tujuannya—bergejolak dan terlihat di
kedua matanya saat Alice berteriak.
"Untuk alasan apa kalian telah melukai semua knight itu, dimulai dari Eldrie Synthesis Thirty-one?!!"
Sayangnya
tidak ada satupun kata-kata di dalam dirinya untuk menyangkal perkataan
gadis itu. Pada akhirnya, meskipun kalimat yang aku katakan pada Alice
tentang melindungi Dunia Manusia benar-benar perasaanku yang sebenarnya,
itu juga kebohongan di waktu yang sama.
Jika aku mencapai
lantai tertinggi di katedral, lalu bertarung dan menang melawan pemimpin
tertinggi, Administrator, pemimpin tertinggi sebelumnya, Cardinal, akan
mengembalikan semua dari kekuatannya. Dan itu seperti dia akan mencoba
untuk mereset Underworld menjadi kondisi awal untuk mencegah bencana
yang akan segera datang. Aku sama sekali tidak memiliki ide tenyang
bagaimana mencegahnya pada akhirnya dimana semuanya akan kembali ke awal
pada saat itu juga.
Tetapi. Jika Alice dan aku terjatuh
bersama-sama dan mati di sini, tragedi yang menimpa dunia bahkan akan
menjadi skala lebih besar. Dengan Cardinal yang masih kehilangan
kekuatannya, «final load experiment phase»—invasi dari Dark Territory
dengan kata lain, akan dimulai dan Integrity Knight yang Eugeo dan aku
lawan dan terluka kelihatannya akan dihancurkan bersamaan dengan
Administrator, dengan manusia yang terbantai di tengah-tengah
keputusasaan dan kesedihan mereka tanpa ada satupun orang yang tersisa.
Apa
yang paling aku tidak dapat tahan adalah fakta bahwa aku hanya akan
terbangun di dalam «Soul TransLator» di suatu tempat di dunia nyata
bahkan jika aku kehilangan hidupku di dunia ini. Penduduk Underworld
pada akhirnya akan mati karena penderitaan kejam pada mereka sementara
aku sendiri kembali menuju dunia nyata tanpa satu lukapun—Tidak peduli
bagaimana, aku benar-benar tidak dapat menerima perkembangan seperti
itu.
"...Aku..."
Aku ingin tahu apa yang dapat aku beri
tahu pada Alice yang sekarang, penjaga dari gereja dan hukum, bahkan
dengan semua waktu yang tidak berarti ini yang aku punya. Tapi bahkan
jika kata-kata itu tidak mencapainya, aku tidak memiliki cara apapun
selain dari berbicara tentang itu dengan seluruh perasaanku.
"Eugeo
dan aku menebas Raios Antinous dan Humbert Zizek karena Gereja Axiom
dan Taboo Index sama sekali penuh cela. Apa kau mengerti itu hanya
berlaku sangat rendah? Taboo Index sama sekali tidak melarangnya, jadi
bangsawan kelas atas dapat melakukan yang mereka mau pada gadis yang
bahkan tidak melakukan satu kejahatanpun, seperti Ronie dan Tizei...apa
kau secara jujur mempercayai bahwa itu dapat dimaafkan?!"
Pemandangan
yang aku dapat lihat dua hari yang lalu di ruangan asrama elite
swordsmen-in-training—Tizei dan Ronie yang mendapati tubuh mereka
terikat tanpa ampun, pipi mereka penuh dengan air mata, terlihat olehku
sebagai kilas balik dan seluruh tubuhku bergetar dengan hebat. Pedang
yang menusuk pada dinding itu berguncang sekali lagi, tapi aku berteriak
dengan tanpa mempedulikan itu.
"Apa yang kau pikirkan! Jawab aku, Integrity Knight!!"
Emosi
kemarahanku menjadi satu tetes air mata yang mengalir dari ujung
mataku, mengenai dahi Alice saat dia bergelantungan di bawah, dan
tersebar. Knight emas itu menarik nafas yang dalam dan membuka kedua
matanya dengan lebar.
Suara yang segera keluar dari mulutnya yang sedikit bergetar kelihatannya telah kehilangan ketegangan dari waktu sebelumnya.
"...Hukum,
adalah hukum...dan kejahatan, adalah kejahatan. Bagaimana mungkin
peraturan dapat dijaga jika penduduk diizinkan untuk secara bebas
memilih sesuatu pada mereka?"
"Benar siapa yang berhak untuk
memilih entah seseorang yang membuat hukum itu, pemimpin tertinggi,
Administrator, apakah itu berhak atau tidak? Tuhan Celestial World!?
Lalu kenapa aku tidak menerima hukuman suci, tersambar oleh petir dan
terbakar hingga mati pada saat ini juga!?"
"Dewi—rencana Stacia-sama secara alami membuat itu jelas melalui perbuatan yang dilakukan oleh kami, pelayannya!"
"Eugeo
dan aku memanjat hingga sejauh ini agar membuat itu menjadi jelas!
Untuk mengalahkan Administrator dan membuktikan bahwa itu salah! Dan
untuk alasan, yang benar-benar sama..."
Aku menatap ke arah atas
dan mengkonfirmasi bahwa pedang kesayanganku yang menusuk di dinding
akhirnya mencapai batasnya. Ujungnya akan patah atau terlepas pada saat
berikutnya Alice bergerak, tidak, berikutnya ketika angin memutuskan
untuk membuat hembusan bergerak menuju ke sini dan kita kelihatannya
akan terjatuh ke bawah secara bersamaan.
"...Aku tidak dapat membiarkanmu untuk mati di sini!!"
Mengambil nafas yang dalam dan menaruh semua itu pada perutku, aku mengumpulkan semua kekuatan yang aku punya.
"—Uoooh!!"
Semua
dari kekuatanku terangkat keluar, aku mengangkat Alice yang
bergelantungan di tangan kiriku. Rasa sakit yang tajam mengalir melalui
tangan dan bahuku, tapi aku entah bagaimana membawa Alice pada
ketinggian yang sama lalu berteriak dengan sisa kekuatanku.
"Tusukan pedangmu melalui lapisan itu...! Aku tidak dapat menahan lebih lama lagi, tolonglah!"
Aku menatap pada wajah Alice yang berubah tepat disampingku dengan ekspresi bingung.
Setelah
keheningan yang singkat, Alice menggerakkan tangan kirinya dan menusuk
dalam Fragrant Olive Sword pada celah dinding marbel itu dengan suara
keras.
Pedang hitam itu tertarik keluar dari lapisan dinding
batu pada waktu yang hampir sama dan tangan kiriku terlepas sendiri dari
tangan Alice juga, melepaskan genggamannya.
Di tengah-tengah
kepanikan yang mengalir di dalam diriku dari kepala menuju jari kaki,
aku terjatuh pada jarak, yang sangat jauh dan «Kematian» pada akhirnya
mendekatiku terpikir di dalam pikiranku dalam sekejap.
Tetapi,
apa yang aku rasakan hanya pada saat terjatuh dan guncangan yang
tiba-tiba. Tangan kanan Alice yang bergerak seperti kilat menangkap
kerah jubahku dari belakang.
Setelah mengetahu bahwa pedang dan
tangan Alice yang dengan kuat menahan beban kita berdua, aku
mengeluarkan nafas dalam. Rata-rata, detak jantungku yang seperti jam
alarm, secara perlahan menjadi lambat dan aku akhirnya merasakan
kelegaan.
"......"
Aku melihat pada seseorang yang bertukaran posisi denganku, baik fisik dan mental, hanya dengan satu detik dalam keheningan.
Kelihatannya
seolah-olah dia telah tersiksa oleh berbagai macam emosi yang
bertentangan, Integrity Knight emas itu menggeretakkan giginya dengan
keras secara bersamaan. Tanda dari tangan yang dengan erat menahanku
dengan kerah di leherku mengerut dan mengetat berulang kali tepat di
belakang leherku.
Aku tidak mengetahui seorangpun dari
Underworld yang mampu meragukan situasi berbahaya seperti ini selain
dari Eugeo. Seluruh manusia—artificial fluctlights tanpa mengetahui
apapun setia pada standar mereka dalam baik dan buruk, tidak goyah pada
pilihan yang lebih penting.
Untuk mengatakan itu dalam hal lain,
keputusan penting mereka tanpa henti dibuat oleh sesuatu yang lain,
atau seseorang yang lain.
Dengan kata lain, aku dapat mengerti
bahwa «manusia» yang melebihi lainnya dari penduduk Underworld yang
tersembunyi sendiri di hati Integrity Knight dari satu kejadian ini.
Aku
tidak dapat menilai bagaimana besarnya pertentangan yang pasti ada di
pikiran Alice. Tetapi, setelah beberapa detik yang cukup lama, tubuhku
dengan mudah ditarik hingga menuju ketinggianku sebelumnya.
Tidak
seperti gadis itu, aku tidak perlu untuk ragu-ragu. Aku dengan segera
menusuk pedang hitamku pada lapisan dinding marbel itu, bahkan setelah
semua yang telah dilalui, dan mengeluarkan nafas dalam lainnya.
Pada
saat posisiku menjadi stabil, Alice menarik tangan kanannya dan bahkan
memalingkan wajahnya dengan kemarahan. Suaranya, yang disampaikan oleh
angin, sangat lemah tidak seperti nadanya.
"...Aku tidak ingin
membantumu, aku hanya mengembalikan bantuanmu...di samping itu, aku
belum sampai pada kesimpulan dengan pedangmu."
"Aku mengerti...Kita sekarang sudah impas dengan hal yang tadi, lalu."
Berhati-hati dengan kata-kataku, aku menggerakkan mulutku.
"Dan
jadi, aku memiliki tawaran...melihat kondisi sekarang, kita harus
kembali ke dalam menara dengan segala cara. Jadi, akankah kau memikirkan
untuk saling membantu untuk sekarang?"
"...Saling membantu?"
Aku dapat merasakan ekspresi kecurigaan yang mengarah padaku dari wajahnya, yang sedikit mengarah padaku.
"Ya,
itu sudah tidak mungkin untuk menghancurkan dinding terluar katedral
ini dan itu bukan tugas yang mudah untuk memanjatnya juga. Tingkat
kemungkinan selamat kita seharusnya akan meningkat jika kita berdua
bekerja sama, daripada melewati itu semua hanya dengan sendiri. Tentu
saja, hal ini akan menjadi bebeda jika kau memiliki metode praktis untuk
kembali ke dalam."
"......"
Alice menggigit mulutnya dengan marah tapi dengan segera menjawab dengan berguman.
"...Aku seharusnya telah menggunakan itu jika aku memiliki metode seperti itu."
"Itu benar. Jadi, dapatkah aku memikirkan bahwa kau setuju tentang saling membantu dan bekerja sama?"
"Sebelum itu...kau mengatakan bekerja sama, tapi apa sebenarnya kerja sama yang kau maksudkan?"
"Membantu
sama lain jika seseorang kelihatannya akan terjatuh, hanya itu. Kita
dapat berpegangan lebih baik jika kita memiliki tali atau sesuatu
seperti itu, tapi aku rasa itu meminta terlalu banyak."
Tidak
melihat ke arahku lebih lama lagi, Integrity Knight itu tenggelam pada
keheningan lama yang lainnya, tapi pada akhirnya dia mengangguk dengan
gerakan yang sedikit tidak terlihat.
"Itu adalah tawaran yang beralasan...Aku harus mengakuinya. Tidak ada yang dapat dilakukan tentang itu..."
Sebagai penggantinya, Alice melanjutkan sementara memberikanku tatatapan terakhir.
"Aku akan menebasmu dengan sekejap saat kita kembali ke dalam menara. Pastikan untuk tidak melupakan hal itu."
"Aku akan menyimpan itu di pikiranku."
Mengangguk sekali lagi pada jawabanku, Alice mengosonkan tenggorokannya seolah-olah untuk mengalihkan pikirannya.
"Lalu sekarang...kau membutuhkan tali? Apa kau tidak memiliki satu pakaian yang tidak perlu?"
"Pakaian..."
Aku
melihat ke arah tubuhku, tapi memikirkan tentang itu, aku bahkan tidak
memiliki satu sapu tangan di dalam sakuku. Aku dapat mengambil tumpukan
pakaian cadangan atau jubah dari penyimpananku jika ini adalah Alfheim
yang aku rindukan, sayangnya, fungsi yang praktis itu tidak ada di
Underworld.
"...Bahkan jika kau bertanya, tidak ada apapun
selain dari baju dan celana ini. Aku akan melepaskannya jika diperlukan,
walapun begitu."
Ketika aku hanya mengangkat bahu kiriku saat
aku menjawab, Alice membuat seringai yang paling dalam dibandingkan
dengan sebelumnya dan berteriak.
"Kita tidak akan melakukan
itu!...Ya ampun, itu sangat mengejutkan memikirkan bagaimana kalian
pergi menuju pertarungan dengan hanya pedang pada kalian."
"Hei,
hei, seseorang yang mengikat Eugeo dan aku dari Akademi Master Pedang
dengan hanya pakaian pada tubuh kita adalah kau, bukan?"
"Dan
kalian memasuki ruangan penyimpanan katedral setelah itu, bukan.
Seharusnya itu memiliki satu ikat tali berkualitas tinggi di sana...Ahh,
itu benar, ini hanya menghabiskan waktu."
Alice mengibaskan
kepalanya menjauh dengan hmph dan mengangkat tangan kanannya yang
terbungkus dengan sarung tangan besi emas. Tapi kelihatannya dia
menyadari bahwa dia tidak dapat melepaskan tangan kirinya dari gagang
pedang saat dia merengut. Mengulurkan tangannya di depanku, dia
memerintah.
"Lepaskan sarung tangan besiku dengan tanganmu yang bebas."
"Hah?"
"Dan hati-hati untuk tidak menyentuh kulitku. Cepatlah!"
"......"
Menurut
ingatan Eugeo, Alice kelihatannya adalah seorang gadis yang aktif dan
menyenangkan, lebih baik dibandingkan dengan semua orang, ketika dia
tinggal di Rulid. Jika memang begitu, dimana sebenarnya kepribadiannya
yang sekarang yang kelihatannya benar-benar kebalikannya berasal?
Sementara
memikirkan tentang hal seperti itu, aku mengulurkan tangan kiriku yang
akhirnya mendapatkan kembali indera perasanya, lalu melepaskan bagian
sarung tangan besi itu. Alice, seseorang yang membuat dia memegang
sarung tangan besi ini, dengan cepat menarik keluar tangan kanannya dan
mengacungkan jari, ramping dan pucatnya sementara berteriak.
"System call!"
Mengikuti
kalimat pembuka untuk sacred arts, dia dengan cepat mengucapkan art
rumit yang tidak kukenal. Sarung tangan besi di tanganku mengeluarkan
cahaya yang menyilaukan dan bentuknya mulai berganti menjadi bentuk yang
lainnya. Hanya dalam waktu beberapa detik, tangan kiriku memegang
rantai emas yang terbungkus dengan rapi.
"Uooh...Berubah...?"
"Apa
kau tidak mendengar? Atau mungkin itu bukanlah telinga yang ada di
samping wajahmu, tapi lubang yang terserang oleh serangga? Itu hanyalah
perubahan dari bentuknya, arts yang mampu untuk mengganti sifat-sifat
dari benda itu tidak dapat digunakan oleh seseorang selain dari pemimpin
tertinggi yang suci."
Saat meminta maaf dengan kata "maaf" pada
Alice, yang kelihatannya tidak memiliki keinginan untuk mengganti
kata-kata tajamnya bahkan setelah menyetujui persetujuaan kerja sama,
aku mengetes ketahanan rantai itu. Gigiku terasa seperti itu akan
terjatuh ketika aku menahannya dengan mulut dan ditarik, jadi aku
melepaskan itu dari mulutku dengan cepat. Aku tidak memiliki kecemasan,
karena itu kelihatannya cukup kuat meskipun itu jauh lebih tipis dari
jari tangan dan bahkan memiliki penjempit yang terlihat keras pada
ujungnya untuk pengaman.
Dengan erat mengikat salah satu
ujungnya pada sabukku, aku memberikan ujung rantai lainnya dan Alice
mengambil itu dan memasang itu pada pengait logam sabuk pedangnya.
Panjang dari rantai yang terikat itu sekitar lima meter. Untuk waktu
sekarang, kita seharusnya lebih atau kurangnya telah selamat jika tangan
kita terlepas, kecuali kita berdua terjatuh.
"Lalu sekarang..."
Memeriksa keadaan sekitar sekali lagi, aku mengkonfirmasi situasi kita sekarang.
Menilai
dari arah sinar matahari, kita telah bergelantungan di dinding barat
Katedral Pusat. Langit di atas kepala berada di tengah-tengah hendak
berubah dari biru menjadi ungu dengan matahari yang bersinar dari
belakang dinding putih menara ini dengan warna orange terang.
Memperkirakan waktu sekarang adalah sekitar jam tiga di siang hari.
Dengan
ragu-ragu menatap ke arah bawah menuju kakiku, aku dapat melihat awan,
putih melayang melewatinya, taman yang seperti miniature, dinding batu
yang mengelilingi itu, dan bahkan jalan yang membagi Centoria Pusat
menjadi empat oleh «immortal walls», membuatku mengetahui bagaimana
benar-benar mengherankannya tinggi dari katedral itu sekali lagi.
Tinggi
di setiap lantai dari menara ini seharusnya sekitar enam meter,
termasuk dengan ketebalan lantainya, jadi lantai kedelapan puluh,
«Cloudtop Garden», dimana aku bertarung dengan Alice akan memiliki
tinggi sekitar empat ratus delapan puluh meter—tidak, menambah lantai
kelima puluh «Grand Cloister of Spiritual Light», dengan
langit-langitnya yang sangat tinggi, sekitar lima ratus meter, huh. Life
kita akan segera menghilang dengan sekejap jika kita terjatuh. Sebagai
tambahan, tubuh ini akan berubah menjadi debu bahkan tanpa meninggalkan
mayat yang tersisa, mungkin. Hembusan angin sudah tenang sekarang, tapi
aku tidak tahu berapa lama itu akan terus berlangsung.
Punggungku
bergemetar sebelum aku menggenggam pedangku lagi dengan tangan kananku
dan mengusap keringat yang mengalir di telapak tangan kiriku pada
celanaku.
"Ermm...hanya mengkonfirmasi di sini, tapi..."
Alice,
juga melihat ke arah kakinya di sampingku, mengangkat wajahnya ketika
aku memanggil. Itu mungkin hanya imajinasiku bagaimana kulitnya jauh
lebih pucat dibandingkan dengan sebelumnya, tapi nadanya masih kasar
seperti biasanya.
"Apa?"
"Tidak, sebenarnya...Aku
berpikir knight hebat seperti dirimu, yang mampu menggunakan sacred arts
berangking tinggi seperti mengganti bentuk objek akan mengetahui suatu
jenis art untuk terbang...atau tidak, huh, maaf."
Meskipun aku dengan cepat meminta maaf padanya yang dengan tajam mengangkat alisnya, Alice memarahiku tanpa ampun.
"Sebenarnya
apa yang kau telah pelajari di akademi? Bahkan murid sister termuda
akan mengetahui bahwa seseorang yang mampu menggunakan art untuk terbang
di seluruh Dunia Manusia adalah pemimpin tertinggi yang suci!"
"Karena itu aku mengatakan 'hanya mengkonfirmasi', bukan?! Kau tidak perlu untuk semarah itu!"
"Itu disebabkan oleh bagaimana caramu mengejekku yang sangat aneh!"
Perlahan-lahan
itu terlihat jelas bahwa kepribadiaan Integrity Knight Alice memiliki
sikap yang benar-benar buruk terhadapku, bahkan tanpa memikirkan tempat
berpijak kita masing-masing, tapi aku melanjutkan bertanya sambil
menahan keinginan untuk menanggapinya.
"...Jadi, aku juga hanya
mengkonfirmasi di sini, tapi...Bagaiamana dengan memanggil naga terbang
yang pernah menggantungku menuju ke sini?"
"Saranmu menjadi jauh
lebih menggelikan dari sebelumnya. Mendekat menggunakan naga terbang
apapun hanya diperbolehkan pada tempat mendarat di lantai ketiga puluh.
Tidak ada pengendara naga yang dapat mendekat lebih tinggi, bahkan tidak
boleh oleh paman...tidak, bahkan tidak boleh oleh Komandan Integrity
Knight."
"Ti-Tidak mungkin aku akan mengetahui pengaturan seperti itu, bukan?!"
"Kau seharusnya telah menyadarinya ketika kau mengetahui tempat mendarat naga terbang dibangun pada lantai ketiga puluh!"
Aku
tidak mengetahu berapa banyak kita telah bertengkar karena itu, tapi
kita saling menatap satu sama lain selama tiga detik sebelum aku menelan
kemarahan yang tertuju pada kata-kata tidak rasional dari Integrity
Knight hebat itu dan membalikkan kepalaku, berkata.
"...Jadi hilang sudah cara untuk kembali ke dalam dengan terbang...Aku rasa."
Alice,
di sisi lain, kelihatannya membutuhkan waktu dua detik kemudian sebelum
dia mendapat kembali ketenangannya, tapi mata birunya menatap ke sini
dan dia mengangguk.
"Bahkan tidak ada burung yang mendekat
menuju lantai atas katedral. Aku tidak mengetahui jelasnya, tapi aku
pernah mendengar unique art yang diciptakan oleh pemimpin tertinggi
masih dalam pengerjaan."
"Jadi seperti itu...Itu sangat teliti."
Aku
memeriksa keadaan sekitar sekali lagi, lalu melihat bayangan seperti
burung meskipun itu benar-benar sangat jauh, itu benar-benar tidak
menunjukkan tanda-tanda untuk mendekat. Itu dapat dikatakan menjadi
penjelmaan dari kemampuan sihir yang sangat kuat dan kewaspadaan yang
mengerikan dari satu keberadaan yang paling penting, Administrator.
Selain dari pemikiran itu, ketinggian abnormal dari menara ini, juga,
kelihatannya menjadi simbol dari kekuasaannya sementara dalam ekspresi
ketakutan pada musuh yang tidak terlihat.
"Jika memang begitu, hanya ada tiga pilihan yang tersisa...memanjat, menuruni, atau menerobos ke dalam dinding lagi, huh."
"Untuk
yang ketiga kelihatannya akan sulit. Seperti «immortal walls», dinding
luar katedral seharusnya memiliki Life yang hampir tidak terbatas dan
sifat untuk memperbaiki sendiri. Itu juga berlaku pada jendela di lantai
bawah."
"Jadi, untuk turun menuju jendela sama sekali tidak berarti juga, huh."
Ketika aku berguman begitu, Alice mengangguk perlahan sebelum dia berbicara.
"...Sejak
awal, aku mengetahui bahwa itu sangat sulit untuk dipercaya sebuah
lubang dapat terbuka dari dalam menara itu sebelumnya...Tidak ada yang
dapat dipikirkan selain dari serangan yang terjadi dalam kemungkinan
satu banding sejuta yang disebabkan oleh kekuatan abnormal yang
dilepaskan ketika armament full control arts kita bergabung. Ya ampun,
sungguh perbuatan tidak berarti yang kalian telah lakukan."
"......"
Kita
akan terus betengkar jika aku menjawab di sini, aku berpikir begitu
saat aku menahan jawabanku, mendapati itu sudah tenang setelah
menghembuskan nafas dalam, sebelum aku bertanya.
"...Tapi jika
memang begitu, bukankah secara logika untuk dinding ini akan hancur jika
kita melakukan kejadiaan yang sama sekali lagi?"
"Kemungkinannya
sama sekali tidak nol, tapi...itu akan sangat sulit untuk kembali ke
dalam menara dalam waktu bebereapa detik sebelum lubang itu secara
otomatis terperbaiki dan satu hal yang harus diingat, aku telah
menggunakan anak ini...full control art «Fragrant Olive Sword» ini
sebanyak dua kali. Aku tidak dapat menggunakan art lagi kecuali aku
membiarkan itu disinari oleh sinar matahari yang cukup atau membiarkan
itu tesimpan di sarung pedangnya."
"Itu benar, itu juga sama
denganku. Aku harus menaruh pedang ini pada sarung pedangku...atau
daripada itu, seharusnya sudah ada banyak kerusakan hanya dengan menusuk
itu dengan bergelantungan seperti ini, bukan? Itu akan sangat baik
untuk bergerak sekarang, tidak peduli apakah kita akan turun atau naik."
Aku mencoba menyentuh pada dinding marbel dengan tangan kiriku
saat aku berbicara, tapi jumlah dari lapisan dan susunannya benar-benar
tidak dapat diharapkan. Batu, dengan setiap sisinya memiliki panjang dua
meter setidaknya, yang tersusun terus menerus secara rapi, bahkan tanpa
ada jendela yang terlihat di sisi barat. Menghancurkannya kelihatannya
tidak akan bisa juga, bahkan jika hanya ada satu, menurut Alice.
Untuk metode bergerak melalui dinding, mungkin tidak ada cara lain selain dari mempersiapkan sesuatu seperti piton
yang digunakan memanjat gunung dan menusuk itu pada lapisan diantara
marbel itu. Tidak ada perbedaan yang cukup besar dari usaha diantara
memanjat dan menuruninya, jadi aku lebih baik akan menganggap lantai di
atas sebagai tujuanku, tapi masalah itu akan berarti—
Aku
melihat ke arah Alice yang berada di sisi kiriku dengan ekspresi paling
serius yang dapat aku buat dan bertanya, berharap pada kemungkinan yang
rendah mendapat jawaban.
"Jika kita memanjat menuju ke atas...Apakah ada suatu tempat dimana kita dapat kembali ke dalam menara?"
Alice
menunjukkan ekspresi keraguaan seperti yang diduga dan menggigit
mulutnya. Jika kita dapat memasuki menara dengan memanjat, itu akan
berarti berada di suatu tempat yang benar-benar dekat pada lantai
tertinggi dimana Administrator tinggal. Memandu musuh dari gereja menuju
tempat seperti itu akan hampir sama seperti melakukan taboo sebagai
penjaga gereja, Integrity Knight.
Tetapi—
Alice menarik nafas dalam, lalu menaruh kekuatannya pada tatapannya dan mengangguk.
"Ada.
Di lantai kesembilan puluh lima, ada suatu tempat yang disebut «Morning
Star Lookout», seharusnya di sekelilingnya tidak ada dinding, hanya ada
pilar untuk keempat dindingnya. Kita seharusnya dapat kembali dengan
mudah jika kita dapat memanjat ke sana....Tetapi." Tatapan yang
benar-benar kuat terlihat dari kedua mata birunya.
"Bahkan jika kita sampai di lantai kesembilan puluh lima, aku akan menebasmu di sana tanpa kegagalan."
Melihat
tatapan Integrity Knight itu, yang dipenuhi dengan ketetapan hati yang
hebat membuat rasa sakit lumpuh pada leherku, secara langsung, aku
mengangguk sebagai balasannya.
"Itu adalah perjanjian kita dari
awal, setelah semua. Bagaimanapun juga—Apa kau baik-baik saja dengan
memanjat dinding, jika begitu?"
"...Baiklah. Itu jauh lebih
mudah dibandingkan dengan menuruni menuju tanah dari sini.
Tetapi...meskipun bagaimana pastinya kau mengatakan hal itu, bagaimana
caramu untuk memanjat dinding vertical ini?"
"Sebenarnya, sudah jelas, kita akan berlari secara vertical...tidak, itu hanya bercanda."
Setelah
menghilangkan rasa sakit di tenggorokanku dalam upaya untuk menghindari
tatapan Alice yang dengan cepat terpaku ke bawah yang sepenuhnya terisi
dengan kehampaan, aku menukar tangan yang memegang pedangku dengan
tangan kiri, mengulurkan tangan kananku, dan mengucapkan art.
"System call. Generate metallic element."
Metal
element, bersinar seperti air raksa, dengan sekejap tercipta, jadi aku
mengubah bentuknya dengan kekuatan art dan kekuatan imajinasiku.
Menarik
keluar benda yang memiliki panjang sekitar lima puluh sentimeter dan
menajamkan ujungnya hingga ke titik seperti pedang tipis, aku membuat
piton besar yang aku genggam dengan erat.
Melihat ke arah lapisan batu dimana pedang hitamku tertusuk di atas kepalaku, aku mengayun tangan kananku dengan kuat.
"Hmph!"
Saat
menusukkan piton dengan kekuatan yang dapat aku kumpulkan, untungnya,
bagian pedang itu tertusuk pada celah sempit tanpa rusak. Aku mencoba
untuk menggoyangkan itu, ke atas dan ke bawah, tapi itu kelihatannya
seperti itu akan tetap berada di situ tanpa masalah bahkan jika tubuhku
berpegangan pada itu.
Life dari objek yang diciptakan melalui
sacred arts benar-benar sangat rendah, menghilang dalam beberapa jam
bahkan ketika dibiarkan saja. Karena itu, garis hidup yang menghubungkan
Alice dan diriku tidak digunakan pada akhirnya, tapi itu akan cukup
jika itu cukup kuat untuk menahan kita saat kita memanjat dinding.
Sementara
merasakan ekspresi curiga Alice yang seperti biasanya, aku dengan erat
menggenggam piton dengan tangan kananku dan menarik pedang hitamku yang
dipaksakan hingga batasnya dengan tangan kiriku. Aku menyimpan itu pada
sarungnya di pinggangku, lalu bergelantungan pada piton yang tertancap
sekitar empat puluh senitmeter dari dinding dengan kedua tangan dan
menganggap itu sebagai tiang horizontal saat aku melakukan kip
Meskipun
kemampuan fisikku di Underworld tidak mencapai pada saat akhir dari
periode SAO yang akan membuat ninja di film bioskop akan malu, itu masih
jauh dari gesit, tapi lebih kuat, ketika dibandingkan dengan di dunia
nyata. Menaruh kakiku pada tiang, aku menyeimbangkan tubuhku dengan
menaruh tangan kiriku pada dinding sementara mengangkat tubuhku dengan
satu kali usaha dan berhasil berdiri di tongkat metal, tipis itu.
"Apa...Kau baik-baik saja?"
Setelah
merendahkan pandanganku menuju suara serak itu, aku melihat Alice
dengan erat menggenggam pada rantai emas itu dengan tangannya yang bebas
dan melihat ke arahku dengan wajahnya yang entah bagaimana sangat
pucat. Ekspresi itu terlihat memberikan kesan kekanakan-kanakan dan
membuatku ingin untuk menganggap aku telah salah terhadap penilaianku
yang dianggap lebih baik, tapi menghilangkan pemikiran itu, mengetahui
bahwa ini bukanlah tempat untuk memikirkan itu.
"Aku baik-baik saja...Aku pikir begitu."
Dengan
santai memberikan sinyal dengan tangan kananku, aku mengucapkan art
baru lagi dan mengeluarkan piton baru. Menusukkan itu pada celah
berikutnya yang aku dapat lihat di atas kepala dengan kekuatan yang
besar, aku memanjat dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Sementara
merasa sedikit senang pada keberhasilanku yang akhirnya dapat bergerak,
meskipun itu hanya dua meter, aku memanggil Alice yang ada di bawah.
"Baiklah, sepertinya itu bekerja! Seperti yang aku telah lakukan, berpegangan pada piton pertama...tidak, tongkat metal itu."
Tetapi,
Integrity Knight itu masih tetap berada di sana sementara melihat ke
arahku. Mulutnya membuat sedikit gerakan sebelum suara samar-samar dan
panjang itu mencapaiku.
"...Dak"
"Hah? Apa yang kau katakan?"
"...Aku tidak bisa, bagaimana melakukannya!"
"Tidak...tidak, kau bisa. Dengan kekuatan seperti dirimu, menarik tubuhmu sendiri ke atas akan..."
"Bukan itu yang aku maksud!"
Alice dengan kuat menggelengkan kepalanya dan menolak dukungan yang aku berikan padanya secara kasar.
"...Karena
ini adalah pertama kalinya aku terjebak dalam situasi ini...Ini mungkin
memalukan, tapi itu sudah mengambil semua yang aku punya untuk
bergelantungan seperti ini. Perbuatan yang tidak dapat dibicarakan
seperti memanjat pada pijakan tipis itu hanya akan..."
Aku sempat menjadi terdiam pada suara lembut Alice lagi yang seolah-olah itu kelihatannya akan menghilang.
Secara
umum, penduduk Underworld cenderung untuk bereaksi secara pelan pada
situasi yang melebihi dugaan mereka atau hal yang umum. Adaptasi mereka
terhadap «Situasi yang awalnya mustahil» benar-benar sangat rendah,
dengan kasus khusus seperti elite swordsman-in-training, Raios, yang
kedua tangannya terpotong oleh pedangku, mendapati fluctlightnya hancur
dan Lifenya menghilang—atau seperti itu yang aku duga.
Aku rasa
bahkan tidak ada Integrity Knight yang mampu untuk mengatasi dengan
situasi dari mendapati terlempar keluar menuju langit kosong dari lubang
besar yang terbuka di dinding menara, yang seharusnya tidak dapat
dihancurkan, dan terjebak dengan bergelantungan dari area yang sangat
tinggi tanpa satupun pijakan dimana bahkan naga terbang tidak dapat
memasukinya. Atau mungkin—Alice Synthesis Thirty, yang memiliki
kemampuan tak terbatas dengan pedangnya, juga hanyalah seorang gadis
pada hatinya juga.
Yang
manapun itu, mendengar Integrity Knight yang terhormat ini meminta
bantuan mungkin akan sangat terbatas pada situasi sekarang. Setelah
memikirkan itu, aku berteriak.
"Baiklah! Aku akan menarikmu ke atas pada pijakan itu dengan rantai, kalau begitu!"
Alice
menggigit mulutnya dengan penampilan yang kelihatannya seperti dia
menimbang antara harga diri dengan ketakutannya ketika aku bertanya,
tapi kelihatannya dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk
mengembalikan perintahnya sebelumnya sebagai prioritas saat dia
menggenggam rantai emas itu dengan anggukan pelan.
"...Aku akan berada di tanganmu."
Sementara
menahan dorongan kuat untuk mengusik kemarahannya oleh suaranya yang
hampir tidak dapat didengar, aku menggenggam rantai juga.
"Baiklah, aku akan menarikmu perlahan, jadi. Aku mulai sekarang."
Aku
dengan hati-hati menarik rantai itu setelah mengatakan kalimat itu.
Pijakanku, piton, itu perlahan bergetar, tapi itu kelihatannya dapat
menahan beban dari dua orang jika itu untuk waktu sebentar. Berusaha
agar tidak terganggu oleh itu, aku mengangkat knight emas yang hebat itu
sebanyak satu meter sebelum menahan rantai itu untuk sebentar.
"...Baiklah, kau dapat menarik keluar pedangmu sekarang."
Alice
mengangguk dan dengan hati-hati mengeluarkan Fragrant Olive Sword dari
dinding batu yang menusuknya. Rantai itu menjadi lebih berat pada saat
itu juga, tapi aku tetap dapat menahannya entah bagaimana.
Saat
mengetahui dia telah menyarungkan pedangnya, aku melanjutkan menarik
rantai ke atas. Aku berteriak sekali lagi setelah Alice berpijak pada
piton pertama.
"Berpegangan pada dinding dengan kedua tanganmu...Ya, aku akan melepaskan rantainya sekarang."
Aku
tidak dapat melihat ekspresinya dari sudut ini, tapi Alice dengan susah
payah mencoba untuk berpegangan pada dinding dan menggelengkan
kepalanya secara terus menerus. Sementara membayangkan ekspresinya
kelihatannya terlihat dibalik rambut pirangnya, yang terurai oleh angin,
aku perlahan merendahkan tangan kananku. Knight itu menjadi sedikit
terguncang di atas piton itu, tapi dengan segera memperbaiki
keseimbangannya.
"Whew..."
Aku mengeluarkan nafas dalam.
Aku
sama sekali tidak mengetahui berapa meter jauhnya menuju tempat yang
disebut «Morning Star Lookout», yang dikatakan berada pada lantai
kesembilan puluh lima, tapi bagaimanapun juga, kita pada akhirnya
seharusnya akan sampai di sana jika aku mengulangi proses ini.
Masalahnya adalah bagaimana itu kelihatannya akan berubah menjadi malam
sebelum kita sampai di sana, dengan kecepatan kita memanjat dinding ini,
jadi kita seharusnya mempersiapkan mental kita untuk berhenti di malam
hari sementara bergelantungan di dinding.
"Aku akan memanjat lagi, kalau begitu."
Setelah
aku berteriak ke bawah, Alice melihat ke atas dengan wajah kaku dan
menjawab dengan bisikan yang hampir tidak dapat terdengar karena
sebagian besar tertutupi oleh suara angin.
"...Tolong berhati-hati."
"Aku mengerti."
Aku
membuat ibu jariku terangkat dengan tangan kananku—meskipun sikap itu
tidak digunakan di Underworld—lalu mengucapkan system command untuk
menciptakan piton ketiga.
Meskipun bagaimana Centoria seharusnya
sudah mendekati pertengahan musim panas, matahari tanpa belas kasihan
menjadi tenggelam cepat dan lebih cepat semenjak itu dimulai.
Dinding
putih itu bersinar dengan posisi matahari bergerak melaluinya dengan
warna orange kemerah-merahan, lalu ungu, sebelum itu berubah menjadi
biru gelap, dan aku dapat melihat Gunug tinggi di Ujung memotong garis
horizontal yang sunyi jauh di barat ketika aku melihatnya dengan tatapan
mataku.
Ribuan bintang sudah berkelap-kelip pada keberadaan di
atas kepala kita, tapi perkemabangan pemanjatan kita bukan berarti
sangat cepat. Batas yang tidak terlihat di sistem telah menyiksa kita
semenjak satu jam lalu atau lebih.
Menilai dari caranya itu
benar-benar sederhana. Menciptakan piton dengan sacred arts, menusukkan
itu pada celah diantara batu marbel, dan memanjat ke atas itu. Diikuti
dengan menarik Alice ke atas dengan rantai dan meletakkannya di atas
piton yang aku pijaki sebelumnya, semuanya hanya itu. Setiap langkah itu
berkurang waktunya kurang dari tiga menit setelah mengulangi itu
sebanyak sepuluh kali.
Tetapi, masalahnya terletak pada menciptakan piton yang sangat penting itu.
Dunia
ini tidak memiliki sesuatu seperti parameter yang disebut 'mana point'
di ALO. Berbagai jenis sihir disini, yang bernama 'sacred arts', dapat
digunakan secara berkali-kali tanpa berhenti, selama system access
authority penggunanya memenuhi untuk itu.
Tetapi, itu tidak
berarti itu dapat digunakan secara tak terbatas, di manapun dan
kapanpun. Aturan dari dunia ini, adalah setiap dan semua art penciptaan
membutuhkan suatu sumber, ditetapkan secara rumit seperti sacred arts.
Penggunaan dari art harus menggunakan katalis yang berharga, Life dari
mahluk hidup, bahkan manusia, atau «sumber energi tempat» yang tersimpan
di sekitar penggunanya.
Sumber energi tempat ini adalah hal
yang tidak memiliki nilai angka untuk mengetahuinya dan itu benar-benar
masalah yang sulit untuk diatasi.
Pada dasarnya, itu diberikan
melalui sinar matahari atau zat hara di tanah. Tempat dengan tanah yang
subur dan disinari oleh sinar matahari akan penuh dengan sumber
energinya, bahkan cukup untuk mengucapkan sacred arts berangking tinggi
secara terus-menerus, tapi di sisi yang lain, sumber energi tempat akan
dengan cepat berkurang di tempat dimana sinar matahati tidak dapat
mencapainya, bangunan yang dibuat dari batu, membutuhkan waktu yang lama
sebelum sumbernya akan pulih lagi.
Dan terikat oleh peraturan
itu, keadaan Alice dan aku sekarang—terjebak lima ratus meter di atas
tanah dan matahari tenggelam di ufuk barat, kita teleah mendekati
kondisi kemungkinan terburuk. Untuk menjelaskan itu, sumber energi di
sekeliling akan habis oleh sacred arts yang aku ucapkan berkali-kali dan
kita akan gagal untuk menciptakan piton yang sangat penting itu untuk
memanjat di dinding.
"System call. Generate metallic element."
Di
atas telapak tanganku, yang terulur lurus dan mencari cahaya
samar-samar yang tersisa, titik cahaya perak itu melayang dengan sepi
yang menghilang dalam kepulan asap.
Aku menghela nafas dan Alice berbicara dengan suara yang seperti kelelahan dari dua meter di bawah.
"...Menciptakan
alat itu pasti telah banyak menghabiskan sacred power di area
ini...Kita bahkan dapat menganggap diri kita cukup beruntung jika kita
dapat menciptakan satu setiap jam setelah Solus terbenam... —Berapa
banyak yang telah kita panjat hingga sejauh ini?"
"Erm...Aku sangat yakin kita hampir selesai dengan lantai kedelapan puluh lima."
"Itu masih jauh sampai lantai kesembilan puluh, bukan."
Aku bersikeras melihat pada jejak ungu yang menghilang di langit, lalu mengangguk.
"Yeah...satu
hal dan lainnya, itu akan sangat berbahaya untuk memanjat ketika itu
masih dalam keadaan benar-benar gelap. Meski begitu...kita benar-benar
tidak dapat beristirahat di situasi ini bahkan jika kita hendak berdiam
diri untuk malam ini..."
Jika yang buruk menjadi terburuk, kita
akan mendapati beristirahat sementara bergelantungan dengan rantai, tapi
dengan bagaimana kita tidak dapat membuat piton dan bagaimana itu akan
menghilang setelah sepuluh menit, kita hanya dapat menggunakan pedang
kita sebagai penahan. Tapi itu sangat meragukan jika Life pedang kita
dapat menahan kita bahkan sampai pagi hari.
Dengan harapan aku
dapat menemukan sesuatu untuk menggantung rantai ini, seperti suatu
tonjolan, aku menatap pada dinding di atas kepala, tidak ingin untuk
menyerah. Dan—
"Ah..."
Ada bayangan luas yang menjulur
keluar dari dinding, berjarak secara tetap, hanya sekitar delapan meter
di atas, berada di sana. Itu kelihatannya kabut yang mengelilingi menara
itu menghilang saat matahari terbenam dan memperlihatkan bentuk dari
benda tersembunyi itu.
"Hei, di sebelah sana...apa kau melihat sesuatu?"
Setelah
aku berteriak sementara menunjuk, Alice, yang berada di dekat kakiku,
mengangkat wajahnya juga. Mata birunya menyipit dan dia menjawab.
"Ya...apakah
itu adalah patung atau sesuatu sejenisnya? Jika ingin dikatakan, kenapa
benda seperti itu berada di tempat setinggi itu...Tidak akan ada
seorangpun di sekitar yang dapat melihatnya."
"Itu tidak peduli apapun itu selama kita dapat duduk di sana dan beristirahat. Meski begitu, masih ada sekitar delapan met...
delapan meter sebelum sampai di sana. Aku dapat memanjat ke atas sana,
tapi aku rasa aku akan membutuhkan tiga tongkat metal lagi..."
"Tiga...Aku mengerti"
Alice dapat terlihat memikirkan untuk sesaat sebelum dia dengan segera mengangguk.
"Aku
mengerti. Aku berencana untuk menyimpan ini sampai itu benar-benar
dibutuhkan, tapi...itu kelihatannya sekarang adalah waktunya."
Dia
bersandar pada dinding pada saat dia mengatakan itu dan melepaskan
sarung tangan nesi yang terpasang di tangan kirinya. Menatap pada armor
yang bersinar cahaya emas, samar-samar bahkan di kegelapan yang gelap
ini, dia mengucapkan kalimat pertama untuk sacred arts.
Sebuah
cahaya sekilas bersinar saat mengucapkannya, selesai dengan waktu tiga
kali lebih cepat daripada yang aku bisa lakukan, itu selesai—sarung
tangan besi itu telah berubah bentuknya menjadi tiga piton sebelum aku
dapat membuatnya. Mungkin art perubahan bentuk Alice jauh lebih efektif
dibandingkan dengan element generation arts, untuk membuat hasil bahkan
jika sumber energi di sekeliling kita sangat sedikit.
"Gunakan ini."
"Terima kasih, ini akan sangat membantu."
"Jika masih ada yang diperlukan, aku masih memiliki beberapa armor yang tersisa, tapi..."
Aku memberikan pandangan pada armor indah pelindun dada yang menutupi bagian atas tubuh Alice dan menggelengkan kepalaku.
"Tidak...Mari kita simpan itu sebagai cadangan sampai terakhir. Tidak ada yang tahu ketika kita mungkin membutuhkannya..."
Perlahan
berdiri, aku memasukkan dua diantara tiga piton yang dibuat Alice
untukku pada sabukku dan dengan erat menggenggam yang terakhir.
"Uryaa!"
Tongkat
emas yang aku tusuk dengan suara menusuk yang dalam pada celah dengan
kekerasan yang berada pada level yang benar-benar berbeda dibandingkan
dengan yang aku buat dari metallic elements seperti yang diduga.
Memanjat di atas itu melalui tongkat horizontal yang biasa aku gunakan
untuk olahraga, aku menarik Alice dengan rantai.
Mengulangi
proses itu sekali lagi, aku dapat mengetahui dengan jelas objek
misterius itu bahkan dengan cahaya samar-samar saat mendekati hingga
empat meter dari itu.
Itu benar-benar patung batu. Teralis
sempit itu terbentang ke kiri dan ke kanan, seolah-olah mengelilingi
dinding luar katedral, dan beberapa patung yang cukup besar berbaris di
atas itu.
Tetapi, tidak ada sosok suci seperti dewi ataupun malaikat yang aku lihat berkali-kali di dalam menara.
Itu
berbentuk seperti manusia, tapi postur mereka, dengan kaki mereka
tertekuk dalam keadaan berjongkok dan tangannya terlipat pada
pangkuannya, tidak memiliki hubungan dengan suatu hal yang suci. Otot
kasar, dan kerasnya terlihat pada perut dan sayapnya, tajam seperti
pisau, terbentang dari punggungnya.
Dan kepala patung itu tidak
dapat dideskripsikan selain dari mengerikan. Mulut lingkaran yang
terukir di bagian depannya hingga ujung dari lengkungan panjang itu.
Kepalanya sendiri sangat mirip dengan kumbang atau sesuatu seperti itu.
"Ugh...Itu desain yang sangat buruk."
Aku berguman.
"Eh...!? Itu semua...Berasal dari Dark Territory...!"
Dan Alice mengeluarkan suara terkejut sebelum saat itu.
Patung
batu yang menunduk tepat di atasku menggerakkan kepalanya ke kiri dan
ke kanan, dan mulut lingkarannya, yang membawa pikiran terhadap
pemangsa, terbuka dan tertutup sedikit demi sedikit. Itu bukan hanya
suatu hiasan yang diukir dari batu. Itu—hidup.
Jika ini adalah quest yang dibuat di game VRMMO di dunia nyata, ini adalah adegan normal dari penyerangan.
Tetapi,
dalam hal ini, penulis scenario pasti memiliki sikap yang sadis atau
benar-benar baru pemula. Setelah semua, kita, player, di atas piton yang
tertusuk bahkan kurang dari empat puluh sentimeter dari dinding lurus
ini dan bahkan tidak dapat melangkah satu langkahpun.
Event yang
tidak dapat dimenangkan—kata-kata yang tak berarti itu terlintas di
pikiranku, tapi dengan segera aku menyingkirkan itu. Aku sama sekali
tidak memiliki harapan terhadap perkembangan dari seseorang akan berlari
menyelamatkan kita bahkan jika kita terjatuh. Kita seharusnya memutar
otak kita dan menghindari krisis ini dengan kekuatan kita sendiri. Jika
tidak, baik Alice dan aku akan mati.
Saat aku memperkuat
tekadku, patung batu bersayap itu mulai untuk mengganti warna di seluruh
tubuhnya sementara bergemetar. Kulitnya, yang awalnya berwarna putih
keabu-abuan seperti dinding, mulai berganti menjadi warna hitam legam
dari ujungnya.
Basaa! Tanpa menunggu untuk sayap hitamnya
menyebabkan suara keras saat itu terbentang keluar, aku menarik pedang
hitamku dari pinggangku. Dengan pandanganku terpaku pada monster
bersayap, yang awalnya patung batu, aku memanggil Alice yang berada dua
meter di bawah.
"Sepertinya kita harus bertarung di sini. Prioritaskan untuk tidak jatuh dibandingkan dengan hal lain!"
Tetapi,
aku tidak dapat dengan segera mendengar jawaban dari Integrity Knight.
Saat mencoba melihat sekilas ke bawah, aku tidak dapat melihat apapun
pada wajah pucat Alice, yang berdiri di bawah cahaya senja, kecuali
keterkejutan. Bagaimana mungkin, kenapa itu bisa—perkataan itu mencapai
telinganya melalui udara yang bergerak ke atas.
Kenapa Integrity
Knight, yang seharusnya mengetahui semuanya tentang Gereja Axiom,
terkejut seperti ini? Aku tidak mengetahui apapun lebih dari perkataan
seseorang, tapi pemimpin tertinggi, Administrator, kelihatannya
terpengaruh terhadap kewaspadaan hingga tingkat yang ekstrim.
Itu
tidak akan terlalu mengejutkan jika dia mengirim penjaganya untuk
mengusir penyusup yang memanjat dinding ini secara paksa, tidak cukup
untuk menenangkan pikirannya hanya dengan memasang bagian atas dari
menara itu di area yang tidak dapat dilewati dengan terbang.
Penjaga
itu—monster yang menyerupai «gargoyles» yang sering sekali muncul di
game di dunia nyata, jika mengkesampingkan kepalanya, mengenggam ujung
teralis dengan cakar tangannya, lalu mengeluarkan udara dari mulut
lingkarannya dengan suara keras "bushuu". Aku menyadari gargoyles di
sebelah kiri dan di sebelah kanan mulai bergerak sementara mengganti
warna tubuhnya juga, membuatku gemetaran. Jika itu semua ditempatkan di
seluruh empat sisi dinding luar katedral, itu tidak akan aneh jika
jumlah mereka melebihi ratusan.
"Sialan...!"
Setelah
membalikkan tubuhku sementara meneriakkan itu, aku mengacungkan pedangku
dengan punggungku bersandar pada dinding, yang telah membuatku
kehilangan banyak keseimbanganku. Sebenarnya, pijakanku hanya satu,
tongkat metal tipis. Aku tidak memiliki pengalaman bertarung dalam
kondisi ini, bahkan ketika mengingat hari-hariku di SAO.
Apa
yang akan kita lakukan—aku mendengar suara kepakan sayap yang bahkan
tidak memberikan waktu untuk memikirkan pemikiran itu. Aku melihat ke
arah atas dan gargoyles melayang dengan langit gelap sebagai latar
belakangnya, menatapku dengan bola mata lingkarannya yang tertempel pada
sisi dari kepala panjang dan sempitnya.
Monster itu lebih besar
daripada yang diperkirakan, kelihatannya mendekati dua meter, dari
kepala hingga kaki. Sebagai tambahan, ekornya dengan panjang yang hampir
sama dengan tubuhnya dengan lemah terbentang dari belakang pinggangnya.
"Bushaa!!"
Aku menatap terus pada gargoyle yang
mengeluarkan suara aneh seperti uap yang keluar dari katup dan tertutup
dengan itu menukik ke belakang. Untungnya, itu kelihatannya tidak
memiliki kemampuan menyerang jarak jauh, jadi serangannya seharusnya
salah satu dari empat anggota geraknya, kanan, kiri, atas, atau bawah—
"—Uoohh!?"
Apa
yang melesat menuju ke sini sementara bergerak seperti cambuk adalah
ekornya dengan ujungnya menjadi tajam seperti ujung pisau. Mendapati aku
benar-benar lengah, aku berteriak sementara memiringkan kepalaku. Ujung
tajamnya membuat goresan dangkal di pipiku, tapi aku entah bagaimana
menghindari serangan langsung.
Tetapi, dengan keseimbanganku berkurang dari gerakan yang berlebihan itu, tubuhku terhuyung di atas piton itu.
Menargetkan
aku, yang dengan susah payah untuk menahan tubuhku, gargoyle itu masih
melayang dihadapanku dan menusukkan ekornya ke depan secara terus
menerus.
Aku menahan tubuhku dengan tangan kiriku dan menangkis
serangan ekornya dengan pedang di tangan kananku, tapi itu mengambil
semua kekuatan yang aku punya untuk mengangkat itu sebagai pengganti
perisai. Aku tidak memiliki ketenangan sama sekali untuk mengayun
pedangku dan menebas ekor itu.
"Kuh..."
Aku menyimpulkan
bahwa ini bukanlah situasi untuk ragu-ragu dan melepaskan tangan kiriku
dari dinding, lalu menarik salah satu piton yang dimasukkan di sabukku.
Sementara membuat gambaran mental dari gerakan skill melempar yang aku
latih di SAO, aku melempar itu pada bagian tengah gargoyle sebagai
targetku.
Aku tidak menggunakan seluruh kekuatanku pada itu,
tapi itu kelihatannya piton yang dibuat dari sarung tangan besi Alice
memiliki prioritas tinggi sebagai tombak pendek yang memuat pancaran
emas di cahaya yang samar-samar ini, tertusuk ke dalam perut gargoyle
itu.
"Bushii!!"
Darah berwarna kehitaman keluar dari
mulut lingkarannya dan tersebar, dan monster itu mengepakkan sayapnya
dengan terhuyung-huyung, mengambil posisi yang lebih tinggi. Itu
kelihatannya itu telah memberikan damage yang cukup besar, tapi
sayangnya, itu tidak cukup untuk membuatnya kabur. Tanda dari kemarahan
tercampur pada mata berwarna hitam pekat yang sederhana, benar-benar
menyerupai suatu serangga, dan gargoyle melihat ke arahku.
Aku
mengerti ini bukanlah waktunya untuk itu, tapi pikiranku tanpa sadar
terlintas di ujung pikiranku. Apakah itu program yang memanipulasi
monster mengerikan itu? Atau mungkin, itu, juga, adalah artificial
fluctlight seperti penduduk Underworld...?
"Bushuuuu!!"
Teriakan
baru, yang aneh mengalihkanku pikiranku menjadi kacau. Dua gargoyles
melompat dari teralis dan telah terbang mengelilingiku seolah-olah
mereka menunggu celah di pertahananku.
"Alice! Cabut pedangmu, monster itu mengincarmu juga!"
Aku
menatap lurus ke bawah sementara berteriak, tapi knight itu
kelihatannya masih belum pulih dari kebingungannya dari sebab yang tidak
diketahui. Dia entah akan tertusuk oleh ekor atau terjatuh dari piton
jika dia diserang saat dalam keadaan dia sekarang.
Haruskah aku
memanjat menuju teralis yang berada empat meter di atas sementara
gargoyles memeriksa situasi? Tetapi, hanya ada satu piton yang tersisa
di sabukku. Itu mungkin akan mustahil untuk gargoyle yang marah itu
untuk mengembalikan salah satu yang tertusuk di perutnya.
Mungkin
tiga monster itu mencoba untuk mengancamku dengan suara hembusan aneh
mereka walau akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan serangan
mereka, tapi teriakan keras yang terasa keluar dari mereka.
Sekarang keadaan menjadi seperti ini, aku hanya dapat melepaskan rantai dan melompat menuju musuh yang mengincar Alice.
Berpikir
seperti itu, aku memeriksa rantai yang terpasang di pinggangku dengan
tangan kirku. Dan kedua mataku terbuka lebar dengan sadar.
Panjang rantai itu kira-kira lima meter. Teralis di atas kepalaku sekitar empat meter—
"Alice...Alice."
Sementara menyarungkan pedangku, aku berteriak sekeras yang aku bisa.
Tubuh Integrity Knight itu bergemetar dengan terkejut dan mata biru itu akhirnya melihat ke arah sini.
"Genggamlah rantai itu dengan erat-erat!!"
Apa
sebenarnya yang kau pikirkan, Alice mengerutkan dahinya saat aku
menggenggam rantai yang terpasang pada sabuk pedangnya dengan kedua
tangan. Aku menarik itu dengan keras dan tubuh Alice melayang dari
pijakannya. Menggenggam erat pada rantai itu dengan kebingungan, knight
itu mengeluarkan suara serak.
"...Jangan bilang kalau kau akan..."
"Aku akan meminta maaf sebanyak yang kau mau jika kita dapat hidup setelah melewati ini."
Menarik
nafas dalam, aku mengumpulkan semua kekuatan yang aku punya dan menarik
rantai itu, knight hebat itu bergelantungan, dengan itu—tidak, aku
melemparkan itu lurus ke atas. Rambut pirang, panjangnya dan roknya yang
berwarna putih murni itu berkibar, Alice terangkat sementara mengikuti
lintasan setengah lingkaran itu.
"Kyaaaaa!!"
Teriakan
mengejutkan seperti anak perempuan terdengar saat Integrity Knight itu
melewati diantara gargoyles dan mendarat di teralis empat meter di atas.
Untuk mengatakanya lebih akurat, mungkin aku seharusnya justru
mengatakan dia menabraknya. Mungkin aku seharusnya menganggap itu
seolah-olah aku tidak mendengar "mugyuu", yang tidak pantas untuk knight
perempuan yang sopan itu, itu terdengar sebelum teriakan itu berhenti.
Tubuhku
terlempar dari piton, yang merupakan pijakanku, oleh recoil dari
lemparan yang terlalu berlebihan itu. Jika Alice tidak menahanku dari
teralis di atas, kita berdua akan terjatuh menuju tanah yang jauh di
bawah.
Seperti yang diduga, keberanianku menjadi menghilang
dengan segera setelah terjatuh, tapi Integrity Kngith itu membalas
harapanku, berdiri di teralis sempit itu dan menggenggam rantai itu
dengan kedua tangannya. Kedua kakinya berdiri dengan kuat dan
menghentikan kejatuhanku dihadapannya.
"Kau...uuuuu!!"
Dia menarik rantai itu dengan semua kekuatannya sementara berteriak dengan suara yang tercampur dengan kemarahan.
Terangkat
ke udara seperti yang Alice lakukan sebelumnya, aku mendapati udara
menghantamku pada saat punggungku menabrak pada dinding marbel, tapi
tidak ada yang dapat dipercaya selain teralis ini yang aku berbaring
sekarang. Aku ingin untuk melempar diriku pada permukaan horizontal yang
kurindukan terus-menerus, tapi Alice menendang kakiku dan aku dengan
enggan mengangkat tubuhku.
"Apa...yang kau pikirkan, kau benar-benar bodoh!!"
"Itu tidak seperti aku dapat mencegahnya, aku hanya dapat...tidak, kesampingkan pembicaraan itu untuk sebentar, mereka datang!"
Aku menarik pedangku lagi dan mengacungkan ujungnya pada tiga gargoyles pada saat mereka naik dengan cepat.
Memanfaatkan
sedikit waktu sebelum memasuki pertarungan untuk mengecek keadaan
sekitar, aku perlahan menggerakkan pandanganku ke kiri dan ke kanan.
Teralis
yang kita panjat dengan susah payah melalui gerakan yang sulit
dilakukan memiliki lebar sekitar satu meter. Itu benar-benar kekurangan
hiasan yang indah, tidak ada apapun selain dari platform marbel yang
menonjol keluar secara vertical dari dinding luar katedral. Tidak, itu
mungkin bukan apa-apa selain dari landasan. Itu adalah sesuatu yang
satu-satunya dimaksudkan digunakan untuk meletakkan gargoyles pada itu.
Alice
tidak mengetahui tentang keberadaan dari teralis ini, jadi aku memiliki
harapan kecil bahwa pintu atau jendela mungkin terpasang di dinding
luar belakang kita, tapi sayangnya, tidak ada satupun celah. Semua yang
dapat aku lihat adalah sosok hitam dari bayangan aneh yang tampak hidup
berbaris dengan berjejer sampai di ujung yang jauh. Mengetahui jumlah
mereka dari penegasan jumlah mereka secara berulang-ulang meningkatkan
rasa takutku, tapi untungnya, benda yang kelihatannya bergerak itu
hanyalah tiga monster yang terlihat terbang tinggi.
Mungkin dia
akhirnya menjadi dirinya setelah mendapatkan pijakan yang meyakinkan,
tapi Alice, juga, menarik Fragrant Olive Swordnya dari sarung pedangnya
dengan "shing". Tetapi, keraguan di hatinya kelihatannya belum
terselesaikan dan suara yang serak mencapai telingaku.
"...Tidak ada kesalahan pada itu...Kenapa...Mereka bisa ada di sini..."
Gargoyles
telah naik pada ketinggian yang sama seperti teralis mungkin telah
waspada terhadap dua pedang yang diacungkan, saat mereka tidak
menunjukkan tanda-tanda untuk segera menyerang. Sementara menatap pada
monster, yang dengan pelan melayang di tengah udara, aku menanyakan
Alice sebuah pertanyaan.
"Sesuatu telah mengangguku semenjak sebelumnya. Kau mengetahui tentang monster itu?"
"...Ya, aku mengetahuinya."
Cukup mengejutkan, Alice dengan segera menjawab dengan tegas.
"Itu
dibuat dari darkness arts oleh penyihir dari Dark Territory, iblis
kejam yang mereka gunakan. Mengikuti contoh mereka, kita menyebut mereka
«minions». Aku yakin bahwa itu adalah Pengucapan Suci untuk «anak buah»
atau «pasukan»."
"Minions...Aku dapat setuju bahwa mereka
berasal dari Dark Territory, menilai dari penampilan mereka, tapi kenapa
sesuatu seperti itu terbaris di seluruh dinding di tempat paling suci
di Dunia Manusia?"
"Itulah adalah hal yang ingin aku tahu!"
Berteriak seolah-olah dia memaksakan kata-katanya keluar, Alice dengan keras menggigit mulutnya.
"...Aku
mengerti bahwa ini tidak akan pernah terjadi tanpa kau memberitahku.
Aku sangat sulit membayangkan minions dapat lolos dari pencarian
Integrity Knight dan melewati Gunung tinggi di Ujung, terbang sepanjang
jalan menuju pusat...dan untuk tinggal di lokasi tinggi di Katedral
Pusat juga. Lupakan..."
"Lupakan seseorang yang memiliki
kekuasaan tinggi di gereja dengan sengaja meletakkan mereka di
sini...Perbuatan seperti itu pasti mustahil...?"
Alice merengut
padaku, setengah dari kesadarannya dipenuhi dengan kata-kata yang
terpotong, tapi tidak membuat usaha untuk membantah. Mengembalikan
pandanganku pada tiga gargoyles, minions, yang masih melayang, aku
bertanya sekali lagi.
"Beritahu aku satu hal. Apakah minions itu memiliki kecerdasan? Apakah mereka berbicara seperti manusia?"
Alice, yang mengembalikan pandangannya menuju depan juga, kelihatannya menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Itu
benar-benar mustahil. Tidak seperti goblin dan orc yang hidup di tanah
kegelapan, minions sama sekali tidak hidup. Mereka adalah familiar tak
bernyawa yang diciptakan dari gumpalan tanah oleh penyihir yang melayani
Dewa kegelapan, Vector...mereka hanya mengerti suatu perintah sederhana
dari master mereka."
"...Aku mengerti."
Aku menyembunyikan, nafas kelegaan yang pelan dari Alice.
Aku
juga sudah cukup sadar bahwa ini tidak lebih dari memperlambat masalah
yang ada di hadapanku, tapi aku masih merasakan keraguan yang kuat untuk
membunuh keberadaan yang memiliki fluctlights yang sama seperti manusia
bahkan sampai sekarang.
Bayi di dunia ini lahir hanya diantara
pasangan laki-laki dan perempuan yang menikah dengan persetujuan dari
Gereja Axiom—system command yang khusus untuk itu kelihatannya ada—atau
seperti itu penyihir, Cardinal, telah katakan. Penduduk yang tinggal di
Dark Territory bukanlah pengecualian. Jika memang begitu, minions yang
diciptakan oleh sacred arts tidak darkness arts tidak memiliki
fluctlights, tapi kode program seperti hewan liar.
Melihat dari
sudut pandang itu, rasa permusuhan yang memancar dari mata sederhana
minions yang seperti serangga memiliki gerakan digital yang berbeda
dibanding dengan monster mob yang aku lawan di SAO. Status mereka
mungkin berganti dari «mengawasi» menjadi «menyerang», saat tiga monster
itu menggerakkan sayap mereka dengan kuat secara bersamaan dan
melambung tinggi ke atas.
"—Mereka datang!"
Aku
berteriak dan mengacungkan pedang kesayanganku sekali lagi. Mosnter yang
terbang lurus menuju ke sini adalah monster dengan piton emas yang
masih tertusuk di perutnya, mungkin disebabkan oleh kemarahan yang
kebencian yang dimilikinya pada waktu sebelumnya.
Kali ini,
cakar di kedua tangannya membuat serangan beruntun dan bukan ekornya.
Itu tidak dapat dikatakan cepat, tapi aku kesulitan untuk mendapat waktu
yang tepat, untuk bertarung dengan monster untuk pertama kalinya pada
saat ini. Membuat diriku untuk menangkis cakarnya dengan pedangku, aku
menunggu kesempatan, lalu melihat bayangan sekilas dari dua monster yang
tidak terluka dengan cepat turun menuju Alice di ujung kiri dari
penglihatanku.
"Hati-hati, ada dua dari mereka datang ke arahmu!"
Meskipun
peringatanku, dibuat karena kekhawatiran yang tulus untuk knight
perempuan itu, suara yang terdengar kembali sama sekali berbeda.
"Apa yang sebenarnya kau pikirkan tentang diriku?"
Dengan cepat merendahkan pinggangnya, dia mengacungkan Fragrant Olive Swordnya mendatar di sisi kirinya.
Dobaa!
Dengan suara tebasan yang sangat keras dan berat, kilauan emas dari
tebasan pedangnya cukup menyilaukan bahkan di cahaya yang samar-samar
ini.
Hanya, satu tebasan di tengah tanpa gerakan hebat atau
tehnik menyambung—itu adalah apa yang disebut dengan tehnik dasar di
«Aincrad style», «Horizontal». Tetapi, kecepatan dan beratnya sudah
cukup untuk membuat keringat dingin keluar dari tubuhku hanya dengan
menatapnya dari samping. Apa yang mendesakku tanpa kesulitan di
pertarungan di lantai kedelapan puluh adalah tingkat yang luar biasa
dari kekuatan dari satu tebasan yang tidak dapat membuat musuh
menghindar atau menangkis. Itu mungkin dengan mudah menghancurkan
keyakinanku pada keunggulan skill tebasan beruntun yang aku selalu
gunakan selama hidup lama di VRMMO.
Dihadapan Alice, yang
setelah mengayun pedangnya, empat tangan dari dua minions terjatuh.
Mengikuti itu, meskipun bagaimana itu seharusnya berada di luar
jangkauannya, anggota geraknya terbelah di sekitar dada mereka tanpa
suara.
Banyak darah kehitaman tersembur keluar dari monster itu
yang tertabrak tanpa mengeluarkan satupun teriakan. Tentu saja, tidak
ada satupun tetesan darah yang terkena Alice.
Integrity Knight
yang mengangkat tubuhnya seolah-olah tidak ada apapun yang telah terjadi
berbalik kepadaku, masih berada dalam pertarungan bertahan satu sisi,
dan berbicara dengan nada yang sedikit menyindir.
"Apa kau membutuhkan bantuan?"
"...T-Tidak terima kasih."
Setelah
dengan sopan menolak sarannya dengan kegigihan yang kuat, aku
menghindari serangan beruntun dari dua tangan, dua kaki, ditambah ekor
dari minion itu, lalu aku akhirnya melihat polanya, dengan langkahnya.
Berbalik menuju musuh yang mencoba untuk memperlebar jaraknya, aku
melepaskan skill tebasan beruntun yang tertanam dalam tubuhku.
Aku
telah memikirkan ini untuk waktu yang lama bahwa sangat aneh sword
skills yang sama seperti di dunia SAO ada di Underworld. Aku memiliki
beberapa dugaan selama dua tahun ini, tapi belum pernah mendapat jawaban
yang sempurna. Pekerja dari Rath mungkin menggunakan paket «The Seed»
untuk membangun dunia virtual ini, tapi sejauh yang aku tahu, sistem
sword skill tidak pernah dimasukkan di dalam The Seed. Jika itu ada, aku
seharusnya dapat untuk mengaktifkan sword skills di Gun Gale Online
kembali ketika aku dikonvert.
Ada kemungkinan bahwa penyihir
cerdas yang bersembunyi di Ruangan Perpustakaan Besar, Cardinal, akan
mengetahui kebenarannya, tapi aku ragu-ragu untuk bertanya pada gadis
itu. Cardinal menyadari semua penduduk Underworld, termasuk dirinya,
adalah keberadaan yang diciptakan untuk eksperimen oleh perusahaan di
dunia nyata, Rath, dan merasa menderita pada nasibnya sendiri. Aku tidak
tahan untuk memberikan pertanyaan mengenai dunia ini dengan secara
fiksi tanpa persetujuan gadis itu. Sejak awal, dengan hal yang
berkembang sejauh ini, alasan dibalik keberadaan sword skill itu sama
sekali tidak penting. Jika itu menjalankan tujuannya dan memberikanku
kemampuan bertarung, itu sudah cukup.
Pedang di tangan kananku bergetar dengan cahaya biru dan aku menggunakan skill empat tebasan horizontal, «Horizontal Square».
"Uo...ryaaa!"
Tebasan
yang dilepaskan dengan teriakan yang cukup keras bukanlah bermaksud
untuk dibandingkan dengan Alice, tapi itu menebas dua tangan dan ekor
minion itu, dan dengan mulus memotong tubuhnya secara horizontal pada
bagian terakir. Meyakinkan diriku untuk tidak melompat dari teralis
dengan gerakan yang berlebihan, aku melihat ke arah sisa dari monster
itu, yang sekarang menjadi bagian, saat itu terjatuh dan tenggelam di
lautan awan jauh di bawah.
Jika potongan itu tidak menghilang di
tengah udara dan terjatuh dihadapan seorang bangsawan atau siapapun
yang sedang berjalan di bagian dalam katedral, itu akan menjadi
kegemparan...sementara memikirkan hal seperti itu.
"...Heh."
Alice dengan singkat berguman dengan nada seperti guru yang melihat pada kemampuan muridnya.
Menggerakkan
pedang hitamku ke kiri dan ke kanan untuk membersihkannya, aku menaruh
itu pada sarung pedang di pinggang kiriku—Aku sebenarnya ingin menaruh
itu di punggungku, tapi tidak ada satupun sabung pedang bertipe pengikat
bahu di ruangan penyimpanan peralatan—saat aku melihat ke arah knight
itu dari sampingku.
"...Apa?"
"Tidak, aku hanya berpikir
bahwa kau menggunakan skill pedang yang aneh. Tentang bagaimana itu
mungkin menarik pengunjung jika kau melakukan itu di teater saat
festival pertengahan musim panas."
"Hm, terima kasih."
Setelah
membuat senyum masam pada knight hebat itu, yang menggunakan ejekan
dari setiap satu hal kecil, aku melihat ke arah wajah Alice dari depan.
Aku mengatakan pertanyaan yang tiba-tiba muncul di pikiranku.
"...Apa
kau pernah melihat festival pertengahan musim panas di Centoria? Jika
aku mendeskripsikan itu, aku akan mengatakan bahwa itu adalah festival
untuk penduduknya, dengan hampir semua siswa yang terlahir sebagai
bangsawan kelas atas di Akademi Master Pedang akan pergi ke sana..."
Tentu
saja, ada pengecualian, seperti Solterina-senpai, yang aku layani
sebagai valet, mengharapkan itu setiap tahun. Pikiran nostalgia itu
terlintas di pikiranku sebelum Alice menghela nafas.
"Tolong jangan menghubungkan aku dengan bangsawan kelas atas yang berlaku seperti itu. Tentu saja aku telah...pergi..."
Kata-kata mengejek itu sedikit demi sedikit menjadi lambat dan pada akhirnya terhenti.
Knight
itu mengerutkan dahinya dengan mulutnya masih sedikit terbuka dan
menatap ke bawah seolah-olah dia mencari sesuatu. Mengangkat tangan
kirinya yang kehilangan sarung tangan besinya, dia menekan ujung jarinya
pada dahi halusnya. Alice menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan
cara itu dan perlahan mengangkat wajahnya, lalu berguman dengan nada
yang kelihatannya sedikit samar-samar.
"Tidak...Aku mendengar
festival itu...dari seorang bangsawan. Integrity Knight...Dilarang untuk
berbaur dengan penduduk kota selain dari saat tugas, jadi..."
"......"
Itu
hanya hal yang biasa saja, Integrity Knight mempercayai bahwa diri
mereka adalah keberadaan yang dipanggil dari Celestial World oleh
pemimpin tertinggi, Administrator, tapi itu sebenarnya salah.
Administrator telah mengambil pengetahuan dan kesadaran manusia dari
Dunia Manusia menuju katedral, lalu membuat mereka menjadi knight dengan
ingatan mereka sebelumnya disegel dengan «Synthesis Ritual». Karenanya,
itu akan buruk jika knight itu mengunjungi dunia di bawah yang jauh
lebih dari dibutuhkan dan bertemu secara tak terduga dengan keluarga
mereka sebelumnya.
Nomor Alice adalah thirty,
yang berarti dia adalah knight «terbaru» setelah Eldrie Synthesis
Thirty-one yang baru saja menjadi Integrity Knight di musim semi ini.
Dia kelihatannya telah synthesized dalam satu tahun dari sekarang dan
gadis ini diambil pergi dari Desa Rulid delapan tahun lalu, jadi dia
sebenarnya memiliki jangak waktu kosong selama tujuh tahun.
Bagaimana
sebenarnya Alice menghabiskan waktu di katedral...Aku tidak tahu dia
belajar sacred arts sebagai sister, atau mungkin menghabiskan dengan
«dibekukan» oleh Administrator. Tetapi, mungkin dia pernah mengunjungi
festival pertengahan musim panas Centoria sebelum dia menjadi knight?
Mungkinkah ingatan itu, yang seharusnya telah tersegel, bangkit untuk
sekejap disebabkan oleh percakapan sebelumnya—?
Jika memang
begitu, jika aku hendak melanjutkan percakapan ini tentang festival
pertengahan musim panas sekarang, «piety module» yang menyegel ingatan
Alice dapat terlepas seperti apa yang terjadi ketika aku bertarung
dengan Eldrie bukan!?
Setelah memikirkan itu, aku mulai untuk
membuka mulutku sekali lagi. Tetapi, aku menggeretakkan gigiku dengan
keras setelah mengambil nafas dalam.
Cardinal telah mengatakan.
Bahwa untuk mengubah Integrity Knight Alice menjadi Alice Schuberg,
teman masa kecil Eugeo, hanya dengan menarik piety module tidaklah
cukup. Dan «bagian ingatan yang paling terpenting» yang diambil dari
Alice oleh pemimpin tertinggi benar-benar dibutuhkan. Karena itu, jika
module Alice dilepaskan sekarang, gadis itu seharusnya kehilangan
kesadarannya dalam sekejap dan menjadi tidak dapat bergerak. Aku mungkin
lebih baik menghindari itu untuk keadaan sekarang dimana kita tidak
akan tahu ketika musuh berikutnya akan muncul.
Yang pertama dan
terpenting, Alice tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan ketika dia
melihat Eugeo yang dia berteman baik denganya selama beberapa tahun di
Rulid. Dengan kata lain, itulah bagaimana kuatnya segel pada ingatan
Alice. Kesempatan untuk melepaskan module dengan topik seperti festival
pertengahan musim panas sangatlah tipis dan di sisi lain, itu bahkan
mungkin menyebabkan kecurigaannya padaku meningkat.
Alice dengan
curiga menatap pada wajahku saat aku masih memikirkan itu dengan diam,
tapi dengan segera memarahiku seolah-olah dia menyadari sesuatu.
"Darah minion akan menyebabkan penyakit. Bersihkan itu dengan benar."
"Nn? Aah..."
Aku
menyadari untuk pertama kalinya beberapa tetes darah yang tersembur
keluar dari monster itu telah mengenai pipi kiriku tepat Alice tunjuk
sekarang. Pada saat aku mencoba untuk membersihkan cairan berbau tajam
itu dengan kerah bajuku, teguran yang keras segera terdengar.
"Hei!"
Itu
pasti sudah satu tahun telah berlalu semenjak seseorang memarahiku
dengan cara seperti itu...Alice menatap padaku, yang masih kebingungan,
dengan ekspresi yang benar-benar frustasi.
"Aah, sudah cukup, kenapa laki-laki selalu...Apa kau bahkan tidak membawa satupun sapu tangan?"
Aku
memeriksa di sekitar saku celanaku, tapi di sebelah kanan kosong dan di
kiri memiliki sesuatu yang bukan sapu tangan terisi di dalamnya. Aku
menjawab pelan dengan kepalaku tertunduk.
"A-Aku sama sekali tidak punya..."
"...Baiklah, gunakan ini."
Alice
menarik keluar sapu tangan dari rok panjangnya yang berwarna putih
murni, lalu menyerahkan itu padaku dengan ekspresi yang menunjukkan
kemarahan yang datang dari dalam hatinya.
Pikiran untuk
mengangkat rok knight hebat itu dan mengusapkannya pada pipiku, jika dia
mencoba untuk menganggapku seperti anak kecil dari sekolah dasar,
terlintas di dalam pikiranku, tapi aku menghentikan pikiran itu karena
itu akan menjadi akhir dari hidupku.
Meminjam sapu tangan dengan
sisi yang rumit yang tidak memiliki satupun noda padanya dengan ucapan
terima kasih, ketika aku mengusap pipiku dengan itu malu, darah minion
benar-benar terhisap ke dalamnya, membersihkan itu tanpa sisa,
seolah-olah suatu art untuk membersihkan noda telah terpasang pada itu.
"Terima kasih banyak."
Sensei,
aku menahan dorongan untuk menambah kata itu sementara mencoba untuk
mengembalikan sapu tangan itu, tapi knight hebat itu dengan cepat
memalingkan wajahnya dan mengatakan satu kalimat—
"Cuci dan kembalikan itu padaku sebelum kau ditebas olehku."
Masa
depan akan terlihat sangat suram. Bagaimana aku dapat untuk membujuk
knight hebat ini untuk menghindari pertarungan setelah kita kembali ke
dalam menara dan untuk bertemu dengan Eugeo?
Bayangan patnerku,
yang mungkin sedang memanjat dengan tangga di dalam menara bahkan sampai
sekarang, terlintas di dalam pikiranku saat aku melihat ke arah
sekitarku, dan menyadari cahaya matahari benar-benar sudah menghilang
dan beberapa bintang berkelap-kelip. Kita berhasil untuk mengalahkan
minions entah bagaimana, tapi bulan yang sudah terlihat dan sumber
energi tempat sedikit demi sedikit mulai pulih, tapi itu kelihatannya
belum cukup untuk membuat piton baru.
Aku memasukkan sapu tangan
Alice pada saku kananku dan memeriksa teralis dari kiri ke kanan untuk
kali ini juga. Minions yang membatu itu terbaris dengan berjejer
beberapa meter dari ujung dinding, kelihatannya itu tidak akan hidup
jika kita tidak mencoba untuk mendekat. Itu mungkin untuk menghancurkan
mereka sebelum keadaan membatu itu menghilang jika kita berlari dan
menebas organ vital mereka dengan pedang kita, tapi aku tidak dapat
memikirkan kegunaan apapun untuk mengetes resiko itu.
Sebagai hasilnya, kita hanya dapat pasrah menunggu di sini selama beberapa jam sampai bulan itu terlihat jelas.
Sejujurnya,
aku akan sangat terhibur dengan memikirkan berbaring dan beristirahat
sekarang, tapi Alice kelihatannya akan terganggu selama sepanjang waktu
ini. Aku menahan untuk menghela nafas sementara memikirkan tentang
bagaimana aku seharusnya memulai pembicaraan dengan Integrity Knight
yang memalingkan wajahnya dariku.
Bab 10: Komandan Integrity Knight Berceouli ( Bulan Ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)
Aku tidak pernah merasakan terisolasi seperti ini untuk waktu yang lama.
Eugeo berguman seperti itu di dalam hatinya saat dia memanjat tangga panjang itu seorang diri.
Eugeo
telah melewati hari-harinya dengan menenggelamkan dirinya mengayun
kapak di hutan, mata, telinga, dan hatinya tertutup, semenjak musim
panas delapan tahun ketika dia tidak dapat melakukan apapun selain
melihat Alice terikat di kaki naga terbang dan diambil pergi.
Tidak
ada satupun orang yang di desa, termasuk keluarganya, menyampaikan
insiden besar dari anak perempuan kepala desa diambil pergi oleh
Integrity Knight padanya, yang bisa dibilang menganggap perbuatan itu
sendiri adalah taboo—atau sepertinya, itu bisa saja seperti itu saat
mereka menghindari Eugeo yang merupakan teman masa kecil Alice.
Tetapi,
hampir sama seperti penduduk desa, Eugeo juga menyimpan itu, bersamaan
dengan ingatan dari insiden itu, di suatu tempat yang jauh. Tidak
mengakui kelemahan dan kepengecutannya, dia mencoba untuk mengalihkan
pandangannya dari masa lalu dan masa depan dengan menenggelamkan diri
pada rawa berlumpur yang bernama penyesalan.—Tapi.
Seorang anak
laki-laki, yang berkelana tanpa ada satupun barang yang ada padanya
kecuali namanya di musim semi dua tahun yang lalu, menarik keluar Eugeo
dari rawa tak berdasar dengan semua kekuatannya. Mereka berhasil
mengalahkan kelompok goblin dan menebang jatuh Gigas Cedar bersama-sama,
dia memberikan keyakinan dan tujuan pada Eugeo untuk sekali lagi.
Dia
selalu berada di sampingnya ketika mereka berpetualang dari Desa Rulid,
ketika mereka melanjutkan menu pusat melalui Kota Zakkaria, dan ketika
mereka berlatih hari demi hari di Akademi Master Pedang—Kirito ada
disana. Meskipun itu sangat jauh dari rencana awal mereka, mereka
berhasil menyusup pada tujuan terakhir mereka, Katedral Pusat Gereja
Axiom, dan melewati berbagai rintangan yang datang dari pemimpin
tertinggi tidak ada kesalahan bahwa itu berkat dari patner berambut
hitamnya yang membantu dan menghiburnya.
Dan walaupun begitu,
meskipun bagaimana lantai tertinggi hanya beberapa lantai jauhnya,
Kirito telah menghilang dari pandangan Eugeo. Di tengah-tengah
pertarungan melawan Integrity Knight Alice Synthesis Thirty, diciptakan
dari teman masa kecilnya, Alice Schuberg, dengan ingatan, palsu yang
tertanam padanya, full armament control art Kirito tercampur dengan full
armament control art knight itu dan menimbulkan kekuatan abnormal dan
membuat lubang besar di dinding katedral.
Mereka berdua terhisap
keluar dari menara ini dalam sekejap mata dan lubang besar itu kembali
menjadi dinding yang semula dengan segera setelah itu terjadi. Dinding
marbel itu tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak sedikitpun bahkan
setelah diserang dengan art menyerang thermal element yang memiliki
kekuatan yang tinggi.
Kemungkinan, dinding luar katedral
memiliki art untuk memperbaiki sendiri secara permanent yang digunakan
padanya. Sacred art berangking tinggi yang sangat hebat yang bahkan
membuat Eugeo tidak dapat memikirkan kalimat pertama untuk itu dalam
sebatas pengetahuannya. Karena itu, bahkan jika dia menggerakkan dinding
batu itu hanya beberapa cen setelah usaha kerasnya, itu mungkin akan
kembali pada keadaan yang semula. Membuka lubang di dinding, bahkan
untuk sesaat, pasti itu disebabkan oleh full control arts Kirito dan
Integrity Knight Alice menyembunyikan kekuatan yang melebihi apa yang
pengguna art duga dari art memperbaiki sendiri dari dinding luar menara
itu.
Untuk mengatakan hal itu secara lain, mereka tidak dapat
mati dengan hanya terlempar keluar jika mereka memiliki kekuatan seperti
itu. Terutama Kirito, yang pasti memiliki kemampuan untuk bereaksi
terhadap situasi tidak terduga bahkan ketika dibandingkan dengan
Integrity Knight berangking tinggi, Dia pasti telah menahan kejatuhannya
dan telah memulai memanjat dari luar menara. Dan itu kelihatannya
berlaku pada Integrity Knight Alice juga.
Alice yang sekarang
adalah penjaga dari Gereja Axiom yang mutlak, jadi dia tidak dapat
membayangkan dia bekerja sama dengan Kirito, tapi setidaknya, dia
seharusnya mengejar dibelakangnya jika dia memanjat dinding. Kesempatan
untuk menggunakan pisau pendek yang diberikan oleh Cardinal seharusnya
akan muncul dengan sendirinya jika dia dapat bertemu dengan mereka di
suatu tempat di lantai lebih tinggi.
Mempercayai itu, Eugeo
membuka pintu di bagian ujung selatan dari lantai kedelapan puluh,
«Cloudtop Garden», dan mulai menaiki tangga besar itu seorang diri.
Semua anak tangganya sementara menyingkirkan perasaan kesepian dan
ketidakberdayaan yang kelihatannya merayap di punggungku bahkan semenjak
dia menjadi seorang diri.
Itu tidak akan aneh untuk terseret
pada pertarungan baru di setiap waktu, jadi dia menghentikan larinya dan
berjalan dengan waspada, tapi dia tidak merasakan keberadaan manusia
bahkan setelah melewati lantai kedelapan puluh satu dan kedelapan puluh
dua.
Mereka telah mengalahkan «Frost Scale Whip» Eldrie,
«Conflagrant Flame Bow» Deusolbert, murid knights, Fizel dan Linel,
«Heaven Piercing Sword» Fanatio dan anak buahnya, «Four Oscillation
Blades», itu akan membuat hitungan menjadi sembilan Integrity Knight
secara keseluruhan, tapi seseorang yang dipanggil «Komandan Integrity
Knight» dan «Kepala Pemimpin» masih berada di dalam menara, dan tentu
saja, pemimpin tertinggi, Administrator, terbaring menunggu juga.
Dia
sangat sulit untuk membayangkan seseorang yang paling suci di Gereja
Axiom, dan lebih jauh lagi, dunia, tiba-tiba akan muncul, tapi Komandan
Integrity Knight dan Kepala Pemimpin tidak akan membiarkannya lewat
menuju lantai tertinggi tanpa perlawanan. Karena itu, dia menajamkan
inderanya hingga batasnya dan dengan hati-hati menaiki tangga dengan
Blue Rose Sword di tangan kanannya, tapi pikirannya tidak dapat
memikirkan apapun selain memikirkan pikiran yang berlebihan itu.
Apa yang Kirito dan Integrity Knight Alice lakukan pada saat sekarang?
Apa
Alice mengejar Kirito saat dia memanjat dinding luar menara? Atau
mungkin pertarungan mereka terus berlanjut hingga sekarang bahkan pada
saat bergelantungan di dinding menara? Atau mungkin...kebaikan misterius
dari manusia yang dikenal sebagai Kirito bahkan telah membuat Alice,
menjadi terdiam saat dia, menarik kembali pedangnya...?
Eugeo
merasakan perasaan yang tidak dikenalnya muncul di dadanya pada saat dia
memikirkan itu. Itu berperan sebagai pendorong, pertentangan yang dia
rasakan ketika dia mengayun pedangnya pada Integrity Knight Deusolbert
yang terbaring beberapa jam yang lalu menusuknya sekali lagi.
Menyadari
bahwa Deusolbert adalah seseorang yang mengambil pergi Alice dari Desa
Rulid delapan tahun yang lalu, kemarahan dan kebencian mondorong Eugeo
menjadi perbuatan saat dia mencoba untuk menusuk knight yang terbaring
itu. Tetapi, pada saat itu Kirito menahannya, Eugeo merasakan perasaan
kebaikan yang kuat pada teman dekatnya.
Kau tidak akan hanya
melihat seperti aku pada saat itu. Kau seharusnya tidak akan
mempedulikan peraturan dan menyerang Integrity Knight dan mencoba untuk
menyelamatkan Alice, dia berpikir seperti itu.
Kekuatan dan
kebaikan dari Kirito bahkan mungkin akan mencapai hati Integrity Knight,
Alice. Tentu saja, Alice yang ada sekarang, dapat disebut palsu dengan
ingatannya diambil oleh pemimpin tertinggi. Tapi...Jika itu adalah
Kirito, yang mencoba untuk menolong Deusolbert dan bahkan Wakil Komandan
Integrity Knight Fanatio, yang membuat dia hampir diambang
kematian...Mungkin...
"——Itu tidak mungkin."
Berguman seperti itu, Eugeo memaksakan pemikirannya untuk berhenti.
Tidak
ada gunanya untuk memikirkannya lebih jauh lagi. Saat mendapatkan
«bagian ingatan» yang tersimpan di lantai tertinggi dari katedral dan
mengembaikan itu pada jiwa Integrity Knight Alice, maka Alice yang
sekarang akan menghilang bersamaan dengan semua ingatannya. Dan Alice
yang sebenarnya, orang yang terpenting bagi Eugeo, akan kembali.
Aku
akan memeluk dengan erat gadis yang terbangun itu dan pasti mengatakan
itu untuk waktu ini juga. Bahwa aku akan melindungimu...Bahwa aku akan
melindungimu selamanya. Kejadian itu akan datang besok, atau malam ini
jika keadaan memperbolehkan itu.
Karenanya, itu tidak perlu
untuk memikirkan hal seperti itu untuk sekarang, ini adalah waktunya
untuk tidak melakukan apapun selain dari untuk terus maju.
Pada saat bel jam tujuh berbunyi di malam hari dari suatu tempat di katedral, tangga itu menjadi terhenti.
Itu
membuat hitungan yang dia ingat, setiap lantai yang dilewatinya,
mencapai sekitar sepuluh lantai. Dengan kata lain, ini adalah lantai
kesembilan puluh. Dia telah melangkahkan kakinya pada bagian penting
dari Gereja Axiom pada akhirnya.
Tidak ada tangga menuju ke atas
yang dapat terlihat di ruangan luas itu. Hanya ada satu pintu besar di
ujung dinding utara. Tidak ada kesalahan bahwa ruangan luas yang
menggunakan seluruh lantainya, seperti lantai kelima puluh dan kedelapan
puluh, terbentang di depan.
Dan dengan itu, musuh yang jauh lebih kuat dari sebelumnya pasti terbaring menunggu.
—Dapatkah aku menang? Memenangkan semua pertarungan hanya dengan diriku sendiri?
Masih
berdiri di ujung dari aula itu, Eugeo bertanya pada dirinya sendiri.
Hanya bagaimana dia dapat bertarung dengan seseorang yang lebih kuat
dibandingkan dengan Fanatio, yang membuat Kirito hampir diambang
kematiannya, dan Alice, yang mereka tidak bisa kalahkan, bahkan saat
mereka berdua melawannya.
Tetapi, pada saat dia memikirkan
tentang itu untuk sekarang, Kirito telah menahan semua serangan musuhnya
hanya dengan dirinya sendiri dalam pertarungan hingga sejauh ini. Eugeo
hanya bersembunyi di belakang punggung patnernya dan hanya mengaktifkan
full control artnya.
Kirito telah mengatakan bahwa ini adalah
strategi normal memikirkan sifat dari skill mereka, tapi dengan dia
telah terpisah dariku, Eugeo tidak memiliki pilihan lain selain dari
untuk bertarung dari awal hingga akhir.
Perlahan menarik Blue
Rose Sword di pinggang kirinya, dia memastikan sensasi dari ganggang dan
penahannya. Dia mungkin dapat menggunakan full control art hanya untuk
satu kali lagi, tapi dia tidak dapat menahan musuh dengan sulur es hanya
dengan mengaktifkannya secara membabi buta. Dia pertama harus melawan
musuh hingga terpojok melalui ilmu pedang murni dan menciptakan celah.
"...Sudah waktunya."
Dengan
membisikkan itu pada pedang kesayangannya, Eugeo mengangkat tangan
kanannya dan dengan kuat mendorong pintu putih itu hingga terbuka.
Apa yang segera mendekat adalah sebuah asap putih, sangat terang, yang tebal, dan suara keras, yang tidak berhenti.
—Sacred arts penyerangan!?
Berpikir
seperti itu secara insting, Eugeo mencoba untuk melompat menjauh, tapi
dia menyadari kabut putih yang mengalir keluar bukanlah asap, tapi uap.
Tangan dan lengan bajunya hanya menjadi basah saat menyentuhnya, tidak
ada rasa sakit. Dia menilai interior disekitar uap panas yang menyebar
itu.
Seperti yang diduga, itu benar-benar luas yang menghabiskan
seluruh area dari satu lantai katedral. Tak terhitung lampu telah
terpasang di langit-langit yang tinggi juga, jadi itu kelihatannya
memiliki nama yang menyerupai «Cloister of Spiritual Light» atau
«Cloudtop Garden» tapi dia memiliki keinginan untuk mencari tahu itu
sekarang. Permukaan lantainya tidak dapat terlihat melalui uap yang
menghalanginya, tapi kelihatannya tidak ada keberadaan manusia.
Eugeo
hanya melangkahkan kakinya beberapa langkah ke dalam ruangan dan
mencoba untuk menemukan sumber dari uap itu, Ketika dia melakukannya,
dia menyadari dengan telinganya, daripada matanya, suara percikan air.
Tidak ada kesalahan bahwa itu adalah suara dari sejumlah besar air yang
terjatuh ke air, datang dari suatu tempat yang jauh.
Itu adalah ketika udara dingin yang mengalir dari pintu yang masih terbuka dan menyingkirkan uap yang ada di sekitarnya.
Lantai
marbel dengan kira-kira ukuran sedikitnya lima mel memanjang lebih
dalam menuju ruangan dari posisi Eugeo. Sisi dari jalan itu terdapa
lubang ke bawah dengan pijakan dan terisi di sana, adalah air
murni—tidak air panas. Itu kelihatannya memiliki kedalam lebih dari satu
mel, dan Eugeo bahkan tidak dapat untuk mulai membayankan berapa banyak
lil dari air panas secara keseluruhan untuk mengisi seluruh ruangan
ini.
"...Tepatnya, ruangan apa ini sebenarnya..."
Suara serak Eugeo keluar saat melihat pemandangan yang jauh dari yang dia duga.
Suhu
dari air di sini terlalu panas bagi kolam untuk memelihara ikan atau
hewan lainnya dan kelembapannya tidak cukup nyaman untuk menjadi taman
untuk dikagumi. Itu akan jauh lebih nyaman untuk melepas pakaian dan
melompat menuju air—
"Ah......Jangan bilang padaku kalau ini..."
Setelah
berguman seperti itu sekali lagi, dia belutut di sisi dari jalan itu
dan memasukkan tangan kanannya pada air panas. Itu tidaklah panas maupun
hangat, itu adalah suhu yang Kirito akan berkata "Suhu air yang bagus"
jika di di sini.
Dengan kata lain, ini adalah pemandian besar.
"........."
Bahkan tidak ada kata-kata yang lebih jauh lagi keluar darinya, Eugeo menghela nafas dengan dalam sambil berlutut.
Rumahnya
yang hanya sampai dua tahun lalu menggunakan bak besar sebagai tempat
mandi dan pada waktu itu Eugeo memasukinya sebagai orang terakhir, hanya
setengah dari air panas yang seharusnya telah tersisa. Karena itu, dia
menjadi tercengang pada saat dia pertama kali melihat pemandian besar di
asrama akademi dan memikirkan bagaimana air panas sebanyak itu dapat
dipanaskan.
Tetapi, pemandian besar ini benar-benar dalam
tingkatan yang berbeda. Seharusnya akan masih ada ruangan bahkan jika
semua murid di Akademi Master Pedang memasuki itu secara bersama-sama.
Tidak, tentu saja, murid laki-laki tidak mungkin untuk dapat memasuki
pemandian besar itu bersama dengan murid perempaun, bagaimanapun juga.
Setelah
menghela nafas lagi, Eugeo mengambil kesempatan untuk mencuci kedua
tangannya pada air panas dan berdiri, menahan keinginannya untuk mencuci
mukanya juga. Dia mulai untuk berjalan di lantai marbel yang
kelihatannya menuju lebih dalam dari ruangan itu, ke arah tangga menuju
lantai ke atas. Tidak peduli bagaimana hal yang ada di sini, mendapat di
serang di pemandian itu akan menjadi terlalu—
Atau seperti itu yang dia pikirkan sebelum dia menyadarinya meskipun terlambat.
Jalannya
melebar menjadi lingkaran di bagian tengah dari ruangan yang luas ini,
pemandian besar. Ketika dia mendekat, Eugeo akhirnya merasakan bayangan
seseorang dibalik uap yang berada di atas permukaan air, di sebelah
kanan.
"—!?"
Secara insting melompat ke belakang, dia menaruh tangannya pada gagang pedangnya.
Dia
tidak dapat melihatnya secara jelas dengan uap yang menghalanginya,
tapi orang itu memiliki tubuh besar yang terlatih. Rambut pendek dan
tidak feminim. Berendam hingga sampai di bahunya pada air panas, dia
merentangkan keempat anggota tubuhnya.
Orang itu kelihatannya
hanya mandi daripada terbaring menunggu, tapi dia tidak dapat menurunkan
pertahanannya. Tidak peduli keadaaannya, itu tanpa kesalahan adalah
musuh, jadi mungkin dia seharusnya mencoba untuk melakukan serangan
lebih dahulu sementara musuhnya masih berada di dalam air.
Itu terjadi ketika Eugeo perlahan menarik keluar pedang kesayangannya dari sarungnya.
"Maaf,
tapi bolehkah kau menunggu untuk sebentar saja? Maksudku, aku baru saja
sampai di pusat beberapa saat yang lalu, jadi tubuhku menjadi kaku dari
menaiki naga terbang."
Suaranya sangat rendah dan tidak
bertenaga, tapi memiliki kekuatan. Perkataan yang jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan semua orang yang pernah dia temui di katedral dan
tanpa disadarinya membuat dia terdiam. Kurangnya sopan santun
mengingatkan dia pada petani di kampung halamannya dibandingkan dengan
knight.
Sementara Eugeo masih tidak dapat menentukan reaksinya,
suara percikan terdengar dan uap yang menutupi pemandian besar itu
terpisah ke kiri dan ke kanan.
Pemilik dari suara itu memiliki
tetesan air yang menetes dari seluruh tubuhnya seperti air terjun
sementara dia berdiri. Dengan punggungnya membelakangi Eugeo, dia
menaruh kedua tangannya pada pinggangnya dan memutar lehernya,
mengeluarkan suara pelan. Dia kelihatannya penuh dengan celah, tapi
Eugeo tidak mengambil langkah dengan tangannya masih memegang pedangnya.
Tubuhnya benar-benar sangat besar. Bagian dibawah lututnya
masih berada di bawah air panas, tapi meski begitu, itu sangat jelas
bahwa tinggi orang itu mendekati dua mel. Lebih jauh lagi, bahu yang
menghubungkannya benar-benar sangat lebar. Lengannya, pada tingkatan
yang keras, pasti mampu untuk mengayun pedang dengan mudah, tidak peduli
bagaimana beratnya itu.
Apa yang paling menarik perhatian
matanya adalah punggungnya, yang ditutupi dengan lapisan otot.
Gorgolosso Baltoh, yang Eugeo layani sebagai valet, dapat membanggakan
tubuhnya yang terlatih juga, tapi seseorang di pemandian ini telah
mencapai tingkatan baru dari ukuran tubuhnya. Meskipun dia tidak
kelihatan muda, tidak ada pengenduran sama sekali di sekitar pahanya.
Saat
pandangannya terpaku pada posisi berdiri dari seseorang itu, yang
kelihatan seperti dewa perang kuno, Eugeo gagal untuk segera menyadari
luka lama yang tak terhitung jumlahnya membujur di seluruh tubuhnya.
Melihatnya secara baik-baik, dia melihat bahwa itu adalah luka dari
panah dan pedang. Bekas luka, bahkan dari luka yang parah, seharusnya
tidak akan tersisa jika itu disembuhkan dengan sacred arts berangking
tinggi, jadi itu berarti dia pasti selalu bertarung di medan pertempuran
yang bahkan menyebabkan perbuatan itu menjadi mustahil, untuk jangka
waktu yang lama.
Seseorang yang berada di pemandian itu, kemungkinan besar, adalah seseorang yang dipanggil Komandan Integrity Knight.
Dengan
kata lain, seseorang paling kuat diantara semua Integrity Knight.
Rintangan terbesar yang mampu menggagalkan perjalanan Eugeo menuju
puncak Katedral—
Jika memang begitu, itu akan jauh lebih baik
untuk menebas dan mengalahkan orang itu sementara dia tidak memiliki
senjata dan armor. Kirito pasti akan melakukan itu. Bahkan sementara
pikirannya memikirkan itu, Eugeo masih tetap terdiam.
Dia tidak
dapat menduga apakah punggung seseorang itu penuh dengan celah atau atau
tanpa celah dengan penuh persiapan. Dia bahkan dapat membayangkan orang
itu akan memancingnya untuk menyerang.
Tidak mempedulikan pada
keraguan Eugeo, orang itu selesai merenggangkan tubuhnya, lalu mulai
berjalan menuju utara saat dia keluar dari air panas. Keranjang yang
ditaruh sedikit jauh di depan jalan yang kelihatannya memiliki pakaian
di dalamnya.
Setelah mengambil beberapa langkah dan berdiri di
dekat ujungnya, orang itu mengambil keluar celana pendek dari keranjang
dan memakainya melalui kakinya. Lalu, dia membuak lebar pakaian yang
tipis dan mengenakannya, itu kelihatannya pakaian itu dibuat dari
kerajaan utara dan sementara melilitkan kain lebar yang ada dengan
pakaian sebelumnya, orang itu akhirnya membalikkan wajahnya pada Eugeo.
"Yo, maaf karena membuatmu menunggu."
Dia memiliki penampilan kuat yang cocok dengan suara dalam, yang tidak bertenaga juga.
Kerutan
yang terlihat di dekat mulutnya tampaknya menunjukkan orang itu berumur
lebih dari empat puluh ketika dia menjadi Integrity Knight, tapi
pipinya yang terbagi oleh batang hidung tingginya tidak mengendur dalam
berbagai hal. Tetapi, apa yang meninggalkan kesan dalam adalah cahaya
yang dilepaskan oleh matanya dari bawah alis menonjolnya.
Meskipun
kekurangan apa yang dapat dikatakan sebagai haus darah pada mata, biru
terang yang pucat, dia merasakan tekanan kuat dari hanya berhadapan
dengannya pada jarak lima belas mel jauhnya. Pandangannya kelihatannya
memiliki ketertarikan murni pada lawan yang akan saling menyilangkan
pedang, dan kegembiraan dari pertarungan itu sendiri? Seseorang yang
dapat melihat musuhnya dengan mata seperti itu adalah seseorang yang
memiliki kepercayaan diri yang hebat pada ilmu pedang mereka. Dengan
kata lain, orang ini menyerupai Kirito entah bagaimana.
Setelah
selesai mengikat ikat pinggang di depan tubuhnya, orang itu menggerakkan
tangan kanannya pada keranjang pakaian. Dengan itu, pedang panjang
perlahan keluar dari dasar keranjang, memegang itu pada tangan kekarnya.
Membawa itu pada bahunya, dia mulai berjalan pada lantai marbel dengan
kaki telanjangnya yang basah.
Masih berdiri setelah mendekat
sampai hanya delapan mel atau seperti itu dari Eugeo, orang itu mengusap
dagu kerasnya yang memiliki janggut kecil tumbuh pada itu dan
berbicara.
"Kau. Dapatkah kau memberitahuku sesuatu sebelum kita bertarung?"
"...Apa?"
"Sebenarnya, itu...apakah Wakil Komandan Integrity Knight...Apakah Fanatio mati?"
Nada
kaku, seolah-olah meminta menu untuk makan malam, membuat Eugeo merasa
seperti menyangkal dengan "Apa kau berbicara tentang wakilmu?" Tetapi,
dia dengan segera menyadari kekakuan yang terlihat samar-samar dari
ekspresi orang itu saat dia mengalihkan pandangannya menuju ke samping.
Meskipun benar-benar sangat khawatir tentang itu, dia kelihatannya
dengan enggan untuk memperlihatkannya. Itu, juga, membawa pikiran pada
patnernya yang tidak ada.
"...Dia masih hidup. Dia menerima perawatan untuk sekarang...aku yakin."
Setelah mendengar jawaban Eugeo, orang itu dengan lega mengeluarkan nafas dalam dan mengangguk.
"Aku mengerti. Aku tidak akan mengambil hidupmu kalau begitu."
"Apa......"
Sekali
lagi, dia kehilangan kata-kata. Itu kebanggaan yang sangat besar bahwa
tidak ada ruang untuk curiga pada itu adalah gertakan.
Kepercayaan
diri adalah senjata terbesarnya untuk sekarang, atau seperti itu yang
Kirito pernah bilang, tapi bahkan dia tidak dapat menunjukkan ketenangan
sebesar ini di depan musuh yang kuat. Sumber dari harga diri sekeras
batu yang dimiliki oleh orang yang besar dihadapan matanya munkin
mustahi untuk baik, Kirito dan Eugeo untuk dapatkan—pengalaman
memenangkan pertarungan hebat yang tak terhitung jumlahnya, yang sudah
cukup dari setiap dari semua luka pada tubuhnya.
Tetapi, bahkan
jika jumlah secara besar lebih rendah dibandingkan dengan dia, Eugeo
telah mengalahkan Integrity Knight, persis seperti orang ini, yang
berjumlah lebih dari satu selama perjalanannya menuju ke sini.
Menunjukkan kelemahan sebelum mereka saling menyilangkan pedang akan
menjadi tidak dapat dimaafkan pada Integrity Knight yang telah kalah,
pada Gorgolosso dan instruktur akademi yang melatih Eugeo, dan tentu
saja, pada patner berambut hitamnya.
Mengumpulkan semua semangat
bertarung yang dia punya, Eugeo menatap pada orang itu secara langsung.
Dia berbicara dengan kekuatan di perutnya, agar suaranya tidak
bergetar.
"Aku tidak menyukainya."
"Oh?"
Dengan tangannya masih berada di bagian depan dari pakaian oriental, orang itu mengeluarkan suara yang senang.
"Apa yang kau tidak sukai, anak muda?"
"Fanatio
bukanlah satu-satunya dari anak buahmu, bukan? Masih ada Eldrie-san dan
«Four Oscillation Blades»...dan apakah kau sama sekali tidak peduli
apakah Alice mati atau hidup juga?"
"Aah...Jadi itu adalah hal yang kau permasalahkan."
Orang itu melihat ke atas dan mengusap sisi dari kepalanya dengan ganggang pedang panjang yang dipegang di tangan kirinya.
"Aku
rasa itu seperti ini...Eldrie adalah murid nona Alice dan Four
Oscillation Blades, Dakira, Jeis, Hobren, dan Giro, adalah murid
Fanatio. Jadi, itu membuat Fanatio menjadi muridku, kau tahu? Aku
bukanlah seseorang yang menyimpan dendam, tapi setidaknya, aku akan
membalas dendam jika muridku terbunuh, jika semuanya hanya untuk itu."
Dia tersenyum dengan lebar, lalu menambahkan sesuatu yang baru saja dia ingat.
"...Sebenarnya,
nona Alice mungkin menganggapku sebagai gurunya, walaupun
begitu...sejujurnya sekarang, aku tidak tahu siapa yang lebih kuat
sekarang di pertarungan sebenarnya. Itu bahkan tidaklah sulit pada enam
tahun lalu ketika nona kecil itu menjadi murid knight, bagaimanapun
juga."
"Enam tahu lalu...murid knight...?"
Melupakan tentang jawaban yang dia tanyakan pada orang itu untuk sesaat, Eugeo berguman.
Enam
tahun lalu berarti dua tahun setelah dia diambil pergi dari Rulid.
Kirito telah mengajarkannya bahwa nama Integrity Knight itu termasuk
«angka» di Pengucapan Suci saat mereka memanjat tangga dan itu
kelihatannya Alice adalah tiga puluh, Eldrie adalah tiga puluh satu, dan
Deusolbert adalah tujuh. Itu seharusnya tidaklah terlalu lama ketika
Alice menjadi knight, menilai dari nomornya yang cukup baru, tapi—
"...Tapi Alice adalah thirty...Integrity Knight ketiga puluh, bukan?"
Orang itu perlahan memiringkan kepalanya pada pertanyaan Eugeo, tapi dengan segera mengeluarkan suara "aah".
"Secara
umum, kita tidak memiliki kebiasaan untuk memberikan angka pada murid.
Nona kecil itu menjadi thirty tahun lalu ketika dia secara resmi
diangkat sebagai Integrity Knight. Dia jauh lebih memenuhi syarat
sebagai satu dengan kemampuannya bahkan saat enam tahun lalu, tapi dia
terlalu muda dan seperti itu..."
"Tapi...Fizel dan Linel memiliki nomor meskipun masih menjadi seorang murid."
Pada saat dia mendengar nama itu, mulut orang itu menjadi berubah seolah-olah dia baru saja digigit oleh serangga.
"...Itu
memang hanya menjdai seperti itu ketika anak kecil itu menjadi knight.
Mereka adalah pengecualian, mendapatkan nomor sementara masih murid.
—Apa kau bertarung dengan mereka berdua? Hidup setelah melewati itu
sudah mengejutkan dalam hal yang sangat berbeda dari mengalahkan
Fanatio."
"Kita telah dilumpuhkan dengan «poison steel dari Ruberyl». Dan hampir di penggal kepala, bagaimanapun juga."
Eugeo memikirkan lebih jauh sementara menjawab.
Orang
itu mengetahui Alice ketika dia masih seorang murid knight. Karena itu,
ingatan Alice telah di segel melalui «Synthesis Ritual» pada enam tahun
lalu...Ketika dia masih tiga belas tahun, kelihatannya. Kemudian, Alice
mempercayai bahwa dirinya adalah keberadaan yang dipanggil dari
Celestial World agar untuk menjadi Integrity Knight dan terus tinggal di
katedral ini...?
Menatap pada Eugeo yang tenggelam pada keheningan, orang besar itu mengangkat bahunya.
"Sebenarnya
aku tidak memiliki rencana untuk kalah darimu, jadi aku ragu nona kecil
yang sekuat diriku telah kalah olehmu. Dari yang aku dengar dari Kepala
Pemimpin sialan itu, kau memiliki patner, huh? Jika orang itu tidak
ada, dia mungkin bertarung dengan nona kecil itu di suatu tempat, eh?"
"...Pada dasarnya seperti itu."
Setelah
mendapati dirinya mengangguk, Eugeo kembali menggenggam erat pada
pedangnya. Dia tidak dapat melakukan apapun selain untuk mendapati rasa
permusuhannya berkurang oleh perkataan orang itu, tapi ini bukanlah
situasi dimana dia kehilangan kosentrasinya. Mengkosentrasikan matanya
lebih jauh, dia meneriakkan ejekan.
"Kalau boleh tahu, siapa yang akan membalaskan dendam berikutnya padaku setelah aku menebasmu?"
"Hehe, jangan khawatir. Tidak ada guruku yang ada di sekitar sini."
Dia
tersenyum dan perlahan menarik pedang panjangnya dari punggungnya
dengan tangan kanannya. Dia dengan sembarangan memasukkan sarung
pedangnya pada ikat pinggangnya dengan tangan kiri.
Pedang
besar, yang sedikit kehitaman telah dipoles dengan teliti, tapi noda
lama berjumlah tak terbatas samar-samar tersisa pada seluruh pedangnya
yang berkelap-kelip di cahaya yang bersinar dari langit-langit. Penahan
dan gagangnya kelihatannya dibuat dari metal yang berkualitas sama,
seperti pedangnya, tapi tidak seperti sacred tools yang dipegang oelh
Integrity Knight yang kita telah lawan hingga sejauh ini, tidak ada
satupun hiasan yang menghiasi pada itu.
Itu dapat dikatakan,
bahwa itu sudah jelas bahwa itu bukanlah senjata yang dapat dianggap
remeh, bahkan dari kejauhan. Itu pasti telah mengambil sejumlah besar
dara selama periode waktu yang tidak terbatas, dengan suatu jenis
keberadaan mengelilingi di sekitar pedang hitam keabu-abuan.
Eugeo,
juga, menarik keluar pedang kesayangannya dari sarungnya pada pinggang
kirinya sementara mengambil nafas tipis, yang dalam. Ini bukanlah full
control state, tapi pedang biru terangnya mengeluarkan hawa dingin yang
samar-samar, mungkin merespon pada tekanan pemiliknya, itu membentuk
kristal es yang berkelap-kelip di sekeliling uap.
Dengan gerakan
hebat yang cocok dengan tubuh besar itu, orang itu menarik kaki
kanannya sementara memegang pedangnya di tangan kanannya yang terlihat
vertical dan terlihat merendahkan pinggangnya. Itu menyerupai posisi
dari Norkia-style secret move, «Lightning Flash Slash», tapi sedikit
berbeda. Membuat pedangnya lurus akan menghasilkan gerakan yang
berlebihan yang dibutuhkan agar untuk mengaktifkan skill itu.
Eugeo mengambil posisi untuk mengaktifkan Aincrad-style secret move, «Sonic Leap», dengan pemikiran itu.
Sejauh
yang Eugeo tahu, Aincrad style yang misterius, dengan penggunanya
sendiri, patnernya, Kirito, memiliki nama skill dengan Pengucapan Suci
untuk semua secret movesnya. Pengucapan Suci adalah bahasa suci yang
diturunkan pada pembuat Gereja Axiom oleh tiga dewi pada saat penciptaan
dunia, dengan tidak ada kamus untuk itu di perpustakaan Akademi Master
Pedang—atau bahkan istana dimana empat raja tinggal di dalamnya, menurut
apa yang dia telah dengar dari instruktur.
Pengetahuan dari
arti dibalik dari kosa katanya hanya terbatas pada kata yang digunakan
pada upacara sacred art. Karena itu, bahkan Eugeo yang belajar dengan
rajin di akademi, hanya mengetahui arti dari kata seperti «element» atau
«generate» dari kosa kata yang terbatas.
Tetapi, meskipun
bagaimana dia kehilangan ingatan sebelumnya sebelum muncul di hutan
Rulid dua tahun lalu, Kirito kelihatannya mengetahui sedikit Pengucapan
Suci yang Eugeo tidak ketahui. Kosa kata yang digunakan pada nama secret
moves bukanlah pengecualian, dia mengatakan Sonic Leap memiliki arti
«melompat dengan kecepatan suara». Dia sama sekali tidak tahu bagaimana
sebenarnya cepatnya suara bergerak, tapi itu adalah skill hebat yang
hidup dengan namanya, menyerbu ke depan atau ke belakang pada jarak
panjang sekitar sepuluh mel dengan kecepatan mengerikan. Serangan
pertama berhasil dengan efektif jika itu diaktifkan ketika musuh
mengambil langkah pertama untuk memperpendek jarak.
Sebuah
kerutan vertical yang baru terlihat dengan sendirinya pada dahi orang
itu ketika dia melihat tekanan, yang dilepaskan Eugeo dari tubuhnya dan
pedangnya yang ditaruh di atas bahu kanannya.
"Sekarang itu adalah posisi yang tidak umum, anak muda...Apa kau pernah berlatih Continual Sword
[7], bukan begitu?"
"......!"
Pada saat da mendengar pertanyaan lemah itu, Eugeo menarika nafas dalam.
Untuk
lebih lengkapnya, Sonic Leap yang Eugeo gunakan akan melakukan secret
move satu tebasan. Tetapi, itu sama seperti skill tebasan beruntun yang
merupakan inti dari Aincrad style, dalam hal bagaimana itu tidak ada
pada style yang diturunkan di Dunia Manusia. Seperti yang diduga, orang
ini bukanlah orang biasa, untuk dapat mengerti hanya dari satu posisi.
Tetapi,
bahkan jika dia dapat menebak bahwa Eugeo dapat menggunakan skill
tebasan beruntun, dia seharusnya tidak dapat untuk merasakan batasan
dari Aincrad style. Selama orang ini tidak pernah bertarung dengan
Kirito sebelum dia kehilangan ingatan.
"...Apa itu akan menjadi masalah bahkan jika aku menggunakan skill tebasan beruntun?"
Saat menjawab dengan suara rendah, orang itu mendengus.
"Nah,
ada beberapa diantara Darkness Knight yang tinggal di Dark Territory
yang menggunakan Continual Sword juga, dan aku melawan mereka yang
banyak. Itu benar-benar bukanlah kenangan bagus...Setelah semua, kami
dari sisi ini tidak dapat menggunakan satupun skill hebat yang bebas
sama sekali, kau tahu?"
"...Apa kau memintaku untuk bertarung dengan traditional style?"
"Tidak,
tidak, apakah itu Continual Sword atau apapun itu, aku tidak peduli apa
itu, gunakanlah. Aku tidak mengatakan bahwa ini adalah pengganti dari
itu atau apapun itu, tapi aku akan memulai dengan kartu trufku juga."
Setelah
mengubah satu sisi mulutnya menjadi senyuman, orang itu mengangkat ke
atas pedang panjangnya, mengayunkan ke depan dengan tangan kanannya,
bahkan lebih tinggi.
Nafas Eugeo telah diambil pergi sekali lagi
dengan segera setelahnya. Pedang abu-abu yang lama itu bergetar seperti
uap panas. Dia berpikir bahwa itu disebabkan oleh uap yang mengalir di
dalam pemandian besar, tapi tidak peduli seberapa kerasnya dia
melihatnya, dia hanya dapat merasakan saat pedang itu sendiri telah
kehilangan kepadatannya.
—Apakah pedang itu sudah dalam keadaan full control state?
Dia berpikir dengan kebingungan sementara dalam posisi mengaktifkan secret move.
Dia
mungkin hanya diajar mengenai «armament full control art» oleh penyihir
misterius, Cardinal, sebelumnya, tapi dia telah mendapat pengertian
yang cukup bagus pada sacred art ini melalui berbagai kasus dalam
pertarungan sebenarnya.
Itu menyerupai secret moves dalam hal
bagaimana itu memberikan kekuatan lebih kuat pada senjata, tapi pada
akhirnya, full control art adalah sacred art, jadi itu membuat
pengucapan benar-benar dibutuhkan. Karenanya, itu memperbolehkan untuk
mempertahankan posisi standby diantara mengucapkan kalimat utama art itu
dan mengaktifkan itu dengan kalimat terakhir "Enhance armament",
seperti sacred arts normal.
Jumlah waktu dari mengaktifkan
posisi standby pada sacred arts untuk dapat dipertahankan dengan
dipengaruhi pengalaman dan sifat penggunanya. Eugeo hanya dapat
mempertahankan itu untuk beberapa menit jika dia menutup mulutnya dan
mengfokuskan pikirannya, tapi Kirito telah menunjukkan bahwa dia dapat
menahan art sementara berbicara dengan kosentrasi mengejutkan yang dia
punya pada waktu seperti ini.
Dia sama sekali tidak mengetahui
jenis skill apa yang ada pada full control art orang besar dihadapannya,
tapi itu adalah bukti bahwa dia berpengalaman, hanya menilai dari
bagaimana dia dapat menahan percakapan panjang saat mengaktifkan posisi
standby. Sebaliknya, Eugeo tidak memiliki waktu untuk mengucapkan art
sekarang dan satu hal atau lainnya, art mawar es tidak dapat menunjukkan
kemampuan sebenarnya di ruangan yang dipenuhi dengan air panas.
Jika
memang begitu, dia hanya memiliki satu cara. Dia hanya dapat menebas
orang itu dengan Sonic Leap pada celah yang diciptakan olehnya saat
melakukan secret move—atau mengaktifkan full control artnya, dan
mengakhiri pertarungan. Musuhnya seharusnya menduga serangan Eugeo
adalah skill tebasan beruntun, jadi itu kelihatannya dia dapat bereaksi
pada serangan menyerbu dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Bertekad seperti itu, Eugeo menaruh semua kosentrasinya pada kedua matanya dan memeriksa keadaan di sekitar orang itu.
Jaraknya kira-kira sekitar delapan mel.
Norkia
style, dan juga sekolah diatas itu, High Norkia style, tidak memiliki
skill yang dapat mencapai dari jarak ini. Jadi, jika orang itu bermaksud
untuk mengayunkan pedangnya dari posisinya tanap bergerak, «kartu truf»
yang dia maksudkan pasti adalah armament full control bersamaan dengan
jalur yang memperpanjang jangkauan tebasannya. Dia harus menghindari itu
entah bagaimana dan mengakhiri itu dengan satu serangan balasan.
Saat
Eugeo membayangkannya, orang itu melanjutkan berdiri di tempat itu dan
perlahan menggenggam pedangnya, dalam posisi vertical dengan tangan
kanannya, menuju ke atas. Mulutnya kehilangan senyumannya dan
menegluarkan teriakan yang menggetarkan pemandian besar.
"Aku adalah Komandan Integrity Knight—Bercouli Synthesis One!!"
Dimana
aku pernah mendengar nama itu—pikiran itu terlintas di pikirannya dalam
sekejap, tapi Eugeo menghilangkan pikiran tidak berartinya dan
memfokuskan seluruhnya pada memahami kemampuan musuh.
Sebuah
suara berat terdengar, seseorang yang menamai dirinya Komandan Integrity
Knight melangkahkan kaki kirinya pada lantai marbel itu. Uap di
sekelilingnya tersebar pada saat itu juga.
Pinggang, dada, bahu
dan tangan kekar itu bergerak dengan cepat dan mengerikan, tetapi dengan
gerakan yang tenang. Pedang yang pertama kali diangkat lurus ke atas
digerakkan ke kanan, lalu diayun horizontal. Eugeo merasa bahwa itu
bentuk terkuat dari sword skills yang diturunkan diantara traditional
styles. Gerakan yang hanya dapat dirasakan melalui latihan yang ada pada
jangka waktu yang sangat panjang, baik bentuk maupun kesempurnaannya.
Tetapi,
semua traditional sword skills memiliki kelemahan yang umum. Sebagai
ganti dari «bentuk» yang terlalu hebat, lintasan serangannya menjadi
dapat diprediksi. Pada saat pedang Komandan Integrity Knight itu memulai
untuk menebas uap putih secara horizontal, Eugeo telah melompat maju,
menuju ke kiri. Itu seharusnya cukup untuk menghindari secara tipis
serangan apapun dari pedang yang melepaskan full control statenya,
apapun itu yang akan keluar.
Udara bergetar di dekat telinga kanannya. Tapi dia tidak merasakan rasa sakit maupun hantaman.
—Aku menghindarinya!
Mempercayai itu, Eugeo mengaktifkan secret move, Sonic Leap, pada langkah berikutnya.
"O...oooh!"
Pedangnya
bersinar hijau kekuning-kuningan saat dia berteriak. Seluruh tubunya
menjadi lebih cepat, didorong oleh kekuatan yang tidak terlihat, dan
Eugeo menjadi secepat hembusan angin, menyerbu menuju Komandan Integrity
Knight yang telah mengayunkan pedangnya.
Di belakangnya,
tekanan udara dari tebasan pedang yang sebelumnya dia hindari mengenai
pintu dari pemandian besar itu dan mengeluarkan suara—
Tidak.
Tidak ada apapun yang terdengar. Dia tidak dapat merasakan sedikitpun getaran.
Apakah
tebasan yang dikeluarkan Komandan Integrity Knight itu benar-benar
cepat? Atau mungkin itu menghilang sebelum itu mencapai pintu di
belakangnya?
Mustahil. Jika itu benar, armament full control art
dari Komandan Integrity Knight, seseorang yang jauh lebih kuat dari
Deusolbert dan Fanatio, bahkan akan lebih rendah dibandingkan dengan
full control art Eldrie, meskipun bagaiamana dia hanya baru menjadi
knight satu bulan yang lalu. Serangan «Frost Scale Whip» Eldrie sangat
cepat seperti petir, mencapai sejauh kira-kira sepuluh mel.
It
benar-benar tidak mungkin. Jika memang begitu, apakah skill Komandan
Integrity Knight itu bukanlah serangan bertipe jarak jauh? Tapi pada
kenyataannya, Eugeo belum mendapatkan satupun luka.
Jika memang
begitu, orang itu hanya melakukan tebasan latihan? Menampilkan suatu
bentuk, yang sama sekali tidak berbeda dari apa yang siswa lakukan saat
ujian masuk Akademi Master Pedang.
—Apa dia membuatku terlihat seperti orang bodoh?
—Atau
mungkin dia berpikir bahwa dia dapat menakuti seorang anak yang masih
duduk di bangku sekolah dengan hanya satu tebasan latihan? Bagian tengah
kepalanya menjadi panas dengan sekejap saat dia merasakan itu.
Dia terlambat menyadarinya, dan sebagai hasilnya.
Ada
sesuatu tepat di depan orang itu yang baru saja mengayunkan pedangnya,
di jalan Eugeo saat dia menyerbu ke depan sementara meninggalkan garis
cahaya di belakangnya dari secret move. Guncangan transparan yang
menebas secara horizontal di udara. Kelihatan seperti uap panas yang
menutupi pedang orang itu tepat sebelum dia memulai tebasan itu.
—Tempat itu...dimana dia melakukan tebasan latihan sebelumnya...
Hawa
dingin yang dalam mengalir di punggungnya. Meskipun dia secara insting
mencoba untuk membatalkan serangannya, secret move tidak dapat
dihentikan dengan mudah setelah diaktifkan. Dia menarik pedangnya dan
kaki kanannya tersandung pada kakinya, tapi kecepatannya hanya menurun
sedikit dan—
Tubuh Eugeo dengan segera bersentuhan dengan uap panas yang tersisa di tengah udara.
Sebuah
hantaman panas yang membakar terkena pada dada kirinya hingga siku
kanannya. Eugeo telah terlempar seperti kain tua yang berkibar di tengah
badai, beputar beberapa kali saat dia terlempar di udara. Sejumlah
besar darah yang membentuk spiral saat itu mengalir keluar dari luka
dalam yang tertebas di dadanya.
Dia terjatuh dengan punggung
yang terkena duluan pada pemandian di kiri dari jalan itu. Air terangkat
tinggi dan sekelilingnya menjadi berwarna merah pada saat itu telah
berakhir.
"Gu...haaa..."
Dia
memuntahkan keluar air panas yang telah memasuki tenggorokannya dan itu
juga, menyemburkan darah merah. Itu kelihatannya lukanya telah mencapai
paru-parunya. Jika dia tidak menghentikan gerakannya, meskipun itu
hanya sedikit lebih terlambat, dengan segera sebelum bertabrakan dengan
uap panas, itu bahkan tidak terlalu aneh untuk tubuhnya telah terbelah
dua sekarang.
"System... call. Generate...luminous element..."
Tubuhnya
mengapung di pemandian, dia mengucapkan art penyembuh pada aliran air
yang terhenti itu. Untungnya, dia dikelilingi oleh air hangat berjumlah
sangat banyak. Itu seharusnya memiliki jumlah sacred power yang jauh
lebih banyak dibandingkan dengan yang air dingin punya. Itu dapat
dikatakan, Eugeo tidak dapat menyembuhkan lukanya secara menyeluruh yang
sangat parah dalam periode waktu sependek itu dengan kemampuannya,
bagaimanapun juga.
Komandan Integrity Knight yang berdiri di
tengah jalan dengan tenang melihat ke arah bawah pada Eugeo yang entah
bagaimana berhasil menghentikan pendarahannya dan mengangkat tubuhnya
dengan keadaan sedikit pusing. Dia telah menyarungkan pedangnya pada
sarungnya di pinggang kirinya dan memasukkan tangan kanannya pada bagian
dada dari bajunya.
"Itu benar-benar sangat berbahaya, maksudku,
aku tidak pernah berpikir bahwa kau akan menyerang dengan kecepatan
seperti itu. Maaf tentang itu, aku hampir membunuhmu."
Kata-katanya
hanya sedikit yang penting bahkan sampai sekarang, tapi Eugeo tidak
memiliki kekuatan untuk menjawabnya sama sekali dan memaksakan suara
serak dari paru-parunya yang terluka.
"Ap...Apa sebenarnya...skill itu."
"Aku
telah mengatakan bahwa aku menggunakan kartu trufku. Aku tidak hanya
menebas udara dengan tebasan latihan, yeah? Jika dapat diartikan...aku
menebas masa depan sedikit ke depan."
Itu membutuhkan waktu
sedikit lama untuknya untuk menyadari makna jelas dari perkataan dari
Komandan Integrity Knight itu. Lukanya bergetar, seolah-olah es telah
mendorong pada lukanya meskipun di sekelilingnya air panas, merampas
pikirannya.
—Masa depan...telah ditebas?
Itu benar-benar deskripsi yang tepat pada fenomena itu.
Tidak
ada kesalahan bahwa Eugeo mengaktifkan Sonic Leap setelah Komandan
Integrity Knight mengayunkan pedangnya. Tetapi, pada saat pedang telah
menyerangnya dari masa lalu, Eugeo menderita dari luka yang parah pada
saat dia menyentuh lintasan dari tebasan itu.
Tidak—Untuk
mengatakan itu lebih akurat, itu seharusnya dikatakan bahwa kekuatan
dibalik tebasan pedang itu tersisa di tengah udara. Eugeo telah melihat
sesuatu seperti uap panas bergetar di udara sebelum dia terlempar.
«Tempat
yang tepat» dan «Waktu yang tepat» dibutuhkan untuk tebasan pedang
untuk terkena. Tebasan pedang itu akan meleset dari musuh jika waktu dan
tempatnya salah.
Kemungkinan, full control art Komandan
Integrity Knight itu memperpanjang kondisi yang terakhir, waktu.
Kekuatan yang tersisa di lintasan bahkan setelah pedang itu diayunkan.
Untuk mengatakan itu secara lain—itu menebas musuh di posisi itu di masa
depan.
Itu adalah yang paling biasa, dari penampilannya,
diantara semua armament full control dari knight yang dia telah hadapi
hingga sejauh ini, tapi meski begitu, itu adalah kemampuan yang
menakutkan. Dimana pedang yang melewatinya akan diubah menjadi serangan
yang mematikan.
«Jangkauan» yang lebih jauh melebihi durasi dari
tebasan beruntun dari skill tebasan beruntun yang dapat dibanggakan.
Pertarungan jarak dekat dari pedang melawan pedang akan benar-benar
mustahil.
—Jadi aku harus membawa ini menjadi pertarungan jarak jauh?
Bahkan
jika full control art Komandan Integrity Knight dapat memperpanjang
waktu, itu tidak dapat memperpanjang jangkauan tebasan. Sebagai
perbandingan, jarak dari «sulur es» yang dibawa oleh full control art
Eugeo melebihi tiga puluh mel.
Pertanyaannya adalah apakah Blue
Rose Sword dapat memperlihatkan potensi aslinya di tempat ini dengan air
panas sebanyak ini. Setidaknya, dia seharusnya sudah siap dengan
sedikit keterlambatan pada efek setelah pengaktifannya. Dengan kata
lain, dia harus menarik musuh pada jarak yang tidak mungkin untuk
melarikan diri melewati jangkauan art sulur es bahkan jika sifatnya
telah ketahuan.
Itu akan sangat sulit, tapi tidak ada pilihan lain.
Mempersiapkan
dirinya untuk keadaan berenang atau tenggelam, Eugeo menyentuh dadanya
dengan tangan kirinya. Rasa sakit tajam, yang mengejutkan mengalir di
sana, tapi itu kelihatannya luka itu tidak akan terbuka bahkan jika dia
sedikit bergerak. Tentu saja, itu jauh dari sepenuhnya sembuh dan
Lifenya kelihatannya berkurang lebih dari tiga puluh persen, tapi dia
masih dapat berdiri dan bahkan mengayunkan pedangnya.
"System call."
Suaranya
tergabung dengan suara keras dari air mengalir dari pancuran yang
dipasang di empat ujung dari pemandian itu, Eugeo mulai mengucapkan art.
Seorang yang ahli seperti Komandan Integrity Knight tidak mungkin dapat
melewatkan itu, tapi daripada menghambat pengucapannya, dia bahkan
berani untuk melanjutkan berbicara santai di jalan dengan tangannya
terlipat, seolah-olah memberikan Eugeo waktu.
"Pertama kali aku
melihat Continual Sword dari Darkness Knight kira-kirs tepat setelah aku
mendapat tugas sebagai Integrity Knight, kau tahu? Aku tertebas dengan
keras saat pertama kali bahkan aku tidak dapat membuat suara. Aku
berlari dengan panik, lalu berpikir tentang kenapa aku kalah dengan otak
payah milikku untuk beberapa waktu lamanya."
Bekas luka di dagunya yang Komandan Integrity Knight usap dengan ujung jarinya berasal dari waktu itu, mungkin.
"Sebenarnya,
itu tidak terlalu sulit untuk memikirkan tentang itu. Intinya,
dibandingkan dengan ilmu pedang yang tubuhku terlatih dengan itu, yang
akan terhenti setelah melakukan satu serangan. Continual Sword hanya
untuk menahan lintasan yang jelas pada serangan musuh dan mensukseskan
serangan lainnya, semuanya hanya itu. Aku tidak perlu mengatakan yang
mana yang jauh lebih berguna. Tidak peduli bagaimana kuatnya serangan
itu, itu hanya akan seperti sedikit angin ringan yang meniup tubuh jika
itu tidak terkena, yeah..."
Ujung dari mulutnya menjadi bengkok dan dia mengambil nafas pendek, yang dapat terdengar.
"—Tapi
bahkan jika aku mengetahui sebanyak itu, aku tidak terlalu bagus hingga
aku dapat mulai mempelajari Continual Sword pada saat itu juga, kau
tahu. Ya ampun, jika pemimpin tertinggi memanggil Integrity Knight, dia
seharusnya memilih seseorang dengan gerakan yang jauh lebih fleksibel."
Eugeo tidak menyukai perkataan itu saat dia melanjutkan mengucap.
Seperti
yang diduga, orang yang menamai dirinya Komandan Integrity Knight
memiliki ingatan sebelum dia menjadi Integrity Knight telah terhapus
juga. Tetapi, bahkan jika dirinya telah kehilangan ingatan itu, akankah
itu mungkin untuk setiap orang di dunia, tanpa pengecualian, untuk
melupakan tentang seseorang dengan kehebatan seperti itu dengan
pedangnya? Bahkan semenjak orang itu mengatakan namanya sangat jelas
sebelumnya, Eugeo sendiri merasakan keingintahuan yang besar di ujung
pikirannya, seolah-olah itu mengingatkannya pada seseorang.
Bercouli Synthesis One. Itulah bagaimana orang itu memanggil dirinya.
Dia
pasti pernah mendengar nama itu di suatu tempat. Juara dari Turnamen
Persatuan Empat Kerajaan, atau mungkin suatu jendral hebat dari Imperial
Knight Orders.
Beraksi seolah-olah pandangan Eugeo tertuju
padanya dan art yang dia ucapkan dengan suara pelan sama sekali tidak
mengganggunya, Komandan Integrity Knight itu melanjutkan berbicara,
seolah-olah terpisah dari situasi.
"Dan jadi, aku memeras otak
payahku dan berpikir tentang bagaimana aku menebas musuh dengan
pedangku. Dan pedang ini adalah jawabannya."
Dia membuat suara metal dengan pedang asli yang sepenuhnya berwarna biru besi, yang masih ada di sarungnya.
"Pedang
ini awalnya merupakan bagian dari sacred tool yang disebut «jam» yang
pernah dipasang di dinding Katedral Pusat, yang kau tahu. «Bel Penunjuk
Waktu» di tempat yang sama dengan penunjuk waktu melalui suara, tapi
benda jam itu memiliki jarum besar yang menunjuk angka yang dipasang di
sekitarnya pada waktu yang lalu, kau tahu. Maksudku, itu adalah sesuatu
yang telah ada semenjak penciptaan dunia... pemimpin tertinggi menyebut
itu «System Clock»...atau sesuatu yang aneh seperti itu, aku pikir
begitu."
Itu mungkin adalah Pengucapan Suci, tapi kata-kata itu
tidak terlalu asing bagi Eugeo. Itu juga berlaku pada «jam» yang
kelihatannya merupakan Pengucapan Umum. Mata Komandan Integrity Knight
Bercouli menyipit seolah-olah dia hendak mengingat waktu di masa lalu
dan menggerakkan mulutnya sekali lagi.
"Mengutip perkataan
pemimpin tertinggi, 'Jam tidak hanya menunjukkan waktu, itu
mencpitakannya'...dia mengatakan itu. Aku benar-benar tidak mengetahui
maksudnya, bagaimanapun juga. Lagipula, pedang ini terbuat dari menempa
jarum jam menjadi pedang. Berbalik dengan «Fragrant Olive Sword» nona
Alice yang menebas ruang secara horizontal, pedang ini menebas waktu
secara vertical. Namanya adalah «Time Piercing Sword»...Pedang yang
menembus waktu."
Dia mengetahui bahwa itu sangat sulit untuk
membentuk bayangan jelas dari benda yang disebut jam, tapi Eugeo entah
bagaimana mengerti apa yang Komandan Integrity Knight coba untuk
katakan. Kekuatan yang dibawa dengan sekejap pada saat pedang itu diayun
kelihatannya memiliki kemampuan untuk memotong waktu dan
mempertahankannya sendiri, dalam fakta sebenarnya. Jika itu mungkin, itu
benar-benar tidak diperlukan lagi untuk menghubungkan tebasan beruntun
seperti Aincrad style. Ketika ditanya alasan kenapa skill tebasan
beruntun menggunakan tebasan beruntun, maka tidak ada alasan lain selain
dari memperpanjang durasi tebasan. Jika Time Piercing Sword Bercouli
digabungkan dengan kemampuan menyerang skill satu tebasan dan akurasi
dari skill tebasan beruntun, sword style itu tidak dapat dikalahkan.
Selama itu berada dalam jangkauannya, seperti itu.
Seperti yang
dikatakan Bercouli sendiri, hanya ada satu cara untuk melawannya. Dia
hanya dapat bertsrung, dengan memanfaatkan memperpanjang jarak, daripada
waktu.
"Jadi kau akan menyerang dari jarak jauh, itu adalah hal
yang kau pikirkan, bukan? Hal sama juga berlaku pada seseorang yang
melihat kemampuanku, semua orang diantara mereka."
Dia terkejut
pada saat pikirannya terbaca, tapi dia tidak dapat dengan mudah
menghentikan pengucapannya sekarang. Dia mungkin telah memprediksikan
bahwa Eugeo akan menggunakan serangan jarak jauh, tapi dia seharusnya
tidak memiliki cara untuk mengetahui sifat skillnya.
Entah dia mengerti apa yang Eugeo pikirkan atau tidak, Komandan Integrity Knight itu perlahan mengangkat bahunya.
"Termasuk
Fanatio dan Alice, beberapa Integrity Knight yang dipanggil setelah
diriku cenderung untuk memilih full control arts dengan jangkauan
panjang karena mereka melihat skillku...Pasti ada seseorang yang
melakukannya karena alasan itu. Tapi pertama aku akan mengatakan ini,
aku tidak pernah kalah dalam satu pertarungan dengan mereka. Siapapun
yang mengalahkanku akan bagus untuk menjadi Komandan Integrity Knight
yang baru dari sekarang, setelah semua. Sebenarnya, nona Alice mungkin
akan melakukannya cepat atau lambat, bagaimanapun juga. Karena itu, aku
berharap pada itu juga. Aku ingin tahu skill apa sebenarnya yang
mengalahkan mereka satu demi satu."
"...Kau benar-benar santai, bukan begitu."
Setelah
selesai mengucapkan art beberapa detik yang lalu, Eugeo berguman
seperti itu tanpa berpikir. Tetapi, mungkin karena ketegangannya, full
control art berada dalam status standby pada Eugeo tanpa menjadi batal.
Itu
kelihatannya Bercouli membuat pembicaraan yang sangat panjang agar
memberi Eugeo waktu untuk mengucapkan full control artnya. Dia
kelihatannya memiliki keyakinan untuk menghancurkannya pada pertemuan
pertamanya apapun skill itu.
Dan meskipun dia membenci untuk
mengakuinya, bahkan jika art mawar es berhasil untuk mengekang Bercouli,
dia benar-benar tidak memiliki keyakinan bahwa dia dapat mengurangi
Lifenya dengan cara seperti ini. Sejak awal, itu adalah art yang
berspesialisasi untuk menghentikan gerakan musuh. Tidak, bahkan itu
tidak terlalu meyakinkan akan sukses dengan orang itu sebagai targetnya.
Dia mungkin dapat mengambil kebebasan bergerak untuk beberapa detik
paling lama. Cara dia menggunakan waktu itu akan menentukan aliran
pertarungan.
Dengan tetesan air yang menetes ke bawah dari
seluruh tubuhnya, Eugeo berdiri dari pemandian. Hanya memanjat tiga
langkah di lantai marbel di sisinya sudah cukup untuk membuat luka
dadanya bergetar. Menderita luka lainnya dengan kekuatan yang sama
kelihatannya bahkan akan membuat dia tidak memiliki kekuatan untuk
menyembuhkan diri.
"Heh-heh, kau datang, anak muda? Biarkan aku mengatakan ini untuk pertama kali, aku tidak akan menahan diriku lagi."
Dengan erat menggenggam gagang metal dari Time Piercing Sword, Komandan Integrity Knight itu tersenyum lebar.
Di
atas jalan itu, yang terpisah dua puluh mel, Eugeo juga menggenggam
Blue Rose Sword ke depan. Pedang yang dalam posisi standby telah
terbungkus dengan es, membentuk kristal es di uap yang melayang di
sekitarnya.
Kirito kelihatannya akan berkata dengan suatu
perkataan pada situasi seperti ini, tapi mulutnya menjadi kering dan
kelihatannya itu sangat sulit untuk menggerakkannya secara mudah.
Mengambil nafas dalam, Eugeo dengan hati-hati mengucapkan kalimat
terakhir dari armament full control art.
"Enhance...armament."
Byuu!
Hawa dingin yang berputar di sekitar kakinya dan menyebar ke segala
arah. Eugeo menusukkan pedang kesayangannya yang dia genggam dengan
bagian belakang gagangnya pada lantai batu dengan semua yang dia punya.
Hawa
dingin yang membuat permukaan marbel yang sangat halus itu membeku
seperti cermin dengan sekejap. Membuat suara keras seperti kayu yang
retak, gelombang dingin bergerak maju menuju Bercouli di depannya.
Meskipun
jalannya memiliki jarak kira-kira sekitar lima mel, hawa membeku yang
dibawa oleh Blue Rose Sword terbentang hingga mendekati sepuluh mel.
Lapisan es yang melebar hingga kolam yang dipenuhi oleh air panas di
sisinya juga, tapi seperti yang diduga, kecepatannya menjadi lebih
lambat disebabkan oleh panas. Tetapi, ini bukanlah waktunya untuk
mengeluh.
Memindahkan semua kekuatan mentalnya pada tangan
kanannya, Eugeo menggenggam pedangnya lebih erat dibanding dengan
sebelumnya. Dengan teriakan keras, tak terhitung duri mawar, daripada
sulur es, menjangkaunya dari lantai yang membeku.
Itu berganti
menjadi es tebal dengan sekejap mata dan ujung tajamnya berkilauan di
seluruh jalan sementara menyerbu menuju Bercouli, meluncur di atas
tanah. Tetapi, mulut Komandan Integrity Knight itu hanya sedikit menjadi
kaku, tidak bergerak lagi setelah merendahkan pinggangnya dengan posisi
yang sama. Itu kelihatannya dia tidak memiliki keinginan untuk berlari
menuju ke sisi pemandian itu.
Eugeo menguatkan tekadnya pada
saat melihat sosok yang berdiri itu, seperti penjaga kastil. Dia
bukanlah musuh yang dapat dikalahkan tanpa menempatkan hidup seseorang
pada batasnya.
Menarik keluar Blue Rose Sword dari lantai, dia
mulai berlari di belakang barisan tombak es. Tujuannya celah sekekap
yang sepuluh tombak es itu ciptakan saat Bercouli menahan itu.
Dia
kelihatannya melihat Eugeo menyerbu juga, tapi Komadan Integrity Knight
itu tidak menunjukkan sedikitpun sedikitpun tertekan. Dia membuka lebar
kakinya dan mengirimkan kekuatan pada pedangnya yang berada di sisi
kiri pinggangnya.
"Nuuhn!!"
Menemani teriakan dalam itu
adalah, satu tebasan hebat. Barisan tombak itu yang hampir mencapainya
dan pedang itu menebas secara horizontal melalui udara kosong, tapi Time
Piercing Sword menebas masa depan.
Satu detik kemudian, tak
terhitung semua es itu hancur pada saat bersamaan dengan teriakan keras,
nyaring dari "gashaan". Tidak ada satupun tombak yang melewati tebasan
Bercouli yang ditinggalkan beberapa saat yang lalu. Komandan Integrity
Knight itu mengembalikkan pedangnya pada posisi ke atas dengan sikap
acuh yang penuh kebencian dan bersiap pada serangan Eugeo yang
selanjutnya.
Tetapi, Eugeo akhirnya berhasil mencapai pada
jangkauan musuh dan mengacungkan pedang di tangan kanannya tinggi ke
atas. Banyak pecahan es kecil, melayang yang memantulkan cahaya dari
langit-langit, tapi itu juga berlaku pada musuhnya.
"Seaaa!!"
"Ouhh!!"
Kedua teriakan mereka terdengar pada saat bersamaan.
Lintasan
biru muda dari pedang yang ditarik Eugeo berhadapan dengan lintasan
hitam keabu-abuan yang ditarik oleh pedang Bercouli.
Pada saat berikutnya.
Pedang yang Eugeo genggam hancur dengan suara keras yang singkat.
Kedua
mata Bercouli sedikit terbuka. Dia pasti telah terkejut pada kurangnya
daya tahannya. Tangan kanan Eugeo, juga, tidak dapat merasakan hantaman
apapun ketika pedang itu hancur berkeping-keping.
Itu hanyalah
hal yang normal. Eugeo telah melempar Blue Rose Sword yang dia genggam
menuju sisi kanan sebelum dia mulai menyerbu, menghancurkan es untuk
membuat itu sebagai pedang pengganti.
Tebasan ke bawah Bercouli
akan menjadi tebasan yang akan menangkis pedang Eugeo. Dia seharusnya
akan dikalahkan dan di dorong ke belakang jika pedangnya tidak terbuat
dari es. Tetapi, es yang digenggam dengan tangan kanannya tersebar tanpa
perlawanan sama sekali dan Eugeo meneruskan kecepatan dari serbuannya
dan melewati pedang musuh, menjatuhkan diri menuju dadanya.
"Ooohh!"
Memutar
tubuhnya dengan teriakan kedua, dia dengan keras menabrak pada perut
Komandan Integrity Knight itu dengan bahu kirinya. Itu adalah secret
move bernama Meteor Break, dari Aincrad style «martial arts». Arti dari
skill itu adalah «meteor penghancur». Itu tidak sepenuhnya aktif
disebabkan oleh tidak adanya pedang, tapi dengan pusat gravitasi menjadi
tidak menentu oleh serangan yang tidak terduga dan seluruh tubuh
besarnya melayang di udara.
Ini normalnya akan dilanjutkan
dengan tebasan horizontal ke arah kanan, tapi Eugeo membuka lebar kedua
tangannya dan memeluk di sekitar pinggang Komandan Integrity Knight
sebagai gantinya.
"Nuhh..."
Bahkan seseorang yang besar
itu tidak dapat melakukan apapun selain untuk mendapati posturnya goyah
oleh rencana dua lapis yang membuat bagian atas tubuhnya menjadi sangat
tidak seimbang.
"Uoooohh!!"
Menghapus rasa sakit dari
lukanya dengan teriakan itu, Eugeo mengeluarkan setiap bagian
kekuatannya dari seluruh tubuhnya dan melemparkan dirinya ke pemandian
di sebelah kanan dengan Komandan Integrity Knight. Bercouli mencoba
untuk menahan dirinya dengan kaki kirinya, tapi kaki telnjangnya
tergelincir di atas lantai yang membeku itu. Mengikuti sensasi mengapung
yang dirasakan tubuhnya, hantaman dari mendarat di air menggetarkan
luka di dadanya.
Tetapi, itu adalah masalah yang kecil ketika
dibandingkan dengan hawa dingin yang tak terlihat yang menyelimuti
seluruh tubuhnya.
"Apa...!?"
Sementara Eugeo terus
menahannya, teriakan keterkejutan yang ketiga keluar dari Bercouli. Air
panas yang mendidih di pemandian beberapa menit yang lalu telah berubah
menjadi air dingin diambang membeku tanpa dia sadari. Keterkejutannya
hanyalah normal.
Sementara menahan orang besar itu, yang mencoba
untuk berdiri, dengan tangan kirinya, Eugeo mencari di dasar pemandian
dengan tangan kanannya. Aku seharusnya telah melempar itu di sekitar—
Dibantu
oleh setengah dari perhitungan akurat dan setengah dari keberuntungan
yang baik, ujung jarinya menyentuh gagang pedang kesayangan, yang
dikenalnya.
Dengan segera setelahnya, Bercouli mencoba untuk berdiri, berusaha melepaskan Eugeo dengan semua kekuatannya.
Dan sesaat sebelum itu, Eugeo menusuk Blue Rose Sword pada dasar dari pemandian itu dan berteriak.
"Mem...Bekuuuuuu."
Itu adalah apa yang akan menentukan pertarungan.
Semua
yang Blue Rose Sword dinginkan hanyalah bagian dari air panas yang
memenuhi pemandian besar itu. Seharusnya masih ada air panas di sekitar
mereka. Itu kelihatannya membutuhkan sepuluh menit untuk sepuluh
pengguna sacred arts untuk membekukan itu semua, bahkan jika mereka
membuat cryogenic elements secara terus menerus. Tapi dia tidak memiliki
pilihan lain.
Armament full control art adalah art yang membangunkan kekuatan hebat yang awalnya mustahil dengan melepaskan ingatan pedang.
Penyihir
misterius, Cardinal, adalah seseorang yang mengatakan itu. Dalam upaya
untuk menyelesaikan full control art untuk Blue Rose Sword dan pedang
hitam, dia membuat Eugeo dan Kirito mengikuti ingatan pedang mereka
masing-masing.
Sacred tool yang Eugeo miliki, Blue Rose Sword,
awalnya adalah lapisan es yang melapisi di puncak gunung tertinggi di
Puncak Barisan Pegunungan. Di sana sangatlah dingin bahkan saat puncak
musim panas dan es tidak akan pernah mencair sepanjang tahun, tapi pada
saat yang sama, tidak ada satupun mahluk hidup yang mendekat. Lapisan es
abadi yang menghabiskan puluhan tahun terisolasi.
Tetapi, di
suatu musim semi, angin yang bertiup melalui gunung tinggi itu
menjatuhkan benih kecil tepat di samping dari lapisan es abadi. Es itu
melelehkan dirinya sendiri hari demi hari, meneteskan sedikit air yang
diciptakannya pada bibit itu. Pada akhirnya bibit itu bertunas dan
kuncup bunga mengembang keluar, menahan dingin yang kuat, dengan
sederhana, tapi bunga indah mekar dengan awal musim panas.
Itu jauh lebih biru dibandingkan dengan langit di utara, satu mawar.
Sangat
gembira karena akhirnya mendapat teman, lapisan es abadi menghabiskan
hari demi hari berbicara dengan mawar itu. Tapi pada hari bahkan setelah
musim gugur berlalu, mawar biru itu berbicara seperti ini. Aku tidak
dapat menahan dinginnya musim dingin. Jadi, ini akan menjadi waktunya
kita untuk berpisah, dia mengatakan itu.
Es itu menjadi
menyesal. Air matanya mengalir karena kesedihan dari kehilangan teman
pertamanya dan tubuhnya mulai menghilang. Melihat pada keadaan es dalam
kondisi itu, mawar biru itu berbicara sekali lagi. Maukah kau
mengurungku di dalam dirimu sebelum aku layu dengan tidak pantas? Bahkan
jika aku kehilangan hidupku, tubuhku akan tersisa selama-lamanya.
Lapisan
es abadi mengabulkan permintaan mawar biru itu. Menghabiskan semua
untuk bergerak pada genangan air yang dibuat dari air matanya, itu
mendekap dekat pada mawar biru, dia berdoa. Membeku, membeku, membeku
untuk selama-lamanya, itu doanya. Doa itu sangat kuat, sangat kuat
bahkan es itu mendapati hatinya telah membeku juga.
Pada saat
mawar biru menyerahkan hidupnya di dalam es, es itu, juga, tidak
berbicara atau berpikir lagi. Semua yang tersisa di puncak musim dingin
adalah es, mengeras tipis seperti pedang dengan semua air matanya
megalir, dan satu mawar biru terkurung di dalamnya.
Itu mungkin
adalah mimpin yang Eugeo lihat di Ruangan Perpustakaan Besar. Dia sama
sekali tidak mengerti bagaimana es yang berbentuk sederhana dapat
berubah bentuk menjadi pedang sebenarnya atau bagaimana itu bergerak ke
gua bawah tanah dari puncak dan dijaga oleh naga putih, dan sejak awal,
dia meragukan suatu lapisan es atau mawar memiliki hati.
Tetapi,
bahkan jika itu adalah mimpi, keinginan yang tersisa dari es itu
bersemayam di dalam Eugeo. Untuk membekukan apapun, kesedihan, rasa
sakit, bahkan hidup dan waktu mereka—itu adalah doanya.
...Berikan aku kekuatan Blue Rose Sword!
Teriakan baru datang dari Eugeo pada saat dia dengan kuat memohon untuk itu.
"—Release...recollection!!"
Tahap
kedua dari armament full control art. Kalimat upacara untuk melepaskan
semua kekuatan yang tertidur di dalam pedang, perintah untuk «melepaskan
ingatannya». Cardinal telah mengatakan bahwa itu terlalu cepat untuk
Eugeo untuk menggunakannya, tapi sekarang—itu akan bekerja sekarang dan
hanya sekarang.
Pedang di tangan kanannya bergetar dengan hebat.
Dengan
segera setelahnya, tak terhitung suara kera yang bergema sepanjang
seluruh pemandian besar itu seperti tak terhitung kaca jendela yang
pecah. Dengan tangan kanan Eugeo sebagai penghubung, lingkaran cahaya
biru keputih-putihan meluas dengan kecepatan tinggi. Air panas apapun
yang menyentuh dengan itu menjadi membeku dalam sekejap, menyisakan
bentuk riak.
Meskipun bagaimana seluruh dari pemandian luas itu
telah membeku dengan warna putih murni, itu hanya membutuhkan waktu
beberapa detik.
Eugeo menghembuskan nafas pada hawa dingin yang
absurd dan menyelimuti seluruh tubuhnya yang sekarang membuatnya tidak
dapat bergerak sama sekali. Itu tidak akan sedingin ini bahkan jika dia
berdiri kedinginan tanpa baju di Hutan Rulid pada puncak musim dingin.
Dia bahkan tidak dapat untuk mengatakan jika itu adalah es yang ada di
kulitnya, atau besi yang terbakar, jika dia menutup matanya.
Dia
ingin untuk menyeka es putih yang melekat di alisnya, tapi dia menahan
Bercouli dengan tangan kirinya ke dalam pemandian itu dan terus
menggenggam ganggang terbalik dari Blue Rose Sword dengan tangan
kanannya, keduanya terjebak pada tempat dimana itu berada. Dengan berat
hati mengedipkan mata dengan semua yang dia punya dan mengibaskan
kristal es, Eugeo memeriksa keadaan musuh melalui kabut tebal.
Komandan
Integrity Knight Bercouli memiliki badan hingga setengah dari lehernya
telah tenggelam di dalam es. Disebabkan oleh usahanya untuk bangun
beberapa saat yang lalu, baik tangan kiri dan tangan kanannya, yang
seharusnya menggenggam Time Piercing Sword, berada di dalam pemandian,
dekat dengan dasarnya. Dengan itu, dia tidak dapat bergerak lagi, sama
seperti Eugeo.
Bunyi lemah terdengar dari es kecil yang menempel di alis dan rambutnya, Komandan Integrity Knight itu mengerang.
"Aku
tidak pernah berpikir bahwa sebenarnya akan ada swordsman yang melempar
pedangnya di depan musuhnya...Kau adalah seseorang yang menemukan
dengan cara bertarung seperti itu?"
"...Tidak. Patnerku yang
mengajariku. Bahwa semua benda yang ada di medan pertarungan dapat
digunakan sebagai senjata atau jebakan."
Eugeo entah bagaimana
menjawab dengan mulutnya yang kaku dari dingin yang berlebihan. Bercouli
beberapa saat menutup mata dan mulutnya seolah-olah dia memikirkan
tentang sesuatu, tapi kemudian menunjukkan senyuman yang aneh.
Melepaskan bagian es yang terjatuh dari mlutnya.
"Hmm, aku
mengerti. Menggunakan apa yang ada di sana, huh...Baiklah, aku akan
mengakui bahwa kau berhasil mendapatkanku, tapi aku tidak dapat kalah
dengan cara seperti ini."
Dia mengambil nafas dan menahannya.
Apa
yang dapat dia rencanakan pada waktu seperti ini, yang memberatkan pada
pikiran Eugeo. Dia kelihatannya harus segera mempersiapkan diri dari
serangan balasan pada kesempatan lepas saat dia memulai pengucapan untuk
sacred art.
Mata biru muda Bercouli terbuka dengan cepat. Dari
ruangan diantara giginya, yang menyeringai seperti hewan buas, suara
yang memekakkan telinga terdengar.
"Nuuuuuuuhn!!"
Tak
terhitung pembuluh darah tebal terlihat pada dahi Komandan Integrity
Knight pada saat itu juga. Beberapa kumpulan otot sedikit terlihat pada
leher yang terbuka, warna kulitnya yang hampir menghilang menjadi merah
terang.
"Apa..."
Eugeo tidak dapat melakukan apapun
selain dari mengeluarkan teriakan keterkejutan. Bercouli secara nekat
mencoba untuk menerobos es tebal dengan kekuatan ototnya saja.
Itu
tidak mungkin. Bahkan dengan gerakan yang tidak ditahan dan ruangan
yang cukup, lapisan es dengan ketebalan seperti itu seharusnya akan
sangat sulit untuk dihancurkan dengan tangan kosong. Lupakan dengan
kondisi Komandan Integrity Knight yang sekarang, terjebak di tempat
bahkan tanpa sehelai rambut yang dapat bergerak.
Gigi putih itu
digeretakkan secara bersamaan, membuat suara seperti besi yang retak.
Mata biru itu yang memperlihatkan cahaya kuat, seolah-olah itu
memancarkan cahayanya sendiri.
Meskipun hawa dingin yang
membungkusnya berada di bawah titik beku, bergemetar di balik gerakan
itu bersamaan dengan punggung Eugeo. Tepat setelah itu samar-samar, tapi
suara tegas terdengar.
Retakan yang dibuat di dalam es memisahkan mereka berdua. Retakan lainnya dari itu. Dan terus berlanjut, satu demi satu.
Eugeo
sekali lagi dipaksa untuk mengerti bahwa orang besar yang ada dihadapan
matanya bukanlah manusia biasa. Dia adalah seseorang yang berdiri di
puncak yang melewati kelompok kuat dari Integrity Knight yang dipilih
dari swordsman terbaik diantara empat kerajaan—orang terkuat di Dunia
Manusia. Dia mungkin menghabiskan waktu sejumlah seratus atau dua ratus
tahun di tengah-tengah pertarungan, legenda yang hidup.
Pertarungan
melawan musuh seperti itu yang bahkan tidak membiarkan kesalahan untuk
sekejap. Eugeo benar-benar tidak mempercayai pertarungan ini dapat
berakhir hanya dengan membekukan musuh dan dirinya di dalam es, dari
sejak awal. Tujuan sebenarnya terletak pada—untuk memaksakan itu menjadi
pertarungan bersama-sama untuk Life.
Dengan erat menggenggam
pedang kesayangannya pada ganggangnya di bawah es, yang masih dalam
kondisi release recollection sekarang, Eugeo menajamkan inderanya.
Jika
ingatan yang Eugeo lihat terbukti benar, Blue Rose Sword memiliki asal
yang sedikit berbeda ketika dibandingkan dengan pedang hitam Kirito,
Time Piercing Sword Komandan Integrity Knight, atau Heaven Piercing
Sword Fanatio. Itu akan menjadi bagaimana ada dua keberadaan yang
digunakan sebagai asal dari pedang ini. Lapisan es abadi dan satu mawar
yang terkurung di dalamnya.
Kemampuan lapisan es membekukan apapun dan segalanya. Dan kemampuan mawar—membuat hidup menjadi bermekaran.
"Mekarlah—Blue Rose Sword."
Merespon
pada teriakan Eugeo, tak terhitung kelopak bunga menjadi tumuh di
permukaan es. Itu terbuka lebar sementara berputar, menyebarkan kelopak
biru, seperti pisau yang samar-samar transparan.
Dipimpin oleh
satu mawar, yang mekar dengan suara denting yang menyerupai
lonceng—melebihi beberapa ratus—mawar bermekaran satu demi satu. Itu
luar biasa indah, tapi itu pemandangan yang kejam. Setelah semua, mawar
besar ini hanya sepenuhnya mekar dengan menghisap Life Eugeo dan
Bercouli.
Energi telah meninggalkan anggota tubuhnya dan
pandangannya mulai menjadi gelap. Dia tidak lagi memiliki sensasi
sentuhan dari es di kulitnya, lupakan hawa dingin. Dia hanya dapat
membiarkan mati rasa yang melumpuhkannya menyelimuti seluruh tubuhnya.
Tidak
berdaya seperti dia, bahkan Bercouli sekarang akan mendapati kekuatan
yang dibutuhkan untuk menghancurkan penjara es itu dihisap dari
sumbernya, kulit merah tuanya terlihat menjadi putih, warnanya mengalir
keluar. Ketenangan telah menghilang dari raut wajah gagahnya untuk
pertama kalinya semenjak pertarungan dimulai.
"Kau sialan...Jangan bilang padaku kalau kau telah bertujuan untuk seri...semenjak awal, anak muda."
"Jangan...salah paham."
Memberikan semua yang dia punya untuk mengangkat kelopak matanya yang menjadi lebih berat, Eugeo memaksakan keluar suara serak.
"Hanya
ada satu hal yang aku harapkan untuk menang melawan kau...Itu
adalah...Jumlah Life kita. Fanatio-san menderita dengan jumlah luka yang
hampir sama dengan patnerku dan mereka terjatuh pada saat yang
bersamaan...Dengan kata lain, bahkan jika kalian Integrity Knight tidak
mati karena umur, jumlah Life kalian sama sekali tidak berbeda dengan
kita...Apa aku benar...?"
Bahkan saat mulutnya bergerak, manik
cahaya yang berkilauan mengalir keluar dari mawar es yang terus
bermekaran. Fakta bahwa dia sudah tidak mendengar suara keras dari air
panas yang mengalir ke bawah hingga sekarang pasti sudah menjadi bukti
bahwa tempat itu sudah membeku.
Es tebal telah membungkus baik
Bercouli dan Eugeo tanpa ada seorangpun menyadarinya, hanya meninggalkan
bagian tengah dari wajah mereka. Jika Stacia Windows mereka hendak
dibuka, seseorang seharusnya mampu untuk melihat penurunan Life mereka
dengan kecepatan mengerikan. Menahan dorongan kuat untuk tertidur, Eugeo
dengan susah payah melanjutkan berbicara.
"...Menilai dari
penampilanmu, kau seharusnya memiliki umur lebih dari empat puluh
sebelum kau menjadi Integrity Knight...Normalnya, jumlah maksimum dari
Lifemu telah menurun. Sebagai perbandingan, Lifeku telah mendekati
maksimum...Bahkan jika menderita hantaman tebasan pedang, aku seharusnya
memiliki Life lebih banyak. Itulah hal yang aku pertaruhkan."
Kedua
mata Bercouli sulit terbuka pada saat setelah Eugeo selesai berbicara.
Seluruh wajahnya sama sekali berubah, memecahkan es yang menempel dari
dahi dan hidungnya pada saat yang bersamaan.
"Anak muda...Apa yang baru saja kau katakan sekarang?"
Meskipun
bagaimana itu seharusnya sulit untuk terus menjaga kesadarannya pada
situasi seperti ini, cahaya kuat terlihat di mata Komandan Integrity
Knight.
"Menjadi Integrity Knight...kau bilang...? Kenapa kau
mengatakan sesuatu seperti kau mengetahui bagaimana kita di kehidupan
sebelumnya?"
Eugeo mengedipkan matanya sekali sebelum mengumpulkan semua kekuatan yang dia punya dan menjawab.
"Itu...Hal yang aku tidak dapat maafkan tentang kalian semua."
Emsoi
kuat keluar dari dalam pikirannya yang membuat dia melupakan tentang
keputusasaan di seluruh tubuhnya, bahkan jika itu hanya untuk sekejap.
"Melupakan
semua tentang siapa kalian sebenarnya...mengabdikan pedangmu pada
Gereja Axiom bahkan tanpa mengetahui bentuk sebenarnya... menempatkan
wajah yang menganggap kalian adalah keadilan, bahwa kalian seseorang
yang menjalankan hukum...Kalian bukanlah knight suci yang dipanggil dari
Celestial World oleh pemimpin tertinggi. Ibumu melahirkanmu dan
memberimu nama, Bercouli, kau adalah manusia sama seperti diriku."
Itu lalu terjadi, pada saat ketika dia meneriakkan itu keluar—
Eugeo akhirnya mengingat «siapa» sebenarnya orang besar di hadapan matanya.
Keterkejutan
yang sangat besar menekan nafas pendek darinya. Bercouli...Itu adalah
nama seseorang yang muncul di cerita lama yang pernah dia dengar dari
kakeknya ketika dia masih anak-anak. Swordsman terkenal yang mendirikan
Desa Rulid tiga ratus tahun lalu dan menjadi pemimpin penjaga pertama.
Pahlawan yang menjelajahi gua di Puncak Barisan Pegunungan dan mencoba
untuk mencuri pedang berharga dari samping naga putih yang
tertidur...Blue Rose Sword yang Eugeo genggam tepat sekarang.
Dia
mempertimbangkan jika ini adalah keturunan dari Bercouli asli, yang
memiliki nama yang sama, tapi menyangkal itu dengan sekejap. Integrity
Knight yang memiliki pengurangan alami Life mereka telah dibekukan tidak
akan bertambah tua. Dengan kata lain, orang ini adalah orang itu
sendiri. Karakter utama dari dongeng, "Bercouli dan Naga Putih dari
Utara" yang dia sukai pada saat dia anak-anak...Dan seseorang yang dia
dapat ingat tidak melebihi dibandingkan dengan musim panas saat Alice
diambil pergi, sekarang dihadapan mata Eugeo.
Dengan ingatan saat dia di Rulid hilang, dan sebagai Integrity Knight.
Memulihkan
diri, entah bagaimana, dari keterkejutan yang sementara tapi sangat
besar, Eugeo berbicara dengan perkataan yang terputus-putus.
"...Bercouli. Kau...Seharusnya mengingat untuk melihat pedangku di suatu tempat."
Blue
Rose Sword, yang sekarang dengan semua kekuatan yang disimpannya telah
terbangun, terus menyinarkan cahaya dingin kira-kira sepuluh cen di
bawah permukaan es.
Komandan Integrity Knight, yang juga
karakter utama dari dongeng di tiga ratus tahun yang lalu, merendahkan
pandangannya untuk menatap pada es. Dagu kekarnya menjadi kaku dan dia
memaksakan keluar suara serak diantara gigi uang digemeretakknya.
Tetapi, perkataan Eugeo membantah dugaan Eugeo.
"...Itu benar...Di suatu tempat... —Pada saat lalu...Pada waktu itu..."
Kelopak matanya yang tertutup perlahan terbuka dan Komandan Integrity Knight itu berkata.
"—Pedang seperti itu berada di dekat sarang ketika aku membunuh naga penjaga di utara..."
Diserang
oleh gelombang keterkejutan lainnya, dia mengeluarkan kata-katanya,
pemikiran tentang hawa dingin yang membekukan seluruh tubuhnya beberapa
saat meninggalkan dia.
"Kau...Membunuhnya...?"
Pemandangan
yang Alice dan dia lihat ketika mereka menjelajahi gua utara
bersama-sama delapan tahun lalu muncul kembali di pikirannya.
Tak
terhitung, tulang raksasa tertumpuk di ruangan luas bagian tengah dari
gua itu. Luka tajam telah terukir pada itu dari semua sudut.
Luka yang disebabkan bukan dari taring atau cakar hewan, tapi oleh pedang yang diayun oleh tangan manusia.
"Tulang
naga itu...Kau adalah seseorang yang melakukan itu...? Kau...bahkan
membunuh...naga yang muncul di ceritamu sendiri...?"
Tidak
menahan emosi gelisah yang mengalir di dadanya meskipun hawa dingin
memotong seluruh tubuhnya, Eugeo berkali-kali menggelengkan kepalanya.
Sesuatu mengalir dari kedua matanya juga, mengaburkan pandangannya.
"Jadi
kau benar-benar melupakannya...apapun dan segalanya...Bercouli, kau
adalah pahlawan yang semua orang tahu di desa yang aku tinggal, di
Rulid, entah mereka tua atapun muda. Kau membuat petualangan panjang dan
keras menuju utara dari pusat dan mendirikan desa di tanah liar, kau
adalah leluhur kami. Pemimpin tertinggi menangkapmu, menyegel ingatanmu,
dan membuat kau menjadi Integrity Knight pertama. Kau bukanlah
satu-satunya. Fanatio-san sama, Eldrie-san juga, dan bahkan Alice...Itu
terjadi pada semua orang. Sebelum mereka diubah menjadi Integrity
Knight, semua orang sama seperti kita...semua orang adalah manusia..."
"Menyegel...Ingatanku, kau bilang...?"
Mata
Bercouli, yang telah terbukti tidak tergoyahkan selama pertarungan,
kehilangan fokusnya seolah-olah itu melihat ke arah suatu tempat yang
sangat jauh. Suara pelan, yang hampir tidak dapat terdengar, mengalir
keluar dari mulutnya yang kehilangan kekuatannya.
"......Aku
benar-benar tidak dapat mempercayai ceritamu dengan mudah...Tapi...Aku
juga berpikir...Cerita tentang aku telah dipanggil dari Celestial World
sebagai knight dari dewi... tidak kupercayai untuk waktu yang lama..."
Semua
kekuatan Bercouli telah meninggalkannya semenjak beberapa saat yang
lalu. Es tetap berada di lapisannya pada raut wajah gagahnya sekali
lagi. Air mata mengalir di pipi Eugeo, juga, beberapa saat kemudian dan
itu telah terhisap di lapisan es yang merambat pada wajahnya, dan
menghilang.
Dongeng yang dia dengar tak terhitung jumlahnya
semenjak dia anak-anak, Bercouli dan Naga Putih. Kenyataan bahwa
pahlawan yang berperan sebagai karakter utama telah membunuh naga yang
berperan sebagai karakter utama lainnya membawa perasaan kehilangan dan
kegagalan yang tidak dapat dideskripsikan pada Eugeo.
Pemimpin
tertinggi, Administrator, memiliki kekuatan yang jauh melebihi apa yang
dia dapat bayangkan. Setelah semua, dia bahkan dapat memanipulasi
seorang swordsman hebat dengan mudah, mengubah mereka menjadi knight
setianya. Dia mungkin bukan keberadaan yang hanya dua elite
swordsmen-in-training dapat harapkan untuk melawannya sejak awal.
Pemimpin tertinggi...Dan Gereja Axiom juga.
Eugeo merasakan, di
suatu tempat di kepalanya, yang hanya memiliki sedikit Lifenya dimana
mawar es itu terus menghisapnya yang tersisa di dalam dirinya. Bercouli
juga sama. Mata biru keabu-abuan, yang setengah terbuka dibalik es
memiliki semua cahayanya hampir menghilang.
—Ini berakhir seri?
Pada
saat dia memikirkan itu, percikan kecil bergematar untuk hidup di dalam
dadanya, keinginan untuk tidak kalah di sini dan sekarang. Tapi dia
bahkan tidak dapat menggerakkan jarinya. Kekuatannya perlahan mulai
meninggalkan tangan kanannya, yang memegang Blue Rose Sword di bawah
es...
Pada saat itu.
"Ho-hooo, indah, ini benar-benar indah."
Suara mengganggu, seperti menggores garpu pada piring metal dengan kekuatan, terdengar luas melalui pemandian besar itu.
Eugeo menggerakkan mata kaburnya dan melihat sesosok orang yang berbentuk aneh bergoyang sepanjang jalan saat itu mendekat.
Itu
seharusnya manusia, tapi dia memiliki bentuk lingkaran yang berlebihan
untuk seseorang. Anggota tubuhnya, yang mengembang keluar dalam
lingkaran sempurna, memiliki anggota gerak pendek lucu yang melakat
padanya. Lehernya benar-benar tidak dapat terlihat dan kepalanya,
lingkaran juga, terletak langsung di atasnya. Itu kelihatan sama seperti
boneka salju yang anak-anak buat di musim dingin.
Tetapi,
pakaian yang dikenakannya, sangat penuh dengan warna, itu cukup sakit
untuk melihatnya. Berpakaian dengan kostum yang berwarna merah gelap di
kiri dan biru gelap di kanan, perutnya yang berlebihan itu memiliki
kancing emas yang sulit untuk dapat menahannya. Dan juga, celananya
memiliki warna yang berbeda di kiri dan kanan serta detail yang
diperhatikan itu tetap sama bahkan untuk sepatunya.
Tidak ada
satupun helai rambut yang ada di kepala lingkarannya dan topi emas
kecilnya terpasang di bagian atas yang mulus. Bentuknya menyerupai topi
yang Cardinal, penyihir dari Ruangan Perpustakaan Besar, pakai, tapi itu
jauh lebih berselera buruk. Dan untuk menambahkannya, tingginya tidak
lebih dari sedikit melebihi satu mel.
Pakaian sama yang badut
menyeimbangkan tubuh di atas bola diantara rombongan pemain sandiwara
yang menunjukkan berbagai akrobat di plaza distrik keenam Centoria pada
saat festival pertengahan musim panas. Tetapi, itu cukup membuktikan
dari raut wajah yang orang kecil itu miliki tidak memiliki kualitas yang
halus sama sekali.
Dia tidak dapat menghitung umur orang itu.
Kulitnya benar-benar putih, hidungnya berbentuk lingkaran, pipinya
kendur, dan mulut merahnya yang tidak masuk akal terbagi menjadi bagian
dalam senyuman lebar. Matanya panjang dan sipit dalam bentuk bulan
sabit, melengkung ke atas seolah-olah itu sedang tertawa, tapi cahaya di
mata yang terlihat dari celahnya benar-benar sangat dingin.
Badut
yang mengenakan pakaian merah dan biru meloncat saat dia melewati jalan
marbel itu, lalu melompat ke pemandian yang membeku dengan kuat.
Sepatunya, yang menunjukkan ujungnya, menghancurkan dua mawar es dengan
suara tersebar.
"Ho, hoo! Hoo, hoo, hoo!"
Kelihatannya
telah menemukan sesuatu yang menggembirakan, orang kecil itu bertepuk
tangan dan tertawa nyaring untuk sebentar, lalu mulai menginjak mawar
yang ada di sekitarnya, mengubah itu menjadi pecahan kaca satu demi
satu. Membuat keributan saat dia menghamburkan pecahan itu, dia
mendekati Eugeo dan Bercouli yang terkurung di dalam es.
Masih
berdiri beberapa meter, orang kecil itu menginjak satu mawar terakhir
menjadi bagian sebelum akhirnya memalingkan wajahnya pada mereka. Mulut
merah itu terbuka lebar dan suara yang mengganggu bergema sekali lagi.
"Oho...Tidak
dapat diterima, ini benar-benar tidak dapat diterima. Tuan Komandan
Integrity Knight. Aku tidak merasa kau memikirkan kau hanya dapat
meninggal dunia seperti itu? Itu jelas akan menjadi pengkhianatan, kau
tahu, kepada Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi yang gemerlap. Aku sangat
yakin dia akan sangat marah ketika dia bangun, kau tahu?"
Pada
itu, dengan kesadarannya kelihatannya diambang menghilang, mulut
Bercouli bergemetar dan suara pelan dan serak mengalir keluar.
"Kepala Pemimpin...Chudelkin...Jangan ikut campur pada pertarungan diantara swordsman...kau sombong..."
"Hoo, hohoo!"
Saat mendengar perkataan Bercouli, badut kecil itu meloncat tiga langkah sementara bertepuk tangan dengan keras.
"Swordsman! Pertarungan! Kau membuatku tertawa, hoohoohooo!"
Tawa nyaring yang tidak kelihatan seperti milik manusia tersebar keluar.
"Kau
yakin untuk dapat berbicara, bahkan setelah sangat bermurah hati
bersikap lunak melawan pengkhianat kotor itu! Tuan Komandan Integrity
Knight, kau bahkan belum menggunakan «sisi lain» dari Time Piercing
Swordmu, bukan begitu? Kau bahkan dapat membunuh anak muda itu sebelum
dia mengatakan sesuatu jika kau merasa menyukai itu! Itulah yang
kumaksud dengan pengkhianatan kepada pemimpin tertinggi sejak awal!!"
"Diaaam...Aku
telah bertarung dengan semua yang aku punya...Di samping itu, kau
berbohong kepadaku...Kriminal ini...Bukanlah seorang Darkness Knight
dari Dark Territory...Dia jauh lebih baik dibandingkan dengan suatu
gumpalan daging jelek sepertimu..."
"Tutuuuuup mulutmuuuu! Atau aku akan menarik keluar rambutmuuuu!!"
Kedua
matanya terbuka dengan lebar tiba-tiba dan orang kecil itu melompat ke
atas dan ke bawah seperti suatu bola, lalu menghentakkan kaki secara
keras pada kepala Bercouli dengan kaki pendeknya. Berayun ke kiri dan ke
kanan di atas kepala Komandan Integrity Knight itu, dia melanjutkan
berteriak dengan suara keras.
"Sejak awal, ini karena kalian
knight sialan melakukan pekerjaan sialan seperti ini maka itu berakhir
menyusahkan seperti ini. Kau membuatku tertawa keras ketika kalian telah
dikalahkan oleh hanya dua anak kecil yang membuat perutku menjadi
pecah. Pada saat Pemimpin Suci bangun, aku sangat yakin setiap semua
knight...Atau setidaknya, baik kau dan Wakil Komandan Integrity Knight
akan diproses kembali!"
"Apa...yang, apa...yang akan kau..."
"Ah, huh, diam, diam. Itu sudah cukup untukmu, pergilah untuk tidur."
Orang
kecil itu mengulurkan jari kecilnya di tangan kanannya dengan gerakan
berlebihan sementara menaiki kepala Bercouli. Menjilat mulutnya dengan
lidah merah gelapnya, dia mulai mengucapkan sacred art dengan suara
menusuk.
"System caaaaall! Deep freeee—eeze! Integrator unit, ID zero zero oneeeee!"
Itu
adalah sacred art yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Art itu
sendiri benar-benar pendek dan bahkan jika itu adalah art menyerang, itu
tidak akan menimbulkan efek besar—atau seperti itu yang dia pikirkan.
"Guh..."
Bercouli
merintih dengan lemah. Dengan segera setelahnya, tubuh—rambut, kulit,
bahkan pakaian yang dia kenakan, mulai semakin berwarna abu-abu, gelap.
Daripada hendak dibekukan, itu kelihatannya dia hendak diubah menjadi
batu.
Cahaya benar-benar menghilang dari kedua matanya dan
tubuhnya, yang terkurung oleh es, berganti warnanya seperti lumpur dari
ujungnya, dihadapannya orang kecil—badut yang dipanggil Kepala Pemimpin
Chudelkin—akhirnya melompat dari kepala Komandan Integrity Knight
Bercouli dengan kuat.
"Hoh, hohi, hohihi...sebenarnya aku sudah
tidak memerlukan seorang tua sepertimu lebih lama lagi, kau tahu, nomor
satu. Maksudku, aku sudah menemukan pion yang sepertinya dia akan sangat
berguna...bukan?"
Badut itu berguman seperti itu saat lubang
kecil, mata kecilnya menatap terus-menerus pada Eugeo. Rasa takut, yang
lebih dingin dibandingkan dengan es yang mengelilinginya, mengalir di
punggungnya.
Tetapi, Eugeo telah mencapai batasnya pada saat
itu. Dia berusaha menatap padasepatu merah dan biru yang mendekatinya
saat itu menginjak mawar es, tapi pemandangan itu dengan segera
menghilang menuju kegelapan kelam.
—Kirito.
——Alice...
Kesadaran Eugeo terpotong saat dia memanggil keluar kedua nama mereka dari dalam hatinya.
Bab 11: Rahasia Ruangan Para Tetua (Bulan Ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)
Bagian 1
Kedua mataku dengan sekejap terbuka pada saat hawa menggigil tiba-tiba, menyerangku secara keras.
Aku
hanya berencana untuk menutup kelopak mataku dengan punggungku
bersandar pada dinding, tapi aku rasa aku pasti telah tertidur untuk
beberapa saat. Aku telah melupakan rincian apapun dari mimpi buruk
menakutkan yang aku lihat pada saat itu mendesakku untuk terbangun...
atau seperti itu yang ketakutan dan kegelisahan berlebihan yang
kelihatannya melekat di kepalakku.
Aku untuk sementara mengecek
keadaan sekitarku sementara mengangkat bagian atas tubuhku, tapi
kelihatannya tidak ada perbedaan dari sebelumnya.
Aku sekarang
berada di atas teralis sempit yang dibuat di dinding luar Katedral
Pusat, mungkin di sekitar lantai kedelapan puluh delapan. Matahari telah
tenggelam dari langit yang ada di depan beberapa saat yang lalu dan
kegelapan yang menutupi langit seolah-olah tinta telah terpoles padanya.
Tetapi, tidak peduli bagaimana banyaknya aku memeriksa pada itu, aku
hanya dapat melihat beberapa bintang melalui celah di awan, dengan tidak
adanya bulan yang aku tunggu secara tidak sabar. Aku kelihatannya telah
mendengar bel jam delapan malam beberapa saat yang lalu, tapi itu
kelihatannya masih akan membutuhkan beberapa waktu sebelum dewi bulan
mulai akan mengisi sumber energi tempat yang dapat dia bisa.
Integrity
Knight Alice, yang telah setuju untuk bekerja sama, mungkin menunjukkan
kewaspadaannya melalui jarak yang jauh saat dia duduk, memeluk lututnya
dengan kelopak matanya tertutup, pada posisi yang hampir mendekati
jarak gargoyle baru...Tidak, jarak reaksi «minion» jika dia bergerak
lebih jauh ke kanan. Aku sendiri berharap untuk memegang petunjuk untuk
menghindari pertarungan yang akan datang, bahkan meskipun itu sedikit,
melalui pembicaraan di ketenangan ini, tapi itu kelihatannya dia tidak
memiliki keinginan menerima pembicaraan santai. Masalah itu seharusnya
akan terselesaikan hanya dengan menusuk Alice dengan pisau secara
hati-hati yang dibuat oleh Cardinal dan dimiliki Eugeo jika dia ada di
sini, bagaimanapun juga.
Dan apa sebenarnya yang dia lakukan pada saat sekarang—?
Sekarang
aku memikirkan tentang itu, ini sudah dua tahun berlalu semenjak aku
bertemu dengannya di hutan selatan di Rulid, ini mungkin adalah pertama
kalinya kita terjatuh pada situasi seperti ini dimana kita terhalang
dari bertemu satu sama lain tidak mempedulikan keinginan kita. Kita
tertidur di padang rumput atau mengeluh saat kita berbagi bersama-sama
tempat tidur sempit di penginapan murah pada saat petualangan panjang
sampai kita mencapai pusat dan selalu berada di kamar yang sama di
asrama bahkan setelah kita mendaftarkan diri di Akademi Master Pedang.
Kita menghabiskan waktu bersama-sama seolah-olah itu adalah hal yang
normal untuk dilakukan dan aku tidak pernah merasa tidak sadar pada
keberadaaannya, tapi pada saat terpisah sangat aneh jika terasa
menyebalkan.
Tidak—Itu jauh dari apa yang kalimat sederhana seperti itu dapat deskripsikan, aku sangat yakin tentang itu.
Di
Dunia Virtual terhebat yang disebut Underworld, aku mendapatkan
seseorang yang berjenis kelamin sama yang aku dapat panggil sebagai
teman dekat untuk apa yang kelihatannya adalah pertama kalinya dalam
hidupku. Itu sangat memalukan untuk mengatakan itu, tapi aku tidak dapat
melakukan apapun selain dari mengakuinya.
Sebelum dipenjara di
dalam game kematian, SAO, aku telah menganggap siswa laki-laki di
sekolahku kekanak-kanakan dan selalu menjaga jarak dengan mereka hanya
sebagai teman.
Kecenderungan sifat yang tidak disembuhkan dariku
tidak berganti banyak bahkan ketika dipenjara di kastil melayang itu di
dunia virtual. Cukup beruntung, aku berhasil untuk berteman orang yang
benar-benar dewasa seperti Klein atau Agil, tapi meski begitu, aku
meragukan bahwa kita telah mencapai tingkat keakraban dimana aku dapat
memperlihatkan sisi dalam dari diriku. Bagkan meskipun dalamnya
keakrabanku dengan Asuna, satu-satunya waktu aku dapat memperlihatkan
kelemahan di dalam diriku adalah tepat sebelum Aincrad runtuh, ketika
kesadaran kita berdua diambang menghilang.
Itu tidak seperti aku
berpikir bahwa aku memiliki suatu kemampuan spesial yang tidak dimiliki
orang lain atau apapun tentang itu. Pada kenyataannya, tidak ada hal
yang aku dapat banggakan di sekolah, baik atletik dan akademik.
Disebabkan
oleh bagaimana aku dapat menghitung rangkingku diantara beberapa persen
top player, yang terdiri dari player penyelesai, ketika tertawan di
SAO, aku pasti telah terpukau oleh kegembiraan yang datang dengan
kemampuan. Faktor utama yang mendorong aku diantara top player adalah
«kekenalanku» dari terus menerus ikut serta di dunia VR semenjak game
bertipe fulldive telah dikembangkan dan «pengetahuanku» yang dihitung
dari waktuku di beta test SAO, hal yang benar-benar tidak berhubungan
dengan kemampuan pribadiku.
Tetapi, bahkan setelah mendapati
terbebas dari SAO, aku tidak dapat menjaga diriku, kepribadianku, tanpa
terus untuk membuktikan «kekuatanku di dunia VR». Aku telah terkurung
oleh kepribadian rumit yang ada disekitarku, menganggap aku tidak lebih
dari pahlawan, Kirito, yang menyelesaikan game kematian, daripada
darah-dan-daging, Kirigaya Kazuto yang lemah, atau lebih tepatnya, aku
bahkan tidak dapat menyangkalnya bahwa aku telah menuntun itu pada
diriku sendiri. Meskipun bagaimana aku tahu di dalam hatiku, menjaga
keberanian seperti itu akan membuatku lebih jauh dari apa yang
sebenarnya penting.
Karena itu, ketika aku bertemu dengan Eugeo
di dunia ini dan menyadari bahwa aku dapat dengan senang berdiri di
hadapannya tanpa ada keinginan apapun, sebagai diriku yang sebenarnya,
aku sangat terkejut dan memikirkan alasannya.
Karena Eugeo
adalah artificial fluct light yang tidak seperti diriku? Karena dia
tidak mengetahui pahlawan SAO, Kirito? Tidak, kurasa bukan hanya itu.
Alasan terbesar pastinya adalah—karena Eugeo memiliki kemampuan yang
jauh lebih hebat dari diriku di Underworld, baik di dunia nyata maupun
dunia virtual dalam arti tertentu.
Bakat alaminya dengan pedang
benar-benar sangat hebat. Tidak peduli apa yang akan dibandingkan, baik
itu daya tangkap, penilaian, atau kecepatan reaksi kita, dia akan
meninggalkanku, yang telah melewati pertarungan di dunia VR, di medan
pertarungan. Jika sirkuit untuk pertarungan dipasang di fluct lightku
dapat dikatakan silicon CPU dari hari-hari yang telah berlalu, Eugeo
akan menjadi permata CPU yang terakhir. Aku mungkin masih seperti guru
pada saat sekarang, tapi itu hanya karena aku memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang lebih banyak, tidak lebih dari itu. Jika Eugeo
melanjutkan untuk meningkatkan kemampuanny dengan kecepatan yang
sekarang, hari dimana posisi kita terbalik tidak akan terlalu jauh.
Pengalaman
yang luas dengan pertarungan terpasang pada tubuhku yang berakhir
dengan nama yang hebat, «Aincrad style», tapi aku tidak dapat melakukan
apapun selain dari merasakan kebahagiaan yang misterius dan kepuasan
yang membanggakan ketika Eugeo menangkap itu seperti air pada pasir.
«Ilmu Pedang » yang membentuk dasar dari diriku untuk waktu yang lama,
meskipun aku memikirkan itu tidak lebih dari tehnik yang ada di game,
kelihatannya benar-benar menjadi nyata untuk pertama kalinya hanya
setelah itu telah sempurna dan berkembang di dalam Eugeo—Aku bahkan
dapat mengatakan untuk merasakan seperti itu.
Jika aku berhasil
dapat menyelesaikan semua masalah yang ada di sekeliling Underworld dan
membawa fluct light Eugeo menuju dunia nyata, aku akan membuat dia dive
menuju ALfheim Online—penghubung untuk light cubes hampir sangat pasti
cocok dengan dubia VR berdasarkan pada The Seed—dan mengenalkannya pada
Asuna, Lyfa, Klein, dan teman-teman lainnya. Sebagai murid pertamaku
yang mewarisi kemampuanku dengan pedang, dan teman terdekatku.
Aku
tidak dapat menunggu sampai saat itu tiba. Aku percaya saat itu akan
menjadi pertama kalinya ketika banyak orang yang telah membantu dan
menolongku akan benar-benar......
"Kenapa kau tersenyum seperti itu?"
Tiba-tiba suara datang dari sebelah kananku dan aku mengedipkan mataku, menghentikan pikiranku.
Menggerakkan
wajahku ke arah itu, aku melihat Alice menatapku dengan ekspresi yang
entah bagaimana terlihat aneh. Aku menyeka mulutku secara kasar dengan
punggung tangan kananku dan berbicara.
"Tidak, aku hanya...memikirkan sedikit tentang hal dari sekarang..."
"Kau
pasti cukup optimis untuk membuat senyuman aneh itu pada saat barusan,
atau mungkin hanya bodoh. Bahkan ketika melarikan diri dari teralis batu
ini kelihatannya sangat meragukan."
Seperti biasa, nada
dinginnya. Aku tidak mengetahui kepribadian asli dari Integrity Knight
Alice, Alice dari Rulid, tapi jika sifatnya tetap seperti ini bahkan
setelah ingatannya kembali, aku dengan mudah dapat membayangkannya
tanduk runcing dengan sesuatu seperti Sinon atau Lisbeth jika dia
melarikan diri menuju dunia nyata dengan Eugeo dan aku memperkenalkannya
pada teman-temanku.
Itu sudah pasti ada tumpukan masalah untuk
diselesaikan sebelum akhir bahagia yang terindah dari pikiranku dapat
terjadi. Salah satu dengan prioritas tertinggi akan menjadi melarikan
diri dari teralis yang dipenuhi dengan barisan dari patung minion yang
mengerikan itu, tapi bersamaan dengan kurangnya sumber energy tempat
yang dibutuhkan untuk menciptakan piton dan di atas semua, sumber
stamina dan tekadku...Atau untuk lebih lengkapnya, rasa lapar yang
menyiksa perut kosongku, yang telah mencapai batasnya.
Menahan
perutku tanpa menimbulkan perhatian dengan tangan kananku, aku menjawab
dengan wajah paling seirus yang dapat aku kerahkan. "Aku yakin kita
seharusnya dapat melanjutkan memanjat dinding ketika bulan muncul. Itu
tidaklah sesulit itu selama kita dapat menciptakan pi...tongkat metal
itu. Dan itu tidak terlihat seperti ada minions yang diletakkan di
atas...Itu hanya seperti itu, kesampingkan masalah mengenai sacred
power, memikirkan tentang memanjat dinding tinggi ini untuk beberapa
puluh mel lainnya membuatku merasa sangat lapar, aku semakin pusing..."
"...Itu
persis apa yang aku temukan tidak bertanggung jawab tentangmu. Itu
hanya melewatkan satu atau dua waktu makan, siapa kau, anak-anak?"
"Yeah,
yeah, sebenarnya, aku masih anak-anak setelah semua, aku masih dapat
dianggap sebagai anak dalam masa pertumbuhan, kau tahu? Tidak seperti
kalian Integrity Knight yang hebat, Lifeku akan berkurang seperti batu
jika aku tidak makan."
"Aku akan mengatakan ini untuk pertama
kali, tapi kita Integrity Knight, juga, dapat merasa lapar dan mendapati
Life kita berkurang jika kita tidak makan!"
Ujung matanya dengan dingin terangkat dan Alice menyatakan seperti itu.
Pada
saat itu, suara lucu datang dari sekitar perut gadis itu dan aku tidak
dapat menahan, tawa yang tertahan, yang tanpa disengaja.
Wajah
knight yang terhormat itu dengan sekejap berubah menjadi merah dan pada
saat melihat tangan kanannya dengan cepat menggenggam ganggang pedangnya
pada saat berikutnya, aku berlari menjauh sekitar lima puluh sentimeter
dengan panik.
"Wah, tunggu, aku minta maaf! Aku rasa itu sangat
masuk akal, kau masih hidup bahkan jika kau adalah Integrity Knight.
Itu hanya sangat normal untuk merasa lapar jika kau hidup."
Membungkuk
sementara menyusun kata-kata polos itu secara bersamaan, aku merasakan
perasaan dari sesuatu yang teremas di saku kiri dari celanaku.
Memasukkan tanganku ke dalamnya, memikirkan apa itu sebenarnya, aku
mengingat itu pada saat jariku menyentuhnya dan memperlihatkan rasa
terima kasih pada keberuntungan dan keserakahanku.
"Oh, ini adalah bantuan dari atas. Lihat, aku menemukan sesuatu yang bagus."
Apa
yang aku tarik adalah dua roti daging yang mengepulkan uap. Makanan itu
aku masukkan di kedua sakuku ketika aku meninggalkan Ruangan
Perpustakaan Besar Cardinal. Setengahnya telah dibagi dengan Eugeo dan
dimakan untuk makan siang, tapi aku benar-benar melupakan tentang
makanan yang masih tersisa. Itu lebih dan kurangnya menjadi tertindih
setelah pertarungan hebat yang terhitung jumlahnya, tapi aku tidak dapat
meminta lebih pada dunia dalam situasi seperti ini.
"...Kenapa kau memiliki benda seperti itu pada sakumu?"
Alice memiliki ekpresi seperti dia telah terdiam dari dalam hatinya dan melepaskan tangannya dari pedangnya.
"Aku menyentuh sakuku dan di dalam sana ada dua roti daging."
Menggunakan kalimat yang Alice pasti tidak akan mengerti
[8]
sebagai pengalih perhatian, aku dengan cepat memperlihatkan «window»
dan mengetahui bahwa itu masih memiliki banyak Lifenya yang tersisa. Itu
terlihat lama, tapi itu diciptakan dari objek buku kuno, yang berharga
oleh Cardinal, ketahanannya benar-benar mengejutkan sangat tinggi.
Itu
dapat dikatakan, mengunyah roti ini yang sekarang dingin dan keras saat
itu tidak akan membawa satupun rasa. Setelah beberapa saat berpikir,
aku mengulurkan tangan kiriku dan mengucapkan perintah.
"System call. Generate thermal element."
Bahkan
jika itu tidak cukup untuk menciptakan piton yang berharga itu,
kelihatannya ada cukup sumber energy tempat untuk menciptakan thermal
element kecil saat titik cahaya orange, yang tidak dapat diandalkan
berkelap-kelip di atas telapak tanganku. Membawa dua roti daging di
tanganku mendekati thermal element, aku mulai mengucap kalimat
berikutnya.
"Bur..."
-st, sebelum aku dapat melanjutkan, tangan yang terulur keluar seperti cahaya dari petir menutup mulutku.
"Mghh!?"
"Apa yang akan kau lakukan, bodoh?! Itu akan menjadi hangus terbakar dalam sekejap jika kau melakukan itu!"
Setelah
memarahiku dengan mata yang dipenuhi dengan kemarahan, penyesalan dan
kebenciaan yang sama jumlahnya, Alice mengambil dua roti daging dari
tangan kananku. Aah, pada saat aku mengeluarkan teriakan yang
menyedihkan, thermal element di tangan kiriku, juga, menghilang
seolah-olah itu menghilang di udara. Knight itu tidak melihatku lagi dan
mengulurkan keluar tangan kirinya yang mulus saat dia mengatakan sacred
art yang merdu.
"Generate thermal element...aqueous element...aerial element."
Pada
tiga ujung jarinya, dari ibu jari hingga jari tengahnya, terlihat titik
cahaya, orange, biru, dan hijau, sebagai warnanya. Aku memiringkan
kepalaku dengan kebingungan pada tujuan Alice sebelum dia melanjutkan
proses tiga element dengan cara yang rumit dengan sacred arts tambahan
dan gerakan jarinya. Dia pertama membuat pusaran spiral dengan aerial
element dan membuat dua roti daging melayang di tempat itu. Lalu, dia
melempar thermal dan aqueous elements juga dan pada saat dia menyentuh
itu, dia melakukan burst pada itu.
Shuu! Suara itu terdengar
saat penahan angin itu dengan segera menjadi berwarna putih murni.
Meskipun itu terlihat tenang dari luar, uap panas pasti telah berputar
di dalam penghalang itu. Aku mengerti, jadi ini akan menyebabk efek yang
sama seperti ketika menggunakan pemanas.
Setelah sekitar tiga
puluh menit, tiga element itu menyelesaikan bagiannya dan menghilang
saat itu tersebar. Dua roti daging itu terjatuh pada tangan Alice dari
udara menyembul dengan bentuk lingkaran sempurna seolah-olah itu baru
saja dibuat, dengan uap hangat terangkat dari itu.
"B-Berikan aku salah satu dari itu...Tunggu, a-aaaah!?"
Pada
saat melihat Alice mencoba memakan kedua roti daging yang dipegang di
kedua tangannya saat aku mengulurkan tanganku, aku mengeluarkan teriakan
yang menyedihkan. Tapi untungnya, knight yang hebat itu menghentikannya
tepat sebelum itu mencapai mulutnya dan berguman "Aku bercanda" dengan
wajah kaku sebelum memberikannya padaku. Mengambil itu sementara merasa
lega, aku meniup itu sebelum mengambil gigitan besar pada roti itu.
Setiap
keberadaan di Underworld terasa seperti mimpi, dihidupkan kembali dari
ingatan seseorang yang luas—pikiranku mengerti tentang itu, tapi tekstur
dari kulit lembut dari roti yang mengepulkan uap dan daging cair yang
terisi di dalamnya yang beberapa saat masih mengundangku pada
kenikmatan. Makanan berharga yang berakhir di perutku—atau lebih
akuratnya, bagian ingatan fluct lightku yang hanya dengan tiga gigitan,
dan aku mengeluarkan nafas dalam sementara merasakan baik perasaan
kepuasan dan perasaan ketidakpuasan pada waktu yang sama.
Di
sampingku, Alice, juga, menghabiskan roti dagingnya dalam empat gigitan
dan nafas muram keluar darinya sepertiku. Sementara merasakan emosi
besar pada bagaimana Integrity Knight yang hebat ini yang seperti avatar
dalam pertarungan entah bagaimana memiliki sisi perempuan padanya juga,
aku dengan santai berbicara.
"Aku mengerti...Aku tidak pernah
berpikir itu akan mungkin untuk memanaskan roti daging hanya dengan
element dan tidak menggunakan alat lain. Aku rasa itu seperti yang
diharapkan dari saudara perempuan Selka dan kemampuannya dalam memasak,
bukankah begitu..."
Itu terjadi pada saat aku mengatakan itu dengan suara keras.
Benar-benar
tidak ada kesalahan bahwa Integrity Knight emas yang menatapku dari
jarak dua puluh sentimeter adalah Alice Schuberg, teman masa kecil Eugeo
dan saudara perempuan tertua dari murid sister dari Rulid, Selka, tapi
orang itu sendiri tidak memiliki ingatan tentang itu. Pada saat dia
telah diambil pergi menuju Centoria Pusat delapan tahun lalu dan diubah
menjadi Integrity Knight melalui «Synthesis Ritual», dia seharusnya
memiliki bagian penting dari ingatannya telah diambil dan «piety module»
dimasukkan di tempat itu sebagai gantinya, menjadi tidak dapat
mengingat apapun dari sebelum upacara.
Alice yang sekarang
mempercayai dirinya telah dipanggil dari Celestial World untuk menjaga
perdamaian dan peraturan dunia, dan untuk beryarung dengan invansi dari
tanah kegelapan—tidak, dia telah dibuat untuk mempercayai itu. Untuk
gadis itu, kekuasaan Gereja Axiom dan pemimpin tertinggi, Administrator,
adalah mutlak, dan mungkin tidak ada kesempatan bahwa dia dapat
menerima suatu cerita tentang Administrator mengambil manusia dengan
kemampuan tinggi dari seluruh penjuru dunia hanya untuk demi memuaskan
keinginannya untuk kekuasaan.
Bahkan sejak awal, itu disebabkan
oleh dugaan bahwa Alice tidak akan goyah tidak peduli bagaimana kerasnya
kita mencoba, maka Eugeo dan aku memilih rencana untuk menggunakan
pisau yang diberikan kepada kami oleh Cardinal untuk mengirim Alice pada
kondisi sementara terdiam. Situasi sekarang bukanlah sesuatu yang
diduga, tapi meski begitu, hanya ada satu hal yang mungkin dapat aku
lakukan—menghindari pertarungan dengan Alice sementara bertemu kembali
dengan Eugeo, dan menciptakan kesempatan untuk menggunakan pisau yang
dia pegang.
Terganggu pada bagaimana aku telah menghancurkan
seluruh rencana dengan satu kalimat, aku dengan susah payah memeras
otakku. Itu sudah jelas pada saat melihat ekspresi Alice bahwa ini
bukanlah situasi dimana aku dapat bermain-main dengan mengatakan bahwa
aku salah mengucapkan perkataanku.
Tidak peduli bagaimana aku
memikirkannya, tidak ada pilihan selain dari dua pilihan. Apakah itu
untuk bertarung dengan Alice di sini dan sekarang, dan membuatnya
pingsan tanpa memberikan serangan mematikan, lalu membawa dia menuju
lantai kesembilan puluh lima—atau untuk mengumpulkan ketetapan hatiku
dan memberi tahu semua padanya.
Pilihan yang aku pilih akan
bergantung pada apa yang Alice dapat percayai. Pertarungan jika aku
mempercayai kemampuannya dengan pedang jauh lebih rendah dibandingkan
denganku. Atau percakapan jika aku mempercayai pengetahuannya
melebihiku.
Saat berpikir keras untuk beberapa detik, aku
memutuskannya. Menerima tatapan Alice, yang terbakar seperti api biru,
secara langsung, aku membuka mulutku.
"Kau memiliki saudara
perempuan, itulah hal yang baru saja kukatakan. Aku akan
memberitahumu...aku tidak tahu jika kau dapat menerima satupun tentang
itu, tapi aku akan memberitahumu semua yang aku percayai sebagai
kebenaran."
Mungkin merasakan hal tertentu dibalik perkataan
singkatku, Alice adalah seseorang yang ragu-ragu kali ini, sebelum
tiba-tiba membuka tangan kanannya setelah beberapa detik berlalu.
Knight
itu melanjutkan menekuk kedua lututnya saat pandangannya berada tetap
padaku yang bersandar di teralis di sisi belakangku. Aku rasa ini adalah
perbuatan ini untuk mendengar perkataanku di mana situasi itu sendiri
telah menyimpang dari sikap yang tepat dari Integrity Knight. Alasannya,
dia telah memutuskan bahwa dia mengakhiri hidupku dengan satu tebasan,
dia harus melalui pertarungan pahit melawan keinginannya untuk mendapat
pengetahuan baru di dalam dirinya.
Mungki telah menguatkan
pikirannya, Alice pada akhirnya merendahkan pinggangnya perlahan dan
berbicara setelah mengambil apa yang menyerupai posisi duduk yang
formal.
"...Bicaralah. Tapi ingatlah satu hal...Jika aku menilai
perkataanmu adalah suatu jenis muslihat, aku akan menebasmu di sini dan
sekarang."
Mendengar suara pelan dan tertahan datang dari
Alice, aku mengambil nafas dalam dan mengumpulkan kekuatan di pusatku
sebelum mengangguk dengan singkat.
"...Lakukanlah. Jika hukuman
untuk menebasku benar-benar di buat oleh dirimu sendiri, jika seperti
itu. Jika kau ingin bertanya alasan kenapa aku mengatakan seperti
itu...itu dikarenakan kau memiliki perintah di dalam dirimu, diturunkan
oleh orang lain, tapi tersembunyi dari kesadaranmu."
"...Apa kau berbicara tentang tugas dari Integrity Knight."
"Tentu saja."
Pada
saat aku mengagguk, Alice mata menjadi sipit dengan rasa permusuhan.
Tetapi, pada saat yang sama, aku menyadari emosi yang samar-samar
bergetar di dalam mata itu. Itu pasti adalah jiwa Alice yang sebenarnya.
Dengan tujuan mengatakannya perkataanku secara langsung pada itu, aku
melanjutkan.
"Integrity Knight adalah keberadaan yang dipanggil
oleh pembawa pesan dari dewi, pemimpin tertinggi dari Gereja Axiom,
Administrator, dari Celestial World untuk menjaga hukum dan
keadilan...itu adalah hal yang kalian semua ketahui, aku yakin. Tetapi,
seseorang yang mempercayai itu hanya ada di dalam Katedral Pusat. Ribuan
orang manusia yang hidup di Dunia Manusia tidak memikirkan itu
sedikitpun."
"Omong kosong...apa yang kau katakan?"
"Kau
bisa pergi sekarang dan bertanya pada semua orang, pergilah ke bawah
Dunia Manusia dan tanyalah manusia yang tinggal di pusat. Tanyakan pada
mereka apa yang diberikan kepada juara dari Turnamen Persatuan Empat
Kerajaan yang diadakan setiap tahun. Mereka akan menjawab dengan ini.
Kehormatan untuk diangkat sebagai Integrity Knight dari gereja."
"Diangkat
sebagai...Integrity Knight...? Itu tidak mungkin benar, itu benar-benar
sangat menggelikan. Aku telah mengenal banyak Integrity Knight yang
hebat, tapi tidak ada satupun dari mereka pernah mengatakan pernah
sekali menjadi manusia."
Aku meluruskan punggungku dan menatap
pada mata knight itu. Aku dengan susah payah meneriakan itu keluar pada
jiwa manusia Alice yang pasti terbaring di dalamnya.
"Alice. Aku
yakin kau tidak memiliki ingatan tentang siapa yang melahirkanmu di
tempat yang disebut Celestial World atau dimana kau dibesarkan. Ingatan
pertamamu mungkin adalah pemandangan dimana Administrator melihat ke
arahmu dan mengatakan bahwa kau adalah knight suci yang dikirim dari
sana atau sesuatu seperti itu, bukan?"
"......"
Itu kelihatannya aku telah mengenai permasalahan saat Alice sedikit mengangkat tubuhnya sementara menggigit mulutnya.
"...Itu...Karena
Integrity Knight memiliki ingatan mereka dari Celestial World telah
disegel oleh dewi, Stacia, saat turun ke negeri ini...Dan suatu hari
dapat kembali ke sacred land sekali lagi setelah kita menyelesaikan
tugas kita sebagai knight dan melenyapkan semua mahluk kejam dari Dark
Territory...mendapatkan kembali ingatan kita mengenai keluarga dan
saudara kita...itulah yang pemimpin tertinggi...telah katakan......"
Suara tegas dari knight emas itu melemah dan menghilang.
Aku
mengerti itu dengan sekejap. Integrity Knight Alice betul-betul mencari
ingatan mengenai keluarga dari dalam hatinya, bahkan jika dia sendiri
tidak menyadarinya. Itu menjelaskan reaksi tajamnya pada nama Selka
sebelumnya.
Memilih kata-kataku dengan hati-hati, aku melanjutkan penjelasan.
"Kata-kata
Administrator memang benar untuk satu hal. Ingatan knight itu
benar-benar tersegel. Tapi seseorang yang melakukan itu bukanlah Dewi,
Stacia, tapi pemimpin tertinggi itu sendiri. Dan itu bukanlah ingatan
dari Celestial World yang tersegel, tapi ingatan saat lahir dan
dibesarkan di Dunia Manusia. Itu berlaku pada Integrity Knight lainnya
juga, seperti Eldrie sebagai contoh. Dia terlahir di keluarga bangsawan
kelas atas di Kerajaan Norlangarth Utara, mendapat kemenangan di
Turnamen Persatuan tahun ini, dan mendapat kehormatan untuk menjadi
Integrity Knight."
"Itu semua...Bohong! Bagaimana mungkin
muridku, Integgrity Knight Eldrie Synthesis Thirty-one, untuk dapat
lahir dari salah satu bangsawan kelas atas yang kotor..."
"Dengarkan,
Eldrie tidak terjatuh pada saat pertarungan kita karena dia telah
ditebas. Tidak ada satupun luka tebasan di tubuhnya, bukan? Itu karena
patnerku mengingat nama aslinya, Eldrie Woolsburg, dan berakhir
mendorong ingatan tersegel tentang ibunya. Eldrie mencoba untuk
mengingat ibunya. Tapi dia tidak dapat melakukannya tidak peduli
seberapa kerasnya dia mencoba. Itu adalah hal yang normal, ingatan itu
telah dikeluarkan dari jiwanya oleh Administrator dan tersimpan aman di
lantai tertinggi di katedral."
"...Ingatan...tentang ibunya..."
Mulut Alice sedikit bergetar. Kedua matanya terpaling dari wajahku dan melihat udara di sekelilingnya.
"Eldrie...memiliki ibu...bangsawan manusia."
"Tidak
hanya dia. Mungkin setengah dari Integrity Knight adalah seorang ahli
dengan pedang yang memenangkan Turnamen Persatuan dan kebanyakan dari
mereka seharusnya adalah anak bangsawan yang secara khusus terdidik
dengan ilmu pedang semenjak mereka masih muda. Sebagai ganti dari
mempercayakan anak mereka pada Gereja Axiom, bangsawan itu mendapat
sejumlah uang, barang, dan tanah. Pengaturan seperti itu telah terpasang
selama ratusan tahun."
"...Aku tidak dapat mempercayainya...Ceritamu itu terlalu tidak masuk akal."
Knight
emas, yang kelihatannya telah mempercayai kesucian tanpa cela dari
Gereja Axiom dan Integrity Knight tanpa keraguan sedikitpun,
menggelengkan kepalanya ki kiri dan ke kanan seperti anak kecil yang
menolak pendapat.
"Bangsawan kelas atas dari empat
kerajaan...Aku tidak dapat mengatakan bahwa semua bangsawan itu sama,
tapi mereka terpengaruh cara kehidupan, yang mewah dan bermalas-malasan.
Itu adalah alasan dibalik dari keberadaan kita, kita Integrity Knight
ada di sini untuk melindungi Dunia Manusia. Dan meskipun begitu...kau
mengatakan bahwa Eldrie dan knight lainnya lahir dari bangsawan kelas
atas tenggelam pada kejatuhan moral secara sepenuhnya...Itu tidak
mungkin. Aku benar-benar tidak dapat mempercayainya."
"Kejatuhan
moral dari bangsawan kelas atas disebabkan oleh posisi sosial yang
tinggi dan tak terhitung hak istimewa yang diberikan kepada mereka oleh
Gereja Axiom. Tapi itu adalah alasan sebenarnya kenapa anak bangsawan
dapat menerima pelajaran ilmu pedang dan sacred arts dari anak-anak. Di
daerah terpencil, sacred tasks diberikan pada anak-anak yang hanya
berumur sepuluh tahun dan mereka tidak dapat menggunakan waktu bebas
mereka untuk berlatih sesuatu seperti ilmu pedang...Dan seseorang yang
paling berbakat diantara anak bangsawan yang berpartisipasi di Turnamen
Persatuan Empat Kerajaan dan satu-satunya pemenang akan dipanggil ke
Katedral Pusat....Alice, apa kau pernah bertemu dengan salah satu juara
itu di katedral."
Alice sedikit memalingkan pandangan matanya yang kegelisahan pada pertanyaanku dan perlahan menggelengkan kepalanya.
"Tidak...
—Tapi banyak bangsawan dan murid mereka tinggal di lantai bawah dari
katedral, jadi...bukankah pemenang dari Turnamen Persatuan sementara
berusaha keras dalam pelajaran harian mereka seperti murid mereka..."
Tidak,
mereka sama sekali tidak ada. Dengan segera, aku berpikir untuk
menyangkalnya dengan itu, tapi aku menutup mulutku yang entah bagaimana
terbuka pada saat itu.
Eugeo dan aku telah melalui lantai kelima
puluh tanpa satupun halangan—meskipun kita telah diseret sebanyak dua
puluh lantai dari jumlah lantai tersebut oleh knight anak-anak, Fizel
dan Linel, dilumpuhkan oleh pedang beracun mereka—setelah mengambil
pedang kesayangan kita dari lantai ketiga dari katedral tanpa bertemu
dengan satupun bangsawan. Tetapi, aku memiliki dugaan dimana tempat
lahir mereka berasal.
Kebanyakan bangsawan, yang kelihatannya
berada di lantai bawah katedral hanya untuk bekerja keras pada Gereja
Axiom, yang mungkin tidak diambil dari luar gereja, tapi lahir dan
dibesarkan di dalam gereja. Seperti Fizel dan Linel. Itu kelihatannya
akan seperti membuat unit yang berguna dari pandangan Administrator,
bukan?
Alice pasti benar-benar tidak menyadari kegelapan gereja.
Itu tidak perlu untuk membicarakan topik itu untuk sekarang dan menaruh
beban yang tidak perlu padanya.
"...Tidak, kau telah bertemu
mereka, dengan juara Turnamen Persatuan. Kau hanya tidak menyadarinya.
Kalian Integrity Knight seharusnya memiliki ingatan kalian telah diubah
oleh tangan Administrator tidak hanya pada saat «Synthesis
Ritual»...Tapi juga setelah menjadi knight."
"Menggelikan."
Alice berteriak dengan jelas dengan wajahnya terangkat.
"Mustahil! Pemimpin tertinggi yang suci tidak mungkin dapat berbuat suatu perbuatan seperti bermain-main dengan ingatan..."
"Dia melakukannya!"
Aku meneriakkan itu sebagai balasannya.
"Setelah
semua, tidak hanya kalian semua yang dari juara turnamen yang tidak
memiliki ingatan...tapi juga kriminal yang kalian telah bawa!"
"Kri-Kriminal...?"
Merengut,
Alice menutup mulutnya sekali lagi. Mengalihkan pandanganku lurus ke
arah wajahnya yang kelihatannya pucat di bawah cahaya bintang, aku
berbicara secara serius.
"Itu benar. Kau membawa patnerku dan
aku ke sini di gereja dari Akademi Master Pedang dengan naga terbang.
Aku rasa kau dapat mengingat sebanyak itu, bukan?"
"...Aku tidak mungkin dapat melupakan itu. Kalian berdua adalah kriminal pertama yang pernah aku bawah karena perintah."
"Tapi Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven tidak mengingat apapun tentangmu. Delapan tahun lalu..."
Setelah berhenti untuk beberapa saat, aku mengumpulkan ketetapan hatiku dan mengatakan «nama itu».
"...Dia membawa seseorang dengan tangannya sendiri dari Desa Rulid di daerah perbatasan utara, dia membawa Alice muda ke sini."
Wajah
Alice berubah menjadi lebih putih dibandingkan dengan dinding marbel
setelah dia mendengar perkataanku. Mulutnya, yang warnanya berkurang,
bergetar dan kata-kata keluar dari mulut keringnya.
"Desa
Rulid...Aku lahir di sana...? Deusolbert-dono membawaku pergi dari sana
sebagai kriminal...? Dengan kata lain, aku pernah sekali melakukan
taboo...itu adalah hal yang ingin kau katakan...?"
Aku perlahan mengangguk pada suara terputus-putusnya.
"Itu
benar. Aku mengatakan setengah dari Integrity Knight adalah juara dari
Turnamen Persatuan sebelumnya, bukan? Setengah dari sisanya adalah
manusia yang dibawa ke katedral sebagai criminal. Seseorang yang
memiliki kehendak cukup kuat untuk melawan Taboo Index akan berubah
menjadi kekuatan yang tidak dapat dibandingkan setelah mereka menjadi
knight. Itu pasti seperti membunuh dua burung dengan satu batu untuk
Administrator, untuk dapat memberikan manusia itu, yang mampu
menggoyahkan pengatuh gereja, kehidupan lain sebagai pion
kuatnya....Mari berbicara tentang kau."
Alice dapat menerima atau membantah perkataanku. Ini adalah saat yang kritis.
Aku
menatap keras pada Integrity Knight dengan kekuatan sebanyak yang aku
bisa di pandanganku. Duduk pada teralis batu dengan tiba-tiba dan
menyentakkanbahunya secara sedih, Alice melihat ke arahku dengan matanya
yang setengah tertutup seolah-olah menunggu suatu jenis hukuman yang
akan diturunkan padanya.
"Namamu yang sebenarnya adalah Alice
Schuberg. Lahir dan dibesarkan di desa kecil yang disebut Rulid di
perbatasan daerah utara, yang dapat dikatakan di lembah Puncak Barisan
Pegunungan. Kau berumur sama seperti Eugeo...patnerku, jadi kau
seharusnya berumur sembilan belas tahun di tahun ini. Kau telah diambil
pergi ke gereja delapan tahun lalu, jadi itu berarti insiden itu terjadi
ketika kau berumur sebelas tahun. Kau pergi menjelajahi gua melalui
Puncak Barisan Pegunungan dengan Eugeo...Dan setelah keluar dari sana,
kau berakhir sedikit melewati, pada batasan antara Dunia Manusia dan
Dark Territory. Dengan kata lain, taboo yang kau lakukan adalah
«Melewati batas ke Dark Territory». Kau tidak mencuri apapun atau
melukai siapapun...Tidak, sebaliknya, kau mencoba untuk menolong
Darkness Knight diambang kematiannya pada saat itu..."
Seperti itu dan lalu, mulutku tertutup.
Apakah aku mendengar Eugeo menjelaskan Alice dengan penjelasan sebanyak itu...?
Tentu
saja dia pernah. Tidak ada cara lain bahwa aku dapat mengetahui
sebenarnya secara keseluruhan apa yang terjadi enam tahun lalu ketika
aku terbangun hanya dua tahun lalu. Tapi meskipun begitu, aku dapat
dengan jelas melihat Darkness Knight terjatuh sementara menarik jejak
darah dan Alice berlari ke sana di pikiranku, seolah-olah aku melihat
pemandangan itu sendiri. Itu kelihatannya aku bahkan dapat mendengar
kembali suara pelan dari tangan Alice bersentuhan dengan tanah hitam
legam dari daratan Dark Territory di dalam telingaku. Pemandangan yang
aku bayangkan dari cerita Eugeo pasti telah bercampur dengan suatu
ingatan nyata tanpa kusadari. Aku mengangkat wajahku, meyakinkan diriku,
tapi itu kelihatannya Alice belum dapat menenangkan pikirannya pada
jeda yang tidak wajar dari perkataanku. Pipinya yang kebiruan
samar-samar bergetar dan suara lemah mengalir keluar darinya, hampir
tidak dapat terdengar.
"Alice Schuberg...Itu, adalah namaku...? Rulid...Puncak Barisan Pegunungan...Aku tidak dapat mengingat, apapun..."
"Jangan memaksakan dirimu untuk mengingatnya, kau akan berakhir seperti Eldrie."
Aku
memotong perkataan Alice yang sementara kebingungan. Itu akan menjadi
kacau jika sesuatu terjadi seperti «piety module» Alice menjadi tidak
stabil dan membuatnya tidak dapat bergerak seperti kasus Eldrie, membuat
knight lainnya datang untuk mengambilnya pada saat merasakan
ketidaknormalan. Tetapi, Alice menatapku dengan mata yang kelihatannya
telah mendapatkan beberapa kekuatan dan berbicara dengan kuat bahkan
jika suaranya bergetar.
"Apa yang kau katakan bahkan setelah
memberitahu sebanyak itu. Aku...ingin untuk mengetahui semuanya. Aku
belum dapat mempercayai ceritamu... tapi aku akan membuat pilihan hanya
setelah kau mengatakan semua yang kau punya."
"...Baiklah. Jika
dikatakan, itu tidak seperti aku banyak mengetahui tentang dirimu yang
dulu. Ayahmu adalah Kepala Desa dan namanya Gasupht Schuberg. Sayangnya,
aku tidak mengetahui nama ibumu, tapi seperti yang aku bilang
sebelumnya, kau memiliki saudara perempuan. Namanya Selka dan dia
seharusnya masih bekerja sebagai murid sister di gereja di Rulid, bahkan
sampai sekarang. Aku berbicara dengan Selka ketika aku masih dibawa
perwatan gereja dua tahun lalu. Dia adalah anak baik yang sangat
memikirkan saudara perempuannya...kau tetap ada di pikirannya bahkan
setelah kau diambil pergi menuju gereja. Kelihatannya, kau juga adalah
seorang murid sister ketika kau tinggal di Rulid dank au dipanggil
jenius dalam sacred arts. Dia menaruh semua yang dia punya untuk
mengikuti jejak saudara perempuannya, untuk menjadi sister yang hebat."
Alice tidak menunjukkan reaksi bahkan setelah aku mengatakan semua yang aku tahu dan menutup mulutku.
Gemetarannya
dari waktu sebelumnya berkurang dan wajah putihnya yang seperti
porselen tidak membuat gerakan sedikitpun. Kemungkinan, dia mencoba
mengingat banyak kata yang aku katakan dari dalam ingatannnya, tapi itu
kelihatannya tidak ada kesempatan untuk berhasil dalam hal ini.
—Jadi itu sia-sia...
Aku
berguman seperti itu di dalam hatiku. Aku berpikir bahwa itu masih
mungkin untuk membangkitkan suatu ingatan, bahkan dengan «bagian
ingatannya» telah diambil, jika aku perlahan memberikan dia informasi
ketika dia dalam kondisi tenang—tapi itu kelihatannya, segel yang
Administrator gunakan memiliki kekuatan yang melebihi perkiraanku..
Aku
rasa seseorang yang dapat mengembalikan Alice menjadi dirinya yang
sebenarnya adalah Cardinal dengan kemampuan supervisornya. Dan itu juga
mendekati dengan tujuan mengambil bagian ingatan Alice yang sementara
dijaga oleh Administrator di suatu tempat.
Itu terjadi pada saat itu, mulut Alice bergerak, mengeluarkan suara singkat.
"Selka."
Dan mengikuti itu, sekali lagi.
"Selka...."
Kali ini, mata itu yang kelihatan berwarna biru gelap terangkat ke atas menuju langit berbintang di atas.
"...Aku
tidak dapat mengingatnya. Baik wajahnya maupun suaranya. Tapi...Ini
bukanlah pertama kalinya aku memanggil nama itu. Mulutku,
tenggorokanku...Hatiku, mengingatnya."
"...Alice."
Aku
menelan nafasku dan memanggilnya, tapi seolah-olah keberadaanku tidak
terlihat di mata Alice lebih lama lagi, dia melanjutkan berbisik, dengan
tenang.
"Nama itu terpanggil keluar berkali-kali. Hari demi hari, malam demi malam...Selka...lka......"
Pandanganku
berada tetap pada Alice dengan ketidakpercayaan saat air yang terang,
membentuk titik cahaya, yang berada di bulu mata panjangnya dan menetes
keluar, berkilauan saat itu menangkap cahaya bintang. Air matanya
mengalir tanpa henti, dan perlahan terjatuh pada lantai marbel diantara
Alice dan aku.
"Itu benar, bukan...Aku memiliki keluarga...Ayah
dan Ibu...dan saudara perempuan yang berhubungan darah denganku... Di
suatu tempat di bawah langit malam ini..."
Suara bimbang itu pada akhirnya berubah menjadi tangisan yang lemah.
Aku secara insting mengulurkan tangan kananku dan telah ditepis oleh Alice dengan punggung tangannya.
"Jangan lihat ke sini!"
Meneriakkan
itu dengan suara tangisan, Alice dengan keras mendorongkan tangan
kanannya pada dadaku dan mengusap matanya terus menerus dengan tangan
kirinya. Tapi air mata itu sama sekali tidak berusaha untuk berhenti dan
knight itu pada akhirnya memeluk lututnya dengan kedua tangannya,
menekan wajahnya pada itu dan bahunya mulai bergetar secara keras.
"Uu...ughh...uuu..."
Sebelum
aku menyadarinya, sesuatu membasuhi kedua mataku juga, melihat
Integrity Knight yang menangis dengan suara yang tertahan.
Aku akan—
Aku akan mengalahkan Administrator dan membawa Alice kembali ke kampung halamannya.
Mengumpulkan
semua tekadku sekali lagi, aku akhirnya menyadari alasan dibalik air
mata yang terlihat di mataku sendiri, yang sekarang mungkin telah
terlambat.
Bahkan jika semua berjalan sesuai dengan rencana,
seseorang yang bertemu dengan Selka di Desa Rulid bukanlah Integrity
Knight emas yang menangis dihadapan mataku. Pada saat dia mendapat
ingatannya yang tersegel, Alice akan mengingat hari yang dia habiskan
dengan Eugeo dan Selka di Rulid, dan kemungkinan, melupakan bulan dan
tahun yang dia layani sebagai Integrity Knight gereja.
Dengan kata lain, kepribadian ini, Alice sebagai Integrity Knight, hanya akan menghilang.
Itu
akan kembali ke bagaimana itu seharusnya. Meskipun aku mencoba
meyakinkan dirku seperti itu, aku tidak dapat menghentikan diriku dari
mengasihani knight yang menangis dengan punggungnya meringkuk seperti
anak kecil.
Harapan menyedihkan untuk Alice Synthesis Thirty
yang seharusnya terus menerus merindukannya dari dalam hatinya untuk
kehangatan keluarga, yang hilang dan melebihi jangkauannya, pada saat
bertahun-tahun dia tinggal di katedral ini.
Itu membutuhkan
waktu sebentar untuk tangisan keras itu secara berangsur-angusr suaranya
berkurang dan berubah menjadi tangisan yang tenang.
Aku, di
sisi lain, telah berhasil menegangkan kelenjar air mataku yang mengendur
dua atau tiga menit yang lalu dan mengganti pikiranku pada rencanaku
dari sekarang.
Rencana yang paling bagus yang dapat aku pikirkan sekarang akan menjadi sebagai berikut.
Kita
akan melanjutkan memanjat dinding pada saat bulan terlihat dan kembali
ke dalam menara dari lantai kesembilan puluh lima. Entah bagaimana
menghindari rencana bertarung melawan Alice di sini, kita akan bergabung
dengan Eugeo. Apakah kita menggunakan pisau yang dia pegang, yang
dengan teliti dibuat oleh Cardinal, pada Alice akan bergantung pada
situasi.
Setelah itu, kita lebih baik mengalahkan rintangan
terbesar kita, Integrity Knight Bercouli Synthesis One, atau
meyakinkannya—itu akan menjadi bantuan hebat jika Eugeo telah
mengalahkannya, tapi aku rasa memiliki harapan seperti itu akan menjadi
terlalu banyak—lalu menyerbu menuju lantai tertinggi dari katedral,
dimana musuh terbesar kita, Administrator, tertidur.
Kita akan
membuat pemimpin tertinggi tidak berdaya sementara dia masih tertidur,
mengambil «bagian ingatan» Alice yang seharusnya tersimpan di suatu
tempat di ruangan, dan mengembalikan ingatan dan kepribadian gadis itu.
Akhirnya,
aku akan membuat kontak dengan staff Rath di dunia nyata melalui system
console dan membuat mereka mengetahui keseimbangan dari Underworld yang
sekarang dan menghentikan «load experiment phase» yang akan
datang—dengan kata lain, invansi terbesar dari tanah kegelapan...
Itu
adalah rangkaian misi yang benar-benar sulit yang membuatku merasa
pingsan hanya dengan memikirkan tentang itu. Aku tidak dapat melakukan
apapun selain berpikir bagaimana tujuan itu memiliki persentase kurang
dari lima puluh, tidak, tiga puluh persen kesempatan untuk sukses.
Tetapi,
aku tidak dapat menahan untuk tidak mengambil tindakan lebih lama lagi.
Periode waktu yang lama, sangat-sangat lama, di dua tahun yang
kuhabiskan di Underworld, tidak, bahkan mungkin semenjak hari aku logged
in di game kematian, SAO, justru, mungkin menjadi semua alasan untukku
untuk bertemu dengan manusia baru seperti Eugeo, dan untuk mendapat
alasan untuk melindungi mereka.
Kayaba Akihiko mengatakan ini
sementara menatap pada Aincrad yang runtuh di langit senja yang merah.
Bahwa dia ingin untuk menciptakan dunia alternative yang sebenarnya. Aku
tidak memiliki rencana untuk mensukseskan tujuan orang itu, tapi apa
yang dapat dikatakan «dunia alternative yang sebenarnya» telah mengambil
tempat dihadapan mataku.
«The Seed», yang diturunkan padaku
oleh copy dari kepribadian Kayaba membuat dunia VR tak terhitung tumbuh
dan bermekaran di dunia nyata. Entah itu kebetulan atau tidak dapat
dihindari, light cubes yang menyimpan jiwa Eugeo dan penduduk lain dari
Underworld sangat cocok dengan penghubung dari The Seed. Jika aku
mencari suatu jenis arti dari insiden SAO, dibalik apa yang Kayaba coba
untuk dapatkan—aku pasti akan menemukannya di sini, di Underworld ini,
itulah apa yang kurasakan.
Aku tidak lagi memiliki jalan untuk
kembali. Setelah semua, aku telah datang hingga sedekat ini menuju
tujuan akhir, lantai tertinggi dari Katedral Pusat, menghabiskan
sepanjang dua tahun ini semenjak aku terbangun di hutan selatan di
Rulid.
Tetapi, jika aku membawa kekhawatiran yang mendesak yang
aku tidak dapat abaikan lebih lama lagi, tetapi itu mungkin sangat
penting.
Itu akan menjadi meragukan jika aku hanya berkeinginan
untuk menyelesaikan banyak tujuan dari dalam hatiku, itu akan menjadi
salah satu dan satu-satunya pertanyaanku...
"...Kau mengatakan ini beberapa saat yang lalu, bukan?"
Memeluk lututnya dengan matanya menghadap ke bawah, Alice berguman seperti itu.
Aku
untuk sementara menghentikan pikiran rumit, yang melibatkan itu dan
mengangkat wajahku. Suara lemah yang masih terdengar seperti tangisan
datang padaku.
"Setelah dinding menara rusak dan kita terlempar
keluar...kau mengatakan bahwa kalian telah merencanakan pemberontakan
ini untuk memperbaiki kesalahan pemimpin tertinggi yang suci dan untuk
melindungi Dunia Manusia."
"Yeah...aku mengatakannya."
Aku
mengangguk pada rambut pirang yang terurai ke bawah di punggung Alice.
Beberapa detik kemudian telah berlalu dalam keheningan pada saat itu,
sebelum knight itu perlahan menggerakkan mulutnya.
"...Aku masih
belum mempercayai semuanya yang telah kau ceritakan. Tetapi...Itu
kelihatannya bahwa itu menjadi kebenaran bahwa minion dari tanah
kegelapan telah dipasang di dinding luar dari menara...dan Integrity
Knight bukanlah berasal dari Celestial World, tapi dikumpulkan dari
Dunia Manusia dengan ingatan mereka telah tersegel. Itu dapat
dikatakan...aku tidak dapat membantah pemimpin tertinggi yang suci telah
menipu kita, pelayan setianya, selama ini..."
Nafasku terhenti dan aku mendengar secara sungguh-sungguh pada perkataan Alice.
Integrity
Knight, dengan ingatan mereka telah tersegel dan piety module
dimasukkan ke dalam fluct lights mereka, seharusnya terdorong pada
kesetiaan yang mutlak kepada Administrator. Faktanya, tidak peduli
bagaimana kerasnya Eugeo dan aku mencoba untuk meyakinkan mereka, tidak
ada satupun Integrity Knight yang kita temui hingga sejauh ini dapat
mengekspresikan secara lisan keraguan pada gereja.
Dengan
pertimbangan itu di pikiran, itu benar-benar sangat mengejutkan bahwa
Alice dapat mengatakan apa yang baru saja dia bilang. Apakah gadis ini
benar-benar memiliki sesuatu yang tidak ada pada artificial fluct lights
lainnya? Aku menatap padanya tanpa suara, melihat ke arah knight emas
yang terus berbicara dalam bisikan sementara menahan bagian atas kedua
kakinya.
"Tapi di sisi lain, itu benar bahwa perintah utama yang
diberikan kepada kami Integrity Knight oleh pemimpin tertinggi yang
suci adalah untuk bertahan melawan invansi dari Dark Territory. Lebih
dari sepuluh Integrity Knight sementara bertarung di Puncak Barisan
Pegunungan di atas naga terbang mereka bahkan sampai sekarang. Jika
pemimpin tertinggi yang suci tidak membentuk Integrity Knight Order,
Dunia Manusia akan diserang oleh tentara kegelapan."
"Itu..."
—Tetapi, itu, bukanlah bagaimana dunia ini seharusnya berjalan.
Sumber
daya untuk perkembangan mereka dikuasai oleh Integrity Knight, atau
untuk mengatakan dengan kata yang jelas, experience points, yang awalnya
dimaksudkan untuk diberikan kepada orang biasa. Seperti apa yang Eugeo
dan aku telah lakukan di gua utara, penduduk desa seharusnya mengambil
pedang mereka dengan kemauan mereka dan bertarung dengan tentara goblin
yang menginvansi, menjadi lebih kuat. Tetapi, Administrator telah
mengambil potensi itu dari mereka.
Tapi dia tidak akan mengerti
bahkan jika aku mengatakannya sekarang. Berbalik padaku yang sementara
kehilangan kata-kata, Alice mengeluarkan suara yang lembut namun serius.
"Kau tadi mengatakan bahwa desa yang bernama Rulid, dimana aku
lahir dan tinggal...dan dimana orangtua dan saudara perempuanku tinggal
bahkan sampai sekarang, berada di perbatasan utara, lembah Puncak
Barisan Pegunungan. Dengan kata lain, itu akan hancur secara langsung
jika invasi dari Dark Territory dimulai. Siapa sebenarnya akan
melindungi semua daerah perbatasan, termasuk Rulid, bahkan jika kalian
berdua mengalahkan semua Integrity Knight dan menaruh pisau di
tenggorokan pemimpin tertinggi? Jangan bilang padaku kalau kalian berdua
berencana untuk menghancurkan tentara kegelapan hanya dengan kalian
saja?"
Air mata dari kedua matanya masih belum mengering, tapi
suara Alice memiliki keteguhan tulus di dalamnya dan aku tidak dapat
memberikan jawaban dengan segera. Dibandingkan dengan tekad Alice yang
secara jujur ingin untuk melindungi Dunia Manusia, ada jauh lebih banyak
yang aku masih sembunyikan.
Menahan dorongan untuk memberitahu
semuanya di sini—termasuk bagaimana dunia ini sebenarnya hanyalah
buatan, aku membuka mulutku.
"Kalau begitu biarkan aku bertanya
sebagai gantinya...Apa kau benar-benar mempercayai bahwa Integrity
Knight Order, yang penuh persiapan terhadap serangan, dapat menahan
serangan gabungan dari tentara Dark Territory tanpa sedikitpun
keraguan?"
"........."
Alice adalah seseorang yang
kehilangan kata-katanya untuk kali ini. Aku mengembalikan pandanganku
pada langit malam di depanku dan melanjutkan berbicara sementara
mengingat kembali ingatan dari dua tahun lalu.
"Aku mengatakan
bahwa patnerku dan aku bertarung dengan kelompok goblin yang melewati
dari Dark Territory, bukan? Bahkan melawan goblin, tentara terlemah dari
tentara kegelapan, ilmu pedang mereka dan kekuatan brutal mereka patut
ditakuti. Ada banyak jumlah mereka di Dark Territory dan diatas itu, itu
dipenuhi dengan Darkness Knights yang menaiki naga terbang seperti
kalian semua dan pengguna darkness arts dengan minion mereka, bukan?
Jika mereka semua menyerang secara keseluruhan, bahkan jika semua
Integrity Knight keluar, dengan pemimpin tertinggi sendiri mengikuti di
belakang, tidak mungkin kalian mampu menahan mereka dengan tentara
sekecil ini."
Sembilan puluh persen dari itu diturunkan oleh
Cardinal, tapi itu kelihatannya Alice memiliki pikiran yang sama saat
dia tidak langsung segera menjawab seperti yang biasa dia lakukan.
Beberapa saat berlalu sementara itu dihabiskan dengan keheningan sebelum
suara sedih dikeluarkan, wajahnya menghadap ke bawah.
"...Benar, bahkan oji-sama
[9]...Bahkan
Komandan Integrity Knight Bercouli kelihatannya telah memendam
kekhawatiran yang sama di dalam hatinya. Tentara elite dari Dark
Territory telah berjumlah sebanyak sepuluh ribu, dan jika mereka semua
menyerang melalui «Great East Gate», Integrity Knight Order sendiri
mungkin tidak akan mampu untuk menahan mereka kembali, dia bilang...
—Tapi bahkan jika seperti itu, itu juga benar, bahwa Dunia Manusia tidak
memiliki seorangpun dengan kemampuan bertarung yang hebat selain dari
kami. Kau mengatakan bahwa anak dari bangsawan kelas atas telah mendapat
pendidikan tentang pedang dan sacred arts sebelumnya,tapi mereka
mengejar keindahan dari satu serangan yang akan sulit untuk bertahan di
pertarungan sebenarnya. Pada akhirnya, tidak ada pilihan lain selain
kita Integrity Knight untuk bertarung di atas naga terbang kita,
mempercayai perlindungan suci dari tiga dewi. Aku yakin kau telah
mengerti situasinya, bukan?"
"Itu seperti yang kau
bilang...Bahwa Dunia Manusia yang sekarang mungkin tidak memiliki
kekuatan yang mampu untuk bertarung melawan tentara kegelapan selain
dari Integrity Knight."
Aku menjawab dengan hati-hati, sementara masih melihat ke depan.
"Tapi
situasi seperti itu dibuat oleh Administrator dari keinginannya.
Pemimpin tertinggi takut pada kekuatan melebihi kekuasaan mutlaknya
berkembang di Dunia Manusia. Itu alasan sebenarnya kenapa dia
mengumpulkan juara dari Turnamen Persatuan dan pelanggar Taboo Index,
menyegel ingatan mereka, dan mengubah mereka menjadi knight yang setia.
Untuk mengatakan itu dengan kata yang lain, Administrator tidak
mempercayai manusia di dunia ini, tidak sedikitpun."
"......!"
Itu
kelihatannya Alice mengambil nafas dalam. Tapi dia tidak segera
membantah seperti yang selalu dilakukannya. Berdoa bahwa perkataanku
telah mencapai hati gadis itu, aku melanjutkan menyusun kata-kataku.
"Jika
pemimpin tertinggi mempercayai manusia yang hidup di Dunia Manusia dan
membentuk pasukan yang memiliki perlengkapan baik, membiarkan mereka
untuk mendapat latihan yang cukup, tentara yang sebanding dengan tentara
Dark Territory seharusnya ada di Dunia Manusia sekarang. Tetapi,
pemimpin tertinggi tidak melakukannya. Dia memperbolehkan bangsawan
kelas atas, yang seharusnya menjadi orang pertama yang mengambil pedang
mereka ketika waktu bertarung telah tiba, untuk hidup bermalasan, hidup
sesuai kehendak hati, yang lalu menyebabkan jiwa mereka menjadi mati...
Seperti dua orang yang Eugeo dan aku tebas dengan mengayunkan pedang
kita di Akademi Master Pedang."
Insiden dimana Raios Antinous
dan Humbert Zizek membawa perbuatan memalukan pada kesopanan Tizei dan
Ronie yang hanya dua hari telah berlalu. Jika load experiment phase
telah sampai dengan tidak adanya perubahan pada situasi ini, dan Dunia
Manusia akan terbuka dari serangan gabungan dari Dark Territory, tak
terhitung tragedi seperti itu akan berkembang.
"Tapi...itu bukan
berarti semuanya telah hilang. Masih ada waktu sampai tentara Dark
Territory menyerbu, meskipun aku tidak mengetahui jika akan dimulai satu
atau dua tahun...Jika Dunia Manusia mencoba sebaik mungkin untuk
membuat tentara besar pada saat itu..."
"Hal seperti itu tidak mungkin untuk dapat terjadi!"
Alice akhirnya berteriak pada saat itu.
"Bukankah
kau sendiri telah mengatakannya? Tentang bagaimana rusaknya dunia
bangsawan itu sebenarnya?! Bahkan ketika diperintahkan untuk mengambil
pedang mereka karena perang dimulai, keluarga empat kerajaan dan
bangsawan kelas atas pasti hanya akan berpura-pura untuk patuh sementara
melindungi hidup dan harta mereka sendiri."
"Yeah, tentu saja,
sebagian besar bangsawan kelas atas mungkin tidak memiliki keberanian
untuk bertarung dengan tentara kegelapan. Tapi bagian dari keluarga
bangsawan kelas atas yang masih menyimpan harga diri mereka sebagai
bangsawan dan masih banyak diantara bangsawan kelas rendah dan penduduk
biasa yang memiliki keinginan untuk melindungi keluarga mereka dan
kota...Dan dunia ini, dengan segala usaha. Jika sejumlah besar dari
peralatan yang dikumpulkan di dalam menara ini semuanya telah
didistribusikan diantara mereka dan Integrity Knight mengajarkan mereka,
ilmu pedang sebenarnya yang sudah dipoles dan sacred arts, itu tidak
akan mustahil untuk membuat tentara besar dalam waktu satu tahun."
"Penduduk...Biasa...?"
Aku mengangguk secara dalam pada Alice, yang berguman dengan kekaguman.
"Itu
benar. Bahkan jika kau tidak memaksakan mereka untuk membantu dan hanya
merekrut sukarelawan. Aku yakin kau dapat mengumpulkan cukup banyak
orang. Maksudku, sudah ada kelompok penjaga di kota dan di desa baik di
sini maupun di sana. Tapi...Jika hal ini terus berlanjut seperti biasa,
tidak ada kesempatan bahwa itu dapat diwujudkan."
"......Pemimpin tertinggi yang suci...tidak akan mungkin dapat memaafkan itu."
"Yeah.
Itu mungkin akan mustahil untuk berbicara denganya juga. Setelah semua,
tentara yang Administrator tidak dapat paksa untuk setia kepadanya akan
sama menakutkannya seperti tentara dari kekuatan kegelapan untuknya.
Untuk menyatukannya, itu berakhir pada satu kesimpulan. Kita hanya dapat
menghancurkan kontrol mutlak dari pemimpin tertinggi, Administrator,
dan memanfaatkan penuh waktu yang tersisa sedikit untuk membangun
pertahanan yang sebanding untuk melawan invansi yang akan datang."
Memebritahu Alice seperti itu dari sampingnya, aku tidak dapat melakukan apapun selain merasakan kesinisan yang besar.
Organisasi
yang menciptakan Underworld dan melakukan eksperimen yang hebat ini,
«Rath», kelihatannya seperti berhubungan erat dengan Kikuoka Seijirou,
anggota aktif dari Self-Defense Forces. Jika memang begitu, tujuan dari
eksperimen tanpa kesalahan mendekati dengan hubungan pertahanan nasional
di dunia nyata. Aku bahkan dapat membayangkan mereka menggunakan
artificial fluct lights itu sendiri, seperti Eugeo dan Alice, untuk
mengontrol persenjataan, sebagai contoh.
Meskipun bagaimana aku
tidak dapat menerima hal seperti itu, aku sekarang mengusulkan bahwa
kita harus melatih sepuluh ribu manusia di Dunia Manusia menjadi
tentara.
Tidak mengetahui sedikitpun rasa malu di dalam
pikiranku, Alice mendapati mulutnya telah tertutup, kelihatannya untuk
alasan yang terpisah dari milikku.
Gadis itu pasti menimbang
diantara kesetiaannya pada Gereja Axiom yang terukir dalam jiwanya
dengan kata-kata dari penyusup yang dia telah penjara dengan tangannya
sendiri. Meskipun eksperesinya sangat tenang, dia pasti mengalami
pertentangan dan kesedihan melebihi apa yang aku dapat bayangkan di
dalam hatinya.
Tidak lama kemudian—
Kalimat pendek mencapaiku, terkirim oleh angin malam.
"...Dapatkah aku bertemu dengan mereka?"
"Eh...?"
"Jika
aku bekerja sama denganmu...Dan mendapatkan kembali ingatanku yang
tersegel, dapatkah aku bertemu dengan Selka...saudara perempuanku lagi?"
Aku dengan kuat menggigit bagian belakang gigiku dengan sekejap.
Bertemu. Bertemu dengannya sama sekali bukan masalah. Tapi...
Aku
kehilangan kata-kata untuk memberitahu Alice entah prediksiku sebelumya
benar atau tidak. Tetapi, aku pasti tidak dapat memperbaiki situasi ini
dengan suatu kata-kata yang tidak bertanggung jawab. Memperkuat
ketetapan hatiku, aku mengangguk pertama kali.
"...Kau dapat
bertemu dengannya. Jika kau menaiki naga terbang, itu hanya akan
membutuhkan waktu satu atau dua hari. Tapi...tolong, aku ingin kau
mendengar ini secara hati-hati."
Aku menatap tajam pada wajah
Alice saat dia duduk sekitar satu setengah meter jauhnya di sisi
kananku, dan mengatakan kelanjutan dari kata-kataku.
"Seseorang
yang akan bertemu kembali dengan Selka adalah kau, tapi bukan kau.
Dengan sekejap kau mendapatkan kembali ingatanmu, kau akan kembali
menjadi Alice Schuberg, sebelum kau melalui Synthesis Ritual, dan and
Integrity Knight Alice Synthesis Thirty akan menghilang seperti itu.
Kepribadianmu yang sekarang akan menghilang bersamaan ingatanmu ketika
kau hidup sebagai Integrity Knight dan kau akan menyerahkan tubuh itu
pada kepribadian aslimu...Ini kejam, tapi...Kau yang sekarang adalah
«Alice Lain», yang diciptakan oleh tangan Administrator."
Bahu Alice tersentak beberapa kali pada saat mendengar perkataanku.
Tetapi,
dia tidak terjatuh ke dalam tangisan. Beberapa detik kemudian, suara
serak terdengar, seolah-olah dia mencoba sebaik mungkin untuk menahan
emosi itu.
"...Bahkan semenjak aku mendengar tentang Integrity
Knight telah diciptakan oleh pemimpin tertinggi yang suci...Aku selalu
memikirkan bahwa itu akan menjadi sesuatu seperti itu. Aku telah
mengambil tubuh ini dari gadis yang bernama Alice Schuberg dan secara
tidak adil berada di dalam ini selama enam tahun...itulah bagaimana yang
terjadi, bukan?"
Aku tidak dapat menemukan jawaban yang tepat.
Meskipun pertentangan masih berkecamuk di dalam hatinya, Alice masih
menunjukkan senyuman tegar.
"Apa yang telah diambil harus
dikembalikan. Itu...seharusnya apa yang Selka, orang tuaku,
temanmu...dan kau, dirimu, harapkan untuk terjadi."
"......Alice..."
"Aku hanya...memiliki satu permintaan, hanya satu."
"Apa itu...?"
"Sebelum
tubuh ini dikembalikan ke pada kepribadian asli dari Alice...Dapatkah
kau membawaku ke Desa Rulid? Dan bahkan jika sambil bersembunyi...Satu
kali melihat sudah cukup. Aku ingin melihat Selka...saudara perempuanku
tampak seperti apa, dan keluargaku juga. Jika kau dapat mengabulkan
sebanyak itu, itu akan lebih dari cukup."
Menghentikan kata-katanya, Alice perlahan berbalik padaku dan melihat lurus ke arahku.
Pada
saat itu, bulan yang telah terlihat pada langit bagian timur tanpa
kusadari tiba-tiba menurunkan seberkas cahaya melalui awan. Kedua mata
Alice melunak, memerah dan membengkak dari tangisan seperti anak kecil,
dan tersenyum sekali lagi saat seluruh tubuhnya telah dikelilingi oleh
kilauan emas. Aku tidak dapat menahan untuk melihat wajah itu lebih lama
lagi dan mengalihkan pandanganku pada bulan di atas kepala.
Untuk
mengembalikan ingatan Alice. Itu adalah salah satu dan satu-satunya
keinginan dari patnerku yang tidak tertandingi, Eugeo. Dengan kata lain,
mengikuti dengan hal itu, juga merupakan keinginanku.
Tetapi,
itu akan akan menjadi sama halnya dengan kematian dari Integrity
Knight...Tidak, gadis yang memeluk lututnya dengan sedih di sampingku.
Korban yang tidak dapat dihindari dan rangkaian prioritas yang tidak
dapat dihindari. Tidak ada satupun jalan yang tersisa untukku.
"Yeah...Aku akan berjanji padamu. Aku bersumpah akan melakukannya."
Sementara melihat ke arah langit malam, aku memberitahu dia seperti itu.
"Aku pasti akan membawamu menuju Rulid sebelum ingatanmu dikembalikan."
"...Pastikan kau melakukannya."
Mengalihkan pandanganku kembali pada Alice yang menegaskan permintaannya, aku mengangguk secara jelas.
Knight itu menjawab dengan anggukan singkat juga, sebelum dia mengambil nafas dalam, menaruh ekspresi tegas, dan berbicara.
"Aku
mengerti. Baiklah, kalau begitu...untuk sekarang, untuk agar dapat
melindungi Dunia Manusia dan penduduknya, aku, Alice Synthesis Thirty,
akan mencabut misiku sebagai seorang Integrity Kni...gh...ah...!!"
Pernyataan
hebat berubah menjadi teriakan yang menusuk secara tiba-tiba. Tubuhnya,
terbungkus dengan armor emas, membungkuk ke belakang dan tangan
kanannya menekan pada mata kanannya. Apakah wajahnya yang teratur
diselimuti oleh suatu rasa sakit, yang sangat kuat tepat sekarang?
Meskipun
aku terkejut, aku secara insting mengingat pemandangan yang aku lihat
dua hari lalu saat aku berdiri dengan kakiku. Eugeo yang menebas
second-ranked elite swordsman-in-training, Humbert Zizek, agar dapat
menyelamatkan Tizei dan Ronie. Pada saat aku berlari ke dalam, mata
kanannya telah menyembur keluar tanpa bekas, darah segar yang meyembur
telah mengalir ke bawah pipinya seperti air mata berwarna merah tua.
Malam
itu, Eugeo menceritakan tentang itu sedikit demi sedikit di ruang
disiplin akademi. Pada saat dia mencoba menebas Humbert, tangan kanannya
membeku seolah-olah itu bukan tangan kanannya dan mata kanannya
terbakar dengan rasa sakit, dia mengatakan begitu. Dan dihadapan
matanya, sacred letters yang tidak dikenalnya terlihat, bersinar merah
tua—
Fenomena sama yang Eugeo bicarakan pada saat itu mungkin
menyerang Alice sekarang. Itu kelihatan suatu jenis penahan
psychological. Pemicunya akan menjadi perbuatan melawan peraturan yang
terukir pada jiwa seseorang.
"Jangan memikirkan tentang apapun! Diamkan pikiranmu!"
Aku
berteriak seperti itu sementara mendekati Alice dan memegang pada bahu
kiri yang berarmornya dengan tangan kananku. Dan tangan kiriku menahan
pergelangan tangan kanan knight yang tersiksa itu, dengan perlahan
menarik itu dari mata kanannya.
"......!?"
Pada mata
Alice yang seharusnya berwarna biru tua, aku melihat cahaya yang
berkedip-kedip dan menelan nafasku. Aku melihat lebih dekat agar dapat
memastikan bentuk sebenarnya dari cahaya itu.
Pada mata biru yang berbentuk lingkaran sempurna di mata kanan Alice yang terbuka lebar.
Kalimat
sulit yang tersusun dalam pola lingkaran di bagian luar, bersinar merah
sementara itu perlahan berputar. Tidak ada pola tertentu pada ketebalan
kalimat itu dan cara penyusunannya, juga, sangatlah acak.
Seolah-olah—itu adalah bar code.
Aku
memiliki dugaan bahwa seseorang yang memasukkan penghalang
psychological pada penduduk Underworld adalah pemimpin tertinggi,
Administrator, bahkan semenjak aku mendengar cerita itu dari Eugeo.
Tetapi, aku benar-benar tidak memiliki ingatan dari melihat sesuatu yang
menyerupai bar codes selama dua tahun ini.
—Itu tidak dilakukan oleh Administrator...? Tapi jika memang begitu, jadi siapa...?
Hingga pada saat itu, ketika aku mengeluarkan nafas pelan.
Bar
code lingkaran itu mengurangi putarannya dan menarik kalimat horizontal
dari simbol aneh di atas pupil Alice yang berkontraksi. Rangkaian huruf
yang ada di permukaanya, bersinar merah tua, kelihatan tertulis [SYSTEM
ALERT].
Aku beberapa saat kebingungan tentang apa maksudnya, tapi aku dengan segera menyadarinya.
Itu
adalah teks di cermin. Di mata Alice, tepat di bawah kalimat teks itu,
seharusnya dilihat secara horizontal secara terbalik. Dengan kata lain,
itu mengatakan [SYSTEM ALERT].
System alert. Untukku, itu adalah
peringatan tidak menyenangkan, yang kukenal, yang muncul dari dulu dan
sekarang ketika menggunakan PC,
tapi itu seharusnya kalimat yang tidak berarti apa-apa bagi penduduk
Underworld, seperti Alice. Di dunia ini, hanya «Pengucapan Umum»—yang
berarti Bahasa Jepang, telah digunakan di kehidupan sehari-hari,
sementara Bahasa Inggris, «Pengucapan Suci», dianggap oleh kebanyakan
penduduknya sebagai sesuatu yang mustahil dan tidak berguna untuk
dimengerti.
Jika seseorang mempelajari sacred arts, meskipun
seseorang itu akan mampu untuk mengucapkan berbagai kosa kata Bahasa
Inggris, yang dimulai dari kalimat awal «system call», aku meragukan
bahwa orang itu juga akan menyadari arti sebenarnya yang dimiliki kata
itu. Aku telah mengajarkan Eugeo arti dibalik dari nama skill untuk
secret moves dari Aincrad style, sword skills, tapi dia selalu menemukan
bahwa itu aneh tentang bagaimana aku memiliki pengetahuan dari
Pengucapan Suci.
Singkatnya, rangkaian huruf, SYSTEM ALERT, akan
menjadi tidak masuk akal bagi penduduk Underworld. Dengan kata lain,
seseorang yang memasukkan penahan psychological pada Alice, Eugeo dan
penduduk lainnya bukanlah Administrator, tapi manusia dari dunia
nyata—yaitu, seseorang di dalam staf Rath, aku rasa itu akan menjadi
bagaimana seharusnya...
Pikiranku yang beputar dengan cepat telah terpotong oleh teriakan lemah Alice dari jarak yang sangat dekat.
"Aaah...mata kananku, terbakar...! Dan...ini adalah...huruf-huruf...!?"
"Jangan memikirkan tentang apapun! Kosongkan pikiranmu!!"
Meneriakkan itu dengan kebingungan, aku memegang wajah Alice diantara kedua tanganku.
"Apa
yang terjadi padamu mungkin sama dengan penahan psychological yang
diaktifkan ketika kau mencoba untuk meragukan gereja. Itu seharusnya
mencoba untuk mendorongmu pada kepatuhan mutlak dengan menyebabkan rasa
sakit pada mata kananmu...bola matamu akan menyembur keluar jika kau
melanjutkan memikirkannya!"
Itu
hanya membutuhkan waktu sebentar untuk menjelaskan itu, tapi jika
memang begitu, menyuruh itu secara mendesak mungkin justru akan membawa
efek sebaliknya. Tidak ada manusia yang cukup tertib dapat menghentikan
pikiran mereka ketika diberitahu seperti itu.
Saat mendengar
suaraku, Alice menutup kedua matanya dengan rapat. Tapi kata-kata merah
yang diproyeksikan pada matanya mungkin tidak akan menghilang hanya
dengan itu. Tangan knight meraba-raba di udara dan menggenggam bahuku
pada saat itu menemukannya. Ototku menjadi mengerut dari kekuatan tangan
yang sangat kuat yang ditaruh padanya setiap kali teriakan samar-samar
keluar darinya, tapi ini sama sekali bukan apa-apa jika dibandingkan
dengan rasa sakit yang Alice harus rasakan.
Memekirkan bahwa itu
akan membantu jika aku dapat menenangkan pikirannya, aku mengalihkan
setengah pikiranku untuk memikirkan metode apapun yang dapat digunakan
bahkan saat aku dengan erat memegang wajah Alice diantara kedua telapak
tanganku.
Alice dan beberapa Integrity Knight lainnya telah
melanggar Taboo Index sekali. Setelah semua, mereka diambil pergi oleh
Gereja Axiom dan melalui Synthesis Ritual dikarenakan itu.
Tetapi,
Alice, yang secara khusus, seharusnya tidak mendapati mata kanannya
tersembur keluar ketika dia melakukan tabbo «Melewati batas ke Dark
Territory» delapan tahun lalu. Aku tidak pernah mendengar apapun tentang
suatu hal seperti itu dari Eugeo. Menurut penjelasannya, Alice muda
yang kelihatannya berjalan terhuyung-huyung pada garis perbatasan tanpa
berpikir. Dengan kata lain, itu akan berarti tujuan jelas untuk
melakukan taboo bukanlah pikiran Alice pada saat itu.
Penahan
psychological yang sekarang menyerang Alice kelihatannya beraksi untuk
tujuan melindungi dari melnggar aturan yang diberikan padanya. Pada saat
seseorang memiliki tujuan seperti itu, mata kanannya akan menjadi
pertama yang kesakitan dan SYSTEM ALERT berwarna merah lalu membuat
pikiran targetnya menjadi kacau, menanam kesadaran lebih dalam terhadap
tabbo untuk sekali lagi. Membuat penahan psychological seperti ini hanya
dapat dipikirkan sebagai pekerjaan dari tuhan pada penduduk Underworld
yang pada dasarnya tidak melanggar hukum yang kelihatannya akan
memperkuat ketaatan mereka hingga tanpa akhir.
Tapi jika penahan psychological ini telah diturunkan oleh staf Rath, itu akan membawa pertentangan yang besar.
Setelah
semua, tujuan dari eksperimen yang dilakukan di Underworld ini
kelihatannya untuk menciptakan artificial fluct lights yang mampu untuk
menilai di antara benar dan salah dari peraturan yang diberikan pada
mereka. Bahkan setelah penduduk Underworld telah mencoba sekeras mungkin
untuk menerobos, kekuata kuat telah menghalau mereka dengan
ketidaktelitian seperti ini, penahan psychological yang hebat ini hanya
akan dianggap sebagai campuran prioritas mereka.
Dengan kata
lain, seseorang yang telah memasukkan system alert ini dengan maksud
tertentu menghambat kesuksesan dari eksperimen ini—apakah seperti itu?
Jika memang begitu, siapa sebenarnya orang itu dan untuk tujuan apa?
Heathcliff...Kesadaran
duplikat dari Kayaba Akihiko muncul di pikiranku dalam sekejap, tapi
aku dengan segera menolak dugaan itu. Dia dan tujuannya adalah untuk
menciptakan dunia alternative yang sebenarnya tidak akan menghalangi
perkembangan dari artificial fluct lights. Bahkan sejak awal, metode
kaku seperti ini bukanlah gaya orang itu. Aku merasa bahwa ini merupakan
suatu pengaruh atau sabotase pribadi terhadap organisasi, Rath.
Aku
dapat membayangkan keberadaan dari berbagai kekuatan yang bermusuhan
jika seseorang yang mengatur Rath adalah anggota Self-Defense Forces,
Kikuoka Seijirou. Sebagai contoh, kelompok dengan perlawan dari dalam
terhadap Kikuoka di dalam Self-Defense Forces, perusahaan besar yang
memonopoli industri pertahanan dalam negeri, atau jika aku membiarkan
imajinasiku berpikir lebih jauh, bahkan perusahaan senjata asing atau
badan intelijen bukanlah pengecualian.
Tetapi, jika sekelompok
yang berpengaruh itu telah berencana untuk menganggu Rath, bukankah
mereka mengambil tindakan yang rumit? Jika mereka memiliki kemampuan
yang cukup untuk memasukkan program penghalang pada artificial fluct
lights, bukankah mereka dapat mengatasinya dengan cepat dan
menghancurkan Light Cube Cluster, tubuh sebenarnya dari Underworld?
Dengan
kata lain, itu akan berarti seseorang itu bermaksud memperlambat
eksperimen tanpa keinginan untuk benar-benar menghapusnya. Apakah orang
itu menunggu sesuatu dengan memperlambat eksperimen? Sesuatu pada
berskala besar yang membutuhkan banyak persiapan—sebagai contoh.
Pencurian hasil dari eksperimen, termasuk Light Cube Cluster itu
sendiri.
Saat aku mencapai kesimpulan itu, suara lemah Alice, yang ketakutan tiba-tiba datang dari anatara kedua tanganku.
"...Mengerikan..."
Kembali terkejut, aku melihat ke bawah pada wajah Integrity Knight itu.
Alisnya
yang selalu memperlihatkan garis anggun telah tertekan erat secara
bersamaan, tetesan dari air mata berada di ujung matanya, dan dia telah
menggigit mulutnya dengan kekuatan yang cukup untuk mengeluarkan darah.
Mulut pucatnya bergemetar dan mengeluarkan kata-kata yang teputus-putus sekali lagi.
"Ini...Mengerikan...untuk tidak hanya ingatanku, tapi kesadaranku, juga...telah dimanipulasi oleh...orang lain..."
Menggenggam bahuku, kedua tangan Alice dengan kuat bergetar dengan kesedihan, atau mungkin kemarahan.
"Seseorang...yang memasang sacred letters merah ini pada mataku...apakah dia...pemimpin tertinggi...?"
"Tidak...Aku tidak berpikir seperti itu."
Aku tanpa sadar menggelengkan kepalaku.
"Itu
adalah keberadaan yang menciptakan dunia ini dan mengawasinya dari
luar...salah satu diantara «tuhan» yang tidak membuat kemunculannya pada
saat penciptaan dunia yang diketahui ini."
"...Tuhan..."
Air mata dengan jelas mengalir keluar dari mata Alice tanpa suara.
"Jadi
tuhan tidak akan mempercayai kita...Bahkan setelah kita, Integrity
Knight, menghabiskan hari yang tak terhitung jumlahnya dengan bertarung
tanpa akhir untuk melindungi dunia ini yang mereka ciptakan. Mengambil
ingatan tentang keluargaku, saudara perempuanku, dan di atas dari itu,
memasang segel seperti ini padaku...Memaksaku pada kepatuhan..."
Aku
bahkan tidak dapat membayangkan berapa banyak keterkejutan,
kebingungan, dan keputusasaan Alice yang hidup sebagai knight dari tuhan
yang pasti dirasakannya sekarang. Kelopak mata Alice tiba-tiba terbuka
dengan cepat saat aku melihat ke arahnya tanpa mengatakan satupun kata,
tidak dapat untuk bernafas.
Kata horizontal, di cermin yang ada
di mata biru di mata kanannya bahkan bersinar lebih terang sekarang.
Tetapi, Alice kelihatannya tidak memiliki keinginan untuk
memperhatikannya, hanya menatap pada langit di depannya—pada bulan yang
berwarna putih kebiru-biruan yang melayang diantara awan hitam.
"Aku bukan bonekamu!"
Tetapi meskipun bagaimana seraknya itu, Alice masih berteriak dengan harga dirinya.
"Memang
benar, aku mungkin adalah keberadaan yang diciptakan oleh tangan
seseorang. Tapi aku memiliki kesadaranku juga! Aku ingin melindungi
dunia ini...Aku ingin melindungi semua orang yang hidup di dunia ini.
Aku ingin melindungi keluarga dan saudara perempuanku. Itulah salah satu
dan satu-satunya misi yang aku akan perjuangkan!"
Cahaya dari
teks di mata kanannya mulai meningkatkan terangnya sementara
mengeluarkan suara menusuk, metal. Bar code terukir pada bagian luar
dari matanya, juga, mulai berputar dengan cepat.
"Alice..."
Menduga bahwa fenomena itu dapat terjadi kapan saja pada saat sekarang, aku meneriakkan itu.
Tanpa mengalihkan pandangannya padaku, Alice membisikan dengan suara yang tertahan.
"Kirito...tahan aku dengan kuat."
"......Baiklah. "
Aku
tidak dapat melakukan apapun selain mengangguk. Melepaskan tanganku
dari wajah Alice, aku menggerakkan itu pada armor yang ada di bahunya.
Dengan kuat menahan tubuh knight itu yang bergemetar dengan sedikit
sentakan dibalik armor emas itu.
Alice menguraikan rambut panjang, pirangnya sekali, sebelum dengan bangga menatap pada langit dan mengambil nafas dalam.
"Pemimpin
tertinggi, Administrator...Dan kau tuhan tidak bernama!! Untuk tujuan
yang aku harus capai...Aku akan melawan kalian!!"
Sebuah pernyataan yang tidak terikat memiliki gema yang halus.
Pada saat itu menghilang, sinar dari cahaya merah tua tertinggal di mata kanan Alice.
Percikan darah hangat mengenai pipiku.
Bagian 2
Eugeo.
Eugeo..
Apa yang terjadi?
Apa kau mendapat mimpi buruk...?
Cahaya orange menyala di dalam lampu dengan suara pelan.
Berdiri
di suatu aula, Eugeo mendapati setengah dari bagian wajahnya telah
terbenam pada bantal yang ada di dipegang kedua tangannya dan mengintip
pada ruangan itu melalui pintu yang sedikit terbuka seolah-olah dia
sedang menyembunyikan tubuhnya.
Disana terdapat dua tempat tidur
kayu, yang sederhana di runagan yang pasti benar-benar tidak dapat
dikatakan luas. Di sebelah kanan sama sekali kosong, dengan seprai
tempat tidur yang baru saja dicuci dengan bersih terbentang rapi di
sana.
Dan satu, bayangan langsing berada pada tempat tidur di
sebelah kiri, melihat ke arah Eugeo dengan bagian atas tubuhnya
terangkat. Wajahnya tidak dapat terlihat dengan baik disebabkan oleh
cahaya dari lampu yang dibawa tangan kanannya. Dari pakaian mengkilap,
putih murninya, pakaian yang sedikit terbuka dengan potongan di
lehernya, memperlihatkan kulit mulusnya yang bahkan terlihat pucat.
Rambut panjangnya yang terurai di tempat tidur terlihat halus seperti
sutra.
Mulut mengkilapnya, yang baru saja terlihat dibalik cahaya orange, memperlihatkan senyuman lembut.
Itu sangat dingin di sebelah sana, bukan? Datanglah, datanglah mendekat, Eugeo.
Seprai halus yang terangkat kelihatannya dipenuhi dengan kegelapan
hangat, yang menempel di sana, membuatnya jauh lebih menyadari hawa
dingin yang membeku mengalir melalui koridor itu. Kakinya melangkah
melewati pintu masuk sebelum dia mengetahuinya dan Eugeo mengarah pada
tempat tidur dengan langkah kaki yang tidak pasti.
Lampu itu
anehnya menjadi padam saat dia mendekat, menyembunyikan wajah dari
perempuan yang berbaring di tempat tidur dengan kegelapan dingin. Tapi
pikiran Eugeo hanya dipenuhi dengan keinginan untuk mendekat menuju
kegelapan hangat itu dan menggerakkan kakinya sesuai keinginannya.
Langkah kakinya sedikit demi sedikit menjadi lebih lebar saat
pandangannya sedikit demi sedikit menjadi lebih gelap, tapi dia tidak
merasakan bahwa itu sangat aneh.
Tempat tidur yang dia baru saja
sampai benar-benar sanga tinggi dan Eugeo melemparkan ke bawah bantal
yang dia genggam, melangkah pada itu dengan usaha untuk memanjatnya.
Pada
saat itu, kain lembut yang berkibar padanya dari atas dan
menenggelamkan pandangannya di kegelapan. Seolah-olah mendorong
keinginannya, Eugeo merangkak ke dalam dan lebih dalam menuju kegelapan
itu.
Jarinya yang terulur itu telah menyentuh dengan kulit hangat dan lembut itu.
Eugeo
tanpa sadar memeluk itu dan menenggelamkan wajahnya pada itu. Kulit
halus itu dengan lembut menekannya, seolah-olah itu menyelimuti Eugeo.
Dipandu
oleh perasaan kepuasan yang memikatnya dan kerinduan yang beberapa kali
lebih berpengaruh, Eugeo dengan erat menempel pada itu. Merasakan
tangan halus yang memeluk punggungnya dan tangan lainnya mengusap
kepalanya, Eugeo bertanya dengan suara kecil.
"Ibu...? Apa itu kau, ibu?"
Jawabannya langsung datang dengan sekejap.
Ya...Aku adalah ibumu, Eugeo.
"Ibu...Ibuku..."
Menenggelamkan diri bahkan lebih dalam pada kegelapan yang hangat dan lembab, Eugeo berguman seperti itu.
Keraguan yang melayang seperti gelembung, dari ujung bagian dasar pikirannya yang paling kaku, dan muncul.
Apakah
ibuku...Pernah selangsing dan selembut ini? Kenapa kedua tangan yang
seharusnya telah bekerja di lahan pertanian hari demi hari tidak
memiliki satupun goresan padanya? Dan...Apakah ayahku yang seharusnya
telah tertidur di tempat tidur di sebelah kanan telah pergi ke suatu
tempat? Dimana saudaraku yang selalu hendak tidur di waktu aku mencoba
untuk membuat ibuku memanjakanku...?
"Apa itu benar-benar kau...Ibu?"
Ya, Eugeo. Ini adalah ibumu dan satu-satunya ibumu.
"Tapi...Dimana ayah? Dimana saudara-saudaraku?"
Hehe.
Sungguh anak yang sangat aneh.
Semua orang.
Bukankah mereka semua telah dibunuh olehmu, bukan?
Tiba-tiba, jarinya terasa sangat basah.
Eugeo membuka lebar tangan kiri dan tangan kanannya. Mengangkatnya di hadapan matanya.
Meskipun kurangnya cahaya, dia dapat dengan jelas melihat darah merah gelap yang dengan lengket menetes dari sepuluh jarinya.
"...Aaaaaaah!"
Eugeo melompat ke atas dengan teriakan itu.
Dia
teralihkan pada mengusap kedua tangan lengketnya pada bajunya. Hanya
setelah mengusapnya beberapa kali sambil berteriak, dia menyadari bahwa
sesuatu yang basah pada tangannya bukanlah darah, tapi hanya keringat.
Apakah
itu mimpi—bahkan setelah mencapai pada kesimpulan itu, dia masih
membutuhkan waktu sebelum dia berpikir untuk menahan hatinya, yang
berdetak seperti bel alarm, dan keringat dingin yang merembes keluar
dari dalam dirinya. Ingatan yang tetap ada dari mimpi buruk absurd yang
benar-benar mengerikan menempel di punggungnya dengan tidak ada
tanda-tanda menghilang.
—Ibu dan ayah...Aku bahkan tidak pernah memikirkan mereka semenjak aku meninggalkan desa.
Berguman seperti itu di dalam hati, Eugeo menutup kedua matanya dengan rapat dan menjaga nafasnya agar tetap tenang.
Ketika
dia masih anak kecil di Rulid, ibunya bekerja di lahan pertanian,
merawat domba, dan bahkan melakukan pekerjaan rumah di atas dari itu,
sangat jarang memeluk lembut pada Eugeo. Mereka selalu tidur di tempat
tidur yang berbeda bahkan sebelum dia mencapai dewasa dan Eugeo tidak
memiliki ingatan untuk tidak puas pada hal itu.
—Jadi kenapa aku melihat mimpi seperti itu setelah semua...
Eugeo
dengan kuat menggelengkan kepalanya dan menghentikan bekas pikirannya.
Mimpi berasal dari perbuatan Dewi bulan, Lunaria. Mimpi buruk ini
pastinya tidak memiliki pengaruh penting.
Setelah nafasnya
menjadi sedikit lebih tenang, keraguan pada lokasinya sekarang mengalir
keluar. Dia perlahan mengangkat kelopak matanya sementara masih
meringkuk di bawah.
Apa yang pertama kali memasuki pandangannya
adalah karpet merah tua dengan sejumlah kepadatan yang menakjubkan dan
pola rumit yang tertenun padanya. Karpet yang bahkan dia tidak dapat
memperkirakan harganya, jika membelinya dari took tekstil di distrik
kelima Centoria Utara, memanjang dan terus memanjang di pandangannya
tidak peduli bagaimana kerasnya dia mencoba untuk menemukan ujungnya.
Dia akhirnya melihat dinding dari kejauhan hanya setelah dia melihat lurus ke depan.
Bahkan
jika itu adalah dinding, itu tidak terbuat dari kayu maupun batu. Pilar
emas dengan bentuk pedang raksasa berdiri secara teratur dengan kaca
jendela dimasukkan diantaranya. Karenanya, itu sebenarnya dapat dianggap
sebagai barisan dari jendela dibandingkan dengan dinding, tapi ruangan
dimana kaca yang berharga dapat digunakan secara bebas bahkam tidak
dapat ditemukan istana dari empat raja, bukan? Tak terhitung, awan, biru
gelap oleh cahaya bulan, melayang dibalik dinding yang seluruhnya
terdiri dari kaca. Ruangan ini kelihatannya lebih tinggi dibandingkan
dengan awan.
Dia melihat bulan purnama berrwarna putih kebiruan
melayang di ujung dari langit malam ketika dia membawa pandangannya ke
atas. Sejumlah besar bintang yang menakjubkan dengan tenang berkilauan
di sekitarnya. Cahaya yang mengalir turun dari langit banyak dipenuhi
dengan bintang yang jauh terlalu terang, dia mengambil waktu sebentar
sebelum menyadari bahwa itu sudah tengah malam. Menilai dari tinggi
bulannya, itu seharusnya sudah sedikit lewat dari jam dua belas. Tanggal
yang kelihatannya telah berubah sementara dia tertidur dan itu sudah
tanggal dua puluh dari bulan kelima sekarang.
Akhirnya, Eugeo
melihat ke arah atas. Langit-langitnya yang membentuk lingkaran sempurna
jauh dari atas dan dia tidak dapat melihat tangga apapun yang menuju
lantai berikutnya. Itu hanya dapat berarti bahwa ruangan ini adalah
ruangan pemimpin tertinggi dari Katedral Pusat.
Langit-langit
yang lebar itu dengan jelas melukiskan bagian seni yang hebat. Knights
bersinar dengan cahaya, monsters yang telah terusir pergi, dan Puncak
Barisan Pegunungan yang membelah bumi...Itu kelihatannya adalah
ilustrasi cerita dari penciptaan dunia. Setiap tempat bahkan memiliki
kristal yang melekat di sana, berkilauan seperti bintang.
Tapi
untuk suatu alasan, keberadaan yang seharusnya pasti menjadi sesuatu
yang penting dari topik lukisan itu Stacia, dewi pencipta, tidak berada
di tengah sebagaimana dia seharusnya berada. Bagian itu hanya dilukis
berwarna putih murni dan apa yang kelihatannya akan menjadi kosong pada
pengatur dari seluruh lukisan itu.
Eugeo mengerutkan dahinya
untuk sebentar sebelum berbalik. Mengangkat bagian atas tubuhnya dari
posisi merangkak, punggungnya bersentuhan dengan sesuatu dan dia melihat
ke arah belakang dengan kebingungan.
"......!?"
Eugeo
kehilangan kata-kata, dengan tubuhnya masih meringkuk. Tepat di
sampingnya adalah sisi dari tempat tidur besar yang sangat menakjubkan.
Tempat
tidur itu, berbentuk lingkaran seperti ruangan ini, kelihatannya
memiliki ukuran mendekati sepuluh mel. Empat pot emas yang tersandar
pada kanopi, yang berwarna emas juga, dan tirai ungu, yang tipis
tergantung pada itu, yang tersambung satu sama lain. Seprai tempat tidur
yang putih bersih, yang menyerupai sutra dari kerajaan barat, menutupi
tempat tidur itu dan samar-samar bersinar dengan cahaya bintang yang
mengalir masuk dari jendela.
Dan—sesosok bayangan terbaring di
tengah-tengah tempat tidur. Dia tidak dapat melihat lebih dari garis
yang kabur, yang terhalangi oleh kain tipis, bening yang tergantung dari
kanopi.
Eugeo menelan nafasnya dan tubuhnya tersentak ke atas.
Dia tidak dapat mempercayai bahwa dia tidak menyadari kehadiran dari
orang lain, meskipun itu sangat dekat untuk beberapa menit. Tidak,
bahkan sebelum memikirkan itu, dia kelihatannya telah tertidur selama
satu jam, membaringkan diri pada tempat tidur ini. Cukup bagaimana itu
dapat berakhir seperti ini—
Mencapai titik itu di dalam pikirannya, Eugeo akhirnya mengingat pemandangan terakhir yang tersisa di ingatan tidak jelasnya.
—Itu benar...Aku bertarung dengan pahlawan dari cerita lama...Dengan Komandan Integrity Knight Bercouli.
—Aku
terjebak dengan Komandan Integrity Knight di dalam es yang disebabkan
oleh dari «art melepaskan ingatan» Blue Rose Sword...Lalu orang kecil
yang memakai pakaian badut yang terlalu mencolok muncul sebelum Life
kita menjadi habis...keluhatannya dipanggil Kepala Pemimpin Chudelkin,
yang mengatakan hal yang aneh. Lalu dia menginjak pada mawar es dengan
sepatunya saat dia mendekat...Dan setelah itu...
Itu
kelihatannya ingatannya telah berhenti di sana. Badut itu mungkin telah
membawa di ke sini, tapi dia tidak tahu kenapa alasannya. Dia secara
insting menyentuh sekitar pinggangnya, tapi Blue Rose Sword telah
menghilang di suatu tempat.
Menahan perasaan ketidakberdayaan
yang menyerangnya pada saat itu, Eugeo memfokuskan pandangannya pada
sesosok bayangan di tempat tidur. Apakah dia musuh, atau teman...Tidak,
ini tanpa kesalahan adalah Katedral Pusat, dan kemungkinan ini semua
adalah lantai tertinggi. Siapapun yang ada di tempat seperti ini tidak
mungkin dapat menjadi teman.
Dia menduga bahwa itu akan lebih
baik melarikan diri dari ruangan sementara merendahkan suara langkah
kakinya sekarang, tapi keinginan untuk mengetahui identitas dari sesosok
orang yang tertidur lebih kuat. Tetapi, tidak peduli bagaimana jauhnya
dia mengulurkan tangannya, dia tidak dapat melihat wajah yang
tersembunyi dibalik kain tipis yang tergantung di bagian tengah dari
tempat tidur.
Menahan nafasnya, dia perlahan menaruh lutut kanannya pada kasur.
Tenggelam
lebih dalam pada seprai sutra putih seolah-olah itu adalah salju, Eugeo
mengulurkan tangannya dengan panik. Tangan itu, juga, berakhir
tenggelam pada kain yang halus.
Mimpi buruk mengerikan dari
waktu sebelumnya dengan jelas kembali pada Eugeo saat dia merasa dirinya
tertelan oleh tempat tidur itu dan punggungnya tanpa sadar bergemetar
sebelum dia perlahan mengangkat kaki kirinya pada tempat tidur juga.
Mendapati meangkak seperti itu, dia perlahan, perlahan menuju pada
bagian tengah.
Dengan hati-hati merangkak melewati tempat tidur
yang benar-benar sangat besar itu, Eugeo tidak dapat melakukan apapun
selain membayangkan bagaiamana besarnya dari barang berkualitas tinggi
yang telah diselipkan, di bawah kain itu. Itu membutuhkan waktu setengah
tahun untuk membuat satu, tempat tidur tipis setelah perlahan
mengumpulkan bulu yang keluar dari bebek peliharaan yang dipelihara di
lahan belakang milik keluarganya di Desa Rulid, hari demi hari.
Menghentikan
gerakannya di depan kain tipis yang tergantung dari kanopi untuk
sesaat, Eugeo mengalihkan perhatiannya pada pendengarannya. Meskipun itu
sangat samar-samar, dia dapat mendengar suara nafas secara teratur. Itu
kelihatannya orang lain itu masih tetap tertidur.
Dengan takut,
dia mengulurkan tangan kanannya. Menempelkan jarinya di balik kain
tipis itu, dia perlahan, perlahan mengangkat itu ke atas.
Pada saat cahaya putih kebiruan mencapai bagian tengah dari tempat tidur itu, Eugeo membuka lebar kedua matanya.
Seorang perempuan terbaring di sana.
Memakai
pakaian tipis dengan warna ungu muda—warna yang benar-benar sama
seperti «Stacia Window»—dan dijahit dengan benang perak, dia memiliki
tangan, putih yang ramping memeluk tubuhnya. Tangan dan jarinya sangat
ramping seperti boneka, tapi dua tonjolan yang tertopang dengan kain
tipis dengan segera terangkat secara besar dan dia mengalihkan
pandangannya dengan panik. Dadanya, yang mengintip keluar dari bagian
lehernya yang terbuka tanpa penghalang, juga, bersinar putih.
Pada akhirnya, Eugeo melihat ke arah wajah perempuan yang tertidur itu.
Sensasi seperti jiwanya telah tersedot keluar darinya pada saat itu juga dan semua hal telah meninggalkan pandangannya.
Bagaimana
itu dapat sangat sempurna? Dia berpikir bahwa itu melebihi batas dari
manusia. Integrity Knight Alice, yang dia lawan di lantai kedelapan
puluh, tanpa kesalahan memiliki penampilan yang sangat bagus juga, tapi
kecantikannya masih berada di dalam batas manusia. Itu cukup normal,
Alice adalah manusia, setelah semua.
Tetapi, keberadaan yang tertidur hanya beberapa mel jauhnya adalah—
Dapatkah
pemahat terhebat di pusat bahkan dapat membawa seni seperti ini setelah
seluruh usaha selama hidupnya? Eugeo tidak dapat menemukan kata-kata
yang dapat mendeskripsikan bahkan sedikit bagian dari kecantikannya.
Bahkan jika dia mencoba untuk menyamakan mulutnya dengan bunga, maka
bunga dengan lengkungan seindah itu tidak dapat ditemukan dimanapun di
Dunia Manusia.
Kedua alisnya tersusun di atas kelopak matanya
yang tertutup dan rambut panjangnya terurai pada seprai seolah-olah itu
telah dicat dengan perak murni. Itu menyebarkan sinar dingin,
memantulkan warna biru dari kesuraman dan warna putih dari cahaya bulan.
Sebelum dia mengetahuinya, Eugeo mendapati pikirannya telah tercuri, seperti lalat yang tertarik oleh madu manis.
Hanya keinginan untuk menyentuh tangan ini, rambut ini, pipi ini yang memenuhi pikiran kosongnya.
Ketika
dia dengan perlahan mendekat dengan menggerakkan lututnya, aroma harum
yang dia tidak pernah rasakan sebelumnya perlahan melayang di udara.
Jari di tangan kanannya yang terulur akan mencapai itu sedikit lagi...mencapai kulit halus dalam waktu sedikit...
Kau tidak boleh melakukannya, Eugeo.
Lari!
Dia mendengar suara seseorang dari suatu tempat yang jauh.
Kembang
api kecil meledak di pusat pikirannya dan menyapu suatu kabut tebal
yang menyelimuti kesadarannya. Eugeo membuka matanya dan secara insting
menarik kembali tangan kanannya.
—Suara ini...Dimana aku mendengar suara itu sebelumnya...
Saat dia memikirkan itu dengan kebingungan, kemampuannya untuk berpikir perlahan kembali padanya.
—Apa...yang telah terjadi padaku...? Apa yang aku lakukan di sini...?
Dia
merendahkan pandangannya pada perempuan yang ada dihadapannya sebelum
mengkonfirmasi situasi yang dia alami sekarang dan apa yang menyerupai
rasa kantuk, yang menempel secara dalam di kepalanya merambat sekali
lagi. Mengalihkan pandangannya dengan panik, dia dengan kuat
menggelengkan kepalanya untuk melawannya.
—Pikir. Pikir.
—Aku
seharusnya mengetahui orang ini. Seseorang yang tertidur sendiri di
tempat tidur mewah dari lantai tertinggi dari Katedral Pusat. Dengan
kata lain, seseorang yang memegang kekuasaan tertinggi di Gereja
Axiom—tidak perlu dibilang bahwa dia adalah seseorang yang memimpin
semuanya di Dunia Manusia...
Dengan kata lain, pemimpin tertinggi, Administrator.
Eugeo mengulangi nama yang dia akhirnya ingat tak terhitung jumlahnya di pikirannya.
Pelaku
dibalik mengambil pergi Alice, mengambil ingatannya, dan mengubah dia
menjadi Integrity Knight. Pengguna sacred arts terhebat yang bahkan
penyihir yang memiliki kekauatan tak terukur, Cardinal, sama sekali
bukan tandingannya. Musuh terbesar Eugeo dan Kirito.
Dan Administrator itu telah tertidur di hadapan matanya.
—Dapatkah aku menang...untuk sekarang...?
Dia
menggerakkan tangan kirinya yang bergetar menuju pinggangnya tanpa
berpikir, tapi Blue Rose Sword tidak ada di sana. Entah itu dicuri oleh
Kepala Pemimpin, Chudelkin, atau mungkin masih berada di bawah es yang
menutupi semua pemandian besar itu. Bahkan jika musuhnya tertidur, tanpa
senjata, dia tidak dapat...
Tidak.
Dia masih memiliki satu. Pisau yang sangat kecil tapi lebih kuat dibandingkan dengan sacred tools dalam arti tertentu.
Eugeo
menggerakkan tangan kirinya dari pinggangnya menuju dadanya dan dengan
pelan menekan pada kain bajunya. Sensasi yang jelas dari salib keras
yang membuat itu sendiri dikenal pada telapak tangannya. Kartu truf
terakhir yang diberikan oleh Cardinal.
Jika pisau ini ditusukkan
pada tubuh Administrator, dia seharusnya terbakar hingga mati dengan
sekejap dari art menyerang yang dikirim Cardinal, melewati ruangan itu.
"......gh..."
Tapi Eugeo mengeluarkan nafas keputusasaannya sementara menggenggam pada pisau itu melalui kain itu.
Pisau
ini seharusnya hendak diguanakan pada Integrity Knight Alice. Tentu
saja, tidak untuk membakar dia sampai mati, tapi membuat dia tertidur
melalui art Cardinal dan untuk mengembalikan ingatannya, mengubah dia
menjadi Alice yang dulu. Jika itu tidak dapat dilakukan, kekalahan
Administrator akan menjadi tidak bearti bagi Eugeo. Itu mungkin untuk
mengubah Alice menjadi dirinya yang dulu tanpa menggunakan pisau itu
jika pemimpin tertinggi dikalahkan, tapi dia tidak memiliki jaminan jika
itu dapat dilakukan.
Diserang oleh keraguan karena tidak
memiliki jawaban, Eugeo mendengar suara misterius itu sekali lagi
sementara menggigit mulutnya, dan menyadari.
Eugeo...lari......
Tapi sebelum suara itu yang kelihatanya berasal dari jarak yang jauh berhasil sampai pada kesadarannya—
Alis perak dari perempuan yang tertidur itu perlahan bergetar.
Kelopak
mata putih itu, perlahan terangkat saat Eugeo melihatnya dengan tatapan
kosong dengan kekaguman. Pandangannya membeku di tempat, lupakan tangan
kirinya, yang masih memegang pisau itu. Kemampuannya untuk berpikir,
pada saat kembali, tersebar sekali lagi dan menghilang menuju ketiadaan.
Perempuan itu menutup kelopak matanya yang samar-samar terbuka
untuk sesaat, lalu perlahan mengedipkan matanya beberapa kali,
seolah-olah untuk menyuruh Eugeo berbuat sesuatu. Dan di waktu yang
ketiga kali, kelopak matanya akhirnya benar-benar terbuka.
"Ah......"
Helaan nafas itu keluar dari mulut Eugeo tanpa dia menyadarinya.
Matanya
yang terlihat sekarang berwarna perak murni, warna yang dia tidak
pernah sadari di mata manusia manupun sebelumnya. Mata yang seperti
cermin yang samar-samar berwarna dengan kemergelapan dari tujuh warna
prisma, bergetar seolah-olah seperti permukaan air. Cahaya suci yang
dapat membuat semua permata langka di dunai terlihat tidak mengkilap.
Dihadapan
Eugeo saat dia masih membeku seperti patung sementara masih berlutut di
tempat tidur, perempuan yang terbangun itu terhuyung ke atas dengan
gerakan ringan. Saat terangkat seolah-olah ditarik oleh suatu kekuatan
yang tidak terlihat dengan kedua tangannya masih berada di bawah
dadanya, rambut perak, panjangnya juga dengan lembut terurai meskipun
tidak ada angin dan teruarai rapi ke bawah punggungnya secara
keseluruhan.
Perempuan itu—atau gadis itu, yang kelihatannya
sedikit jauh lebih muda dengan matanya yang sekarang terbuka mengangkat
tangan kanannya di mulutnya seolah-olah tidak mempedulikan Eugeo dan
mengeluarkan uapan kecil.
Kakinya yang terbentang lurus bergerak
menuju ke kanan secara bersamaan. Menyeimbangan tubuh langsingnya
dengan tiba-tiba dan tangan kirinya tertahan di seprai untuk menahan
dirinya.
Gadis itu mengalihkan wajahnya ke kiri pada akhirnya,
melihat lurus ke arah Eugeo sementara mempertahankan posisi mempesona
itu.
Mata perak murninya, dibatasi oleh cahaya pelangi. Dia
sangat sulit untuk dapat memikirkan bahwa itu dimiliki manusia,
disebabkan oleh kurangnya cahaya mata di dalamnya. Itu benar-benar
cantik, tapi mencegah semua jalan masuk ke dalam hatinya saat itu
memantulkan semua cahaya seperti cermin.
Saat menatap pada
ekspresi tercengangnya yang diperlihatkan pada dua cermin kecil itu,
mulut gadis yang mengkilap, abu-abu mutiara membuat sedikit gerakan.
Suaranya, yang sangat manis seperti madu dan murni seperti kristal,
dengan sedikit rayuan, berbicara.
"Sungguh anak yang menyedihkan."
Itu membutuhkan waktu beberapa saat untuk dia mengerti apa yang telah
dikatakan. Tetapi, tanpa menyadari ketenangan di pikirannya, Eugeo
menjawab dengan kebingungan.
"Eh...? Menyedihkan...?"
"Ya. Sangat menyedihkan."
Menghancurkan hati seseorang yang mendengarnya menjadi
berkeping-keping, itu dipenuhi baik dengan kesucian tanpa cacat dan nada
dari gadis muda.
Mulut mengkilapnya, yang berwarna abu-abu mutiara memperlihatkan senyuman samar-samar saat suara manisnya mengalir keluar.
"Kau
hampir sama seperti bunga pot yang kering. Tidak peduli bagaimana
jauhnya kau menyebarkan akarmu ke dalam tanah, tidak peduli bagaimana
tingginya kau mengulurkan daunmu hingga mencapai angin, kau tidak dapat
menyentuh dengan setetes air."
"...Bunga...Pot..."
Eugeo
mengerutkan dahinya dan mencoba untuk mengerti arti dbalik kata
misterius itu. Pikirannya masih diselimuti kabut, tapi mata gadis itu
membuat rasa sakit yang menusuk dari suatu tempat di dalam hatinya.
"Kau mengerti. Tepatnya seberapa banyaknya kau haus. Seberapa banyaknya kau lapar."
"...Untuk apa...?"
Mulutnya bergerak tanpa sepengetahuannya dan bertanya dengan suara serak, yang kering.
Gadis itu menatap pada Eugeo dengan matanya yang memantulkan dan menjawab dengan senyuman yang masih ada di wajahnya.
"Cinta."
Cinta...dia bilang?
Itu seperti...mengatakan bahwa aku...tidak mengetahui apa cinta itu sebenarnya...
"Benar. Kau adalah anak menyedihkan yang tidak pernah merasakan untuk pernah dicintai seseorang."
Itu tidak mungkin benar.
Ibuku...Mencintaiku.
Kapanpun aku memiliki mimpi buruk dan tidak dapat tetidur...Dia akan
memelukku dan menyanyikan lagu pengantar tidur padaku.
"Apakah cinta itu memang benar-benar dimiliki olehmu saja? Itu tidak,
bukan? Itu sebenarnya adalah apa yang tersisa setelah saudara-saudaramu
mengambil bagian mereka, bukan...?"
Dia berbohong. Ibu...Mencintaiku, hanya aku...
"Kau menginginkan dia untuk mencintaimu saja. Tapi dia tidak bisa.
Karena itu kau membenci mereka. Seseorang yang mengambil pergi cinta
ibumu, seperti ayahmu. Dan saudaramu.
Bohong. Aku...Aku tidak membenci ayahku atau saudaraku.
"Benarkah begitu...? Setelah semua, bukankah kau telah menebas dia?"
......
Siapa...?
"Seseorang yang mencintaimu dan mencintaimu saja untuk pertama kalinya,
gadis berambut merah itu...Kau telah menebas orang yang mencoba
mengambilnya dengan kekuatan dan mencoba menodainya. Karena kau
membencinya. Karena dia telah mengambil pergi apa yang seharusnya
dimiliki olehmu saja."
Tidak...Itu bukanlah alasan kenapa aku menghunuskan pedangku pada Humbert.
"Tapi itu bukanlah obat untuk kehausanmu. Tidak ada seorangpun yang
akan mencintaimu. Semua orang telah melupakan tentangmu. Kau telah
disingkirkan, tidak lagi dibutuhkan."
Tidak...Tidak. Aku...Aku tidak pernah disingkirkan atau...
Itu benar...Dia salah. Aku memiliki Alice.
Pada saat dia mengingat kembali nama itu, kabut gelap yang menyelimutui
kesadarannya berkurang seolah-olah itu sedikit menjadi lebih jelas dan
Eugeo menutup rapat matanya. Itu tidak akan bagus untuk terseret ke
dalam aliran ini, dia harus bergerak sekarang, perasaan bahaya memenuhi
pikirannya membisikkan seperti itu.
Tetapi, sebelum dia dapat
bergerak secara nyata, suara yang memperdayanya segera masuk menuju
pikirannya dari kedua telinganya sekali lagi.
"Aku ingin tahu jika itu memang benar...? Apakah anak itu benar-benar mencintaimu dan hanya kau saja...?"
Gema itu yang menyembunyikan tawa yang samar-samar dibalik belas kasihannya.
"Kau telah melupakannya. Aku akan membuatmu mengingatnya. Ingatanmu yang sebenarnya, yang terkubur di dalam hatimu."
Pandangan Eugeo bergerak dalam sekejap.
Tempat tidur mewah yang berbulu itu menghilang dan dia terjatuh pada lubang dalam, kegelapan tanpa ujung.
Aroma dari, rumput hijau segar yang menusuk hidungnya secara tiba-tiba.
Cahaya
kehijuan yang tersaring melalui pohon berkelap-kelip di ujung
pandangannya sementara kicauan burung kecil menutupi suara langkah kaki
pada semak-semak.
Eugeo berjalan di dalam hutan ketika dia menjadi sadar terhadap situasinya.
Jarak
pandangannya sangatlah rendah dan langkahnya sangatlah pendek. Kakinya
terentang keluar dari celana pendeknya yang dibuat dari serat adalah
kaki anak kecil, langsing, dan lemah, ketika dia melihat ke arah bawah.
Tapi perasaan kegelisahannya dengan segera menghilang, kejengkelan dan
kesepian sangat besar memenuhi dadanya sebagai gantinya.
Untuk suatu alasan, dia belum melihat Alice sama sekali semenjak hari itu dimulai.
Saat
menyelesaikan pekerjaan paginya, merawat sapi dan menyiangi lahan
sayuran, Eugeo berlari secepat yang dia bisa menuju tempat berkumpul
yang biasa—di bawah pohon tua di luar desa. Tetapi, Alice tidak datang
tidak peduli berapa lama dia menunggunya. Sebagai tambahan, tidak juga
teman masa kecil lainnya, laki-laki berambut hitam itu.
Setelah
menunggu mereka berdua sampai matahari naik hingga menuju tempat
tertinggi di langit, Eugeo berjalan pelan menuju rumah Alice sementara
merasakan emosi yang tidak dapat dideskripsikan. Dia pasti telah
ditemukan setelah melakukan suatu kejahilan dan mendapati dihentikani
dari pergi bermain. Itulah apa yang dia pikirkan, tapi ibunya yang
menyambutnya mengatakan seperti ini dengan memiringkan kepalanya dalam
keadaan kebingungan.
Itu aneh, dia pergi lebih cepat di hari
ini. Kiri-bou datang untuk menjemputnya, jadi aku sangat yakin bahwa dia
seharusnya bersamu juga, Eu-bou.
Mengucapkan rasa terima
kasihnya dan meninggalkan rumah kepala desa, Eugeo merasakan
kegelisahannya berubah menjadi ketidaksabaran dan mencari di sekitar
desa. Tetapi, meskipun plaza pusat ditempati oleh anak kepala penjaga,
Jink dan anak buahnya berada, dia tidak dapat menemukan Kirito dan Alice
di semua tempat bermain lainnya dan tempat bersembunyi.
Hanya
satu temoat lainnya yang datang di pikirannya. Sepetak tanah berumput
berbentuk lingkaran sempurna yang mereka baru saja temukan di dalam
hutan timur yang anak lain tidak pernah dekati. Itu adalah tempat
rahasia untuk mereka bertiga, disebut «cincin peri» oleh orang dewasa
dan dipenuhi dengan berbagai bunga dan berries yang manis.
Eugeo
dengan susah payah berlari ke sana, tengah berada di ambang menangis.
Tubuhnya telah digerakkan oleh kesepian, keraguannya, dan satu emosi
lagi, yang dia tidak dapat menemukan nama yang cocok untuknya.
Setelah
berlari melalui jalan kecil, yang berliku-liku, dan mencapai tanah
kosong, rahasia yang dikelilingi oleh pohon tua, yang sangat tebal, yang
mempesona, cahaya emas bergerak diantara batang pohon di jalannya dan
kaki Eugeo secara tersentak berhenti.
Itu tanpa kesalahan adalah
cahaya dari rambut pirang Alice yang dikenalnya. Dia secara insting
mendiamkan nafasnya untuk suatu alasan dan menajamkan pendengarannya.
Bagian dari bisikan, dengan pelan saling bertukaran, yang sampai padanya
melalui angin.
Kenapa...Kenapa?
Dengan tidak ada apapun
selain dari kata-kata itu yang muncul berulang-ulang di pikirannya,
Eugeo berjalan mendekat menuju tanah kosong dengan langkah pelan.
Kesedihannya yang berat mengancam untuk menghancurkannya, dia
menyembunyikan dirinya dibalik batang pohon yang berlumut dan mengintip
pada tempat rahasia yang dipenuhi dengan cahaya dari Solus.
Alice
sementara duduk di bagian tengah dari bunga yang bemekaran dengan
berbagai warna dengan punggungnya menghadap padanya. Dia tidak dapat
melihat wajahnya, tapi tidak ada kesalahan bahwa dia dapat salah
mengenai rambut pirang, lurus, yang terurai, pakaian biru gelapnya, dan
apron putihnya.
Dan di sampingnya ada sebuah kepala yang ditutupi rambut hitam yang tajam. Sahabat dan satu-satunya sahabat terbaiknya, Kirito.
Tangannya yang menegpal telah dipenuhi dengan keringt basah dan dingin.
Angin yang berubah itu mengirim suara Kirito menuju telinga Eugeo saat dia masih berdiri.
"Hei...Ayo segera kembali. Seseorang akan menyadarinya."
Dan yang menjawab padanya adalah suara Alice.
"Tidak apa-apa. Cukup sedikit lagi...sedikit, okay?"
Tidak.
Aku tidak ingin mendengarnya lagi.
Tapi kaki Eugeo menolak untuk bergerak seolah-olah akar pohon telah melilit di sekitarnya.
Di pandangannya dia tidak dapat mengalihkannya, wajah Alice perlahan mendekati Kirito.
Dia mendapati bagian dari bisikan pelannya.
Mereka
bedua, saling berpelukan, di tengah bunga yang bermekaran penuh, di
bawah sinar matahari yang terang, itu terlihat sama seperti lukisan.
Tidak.
Bohong. Ini semua, bohong.
Eugeo
berteriak di dalam kegelapan. Tapi tidak peduli bagaimana dia mencoba
untuk membantah itu, keyakinannya bahwa pemandangan ini adalah sesuatu
yang ditarik keluar dari dalam ingatannya memancar dan mengalir menuju
dadanya seperti air dingin.
"Kau melihatnya...bukan?"
Sniff.
Bisikan yang nadanya tercampur dengan tawa menghapus pemandangan di hutan.
Kembali
menuju tempat tidur besar di kamar pemimpin tertinggi di lantai
tertinggi dari Katedral Pusat, cahaya emas yang terlihat pada mata Eugeo
bahkan masih tersisa dengan kelopak matanya tertutup. Bersamaan dengan
suara bisikan Alice dan Kirito, bergema di dalam telinganya.
Suara
dari alasannya, yang mengatakan bahwa dia hanya baru saja bertemu
dengan Kirito di hutan dua tahun yang lalu, jauh setelah Alice diambil
pergi menuju gereja, gagal untuk memadamkan emosi gelap yang memenuhi
hatinya. Gadis dengan rambut perak yang tepat berada di samping Eugeo
berbalik menuju padanya dengan ekspresi yang dipenuhi dengan rasa
kasihan saat dia membuka kedua matanya dan mengeluarkan nafas berat.
"Sekarang
kau mengerti, bukan...? Bahkan cinta itu tidak hanya dimiliki olehmu
saja, Tidak...Bahkan apakah ada cinta untukumu sejak awal?"
Suara
manis dengan halus menyelinap pada Eugeo, mengaduk pikirannya secara
keras setiap waktu. Tak terhitung rasa lapar dan kegelisahan dengan
jelas terangkat dari dalam dirinya. Sensasi dari retakan dengan cepat
menyebar di dalam hatinya, terkelupas dan jatuh ke bawah.
"Tapi aku berbeda, Eugeo."
Suara paling menggodanya hingga sejauh ini menembus ke dalam
telinganya, seperti aroma harum yang melayang dari bunga yang dipenuhi
dengan nektar yang sangat banyak.
"Aku akan mencintaimu. Aku memberikan semua cintaku kepadamu dan hanya untukmu."
Di pandangan Eugeo saat dia membuka matanya sedikit kabur dengan
kebingungan, adalah gadis—Administrator, pemimpin tetinggi dari Gereja
Axiom, dengan rambut perak berkilauan dan mata berkilauannya,
menunjukkan senyuman yang mempesona.
Menggerakkan kakinya yang tenggelam pada seprai lembut itu, dia meluruskan bagian atas tubuhnya.
Perlahan
menggerakkan tangannya, dia terlihat sedang bermain dengan pita yang
menjaga dadanya yang berada di dalam pakaian tidur sutra ungu mudanya.
Ujung jari lemahnya menggenggam ujung dari pita yang terbuat dari benang perak dan menarik lembut, dengan perlahan.
Dengan lebih dari setengah dari garis lehernya terlihat sekarang, kulit putih, mulusnya bergetar saat itu memancingnya.
"Sekarang, datanglah, Eugeo."
Bisikan itu terlihat seperti baik suara ibunya yang dia telah dengar di
tengah-tengah mimpi itu, dan suara Alice yang mencapai telinganya di
ilusi itu.
Dengan kesadarannya terganggu, Eugeo menatap pada
kain ungu, tipis yang tersikap ke bawah seperti kelopak bunga di sekitar
pinggangnya yang sangat langsing.
Dia benar-benar sebuah
bunga—besar, jahat yang merayu dan menangkap serangga dan burung kecil
dengan aroma menggoda dan nektar yang menetes.
Meskipun bagian
dari Eugeo masih merasakan itu, daya tarik dari bunga, yang mengalir
dari hati putih murninya secara hati-hati berada di kelopak ungunya,
terlalu kuat dan pikiran Eugeo, telah dihancurkan menjadi pecahan dari
ilusi sebelumnya, telah sepenuhnya tertarik pada cairan kental itu.
Kau tidak pernah dicintai sebelumnya, karena itu kau benar-benar dapat merasakan kepuasan dengan yang kau miliki.
Administrator telah mengatakan seperti itu. Dan Eugeo sedikit demi sedikit mulai mengetahui bagian dari fakta itu.
Eugeo
sendiri secara jujur dapat mengatakan bahwa dia mencintai orang tua,
saudara, dan teman masa kecilnya. Melihat pada ibunya menjadi sangat
senang dengan bunga yang dia petik dan melihat ayah dan saudaranya
secara antusias memakan ikan yang dia tangkap membuat dia sangat senang.
Dia bahkan akan mengumpulkan tanaman obat di hutan dan mengirimnya
kepada Jink dan kelompoknya, meskipun mereka menyebalkan seperti biasa,
jika dia mendengar bahwa mereka terkena demam.
Tapi apa yang mereka telah lakukan untukmu? Apa sebenarnya yang mereka telah lakukan untukmu sebagai balasan dari cintamu?
Benar...Dia tidak dapat memikirkan satupun tentang itu.
Dihadapan
matanya, senyuman Administrator dengan mudah terlihat sekali lagi dan
pemandangan dari masa lalunya muncul kembali di pikirannya Itu adalah
tahun ketika dia baru berumur sepuluh tahun, di musim semi...Hari dimana
dia diberikan «sacred task» bersamaan dengan kerumunan anak-anak oleh
kepala desa di plaza. Sacred task «penebang kayu Gigas Cedar», dikatakan
oleh kepala desa, Gasupht, saat dia melihat ke bawah dengan gelisah
dari panggung, sangatlah berlawan dengan dugaannya.
Tapi meski
begitu, masih ada teriakan iri di sana dan di sini diantara suatu
kerumunan anak-anak. Penebang kayu adalah sacred task yang terhormat
yang diturunkan semenjak Desa Rulid didirikan dan memikirkan itu
bukanlah pedang, dia masih akan diberikan kapak sebenarnya. Bahkan Eugeo
sendiri tidak pernah merasakan ketidakpuasan pada saat itu.
Memegang
kertas yang diikat dengan pita merah, bukti dari pengangkatanya, dengan
erat, Eugeo berlari kembali menuju rumahnya di daerah pinggir desa dan
mengatakan sacred tasknya kepada keluarganya dengan bangga.
Setelah
keheningan sesaat, reaksi pertama yang datang dari saudara termuda
diantara saudaranya. Dia dengan cepat mendecakkan lidahnya dan
mengumpatnya, mengatakan bahwa dia memikirkan bahwa hari ini akan
menjadi hari terakhirnya menangani pembersihan kotoran sapi. Suadara
tertuanya memberitahu ayahnya bahwa itu akan membuat rencana penanaman
untuk tahun depan menjadi kacau, dan ayahnya, juga, bertanya pada Eugeo
kapan pekerjaan itu akan berakhir dan apakah dia dapat membantu di lahan
pertanian pada saat itu, dengan mengerang. Seolah-olah takut pada
kejengkelan ayahnya, ibunya telah menghilang menuju dapur tanpa
mengatakan satu katapun.
Eugeo tidak pernah berhenti merasa malu
di rumahnya pada delapan tahun berikutnya. Dan meskipun begitu, gaji
Eugeo sebagai penenbang kayu telah dikontrol oleh ayahnya dan tanpa dia
sadari, jumlah domba telah bertambah, dan peralatan bertani telah
diganti dengan yang baru. Meskipun bagaimana, Jink, yang diangkat
sebagai murid penjaga, menghabiskan seluruh gajinya untuk dirinya dan
memakan roti putih yang dipenuhi dengan daging untuk makan siang, dan
menunjukkan sepatu berkilauan dan pedang yang tersimpan di sarung
berkilauan. Meskipun bagaimana, Eugeo harus berjalan dengan sepatu usang
dan karung kecil yang dipenuhi dengan tidak lebih dari yang roti keras
dipunggungnya dihadapan keberadaan Jink.
"Kau melihatnya?
Apakah ada seorangpun yang kau cintai melakukan apapun untukmu, bahkan
sekali? Sebaliknya, mereka mengambil kesenangan dari kesusahanmu dan
bahkan mengejekmu, bukan?"
Ya...Memang seperti itu.
Jink
telah mengatakan ini pada Eugeo sekitar dua tahun lalu setelah musim
panas ketika dia berumur sebelas tahun, ketika Alice diambil pergi oleh
Integrity Knight. Tidak ada satupun perempuan yang tersisa untuk
merawatmu lagi, dengan gadis dari kepala desa telah hilang sekarang, dia
bilang.
Mata Jink pada saat itu mengatakan bahwa dia pantas
menerima itu. Fakta bahwa Eugeo kehilangan hak istimewa untuk menjadi
seseorang terdekat dari gadis termanis di desa dan genius di sacred
arts, Alice, membawa kebahagiaan padanya. Pada akhirnya, tidak ada
satupun orang di Rulid mengembalikan perasaan Eugeo. Meskipun dia
memiliki hak untuk mendapat sesuatu yang sepadan dengan apa yang telah
dia berikan, itu telah diambil darinya tanpa sebab atau alasan.
"Lalu, bukankah kau dapat dengan mudah mengembalikan keputusasaan dan
kekecewaan itu pada mereka? Kau menginginkannya, bukan? Itu akan terasa
sangat bagus...Bayangkan menjadi Integrity Knight dan membuat kepulangan
yang hebat menuju rumahmu di desa menaiki naga terbang perak. Bayangkan
untuk mendapati semua orang yang memanfaatkanmu untuk merangkak di
tanah dan menekan kepala mereka dengan sepatu berkilauanmu. Dengan itu,
kau akhirnya dapat mengambil kembali semua hal yang mereka telah ambil
darimu hingga sejauh ini. Dan itu tidak semuanya..."
Gadis
cantik, berambut perak itu perlahan, dengan lembut membiarkan kedua
tangan yang menahan dadanya terlepas, seolah-olah menariknya. Dua
tonjolan itu terpantul seperti buah matang saat kehilangan
keseimbangannya.
Pemimpin tertinggi mengulurkan kedua tangannya lurus menuju Eugeo dan membisikkan sementara menunjukkan senyuman yang memikat.
"Kau
dapat menikmati untuk dicintai untuk pertama kalinya sebanyak yang kau
mau. Perasaan puas, yang sebenarnya dari kepala hingga ujung kaki. Aku
berbeda dengan seseorang yang telah mengambil sesuatu darimu tanpa
memberikan sesuatu sebagai gantinya. Jika kau dapat memberikan cintamu,
kau akan mendapat sebanyak itu sebagai gantinya. Aku akan membiarkanmu
menikmati kenikmatan yang tidak dapat terukur, melebihi apa yang mungkin
kau dapat bayangkan sekarang, jika kau dapat memberikan cintamu yang
terdalam."
Bahkan bagian terakhir dari kemampuan Eugeo untuk
berpikir hendak tertarik menuju bunga jahat itu. Tapi meski begitu,
bagian alasan yang tertinggal di dalam hatinya menaruh sedikit
perlawanan.
—Apakah sebenarnya...Cinta itu?
—Apakah itu tidak lebih dari sesuatu yang dapat ditentukan dengan nilai...Seperti uang...?
Bukan, Eugeo-senpai!
Pandangannya
berbalik menuju suara yang dia dengar dan melihat gadis berambut merah
mengenakan seragam abu-abu, dengan mati-matian mengulurkan tangannya di
kegelapan dari sisi lain.
Tapi sebelum tangan Eugeo
menggapainya, tirai tebal, yang hitam pekat telah turun pada gadis
berambut merah itu dan dia menghilang, hanya meninggalkan bayangan
kesedihan di matanya.
Dan kali ini, suara dari seseorang yang lain datang dari arah sebaliknya.
Bukan, Eugeo. Cinta sudah pasti bukanlah sesuatu yang harus dibayar kembali.
Berbalik
ke belakang, dia menemukan ruangan kecil penuh rerumputan yang
membatasi kegelapan dan gadis berambut pirang mengenakan pakaian biru
berdiri di sana. Mata biru gadis itu berkilauan dengan indah seolah-olah
itu adalah hanya dan satu-satunya jalan dari rawa tak berdasar ini dan
Eugeo mengangkat kakinya yang lelah untuk berusaha merangkan menujunya.
Tetapi,
tirai hitam telah turun dengan suara keras sekali lagi dan lapangan
berumput hijau itu terhapus. Eugeo telah kebingungan dengan kepergian
cahaya itu dan tetap meringkuk pada tempat dimana dia berada. Dia sangat
sulit untuk dapat menahan rasa haus yang membakarnya lebih lama lagi.
Saat mengingat penindasan yang tidak adil, memanfaatkan, dan mencuri,
secara terus menerus dari apa yang seharusnya telah dimiliki olehnya
dari teman masa kecilnya, kesedihan dan kekecewaannya berubah menjadi
air mata yang pekat, membakar tenggorokannya.
Pada akhirnya,
Eugeo mulai yakin untuk meyakinkan dirinya ke depan dengan kepalanya
tertunduk ke bawah. Menuju aliran nektar yang memancarkan aroma manis
yang sangat banyak.
Mendorong tubuhnya melalui seprai sutra yang
halus, ujung jarinya terulur ke depan dan bersentuhan dengan kulit
dingin yang meenyegarkan. Ketika dia membawa wajahnya ke depan, gadis
berambut perak yang penampilannya sebanding dengan dewi menunjukkan
senyuman yang sangat menawan saat dia mengambil tangan Eugeo.
Dengan
tangan kanannya menariknya maju dengan pelan, dia melemparkan diri ke
depan tanpa perlawanan. Tubuh yang tidak berpakaian itu menerima Eugeo
dan membungkusnya pada kelembutan yang memikat.
Sebuah suara berbisik di dalam telinganya dengan nafas yang merdu.
"Kau
menginginkannya, bukan, Eugeo? Untuk melupakan semua kesedihanmu, untuk
menerima semua yang aku telah tawarkan? Tapi, tidak, masih belum. Aku
telah mengatakan ini, pertama, kau akan memberikan semua cintamu.
Sekarang, ulangi kata-kata setelah aku mengucapkannya. Hanya percayai
aku dan berikan semua yang kau punya. Baiklah...Pertama, mulailah sacred
art."
Semua yang Eugeo sadari sekarang, adalah lapisan dari kelembutan beraroma harum yang menyelimuti di sekitarnya.
Dia samar-samar mendengar mulutnya sendiri bergerak, mengeluarkan suara serak.
"System...call."
"Ya...Lakukanlah...«remove core protection»."
Suara pemimpin tertinggi sedikit bergetar, membawa suatu jenis emosi untuk pertama kalinya.
Eugeo mengucapkan kalimat pertama dari art yang tidak dikenalnya dengan berguman.
"Remove..."
Mempercayakan tubuhnya pada perintah yang telah diberikan kepadanya,
keberadaannya menjadi terasa sangat ringan dan gelap. Lapar dan haus
yang telah menyiksa Eugeo untuk waktu yang lama, benar-benar lama telah
menghilang pada nektar manis. Pada waktu yang sama, emosi berharga yang
selalu dia punya di dalam hatinya telah pecah, kehilangan bentuknya, dan
menghilang.
—Apakah ini bena-benar yang terbaik...?
Pertanyaan
yang dia tanyakan pada dirinya di dalam perasaan di dadanya yang
berkurang menyalakan api kecilnya, tapi kata berikutnya keluar dari
mulutnya sebelum dia dapat menemukan jawabannya.
"Core..."
—Sebenarnya, aku tidak ingin lagi merasakan kesedihan lebih banyak lagi, penderitaan lebih banyak lagi.
Cinta
di dunia ini tidak dapat dibuat pasti. Bahkan jika...Bahkan jika Alice
mendapatkan kembali ingatannya, bagaimana jika dia tidak memiliki
pandangan pada Eugeo? Bagaimana jika Alice akhirnya dipenuhi dengan
ketakutan dan membenci Eugeo, yang melanggar Taboo Index dengan menebas
Humbert dan mengarahkan pedangnya melawan banyak knight sebagai
perlawanan terhadap Gereja Axiom...?
Jika hal itu dapat berakhir seperti itu, maka itu mungkin lebih baik untuk hanya berhenti sampai di sini saja.
Eugeo
secara samar-samar mengerti bahwa perjalanan selama dua tahun ini akan
menjadi benar-benar selesai pada saat dia mengucapkan kata ketiga.
Tetapi, dia dapat melupakan masa lalu menyedihkan, yang sangat
menyakitkan dengan melakukan itu—dia dapat menenggelamkan dirinya pada
cinta yang diberikan oleh gadis berambut perak itu, alasan itu
benar-benar membantu pilihannya juga.
"Ya...Sekarang, datanglah padaku, Eugeo, datanglah padaku."
Bisikan, yang dipenuhi dengan nada manis yang tidak dapat terbayangkan, mengalir ke dalam telinganya.
"Selamat datang, di kebahagiaan abadiku..."
Setetes air mata mengalir pada saat Eugeo mengucapkan kata terakhir itu.
Bagian 3
"Ayo...kita...mulaiiii!"
Dengan
teriakan kuat itu, aku mengangkat tubuhku untuk kesekian kalinya,
menahan kaki kananku pada ujung lantai marbel itu dan menaikinya sebelum
terjatuh ke bawah permukaan datar pada lantai halus itu.
Sendi
dan ototku, tersiksa hingga melewati batasnya, bergetar seolah-olah itu
telah terkena panas dari api. Sejumlah besar keringat mengalir ke bawah
tanpa henti dari dahi dan leherku dan aku hanya mengeluarkan nafas
berat, bahkan tidak memiliki cukup kekuatan untuk menyekanya dengan
ujung jariku. Kenyataan dari rasa kelelahan yang sangat besar ini
benar-benar cukup untuk menghilangkan kepercayaanku bahwa dasar dari
dunia ini adalah dunia virtual yang dibuat oleh STL.
Aku
akhirnya mencapai lantai kesembilan puluh lima dari Katedral Pusat
setelah kira-kira dua jam penuh dengan pernderitaan setelah menunggu
bulan telah naik dan melanjutkan memanjat dinding kita, tapi aku tidak
memiliki kekuatan untuk menatap sekitar. Melemparkan badanku, aku
menutup mataku dan menunggu Lifeku untuk pulih bahkan untuk jumlah yang
sangat sedikit.
Tujuannya, yaitu lantai kesembilan puluh lima,
hanya sekitar tujuh lantai dari teralis yang terpasang dengan «minions»,
tapi alasan untuk menghabiskan waktu sebanyak itu dan usaha untuk
memperpendek jarak adalah knight emas yang terikat di punggungku dengan
rantai emas tipis ini.
Beberapa jam yang lalu, Integrity Knight
Alice Synthesis Thirty berhasil untuk melewati sesuatu yang kelihatannya
terpasang pada semua orang di Underworld, «segel di mata kanan»— system
alert misterius, dengan kehendaknya sendiri, tapi harga yang dia bayar
memang berat.
Mata kanannya, menahan sesuatu yang menyerupai
penahan, menyembur keluar tanpa jejak dan rasa sakit dari keterkejutan
itu membuat Alice tidak sadar.
Aku sama sekali tidak yakin jika
itu disebabkan oleh jiwa mereka yang disimpan di media penyimpanan
artificial, light cube, tapi penduduk Underworld relatif mudah terkena
guncangan psychological. Ketika menderita karena kesihan yang besar,
rasa takut, atau mungkin kemarahan dan sesuatu seperti itu—emosi itu
yang jarang disebabkan oleh kurangnya kejahatan di dunia ini, tetapi—itu
berakhir kehilangan perasaan dari alasan mereka untuk periode waktu
yang lama, kelihatannya untuk melindungi fluct lights mereka dari fatal
error. Seperti apa yang telah terjadi pada Selka, saudara perempuan
Alice, ketika dia ditangkap oleh kelompok goblin di gua utara di Puncak
Barisan Pegunungan dua tahun lalu.
Aku menduga bahwa Alice,
juga, hanya kehilangan kesadaran untuk meredakan keterkejutan dari
menghancurkan segel dan pada akhirnya akan terbangun. Dia seharusnya
telah mati di tempat seperti head elite swordsman-in-training, Raios
Antinous, jika fluct lightnya telah mengalami fatal error.
Jika
memikirkan tentang itu, itu benar-benar sangat mengejutkan bahwa Eugeo,
yang telah mengalami fenomena yang sama seperti Alice di kamar Raios dua
hari yang lalu, mampu untuk menarik pedangnya tanpa kehilangan
kesadarannya. Seperti yang diduga, dia tidak berada dalam kondisi
pikiran yang bagus setelah kita telah dimasukkan menuju ruang disiplin,
tapi dia masih dapat memberikan jawaban yang jelas ketika berbicara.
Aku
masih belum membentuk ide dasar dari alasan dibalik dari sifat mudah
terluka mereka dan kepatuhan mutlak mereka terhadap peraturan, tapi
setidaknya, itu mungkin tidak mustahil bagi penduduk Underworld untuk
melebihi itu. Eugeo dan Alice adalah bukti nyata. Penduduk dari
Underworld adalah kecerdasan yang dibuat oleh manusia—AI, tapi kekuatan
jiwa mereka sama sekali tidak berbeda dengan manusia di dunia nyata...
Memikirkan
tentang hal seperti itu, aku menunggu Alice untuk pulih di teralis yang
penuh dengan minions, tapi knight terhormat itu tidak terbangun bahkan
setelah satu jam berlalu. Aku telah menghentikan pendarahan dari mata
kanannya dengan sacred arts, tapi aku kekurangan baik sumber energi
tempat dan kemampuan sebagai pengguna art untuk menyembuhkannya secara
penuh. Bulan telah naik saat aku dalam keadaan bersiap dan sumber energi
tempat mulai untuk pulih kembali, tapi itu digunakan untuk menciptakan
piton yang dibutuhkan untuk memanjat. Aku merobek kerah dari bajuku dan
membuat perban darurat, membalutkan itu di sekitar wajah Alice dengan
hati-hati, sebelum meyakinkan pikiranku untuk memanjat menara dengan
Integrity Knight yang pingsan di punggungku.
Saat melepaskan
rantai yang menghubungkan tubuh kita berdua dan membawa tubuh langsing
Alice, tapi benar-benar berat, aku betul-betul serius memikirkan tentang
meninggalkan armor emas dan Fragrant Olive Sword yang mengambil
sebagian besar beratnya. Tapi melihat Alice bertekad untuk bertarung di
pihak kita, itu akan menjadi tidak berarti untuk melepaskan
peralatannya.
Menyerahkan diriku pada nasibku sekali lagi, aku
menatap dengan kuat kepada knight yang aku bawa ke tempat ini dan mulai
memanjat dinding curam itu menuju tujuanku, bagaian atas dari katedral
telah tenggelam di dalam langit malam. Ketika aku melihat teralis baru
pada di akhir dua jam yang mnenyiksa, kekuatan yang keluar dari kelegaan
yang aku rasakan bahkan membuatku menjatuhkan piton. Aku hanya dapat
berdoa tidak ada seorangpun yang berdiri di tanah tepat lurus ke bawah
dari tempat itu terjatuh.
Bagaimanapun juga, aku berpikir dapat
dimaafkan untuk berbaring untuk beristirahat setelah memanjat lebih dari
sembilan puluh meter dinding lurus, yang vertikal ini untuk mencapai
tujuan, lantai kesembilan puluh lima ini. Itu tidak berarti aku dapat
bergerak untuk tiga puluh menit lainnya bahkan jika aku tidak
menginginkannya.
Aku mengumpulkan ketetapan hatiku untuk
melakukan itu dan memfokuskan semuanya untuk mengistirahatkan seluruh
tubuhku, tenggelam pada kebahagiaan, tapi penghalang itu segera terlihat
dari belakangku, itu adalah suara yang lembut.
"U...uhm..."
Nafas dari knight itu menggelitik leherku saat dia hendak terbangun.
"...Dimana...aku...bagaimana..."
Perkataan
itu keluar dari Alice sebelum dia mencoba untuk bangun, tapi rantai itu
dengan segera menegang dan beban yang beberapa saat meninggalkan
punggungku kembali.
"Rantai ini...Kirito...Jangan bilang padaku kalau kau membawaku...hingga sejauh ini...?"
Itu benar, jadi sedikit lebih berterima kasih tentang itu. Aku berguman seperti itu pada diriku beberapa saat yang lalu.
"Menjaulah dariku, kau basah dengan keringat! Itu meresap ke dalam pakaianku! Cepat, menjauhlah dariku!"
Dan
pada saat mengirimkan pukulan pada bagian belakang kepalaku bersamaan
dengan teriakan itu, dahiku menghantam pada lantai marbel dengan semua
kekuatannya pada itu.
"Kau mengerikan...Ini sudah terlalu banyak..."
Setelah
melepaskan rantai itu dengan cepat dan menurunkan beban yang ada pada
punggungku, aku bersandar pada pilar lingakaran di dekatku saat aku
menghela nafas.
Tetapi, untuk knight terhormat itu, dia tidak
menyadari kerja kerasku dan membersihkan rok putihnya dengan cemberut.
Pada saat aku berpikir dia telah selesai, kerutannya masih ada di
alisnya saat dia mencubit kerah baju yang selalu menempel dengan leherku
sementara aku membawanya. Aku tidak dapat melakukan apapun selain
memberikan sedikit kemarahan setidaknya, setelah melihat perbuatan
seperti itu.
"Jika itu mengganggumu sebanyak itu, kenapa kau
tidak pergi menuju pemandia atau sesuatu seperti itu, oh knight yang
terhormat?"
Itu dimaksud sebagai pukulan kepada kecemberutan
Alice, tapi saat penerima itu mulai memiringkan kepalanya untuk
mempertimbangkannya secara sungguh-sungguh, aku melanjutkan dengan
kebingungan.
"Tidak, itu hanya bercanda! Bahkan lebih baik untuk tidak bercanda untuk kembali ke bawah menuju lantai di bagian tengah."
"Tidak,
tidak perlu untuk pergi sejauh itu, hanya lima lantai ke bawah...Pada
lantai kesembilan puluh, ada pemandian besar yang digunakan untuk
Integrity Knight."
"Apa..."
Aku adalah seseorang yang
bergemetar untuk kali ini juga. Itu akan menjadi kebohongan jika aku
mengatakan bahwa aku tidak ingin membersihkan pakaian dan tubuhku, yang
dipenuhi dengan debu dan keringat disebabkan oleh pertarungan hebat,
secara beruntun setelah melarikan diri dari penjara bawah tanah,
bersamaan dengan memanjat dinding yang tidak terduga.
Itu tidak
harus pemandian, bahkan sebuah kolam berisi air berada di tempat dekat
sudah cukup—Aku memikirkan itu sementara memeriksa keadaan sekitar kita
sekali lagi.
Lantai kesembilan puluh lima dari katedral,
«Morning Star Lookout», yang kelihatannya telah dibangun sebagai aula
besar untuk melihat pemandangan seperti yang dikatakan namanya.
Sekelilingnya dengan lantai persegi yang sempurna dengan tidak ada
dinding—Itulah alasan kenapa kita memasang tempat ini sebagai tujuan
kita, setelah semua—dan tiang melingkar yang menahan langit-langit
dengan jarak kita-kira tiga meter hanya dengan itu saja. Aku tidak dapat
melakukan apapun selain dari mengangguk dengan setuju pada keputusan
Administrator untuk menaruh minions pada dinding sedikit ke bawah dengan
sedikit kesempatan dari penyusup, setelah melihat bagaimana terbukanya
ini setelah dibangun.
Bagian terluar dari lingkaran, dimana
Alice dan aku berada, adalah teralis yang mengelilingi lantai dengan
tangga pendek yang terbentang ke dalam dari berbagai posisi. Beberapa
patung marbel dan semak yang kehijauan ditempatkan di dalam interior
yang sedikit lebih tinggi, bersamaan dengan meja dan kursi dengan desain
yang hebat. Menduduki kursi itu di siang hari, dibandingkan dengan di
tengah malam seperti sekarang, kelihatannya akan memperlihatkan
pemandangan burung yang indah dari Underworld, yang terbentang tanpa
batas.
Tangga besar yang mengarah ke atas dan ke bawah
kelihatannya telah dibangun di sisi utara. Terlambat seperti biasa,
tidak ada tanda-tanda dari seorangpun selain kita di lantai ini
sekarang.
Lalu, sekarang, apakah Eugeo telah melewati lantai kesembilan puluh lima ini?
Lebih
dari tujuh jam telah berlalu semenjak kita telah terpisah di lantai
kedelapan puluh. Memikirkan itu secara rasional, Eugeo seharusnya telah
mencapai tempat ini lebih cepat dibandingkan dengan kita yang melalui
usaha yang hebat untuk memanjat dinding terluar itu.
Tapi
masalahnya adalah akan menjadi musuh hebat yang berdiri di perjalanan
Eugeo, yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan minion yang kita telah
lawan—Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One itu sendiri.
Pahlawan dari legenda, yang seharusnya lebih kuat dibandingkan dengan
baik Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio yang bertarung keras
denganku hingga hingga hampir berakhir seri dan Alice yang melawanku
dengan tanpa kesulitan.
Tentu saja, Eugeo sama sekali tidak
lemah. Dia bahkan mungkin telah melewatiku dalam kemampuan skill pedang.
Tetapi, tehnik saja tidak akan dapat mengalahkan rangking teratas dari
Integrity Knight yang yang berhasil dikatakan melebihi manusia biasa.
Itu membuat menyerang saat musuh tidak sadar dan menggunakan seluruh
situasi yang dibutuhkan, atau strategi yang dapat disebut «apapun
boleh». Apakah Eugeo yang rajin itu benar-benar dapat melakukan itu...?
Setelah melihat keadaan sekitar juga, Alice memanggilku pada saat aku khawatir.
"Tentu
saja, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pemandian,
tapi...Patnermu yang dipanggil Eugeo belum sampai hingga setinggi ini,
bukan?"
"Eh? Kenapa?"
"Setelah semua, lantai kesembilan
puluh lima ini adalah satu dan satu-satunya tempat dimana kita dapat
kembali menuju katedral setelah mendapati terlempar keluar. Itu
seharusnya sudah sangat jelas dari pandangan pertama...Dengan kata lain,
jika dia telah mencapai tempat ini sebelum kita, dia seharusnya
menunggumu di sini."
"...Aku mengerti, itu memang benar..."
Aku
mengangguk dengan tanganku menyilang. Sekarang dia telah mengatakan hal
itu, jika Eugeo telah melewati lantai ini sebelum kita, dia
kelihatannya telah ditangkap—atau diubah menjadi mayat. Meskipun itu
berlawanan dengan dugaanku, aku lebih mempercayai bahwa Eugeo bukanlah
seseorang yang dapat ditangkap atau dibunuh semudah itu.
"Di samping itu, jika Eugeo..."
Alice
berguman dengan ekspresi termenung, dengan namanya yang terucap oleh
lidahnya dengan benar-benar normal, meskipun orang yang dipertanyakan
itu mungkin tidak menyadari itu pada dirinya.
"...Telah memanjat
tangga besar yang melewati Cloudtop Garden, dia kelihatanya akan
berhadapan musuh terkuat sebelum dia mencapai ke sini, Morning Star
Lookout. Dia akan bertemu dengan oji-sama...Komandan Integrity Knight
Bercouli, yang terhormat."
Kesampingkan bagaimana dia
memanggilnya oji-sama untuk sekarang, aku memutuskan untuk menanyakan
sesuatu yang mendapatkan perhatianku. "Jadi apakah dia benar-benar kuat?
Komandan Integrity Knight, yang terhormat."
Wajah Alice dengan cepat berubah menjadi senyuman dengan perban darurat yang masih melilit padanya saat dia mengangguk.
"Aku,
juga, tidak pernah mendapat kemenangan saat bertarung melawannya.
Karena itu, baik kau, yang kalah melawanku, dan Eugeo, yang memiliki
kemampuan sebanyak yang kau miliki, tidak mungkin memiliki harapan untuk
mengalahkannya."
"...Memang, itu cukup beralasan. Tapi untuk apakah aku dapat kalah atau tidak jika pertarungan kita dilanjutkan..."
Menghiraukan keluhan marahku, knight emas itu berbicara.
"Memang
benar, kemampuan oji-sama dengan pedang melebihi kelas atas, tapi
armament full control artnya yang bahkan dapat dikatakan tehnik pada
level dewa. Sacred instrument yang dia miliki «Time Piercing Sword»,
memiliki kemampuan untuk menebas melalui waktu seperti yang dikatakan
namanya. Untuk lebih lengkapnya, itu mungkin tebasan oji-sama tertinggal
di udara selama periode waktu tertentu...Apa kau mengerti maksud dari
itu? Bahkan jika seseorang menghindari tebasan itu satu demi satu, itu
hanya akan membutuhkan waktu sebentar untuk terkurung di dalam kurungan
dari tebasan yang tidak terlihat itu. Tangan mereka akan tertebas jika
menyentuhnya, bahkan mungkin leher mereka jika mereka kurang beruntung,
dan itu dikatakan, mereka akan menemui akhir hidup mereka jika mereka
hanya terus diam. Semua yang melawan oji-sama mendapati terkena satu
tebasan fatal pada akhirnya, seperti suatu boneka kayu."
"...Tebasan tertinggal..."
Itu
sangat sulit membayangkan kenyataan hanya melalui kata-kata itu saja,
tapi aku rasa pada dasarnya itu berarti tebasannya memiliki durasi waktu
mereka memanjang hingga ke masa depan. Jika memang begitu, itu
benar-benar kemampuan mengerikan. Itu dengan mudah menghapuskan dasar
dari skill pedang tebasan beruntun Aincrad, yang tidak mempedulikan
kekuatan dibalik setiap tebasan agar dapat memperpanjang baik dalam hal
jarak dan waktu, yang Eugeo dan aku dapat unggulkan.
Sebenarnya
bagaimana Eugeo dapat melawan musuh seperti itu dengan baik? Meskipun
aku yakin bahwa dia tidak mungkin mati, firasat tidak menyenangkan
merayap kembali di punggungku.
Aku rasa itu akan lebih baik
untuk menuju ke bawah untuk mencari patnerku. Tapi bagaimana jika kasus
terburuk telah terjadi dan dia telah tertangkap dan dibawa menuju lantai
atas...menuju lantai tertinggi dari katedral, dimana Administrator
tinggal? Bagaimana jika pemimpin tertinggi, yang mengenal baik dengan
setiap perintah, telah melakukan suatu jenis art berbahaya pada saat
ini...?
Menaruh kekuatanku pada kedua kakiku yang akhirnya
mengibaskan sedikit rasa kelelahannya, aku terhuyung pada saat aku
berdiri, Menatap pada tangga besar di sisi utara dari lantai itu, aku
menggigit mulutku.
Pemikiran bahwa ini adalah waktu yang tepat
untuk menggunakan sacred arts untuk mencari posisi Eugeo yang sekarang
datang padaku, tapi seperti peraturan umum, sacred arts tidak dapat
ditargetkan pada «manusia yang tidak berada di area ini». Pertarungan
Administrator dan Cardinal seharusnya akan selesai waktu yang lalu jika
itu memungkinkan. Menargetkan pada objek daripada manusia masih mungkin,
tapi... Aku akhirnya menyadari keberadaan dari solusi mudah pada saat
sampai ke titik di pikiranku dan berguman.
"Aku mengerti...Itu benar."
Aku
mengangguk tanpa mempedulikan pada Alice yang berbalik padaku dengan
ekspresi curiga, aku mengangkat tangan kananku dan berteriak dengan
suara yang tertahan.
"System call!"
Sumber energi tempat
yang terhisap oleh memanjat dinding kelihatannya telah pulih saat
jariku yang terulur bersinar ungu dengan samar-samar. Menahan dorongan
untuk berlari, aku dengan hati-hati mengucapkan perintah yang panjang
itu.
"Generate umbra element. Adhere possession. Object ID, WLSS703. Discharge."
Itu
semua yang teringat pada ingatanku. Meskipun itu tidak lebih dari
dugaan, rangkaian «WLSS», bagian setengah yang pertama adalah ID yang
merupakan singkatan dari «Double-edged, Long Sword, Single-hand»
sementara nomor bagian setengah yang kedua adalah nomor serial dari
pedang di kategori itu. ID pedang hitamku adalah «WLSS102382», jadi itu
mungkin berarti hanya ada beberapa ratus pedang panjang satu tangan yang
ada ketika Blue Rose Sword diciptakan dan jumlah itu telah melebihi
hingga seratus dua ribu hanya dalam waktu ratusan tahun...
Bahkan
saat aku memikirkan hal seperti itu, cahaya umbra element yang terpisah
dari ujung jariku saat itu dengan tenang melayang ke bawah dan menyebar
terpisah, menghilang dengan suara tajam pada saat itu menyentuh lantai
pada jarak yang pendek.
"...Ke tangga bawah, huh."
"Kelihatannya seperti itu."
Aku bertukar percakapan pendek dengan Alice yang sekarang memiliki ekspresi mengerti padanya.
Aku
menggenggam dan membuka tangan kananku yang di bawah beberapa kali, itu
kelihatannya Lifeku, yang berkurang dari rasa kelelahan, telah pulih
kembali, tapi luka yang diderita Alice seharusnya lebih dalam
dibandingkan dengan diriku. Mengambil pandangan lain pada knight itu,
aku sesaat bertanya.
"Bagaimana dengan mata kananmu, apakah ada kesempatan untuk itu dapat disembuhkan...?"
Alice
perlahan menekan pada mata kanannya, yang ditutupi oleh perban yang
awalnya adalah kerah bajuku, dengan ujung jarinya dan menjawab dengan
sebuah pertanyaan.
"Kau adalah seseorang...yang memasang ini?"
"Yeah...Aku berhasil membuat darahnya berhenti entah bagaimana, itulah batas dari sacred artsku. Tapi kau mungkin..."
"Ya, tentu saja, kemampuan penggunaan artmu tidak mungkin dapat dibandingkan dengan diriku, tapi..."
Menyuarakan
perkataan kasarnya seperti biasa tanpa keraguan seperti biasa, dia
mengalihkan mata kiri satu-satunya pada langit dan menatap pada bulan
purnama putih kebiruan.
"Jumlah sacred power di udara yang
sekarang sama sekali tidak cukup untuk menciptakan sejumlah luminous
elements yang dibutuhkan untuk meregenerasi mata kananku yang hilang
sama sekali. Itu kelihatannya mustahil sampai Solus terbit."
"Lalu,
jika kau dapat mengubah suatu jenis be-tidak, itemmu yang memiliki
prioritas tinggi menjadi sacred power...Seperti armor itu, mungkin..."
"Art
untuk mengembalikan peralatan menjadi sacred power itu sendiri, juga,
membutuhkan sacred power yang berhumlah tidak sedikit. Apa kau belum
mempelajari itu di akademi?"
Alice memperlihatkan wajah yang sedikit kesal sebelum menegarkan ekspresinya dan berbicara.
"Ini
masih sakit dan jarak pandang bagian kananku menghilang, tapi tidak ada
apapun yang berperan sebagai halangan di pertarungan. Aku tidak apa-apa
bertahan dalam kondisi untuk sementara waktu."
"T-Tapi..."
"—Dan
aku berharap untuk menahan sensasi ini sedikit lebih lama. Rasa sakit
ini, adalah bukti dari tekadku untuk bertarung dengan Gereja Axiom yang
telah aku percayai selama bertahun-tahun..."
Aku tidak dapat
melakukan apapun selain mengangguk dengan yang dia katakan. Knight Alice
kelihatannya akan memotong jalan yang terbuka untuk mendapatkan nasib
yang dipilih oleh tangannya di pertarungan yang akan terjadi mulai dari
sekarang.
"...Baiklah. Aku akan menyembuhkan mata sebelah kananmu jika kita harus bertarung."
Menjawab seperti itu, aku mengalihkan pandanganku menuju tangga besar itu.
"Sebenarnya,
maaf untuk merepotkanmu, tapi mari kita pergi. Eugeo kelihatannya
beberapa lantai ke bawah menilai dari umbra element sebelumnya."
Untuk
lebih akuratnya, aku mencari posisi sekarang dari Blue Rose Sword,
dibandingkan dengan posisi Eugeo tapi dia tidak akan melepaskan pedang
kesayangannya dari genggamannya sampai sesuatu yang besar telah terjadi.
Pada saat mendengar perkataanku, Alice, juga, melihat ke arah tangga
dan mengangguk.
"Izinkan aku untuk memandu jalan, aku sangat
mengenal dengan jalannya...Meskipun aku rasa kita hanya menuju ke bawah
melalui tangga."
Tanpa memberikanku kesempatan untuk menambah
kata setelah pernyataannya, dia mulai berjalan dengan sepatunya membuat
suara langkah. Aku dengan cepat mengikutinya di belakang.
Tidak
ada yang lebih dingin dibandingkan dengan aliran udara yang bertiup dari
tangga besar yang menuju ke bawah di ujung utara dari lantai itu,
keberadaan manusia sama sekali kurang dibalik kegelapan ini. Tanda
kehidupan dari penghuni Katedral Pusat sudah samar-samar hingga tanpa
batas bahkan di lantai bawah, tapi tempat ini yang di dekat puncak penuh
dengan kesuraman yang kira-kira dapat dianggap sebagai reruntuhan yang
indah. Seseorang mungkin sulit mempercayai bahwa ini adalah organisasi
terpenting yang memerintah pada seluruh Dunia Manusia.
Jika aku
mengingatnya dengan baik, bagian atas dari Gereja Axiom seharusnya
memiliki sekelompok orang yang disebut tetua, selain dari Integrity
Knight, tapi aku memikirkan kenapa kita tidak dapat menangkap kehadiran
salah seorang dari mereka bahkan setelah sampai setinggi ini.
Memposisikan
diriku pada sebelah kanan Alice setelah dia mulai menuruni tangga
terlebih dahulu, aku perlahan mengatakan perasaan khawatirku. Knight itu
dengan cepat mengerutkan dahinya ketika aku mengatakan itu dan menjawab
dengan bisikan juga.
"Untuk lebih jujurnya...Bahkan kita
Integrity Knight, hanya diberikan gambaran penuh dibalik para tetua itu.
Kita pernah mendengar ada departemen yang bernama Ruangan Para Tetua
pada lantai di atas, dari lantai kesembilan puluh enam, tapi kita
Integrity Knight dilarang untuk memasukinya dan..."
"Huh...—Sejak awal, apa pekerjaan yang para tetua lakukan?"
"......Taboo Index."
Suara Alice menjadi semakin serius.
"Menkonfirmasi
dan memeriksa penduduk Dunia Manusia berdasarkan pada Taboo
Index...itulah pekerjaan tetua. Dan Integrity Knight dikirim untuk
menangani situasi apakah seseorang yang melanggar taboo muncul. Perintah
untukku agar pergi menuju Akademi Master Pedang di Centoria Utara untuk
menahan Eugeo dan kau, juga berasal dari tetua."
"...Aku
mengerti...Jadi, dengan kata lain, Ruangan Para Tetua mengerjakan
pekerjaan pemimpin tertinggi di tempatnya, huh? Tapi itu benar-benar
sangat mengagumkan bahwa Administrator yang waspada itu memberikan
kekuasaan setinggi itu pada mereka. Atau mungkin tetua memiliki ingatan
mereka tersegel seperti Integrity Knight juga..."
Alice merengut sementara menggelengkan kepalanya pada perkataanku.
"Tolong
jangan katakan apapun mengenai ingatan. Aku merasa itu akan menjadi
masalah jika mata kiriku mulai sakit untuk pada saat ini juga."
"M-Maaf.
Tapi aku pikir itu akan baik-baik saja sekarang...Tidak ada papun yang
terjadi pada Eugeo setelah dia menembus segel itu pada waktu yang
dulu..."
"...Aku harap begitu juga."
Aku melihat ke arah
Alice yang dengan lembut mengelus pada penutup mata yang berada di mata
kanannya sementara mengingat apa yang telah terjadi di teralis di luar.
Meskipun bergemetar dari waktu ke waktu sebelum dia membulatkan
tekdanya untuk menentang gereja dan bertarung melawan pemimpin
tertinggi, «piety module» yang seharusnya dimasukkan ke dalam fluct
lightnya melalui prosesnya tidak berubah menjadi tidak stabil
sedikitpun. Aku telah menduga bahwa «bagian ingatan» yang diambil dari
Alice oleh Administrator adalah saudara perempuannya, Selka, atau teman
masa kecilnya, Eugeo, tapi tidak seperti Eldrie, prisma ungu itu tidak
menunjukkan tanda-tanda meninggalkan dahinya, baik ketika dia bertemu
dengan Eugeo di Akademi Master Pedang dan ketika dia mendengar nama
Selka.
Jika memang begitu, apa sebenarnya isi dari ingatan yang diambil dari Alice dan dimiliki oleh Administrator?
Tidak
ada gunanya untuk terganggu dengan hal itu sekarang. Setelah semua,
jika kita membuat Cardinal untuk melakukan sesuatu yang disebut «reverse
synthesis», Alice akan mendapatkan ingatannya yang sebelumnya dan
kepribadian Integrity Knight yang berjalan di sampingku tepat sekarang
akan menghilang...
Kakiku bergerak secara otomatis saat aku
menjadi lebih menyadari detakan pelan di dadaku. Langkah kaki kita
bergema di sepanjang tangga besar itu, yang sunyi seperti kuburan, di
tengah malam.
Setelah melewati bagian dasar tangga yang
tertutupi dengan karpet merah untuk kelima kalinya, tangga menuju ke
bawah terputus dan pintu besar telah mengambil tempatnya. Kita
menghiraukan lantai dari lantai kesembilan puluh empat hingga lantai
kesembilan puluh satu, tapi tidak ada satupun jejak pertarungan yang
tertinggal di lantai dan dinding hingga sejauh ini.
Aku memperlihatkan ekspresi yang menanyakan, "Di sini?" pada Alice yang menghentikan langkahnya.
"Ya...Lantai
kesembilan puluh dari pemandian besar hanya berada di depan. Oji-sama
pasti tidak akan memilih tempat seperti itu untuk menahannya...atau
seperti itu yang kupikirkan, tapi orang itu hanya..."
Menelan
sisa dari perkataannya, Alice mengangkat tangan kanannya dan menaruh itu
diantara kedua pintu. Lapisan marbel tebal itu dengan mudah bergerak
tanpa membuat suara apapun.
Kabut putih ternagkat keluar secara keseluruhan dari dalam dengan sekejap dan aku secara insiting memalingkan wajahku.
"Woah...ini
benar-benar uap yang sangat hebat. Cukup bagaimana besarnya pemandian
ini, aku bahkan benar-benar tidak dapat melihat apapun yang ada di
depanku."
Tentu saja itu tidak sepenuhnya benar, tapi itu akan
lebih baik untuk melepaskan pakainku yang basah karena keringat dan
melompat menuju air hangat...dengan pemikiran seperti itu di pikiranku,
aku mengambil langakh maju. Lalu, aku akhirnya menyadari kabut putih
yang menempel di seluruh tubuhku bukanlah sesuatu seperti uap yang
terangkat dari air panas, tapi hawa dingin yang disebabkan oleh suhu
yang sangat rendah.
Itu kelihatannya ini berada diluar dugaan
Alice juga, melihat saat dia mengeluarkan bersin kecil—sementara aku
mengeluarkan rengutan yang besar. Aku sangat meragukan bahwa itu telah
terdorong selain oleh nafasku, tapi kabut putih itu dengan halus
terpisah ke kiri dan ke kanan. Pemandangan indah, yang sekarang terlihat
dari pemandian besar itu mengejutkanku saat masih berdiri.
Itu
pasti telah menggunakan seluruh lantai katedral, dengan dinding di sisi
lain yang sangat jauh terlihat putih dan tidak jelas.
Pemandian
itu hampir mengambil hampir seluruh area lantai dan telah dibagi oleh
jalan yang terbentang lurus dari dimana Alice dan aku berdiri, tapi
setiap pemandian itu adalah kolam dengan ukuran lima puluh meter, atau
seperti itu yang terlihat olehku.
Tetapi, apa yang benar-benar
menakutkan adalah bagaiamana di sisi kiri, yang seharusnya telah terisi
dengan air panas, sekarang membeku dengan es putih murni.
Bahkan
air panas yang mengalir dari keran yang terpasang pada bagian ujung
dari pemandian itu, yang menyerupai kepala hewan, telah berubah menjadi
es yang melengkung, pertanda bahwa itu membeku dengan sekejap. Ini
adalah, tentu saja, bukanlah fenomena alami dan seharusnya diketahui
sebagai hasil yang disebabkan oleh sacred art berskala besar.
Tetapi,
itu bukanlah tugas yang mudah untuk membekukan air panas sebanyak ini
dengan sekejap. Jika art membekukan yang biasa melalui cryogenic
elements telah digunakan, itu akan membutuhkan sepuluh pengguna art
berangking tinggi setidaknya, bukan?
Aku bergerak menuju ke kiri
dan menuruni tangga yang berperan sebagai ujung dari pemandian itu,
lalu menaruh kakiku pada permukaan es yang keras dan putih. Es itu
bahkan tidak menjadi retak dengan seluruh tubuhku berdiri pada itu
sementara pedang hitamku masih ada padaku. Kedalamannya pasti telah
membeku hingga sampai pada dasarnya.
"...Sebenarnya siapa dan bagaimana..."
Aku
berguman, keheranan, saat aku mendorong diriku pada kabut yang masih
tersisa, kakiku mengambil beberapa langkah ke depan sebelum itu
menginjak sesuatu yang keras. Terdengar suara sekilas dari itu sebelum
menjadi hancur dengan sekejap. Mengerutkan dahiku dan melihat ke arah
bawah, aku melihat sesuatu yang kelihatannya potongan lingkaran yang
banyak dan tersebar di permukaan es. Mengulurkan tanganku, aku memecakan
salah satu dari itu dan membawa itu dihadapan wajahku.
Itu—memiliki beberapa kelopak, biru transparan yang bermekaran, mawar yang terbuat dari es.
"......!!"
Aku
mendapati pemandangan ini beberapa kali sebelumnya. Ketika aku
bertarung dengan Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio Synthesis Two
di lantai kelima puluh dari katedral, «Grand Cloister of Spiritual
Light»—atau ketika aku bertarung dengan Integrity Knight Alice Synthesis
Thirty di lantai kedelapan puluh, «Cloudtop Garden». Armament full
control art Eugeo, yang digunakan untuk menghentikan gerakan mereka,
membuat bunga es seperti ini.
Dengan kata lain, apa yang membekukan pada seluruh pemandian besar ini bukanlah sacred art, tapi...
"......Eugeo..."
Sebuah
bunyi terdengar saat Alice datang menuju ke sampingku saat aku
berguman. Dia berguman dengan suara serak dengan mata kirinya terbuka
lebar karena keterkejutan.
"Ya ampun...Eugeo adalah seseorang yang melakukan ini...?"
"Yeah,
tidak ada kesalahan tentang itu. Ini adalah armament full control art
Blue Rose Sword. ...Sejujurnya, aku tidak pernah membayangkan bahwa itu
dapat menjadi sekuat ini..."
Eugeo mengatakan bahwa armament
full control artnya digunakan untuk menahan gerakan, tapi ini tidak
dapat terbayangkan. Seseorang akan mendapati Lifenya terhisap dalam
sekejap hanya dengan terperangkap di dalam es neraka ini.
Dia
mungkin benar-benar telah mengalahkan knight legenda, Bercouli...Aku
berpikir sementara dengan gelisah memeriksa sekitar. Umbra element untuk
mencari Blue Rose Sword telah menunjukkan suatu tempat di sekitar sini,
jadi Eugeo seharusnya berada di dekat pedangnya juga.
Lalu pada saat itu terjadi, Alice mengeluarkan suara pelan "Ah" di sampingku.
"......!"
Aku
menarik nafas dalam pada saat berikutnya. Sekitar dua puluh meter
jauhnya, mengkuti pandangan knight itu, sosok besar terlihat. Itu tanpa
kesalahan adalah bentuk dari garis kepala dan pudak manusia. Seseorang
telah terkubur di dalam es.
Setelah bertukar pandangan dengan
Alice, kita berdua melangkah pada mawar es yang berada di kaki kita saat
kita mulai berlari. Tapi aku dengan segera menyadari sosok yang
terkubur di dalam es bukanlah Eugeo. Baik lebar bahunya dan ketebalan
lehernya beberapa kali lebih tegap dibandingkan dengan Eugeo.
Aku
mengurangi kecepatanku dari kekecewaan dan kewaspadaan, tapi di sisi
lain, Alice meneriakkan teriakan keras dan bahkan berlari lebih cepat.
"Oji-sama...!"
Dia berlari menuju sosok yang membeku itu tanpa menahan dirinya.
—Itu adalah Komandan Integrity Knight Bercouli? Lalu dimanakah Eugeo berada...!?
Aku
mempercepat kecepatanku sekali lagi bahkan dengan kegelisahanku. Pada
saat aku sampai di sana beberapa detik kemudian. Alce telah berlutut di
hadapan orang besar yang setengah badannya telah terkubur di dalam es,
kedua tangannya digenggam erat dengan bersama-sama saat dia mengeluarkan
terikannya.
"Oji-sama...! Komandan Integrity Knight, yang terhormat! Apa yang telah terjadi padamu...!?"
Bukankah
Alice seharusnya telah mengetahui kemampuan Blue Rose Sword setelah
menerima armament full control art Eugeo secara langsung di lantai
kedelapan puluh? Keraguanku segera terjawab pada saat itu juga.
Orang
besar yang tenggelam hingga bagian dadanya di dalam es tebal itu tidak
hanya membeku. Bahunya, menonjol dengan otot, lehernya, tebal seperti
kayu, dan raut wajah maskulinnya dengan ujung dari pedang perangnya
semua berwarna abu-abu yang kelam.
"...Ini...Bukanlah armament full control art Eugeo..."
Masih berlutut di bawah, Alice perlahan mengangguk ketika aku berguman dengan kebingungan.
"...Aku
sangat yakin pada itu juga. Aku telah mendengar tentang ini dari
oji-sama beberapa waktu yang lalu. Bahwa Kepala Pemimpin diberikan
kemampuan untuk mengubah setiap dan semua manusia menjadi batu...dan itu
bahkan termasuk Integrity Knight. Aku yakin art itu bernama...«Deep
Freeze», jika aku mengingatnya dengan benar."
"Deep...Freeze.
Tapi kenapa...Bukankah dia seharusnya sumber terpenting dari kekuatan
tempur untuk menahan kita sebagai penyusup tepat sekarang?"
"...Oji-sama
kelihatannya samar-samar menahan ketidakpercayaan terhadap perintah
yang diturunkan oleh Ruangan Para Tetua...Tetapi, dia mempercayai
kedamaian tanpa peraturan Gereja Axiom sangatlah mustahil seperti aku
pernah mempercayainya dan melanjutkan bertarung melalui hari yang tidak
pernah pernah berakhir. Tidak peduli kemampuan yang Kepala Pemimpin
miliki, perlakuan...ini benar-benar tidak beralasan, apapun keadaan yang
mungkin telah terjadi!!"
Air mata mengalir sangat banyak dari
mata kiri Alice menetes pada lututnya saat dia menangis dengan kepalanya
tertunduk ke bawah. Bahkan tanpa berusaha mengusap air mata di pipinya.
Alice mengulurkan kedua tangannya dan memeluk pada Bercouli yang
membatu. Air mata yang terjatuh melalui udara mendarat pada pipi
Komandan Integrity Knight itu dan tersebar seperti patikel cahaya. Dan
itu adalah ketika itu terjadi.
Bishii! Suara yang menusuk telingaku.
Alice
berdiri dengan kakinya dan menatap pada leher Bercouli. Seolah-olah uap
panas yang kecil dari air mata Alice telah melarutkan pada pembatuan
itu, retakan tipis terbentuk padanya. Retakan itu dengan sekejap
bertambah dan beberapa pecahan terhambur keluar.
Patung batu
berwarna pucat itu retak dengan sendirinya dan lehernya perlahan,
tertarik hingga berbalik pada Alice dan aku melihat dengan kekaguman.
Tak
lama kemudian, sosok batu dengan kepalanya akhirnya berbalik ke atas,
mulai membuat retakan di dekat mulutnya untuk kali ini juga. Bagian yang
pecah itu pasti adalah daging dan darah dari beberapa jam yang lalu
yang terus terjatuh tanpa henti.
Menilai dari namanya, deep
freeze, itu mungkin kelihatannya perintah yang benar-benar membekukan
tidak hanya tubuh fisik dari penduduk Underworld, tapi pikiran mereka
juga. Itu sangat berbeda dengan dari ditempelkan dengan selotip di dunia
nyata. Itu akan menolak semua gerakan yang dapat dilakukan seperti yang
diperintahkan oleh tuhan mutlak mereka, sistem. Dan orang ini
menghancurkan itu dengan kekuatan dari tekadnya.
"Oji-sama...Hentikan, hentikan itu! Tubuhmu akan hancur, oji-sama!!"
Alice
berteriak dengan suara terkejut dengan air mata. Tetapi, Komandan
Integrity Knight Bercouli tanpa henti berjuang melawan tuhan dan kelopak
matanya akhirnya terangkat saat suara keras yang sangat keras yang
pecah terdengar. Matanya berwarna abu-abu pucat seperti kulitnya, tapi
matanya bergetar seperti permukaan air dan perlahan mendapatkan warna
pucat, dari biru keabu-abuan. Aku dengan jelas dapat merasakan kekuatan
tekad datang dari kedua mata orang itu.
Mulutnya membentuk
senyum lebar saat pecahan itu tanpa henti tersebar dairinya dan suara
sangat serak—tapi kuat mengalir keluar darinya.
"...Hei, nona kecil! Kau tidak boleh menangis sekeras itu...Itu akan merusak kecantikanmu."
"Oji-sama...!!"
"Hentikan mengkhawatirkanku...Itu tidak seperti aku akan meninggal dunia dari satu art seperti ini, bukan? Daripada itu..."
Bercouli
menghentikan perkataannya untuk sesaat dan menatap wajah Alice yang
menangis tepat dihadapannya, bersamaan dengan perban darurat yang
menutupi mata kanannya, sebelum menunjukkan senyuman tidak jelas dengan
apa yang kelihatannya seperti kasih saying seorang ayah.
"Jadi
seperti itu...Nona kecil, kau akhirnya...melewati penghalang itu,
huh...Segel yang aku...habiskan tiga ratus tahun tanpa
mematahkannya...Di mata kanan..."
"O-Ojisama......Aku...Aku..."
"Jangan membuat...wajah seperti itu...Aku...senang...Sekarang...tidak ada hal...yang dapat aku ajarkan padamu, nona kecil..."
"Itu tidak...Itu tidak benar!! Masih ada banyak, masih ada banyak hal lain yang inginkan agar kau mengajariku, Oji-sama...!!"
Tidak
membuat usaha untuk menahan tangisan kekanak-kanakannya, Alice memeluk
leher Komandan Integrity Knight itu dengan kedua tangannya sekali lagi.
Senyuman lembut masih tersisa di wajahnya, Bercouli membisikkan sesuatu
pada telinga Alice.
"Kau pasti dapat melakukannya, nona
kecil...Kesalahan Gereja Axiom...Ubahlah dan bimbinglah...Dunia yang
telah salah ini menuju bagaimana...Itu seharusnya......"
Aku
menyadari suara itu perlahan mulai menghilang. Kekuatan tekad yang
mengagumkan yang dibawa oleh fluct light Komandan Integrity Knight telah
mencapai batasnya.
Mata Bercouli, kehilangan cahayanya dan
kembali menjadi abu-abu batu, tiba-tiba melihat lurus ke arahku. Dari
mulutnya yang tidak bergerak, suara serius, yang serak keluar.
"Hei, kriminal...Aku meninggalkan nona Alice...di...tanganmu."
"...Baiklah."
Aku
mengangguk dengan seperti itu dan pahlawan dari legenda tua mengangguk
kembali saat retakan baru terbentuk di lehernya. Apa yang kelihatannya
akan menjadi kata-kata terakhirnya mencapai telingaku, di udara, dingin
yang putih.
"Patnermu...telah...daimbil pergi oleh...Kepala
Pemimpin, Chudelkin...Mungkin...menuju ruangan pemimpin
tertinggi...Cepatlah...Sebelum anak itu menjadi salah...oleh ingatan
palsunya..."
Komandan Integrity Knight Bercouli berubah menjadi patung batu yang diam sekali lagi dengan sekejap ketika suaranya terpotong.
Dengan
kabut putih, tebal yang menutupi hingga ke dadanya, tak terhitung
retakan terukir dari leher hingga matanya yang kelihatan menekankan
keberaniannya, yang cocok dengan pahlawan dari legenda.
"......Oji-sama..."
Suara
memilukan yang dipaksakan keluar oleh Alice sementara memeluk bahu
Komandan Integrity Knight itu mencapai telingaku saat aku berpikir keras
pada arti dibalik dari kata-kata terakhirnya.
Seseorang
yang dikenal sebagai Kepala Pemimpin Chudelkin tealh melakukan perintah
«Deep Freeze» pada Komandan Integrity Knight Bercouli dan membawa pergi
Eugeo dari tempat ini. Itu seharusnya adalah fakta. Melihat keadaan
sekitar, aku menyadari lubang persegi yang ada di es yang kelihatannya
seolah-olah itu telah ter[otong oleh kekuatan yang aku lihat, di bawah
dari dasar pemandian itu, dengan jarak pendek dari Bercouli yang
membatu.
Eugeo pasti telah mengaktifkan art mawar esnya dengan
tekad untuk membawa itu menjadi pertarungan akhir. Dan Kepala Pemimpin
yang menerobos masuk telah mengeluarkan Eugeo dengan memotong es, lalu
mengambil dia dan pergi menuju ruangan Administrator. Tetapi, kata-kata
yang ditinggalkan oleh Komandan Integrity Knight mengangguku, tentang
suatu ingatan palsu. Aku bukanlah seseorang yang mempercayai bahwa Eugeo
akan menyerah pada menghilangkan ingatan dengan mudah dengan apa yang
aku ketahui darinya, tapi aku bahkan mulai tidak dapat membayangkan
bagaimana tipu daya yang Administrator dapat lakukan, dengan
kemampuannya untuk mengubah fluct lights secara langsung.
Menatap
pada lubang itu pada saat aku memikirkannya, aku menyadari sesuatu yang
berkilauan saat itu menangkap cahaya di dalam dengan halus dari luar.
Melangkah menuju lubang itu, aku menatap keras padanya dan melihat satu
pedang panjang yang tertusuk pada dasar pemandian itu.
Aku tidak
mungkin dapat salah pada bentuk indahnya bahkan melalui beberapa
sentimeter dari es itu. Itu adalah pedang kesayangan Eugeo, Blue Rose
Sword.
Kegelisahanku menjadi lebih meningkat pada saat melihat
sacred instrument yang benar-benar dapat dikatakan bagian dari Eugeo
sendiri yang tertinggal di dalam dasar es itu. Aku mengambil pandangan
pada Alice yang masih memeluk Bercouli, lalu menarik pedang hitamku dari
pinggang kiriku dan perlahan menusukkan ujungnya lurus ke bawah, tepat
di atas Blue Rose Sword yang terkubur di dalam es. Aku menaruh kekuatan
pada gagang yang aku genggam dengan genggaman di bawah tanganku dengan
sekejap.
Pikii! Suara keras terdengar saat es itu dihancurkan
secara vertical ke bawah, terjatuh ke lubang dari sisinya. Menekukkan
lututku di es, aku mentupi sebagian besar dari gagang Blue Rose Sword
yang terlihat dengan tangan kiriku dan perlahan menarik itu meskipun
membutuhkan ketahanan terhadap hawa dingin tanpa belas kasihan, dari
suatu suhu negatif Celcius, yang menusuk pada kulitku. Pedang itu
menaruh sedikit perlawanan, tapi dengan segera tertarik keluar tanpa
adanya suara saat bagian es yang kecil tersebar darinya.
Ketika
aku berdiri dengan pedang hitam di tangan kiriku dan Blue Rose Sword di
tangan kiriku, berbagai sendiku berderit sebagai protes pada bebannya.
Itu adalah hal yang normal, memegang dua sacred instruments dengan
prioritas tinggi, tapi aku tidak dapat menyerah saja di sini. Setelah
semua, valet trainees kita, Ronie dan Tizei, dengan tangan mereka yang
berdarah telah membawa pedang ini pada kita sementara kita hendak
diambil pergi menuju katedral.
Aku adalah seseorang yang bertugas untuk mengantar Blue Rose Sword pada Eugeo untuk kali ini.
Mengambil
pandangan sekali lagi di sekitarku, aku melihat sarung kulit putih yang
kukenal tertinggal di permukaan es. Menaruh kembali pedang hitamku di
pinggang kiriku, aku mengambil sarung pedang kulit yang tergeletak dan
menyarungkan Blue Rose Sword pada itu. Setelah berpikir sebentar, aku
mengantung pedang kedua di samping kanan sabukku, entah bagaimana
mendapat keseimbangan untuk bergerak di sekitar sini.
Aku
mengambil nafas dalam saat aku berbalik kembali dan mengetahui Alice
berdiri di hadapanku, kelihatannya telah sampai di sana tanpa kusdari.
Dia mengusap air mata dari mata kirinya dengan lengan bajunya dan
berbicara dengan nada yang sedikit berterus terang, mungkin untuk
menyembunyikan perasaan malunya.
"...Seseorang yang dapat
memegang kedua pedang secara bersamaan adalah seseorang dari bangsawan
kelas atas yang hanya mampu untuk memperlihatkannya...Tapi itu sangat
cocok untukmu, itu sangat aneh."
"Hm? Oh benarkah...?"
Aku
tidak dapat melakukan apapun selain memperlihatkan senyum masam. Memang
benar, aku hidup sebagai solo player yang bertarung dengan dua pedang
yang dimiliki olehku pada saat hari-hariku di SAO, tapi mungkin
disebabkan oleh waktu yang lama sementara menyembunyikan skillku,
mendapati seseorang melihatku dengan dual blades membawa perasaan
kegelisahan.
Tidak—itu mungkin bukan semuanya, aku mungkin
menahan suatu ketakutan pada keberadaan lain yang hebat dari diriku,
Kirito yang menyelesaikan game kematian SAO dengan dual blades, di suatu
tempat di dalam hatiku...Atau mungkin ketidaksukaan. Tidak peduli
bagaimana seseorang akan mencoba untuk meyakinkanku, aku akan senang
hati menyerah mengambil peran itu untuk kedua kalinya.
"...Bahkan jika seperti itu, mengayun dua pedang di saat yang bersamaan benar-benar mustahil."
Alice secara jujur mengangguk dengan setuju ketika aku mengatakan itu sementara mengangkat bahuku.
"Mengayun
dua pedang akan membuatmu tidak dapat menggunakan secret skill yang
penting, setelah semua. Bahkan jika kita menghiraukan fakta itu, sudah
jelas tidak ada keuntungan untuk memakai dua pedang. Jika memang
begitu...Jika pedang itu telah tertinggal, aku rasa Eugeo pasti telah
diambil pergi menuju pemimpin tertinggi yang suci...Itu akan lebih baik
untuk agar segera bergegas, perbuatan orang itu melebihi apa yang
manusia dapat pikirkan..."
"...Pernahkah kau berbicara dengannya sebelumnya? Pernahkah kau berbicara dengan Administrator?"
"Hanya sekali."
Ekspresi wajah Alice menjadi kaku saat dia mengangguk pada pertanyaanku.
"Itu
akan menjadi enam tahun yang lalu semenjak sekarang...tapi ketika aku
terbangun dengan semua ingatan masa laluku menghilang dan sebagai murid
Integrity Knight, aku bertemu dengan pemimpin tertinggi yang suci,
«seseorang yang memanggilku» dan juru bicara dari tuhan di Dunia
Manusia. Dia adalah seseorang yang langsing dan cantik yang kelihatannya
tidak penah memegang sesuatu yang cukup berat, lupakan pedang...Tapi
matanya..."
Dia melanjutkan berguman sementara memeluk dirinya dengan kedua tangannya.
"Mata
perak itu terlihat seperti cermin, memantulkan semua cahaya...Ya, aku
mengerti sekarang. Aku pasti telah terserang dengan ketakutan. Apa yang
mendorongku untuk tidak pernah melawannya, untuk mempercayai semua
perkataannya, dan untuk memberikan semua dari diriku padanya karena
perasaan takut yang sangat besar...Aku menyakini itu sekarang."
"Alice..."
Merasakan sedikit kekhawatiran, aku menatap pada wajah knight yang tertunduk itu.
Tetapi,
seolah-olah dia telah membaca pikiranku, Alice mengambil nafas dalam,
lalu mengangkat garis pandangannya dan mengangguk.
"Aku
baik-baik saja. Aku telah memutuskan. Untuk melakukan apa yang aku
percayai benar, untuk saudara perempuanku yang tinggal di jauh di
utara...keluarga yang belum pernah kutemui, dan juga rakyat biasa
—Oji-sama mengetahui segel yang terpasang di mata kanan kita. Dengan
kata lain, seseorang yang mengatur Integrity Knight, Bercouli Synthesis
One, benar-benar tidak sepenuhnya mempercayai peraturan Gereja Axiom
adalah baik Datang ke bawah menuju lantai ini sama sekali tidak membantu
apapun mengenai tentang menyelamatkan patnermu, tapi aku sangat senang
dapat bertemu dengan oji-sama...Aku tidak akan membiarkan hatiku bimbang
lagi."
Alice merendahkan pinggangnya dan dengan lembut mengelus
pipi Bercouli yang membatu. Tapi itu hanya untuk beberapa saat dan dia
segera berbalik, dengan kuat melangkahkan kaki pada es saat dia mulai
berjalan kembali menuju tempat dimana kita datang sebelumnya.
"Sekarang,
kita harus cepat. Kepala Pemimpin mungkin berdiri di hadapan kita
sebelum kita dapat berhadapan dengan pemimpin tertinggi yang suci."
"H...Hei, apa itu tidak apa-apa meninggalkan Komandan Integrity Knight seperti itu?"
Aku
bertanya setelah mengejar hingga ke sampingnya dengan sedikit berlari
dan Integrity Knight Alice berbicara seperti itu dengan cahaya kuat di
mata kirinya.
"Itu akan menjadi terselesaikan jika kita
mengalahkan Kepala Pemimpin, Chudelkin, dan membuat dia melepaskan
art...Atau mungkin jika kita menebas dia hingga mati."
Pemikiran
bahwa aku tidak ingin membuat knight ini kembali menjadi musuh
terlintas di pikiranku pada saat aku berjalan, menahan beban dari dua
pedang.
Alice dan aku berhenti pada saat kembali menuju lantai
kesembilan puluh lima, «Morning Star Lookout», setelah berlari melalui
sebanyak lima tangga lainnya, meskipun melawan gravitasi untuk waktu
yang sekarang.
Tidak sepertiku, yang menghela nafas berat
disebabkan oleh Blue Rose Sword yang tergantung di sebelah kanan
pinggangku, Integrity Knight yang hebat itu memiliki ekspresi tenang
yang tidak berubah meskipun bagaimana itu seharusnya tidak memiliki
perbedaan yang cukup besar diantara beban dari peralatan kita. Aku
benar-benar dapat merasakan hawa dingin dari kulit putih saljunya dan
mata birunya, yang dipenuhi dengan ketetapan hati, saat dia melihat ke
atas menuju tangga yang melanjutkan menuju lantai berikutnya.
"...Dengarkan
aku sementara kau mengatur nafasmu. Tetua seharusnya tidak memiliki
perbedaan yang besar dengan penduduk biasa dalam hal pertarungan jarak
dekat dengan senjata, tapi kemampuan penggunaan sacred arts bahkan
melebihi kita, Integrity Knight. Bahkan jika udara hanya memiliki sacred
power seperti sekarang, mereka kelihatannya akan menggunakan kristal
katalis yang dikumpulkan dari taman bunga dan melancarkan serangan tanpa
henti dari art berjarak panjang kepada kita."
"Untuk musuh yang
seperti itu...membawa itu menjadi pertarungan jarak dekat, dengan
serangan kejutan, akan menjadi hal yang norm...huh." Alice menggangguk
singkat padaku ketika aku memotong perkataannya sementara menghirup dan
menghela nafas.
"Ini bukanlah waktunya untuk mengkhawatirkan
tentang bagaimana kita bertarung. Itu akan lebih baik jika berhasil
untuk mendekat tanpa mereka sadari, tapi tidak ada jaminan bahwa kita
dapat berhasil. Jika kita gagal dengan serangan kejutan kita, aku akan
membuatmu menyerang sementara aku menahan sacred arts mereka dengan full
control art pedangku."
"...Jadi aku adalah seseorang yang menyerang, huh..."
Dengan
aku yang menunjukkan ekspresi depresi pada kemungkinan dari pertarungan
melawan musuh bertipe sihir yang tidak kusukai, alis kiri Alice
tersentak dan dia mengeluarkan ejekan biasa yang dia miliki.
"Aku
tidak apa-apa jika kita bertukar peran. Tapi jika memang begitu, aku
akan memintamu untuk bertahan terhadap sacred arts itu."
"Yeah, aku mengerti, aku akan melakukannya."
Memang
benar, pedang hitamku sekarang sementara memulihkan Lifenya dan aku
bahkan tidak yakin itu dapat menggunakan full control artnya. Jika
mungkin, aku sejujurnya akan lebih menyukai untuk mempertahankan itu
sampai pertarungan melawan pemimpin tertinggi. Bahkan sejak awal, skill
spesialku, menciptakan tombak besar, umbra element yang berasal dari
Gigas Cedar, bertipe kurang dalam fungsi seperti «badai bunga» dari
pedang yang dimiliki Alice, bahkan jika itu mungkin memiliki kekuatan
penghancur untuk mengubah situasi di sekitarnya. Alice berbicara dengan
sungguh-sungguh saat aku hanya mengangguk.
"Aku mungkin
mengirimkan art penyembuh dari belakang jika aku mendapat suasana
hatiku. Mengamuklah seperti yang kau suka, tapi biarkan Kepala Pemimpin,
Chudelkin, hidup. Jika dia seperti yang aku ingat. Dia seharusnya orang
kecil yang memakai pakaian badut dengan warna biru dan merah terang."
"...Pakaian itu...telah membuang semua rasa martabat pada semua orang."
"Itu
mungkin seperti itu, tapi jangan meremehkannya. Selain dari art «Deep
Freeze» yang mengerikan, dia seharusnya memiliki banyak art cepat dan
kuat di bawah pengendaliannya...Dia memiliki kemampuan art paling hebat
di gereja, di belakang pemimpin tertinggi, setelah semua."
"Yeah,
aku tahu. Seseorang yang terlihat seperti seorang yang lemah pada
pandangan pertama selalu berubah menjadi yang paling bermasalah dalam
quest."
Alice menjadi terdiam untuk beberapa saat untuk membuat
ekspresi waspada pada perkataanku sebelum dia mengalihkan pandangan
lurusnya menuju tangga ke atas dan mengatakan "Baiklah, kalau begitu"
dengan kekuatan.
"—Mari kita pergi."
Apa yang menunggu
kita, pada saat berlari ke atas menuju lantai berikutnya melalui tangga
besar, menghentikan langkah kaki kita secepat seperti kita dapat
berlari, yang benar-benar sangat sempit, dengan jalan masuk yang muram
dan pintu hitam yang menutupi sisanya.
Luas dari jalan masuk
yang diterangi oleh lampu hijau yang menakutkan sekitar satu setengah
meter paling banyak. Cukup sempit sehingga dapat membuat dua orang harus
berhati-hati ketika melewati satu sama lain. Satu pintu di kejauhan,
juga, sangatlah kecil. Alice dan aku masih mampu untuk melewatinya tanpa
mengenai kepala kita pada itu, tapi laki-laki berbadan tegap seperti
Komandan Integrity Knight Bercouli harus sedikit menunduk, bukan?
Pemadangan
ini hanya terasa tidak benar. Normalnya, benteng dari musuh
terkuat—singkatnya the «last dungeon», akan menjadi lebih mewah dan
mencolok pada susunan ruangan dan perabotan jika lebih jauh kita
menjelahinya, bukan? Lantai ini benar-benar sederhana dengan dekorasinya
dan penggunaan area lantainya dari «Morning Star Lookout» yang hanya
satu lantai ke bawah.
"...Ini adalah «Ruangan Para Tetua» yang kau katakan sebelumnya...bukan?"
"Aku mempercayai seperti itu, tapi... —Kita akan mengetahui setelah memasukinya."
Dia melangkahkan kaki menuju koridor, rambut pirangnya terurai, seolah-olah untuk menarik keraguannya.
Mulai
mendapati untuk memikirkan bahwa mungkin ada jebakan yang terpasang di
ruangan sempit ini, aku secara insting mencoba menariknya kembali, tapi
dengan segera memikirkannya kembali dan berlari mengejarnya. Itu tidak
mungkin dapat memiliki jebakan yang terpasang untuk mengantisipasi
penyusup di dalam area sejauh ini dari Gereja Axiom. Bahkan jika ada
yang seperti itu, itu mungkin akan diperlihatkan dengan mencolok seperti
minion yang terbaris di dinding luar.
Jalan sempit yang kira-kira dua puluh meter membiarkan penyusup lewat tanpa insiden dan kita mencapai pintu kecil itu.
Saling
bertukar pandangan, kita bedua mengangguk sebelum aku, yang berperan
menyerang, mengulurkan tangan dan memegang gagang pintu itu, yang
berukuran kecil juga, dengan tangan kananku. Pintu itu terbuka, gagang
itu terputar jauh terlalu mudah dengan suara klik dan itu dengan mudah
terbuka ketika ditarik.
Aku dengan jelas dapat merasakan suatu
jenis kehadiran dari hawa dingin bertiup dari interior yang suram
itu—untuk menggunakan persamaannya, itu terasa seperti kesedihan yang
aku rasakan kapanpun aku membuka pintu ruangan bos di labirin Aincrad,
mendorong rasa merinding di punggungku.
Itu dapat dikatakan, aku
tidak dapat mengatakan secara benar pada Alice untuk bertukar peran
saat aku berada di barisan depan sekarang. Dengan menarik pintu itu
hingga terbuka, aku sedikit berhenti saat aku melihat ke dalam.
Jalan
sempit yang sedikit berlanjut dan melebar hingga ke ruangan gelap, yang
hampir tidak diterangi. Cahaya ungu yang samar-samar kelihatannya
berkedip, tapi aku tidak dapat melihat darimana itu berasal.
Itu
terjadi pada saat aku dengan perlahan melewati pintu itu apa yang
terdengar seperti perkataan kutukan mencapai telingaku. Menghentikan
langkahku, aku menajamkan pendengaranku. Itu bukanlah suara dari satu
orang. Ada beberapa—bahkan mungkin beberapa puluh orang berguman satu
sama lain. Alice membisikkan "Itu adalah sacred arts", dari belakang dan
aku menjawab dengan setuju, menahan nafasku.
Aku menguatkan
diriku, menduga berbagai serangan diarahkan pada kita, tapi kelihatannya
itu bukan seperti itu. Kata, «generate», yang penting untuk kalimat art
penyerangan, sama sekali tidak ada di bagian dari perintah yang dapat
aku dengar.
Aku memiringkan kepalaku, memikirkan bagaimana jenis dari art itu, dan Alice mendesakku dengan bisikan.
"Mari
kita menyerbu. Jika tetua melakukan suatu art hebat yang tidak
berhubungan dengan kita, itu akan menjadi keuntungan kita. Kita bahkan
mungkin untuk dapat berada di dalam jarak pertarungan pedang jika kita
menyelinap di antara suara mereka di kegelapan ini."
"...Yeah, itu benar. Seperti yang kita telah rencakan, aku akan maju pertama kali. Aku meninggalkan bagian belakang padamu."
Membisikkan
kembali, aku menarik pedang hitamku dari pinggang kiriku. Aku berpikir
bahwa Blue Rose Sword di pinggang kananku mungkin menjadi beban di
pertarungan, tapi itu tidak cukup untuk membuatku meninggalkannya di
tempat ini. Mengkonfirmasi Alice telah menarik Fragrant Olive Swordnya,
aku melangkah ke depan sekali lagi.
Saat mendekati menuju
ruangan gelap, aku menyadari suatu bau tidak sedap tercampur pada udara
dingin. Itu tidak seperti bau tidak sedap dari darah atau hewan, itu
lebih seperti makanan busuk. Mengalihkan pikiranku dari itu, aku
menyandarkan punggungku pada dinding dari pintu masuk sementara
mengintip pada ruangan gelap yang diketahui sebagai «Ruangan Para
Tetua».
Itu sangat luas—atau daripada itu, itu sangat tinggi.
Lantainya
berbentuk lingkaran dengan diameter kira-kira dua puluh meter. Dinding
berliku itu terbentang tinggi, mungkin sebanding dengan tiga lantai dari
katedral, langit-langitnya telah tenggelam pada kegelapan. Dalam hal
strukturnya, itu memiliki sedikit kemiripan dengan Ruangan Perpustakaan
Besar dimana Cardinal tinggal.
Tidak ada satupun jenis lampu,
satu-satunya sumber cahaya adalah beberapa lampu ungu, yang samar-samar,
berkedip di sekitar dinding. Selain dari itu, ada objek lingkaran yang
tersusun secara keseluruhan dengan celah pendek yang sama, tapi aku
tidak dapat mengenalinya. Cahaya baru menjadi hidup dibandingkan dengan
mendekati kita. Sebuah bidang persegi panjang bersinar dengan warna ungu
pucat—«Stacia Window». Dan lingkaran yang berada di tempat jauh itu
adalah......
Kepala manusia.
Jadi itu berarti setiap dari benda lingkaran yang berbaris di aula silinder ini—
"...Ke-Kepala yang terpenggal...?"
Suara
serak keluar dariku dan Alice, yang ada di belakangku, mengeluarkan
bisikan dengan volume paling rendah yang dia bisa dari samping kiriku.
"Tidak, mereka kelihatannya tersambung dengan tubuh, tapi...Mereka kelihatannya tertanam dari dinding..."
Aku
dengan susah payah memfokuskan pandanganku pada perkataannya. Memang
benar, leher dan bahu mereka dibawah kepala lingkaran itu, tapi itu
semua yang dapat aku lihat. Setelah semua, tubuh mereka dengan rapi
tertarik di kotak persegi yang tertempel pada dinding.
Menilai
dari ukuran kotak yang sederhana itu, anggota badan mereka pasti telah
terlipat sejauh yang mereka bisa untuk menekuk di dalam. Aku sangat
sulit untuk dapat memikirkan situasi itu sangat nyaman, tapi manusia di
kotak itu kelihatannya sepenuhnya tidak menyadari situasi mereka berada.
Setelah semua, wajah mereka yang terdorong keluar dari kotak itu
benar-benar tidak memiliki suatu jenis emosi.
Mereka tidak
memiliki rambut, tidak hanya di kepala mereka, wajah mereka, bahkan
tidak memiliki alis, dua bola mata yang seperti kaca yang di dalam wajah
pucat mereka menatap pada Stacia Window yang melayang tepat di hadapan
mereka dengan kebingungan. Window yang menampilkan kalimat yang mengalir
dari teks setiap menit dan di setiap jeda, manusia di kotak mengatakan
itu keluar secara membosankan dari mulut tidak berwarna mereka.
"System call...display rebelling index..."
Seluruh tubuhku menjadi kaku pada saat aku mendengar suara yang tidak pantas untuk seseorang yang hidup.
"Mereka...Mereka adalah...Dari pada waktu lalu."
"Apa kau mengenal mereka!?"
Alice dengan cepat merespon pada rintihan. Menatap pada wajah knight itu, aku perlahan mengangguk.
"Yeah...Dua
hari yang lalu, tepat setelah aku bertarung melawan Raios dan Humbert
di Akademi Master Pedang, sesuatu seperti window muncul di ujung dari
ruangan. Wajah putih yang melihat ke arah Eugeo dan aku dari
sana...Pasti adalah orang-orang ini..."
Alice menajamkan
pendengarannya menuju suara manusia di kotak itu sekali lagi pada
perkataanku, lalu berbicara dengan merengut. "Art yang mereka
ucapkan...Aku tidak memiliki ingatan dari itu apapun itu, tapi itu
kelihatannya membagi Dunia Manusia menjadi bagian kecil dan menampilkan
suatu jenis nilai. Aku tidak tahu apa yang mewakili nilai itu,
bagaimanapun juga."
"Nilai..."
Pada saat aku menirukan perkataan itu, sebuah suara terlintas kembali di pikiranku.
—Dan di dalam parameter tersembunyi itu, ada sesuatu yang disebut «Transgression Quotient».
—Administrator
dengan cepat menyadari parameter transgression quotient ini dapat
digunakan untuk memperlihatkan manusia yang meragukan Taboo Index yang
dia tetapkan....
Penyihir muda di Ruangan Perpustakaan Besar,
Cardinal, adalah seseorang yang memberitahuku tentang itu. Tidak ada
lagi kesempatan untuk meragukan. Pengucapan Suci, «Rebelling Index»,
yang dikatakan oleh manusia di kotak itu pasti adalah transgression
quotient yang dikatakan Cardinal, dengan kata lain, itu berarti sepuluh
manusia di kotak di ruangan ini sedang memeriksa pada transgression
quotients dari setiap manusia yang hidup di Dunia Manusia.
Jika
mereka mendeteksi nilai yang abnormal, manusia di kotak akan memeriksa
lokasinya, mengidentifikasi seseorang yang melakukan taboo, dan
melaporkannya. Seseorang yang menerima laporan akan memerintahkan
Integrity Knight untuk menahan kriminal. Ini adalah bagaimana Eugeo dan
aku, dan juga Alice, diambil pergi menuju katedral...
Aku masih
berdiri dengan terdiam ketika suara seperti bel tiba-tiba terdengar.
Baik Alice dan aku secara insting memperkuat genggaman pada pedang kita,
tapi kelihatannya, kita belum ditemukan. Setelah semua, manusia di
kotak yang berhenti mengucapkan perintah banyak itu, telah melihat lurus
ke atas, daripada ke bawah.
Aku belum menyadarinya sampai
sekarang, tapi sesuatu yang menyerupai keran tertempel lurus di atas
kepala mereka. Manusia di kotak itu membuka mulut mereka dan cairan
coklat, yang kental tiba-tiba mengalir keluar dari keran.Mereka
menangkap itu dengan mulut mereka dan meminum itu secara mekanis.
Beberapa cairan itu terjatuh dari mulut mereka, mengotori leher dan dada
mereka. Itu kelihatannya tempat dimana bau tidak sedap dari makanan
busuk berasal.
Beli itu terdengar sekal lagi tak lama kemudian
dan persediaan dari makanan cair itu berkurang. Manusia di kotak itu
memutar kepala mereka kembali ke depan dan melanjutkan mengucapkan
perintah. System call...system call...
—Ini tidak lagi dapat dipikirkan sebagai cara untuk memperlakukan manusia lebih jauh lagi.
Tidak, aku tidak dapat mengizinkan perlakuan seburuk ini, bahkan pada sapi dan domba.
Aku
menggeretakkan gigiku, menahan kembali kemarahan yang mengalir dari
dalam dirinya, sama seperti Alice yang mengatakan dengan suara dalam,
tegang.
"Dan ini...Adalah yang seharusnya menjadi tetua, dari Gereja Axiom, yang memerintah Dunia Manusia?"
Aku
mengalihkan pandanganku dan melihat Integrity Knight menatap pada
ruangan, satu, mata birunya bersinar dengan cahaya. Itu tidak terlintas
di pikiranku sampai dia mengatakan itu, tapi memang itu akan menjadi
kesimpulannya. Sepuluh manusia di kotak adalah tetua, pelayan sipil yang
tinggi dari Gereja Axiom.
"Dan seseorang yang membuat pemandangan seperti ini, juga...Adalah pemimpin tertinggi, bukan?"
"Yeah...Kelihatannya seperti itu."
Aku sedikit mengangguk pada perkataan Alice.
"Mereka
pasti adalah manusia yang unggul pada sacred arts, meskipun dengan
kemampuan bertarung yang lemah, yang diambil dari segala penjuru Dunia
Manusia yang memiliki emosi dan pikiran mereka tersegel dan dibentuk
kembali menjadi instruments pengawasan yang disebut tetua..."
Ya,
mereka sama sekali tidak lebih dari instruments untuk hal ini.
Instruments untuk mengawasi keteraturan dari kedamaian sempurna...atau
mungkin, keadaan, dari seluruh Dunia Manusia dibawah pemerintahan dari
Gereja Axiom. Keadaan yang menyedihkan dari nasib tetua bahkan jauh
melebihi dari Integrity Knight yang kehilangan ingatan yang berharga
bagi mereka. Peraturan Administrator untuk selama beberapa ratus tahun
dari bantuan korban ini.
Wajah Alice perlahan menunduk ke bawah dan rambut pirangnya sedikit terurai menyembunyikan ekspresinya.
"...Aku tidak dapat memaafkannya."
Mungkin
memproyeksikan kemarahan dari pemiliknya, Fragrant Olive Sword yang
digenggam di tangan kanannya mengeluarkan suara lembut.
"Tidak
peduli kejahatan apa yang mereka telah lakukan, kenapa mereka masih
tidak diberikan kehidupan sebagai manusia? Untuk... Menghilangkan
pengetahuan dan emosi manusia dari mereka, tidak hanya mengambil ingatan
mereka seperti knight, dan mengurung mereka di kotak kecil dengan
makanan yang lebih rendah dibandingkan dengan hewan...Tidak ada satupun
kehormatan dan keadilan di tempat ini."
Alice dengan tegas
mengangkat wajahnya pada saat kata-katanya berakhir dan dia melangkah
menuju aula tanpa kebimbangan. Aku mengejar di belakangnya dengan panik.
Pandangan tetua masih tetap berada pada Stacia Windows meskipun
kedatangan dari knight perempuan ini, berkilauan dengan indah bahkan di
dalam kegelapan. Alice bergerak ke kiri dan berdiri di hadapan satu
kotak. Aku menatap pada wajah pucat tetua dari diagonal belakang.
Aku
tidak dapat mengetahui umurnya, atau bahkan jenis kelaminnya. Apakah
cirri-ciri manusianya telah diambil dari kehidupan merea selama bulan
dan tahun yang tidak pernah berakhir semenjak terkekang di aula tidak
bercahaya ini, tidak, penjara?
Alice lalu dengan pelan membawa
Fragrant Olive Sword di tangan kanannya menuju ke atas. Aku berpikir dia
mencoba untuk menghancurkan kotak itu, tapi ujung bagian emasnya dengan
halus ditempatkan dimana jantung dari tetua itu berada. Menelan
nafasku, aku mengeluarkan bisikan pendek.
"Alice...!"
"Apa kau tidak mempercayai mengakhiri hidup mereka...Akan menjadi perbuatan yang baik?"
Aku tidak memiliki jawaban langsung terhadap pertanyaan itu.
Dari
keadaannya, bahkan jika mereka mendapatkan kembali dengan «bagian
ingatan» mereka— bahkan jika itu masih tersimpan—mereka mungkin tidak
akan kembali ke bagaimana mereka seharusnya...Fluctlight tetua telah
rusak hingga tidakdapat diselamatkan, membuat perbaikan menjadi
mustahul, aku tidak dapat melakukan apapun selain memikirkan itu.
Tetapi,
Cardinal, atau mungkin Administrator masih dapat memberikan harapan
bahwa ada kematian yang lebih baik setidaknya. Dengan itu ada di
pikiranku, aku berpikir untuk menaruh tangan kananku pada armor pundak
emas Alice untuk menahannya.
Tetapi, suara aneh bergema melalui aula beberapa saat lebih cepat dan membekukan baik Alice dan aku di perjalanan kita.
"Aah...aah—!"
Itu adalah teriakan keras, yang melengking dari seseorang.
"Aah, tidak mungkin, aah, ini sungguh disayangkan, oh, pemimpin tertinggi, aah, kau tidak boleh, aah, ooh—!!"
Alice dan aku bertukar ekspresi keraguan pada bagian dari kalimat seru itu.
Aku
tidak memiliki ingatan terhadap nada dari suara itu. Itu tidak
kelihatan dari seseorang yang muda, tapi meski begitu, aku meragukan
bahwa itu berasal dari seseorang yang tua. Semua yang dapat aku yakini,
bahwa pemilik dari suara itu sangatlah senang hingga dia atau dia telah kehilangan arti dari alasan.
Seolah-olah
air dingin telah disiramkan pada kemarahannya, Alice menarik pedangnya
dan menatap pada tempat dimana suara itu berasal. Aku, juga, mengalihkan
pandanganku ke arah itu.
Lebih jauh ke dalam aula silinder itu
jalan masuk yang terbuka lebar seperti dengan yang kita masuki
sebelumnya Suara keras itu terdengar dari dalam untuk waktu
berselang-seling.
"......"
Mari kita pergi, Alice
kelihatannya mengatakannya saat dia menunjuk pada jalan masuk dengan
pedangnya. Menjawab dengan anggukan, kita mulai berjalan dengan langkah
kaki kita memperkecil suaranya.
Aula itu sama sekali tidak
memiliki pilar atau perabotan yang dapat menyembunyikan diri kita di
belakangnya dan itu membutuhkan sedikit keberanian untuk melewati menuju
bagian tengah dari lantai ini tapi sepuluh manusia di kotak yang
berjaga di dinding sama sekali tidak memandang kita yang dapat dikatakan
bahwa makanan cairan yang datang dari keran itu yang ada ada di dunia
mereka. Aku tidak dapat melakukan apapun selain dari mengasihi penjaga
penjara bawah tanah atau gadis yang bertugas di elevator ketika aku
mengetahui tentang keadaan mereka, tapi untuk mengatakan tetua bernasib
tragis merupakan keterangan yang sangat benar.
Pada saat yang
sama, aku hanya dapat mengatakan bahwa aku tidak dapat memikirkan bahwa
orang itu mengeluarkan suara keras yang menggeliat, di dekat tempat yang
menakutkan seperti ini. Setidaknya, aku sangat yakin bahwa itu tidak
mungkin adalah seorang teman.
Alice kelihatannya memiliki
pemikiran yang sama saat menyatakan perasaan kemarahan yang berbeda dari
sebelumnya yang terlihat di wajah pucatnya. Berjalan lurus melalui aula
itu dengan memelankan langkah kakinya, Alice mengintip dari jalan masuk
menuju koridor di dalam. Aku, juga memeriksa keadaannya dari tepat di
belakangnya.
Dibalik jalan masuknya, yang anehnya sangat sempit
seperti jalan masuknya, adalah ruangan yang besar, meskipun itu lebih
kecil dibandingkan dengan aula. Meskipun itu sederhana, itu diterangi
lampu, memperbolehkan kita untuk melihat perabotan dengan masalah.
Kesan pertamaku adalah ruangan itu benar-benar sangat aneh.
Setiap
dari perabotan berkilauan dengan warna emas yang kasar. Dengan
perabotan besar, seperti lemari dan tempat tidur, hingga perabotan
kecil, seperti meja bundar dan kotak penyimpanan, itu semua bekilauan
dengan mempesona saat itu memantulkan cahaya, menyilaukan mataku bahkan
dari jarak sejauh ini.
Dan apa yang menyembul dari perabotan
emas itu atau terletak diatasnya, adalah tak terhitung mainan dari
berbagai jenis, baik besar dan kecil.
Sebagian besar boneka
mainan dengan warna dasar yang terang. Dari boneka manusia, dengan
kancing untuk mata, dan benang untuk rambut, hingga hewan seperti anjing
dan kucing, kuda dan sapi, bahkan ada suatu monster yang aku tidak
dapat kenali, dalam bentuk mereka yang mengerikan, berada di sana, sini,
dan di segala tempat di lantai dan tempat tidur, tertimbun dalam
tumupukan. Ada juga bangunan bata, kuda kayu, instrument musik, dan
benda seperti itu selain dari itu, seolah-olah took mainan dari distrik
kelima Centoria telah dibawa menuju ke sini.
Dan pemilik dari suara itu terduduk dengan setengah tubuhnya terkubur di sana, dengan punggung menghadap kita.
"Hoooooh!! Hoooooooh!!"
Dan
juga, mahluk itu merosot pada mengeluarkan perkataan seruan yang tidak
berarti, satu demi satu, hanya dapat dideskripsikan sebagai sesuatu yang
aneh.
Lingkaran. Kepala lingkaran yang berada di atas badan
yang hampir berbentuk lingkaran seperti boneka salju. Tapi itu tidak
berwarna putih, itu memakai pakaian badut, yang berwarna merah di kanan
dan biru di kiri. Lengan baju yang menutupi lengan pendeknya memiliki
garis vertikal berwarna merah dan biru juga, pemandangan yang
kelihatannya seperti itu akan membuatmu sakit jika menatapnya terlalu
keras.
Kepala lingkarannya berwarna putih murni dan sama sekali
botak seperti tetua yang ada di belakang, tapi tidak seperti mereka,
permukaannya sangat mengkilap dengan minyak. Sebuah topi dengan warna
emas yang kasar sama seperti perabotan berada di atas kepalanya.
Aku menempatkan mulutku di dekat telinga Alice saat dia berdiri di depan dan bertanya dengan suara terpelan yang aku bisa.
"Apa dia Kepala Pemimpin...?"
"Ya, dia adalah Chudelkin."
Knight
itu menjawab dengan suara yang benar-benar pelan, tapi itu keluar
dengan kebencian yang tidak dapat disangkal. Aku menatap sekali lagi
pada punggung yang ditutupi dengan pakaian badut.
Jika dia
adalah Kepala Pemimpin, dia seharusnya berada di posisi yang sebanding
dengan Komandan Integrity Knight Bercouli sebagai pengguna sacred arts
berangking tinggi, salah satu orang terpenting dari Gereja Axiom. Tapi
meski begitu, kata, "tidak berdaya", benar-benar tertulis di
punggungnya. Pikirannya kelihatannya benar-benar terambil oleh sesuatu
yang dia bawa dengan kedua tangannya.
Aku tidak dapat melihatnya
dengan jelas disebabkan oleh punggung lingkaran menutupinya, tapi itu
sepertinya benda yang membuat Chudelkin terserap ke dalamnya adalah bola
kristal besar. Kaki pendek, yang terentang bergerak setiap waktu ketika
warna itu berkedip di dalamnya, bersamaan dengan seruannya dari "hah"
atau "hoh".
Aku sudah pasti menduga bahwa akan ada perkenalan
yang menegangkan sebelum pertarungan besar dimulai, seperti pertarungan
melawan Deusolbert dan Fanatio, tapi cukup bagaimana aku seharusnya
menanganinya dengan situasi seperti ini? Ketika aku berusaha untuk
memikirkan tindakan selanjutnya, Alice tiba-tiba membuat gerakannya,
kelihatannya tidak dapat untuk menahan dirinya lebih lama lagi. Menyerbu
dengan segenap jiwanya dan tidak berusaha untuk menyembunyikan langkah
kakinya, untuk melangkah.
Itu dapat dikatakan, dia benar-benar
hanya membutuhkan lima kali menghentakkan kaki ke tanah. Dengan mudah
meninggalkanku saat aku dengan susah payah mencoba untuk mengejar pada
sosok emas yang menyerbu menuju ruangan itu, Alice telah berhasil
menggenggam erat pada kerah yang berkibar dari pakaian badut Chudelkin
dan mengangkatnya pada saat leher lingkarannya berpikir untuk berputar.
"Hoooooaah!?"
Alice
dengan kuat menarik benda lingkaran itu, dari dimana suara histeris itu
berasal, keluar dari tumpukan mainan dan mengangkatnya tinggi ke atas.
Akhirnya berhasil mengejarnya, aku pertama kali mengecek pada seluruh
ruangan ini. Tentu saja, aku sementara mencari Eugeo yang telah diambil
pergi dari pemandian besar oleh Chudelkin, tapi aku tidak dapat
menemukannya dimanapun. Ketika aku melihat ke arah bagian tengah ruangan
lagi dengan kekesalan, bola kristal yang membuat Chudelkin terserap ke
dalamnya menarik perhatianku.
Pusaran cahaya mewarnai bagian
dalam dari bola kristal itu, mungkin berukuran lima puluh sentimeter
dari sisi ke sisi setidaknya, menunjukkan gambar dengan luas. Gadis
cantik yang duduk dengan kedua kakinya terlipat pada sisi di atas seprai
mewah. Wajahnya tersembunyi dari pandangan oleh rambut panjang
peraknya, tapi tubuhnya benar-benar tidak berpakaian.
Itu adalah
ketika semangatku menjadi terkuras habis pada saat menyadari bahwa ini
adalah alasan dibalik teriakan aneh Chudelkin pada saat aku menyadari
apa yang kelihatannya seperti orang lain duduk di depannya, aku
mecondongkan wajahku agar dapat melihat lebih dekat, tapi mungkin karena
artnya menjadi terputus pada saat itu, gambarnya bersinar putih dan
menghilang.
Alice, di sisi lain, tidak menunjukkan ketertarikan
pada gambar itu dari sejak awal, menghunuskan ujung pedangnya lurus pada
mulut badut yang tergantung itu pada saat dia berbicara.
"Aku akan memotong lidahmu dari dasarnya dalam sekejap jika kau mencoba untuk memulai mengucapkan art."
Mulut
dari orang kecil itu yang hendak untuk meneriakkan sesuatu dengan cepat
tertutup setelah peringatan tak berperasaan. Berdasarkan oleh peraturan
dasar dari Underworld, dimana semua sacred arts yang dibutuhkan
didahulukan oleh «System Call», musuh pengguna art pasti telah
kehilangan keuntungannya pada saat ditahan dalam posisi seperti itu.
Tapi meski begitu, aku masih menjaga perhatianku pada dua tangan pendek
itu sementara menatap pada wajah orang ini—Kepala Pemimpin Chudelkin.
Tidak
dapat dijelaskan, tidak banyak orang lain yang penampilannya cocok
dengan arti dari kata itu. Mulut merah terang berada di bagian bawah
dari wajah lingkaran sempurnyanya, hidung pesek menonjol di atasnya, dan
mata serta alisnya berbentuk sipit yang menyerupai senyuman.
Tetapi,
mata sempit itu yang sekarang terbuka lebar yang dapat itu lakukan,
mata kecil, hitamnya bergemetar saat itu menatap pada Alice. Mulut tebal
itu mengatup seperti terompet beberapa saat sebelumnya dan suara
seperti deritan logam berkarat keluar dari Chudelkin.
"Kau...nomor
tiga puluh...Kenapa kau berada di tempat seperti iniii? Kau seharusnya
telah terjatuh keluar dari menara hingga mati bersama dengan salah satu
kriminalll."
"Jangan memanggilku dengan nomor! Namaku adalah Alice. Dan aku bukan lagi nomor tiga puluh."
Wajah
berminyak Chudelkin tersentak pada jawaban Alice yang telah tercampur
dengan udara dingin yang menusuk dan dia mengalihkan matanya menuju ke
arahku untuk pertama kalinya. Kedua mata sipitnya terbuka hingga seperti
setengah lingkaran dan nafas berat keluar dari tenggorokannya.
"K-Kauuuu,
kenapa, bagaimana!? Tig...Knight Alice, kenapa kau tidak menebas
kriminal itu di siniii!? Dia adalah pemberontak terhadap
gereja...Bukankah aku memberitahu bahwa dia adalah Darkness Knight dari
Dark Territory!!"
"Memang benar, dia adalah kriminal. Tapi dia
bukanlah Darkness Knight barisan terdepan dari tanah kegelapan. Sama
seperti aku yang sekarang."
"Apa...Apa..."
Anggota badan Chudelkin menjadi terkibas seolah-olah itu adalah salah satu mainan yang memenuhi ruangan itu.
"J-Jadiiii kau berencana untuk mengkhianati gereja, huuuh, pernyataan sialamu sebagai knighttttt!!"
Mungkin
pedang yang digenggamnya tidak lagi terlihat di pandangannya. Tapi
wajah putih murni berubah menjadi merah terang dalam sekejap dan
teriakan kemarahannya bergema di sekitar ruangan itu bahkan dengan suara
yang lebih keras dibandingkan dengan suara biasanya.
"Kalian
Integrity Knight tidak berguna selalu seperti iniiii! Dan kau hanyalah
bonekaaaaa!! Hanya boneka yang bergerak sesuai dengan
perintahkuuuu!!Bagaimana mungkin kau dapat melakukan ini pada Pemimpin
Suci!! Bagaimana mungkin kau dapat mengkhianati pemimpin tertinggi,
Administratorrr!!"
Setelah menghindari ludah yang terpencar dari
mulut Chudelkin dengan memalingkan wajahnya, Alice menjawab dengan
dingin bahkan tanpa mengerutkan alisnya pada cemohan tersebut.
"Bukankah
Gereja Axiom yang telah mengubah kita menjadi boneka? Setelah semua,
kalian telah menyegel ingatan kita melalui «Synthesis Ritual», secara
paksa menanam kesetiaan di dalam kita, dan membuat kita mempercayai
kebohongan bahwa kita dipanggil sebagai knight dari Celestial World."
"Apa......"
Wajah Chudelkin berubah, sekali lagi, dari merah menjadi putih dan mulut besarnya tertutup.
"Kenapa kau mengetahui tentang..."
"Itu
kelihatannya aku memiliki beberapa ingatan yang tertinggal meskipun
telah tersegel, samar-samar meskipun begitu. Aku melihat pemandangan ini
ketika aku melangkah mendekat menuju Ruangan Para Tetua...Gadis yang
ketakutan, dipenuhi dengan kegelisahan dan ketakutan dan terikat di
tengah-tengah ruangan itu, yang mendapati dinding di hatinya terbuka
paksa oleh tetua, banyak, banyak art dalam waktu tiga hari dan tiga
malam. Itu adalah kebenaran dibalik Synthesis Ritual...Air mataku yang
berasal dari kesedihan dan keputusasaan pasti pernah sekali membekas di
lantai batu di aula itu ketika aku masih seorang gadis kecil itu."
Meskipun
Alice mencoba untuk menahan dirinya, wajah Chudelkin dengan kebingungan
berganti diantara merah dan putih saat dia mendengar perkataannya yang
memiliki ujung yang tajam seperti pedang besi.
Tapi pada
akhirnya, Chudelkin, mungkin satu-satunya manusia yang masih memiliki
pikirannya sendiri diantara orang di Ruangan Para Tetua, menunjukkan
senyuman kasar, yang menantang.
"Ya...Itu seperti yang kau
katakan. Aku masih dapat mengingat itu seperti itu baru saja terjadi
kemarin, kau tahuuu? Gadis muda, yang tidak ternoda, dan yang sangat
cantik seperti kau, air matamu mengalir ke bawah pada saat kau terus
memohon dan memohon...'Tolong jangan membuatku melupakannya...Jangan
membuatku melupakan sesuatu yang berharga bagiku...', hohoho."
Melihat
ke arah Chudelkin meniru nada suara dari perempuan dengan nada tinggi
yang memuakkan, mata Alice memiliki sinar yang mengingatkan pada api
yang menyala. Tapi Chudelkin melanjutkan dengan provokasinya,
melanjutkan monolog yang tidak enak.
"Oho, ohoo, tentu saja aku
mengingatnya! Kesenangan yang aku dapatkan dari menggunakan pemandangan
itu masih dapat teringat olehku di sepanjang malam bahkan sampai
sekarang! Setelah membawamu ke sini dari suatu tempat yang bau, kau
pertama diangkat sebagai murid sister selama dua tahun. Kau adalah anak
yang tomboi, menemukan celah di penjagaan setiap hari dan berkeliling di
festival pertengahan musim panas di Centoria, tapi meski begitu, kau
menaruh semua yang kau punya untuk belajar, mempercayai bahwa kau akan
dapat kembali menuju kampung halamanmu suatu hari jika kau dapat bekerja
sangat keras. Tapi kau tahu, itu semua omong kosong! Tepat setelah
sacred arts usage authoritymu sudah cukup besar, forced synthesis
datang! Wajah basah oleh air mata yang kau miliki ketika kau mengetahui
bahwa kau tidak akan pernah kembali lagi ke rumahmu lagi sangat...Aku
bahkan memikirkan tentang mengubahmu menjadi batu, jadi aku dapat
meninggalkanmu di ruanganku sebagai dekorasi selama-lamanyaaaa! Hoh,
hoh, hoh!!"
Aku tidak dapat menghentikan tangan kananku, yang
menggenggam pada pedangku, dari gemetar pada saat mendengar perkataan
Chudelkin yang benar-benar jahat itu. Gemeretak dari Alice yang
menggeretakkan giginya terdengar lagi, tapi dia bertanya pada Kepala
Pemimpin tanpa kehilangan kendali dirinya.
"Ada sesuatu yang
aneh dari apa yang kau telah katakan. Forced synthesis, bukan? Bukankah
itu menyatakan ada seseorang yang menjalani Synthesis Ritual berdasarkan
keinginan mereka sendiri?"
Kepala Pemimpin menyipitkan kedua matanya pada kalimat itu dan tertawa dengan singkat.
"Ho-ho,
sungguh telinga bagus yang kau miliki. Tentu saja ada, kau tahu? Enam
tahun lalu, kau menolak mengucapkan sacred art yang dibutuhkan untuk
synthesis biasa dengan keras kepala. 'Sacred taskku masih ada di desa
asliku, aku tidak perlu untuk mendengar perintahmu!' Dan seperti itu,
dan kau mengatakannya dengan dengan hinaan seperti ituu!"
Itu
kelihatannya benar-benar seperti yang akan Alice katakan pada saat masih
anak-anak—Aku benar-benar meyakini itu meskipun aku sama sekali tidak
mengetahui gadis pada waktu itu. Mungkin mengingatnya juga, Kepala
Pemimpin meludah dengan bibir melengkungnya karena kekesalan.
"Kau
adalah anak tidak sopan, yang menyebalkan pada saat ituu. Aku bahkan
memikirkan tentang meminta Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi, untuk
bangun, tapi aku benar-benar tidak dapat melakukannya sebelum
menyelesaikan persiapan untuk upacara, kau tahuuuu. Karenanya, aku tidak
memiliki pilihan sama sekali, selain untuk menarik tetua otomatis dari
tugas mereka untuk sementara untuk membuka paksa dinding yang melindungi
semua yang oh-sesuatu-yang-sangat berharga untukmuuu. Sebenarnya, aku
berhasil memenuhi kesenanganku berkat pertunjukan yang kau perlihatkan,
bagaimanapun juga! Hohii, hoh-ho—!"
Tawa kerasnya menjadi
berhenti pada saat ujung Fragrant Olive Sword menjadi satu sentimeter
lebih dekat. Tetapi, senyuman masih tersisa di mata dan mulutnya.
Perkataannya
yang dengan jelas keluar dari Chudelkin termasuk beberapa bagian
informasi yang berharga. Aku ingin mendengarkan jawabannya pada berbagai
pertanyaan jika hanya Alice dapat menahan dirinya, tapi meski begitu,
ini terasa aneh. Kenapa badut ini berbicara tentang rahasia yang sangat
penting bagi gereja tanpa menahan diri? Dia seharusnya mengurangi
provokasi pada Alice jika dia menginginkan hidupnya terselamatkan dan
itu tidak terlihat seperti dia sedang menunggu kesempatan untuk serangan
balik.
Aku mengumpulkan pemikiranku dengan tenang, seolah-olah
aku tidak terlihat di pandangannya sama sekali, Chudelkin melanjutkan
nostalgianya.
"Bagian pertama dari forced synthesis berakhir dan
kau dibawa menuju Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi, tidak lain olehku,
saat aku dengan bangga mengakuinya. Sayangnya, aku tidak dapat melihat
apa yang terjadi berikutnyaaa, tapi pada akhirnya, upacara itu selesai
dan kau terbangun sebagai Integrity Knight yang menyakini bahwa kau
adalah pelayang dari tuhan, dipanggil dari Celestial World, kau tahuuu?
Sama seperti semua orang dari knight lainnya. Aku hampir menyobek
perutku, karena tertawa ketika aku mendengar kalian knight bodoh
berbicara dan berbicara tentang Celestial World..."
Aku
menyadari mata Chudelkin berguncang saat dia dengan cepat berbicara
tanpa henti, bergelantungan di udara. Seolah-olah dia sementara menunggu
sesuatu. Dengan kata lain, cerita panjang orang ini hanya untuk
mengulur waktu dengan menahan kita di ruangan ini...?
Aku
mencoba memanggil Alice untuk memberitahu itu, tapi knight itu membuka
mulutnya beberapa saat lebih cepat. Suaranya, lebih dingin dibandingkan
dengan udara dingin yang memenuhi pemandian besar itu, mengalir menuju
ruangan yang dilapisi oleh emas.
"Kepala Pemimpin Chudelkin, aku
berpikir kau mungkin adalah badut menyedihkan yang mendapati hidupnya
dipermainkan oleh pemimpin tertinggi, Administrator, korban seperti
Integrity Knight. Tapi bahkan jika itu benar, itu kelihatannya kau
memenuhi kesenanganmu dari keadaanmu sendiri. Aku rasa kau tidak
memiliki penyesalan yang masih ada, jika memang begitu. Ceritamu ini
mulai untuk membuatku bosan."
Ujung dari Fragrant Olive Sword
bergerak dan menekan pada bagian tengah dari lingkaran, pakaian badut
yang menonjol—tepat di jantungnya. Material yang berkilauan itu
menunjukkan suatu perlawanan terakhir saat itu sedikit tertusuk ke
dalam.
Chudelkin seharusnya mengungkapkan suatu informasi baru
sekarang jika tujuannya adalah untuk mengulur waktu. Bahkan mungkin
lokasi Eugeo.
Prediksiku dengan mudah terbantah satu detik kemudian.
Pedang
emas tertusuk dalam pada dada Kepala Pemimpin itu saat dia masih
terdiam, mulutnya yang masih terbuka di tengah-tengah perkataannya. Mata
sipitnya terbuka lebar dan pakaian badutnya dengan warna merah dan biru
menengang saat itu membesar. Mungkin untuk menghindari darah yang
menyembur, Alice memalingkan wajahnya menjauh, lalu itu terjadi.
Baan!
Suara ledakan yang besar terdengar keluar dan tubuh lingkaran sempurna
Chudelkin meledak seperti balon. Aliran darah mewarnai armor Alice
menjadi merah—tidak.
"Apa..."
"Eh...!?"
Baik
Alice dan aku mengeluarkan teriakan keterkejutan. Apa yang menyembur
keluar bukanlah cairan tapi gas—asap berwarna merah terang. Itu dengan
segera menyebar menuju sekeliling, menyelimuti ruangan dengan mainan
itu.
Ada monster dengan kemampuan spesial ini di Aincrad juga.
Kulit mereka juga membengkak diseluruh tubuh mereka dan kapanpun mereka
terkena serangan apapun selain dari serangan bertipe langsung, mereka
akan meldak dan mengeluarkan banyak asap, diri mereka yang asli
melarikan diri ke suatu tempat di celah itu.
Setelah
mengingat kembali ingatanku dari waktu itu, aku secara insting
mengayunkan pedang di tangan kananku pada saat aku menyadari bayangan
panjang, tipis dengan cepat melewati bagian ujung dari pandanganku. Aku
merasakan sedikit perlawanan, tapi asap yang terlihat beracun itu
menyerang tenggorokanku denga rasa sakit yang menusuk pada saat aku
menghirupnya dan membuatku menjadi terbatuk-batuk.
"Chudelkin...!!"
Alice
berteriak dengan tangan kirinya menutupi mulutnya dan langsung melompat
untuk mengejar bayangan itu. Chudelkin telah melarikan diri tidak
menuju pintu yang menghubungkan menuju Ruangan Para Tetua, tapi lebih
dalam pada ruangan itu. Memikirkan tentang bagaimana itu seharusnya
tidak ada jalan keluar di sana, aku menahan nafasku dan berlari keluar
juga, dengan posisi merunduk.
Tetapi, apa yang kita lihat
dibalik kumpulan asap adalah lemari emas yang bergeser ke kanan dan
pintu rahasia terbuka di belakangnya. Kita mengintip ke dalam, tepat
waktu untuk melihat bayangan dari kepala lingkaran di atas dengan tubuh
dan anggota badan yang kurus melarikan diri dengan cepat.
"Hohii!! Hohi—hii-hii-hii-hii—!!"
Tawa yang menusuk itu mencapai telingaku saat aku melanjutkan terbatuk-batuk.
"Art
bukanlah sesuatu untuk ditunjukkan, kalian idiot! Ii—diots!! Majulah
dan datanglah padakuu, aku akan menaruh semua yang aku punya untuk
menghibur kalian untuk pertemuan berikutnya, hoh—hoh, hoh——!!"
Tawa itu berlanjut seperti mainan yang rusak, bersamaan dengan langkah kaki pendek, yang cepat.
Bagian 4
Alice dan aku berhenti hanya selama lima detik.
Kita
bertukaran pandangan dan aku memimpin, menerjunkan diri pada lorong
sempit itu. Untungnya, tidak kelihatan seperti ada racun apapun yang ada
di asap merah yang sedikit aku hirup—meskipun itu berdasarkan pada
alasan bahwa Chudelkin tidak akan melakukannya dengan terlalu benar pada
racun di pakaiannya—dan batuk itu menjadi terhenti pada tepat waktu
juga.
Pintu rahasia sangat cocok dengan Chudelkin dan kita akan
menghantam kepala kita pada langit-langit jika kita tidak membungkuk.
Suara goresan yang datang dari belakang setiap waktu dari sekarang
hingga nanti pasti adalah suara armor bahu Alice yang bergesekan pada
dinding. Aku, juga, melanjutkan berlari dengan posisi kaku sementara
sarung pedang dari Blue Rose Sword yang tergantung di pinggang kananku
terbentur pada dinding.
Tangga untuk naik mulai terlihat di
depan beberapa saat kemudian, jadi kita berhenti untuk beberapa saat
sebelum melompat ke depan setelah mengkonfirmasi bahwa tidak ada satupun
sebuan. Langkah kaki Chudelkin telah menghilang dan tidak ada apapun
selain dari udara dingin yang mengalir dari jalan suram yang dilalui
kita.
Tangga itu jauh lebih panjang dibandingkan dengan yang aku
duga, mengambil kira-kira tiga lantai katedral. Menilai dari tinggi
langit-langitnya, aku meyakini bahwa Ruangan Para Tetua, dimana orang
itu dideskripsikan oleh Chudelkin sebagai «tetua otomatis» telah
ditempatkan di tempat itu, merupakan lantai kesembilan puluh enam hingga
lantai kesembilan puluh delapan, jadi itu berarti lantai kesembilan
puluh sembilan kelihatannya akan menjadi akhir dari tangga ini.
Pertarungan
melawan Gereja Axiom yang dimulai dari penjara bawah tanah—bersamaan
dengan dua tahun perjalanan yang Eugo dan aku telah lalui yang dimulai
dari Desa Rulid akan berakhir dengan menaiki dua lantai lagi. Patnerku
tidak berada di sampingku tepat sekarang, tapi aku seharusnya dapat
bertemu dengannya jika perkataan Komandan Integrity Knight terbukti
benar. Aku akan mengembalikan Blue Rose Sword kepadanya dan kita
bertiga, termasuk Alice, akan mengalahkan Chudelkin dan pemimpin
tertinggi. Dan setelah itu......
Aku perlahan menggelengkan
kepalaku dan memfokuskan pada cahaya samar-samar yang terlihat di ujung
tangga itu. Aku telah memiliki semua waktu untuk memikirkan tentang apa
yang akan terjadi berikutnya setelah segalanya berakhir. Sekarang adalah
waktunya untuk berkosentarsi pada pertarungan terakhir.
Itu
adalah ketika aku memfokuskan pikiranku, yang hampir terperosok di masa
lalu dan masa depan, kembali ke masa kini, lalu aku samar-samar
mendengar suara keras Kepala Pemimpin dari depan kita.
"System caaaaall! Generaaate..."
Sebuah
pengucapan untuk art elemental. Kewaspadaanku meningkat, tapi kita
tidak dapat untuk berhenti di sini. Penerangan yang ada di depan
perlahan-lahan mulai tertutup.
"...Kita hampir mendekati ujung dari tangga ini."
Aku dengan singkat menjawab ketika Alice meneriakkan peringatan dari belakang.
"Berhati-hatilah terhadap serangan kejutan dari sacred arts!"
"Aku mengerti!"
Mengangguk,
aku menahan pedang hitamku di depanku saat aku berlari. Sihir sangat
berguna untuk serangan kejutan di dunia ini dimana elements dapat
dipersiapkan dan dipertahankan. Dengan membuat thermal element dan
mengganti bentuknya, lalu mempersiapkan itu, itu dapat ditembakkan
seperti senjata api pada saat musuh berada di dalam jangkauannya.
Tetapi,
di sisi lain, kekuatan tembakan dari art hanya ditentukan oleh jumlah
element yang digunakan. Satu element yang digunakan pada dasarnya akan
menghasilkan kekuatan tembakan yang sama, entah dia adalah siswa yang
baru saja mulai mempelajari sacred arts atau pengguna art berangking
tinggi. Banyak element yang dapat dimanipulasi dengan latihan yang
cukup, tapi setiap element membutuhkan jari untuk mempertahankannya,
jadi batasnya untuk satu kali pemakaian adalah sepuluh. Pedang hitamku
dengan sifatnya menghisap energi bahkan dapat bertahan terhadap serangan
kuat dari sepuluh thermal element atau cryogenic elements.
Jika
Chudelkin bertujuan untuk serangan kejutan, itu akan menjadi lebih
tidak beresiko untuk menyerbu dari tangga dibandingkan dengan hati-hati
memperlihatkan diriku. Setelah memutuskan itu, aku mempercepat diriku
dan berlari pada beberapa meter yang tersisa, melompat tinggi setelah
menghentakkan kaki pada langkah terakhir.
Tetapi, tidak ada
satupun kobaran api ataupun hujan serpihan es. Berputar secara
horizontal di udara, aku melihat di sekitar tiga ratus enam puluh
derajat, tapi tidak ada Chudelkin maupun seseorang yang berada di sini,
Mendarat di lantai marbel, aku menajamkan pendengaranku sementara
berlutut dengan satu lutut. Semua yang dapat aku dengar adalah langkah
kaki Alice yang mengejar di belakangku.
Alice menunjukkan
dirinya pada saat aku mengangkat tubuhku. Knight itu memeriksa keadaan
sekitar kita seperti yang telah aku lakukan, lalu berbicara dengan
merengut.
"Aku yakin bahwa aku mendengar pengucapan, tapi tidak
ada seorangpun yang ada di sini, bukan...Apakah Chudelkin menyerah
dengan serangan kejutan dan berlari menuju ke atas...Menuju lantai
keseratus...?"
"Tapi di atas sana hanya ada ruangan pemimpin
tertinggi, bukan? Bahkan dengan statusnya, Kepala Pemimpin tidak dapat
untuk memasukinya tanpa izin, bukan?"
"Aku ragu dia dapat melakukannya, tapi...Bahkan sejak awal, dimana tangga yang menuju ke atas?"
Aku
mengambil pandangan lain di sekitar ruangan lingkaran itu yang mungkin
adalah lantai kesembilan puluh sembilan seperti yang dikatakan.
Sangat
luas. Diameternya kelihatannya berukuran sekitar tiga puluh meter.
Lantai, langit-langit, dan dinding melengkungnya semua dibuat dari
marbel yang sama Aku sekarang mulai terbiasa, yapi sungguh mengejutkan
hanya ada sedikit dekorasi yang indah. Hanya ada lampu besar yang
sebagian besara berada di dinding melengking, tapi hanya ada empat lampu
yang menyala pada saat ini, jadi itu sangat redup. Meskipun itu hanya
perasaan yang dibuat karena ruangan itu berwarna putih murni di segala
tempat dan akan menjadi menyilaukan jika itu semua menyala.
Tangga
yang menghubungkan menuju ruangan Chudelkin dimana kita memanjatnya
sebelumnya terbuka lebar di lantai yang membatasi dinding. Itu memiliki
pintu marbel terbuka ke atas yang menempel dan kelihatannya akan menyatu
dengan sempurna dengan lantai ketika tertutup.
Jika memang
begitu, mungkin masih ada pintu tarikan ke bawah yang menyembunyikan
tangga ke atas di suatu tempat di langit-langit. Aku mencoba mencari
tali atau gagang dengan pemikiran itu, tapi aku tidak dapat melihat
apapun yang menyerupai itu. Menduga bahwa aku mungkin juga harus
meyerang langit-langit dengan menggunakan skill pedang sekarang, lalu
itu terjadi sementara aku menguatkan genggamanku pada pedang di tangan
kananku.
"......Ruangan ini..."
Alice berguman secara tiba-tiba. Melihat ke sekitar, aku melihat mata kiri biru knight itu sedikit terbuka.
"Ada apa?"
"......Aku tahu ruangan ini. Ini adalah...Dimana aku terbagun sebagai murid Integrity Knight enam tahun lalu..."
"Eeh...Apa kau yakin!?"
"Ya...Semua
lampu di dinding menyala pada saat itu...Ruangan itu bersinar terang
dengan cahaya...Pemimpin tertinggi yang suci berdiri di tengah-tengah
dan berbicara padaku saat aku terbaring di bawah. Bangunlah, anak dari
tuhan...Dia bilang..."
Alice pasti telah menyadari bagaimana
kata-katanya mendapat telah mendapat nada terhormat juga. Dengan sedikit
meringis, dia melanjutkan dengan kekuatan yang lebih banyak.
"...Pemimpin
tertinggi yang suci memberikanku yang telah kehilangan ingatanku yang
sebelumnya, masa lalu palsu dan misiku sebagai knight, lalu
mempercayakanku pada oji-sama...Komandan Integrity Knight Bercouli. Ada
turunan di suatu tempat di lantai, seperti disk elevator yang dibangun
di bagian tengah ruangan, yang membawa oji-sama dan aku menuju lantai
kesembilan puluh lima pada saat itu. Aku tidak pernah berada di sini
semenjak itu."
"Turunan yang ada di lantai...?"
Memiringkan
kepalaku, aku mencoba menghentakkan kaki di lantai marbel dengan
satu-satunya sepatuku. Tapi aku hanya merasakan ketebalan dari batu
tebal itu. Itu akan sangat bodoh mencari elevator tersembunyi di ruangan
yang luas ini dan sejak awal, kita sama sekali tidak membutuhkan metode
untuk turun ke bawah.
"Alice, apa kau mengingat bagaimana Administrator kembali menuju ruangannya pada saat itu?"
Knight itu merenung pada pertanyanku dengan jari dari tangan kirinya berada di mulutnya.
"Aku
yakin...Dengan segera sebelum disk elevator yang dinaiki oleh oji-sama
dan aku tenggelam pada lantai ini...Pemimpin tertinggi yang suci melihat
ke arah langit-langit...Dan disk elevator kecil datang dari atas..."
"Jadi seperti itu!"
Berteriak
seperti itu,aku menatap pada lubang langit-langit yang berwarna putih
murni sekali lagi. Dibandingkan dengan pintu tarikan ke bawah, ada
elevator yang tersembunyi di suatu tempat di sebelah sana. Tetapi, aku
tidak dapat menemukan sesuatu seperti tombol bahkan dengan melihat
sekeliling lagi. Tidak ada seorangpun yang bertugas menjaganya tidak
seperti elevator yang menghubungkan lantai kelima puluh dan kedelapan
puluh, jadi seharusnya ada suatu mekanisme yang secara otomatis
menaikkan atau menurunkan itu. Dan sesuatu itu...
"Ah...Mungkin yang diucapkan oleh Kepala Pemimpin adalah..."
Alice juga merespon pada perkataanku.
"Itu
bukalah art penyerangan untuk serangan kejutan, tapi untuk menggerakkan
elevator...? Jika memang begitu, Kirito, apa kau mengingat apa yang
Chudelkin ucapkan setelah «generate»?"
"E-Erm..."
Merasakan
bahwa aku tidak dapat memberikan "Aku tidak mendengarnya" sebagai
jawaban untuk hal ini, aku berusaha mengingat kembali ingatanku dari
beberapa menit sebelumnya. Jika aku mengingatnya dengan benar, mengikuti
perintah generate, suara keras dari Kepala Pemimpin dilanjutkan dengan—
"Lu...Lu-atau sesuatu seperti itu, aku pikir..."
Alice memancarkan pandangan dingin yang membeku padaku saat aku berjuang untuk mengingat bagian sisanya.
"Itu lebih dari cukup, Satu-satunya yang dimulai dengan 'lu' hanya akan menjadi luminous element."
Tidak
memperhatikanku lebih lanjut saat aku mengangguk dengan setuju, Alice
pertama mengembalikan pedang yang tertarik di tangan kanannya menuju
sarungnya, lalu mengulurkan sepuluh jari kecilnya menuju langit-langit.
"System call! Generate luminous element!"
Dengan
menakjubkan, jumlah dari luminous elements yang dibuat adalah batas
secara teori yakni sepuluh. Alice melepaskan titik cahaya putih yang
melayang di ujung jarinya dengan pola melingkar tanpa merubahnya.
Luminous elements terkena pada berbagai tempat di langit-langit, satu
demi satu, tanpa membuat suara. Salah satu diantaranya mengeluarkan
sinar kuat—lingkaran cahaya yang diameternya sekitar satu meter terlihat
di langit-langit sementara pemikiran itu terlintas di pikiranku.
Posisinya tidak berada di tengah, tapi lebih mendekati dinding.
Aku
bergerak ke samping Alice yang menurunkan tangannya dan dengan
hati-hati melihat pada fenomena itu. Lingkaran cahaya itu dengan segera
menghilang tapi tidak menghilang, dan pada akhirnya, dibatasi oleh
garis, bagian dari langit-langit marbel itu dengan halus menonjol keluar
dan perlahan turun. Batu dengan permukaan lebih dari lima puluh
sentimeter pasti akan sangat berat, tapi itu bergerak tanpa bantuan dari
itu. Luminous element pasti hanya berperan sebagai tombolnya dan batu
itu menggunakan suatu sumber energi yang lain untuk pergerakannya, aku
tidak dapat memberitahu bagaimana itu dibangun. Itu benar-benar
sebanding dengan berbagai keajaiban yang penyihir, Cardinal, perlihatkan
di Ruangan Perpustkaan Besar...tidak, itu pasti seperti itu. Apa yang
menggerakkan elevator ini pasti hanya suatu bagian dari kemampuan yang
tidak terduga dari pemimpin tertinggi, Administrator, miliki.
Elevator—atau
disk elevator, seperti yang Alice katakan, hampir berguncang saat
mendarat di lantai. Permukaannya yang terbentang di atasnya dengan
karpet merah terang, dibandingkan dengan lantai marbel, sedikit
berkilauan saat cahaya putih kebiruan menyinari ke bawah dari lubang
lingkaran yang ada di langit-langit.
Dan jalan menuju lantai tertinggi dari Katedral Pusat sekarang telah terbuka.
Pertarungan
terhebat dan terakhir akhirnya akan dimulai ketika Alice dan aku
melangkahkan kaki di disk elevator itu dan sampai di lantai keseratus.
Rencana
awalnya adalah untuk menusuk Administrator dengan senjata rahasia kita,
pisau itu, sementara dia tertidur dan meninggalkan sisanya pada
Cardinal. Tetapi, pemimpin tertinggi seharusnya pasti telah terbangun
dengan Chudelkin melarikan diri menuju lantai keseratus dan sejak awal,
aku telah menggunakan pisauku untuk menyelamatkan Wakil Komandan
Integrity Knight Fanatio.
Tapi untungnya, meskipun aku
memikirkan jika aku dapat mempertimbangkan itu, Knight Alice telah
menyetujui untuk mengembalikan kepribadiannya kepada Alice yang asli.
Karena itu, sudah tidak diperlukan pisau yang Eugeo miliki untuk
digunakan pada Alice. Kita pertama akan menyelamatkan Eugeo yang telah
diambil pergi menuju lantai keseratus yang ada di hadapan kita dan
kelihatannya masih dibekukan, lalu menusuk Administrator dengan pisau
sementara dia masih menurunkan pertahanannya. Kita kelihatannya tidak
memiliki kesempatan menang dengan strategi lainnya.
Itu kelihatannya Alice memperkuat tekadnya juga di waktu sekarang.
Bertukaran pandangan, kita mengangguk sekali lagi, dan berbicara.
"...Ayo."
"Mari kita pergi."
Lalu,
Integrity Knight Alice Synthesis Thirty dan aku, elite
swordsman-in-training, Kirito, mengambil langkah menuju disk elevator
yang lima belas meter jauhnya.
Satu, dua, tiga langkah—dan itu terjadi.
Cahaya biru muda mungkin adalah cahaya bulan menyinari ke bawah dari lubang di langit-langit mendadak menjadi gelap.
Cahaya
menyilaukan dari cahaya terang yang bersinar menuju mataku saat aku
masih berdiri dan melihat ke arah lubang. Itu adalah cahaya bulan yang
dipantulkan dari armor metal yang memiliki desain elegan. Mantel panjang
yang berkibar saat seseorang perlahan turun dari lubang di
langit-langit, enam meter tingginya, yang menutupi kepala hingga kakinya
dengan armor beratnya.
Menilai dari tingginya, itu tidak
mungkin adalah Chudelkin. Aku berpikir jika pemimpin tertinggi sendiri
telah bersusah payah untuk turun menuju lantai kesembilan puluh
sembilan, tapi itu adalah fisik dari laki-laki. Dengan wajahnya yang
tersembunyi disebabkan oleh latar cahaya.
"Apakah masih ada Integrity Knight lainnya...?"
Aku berguman—
"Armor itu seharusnya...Tidak, tapi meski begitu..."
Dan
Alice berbisik, knight baru itu mendarat pada disk elevator itu dengan
suara logam yang indah pada saat yang berikutnya. Menyerap hantaman
dengan menekukkan lututnya, dia perlahan berdiri.
Armor perak
dengan warna kebiruan. Permukaannya yang kelihatannya entah bagaimana
bersinar transparan dengan indah saat itu mengambil cahaya bulan.
Mantelnya berwarna biru muda dan sejauh yang dapat aku lihat, tidak ada
pedang yang ada di pinggangnya. Wajahnya yang tertunduk tersembunyi oleh
jubah besarnya, tapi rambut gelombangnya berwarna...kuning muda yang
lembut.
Rasa gemetar mengalir pada seluruh tubuhku seperti tersambar petir dalam sekejap.
Warna rambut itu. Warna yang selalu menemaniku selama dua tahun yang telah aku habiskan waktuku di Underworld.
Tidak mungkin. Tapi meski begitu. Kenapa?
Di
pandanganku, knight itu akhirnya mengangkat wajahnya saat aku masih
berdiri, diserang oleh kebingungan yang sangat besar. Mata hijau yang
menatap lurus dari balik kelopak mata yang entah bagaimana terlihat
sangat sedih. Aku tidak dapat menyangkalnya lebih jauh lagi. Anak
laki-laki yang memakai armor Integrity Knight adalah......
".........Eugeo......"
Aku memanggil namanya dengan suara yang nyaris tidak terdengar.
Aku
tidak mungkin dapat salah untuk mengenalinya, dari semua orang, dari
siapapun itu. Teman yang tidak dapat dibandingkan dan patner yang selalu
bersama denganku bahkan semenjak kita bertemu di hutan selatan dari
Rulid. Aku dapat berhasil hingga sejauh ini berkat kehadiran Eugeo di
sisiku. Benar-benar sama sekali tidak ada kesempatan aku dapat salah
mengenali wajahnya dengan orang lain.
Tetapi, ekspresi yang
dibuat mata dan mulut Eugeo saat dia masih berdiri dengan tenang sama
sekali tidak kukenal. Tidak, itu bahkan tidak dapat dianggap sebagai
ekspresi. Itu tidak seperti manusia lebih seperti es, lebih dingin
dibandingkan dengan yang Alice miliki ketika kita pertama kali bertemu
dengannya di aula besar Akademi Master Pedang.
"Eugeo."
Aku
memanggilnya sekali lagi, dengan volume suara yang cukup besar untuk
kali ini, entah bagaimana. Tetapi cahaya dingin yang memenuhi kedua
matanya bahkan tidak bergetar sedikitpun. Itu tidak berarti dia
menghiraukanku. Dia sekarang menganggapku. Mungkin...Sebagai musuh untuk
ditebas.
"...Ini tidak mungkin...Ini terlalu cepat."
Alice dengan tiba-tiba berguman di sampingku dan aku bertanya dengan memohon sebagai balasannya.
"Apa yang...terlalu cepat...?"
"Penyelesaian dari upacaranya."
Melihatku dengan tatapan, knight emas itu menunjukkan sedikit keraguan sebelum mengatakan dengan ketetapan hatinya.
"Patnermu...Eugeo telah menjalani synthesis."
Synthesis—Upacara.
Memanipulasi langsung pada fluct light yang hanya mampu dilakukan oleh
Administrator. Mengambil ingatan seseorang dan menanamkan
kesetiaan...Untuk mempersiapkan seseorang sebagai Integrity Knight.
"...Tidak mungkin, itu...Tapi itu membutuhkan tiga hari dan tiga malam untukmu..."
Alice dengan tenang menjawab saat aku menolak pemikiran itu, aku menggelengkan kepalaku secara kekanak-kanakan.
"Kepala
Pemimpin telah mengatakan itu dikarenakan aku menolak untuk mengucapkan
art yang dibutuhkan untuk itu. Dengan kata lain, upacara tiga hari
tidak akan dibutuhkan jika seseorang mengucapkan art itu...Tapi meski
begitu, ini jauh terlalu cepat. Hanya beberapa jam telah berlalu
semenjak Eugeo bertarung melawan oji-sama..."
"Itu benar...Itu
tidak nyata, Eugeo tidak mungkin dapat hanya, dengan mudah...Ini pasti
adalah suatu jenis dari art ilusi atau......"
Tubuhku dengan sembarang mencoba untuk bergerak maju, bahkan tidak menyadari apa yang telah aku katakan.
Tapi
tangan kiri Alice dengan kuat menggenggam tangan kananku yang
tergantung dengan bebas tanpa peringatan. Ditemani dengan suara menuju
telingaku.
"Tahanlah dirimu! Kau tidak akan mampu untuk menyelamatkan apapun dengan mengalah sekarang!"
"Meny...Menyelamatkan...?"
"Ya!
Kau sendiri telah mengatakan ini, bahwa ada cara untuk memberikan
kembali Integrity Knight ingatan asli mereka! Dengan logika itu, kau
dapat mengembalikan Eugeo kembali menjadi normal juga! Kita harus
melewati situasi ini enath bagaimana untuk melakukan itu!!"
Kekuatan
hebat dari tekad mengalir padaku dari pergelangan tangan yang disentuh
telapak tangan Alice saat dia melanjutkan teguran kerasnya, memberi
nafas kehidupan pada tubuh kaku, dinginku. Aku dengan kuat mengembalikan
lagi genggaman pada pedang hitamku yang kelihatannya hampir terlepas
dari tanganku.
Ya—Alice benar. Ingatan dan kepribadian Eugeo
pasti sama sekali tidak menghilang. Itu hanya tertolak untuk muncul
disebabkan oleh operasi yang dilakukan pada bagian fluct lightnya.
Dengan
mengambil kembali «bagian ingatan» yang Administrator telah ambil
darinya dan membuat Cardinal menyatukannya kembali. Eugeo akan kembali
menjadi swordsman baik dan santai seperti yang aku kenal. Dan untuk itu,
aku perlu berbicara dan untuk mengumpulkan informasi.
Untuk
meyakinkan kepribadian yang sekarang memanipulasi Eugeo dan untuk
membuka jalan...Itu bahkan mungkin tidak mustahil untuk mendapat kerja
samanya. Aku berhasil menyakinkan Knight Alice dengan kata-kata pada
akhirnya, meskipun bagaimana sulitnya mendekatinya.
"...Tolong serahkan ini padaku."
Ketika
aku membisikkan itu pada Alice, yang masih menggenggam pada tangan
kananku, knight itu menunjukkan sedikit keraguan sebelum dia mengangguk.
Melepaskan tangannya, dia dengan cepat berbicara sementara mengambil
langkah ke belakang.
"Aku mengerti. Tetapi, jangan turunkan pertahananmu. Knight itu...Bukanlah Eugeo yang kau tahu selama ini."
"Yeah."
Alice dengan tenang melebarkan jarak kita setelah aku menjawab.
Sejujurnya,
tidak peduli bagaimana kuatnya Eugeo setelah diubah menjadi seorang
Integrity Knight, membuatnya tidak berdaya kelihatannya akan sangat
mudah dengan armament full control art Alice—mengubah Fragrant Olive
Sword menjadi kelopak bunga yang tak terhitung jumlahnya dan menyelimuti
musuh ddi dalam badai mengerikan. Itulah bagaimana luar biasanya tehnik
Alice itu sebenarnya. Tetapi, aku lebih baik akan menggunakan itu
sebagai usaha terakhir dari berbagai usaha, itu digunakan setelah semua
cara sudah habis. Aku tidak menginginkan untuk rasa sakit untuk menimpa
pada tubuh Eugeo dan membuat dua teman masa kecil, keduanya dengan
ingatan mereka telah tersegel, untuk bertarung sama lain dan itu akan
menjadi terlalu kejam.
Aku mengambil langkah ke depan dan
menatap lurus pada mata Eugeo, dengan cahaya es yang sama dengan waktu
yang lalu masih ada di dalamnya.
"Eugeo."
Panggilan ketigaku tidaklah gugup maupun serak.
"Apa kau mengenalku? Aku Kirito...Patnermu. Kita selalu bersama semenjak kita meninggalkan Rulid dua tahun lalu, bukan?"
Anak laki-laki yang memakai armor perak kebiruan tetap diam selama beberapa detik, lalu akhirnya membuak mulutnya.
"...Aku meminta maaf. Aku tidak mengenalmu."
Itu
adalah perkataan pertama dari Knight Eugeo. Nada lembut dari suara itu
benar-benar seperti yang aku ingat, tapi itu diwarnai dengan tekstur es
seperti ekspresi wajahnya.
Itu kelihatannya ingatannya sebelum
synthesis benar-benar telah tersegel, tapi itu seharusnya tidak memiliki
waktu yang cukup untuk menanamkan suatu jenis ingatan palsu «dipanggil
dari Celestial World» yang biasa. Ada kekosongan besar pada kesadaran
Eugeo. Jika aku menekankan persoalan itu...
"Tapi terima kasih."
Kedua
mataku terbuka lebar ketika Eugeo membantah dugaanku dan melanjutkan.
Aku bertanya, dengan harapan lebih bandingkan dengan yang dapat
dipikirkan, sebagai jawaban dari perkataan ramahnya yang tiba-tiba.
"...Untuk apa?"
Tetapi, jawaban Eugeo—
"Untuk mengembalikan pedangku padaku."
"Eh......"
Setelah
menghabiskan waktu sebentar sementara tercengang. Aku melihat ke arah
pinggang kananku. Sacred instrument, Blue Rose Sword, yang tergantung di
sana dengan sarung kulit putih. Melihat ke atas, aku bertanya sekali
lagi.
"Apa yang kau...rencanakan dengan pedang ini?"
Mata hijau itu berkedip dan Eugeo berbicara seolah-olah itu adalah hal yang normal.
"Untuk bertarung dengan kalian berdua. Itu adalah apa yang orang itu harapkan."
"........."
Seperti
yang diduga—dia datang ke bawah menuju ruangan ini untuk mengalahkan
Alice dan aku. Berdasarkan perintah dari «orang itu», pemimpin
tertinggi, Administrator.
Aku berdiri di tanah bahkan saat aku merasakan harapan tulusku menjadi lebih jauh.
"Eugeo.
Apa kau berencana untuk mengikuti perintah seseorang...Seseorang yang
bahkan tidak kau kenal, dan bertarung dengan alasan yang tidak jelas?
Kita bukanlah musuhmu. Kau datang hingga sejauh ini untuk bertarung
melawan pemimpin tertinggi dan menyelamatkan teman masa kecilmu..."
"Aku tidak peduli alasan untuk bertarung."
Sesuatu
yang seperti emosi terlihat pada wajah Eugeo untuk pertama kalinya
ketika dia memotong perkataanku, yang dengan segera menghilang
setelahnya.
"Orang itu telah memberikanku apa yang aku inginkan. Itu sudah cukup untukku."
"Apa yang kau inginkan...? Apakah itu lebih penting dibandingkan dengan Alice?"
Itu
kelihatannya wajah pucatnya bergetar dengan suatu emosi dengan sekejap
saat dia mendengar nama yang seharusnya memengang arti terpenting
dibandingkan dengan semua orang. Tetapi, itu, juga, telah diselimuti
oleh es dingin.
"Aku tidak tahu. Aku tidak ingin untuk
mengetahuinya. Aku tidak ingin mengetahui tentang kau...atau siapapun
itu. Aku sudah cukup......Ini sudah......"
Setelah berguman
seperti itu dengan suara yang sangat samar-samar yang tidak dapat aku
dengar. Eugeo perlahan keluar dari disk elevator dan mengulurkan tangan
kanannya padaku.
"Aku tidak memiliki apapun untuk dikatakan
padamu. Mari kita bertarung...Bukankah itu adalah alasan kenapa kalian
berdua ada di sini?"
"......Kita tidak berada di sini untuk bertarung denganmu, Eugeo. Karena itu aku tidak akan mengembalikan pedang ini."
Mengatakan
itu dengan suara yang tertahan, aku mengganti posisi pedang hitamku
menuju tangan kiriku dan melepaskan Blue Rose Sword dari sabuk pedangku
dengan tangan kananku. Dengan pandangan tertuju pada Eugeo, aku
menyerahkan itu pada Alice, yang berdiri di belakang, lalu— "Kau tidak
perlu menyerahkan itu padaku."
Sarung pedang putih telah direbut
dari tangan kananku pada saat aku mendengar perkataanku. Tidak oleh
Alice. Pedang itu meluncur melalui udara seperti ditarik oleh benang
yang tidak terlihat dan bergerak menuju tangan Eugeo saat dia masih
berdiri sepuluh meter jauhnya.
—Sacred arts!? Apakah aku melewatkan saat dia mengucapkannya...!?
Aku mendengar bisikan tajam dari belakang saat menelan nafasku.
"Tangan penjelmaan...!"
"Apa yang dilakukannya..."
Aku bertanya dengan pandanganku menuju ke depan dan Alice dengan cepat menjelaskan.
"Itu
adalah sacred art yang diturunkan oleh Integrity Knight lama. Untuk
menggerakkan benda tidak menggunaka sacred arts maupun full control
arts, tapi oleh kekuatan dari kehendak seseorang...Aku mendengar hanya
ada beberapa orang diantara knight yang dapat menggunakannya, selain
dari oji-sama."
"Jadi , itu berarti kau tidak dapat menggunakannya juga, Alice?"
"...Aku
telah melatihnya, tapi aku bahkan tidak dapat menggerakan batu kecil,
lupakan sacred instrument. Itu seharusny bukan suatu jenis art yang
Eugeo dapatkan dengan segera stelah menjadi knight..."
Blue Rose
Sword telah terkirim pada tangan kanan Eugeo bahkan sementara Alice dan
aku saling bertukar kata, dan dia menggantung sarungnya di armor, di
bagian kiri dari pinggangnya. Dia lalu menggenggam gagangnya dan menarik
itu tanpa keraguan dengan gerakan yang sama. Hawa dingin muncul dari
pedang yang samar-samar transparan seperti kabut putih.
Aku tidak memiliki pilihan selain dari mengembalikan posisi pedang hitamku dan menggenggamnya di hadapan diriku.
Eugeo
dan aku telah berhadapan dalam posisi ini tak terhitung jumlahnya
selama dua tahun ini. Tetapi, tangan kita selalu menggenggam pedang kayu
untuk latihan, pedang hitam dan Blue Rose Sword tidak memiliki
kesempatan untuk bertarung sama lain.
Meskipun begitu—
Jadi
waktunya akhirnya telah tiba, suatu emosi kuat muncul di pikiranku. Ya,
aku memiliki kecurigaan bahwa kejadian ini akan datang semenjak hari
dimana kita memulai perjalanan dari Rulid.
Tetapi,
kesimpulan itu hanya untuk pertarungan pedang kita di tempat kita.
Kesimpulan yang dikatakan sebagai hasil pertarungan masih harus
ditentukan. Aku tidak memiliki keinginan untuk membiarkan orang lain
menentukan hasilnya—bahkan tidak oleh pemimpin tertinggi itu sendiri.
"Eugeo."
Aku mengatakan kalimat terakhir yang aku miliki untuk dirinya.
"Aku
rasa kau tidak mengingatku, tapi aku adalah seseorang yang mengajarimu
bagaimana cara untuk bertarung dengan pedang. Tidak mungkin aku kalah
pada muridku untuk saat ini."
Tapi mulut Eugeo tetap tertutup.
Sebagai gantinya, Blue Rose Sword dengan halus diangkat di atas kepala
dan dia mengganti pada posisi pengaktifan skill pedang. Skill menyerbu
pedang satu tangan, «Sonic Leap».
Merasakan sedikit kelegaan
bahwa dia tidak melupakan ilmu pedang Aincrad-stylenya bahkan jika dia
telah melupakan namaku, aku mengambil posisi yang sama.
Kedua pedang itu melepaskan cahaya, hijau muda yang terang.
Dan satu detik berlalu.
Baik Eugeo dan aku menghentakkan kaki di lantai marbel pada saat yang bersamaan.
(Alicization Dividing Selesai)
Catatan Pengarang
Kawahara di sini. Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk membaca "Sword Art Online 13 Alicization Dividing".
Alicization
yang dimulai dari volume ke-9 sudah sampai pada volume ke-5, tapi
dengan orang yang seperti-bos akhirnya muncul, saya bisa sedikit
bernapas... tidak, saya kira itu bukan waktu untuk bersantai, huh ...
Melanjutkan dari volume sebelumnya, volume ke 13 ini pada dasarnya juga
tentang memanjat. Kanji yang digunakan adalah "Memanjat" untuk dinding
dan "Menaiki" untuk tangga; ketegangan yang nyata untuk proofreading
sebagai penulis! Dan saya minta maaf untuk masalah tambahan,
proofreader!
Saya ngawur. Dalam kasus apapun, ini tidak cukup
untuk pertarungan bos terakhir, tapi Alice Synthesis Thirty-san, juga
alasan untuk judul tambahan, akhirnya tampil sebagai protagonis ketiga
dalam buku ini. Bagaimana caranya gadis itu menghadapi sistem yang
mengikat dirinya dan membuka jalan untuk takdir yang dipilihnya ... yang
akan menjadi tema utama, jadi saya akan bersukur jika kalian bisa
menyemangati Kirito dan Eugeo.
Dan Eugeo-shi telah berubah kelas
tepat sebelum akhir ... Apakah Kirito memiliki kesempatan menang
meskipun ia tetap seorang Swordman, atau apakah ia akan mengalami
perubahan kelas juga; hal itu akan ditekankan pada volume berikutnya
setelah sampai ke titik itu, jadi meskipun hal ini sering terjadi, saya
sangat menyesal! Volume 14 akan benar-benar menjadi pertarungan melawan
bos terakhir, Administrator-san, jadi tolong sedikit lebih bersabar!
...
Atau begitu yang saya tulis, tapi Saya benar-benar minta maaf untuk
mengatakan bahwa SAO berikutnya rencananya akan menjadi Progressive
volume ke 2. Kirito dan Asuna, yang terpisah di dunia nyata dan
Underworld di Alicization arc, akan bergabung bersama-sama untuk
menyelesaikan lantai tiga Aincrad, jadi saya berharap atas dukungan
kalian pada akhir itu juga.
Dan iklan kecil di sini. Saya
percaya ini akan disebutkan pada sampul buku ini juga, tapi program
spesial televisi untuk edisi anime SAO akan tayangkan pada akhir tahun
ini (2013). Hal ini pada dasarnya akan menjadi ringkasan cerita dari
Aincrad dan Fairy Dance arc yang ditayangkan pada tahun 2012, tapi pasti
ada segmen pendek yang baru juga. Kirito dan yang lain akan kembali ke
layar televisi lagi setelah satu tahun penuh, jadi silahkan di lihat.
Untuk
ilustrator, abec-san, supervisor, Miki-san dan Tsuchiyasan, dan semua
orang yang telah membaca sampai sejauh ini, saya minta maaf untuk
mengganggu kalian atas keterlambatan dalam jadwal, dan terima kasih
banyak. Mari kita bertemu lagi di buku berikutnya!
Hari tertentu di bulan Juni 2013, Kawahara Reki.